Anda di halaman 1dari 106

ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) MAKANAN PASIEN

RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN


TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

NERISSA BESTYARTI ZALUKHU


NIM: 141000356

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

ANALISIS BIAYA SATUAN (UNIT COST) MAKANAN PASIEN


RAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NERISSA BESTYARTI ZALUKHU


NIM. 141000356

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul „Analisis

Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan Tahun 2018‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan

saya tidak melakukan penjiblakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Januari 2019

Nerissa Bestyarti Zalukhu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Judul Skripsi : Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan


Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Nerissa Bestyarti Zalukhu
Nomor Induk Mahasiswa : 141000356
Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing :

Ketua

(Destanul Aulia, SKM., MBA., M.Ec., Ph.D)


NIP. 197512282005011002

Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)


NIP. 196803201993082001

Tanggal Lulus : 14 Desember 2018

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 14 Desember 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D


Anggota : 1. Dr. Juanita, S.E., M.Kes
2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

Abstrak

Kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit memerlukan sejumlah biaya


yang terdiri dari biaya bahan makanan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
Peranan manajemen rumah sakit diperlukan dalam analisis biaya satuan makanan
pasien rawat inap sebagai pedoman untuk perencanaan anggaran dan menentukan
biaya makanan pasien di rumah sakit. Metode Activity Based Costing merupakan
metode yang menyediakan informasi perihal aktivitas penyelenggaraan makanan
yang dilakukan untuk menghasilkan produk makanan dan biaya sumber daya yang
dibebankan pada aktivitas tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Penelitian ini bersifat
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya biaya satuan makanan pasien rawat inap di RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
perhitungan biaya satuan makanan pasien rawat inap kelas III dengan
menggunakan metode Activity Based Costing memperoleh hasil yaitu
Rp3.089,00/porsi per pasien. Frekuensi makan pasien rawat inap kelas III
sebanyak 4 kali dalam sehari sehingga biaya makan adalah Rp12.357,00/hari per
pasien. Dari hitungan tersebut terdapat selisih biaya sebesar Rp22.643,00 per
pasien. Biaya ini berbeda dengan biaya makanan yang ditetapkan rumah sakit
yaitu Rp35.000 per pasien. Disarankan kepada pihak manajemen RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan untuk mempertimbangkan perhitungan biaya satuan
makanan pasien dengan menggunakan metode Activity Based Costing karena
metode ini menyajikan informasi biaya satuan yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien untuk membayar pelayanan
kesehatan di rumah sakit.

Kata kunci: Analisis, Biaya Satuan, Rumah Sakit

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Abstract

Activities of food implementation in the hospital need costs consisting of food


costs, labor costs, and overhead costs. The role of hospital management is needed
to analysis of food unit cost for inpatients as a guideline for planning the budget
and determine the food costs of patients in the hospital. Activity Based Costing
method is a method that provides information about food implementation
activities carried out to produce food products and the cost of resources charged
to the activity. Collected data method that used in this research was interview and
observation. The research is a descriptive which used quantitative approaches.
The purpose of this research is to know the food unit costs of inpatients at RSUD
Dr. Pirngadi Medan City Year 2018. The results showed that calculation of food
unit costs of class III inpatients by using Activity Based Costing method gave
results of Rp3.089,00/potion per patient. Frecuency of eating class III inpatients
is 4 times a day so the food cost is Rp12.357,00/day per patients. These
calculations there is a difference in cost of Rp22.643,00 per patients. This cost is
different from the food cost set by hospital of Rp35.000,00 per patients. Advised to
management of RSUD Dr. Pirngadi Medan City to consider the calculation of
patient food unit cost by using Activity Based Costing method because this method
provide information of unit costs more accurately and consider ability and
wllingness of patients to pay for health service at the hospital.

Key words: Analysis, Unit Cost, Hospital

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul „Analisis

Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan Tahun 2018‟. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih dengan tulus kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara beserta staf pengajar dan pegawai

administrasi yang telah memberikan bimbingan dan perhatian selama penulis

menjadi mahasiswi.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan beserta staf yang telah memberikan motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Destanul Aulia, S.K.M., M.B.A., M.Ec., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing

skripsi sekaligus sebagai Ketua Penguji yang telah meluangkan waktu dan

dengan sabar memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penyelesaian

skripsi ini.

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

5. Dr. Juanita, S.E., M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H., selaku Dosen Penguji II

yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan.

7. drh. Rasmaliah, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah

membimbing, mengarahkan, dan memberi motivasi kepada penulis dari awal

perkuliahan hingga akhir dan terselesaikannya skripsi ini.

8. Kepala RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan serta seluruh pegawai dan staf yang

telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian dan memperoleh data-

data yang mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Kepada orangtua tersayang Bapak Yaatulo Zalukhu, S.AP dan Ibu Rehoboti

Daeli, S.Pd serta Kakek Hasatulo Zalukhu dan Nenek Renoati Maruao yang

telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih dan cinta serta

selalu memberikan dukungan moril, materil, dan doa demi keberhasilan

penulis.

10. Saudara tercinta Nensi Aristya Zalukhu, Niska Trita Olivia Zalukhu, Nani

Widasari Zalukhu, Neil Winarni Zalukhu, dan Notebe‟e Desmon Sejahtera

Zalukhu yang selalu memberikan semangat dan doa selama penulis

mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih

terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk kemajuan materi

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10

dalam skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua

terkhusus untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2019

Nerissa Bestyarti Zalukhu

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Daftar Isi

Halaman

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi i


Halaman Pengesahan ii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Tujuan umum 5
Tujuan khusus 5
Manfaat Penelitian 6

Tinjauan Pustaka 7
Rumah Sakit 7
Biaya 8
Klasifikasi Biaya 8
Biaya Satuan (Unit Cost) 12
Metode Analisis Biaya 14
Metode Biaya Tradisional 14
Metode Activity Based Costing 15
Metode Distribusi Ganda 20
Analisis Biaya Rumah Sakit 20
Pelayanan Gizi Rumah Sakit 21
Asuhan Gizi Rawat Jalan 22
Asuhan Gizi Rawat Inap 22
Penyelenggaraan Makanan 23
Penelitian dan Pengembangan 26
Pembiayaan Pelayanan Gizi 26
Biaya Makan 26
Kerangka Konsep 29

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Metode Penelitian 30
Jenis Penelitian 30
Lokasi dan Waktu Penelitian 30
Lokasi Penelitian 30
Waktu Penelitian 30
Populasi dan Sampel 30
Populasi 30
Sampel 30
Variabel dan Definisi Operasional 31
Metode Pengumpulan Data 32
Instrumen Penelitian 33
Metode Analisis Data 33

Hasil Penelitian 36
Gambaran Umum RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 36
Gambaran Upaya Pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 37
Gambaran Umum Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 38
Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 40
Ketenagaan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 41
Pelayanan Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 41
Biaya Makanan Pasien Rawat Inap 44
Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan dengan Metode ABC 44
Mengidentifikasi Aktivitas dan Driver Aktivitas 44
Mengklasifikasi Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas 47
Mengidentifikasi Sumber Daya dan Biaya Sumber Daya 49
Membebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas 59
Menghitung Tarif Aktivitas 66
Membebankan Biaya Aktivitas pada Produk 66
Membandingkan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan
Metode ABC 67

Pembahasan 68
Metode Activity Based Costing 68
Mengidentifikasi Aktivitas dan Driver Aktivitas 68
Mengidentifikasi Aktivitas berdasarkan Tingkat Aktivitas 70
Mengidentifikasi Sumber Daya dan Biaya Sumber Daya 70
Membebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas 72
Menghitung Tarif Aktivitas 75
Membebankan Biaya Aktivitas pada Produk 75
Membandingkan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan
Metode ABC 75

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Kesimpulan Dan Saran 77


Kesimpulan 77
Saran 78

Daftar Pustaka 79
Daftar Lampiran

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Ketenagaan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 41


