TESIS
TESIS
Disetujui Oleh :
Pembimbing:
Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) Prof. Dr. dr. Dharma Lindarto, Sp.PD, KEMD (K)., FINASIM
NIP. 19710702 199601 2 001 NIP. 19551222 198502 1 001
Diketahui Oleh :
Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG (K) Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K)
NIP. 19650214 199203 2 004 NIP. 19710702 199601 2 001
Telah diuji
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Sebagai sivitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Miftha Chairina Lubis
NIM : 147160013
Program Studi : Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
Departemen : Periodonsia
Fakultas : Kedokteran Gigi
Jenis Karya : Tesis
Medan
Yang membuat pernyataan,
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan ridho Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan tesis di Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis Periodonsia di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orangtua
tercinta ayahanda dr. Muhammad Hatta Lubis, SpPD dan ibunda drg. Nina Silviani Nasution,
keempat kakanda Tapi Endang Lubis, Yoanita Lubis, Nursyamsiah Lubis, Nizli Lubis serta
orang terdekat Budi Ashsiddiq yang senantiasa menyayangi, mendoakan, mendukung penulis
sehigga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai.
Dalam penulisan tesis ini, penulis juga banyak mendapatkan bimbingan, bantuan,
motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati serta
penghargaan yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
2. Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) selaku Ketua Program Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen
pembimbing tesis yang telah memberikan perhatian, motivasi dan menyediakan waktu, pikiran
serta tenaga untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof.Dr.dr.Dharma Lindarto, SpPD, K-EMD, FINASIM selaku dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu, pikiran serta tenaga untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Aini Hariyani Nasution, drg., Sp.Perio (K) selaku Ketua Departemen Periodonsia
yang telah banyak memberikan dukungan, saran dan masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini.
5. Zulkarnain, drg., M.Kes dan Dr.Ameta Primasari, drg., MDSc., M.Kes selaku tim
penguji tesis yang telah menyediakan waktu, pikiran serta tenaga untuk mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Rini Octavia Nasution, drg., SH., M.Kes., Sp.Perio selaku dosen pembimbing
akademik yang telah mendukung, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini
dan selama masa studi.
7. Seluruh staf pengajar di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan saran dalam menyelesaikan tesis
ini, Krisna Murthy P, drg., Sp.Perio, Martina Amalia, drg.,Sp.Perio, dan Armia Syahputra,
drg.,Sp.Perio.
7. Amangboru Saidina Hamzah Dalimunthe, drg., Sp.Perio (K) dan bou Derliana yang
telah banyak memberikan arahan, motivasi, dan dukungan moril selama proses penulisan tesis
dan masa studi.
8. Karin Tika Fitria, drg yang telah banyak memberikan dukungan moril dan banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
9. Pegawai Departemen Periodonsia Kak Imelda Lubis, AMKG, Kak Febriana
Hasibuan, dan Kak Nor Afifah, S.Kom yang telah banyak membantu dan mendukung penulis
selama masa studi.
10. Seluruh staf dan pegawai RSUP-H Adam Malik dan Laboratorium Terpadu FK
USU yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman Jevin F. Tandian, Dorlina
RV Siahaan, Darius Ongko, Winda Dwi Astuti, Widi, Wilson atas persahabatan, dukungan,
masukan dan semangat yang telah diberikan selama penelitian dan menjalani studi serta
seluruh teman-teman PPDGS Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Akhirnya terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mohon maaf
apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini dan berharap
semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas,
pengembangan ilmu dan masyarakat.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Keterangan Pribadi
Nama : Miftha Chairina Lubis
Alamat Tempat Tinggal : Jl. Setiabudi Komplek Tasbih 1 Blok A No.36 A
Medan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Kontak : 081396333106
Nama Ayah : H. Muhammad Hatta Lubis, dr., SpPD
Nama Ibu : Hj. Nina Silviani Nasution, drg
Pekerjaan : Dokter Gigi
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar : SD Negeri 15 Padangsidimpuan
Sekolah Menengah Pertama : SLTP Negeri 1 Padangsidimpuan
Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Plus Matauli Pandan
Fakultas Kedokteran Gigi : Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Spesialis : Spesialis Periodonsia
Universitas Sumatera Utara
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Hipotesis ..................................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................ ................ 5
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................ ........ 5
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................ ....... 5
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat terhadap Masyarakat ........................................................ 5
1.5.2 Manfaat terhadap Peneliti ............................................................. 6
1.5.3 Manfaat terhadap Institusi ............................................................ 6
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1.2 Advanced Glycation End Products (AGEs ............................ 16
2.3.1.3 Pengaruh terhadap respon host....................................... ....... 16
2.3.1.3.1 PMNs ...................................................................... 16