2 Biaya Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2017 44
3 Aktivitas dan Driver Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien
Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 45
4 Data Pendukung Jumlah Porsi Makanan Pasien Rawat Inap Kelas
III RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Bulan Januari Tahun 2018 47
5 Klasifikasi Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas 48
6 Data Biaya Bahan Makanan Basah Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 49
7 Data Biaya Bahan Makanan Kering Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 50
8 Total Biaya Bahan Makanan Pasien Rawat Inap Kelas IIII RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 51
9 Data Biaya Tenaga Kerja Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2018 52
10 Data Biaya Penyusutan Alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan Tahun 2018 54
11 Biaya Pemakaian Listrik Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2018 58
12 Biaya Penggunaan Air di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2018 59
13 Biaya Overhead Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018 59
14 Membebankan Biaya Bahan Makanan pada Aktivitas Penyelenggaraan
Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018 60
15 Membebankan Biaya Tenaga Kerja pada Aktivitas Penyelenggaraan
Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018 61
16 Membebankan Biaya Overhead pada Aktivitas Penyelenggaraan
Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018 63

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

17 Total Biaya Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat


Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 65
18 Tarif Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 66
19 Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018 66
20 Perbandingan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan
Metode ABC 67

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Pembebanan Biaya Berbasis Metode ABC 17


2 Kerangka Konsep 29
Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi
3 40
Kota Medan
4 Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan 85
Daftar Bahan Makanan Pasien RSUD Dr. Pirngadi
5 85
Kota Medan
Daftar Pegawai Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi
6 86
Kota Medan
Daftar Inventaris Ruangan Instalasi Gizi RSUD Dr.
7 86
Pirngadi Kota Medan

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Master Data Penelitian 81


2 Skema Perhitungan Metode Activity Based
Costing 82
3 Surat Izin Penelitian 83
4 Surat Keterangan Selesai Penelitian 84
5 Dokumentasi Penelitian 85

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Daftar Istilah

ABC Activity Based Costing


PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
PNS Pegawai Negeri Sipil
PPMRS Peraturan PemberianMakanan Rumah Sakit
PT Perseroan Terbatas
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
SPM Standar Pelayanan Minimum
UMK Upah Minimum Kabupaten/Kota

xvi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

Riwayat Hidup

Penulis bernama Nerissa Bestyarti Zalukhu berumur 22 tahun, dilahirkan

di Sirombu pada tanggal 14 Agustus 1996. Penulis beragama Kristen Protestan,

anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Yaatulo Zalukhu, S.AP

dan Ibu Rehoboti Daeli, S.Pd.

Pendidikan formal dimulai di sekolah dasar di SD Negeri No.071184

Tetesua tahun 2002-2008, sekolah menengah pertama di SMP Swasta Bunga

Mawar Gunungsitoli tahun 2008-2011, sekolah menengah atas di SMA Swasta St.

Xaverius Gunungsitoli tahun 2011-2014, selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Januari 2019

Nerissa Bestyarti Zalukhu

xvii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendahuluan

Latar Belakang

Ekonomi dan kesehatan memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat.

Pembangunan ekonomi di suatu Negara akan sangat mempengaruhi derajat

kesehatan penduduknya dan perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan

pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja dan peningkatan produktivitas kerja.

Pembangunan ekonomi di suatu Negara berkaitan erat pula dengan kemampuan

Negara tersebut untuk mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kesehatan

maupun kegiatan-kegiatan lain di sektor kesehatan. Peningkatan pelayanan

kesehatan diharapakan dapat menghasilkan derajat kesehatan masyarakat sehingga

memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif (Suryaengrianih, 2017).

Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang bertujuan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta

memulihkan kesehatan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di sektor

kesehatan tentunya harus didukung dengan ketersediaan sumber daya yang

memadai meliputi tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, serta dana pembiayaan

untuk pelayanan tersebut (UU RI No. 44 Tahun 2009).

Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang

diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pembiayaan

kesehatan yang kuat, stabil, dan berkesinambungan memegang peranan yang

penting untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai

berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu Negara diantaranya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses serta pelayanan yang

berkualitas (Setyawan, 2018).

Di dalam UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan

bahwa rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung

upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

Pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit saling berintegrasi untuk mencapai

derajat kesehatan yang optimal.

Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan penunjang medis di rumah

sakit. Pelayanan gizi rumah sakit memerlukan biaya dalam melaksanakan

kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit. Biaya tersebut meliputi biaya untuk

kegiatan asuhan gizi dan biaya untuk kegiatan penyelenggaraan makanan. Biaya

tersebut harus diperhitungkan setepat mungkin sehingga secara ekonomi dapat

dipertanggungjawabkan dan dikendalikan seefisien dan seefektif mungkin

(Permenkes RI No. 78 Tahun 2013).

Fadilah (2013) menyatakan bahwa dalam melakukan kegiatan

penyelenggaraan makanan pasien di rumah sakit diperlukan analisis biaya

makanan pasien. Analisis biaya makanan pasien memberikan informasi tentang

biaya, proses sekaligus produk makanan yang dihasilkan. Dengan melakukan

analisis biaya makanan pasien diperoleh besarnya biaya total maupun biaya satuan

(unit cost) makanan pasien.

Menurut Handayani (2016), menghitung biaya satuan (unit cost)

merupakan hal yang penting untuk ditelusuri karena dapat digunakan sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

pedoman pengambilan keputusan dalam menentukan strategi keuangan rumah

sakit, penyusunan anggaran dan subsidi, serta sebagai dasar dalam menentukan

tarif pelayanan rumah sakit yang terjangkau bagi masyarakat.

Menurut Riwayadi (2016), Activity Based Costing (ABC) merupakan

pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya pada produk atau

jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.

Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas yang

dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa dan sumber daya yang dibutuhkan

untuk melaksanakan aktivitas tersebut serta biaya yang ditimbulkan oleh sumber

daya.

Metode Activity Based Costing merupakan metode yang dapat

memberikan alokasi biaya overhead yang lebih akurat. Pada metode ini, biaya

overhead dapat ditelusuri pada aktivitas kemudian dibebankan pada produk,

sehingga penerapan metode ini memampukan setiap biaya yang tidak dapat

dibebankan secara langsung pada produk, dapat ditelusuri terlebih dahulu

berdasarkan konsumsi atau kapasitas aktivitas yang dilakukan (Farihah dan Sari,

2016).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Paridah dkk tentang analisis

biaya satuan tindakan section caesarea dengan metode ABC di RSU Dewi Sartika

Kendari pada tahun 2017 menunjukkan ada perbedaan antara tarif tindakan

operasi section caesarea yang ditetapkan rumah sakit dengan tarif unit cost yang

dihitung menggunakan metode ABC. Tarif yang ditetapkan rumah sakit adalah

sebesar Rp2.950.000,00 dan tarif unit cost yang dihitung menggunakan metode

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

ABC adalah sebesar Rp1.171.223,00 sehingga perbedaan tarif biayanya adalah

sebesar Rp1.778.777,00.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asvaweni

tentang analisis biaya satuan makanan pasien rawat inap di RSUD Dr. Achmad

Mochtar Bukittinggi pada tahun 2014 menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

biaya makan pasien yang ditetapkan oleh rumah sakit dengan perhitungan biaya

makan menggunakan metode ABC. Perhitungan biaya makan pasien rawat inap

adalah sebesar Rp970.372.629,12 sedangkan biaya makan yang dihitung dengan

metode ABC adalah sebesar Rp1.813.918.500,00 sehingga terdapat perbedaan

biaya makan sebesar Rp843.545.879,88.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi merupakan salah satu fasilitas

pelayanan kesehatan di Kota Medan yang berstatus milik Pemerintah yang

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang meliputi upaya penyembuhan

(kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif) melalui pelayanan medik dan

pelayanan penunjang medik. Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan

penunjang medik yang melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan.

Kegiatan penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pingadi mengacu

pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang disesuaikan dengan

kondisi rumah sakit. Macam menu yang ditetapkan terdiri dari menu standar

untuk kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III dengan siklus menu 10 hari.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari

tahun 2018, diperoleh informasi dari salah satu pegawai di instalasi gizi yang

menyebutkan bahwa standar harga makanan yang dibebankan kepada pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2017 berdasarkan kelas

perawatan adalah sebesar Rp45.000,00 untuk Kelas VIP, Rp40.000,00 untuk

Kelas I, dan Rp35.000,00 untuk Kelas II dan Kelas III.

Perhitungan biaya makanan pasien di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi

didasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan

makanan pasien tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin menghitung biaya satuan (unit cost)

makanan pasien dengan menggunakan metode ABC untuk melihat apakah terdapat

perbedaan biaya makan yang ditetapkan rumah sakit dengan perhitungan

menggunakan metode ABC.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Berapa besarnya biaya satuan (unit cost) makanan pasien

rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2018”.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui

besarnya biaya satuan (unit cost) makanan pasien rawat inap di RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan pada tahun 2018.

Tujuan khusus. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui rata-rata biaya bahan makanan pasien rawat inap kelas III di

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan pada tahun 2018.

2. Mengetahui rata-rata biaya tenaga kerja Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan pada tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

3. Mengetahui rata-rata biaya overhead Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan pada tahun 2018.

4. Mengetahui rata-rata jumlah porsi makanan pasien rawat inap kelas III di

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Sebagai bahan informasi untuk RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dalam

penyusunan anggaran biaya penyelenggaraan makanan pasien rawat inap pada

masa yang akan datang.

2. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan penulis dalam

menganalisis besar biaya satuan makanan pasien rawat inap di rumah sakit.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang membahas masalah

yang sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tinjauan Pustaka

Rumah Sakit

UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit mendefinisikan rumah

sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan

yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta

bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit mempunyai

fungsi, yaitu:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Biaya

Menurut Siregar dkk (2016), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi

untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang

atau masa yang akan datang. Menurut Dewi dan Kristanto (2013), biaya adalah

sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.

Hal ini juga diungkapkan oleh Riwayadi (2016) bahwa biaya berbeda untuk tujuan

berbeda. Tujuan berbeda menunjukkan keputusan yang akan diambil. Suatu biaya

tidak dapat digunakan untuk semua keputusan karena setiap keputusan memiliki

tujuan berbeda.

Berdasarkan dari ketiga definisi diatas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu berdasarkan keputusan yang telah diambil, dimana

keputusan itu bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan

memberi manfaat sekarang atau masa yang akan datang.

Klasifikasi biaya. Pengklasifikasian biaya berperan penting untuk

membuat ringkasan yang berarti atas data biaya dan diperlukan untuk memberi

informasi biaya yang berbeda untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Menurut

Siregar dkk (2016), pada dasarnya biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan pada

hal-hal berikut ini:

Berdasarkan hubungan biaya dengan produk. Biaya-biaya yang

berhubungan dengan produk adalah sebagai berikut:

Biaya langsung (direct cost). Biaya langsung adalah biaya yang dapat

ditelusuri ke produk. Contoh biaya langsung adalah biaya bahan baku. Biaya yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli bahan baku dapat dengan mudah

ditelusuri ke dalam produk.

Biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya tidak langsung adalah biaya

yang tidak dapat secara langsung ditelusur ke dalam produk. Hal itu karena

biayanya dikonsumsi secara bersama oleh beberapa produk. Contoh biaya tidak

langsung adalah gaji manajer produksi.

Berdasarkan hubungan biaya dengan volume kegiatan. Biaya-biaya

yang berhubungan dengan volume kegiatan adalah sebagai berikut:

Biaya variabel (variable cost). Biaya variabel adalah biaya yang jumlah

totalnya berubah proporsional dengan perubahan volume kegiatan atau produksi

tetapi jumlah per unitnya tidak berubah. Biaya bahan baku adalah biaya variabel.

Contoh lain biaya variabel adalah upah tenaga kerja langsung dan upah lembur.

Biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya

tidak terpengaruh oleh volume kegiatan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit

semakin kecil seiring dengan meningkatnya aktivitas dalam rentang waktu yang

relevan. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa bangunan.

Biaya campuran (mixed cost). Biaya campuran adalah biaya yang

jumlahya terpengaruh oleh volume kegiatan perusahaan tetapi tidak secara

proporsional. Bila tidak ada kegiatan atau volume kegiatan nol, biaya campuran

tidak akan menjadi nol, tetapi bila volume kegiatan bertambah banyak, biaya

campuran akan bertambah banyak. Contoh biaya campuran adalah tagihan listirk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Berdasarkan elemen biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang

terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Apabila biaya

diklasifikasi berdasarkan elemen biaya produksi maka biaya dibagi menjadi 3

(tiga), yaitu:

Biaya bahan baku (raw material cost). Biaya bahan baku adalah besarnya

nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi untuk diubah

menjadi barang jadi. Biaya bahan baku merupakan bagian penting biaya barang

yang digunakan untuk memproduksi barang jadi.

Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost). Biaya tenaga kerja adalah

besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam

mengerjakan proses produksi. Biaya tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung

berhubungan dengan produksi barang jadi. Biaya tenaga kerja tidak langsung

adalah biaya tenaga kerja yang tidak berhubungan langsung dengan produksi

barang jadi.

Biaya overhead (overhead cost). Biaya overhead adalah biaya-biaya yang

terjadi selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan

penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya overhead.

Berdasarkan fungsi pokok perusahaan. Apabila biaya diklasifikasikan

berdasarkan fungsi pokok perusahaan maka biaya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

Biaya produksi (production cost). Biaya produksi adalah biaya yang

terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk. Biaya produksi terdiri atas

tiga jenis biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

Biaya pemasaran (marketing cost). Biaya pemasaran meliputi berbagai

biaya yang terjadi untuk memasarkan produk atau jasa. Contoh biaya pemasaran

adalah biaya gaji pegawai pemasaran.

Biaya administrasi dan umum (general and administrative expense). Biaya

administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan,

menjalankan, dan mengendalikan perusahaan untuk memproduksi barang jadi.

Biaya administrasi dan umum meliputi biaya gaji pegawai, biaya perlengkapan,

dan biaya utilitas.

Berdasarkan hubungan biaya dengan proses pokok manajerial. Proses

pokok manajerial meliputi perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja. Ada

beberapa istilah biaya yang sering digunakan dalam rangka melaksanakan fungsi

pokok manajerial, yakni:

Biaya standar (standard cost). Biaya standar adalah biaya ditentukan

dimuka yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk atau

melaksanakan suatu kegiatan berdasarkan asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan

faktor-faktor lain.

Biaya aktual (actual cost). Biaya aktual adalah biaya yang sesungguhnya

terjadi untuk membuat suatu produk atau melaksanakan suatu kegiatan. Biaya

aktual digunakan untuk menentukan biaya unit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

Biaya terkendali (controllable cost). Biaya terkendali adalah biaya yang

secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam

jangka tertentu sehingga dapat dipertangungjawabkan.

Biaya tidak terkendali (uncontrollable cost). Biaya tidak terkendali adalah

biaya yang secara tidak langsung dapat dipengaruhi atau tidak

dipertangungjawabkan oleh seorang manajer tingkatan tertentu. Contoh biaya

tidak terkendali biaya penyusutan mesin.

Biaya komitan (committed cost). Biaya komitan adalah biaya yang terjadi

dalam upaya mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam

kegiatan produksi, pemasaran, dan administrasi.

Biaya diskresioner (discretionary cost). Biaya diskresioner adalah biaya

yang besar kecilnya tergantung pada kebijakan manajemen. Contoh biaya

diskresioner adalah biaya riset dan pengembangan, biaya pendidikan dan

pelatihan pegawai.

Biaya relevan (relevant cost). Biaya relevan adalah biaya masa depan yang

berbeda antara satu alternatif dan alternatif lainnya yang secara langsung

dipengaruhi oleh pemilihan alternatif tindakan manajemen.

Biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan adalah sejumlah

biaya yang berpotensi untuk hilang atau biaya yang dikorbankan pada saat satu

alternatif keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif lain.

Biaya Satuan (Unit Cost)

Manajemen suatu rumah sakit sangat membutuhkan input dalam bentuk

informasi yang lengkap dan konkrit. Hal ini bertujuan supaya rumah sakit tetap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan berkesinambungan. Untuk

dapat memenuhi tujuan tersebut, sumber daya manusia di rumah sakit dituntut

untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan analisis biaya. Salah satu

informasi yang diperlukan oleh manajemen sebagai informasi dalam pengambilan

keputusan dan menjalankan fungsinya adalah analisis biaya satuan (unit cost)

(Purwanti, 2016).