2.3.1.3.2 Monosit, makrofag, sitokin .................................... 16
2.3.1.4 Pengaruh terhadap metabolisme kolagen ............................. 17
2.4 Matriks Metalloproteinase-8 .................................................................. 19
2.5 Saliva dan Cairan sulkus gingiva (CSG) sebagai Biomaker Penyakit
Periodontal .................................................................................................. 21
2.6 Indeks Periodontal ...................................................................................... 24
2.6.1 Simplified Oral Hygiene Index .................................................. ....... 24
2.6.2 Indeks Gingiva........................................................................ ........... 25
2.6.3 Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi............................................. 25
2.7 Kerangka Teori ........................................................................................... 26
2.8 Kerangka Konsep........................................................................................ 27
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.9 Prosedur Penelitian ..................................................................................... 37
3.9.1 Pemilihan Pasien Periodontitis Kronis ............................................. 37
3.9.2 Pemilihan Pasien Periodontitis Kronis dengan DM ......................... 37
3.9.3 Proses pengumpulan Saliva .............................................................. 37
3.9.4 Proses pengumpulan Cairan Sulkus Gingiva................................... 37
3.9.5 Pemeriksaan kadar MMP-8 .............................................................. 38
3.10 Skema Alur Penelitian......................................................... ..................... 40
3.11 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 41
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian .................................................................. 47
5.2 Analisis perbedaan kadar MMP-8 dan parameter klinis pada pasien
periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2 ..................................... 48
5.2.1 Analisis perbedaan parameter klinis pada pasien periodontitis
kronis dengan dan tanpa DM ............................................................ 48
5.2.2 Analisis perbedaan Kadar MMP-8 pada pasien periodontitis
kronis dengan dan tanpa DM ............................................................ 49
5.3 Hubungan kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva dengan
parameter klinis.......................................................................................... 51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................................. 54
6.2 Saran ........................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 55
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR SINGKATAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
tahun ke tahun. Pada tahun 2020, diperkirakan 7 juta dari 178 juta penduduk berusia
diatas 20 tahun menderita penyakit DM.10
Kondisi DM dapat memodulasi kerusakan jaringan periodontal dengan
menyebabkan terganggunya fungsi polimorfonuklear leukosit (PMN), perubahan
sintesis kolagen dan glikosaminoglikan, perubahan vaskularisasi, deregulasi produksi
sitokin, dan pembentukan advanced glycation end products (AGEs).3,5-7 Perubahan-
perubahan tersebut berkontribusi terhadap kerusakan jaringan periodontal dengan
menginduksi pelepasan sitokin yang dapat meningkatkan pembentukan matriks
metalloproteinase (MMPs).5
Perkembangan dalam ilmu biologi molekuler telah mengarah pada biomarker
cairan oral yang mempunyai potensi menjadi alat bantu point-of-care (POC) untuk
keperluan diagnostik periodontal. Diantaranya adalah matriks metalloproteinase
(MMPs), terutama MMP-8 yang telah dilaporkan dalam berbaagai penelitian dapat
menjadi POC periodontal yang menjanjikan untuk menilai aktivitas penyakit sistemik
dan oral yang terdapat pada saliva.11
Saliva mudah didapat dengan metode non invasif, tidak membutuhkan
peralatan khusus, dan mengandung marker lokal dan sistemik.5 Perubahan kualitatif
dan kuantatif cairan oral memiliki potensi diagnostik dan prognostik terutama pada
periodontitis kronis. Saliva digunakan untuk menggambarkan sampel dalam level
pasien sedangkan cairan sulkus gingiva untuk analisis sisi yang spesifik. 1
Diantara biomarker derivat sel host, matriks metalloproteinase (MMPs) dapat
menggambarkan calcium-dependent, yang merupakan protease yang mengandung
zinc yang berperan baik dalam proses fisiologis untuk remodelling jaringan maupun
proses patologis.9 MMPs dapat terlibat dalam patogenesis berbagai penyakit dan
kondisi karena merupakan anti inflamasi dan berperan terhadap kerusakan jaringan. 13
Kadar dan aktifitas MMPs pada jaringan biasanya dalam kadar rendah tetapi dapat
meningkat secara signifikan pada berbagai kondisi patologis yang menyebabkan
kerusakan jaringan seperti penyakit inflamasi, tumor dan metastasis. 14
MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan dan
tanpa DM Tipe 2 serta hubungannya dengan parameter klinis.
1.3 Hipotesis
1.3.1 Hipotesis Mayor
Terdapat perbedaan kadar pertanda inflamasi tertentu pada saliva, cairan
sulkus gingiva dan parameter klinis antara pasien periodontitis kronis dengan
dan tanpa DM Tipe 2.
1.3.2 Hipotesis Minor
1. Kadar MMP-8 saliva dan cairan sulkus gingiva lebih tinggi pada pasien
periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 dibandingkan tanpa DM Tipe 2.
2. Parameter klinis lebih tinggi pada pasien periodontitis kronis dengan
DM Tipe 2 dibandingkan tanpa DM Tipe 2.