Biaya satuan (unit cost) adalah perhitungan didasarkan pada biaya-biaya

yang dikeluarkan secara nyata dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Struktur tarif yang dipakai untuk mengatasi keterbatasan subsidi dan harga pokok

produk adalah dengan pendekatan unit cost. Biaya satuan sangat penting karena

merupakan salah satu dasar untuk menentukan tarif dari setiap pelayanan

(Khairunnisa, 2015).

Menurut Bahaswan (2017), biaya satuan (unit cost) adalah biaya yang

dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk atau pelayanan. Besarnya unit

cost tergantung dari besarnya biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan sebuah

pelayanan yang diterima oleh pasien, karena itu biaya per unit harus dihitung lebih

teliti agar bisa digunakan sebagai dasar perbandingan dari berbagai jumlah

pelayanan untuk kepentingan penentuan tarif per unit produk atau pelayanan.

Biaya satuan suatu produk tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya biaya modal

tetapi juga dipengaruhi oleh banyaknya produk yang dihasilkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Di dalam Permenkes RI tahun 2013, ada 2 (dua) macam biaya satuan,

yaitu:

Biaya satuan aktual (actual unit cost). Biaya satuan aktual adalah biaya

satuan yang diperoleh dari suatu hasil perhitungan berdasarkan atas pengeluran

nyata untuk menghasilkan produk pada satu kurun waktu tertentu. Sistem biaya

aktual menggunakan biaya aktual untuk bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead. Biaya aktual tersebut dapat dihitung dengan membagi

total biaya dengan jumlah output.

Biaya satuan normatif (normative unit cost). Biaya satuan normatif

adalah biaya yang sesuai dengan nilai yang melekat pada satu unit produk

(pelayanan). Biaya yang dihitung adalah biaya satuan investasi yang besarnya

ditentukan oleh biaya total dan kapasitas produksi dan biaya satuan variabel yang

besarnya ditentukan oleh biaya variabel dan jumlah produksi.

Metode Analisis Biaya

Beberapa metode analisis biaya akan diuraikan sebagai berikut:

Metode biaya tradisional. Metode biaya tradisional dikenal dengan

istilah akuntansi biaya tradisional. Didalam metode biaya tradisional hanya

menggunakan driver aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya pada

produksi. Biaya-biaya yang terlibat pada metode biaya ini hanya biaya langsung

saja, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku per unit yang

produksi (Khairunnisa, 2015).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Menurut Lawrentiis dan Simbolon (2014), keterbatasan metode biaya

tradisional yaitu:

1. Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu menekankan pada tujuan penentuan

harga pokok produk yang dijual. Akibatnya sistem ini hanya menyediakan

informasi yang relatif sangat sedikit untuk mencapai keunggulan dalam

persaingan global.

2. Sistem akuntansi biaya tradisional untuk biaya overhead terlalu memusatkan

pada distribusi dan alokasi biaya overhead daripada berusaha keras untuk

mengurangi pemborosan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai

tambah.

3. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak mencerminkan sebab akibat biaya

karena seringkali beranggapan bahwa biaya ditimbulkan oleh faktor tunggal

misalnya volume produk atau jam kerja langsung.

4. Sistem akuntansi biaya tradisional menggolongkan biaya langsung dan tidak

langsung serta biaya tetap dan variabel hanya mendasarkan faktor penyebab

tunggal misalnya volume produk, padahal dalam lingkungan teknologi maju

cara penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya dipengaruhi oleh

berbagai macam aktivitas.

5. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak banyak memerlukan alat-alat dan

teknik-teknik yang canggih dalam sistem informasi dibandingkan pada

lingkungan teknologi maju.

6. Sistem akuntansi biaya tradisional kurang menekankan pentingnya daur hidup

produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan akuntansi biaya tradisional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan, penelitian dan

pengembangan. Biaya-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya periode

sehingga menyebabkan terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.

Menurut Baker (1998), metode biaya tradisional biasanya mengalokasikan

biaya overhead berdasarkan pada jumlah produk atau pelayanan. Salah satu

keterbatasan dari sistem biaya tradisional yaitu tidak strategis karena

memungkinkan subsidi silang antara produk atau pelayanan. Hal ini yang menjadi

perbedaan mendasar antara metode sistem tradisional dengan metode activity

based costing.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan oleh Riwayadi (2016) bahwa

metode biaya tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk,

sedangkan biaya lain yang berkaitan dengan produk, seperti beban penelitian dan

pengembangan, beban pemasaran, beban distribusi tidak dibebankan ke harga

pokok produk.

Metode activity based costing (ABC). Activity-based costing merupakan

pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya pada produk atau

jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disediakan karena aktivitas.

Menurut Riwayadi (2016), dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini

adalah bahwa produk atau jasa dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang

dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya

biaya. Sumber daya dibebankan pada aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan

pada objek biaya berdasarkan penggunaanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Sistem activity-based costing menggunakan dua tahapan untuk

membebankan biaya pada produk. Di tahap pertama, biaya dibebankan pada

aktivitas. Di tahap kedua, biaya aktivitas dibebankan pada produk. Oleh karena

itu, perhitungannya dilakukan dengan membebankan biaya sumber daya pada

sejumlah aktivitas, kemudian pada masing-masing produk.

Aktivitas merupakan fokus utama manajemen. Dalam manajemen biaya

kontemporer, aktivitaslah yang dikelola, bukan biaya, yaitu dengan cara

mengidentifikasi aktivitas yang memproduksi produk atau jasa. Jika ada aktivitas

yang hilang atau tidak diketahui maka otomatis biaya yang berhubungan dengan

aktivitas tersebut juga hilang. Informasi biaya aktivitas ini dihasilkan oleh sistem

perhitungan pokok produk berbasis aktivitas.

Jika dibuat dalam suatu bagan maka pembebanan biaya produksi berbasis

metode activity-based costing adalah sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead

Aktivitas

Produk

Gambar 1. Pembebanan biaya berbasis metode ABC

Sumber: Riwayadi, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Menurut Riwayadi (2016), aktivitas dalam metode activity-based costing

terdiri atas 4 (empat) aktivitas sebagai berikut:

Aktivitas tingkat unit (unit- level activities). Aktivitas tingkat unit

(berdasarkan volume atau unit) adalah aktivitas yang dapat dilakukan untuk

memproduksi setiap unit produk atau jasa. Biaya yang terkait dengan pelaksanaan

aktivitas ini disebut biaya tingkat unit (unit level cost). Contoh biaya ini adalah

biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Driver aktivitas yang

digunakan pada aktivitas ini adalah jumlah produk yang dihasilkan.

Aktivitas tingkat kelompok (batch-level activities). Aktivitas tingkat

kelompok adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali satu kelompok unit produk

dihasilkan. Biaya yang terkait dengan pelaksanaan aktivitas ini disebut biaya

tingkat batch (batch level cost). Contoh biaya ini adalah biaya pembelian dan

biaya pemindahan barang. Driver aktivitas yang digunakan pada aktivitas ini

adalah jumlah permintaan bahan baku. Sebagai contoh, jika bahan baku dipesan

dari pemasok maka sebagian dari order pembelian, penerimaan, dan inspeksi

barang merupakan aktivitas dalam kelompok unit.

Aktivitas pendukung produk (product-sustaining activities). Aktivitas

pendukung produk adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi

atau aktivitas yang menopang produksi setiap jenis produk atau jasa yang akan

dihasilkan. Biaya yang terkait dengan pelaksanaan aktivitas ini disebut biaya

tingkat produk (product level cost). Contoh biaya tingkat produk adalah biaya

pengelolaan persediaan, pengembangan prosedur pengujian produk, dan desain

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

produk. Driver aktivitas yang digunakan pada aktivitas ini adalah jumlah produksi

yang akan dihasilkan.

Aktivitas pendukung fasilitas (facility-sustaining activities). Aktivitas

pendukung fasilitas adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung produksi

produk secara umum dan berhubungan dengan kegiatan yang mempertahankan

kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya yang terkait dengan pelaksanaan

aktivitas ini disebut biaya tingkat fasilitas (facility level cost). Contoh biaya

tingkat fasilitas adalah beban manajemen pabrik, beban pengelolaan lingkungan

pabrik, beban keamanan, serta beban penyusutan pabrik.