3. Terdapat hubungan antara kadar MMP-8 saliva dan cairan sulkus
gingiva dengan parameter klinis pada pasien periodontitis kronis dengan
dan tanpa DM Tipe 2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
antibodi atau diferensiasi sel T untuk memproduksi sel –sel imun. Kemudian antibodi
ini berfungsi untuk membantu fagositosis bakteri patogen. 19
Sel-sel inflamatori akan menginfiltrasi gingiva yang akan menyebabkan
kerusakan komponen struktural seperti fibroblas dan kolagen. Sel-sel inflamatori ini
akan memproduksi matrix degrading enzymes (MMP-8) sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan ikat periodontal. Kerusakan yang terus berlanjut akan
menyebabkan kerusakan epitel penyatu sehingga menyebabkan terbentuknya poket
periodontal. Pada poket periodontal akan diisi oleh kolonisasi bakteri fakultatif dan
anaerob. 20
Periodontitis dapat mempengaruhi tahap inisiasi atau eksaserbasi DM tipe 2
karena dapat menyebabkan peningkatan kadar mediator inflamasi, seperti C-reactive
protein dan IL-6. 10 Proses inflamatori yang terjadi dapat memperburuk kontrol gula
darah pada penderita DM tipe 2. Adanya patogen periodontal dapat menstimulasi
sitokin proinflamatori secara tetap dan menyebabkan resistensi insulin pada jaringan
dan memperburuk kontrol glikemik pasien DM.7,21
Periodontitis dan DM dapat merangsang terjadinya perubahan respon
inflamatori sistemik yang berhubungan dengan peningkatan mediator inflamatori
terdiri dari IL-1, TNF-, IL-6, PGE-s, C-reactive protein, dan fibrinogen. Respon
hiperinflamatori dan upregulasi AGEs-RAGEs dari respon inflamatori terhadap
antigen bakteri pada penderita DM dapat menyebabkan respon inflamatori sistemik
yang lebih berat dan pelepasan mediator inflamasi yang berlebihan. 9
makrovaskular sehingga akhirnya merusak struktur dan fungsi pada berbagai sistem
organ utama. Komplikasi mikrovaskular disebabkan karena terjadinya kerusakan sel
endotel dan perubahan pada membran dasar sel endotel. 9
Komplikasi DM dapat dihubungkan dengan terjadinya peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemi). Hiperglikemi dapat menyebabkan pembentukan advanced glycation
products (AGEs). AGEs berperan utama menyebabkan semakin rentannya monosit
dan sel endotel terhadap stimulus sehingga menginduksi sel untuk produksi mediator
inflamasi.23
Hiperglikemi yang telah berlangsung lama pada penderita DM dapat
menyebabkan glycation struktur protein dan lipid pada matriks ekstraselular jaringan
ikat, dan jaringan vaskular. Perubahan pada vaskular dapat menyebabkan gangguan
pada fungsi kapiler, kegagalan perfusi jaringan dan pelepasan spesies oksigen reaktif
yang menstimulasi respon inflamatori sistemik.9
Selain itu, monosit dan sel endotel berinteraksi dengan AGEs melalui reseptor
AGEs (RAGEs) untuk merangsang neutrofil dan makrofag sehingga meningkatkan
sekresi sitokin dan mediator inflamasi. AGEs dan peningkatan asam lemak
unsaturated yang biasanya terdapat pada pasien diabetes dapat menginduksi
hipersekretori status monositik yang menyebabkan peningkatan produksi sitokin
inflamatori sebagai respon terhadap antigenik atau stimulus bakteri. 9
2.2.1 DM Tipe 2
DM Tipe 2 disebut pula dengan non-insulin dependent diabetes, merupakan
bentuk penyakit yang paling umum dan terjadi pada 85-90% dari semua kasus
diabetes.6 DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin atau defisiensi insulin
relatif yang disebabkan oleh defek sekresi dan resistensi insulin. Risiko terjadinya
DM tipe 2 meningkat sejalan dengan pertambahan usia dan kurangnya aktivitas fisik
dan lebih sering terjadi pada pasien hipertensi dan dyslipidemia. 24
DM tipe 2 terjadi pada 90% dari jumlah populasi diabetes. Komplikasi diabetes
berkaitan dengan terjadinya peningkatan kadar gula darah dalam jangka panjang atau
yang disebut hiperglikemi. Hiperglikemi menyebabkan pembentukan AGEs. Adanya
AGEs mempunyai pengaruh terhadap sel endotel dan monosit, dan membuatnya
semakin rentan terhadap stimulus sehingga menginduksi sel untuk memproduksi
mediator inflamasi. 23
DM Tipe 2 ditandai dengan meningkatnya produksi glukosa pada liver dan
meningkatnya resistensi perifer pada otot terhadap insulin dan selanjutnya
menurunnya sekresi insulin.10 Manifestasi oral dari diabetes melitus diantaranya
adalah xerostomia serta kerentanan terhadap penyakit periodontal. 23
Pada DM Tipe 2 sensitivitas insulin dapat ditingkatkan dengan berbagai
latihan untuk penurunan berat badan dan menurunkan senstitivitas insulin di jaringan
perifer. Obat-obat dapat digunakan untuk meningkatkan metabolisme karbohidrat,
meningkatkan produksi insulin dari pankreas, atau mengurangi resistensi insulin.
Pemberian insulin terkadang dapat dilakukan untuk meningkatkan status glikemik
pada DM Tipe 2.10
Identifikasi terhadap biomarker penyakit periodontal aktif telah menjadi tujuan
penting pada bidang periodonsia. Beberapa komponen pada cairan sulkus gingiva
dapat mengidentifikasi sisi atau risiko pasien atau prediksi perkembangan penyakit
yang akan terjadi. Pada saat ini penelitian telah berfokus pada struktur molekul
spesifik jaringan diantaranya regulator kerusakan jaringan seperti kolagenase dan
matriks metalloproteinase termasuk matriks metalloproteinase-8.10
Pada penderita diabetes dapat terjadi peningkatan defek fungsi PMN,
peningkatan produksi kolagenase, perubahan sintesis kolagen dan glikosaminoglikan,
deregulasi produksi sitokin dan pembentukan AGEs. Meningkatnya AGEs dapat
menyebabkan pembentukan MMP yang lebih besar sehingga menginduksi pelepasan
sitokin melalui rangkaian proses yang dapat memicu sekresi MMP yang lebih besar.
Hal ini dapat berkontribusi terhadap patogenesis penyakit periodontal.10
DM
Hiperglikemi
Periodontitis
Hal ini senada dengan Gupta N, dkk (2015) yang melaporkan bahwa terjadinya
peningkatan kadar MMP-8 pada pasien diabetes yang bersamaan dengan indeks
periodontal. Hal ini mengindikasikan bahwa keparahan periodontitis meningkat
sesuai kadar MMP-8 dan adanya hubungan antara parameter periodontal dengan
MMP-8. 34
Selain itu, terjadinya peningkatan konsentrasi MMP-8 pada gingiva pasien
periodontitis kronis dengan DM menunjukkan bahwa ekspresi biomarker ini
berkontribusi terhadap kegagalan proses penyembuhan pada kondisi DM. Strategi
perawatan untuk menghambat MMPs ini dapat menjadi cara untuk meningkatkan
rerata penyembuhan pada penderita periodontitis kronis dengan DM. 18
2.5 Saliva dan cairan sulkus gingiva (CSG) sebagai biomarker penyakit
periodontal
Saliva dan cairan sulkus gingiva merupakan alat diagnostik terbaru untuk
melihat kondisi jaringan periodontal.35 Penelitian mengenai saliva dalam mendeteksi
penyakit periodontal dilakukan karena mudah untuk dikumpulkan dan dapat
menganalisis beberapa tanda biologis lokal dan atau sistemik seperti protein, enzim,
senyawa inorganik, senyawa non-protein organik, sel host, hormon, produk bakteri,
dan komponen yang mudah menguap serta ion-ion.35,36
Saliva memiliki keuntungan dibandingkan serum karena saliva dapat
dikumpulkan dengan sederhana, tidak invasif, harga lebih terjangkau, kerjasama yang
baik dengan pasien, mudah penyimpanannya, serta tidak membutuhkan peralatan
khusus untuk mengumpulkannya.37
Beberapa fungsi saliva antara lain ialah sebagai pelindung, lubrikasi,
pembersih, buffer, pencernaan, perbaikan jaringan dan antibakteri. 38 Whole saliva
merupakan campuran cairan mulut termasuk sekresi dari kelenjar saliva mayor dan
minor dan juga beberapa unsur selain saliva seperti cairan sulkus gingiva, cairan
bronkial dan sekresi nasal, serum, bakteri dan produknya, virus dan jamur. 39,40
Saliva dapat dikumpulkan dengan atau tanpa rangsangan. Saliva yang
dirangsang dikumpulkan dengan mengunyah seperti mengunyah parafin atau dengan
rangsangan indera perasa seperti aplikasi citric acid pada lidah pasien. Dua cara
mengumpulkan whole saliva yang terbaik dengan metode draining/drooling, yaitu
saliva dibiarkan menetes keluar dari bibir bawah, metode spitting yaitu subjek
memasukkan cairan saliva ke dalam tabung tes, metode swabbing dengan meletakkan
cotton roll di bawah lidah selama 5 menit, kemudian roll dipindahkan ke tabung
salivette dan disentrifugasi dan metode suction yaitu saliva dikumpulkan
menggunakan saliva aspiration set yang diletakkan pada dasar mulut selama 5
menit.37,39 Sampel saliva yang tidak dirangsang dikumpulkan antara jam 9 sampai
jam 10 pagi. Pasien diminta untuk tidak makan, minum, merokok, ataupun
melakukan prosedur higiene oral satu jam sebelum pengumpulan saliva. 41
Cairan sulkus gingiva (CSG) merupakan eksudat yang dikeluarkan dari gingiva
yang dapat ditemui pada margin gingiva. CSG mengalir melalui epitel dan masuk ke
puncak gingiva secara perlahan (0,24-1,56 l/menit pada jaringan yang tidak
terinflamasi). Neutrofil migrasi ke daerah ini dengan jalur yang sama. CSG ini dapat
menggambarkan kondisi jaringan periodontal, sebagai indikator dan penanda
kerusakan tulang dan jaringan ikat.42 Komposisi CSG akan berubah selama inflamasi.
CSG dapat dikumpulkan dengan beberapa metode seperti:
a. Paper strip
Paper strip dapat digunakan untuk mengumpulkan cairan sulkus gingiva dengan
cara memasukkan paper strip tersebut ke dalam sulkus gingiva selama 30 detik.42
b. Microcapillary pipette
Cairan sulkus gingiva dikumpulkan dengan menempatkan microcapillary pipette
ukuran 5 l pada bagian ekstrakrevikular tanpa distimulasi selama 5-20 menit.
Pasien di posisikan tegak pada dental unit, dan bagian yang akan diperiksa
dikeringkan dengan cotton roll. Tanpa menyentuh gingiva margin, plak
supragingiva dibersihkan untuk mencegah kontaminasi, kemudian diletakkan
microcapillary pipette.43
c. Washing methode
Cairan sulkus gingiva diambil dengan mencuci bagian intrakrevikular. Sisi yang
akan diambil sampel cairan sulkus gingiva diisolasi dengan cotton rolls dan
dikeringkan terlebih dahulu. Disposable polypropylene tips steril berisi larutan
phosphate buffer saline steril 10 ml, disemprotkan ke dalam krevikular gingiva,
kemudian disedot kembali. Tahap ini diulangi lagi sebanyak tiga kali pada satu
gigi, agar seluruh komponen cairan sulkus gingiva dapat tersedot masuk ke
dalam disposable polypropylene tips. Kemudian dipindahkan dalam disposable
polypropylene tube steril dan segera disimpan dalam freezer dengan suhu
40oC.44,45
d. Paper point
Sebelumnya, gigi dibersihkan dengan cotton roll steril untuk menghilangkan plak
supragingiva. Paperpoint steril dimasukkan ke dalam poket dan dibiarkan selama
60 detik. Paperpoint yang telah diaplikasikan dalam sulkus gingiva dimasukkan
dalam tabung eppendorf 0,5 mL dan ditutup serta diberi solatip paraffin
dimasukkan dalam ice box dan disimpan dalam deep freezer dengan suhu -30 C.46
Tabel 3. Skor tingkat kebersihan gigi dan mulut (OHI) dapat ditentukan dari
DI dan CI dengan kriteria berikut: 47
Skor OHIS Kebersihan gigi dan mulut
0 - 1,2 Baik
1,3 - 3,0 Sedang
3,1 - 6,0 Buruk
Tabel 5. Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dari skor
Indeks Gingiva dengan kriteria berikut:47
Skor Indeks Gingiva Kondisi Gingiva
0,1-1,0 Gingivitis ringan
1,1-2,0 Gingivitis sedang
2,1-3,0 Gingivitis parah
Plak Bakteri
DM Tipe 2
Tanpa DM
(Hiperglikemi)
Periodontitis
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel saliva dan cairan sulkus gingiva diambil dari pasien
periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2 yang dirawat di Instalasi
Periodonsia RSGM FKG USU dan Unit Rawat Jalan Divisi Endokrin
RSUP-H Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi. Penentuan sampel
penelitian dilakukan dengan purposive sampling.
n = 2. 2 (Z+ Z)2
(1-2)2
= 5% (1,96)
= 10% (1,282)
= standar deviasi dari penelitian sebelumnya
1-2 = selisih rerata = 10%
n = 2. (45.7)2 (1,96+1,282)2
(40)2
n = 27,4
menggunakan
micropippete
5. Kadar MMP- Kadar MMP- Analisis ng/ml Rasio ELISA
8 pada saliva 8 yang dilakukan
dan cairan terkandung di menggunakan
sulkus dalam saliva Reagen MMP-8
gingiva dan cairan assay kit
sulkus (Elabscience)
gingiva dengan ELISA
3 Sonde
Memeriksa adanya debris dan
kalkulus
4 Pinset
Membantu memegang bahan
ukuran kecil (cotton roll, kassa,dll)
6 Tabung mikrosentrifuge
Wadah untuk pengumpulan sampel
cairan sulkus gingiva dan proses
analisis sampel MMP-8
13 Incubator
Inkubasi sampel MMP-8
14 Microplate
Tempat mereaksikan reagen
-Membersihkan microplate
Setelah jumlah sampel tercukupi barulah pemeriksaan saliva dan cairan sulkus
gingiva dilakukan. Setelah itu dilakukan sentrifugasi 3000 rpm pada suhu 4oC selama
20 menit untuk memisahkan debris pada saliva dan cairan sulkus gingiva.
Pembuatan standar solution dengan mengambil 10µL sampel yang kemudian
ditempakan tabung microsentrifuge. Selanjutnya dilakukan persiapan reagen yang
terdiri dari dilusi 30mL konsentrat wash buffer ke dalam 750 mL wash buffer
menggunakan distilled water, dan sentrifugasi standard 10,000xg selama 1 menit
kemudian tambahkan 1 mL reference standard dan sample diluent, dilusi reference
standard ke berbagai konsentrasi, kemudian dilusi Biotinylated Detection Ab (1:100)
dan dilusi Biotinylated Detection Ab (1:100), serta dilusi Concentrated HRP
Conjugate (1:100).
Prosedur pemeriksaan dimulai dengan menambahkan 100 µL standard solution
atau sampel kedalam setiap well dan inkubasi pada suhu 37 selama 90 menit.
Pisahkan cairannya kemudian tambahkan 100 µL Biotinylated Detection Ab dan
inkubasi pada suhu 37 selama 1 jam. Aspirasi dan wash sebanyak tiga kali.
Tambahkan 100 µL HRP Conjugate dan inkubasi 37 selama 30 menit. Aspirasi dan
wash sebanyak lima kali, kemudian tambahkan 90 µL substrate reagent MMP-8 dan
inkubasi 37 selama 15 menit. Tambahkan 50 µL stop solution. Kemudian dilakukan
pembacaan kadar pada ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm.
A B C D
E F G H
F
I J K
L M
Ethical Clearance
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Dari tabel 8 terlihat bahwa tingkat kebersihan mulut (skor OHIS), inflamasi
gingiva (PBI, indeks gingiva), serta keparahan periodontitis (ditandai dengan
kedalaman poket, kehilangan perlekatan) lebih tinggi secara signfikan pada pasien
periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa
DM (p<0.05). Begitu pula dengan kedalaman poket dan kehilangan perlekatan pasien
periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 yang lebih tinggi menunjukkan kerusakan
jaringan periodontal yang lebih parah dibandingkan tanpa DM.
Tabel 9. Kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien periodontitis
kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2
Periodontitis Kronis Periodontitis Kronis
Variabel dengan DM Tipe 2 tanpa DM Tipe 2 P
Median (Min-Max) Median (Min-Max)
Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa kadar MMP-8 pada saliva dan cairan
sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 lebih tinggi secara
signifikan (p<0.05) dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM Tipe 2. Kadar
MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan DM
Tipe 2 lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM.
Tabel 10. Perbandingan kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien
periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2
Periodontitis kronis
0.66 (0.19-2.51) 10.55 (5.99-30.81) 0.00*
dengan DM Tipe 2
Hasil uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa kadar MMP-8 pada cairan
sulkus gingiva lebih tinggi secara signifikan (p<0.05) dibandingkan pada saliva
pasien periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2. Kadar MMP-8 pada cairan
sulkus gingiva pada lebih tinggi sampai lima kali lipat dibandingkan pada saliva baik
pada pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 dan tanpa DM (Tabel 10).
Tabel 12. Korelasi antara parameter klinis dan KGD dengan kadar MMP-8 pada
saliva dan cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis dengan DM
Tipe 2
BAB 5
PEMBAHASAN
Rerata kadar gula darah sewaktu pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe 2
yang tinggi (253 mg/dl) dapat menjadi indikator tingginya kadar glukosa pada cairan
sulkus gingiva sehingga mempengaruhi kapasitas penyembuhan fibroblas pada
periodonsium.
5.2 Analisis Perbedaan Parameter Klinis dan Kadar MMP-8 pada Pasien
Periodontitis Kronis dengan dan tanpa DM
5.2.1 Analisis Perbedaan Parameter Klinis Pada Pasien Periodontitis
Kronis dengan dan tanpa DM
Pada penelitian ini ditemukan bahwa rerata seluruh parameter klinis (OHIS,
PBI, indeks gingiva, kedalaman poket, kehilangan perlekatan) pada pasien
periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 lebih tinggi secara signifikan dibandingkan
pasien periodontitis kronis tanpa DM (p<0.05).
Hiperglikemi kronis pada pasien DM dapat meningkatkan status
proinflamatori terutama karena adanya interaksi antara AGEs dan reseptornya, yang
menunjukkan bahwa adanya dua kondisi inflamasi kronis yang saling mempengaruhi
antara periodontitis dengan diabetes.51 Meningkatnya AGEs pada pasien DM dapat
menginduksi pembentukan matriks metalloproteinase (MMP) yang lebih tinggi
sehingga menyebabkan peningkatan kerusakan jaringan periodontal.
Terjadinya peningkatan kedalaman poket dan kehilangan perlekatan pada pasien
DM menunjukkan besarnya degradasi extracelullar matrix (ECM) yang disebabkan
karena tingginya kadar MMPs dibandingkan pada pasien tanpa DM. ECM merupakan
protein kompleks yang mengelilingi sel pada jaringan. Sel dapat berinteraksi dengan
komponen ECM melalui reseptor spesifik, seperti intergrin. Interaksi dan sinyal
ECM yang ditransmisikan oleh reseptor ini dapat mengatur berbagai pertumbuhan sel
yaitu proliferasi, diferensiasi, pemeliharaan, dan kelangsungan hidup sel. Matriks ini
menjadi komponen struktural dan biomekanis yang penting pada fungsi jaringan ikat.
Kumar MS dkk (2006) melaporkan bahwa peningkatan kehilangan perlekatan
klinis (CAL) dan kedalaman probing (PD) pada penderita DM secara langsung
merefleksikan adanya destruksi yang luas dari ECM disebabkan karena tingginya
5.2.2 Analisis Perbedaan Kadar MMP-8 pada Saliva dan Cairan Sulkus
Gingiva Pasien Periodontitis Kronis Dengan dan Tanpa DM
Pada penelitian ini dijumpai kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus
gingiva pada pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 lebih tinggi secara
signifikan dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM (p<0.05).
MMPs merupakan kelompok enzim yang bertanggung jawab untuk
mendegradasi extracelullar matrix ( ECM ) selama siklus jaringan normal dan selama
proses inflamasi.15 MMPs utama yang menyebabkan kerusakan ECM pada jaringan
gingiva yang terinflamasi adalah MMP-8 dan MMP-9.18
Sumber sel utama MMP-8 adalah polimorphonuclear neutrophils (PMN), tetapi
juga dapat dihasilkan dari berbagai sel seperti fibroblas, endothelial, epithelial, sel
plasma, makrofag, dan sel tulang. Kadar MMP-8 pada pasien periodontitis kronis
dengan DM Tipe 2 lebih tinggi karena pada kondisi DM dapat terjadi crosslinking
kolagen akibat pembentukan AGEs yang dapat menginduksi up regulation siklus
sitokin setelah berikatan dengan reseptor makrofag yang menstimulasi produksi
enzim MMPs. Respon hiperinflmatori dan upregulasi AGEs-RAGEs sebagai respon
terhadap antigen bakteri pada pasien diabetes dapat menyebabkan respon inflamatori
sistemik yang lebih berat dan overexpression mediator inflamasi.19, 20
Mediator
inflamasi akan memproduksi matrix degrading enzymes (MMP-8) sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan periodontal yang lebih parah.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Gupta N, dkk (2015), yang meneliti kadar
MMP-8 pada 30 subjek sehat, 30 pasien periodontitis kronis tanpa DM, dan 30 pasien
periodontitis kronis dengan DM Tipe 2. Gupta N, dkk (2015), menemukan bahwa
kadar MMP-8 pada saliva pasien periodontitis kronis dengan DM lebih tinggi
dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM dan subjek sehat.34 Costa dkk dan
Collin dkk (2010) juga menemukan konsentrasi MMP-8 pada saliva yang lebih tinggi
pada pasien periodontitis kronis dengan DM dibandingkan tanpa DM.5
Sama seperti kadar MMP-8 saliva, kadar MMP-8 cairan sulkus gingiva pada
pasien periodontitis kronis dengan DM tipe 2 juga lebih tinggi secara signifikan
(p<0.05) dibandingkan pada pasien periodontitis kronis tanpa DM. Pada kondisi DM
akan terjadi peningkatan sekresi sitokin dan mediator inflamasi sehingga memicu
produksi MMP yang lebih tinggi pada cairan culkus gingiva.
Namun penelitian cross sectional yang dilakukan Javed F dkk (2014) terhadap
30 pasien prediabetes (kadar gula puasa: 100-125 mg/dl; 5.6-6.9 mmol/L; HbA1c 5.7-
6.4%), 30 pasien periodontitis kronis tanpa DM dan 30 pasien sehat menunjukkan
bahwa kadar MMP-8 pada saliva pasien periodontitis kronis dengan prediabetes lebih
tinggi dibandingkan tanpa prediabetes, tetapi tidak signifikan secara statistik. 56
Penelitian Kardesler L, dkk (2010) tentang kadar MMP-8 cairan sulkus gingiva
pada 73 orang yang dibagi menjadi 5 kelompok yakni 12 pasien DM dengan
gingivitis, 12 pasien DM dengan periodontitis, 12 pasien gingivitis tanpa DM, 13
pasien periodontitis tanpa DM dan 24 subjek sehat melaporkan terdapat perbedaan
kadar MMP-8 pada cairan sulkus gingiva yang signifikan antara pasien gingivitis,
tetapi tidak signfikan secara statistik. 6 Penelitian Correa dkk (2008), terhadap 24
pasien dengan penyakit periodontal dan DM Tipe 2, 25 pasien penyakit periodontal
tanpa DM, dan 24 subjek sehat melaporkan bahwa jumlah total (pg) dan konsentrasi
(pg/l) MMP-8 pada cairan sulkus gingiva antara pasien periodontitis kronis dengan
DM lebih tinggi dibandingkan tanpa DM, tetapi tidak signifikan secara statistik. 23
Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kadar MMP-8 pada cairan sulkus
gingiva lebih tinggi secara signifikan (p<0.05) dibandingkan pada saliva pada pasien
periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2. Hal ini karena MMP-8 merupakan
kolagenase utama pada cairan sulkus gingiva,24 dan volume cairan sulkus gingiva
yang keluar dari poket ini akan meningkat pada keadaan inflamasi pada sisi yang
lebih spesifik dibandingkan saliva.14
5.3 Korelasi Kadar MMP-8 pada Saliva dan Cairan Sulkus dengan
Parameter Klinis
Hasil uji korelasi pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara
kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva dengan semua parameter klinis.
Namun, hanya indeks gingiva, kedalaman poket dan kehilangan perlekatan yang
memiliki hubungan yang signifikan (p<0.05). Hal ini didukung oleh Gupta N, dkk
(2015) yang melaporkan adanya korelasi positif antara kadar MMP-8 dengan
parameter periodontal.34
yang signifikan antara subjek periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 dan tanpa DM
Tipe 2. 52
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat kadar MMP-8 pada saliva
dan cairan sulkus yang lebih tinggi pada pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe
2 dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM yang signifikan (p<0.05) dan
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima.
Kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva memiliki korelasi positif
dengan parameter klinis pada pasien periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe
2. Hal ini mengindikasikan bahwa kadar MMP-8 meningkat sejalan dengan
peningkatan parameter klinis.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien periodontitis
kronis dengan DM Tipe 2 menunjukkan kadar yang lebih tinggi dibandingkan pasien
periodontitis kronis tanpa DM Tipe 2.
Kadar MMP-8 pada cairan sulkus gingiva lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan kadar MMP-8 pada saliva, baik pada pasien periodontitis kronis dengan
DM Tipe 2 maupun pasien periodontitis kronis tanpa DM.
Parameter klinis (OHIS, PBI, indeks gingiva, kedalaman poket, dan
kehilangan perlekatan) pasien periodontitis kronis dengan DM Tipe 2 lebih tinggi
secara signifikan dibandingkan pasien periodontitis kronis tanpa DM.
Terdapat hubungan antara kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus
gingiva dengan seluruh parameter klinis pasien periodontitis kronis dengan dan tanpa
DM Tipe 2.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai efektivitas perawatan
periodontal terhadap kadar MMP-8 pada saliva dan cairan sulkus gingiva pasien
periodontitis kronis dengan dan tanpa DM Tipe 2.
2. Sebaiknya pengukuran kadar gula darah pada pasien periodontitis kronis tanpa
DM Tipe 2 dilakukan melalui pemeriksaan sampel darah yang diambil dari
pembuluh darah intravena.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohamed HG, Shaza B, Mana M, Mutaz FA, Anne NA, Kamal M, et.al. Influence
of Type 2 Diabetes on Prevalence of Key Periodontal Pathogens, Saliary Matrix
Metalloproteinases, and Bone Remodeling Markers in Sudanese Adults with and
without Chronic Periodontitis. International Journal of Dentistry 2016; 1-9
2. Hinrichs JE, Georgios K. Classification of Diseases and Condition Affect
Periodontium. In: Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s Clinical
Periodontology. 12th ed., Singapore : Elsevier., 2015 :50-4
3. Konopka L, Pietrzak A, Brzenzinska B. Effect of scaling and root planing on
interleukin-1, interleukin-8 and MMP-8 levels in gingival crevicular fluid from
chronic periodontitis patients. J Periodont Res 2012; 47: 681–88
4. Dommisch H, M.Kebschull. Chronic Periodontitis. In: Newman MG, Takei HH,
Klokkevold PR. Carranza’s Clinical Periodontology. 12 th ed., Singapore :
Elsevier., 2015 :316-7
5. Costa PP, Glauce L, Guilherme O, Daniela B, Sergio LS, Marcio FM, et.al.
Salivary Interleukin-6, Matrix Metalloproteinase-8, and Osteoprotegerin in
Patients With Periodontitis and Diabetes. J Periodontol 2010;81:384-91
6. Kardesler L, B Biyikoglu, S Cetinkalp, M Pitkala, lin T, N Buduneli. Crevicular
fluid matrix metalloproteinase-8, 13, and TIMP-1 levels in type 2 diabetics. J Oral
Diseases 2010; 16:476-81
7. Santos VR, Jadson AL, Adriana C, Maria B, Marcelo F, Poliana M. Effectiveness
of Full-Mouth and Partial-Mouth Scalling and Root Planing in Treating Chronic
Periodontitis in Subjects With Type 2 Diabetes. J Periodontol 2009;80:1237-45
8. Gupta N, Gupta ND, Sagar G, Lata G, Akash G, Saif K, et.al. The effect of type 2
diabetes mellitus and smoking on periodontal parameters and salivary matrix
metalloproteinase-8 levels. J of Oral Sciene 2016;58:1-6
9. Hanes PJ, Ranjitha K. Characteristics of inflammation common to both diabetes
and periodontitis: are predictive diagnosis and targeted preventive measure
Selamat Pagi,
Bersama ini saya Miftha Chairna Lubis, drg adalah seorang mahasiswi
yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan
penelitian dengan judul “Perbandingan Kadar Matriks Metalloproteinase 8 (
MMP-8) dan Parameter Klinis pada Pasien Periodontitis Kronis dengan dan tanpa
Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah zat penting
yang ada dalam cairan sulkus gingiva (MMP-8) pada gusi pasien periodontitis
kronis dengan dan tanpa DM tipe 2.
Sebanyak 60 orang akan ikut dalam penelitian ini yaitu semua peserta
adalah pasien RSGMP USU dan RSUHP Adam Malik yang berusia 35 tahun
keatas, harus bisa berkomunikasi dengan baik dan menyetujui menjadi peserta
penelitian.
Data yang akan diperoleh nantinya akan kami simpan dengan baik dan
dijamin kerahasiaannya, begitu juga ketika hasil penelitian ini kami
publikasikan. Kesediaan Bapak/Ibu sangat kami hargai dan bukan merupakan
paksaan. Sewaktu-waktu bila Bapak/Ibu ingin mengundurkan diri dapat
mengajukan pada kami dan kami berjanji tidak akan mengurangi pelayanan
yang diberikan selama berobat di RSGMP USU.
Peneliti,
Nama :
Umur :
Alamat :
INSTALASI PERIODONSIA
A. Data Responden
Nama Lengkap :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
No.Hp/ Telp :
KUISIONER
9. Apakah anda pernah dirawat di rumah sakit, jika ya sebutkan sakit yang anda
derita?
a. Ya, ……………..
b. Tidak
10. Apakah anda memiliki penyakit bawaan tertentu?
a.Ya, sebutkan……………….
b.Tidak
11. Apakah anda rutin mengkonsumsi vitamin, jika ya kapan terakhir kali anda
mengkonsumsi vitamin?
a.Ya, 1 bulan yang lalu
3 bulan yang lalu
saat ini sedang mengkonsumsi
Tidak tentu
b. Tidak