Manfaat utama dari metode activity-based costing menurut Dewi (2014)

adalah:

1. Memperbaiki mutu pengambilan keputusan dengan informasi biaya produk

yang lebih teliti dan memungkinkan mengurangi kesalahan manajemen dalam

mengambil keputusan.

2. Memudahkan untuk mengakses informasi tentang biaya-biaya yang relevan

dengan berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk sehingga manajemen

dapat membuat keputusan strategis.

Keterbatasan metode activity-based costing menurut Dewi (2014) adalah:

1. Pengalokasian

Sekalipun data aktivitas produk tersedia, banyak biaya-biaya mungkin

perlu dialokasikan dan produk yang didasarkan atas ukuran volume berubah-

ubah karena secara praktis tidak dapat ditemukan suatu aktivitas khusus yang

menyebabkan timbulnya biaya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

2. Biaya yang Diabaikan (Omission Of Cost)

Informasi biaya berdasarkan aktivitas akan memudahkan manajemen

mengelola biaya dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing, yaitu dengan

mengidentifikasi dan mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.

Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak ditemukan

menimbulkan biaya sehingga terdapat biaya produk yang diabaikan.

3. Biaya dan Waktu

Sistem activity-based costing sangat mahal untuk dikembangkan dan

diterapkan dan juga memerlukan waktu yang lama.

Metode distribusi ganda (double distribution method). Metode distribusi

ganda memiliki dua tahapan untuk mengalokasikan biaya. Menurut Purwanti

(2016), pada tahap pertama, dilakukan distribusi biaya yang dikeluarkan dari unit

penunjang ke unit penunjang lainnya dan unit produksi. Pendistribusian ini

menyebabkan adanya biaya yang masih tertinggal di unit penunjang, yaitu biaya

yang diterima dari unit penunjang lain. Pada tahap kedua, seluruh biaya (alokasi)

yang ada di unit penunjang dipindahkan keseluruh unit produksi terkait untuk

mendapatkan biaya total akhir dari unit produksi.

Setelah diperoleh biaya total akhir dari satu unit produksi yang merupakan

penjumlahan dari biaya asli dan biaya alokasi yang didapat, maka biaya satuan

layanan unit tersebut dapat diketahui dengan membaginya dengan jumlah layanan

yang diberikan oleh unit tersebut selama tahun yang sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Analisis Biaya Rumah Sakit

Menurut Purwanti (2016), analisis biaya adalah suatu kegiatan menghitung

biaya untuk berbagai jenis pelayanan, baik secara total maupun per unit atau per

pasien dengan cara menghitung seluruh biaya yang ada berdasarkan aktivitas yang

dilakukan oleh unit-unit yang menghasilkan produk.

Prinsip pokok menghitung biaya rumah sakit adalah dengan cara

menghitung biaya yang telah dikeluarkan selama satu periode tertentu di setiap

unit-unit fungsional yang ada di rumah sakit, meliputi biaya investasi, biaya

operasional, dan biaya pemeliharaan. Jumlah biaya-biaya di setiap unit akan

menggambarkan biaya total rumah sakit.

Manfaat dari analisis biaya rumah sakit adalah:

1. Pricing

Informasi biaya satuan sangat penting dalam penentuan kebijaksanaan tarif

rumah sakit. Dengan diketahuinya biaya satuan (unit cost), dapat pula

diketahui kesesuaian antara tarif rumah sakit dengan perhitungan unit cost.

2. Budgeting/Plannin

Informasi jumlah biaya (total cost) dari suatu unit produksi dan biaya satuan

(unit cost) dari setiap output rumah sakit, sangat penting untuk alokasi

anggaran dan untuk perencanaan anggaran.

3. Budgetary Control

Hasil analisis biaya dapat dimanfaatkan untuk memonitor dan mengendalikan

kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya mengidentifikasi pusat-pusat

biaya yang strategis dalam upaya efisiensi rumah sakit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

4. Evaluasi dan Pertanggungjawaban

Analisis biaya bermanfaat untuk menilai keuangan rumah sakit secara

keseluruhan, sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada pihak manajemen

rumah sakit.

Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Didalam Permenkes RI (2013), pelayanan gizi adalah suatu upaya

memperbaiki dan meningkatkan gizi, dietetik masyarakat, kelompok dan individu

yang merupakan suatu rangkaian yang meliputi pengumpulan, pengolahan,

analisis, implementasi, dan evaluasi gizi dalam rangka untuk mencapai status

kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit. Pelayanan gizi di rumah sakit

adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien

berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh. Kegiatan

pelayanan gizi rumah sakit dilaksanakan untuk mencapai sistem pelayanan gizi

yang bermutu dan paripurna. Kegiatan tersebut terdiri dari 4 (empat), yaitu:

Asuhan gizi rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya disebut

kegiatan konseling gizi dan edukasi atau penyuluhan gizi. Pelayanan gizi rawat

jalan bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada pasien rawat jalan dengan

membantu mencari solusi masalah gizi melalui nasihat gizi mengenai jumlah

asupan makanan yang sesuai dengan jenis diet dan kondisi kesehatannya.

Kegiatan asuhan gizi rawat jalan meliputi:

Konseling gizi. Konseling gizi adalah proses komunikasi dua arah yang

dilaksanakan oleh ahli gizi atau dietisien untuk meningkatkan pengertian, sikap,

dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi adalah kegiatan penyampaian pesan

tentang gizi dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk

meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien terhadap upaya peningkatan

status gizi dan kesehatan. penyuluhan gizi ditujukan kepada kelompok

masyarakat.

Asuhan gizi rawat inap. Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan

gizi yang dimulai dari proses skrining gizi, pengkajian gizi, diagnosis gizi,

intervensi gizi, monitoring dan evaluasi gizi. Pelayanan gizi rawat inap bertujuan

untuk memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh

asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatan dalam upaya mempercepat proses

penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi. Kegiatan asuhan

gizi rawat inap meliputi:

Skrining gizi. Skrining gizi merupakan tahapan awal dalam pelayanan gizi

yang bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko atau tidak berisiko

malnutrisi atau kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien

dengan kelainan metabolik, hemodialisis, geriatrik, kanker dengan

kemoterapi/radiasi, imunitas menurun, dan sebagainya.

Pengkajian gizi. Pengkajian gizi merupakan kegiatan mengidentifikasi

masalah gizi yang terkait dengan asupan zat gizi dan makanan, aspek klinis dan

aspek perilaku. Untuk mengidentifikasi masalah gizi diperlukan data beruba

riwayat gizi, pemeriksaan laboratorium, antropometri (data fisik pasien),

pemeriksaan fisik/klinis, dan riwayat penyakit pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Diagnosis gizi. Diagnosis gizi merupakan kegiatan mencari hubungan

antar data yang telah terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian

memilah masalah gizi yang spesifik dan menyatakan masalah gizi

Intervensi gizi. Intervensi gizi merupakan kegiatan yang mencakup

perencanaan dan implementasi untuk mengatasi masalah gizi yang sudah

didiagnosis dan mengomunikasikan rencana asuhan gizi kepada pasien dan tenaga

kesehatan lain yang terkait.

Monitoring dan evaluasi gizi. Monitoring dan evaluasi gizi dilakukan

untuk mengetahui respon pasien terhadap intervensi gizi.

Penyelenggaraan makanan. Penyelenggaraan makanan rumah sakit

merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan

kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan

makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi

dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.

Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk menyediakan

makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima

oleh pasien untuk mencapai status gizi yang optimal. Sasaran penyelenggaraan

makanan di rumah sakit terutama pada pasien rawat inap. Kegiatan

penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi:

Penetapan peraturan pemberian makanan rumah sakit. Peraturan

Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) adalah suatu pedoman yang

ditetapkan rumah sakit sebagai acuan dalam memberikan pelayanan makanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

pada pasien yang mencakup ketentuan macam pasien yang dilayani, kandungan

gizi, pola menu dan frekuensi makan sehari, dan jenis menu.

Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit. Standar bahan

makanan sehari adalah acuan atau pedoman macam dan jumlah bahan makanan

yang disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien yang tercantum dalam penuntun

diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.

Perencanaan menu. Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan

menyusun dan memadukan hidangan dalam variasi yang memenuhi kecukupan

gizi pasien dan sesuai dengan kebijakan rumah sakit.

Perencanaan kebutuhan bahan makanan. Perencanaan kebutuhan bahan

makanan adalah suatu kegiatan menetapkan macam, jumlah, dan mutu bahan

makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka

mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit.

Perencanaan anggaran bahan makanan. Perencanaan anggaran belanja

bahan makanan adalah suatu kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk

pengadaan bahan makanan bagi pasien.

Pengadaan bahan makanan. Pengadaan bahan makanan adalah suatu

kegiatan yang meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga

makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan dan melakukan survei pasar.

Pemesanan dan pembelian bahan makanan. Pemesanan bahan makanan

adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan pedoman

menu dan rata-rata jumlah pasien yang dilayani disesuaikan dengan periode

pemesanan yang ditetapkan. Pembelian bahan makanan merupakan suatu kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

penyediaan macam, jumlah spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi

kebutuhan pasien yang disesuaikan dengan kebijakan yang berlaku.

Penerimaan bahan makanan. Penerimaan bahan makanan adalah suatu

kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan

melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan

dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan. Penyimpanan bahan

makanan adalah suatu kegiatan menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan

keamanan bahan makanan kering dan basah di gudang bahan makanan.

Penyaluran bahan makanan suatu kegiatan mendistribusikan bahan makanan

berdasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan makanan.

Persiapan bahan makanan. Persiapan bahan makanan adalah suatu

kegiatan mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah sesuai dengan menu,

standar resep, standar porsi, standar bumbu, dan jumlah pasien yang dilayani.

Pemasakan bahan makanan. Pemasakah bahan makanan adalah suatu

kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang

siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.

Distribusi makanan. Distribusi makanan adalah suatu kegiatan

penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi pasien yang

dilayani.

Penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan gizi

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan dan

masalah gizi yang kompleks. Tujuan penelitian dan pengembangan gizi adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

untuk mencapai kualitas pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan

berhasil guna dibidang pelayanan gizi, penyelenggaraan makanan rumah sakit,

penyuluhan dan konseling gizi sesuai kemampuan institusi. Hasil penelitian dan

pengembangan gizi berguna sebagai bahan masukan bagi perencanaan kegiatan,

evaluasi, dan standar pelayanan rumah sakit.

Pembiayaan Pelayanan Gizi

Didalam Permenkes RI (2013), prinsip perhitungan biaya asuhan gizi

maupun biaya makanan hampir sama yaitu terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja, dan biaya overhead.

Biaya Makan. Permenkes RI (2013) mengatakan bahwa biaya makan per

orang per hari merupakan biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan

makanan. Biaya ini diperoleh berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk

penyelenggaraan makanan dibagi dengan jumlah output. Data yang dibutuhkan

untuk menghitung biaya makan per orang per hari adalah jumlah output dari

penyelenggaraan makanan yaitu porsi makan atau jumlah pasien yang dilayani.

Unsur-unsur biaya dalam penyelenggaraan makanan adalah sebagai

berikut:

Biaya bahan makanan. Biaya bahan makanan merupakan unsur biaya

bahan baku atau bahan dasar atau bahan langsung dalam rangka memproduksi

makanan. Biaya bahan makanan ini termasuk biaya variabel karena biaya total

bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah atau porsi makanan yang dihasilkan atau

jumlah pasien yang akan dilayani.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Perhitungan biaya bahan makanan tersebut dapat dilakukan melalui dua

pendekatan. Pendekatan pertama, apabila instalasi gizi sudah mempunyai

pedoman menu dan standar resep yang lengkap untuk setiap hidangan, maka

perhitungan bahan makanan dapat dilakukan melalui perhitungan bahan makanan

dari standar resep atau dari pedoman menu. Pendekatan kedua, apabila instalasi

gizi belum mempunyai pedoman menu dan standar resep yang lengkap maka

perhitungan bahan makanan dapat dilakukan melalui pemakaian bahan makanan

dengan syarat instalasi gizi harus mempunyai catatan bahan makanan yang

lengkap dan akurat mengenai pembelian bahan makanan, penerimaan bahan

makanan dan persediaan bahan makanan.

Biaya tenaga kerja. Tenaga kerja diperhitungkan dalam biaya ini adalah

tenaga kerja di unit perbekalan serta unit pengolahan penyaluran makanan. Biaya

tenaga kerja merupakan biaya tetap karena pada batas tertentu tidak dipengaruhi

oleh jumlah makanan yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja terdiri dari gaji,

tunjangan, lembur, honor, insentif, dan sebagainya.

Tenaga kerja yang terlibat dalam proses penyelenggaraan makanan

meliputi tenaga kerja langsung yaitu pengawas, penjamah makanan, pengolah

makanan dan lainnya serta tenaga kerja tidak langsung seperti petugas keamanan,

kebersihan, dan sebagainya.

Biaya overhead. Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan dalam

rangka proses produksi makanan, kecuali biaya bahan baku dan dan biaya tenaga

kerja langsung. Biaya overhead tersebut meliputi biaya barang dan biaya

pemeliharaan. Biaya barang yaitu seluruh biaya barang yang telah dikeluarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

untuk operasional penyelenggaraan makanan misalnya alat tulis kantor, alat

masak, alat makan dan alat rumah tangga, dan lainnya. Sedangkan biaya

pemeliharaan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan listrik dan air.

Kerangka Konsep

Biaya Makanan
Pasien
1. Biaya bahan
makanan
2. Biaya tenaga
: Jumlah
Porsi
Makanan
= Unit Cost
Makanan

kerja
3. Biaya
overhead

Gambar 2. Kerangka konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif, yaitu mendapatkan gambaran biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk produksi makanan pasien rawat inap. Penelitian deskriptif

kuantitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

mendeksripsikan keadaan objek tertentu. Jenis penelitian ini didasarkan pada data-

data yang berupa angka (Hasmi, 2016).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pingadi Kota

Medan yang berada di Jl. Prof. HM. Yamin Sh No. 47 Medan.

Waktu penelitian. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Januari-

November tahun 2018.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi adalah himpunan semua objek yang akan dipelajari

atau diteliti (Hasmi, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah biaya makanan

pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018.

Sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang akan diteliti

yang dipilih dengan syarat bahwa sampel yang diambil dari populasi harus

representatif. Sampel dalam penelitian ini adalah biaya makanan pasien rawat inap

kelas III di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018.

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dapat didefinisikan sebagai suatu objek yang akan dipelajari

(Hasmi, 2016). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Biaya satuan (unit cost) adalah biaya yang diperlukan atau yang dikeluarkan

untuk menghasilkan satu satuan pokok barang atau jasa yang dapat diperoleh

dengan membagi total biaya dengan jumlah output atau jumlah porsi makanan

yang dihasilkan.

2. Biaya bahan makanan merupakan biaya bahan baku atau bahan langsung

dalam rangka memproduksi makanan yang besar biayanya dipengaruhi oleh

jumlah porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah pasien yang dilayani.

3. Biaya tenaga kerja merupakan biaya tetap karena pada batas tertentu tidak

dipengaruhi oleh jumlah makanan yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja terdiri

dari gaji pokok dan insentif.

4. Biaya overhead tersebut meliputi biaya barang dan biaya pemeliharaan. Biaya

barang meliputi seluruh biaya peralatan yang ada di instalasi gizi dan biaya

pemeliharaan meliputi biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan listrik dan

air.

5. Metode activity based costing adalah metode yang menyediakan informasi

perihal aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

aktivitas serta biaya yang ditimbulkan.

6. Biaya aktivitas adalah biaya yang diperoleh dari perhitungan biaya sumber

daya yang dibebankan pada aktivitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

7. Tarif aktivitas adalah suatu tarif yang dihitung berdasarkan aktivitas yang

dilakukan dengan cara membagi total biaya setiap aktivitas dengan kapasitas

(konsumsi) driver aktivitas.

Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. Menurut Hasmi

(2016), wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari

sasaran penelitian. Data ini diperoleh melalui inguided interview yaitu wawancara

yang dilakukan secara bebas oleh pewawancara dengan menanyakan apa saja

yang terkait data yang dibutuhkan (Saryono dan Anggraeni, 2013). Wawancara

dilakukan terhadap pegawai di instalasi gizi. Data yang dikumpulkan adalah data

yang menyangkut tentang aktivitas-aktivitas kegiatan penyelenggaraan makanan

yang dilakukan oleh instalasi gizi dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

aktivitas tersebut.

Observasi atau pengamatan adalah suatu metode yang dilakukan dengan

mengamati subjek penelitian. Observasi yang dilakukan adalah peneliti terlibat

langsung dalam pelaksanaan aktivitas penyelenggaraan makanan untuk melihat

dan mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas

tersebut dengan menggunakan stopwatch.

Data sekunder diperoleh dari Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan meliputi daftar belanja bahan makanan untuk memperoleh total biaya

bahan makanan pasien rawat inap, siklus menu untuk mengetahui variasi menu

makanan, hasil evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) instalasi gizi untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

mengetahui pencapaian sisa makanan sebagai indikator pelayanan gizi, jumlah

pegawai di instalasi gizi untuk memperoleh total biaya tenaga kerja, jumlah

inventaris ruangan di instalasi gizi untuk memperoleh biaya overhead, dan data

pasien rawat inap pada bulan Januari tahun 2018.

Metode Pengukuran

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data yang diperlukan supaya diperoleh hasil yang baik dan

lengkap sehingga mudah untuk diolah (Saryono dan Anggraeni, 2013). Instrumen

penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah stopwatch.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

Activity Based Costing. Menurut Riwayadi (2016), langkah-langkah pembebanan

biaya berbasis metode ABC adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Aktivitas

Fokus perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas adalah

aktivitas. Aktivitas diturunkan dari proses karena untuk melaksanakan suatu

proses diperlukan beberapa aktivitas yang saling berurutan sehingga

menunjukkan suatu tindakan kerja.

Identifikasi aktivitas dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama,

melalui wawancara dengan pihak manajemen. Wawancara dilakukan terhadap

pegawai di instalasi gizi. Hal-hal yang dipertanyakan terkait dengan aktivitas

penyelenggaraan makanan dan waktu yang dibutuhkan untuk

melaksanakannya. Cara kedua, melalui observasi (pengamatan langsung).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Observasi yang dilakukan adalah peneliti terlibat langsung dalam pelaksanaan

aktivitas penyelenggaraan makanan untuk melihat dan mengukur lamanya

waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut dengan

menggunakan stopwatch. Setelah aktivitas diidentifikasi, aktivitas tersebut

didokumentasikan dalam daftar aktivitas.

2. Mengklasifikasi Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas

Klasifikasi aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas dapat digunakan

untuk melihat struktur biaya per tingkat aktivitas, yang bermanfaat untuk

menganalisis dan mengelola biaya. Manajemen dapat dengan mudah melihat

biaya tingkat aktivitas mana yang paling besar diantara keempat tingkat

aktivitas tersebut.

3. Mengidentifikasi Sumber Daya dan Biaya Sumber Daya

Untuk menghitung biaya aktivitas, terlebih dahulu perlu diketahui

sumber daya yang digunakan oleh setiap aktivitas. Sumber daya yang

dimaksudkan dalam aktivitas penyelenggaraan makanan adalah bahan

makanan, tenaga kerja, dan overhead. Setelah mengidentifikasi sumber daya,

selanjutnya adalah mengidentifikasi macam-macam biaya dan menentukan

besar biaya.

4. Membebankan Biaya Sumber Daya pada Aktivitas

Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas dengan tujuan untuk

memperoleh biaya setiap aktivitas. Biaya setiap aktivitas dihitung dengan cara

mengalikan waktu pelaksanaan aktivitas dengan masing-masing biaya sumber

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

daya. Kemudian untuk memperoleh total biaya aktivitas seluruhnya dihitung

dengan cara menjumlahkan seluruh biaya setiap aktivitas.

5. Menghitung Tarif Aktivitas

Tarif aktivitas adalah suatu tarif yang dihitung berdasarkan aktivitas

yang dilakukan dengan cara membagi total biaya aktivitas dengan kapasitas

driver masing-masing aktivitas.

6. Membebankan Biaya Aktivitas pada Produk

Pembebanan biaya aktivitas pada produk dilakukan dengan cara

membagi tarif aktivitas dengan jumlah output aktivitas sesungguhnya atau

jumlah porsi makanan yang dihasilkan.

Data yang telah terkumpul mengenai aktivitas-aktivitas penyelenggaraan

makanan pasien, biaya bahan makanan pasien, biaya tenaga kerja dan biaya

overhead di instalasi gizi diolah melalui perhitungan statistik sehingga diperoleh

gambaran besarnya biaya satuan (unit cost) makanan pasien rawat inap di RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan

menggunakan software Microsoft Excel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Hasil Penelitian

Gambaran Umum RSUD Dr. Pingadi Kota Medan

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pingadi Kota Medan beralamat di Jl. Prof.

HM. Yamin SH No. 47 Medan yang merupakan salah satu unit pelayanan di

kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama

Gemente Zieken Huis pada tanggal 11 Agustus Anno 1028. Peletakkan batu

pertama dilakukan oleh seorang bocah berumur 10 tahun bernama Maria

Constantia Macky, dimana sebagai pimpinan yang pertama dipegang oleh Dr. W.

Bays. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini

diambil alih oleh Bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono

Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia yaitu Dr.

Raden Pirngadi Gonggo Putro.

Pada tahun 1947, rumah sakit ini diambil alih oleh pemerintah Negara

Bagian Sumatera Timur Republik Indonesia Sementara (RIS) dengan nama

Rumah Sakit Kota Medan. Dengan berdirinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950 maka Negara Bagian (RIS)

dihapuskan dan rumah sakit ini diambil alih oleh Pemerintah Pusat atau

Kementerian Kesehatan di Jakarta dengan nama Rumah Sakit Umum Pusat.

Pada tahun 1971, rumah sakit ini diserahkan dari pusat ke Pemerintah

ProvinsiSumatera Utara dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat

ProvinsiMedan. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan

ditabalkanmenjadi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Kota Medan. RSUD Dr. Pirngadi

36

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Kota Medan dalam menjalankan tugasnya memiliki motto, visi dan misi. Motto

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah Aegrotisalus Lex Suprema yang berarti

Kepuasan Pasien adalah yang Utama. Visi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

adalah “Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan dan Unggulan di Sumatera Utara

Tahun 2020”. Untuk mencapai visi tersebut, RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

memiliki misi sebagai berikut:

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu kedokteran

serta tenaga kesehatan lain.

3. Mengembangkan manajemen rumah sakit yang profesional.

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B yang

tercantum dalam Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 445/900/DIS

PM PPTSP/6/VI.3/X/2017 tentang Pemberian Perpanjangan Izin Operasional

Rumah Sakit Umum kepada Pemerintah Kota Medan untuk menyelenggarakan

Rumah Sakit Umum Daerah dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Pirngadi Kota Medan.

Gambaran upaya pelayanan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit rujukan dari berbagai daerah yang

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan meliputi upaya penyembuhan

(kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif) melalui pelayanan medik dan

pelayanan penunjang medik. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan juga

dibantu oleh kelompok pejabat fungsional yang terdiri dari staf medik fungsional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

dan instalasi yang bertanggungjawab langsung kepada direktur RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan. Salah satunya adalah instalasi gizi yang bertugas mengatur

dan menyelenggarakan semua kegiatan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan.

Gambaran Umum Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Instalasi gizi di rumah sakit adalah unit yang mengelola pelayanan gizi di

rumah sakit. Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki Visi, Misi,

Falsafah, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi dalam menjalankan tugasnya. Visi

Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah “Pelayanan Gizi yang

Bermutu dan Paripurna”. Misi Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan

kepuasan pasien dalam aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif untuk

meningkatkan kualitas hidup.

2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.

3. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Falsafah Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah “Mendukung

Pelayanan Kesehatan pada Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan dengan Pelayanan

Gizi yang Profesional”. Tujuan instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

adalah “Terciptanya Sistem Pelayanan Gizi Rumah Sakit dengan Memperhatikan

Berbagai Aspek Gizi dan Penyakit, serta merupakan Bagian dari Pelayanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Kesehatan secara Menyeluruh untuk Meningkatkan dan Mengembangkan Mutu

Pelayanan Gizi Rumah Sakit”.

Tugas Pokok Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi:

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi di ruang rawat inap.

2. Menyelenggarakan pengolahan (produksi) dan penyaluran (distribusi)

makanan untuk pasien rawat inap.

3. Menyelenggarakan penyuluhan atau konsultasi dan rujukan gizi.

4. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

5. Menyelenggarakan administrasi dan tata usaha pelayanan gizi di rumah sakit.

Fungsi Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi:

1. Merencanakan pengadaan dan pengolahan (produksi) dan penyaluran

(distribusi) makanan untuk pasien rawat inap.

2. Melaksanakan kegiatan pengolahan (produksi) dan penyaluran (distribusi)

makanan untuk pasien rawat inap.

3. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pengadaan

dan pengolahan (produksi) serta penyaluran (distribusi) makanan untuk pasien

rawat inap.

4. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan gizi di ruang rawat inap.

5. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelayanan gizi di ruang rawat

inap.

6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di ruang rawat inap.

7. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi

serta rujukan gizi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

8. Merencanakan dan melaksanakan penelitian gizi tepat guna dan sederhana.

9. Melaksanakan kegiatan administrasi dan tata usaha pelayanan gizi.

Struktur organisasi instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

Berdasarkan data sekunder dari bagian administrasi instalasi gizi RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan diperoleh struktur organisasi instalasi gizi sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GIZI RSUD DR. PIRNGADI

KOTA MEDAN

Direktur RSUD Dr. Pirngadi


Kota Medan

Ka. Instalasi Gizi

Sek. Instalasi Gizi

Pencacatan dan Perlengkapan dan


Pelaporan Perbekalan

Pelaksana Pelaksana
Perlengkapan Gudang Bahan
Kering dan Basah

Pelayanan Pelayanan Penyelenggaraan Penelitian dan


Asuhan Gizi Konsultasi Makanan Pengembangan
Ruang Rawat Gizi Gizi Terapan
Inap

Asuhan Gizi Pramusaji Makanan Makanan Makanan


Ruang Biasa Diet Sonde
Rawat Inap

Gambar 3. Struktur organisasi instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Ketenagaan di instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Jumlah

dan jenis pegawai di instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah sebagai

berikut:

Tabel 1
Ketenagaan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Jenis Tenaga Status Pegawai Pangkat/Golongan Jumlah
Ka. Instalasi gizi PNS III/d 1 orang
Sek. Instalasi gizi PNS III/d 1 orang
Pegawai pengolahan PNS III/d 3 orang
Pegawai pengolahan PNS III/b 1 orang
Pencatatan dan pelaporan PNS III/b 1 orang
Penanggungjawab gudang PNS III/b 1 orang
Perlengkapan dan
PNS III/a 1 orang
perbekalan
Gizi ruangan PNS III/d 7 orang
Gizi ruangan PNS III/c 2 orang
Gizi ruangan PNS III/b 4 orang
Gizi ruangan PNS III/a 1 orang
Gizi ruangan PNS II/d 1 orang
Tata usaha PNS III/b 1 orang
Pengolahan PNS II/c 3 orang
Pengolahan PNS II/a 4 orang
Pengolahan PNS I/d 2 orang
Pengolahan PNS I/c 2 orang
Distribusi/packing PNS II/c 1 orang
Pengolahan MI dan sonde Honorer - 3 orang
Pengolahan Honorer - 3 orang
Distribusi/packing Honorer - 19 orang
Diswashing Honorer - 1 orang
Administrasi Honorer - 1 orang
Jumlah 64 orang
Sumber: RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Pelayanan gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Pelayanan gizi RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit

(PGRS) yang disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Pelayanan gizi di RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan terdiri dari pelayanan asuhan gizi ruang rawat,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

pelayanan konsultasi gizi, penyelenggaraan makanan, dan penelitian dan

pengembangan gizi terapan. Akan tetapi, penelitian ini hanya difokuskan pada

pembahasan mengenai penyelenggaraan makanan.

Pelayanan asuhan gizi ruang rawat. Pelayanan asuhan gizi di ruang

rawat inap merupakan kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan

diet pasien hingga pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan ini

adalah untuk memberikan terapi diet yang sesuai dengan kondisi pasien dalam

upaya mempercepat proses penyembuhan dan mencegah kambuh penyakit

melalui penyediaan makanan, upaya perubahan sikap dan perilaku terhadap

makanan selama perawatan, dan adanya peran keluarga.

Pelayanan konsultasi gizi. Konsultasi gizi di rumah sakit dapat mencegah

terjadinya pengulangan berobat dan memperpendek masa perawatan. Usaha ini

memerlukan pasrtisipasi aktif dari pasien dalam upaya penyembuhan penyakit.

Konsultasi gizi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dimulai sejak pasien masuk

ruang rawat inap. Setelah itu, petugas gizi ruangan mengamati pasien secara fisik,

yaitu nafsu makan pasien, banyaknya makanan yang dihabiskan, dan menilai

apakah perlu penyesuaian diet. Jika perlu penyesuaian diet maka disesuaikan

dengan jenis penyakitnya. Konsultasi gizi dilakukan agar pasien memahami

tentang dietnya dan tidak mengonsumsi makanan yang tidak sesuai dengan

penyakitnya.

Penyelenggaraan makanan. Berdasarkan wawancara terhadap pegawai

instalasi gizi rumah sakit, aktivitas-aktivitas penyelenggaraan makanan di RSUD

Dr. Pirngadi Kota Medan diidentifikasikan sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Perencanaan menu, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyusun dan memadukan hidangan yang sesuai dengan kecukupan gizi

pasien

b. Menetapkan macam, jumlah, dan mutu bahan makanan

c. Menetapkan spesifikasi bahan makanan

Pengadaan bahan makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Melakukan survei pasar

b. Menyusun permintaan (order) bahan makanan

c. Menyediakan macam, jumlah, dan spesifikasi bahan makanan

d. Memeriksa, mencatat, dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan

makanan

e. Menyimpan dan memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan

Persiapan bahan makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyiapkan bahan makanan untuk diolah

b. Memasak bahan makanan mentah menjadi makanan siap saji

Distribusi makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyiapkan makanan sesuai jenis makanan dan jumlah porsi makanan pasien

b. Mengantarkan makanan sesuai jenis makanan dan jumlah porsi makanan

pasien

c. Menyajikan makanan kepada pasien yang dilayani

Evaluasi, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Melakukan observasi terhadap jumlah porsi makanan pasien

b. Menilai sisa makanan pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Penelitian dan pengembangan gizi terapan. Ruang lingkup penelitian dan

pengembangan gizi terapan untuk menghadapi tantangan dan masalah gizi dapat

berupa penelitian terhadap daya terima makanan dan kepatuhan diet oleh pasien,

standar asuhan gizi dan terapi diet, standar kecukupan gizi meliputi standar resep,

standar bumbu, dan standar porsi, serta peralatan yang diperlukan. Mekanisme

kegiatan disusun berdasarkan prioritas yang dianggap penting sesuai dengan

kebutuhan pelayanan gizi.

Biaya Makanan Pasien Rawat Inap

Permenkes RI (2013) mengatakan bahwa biaya makan per orang per hari

merupakan biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan makanan. Informasi

yang diperoleh dari salah satu pegawai di instalasi gizi menyebutkan bahwa biaya

makanan yang dibebankan kepada pasien rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Kota

Medan pada tahun 2017 dan masih digunakan sampai tahun 2018 berdasarkan

kelas perawatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2
Biaya Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2017
Kelas Perawatan Standar Harga Makanan
VIP Rp45.000,00
Kelas I Rp40.000,00
Kelas II Rp35.000,00
Kelas III Rp35.000,00
Sumber: RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) dengan Metode ABC

Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas. Aktivitas- aktivitas

dalam penyelenggaraan makanan pasien rawat inap dapat dilihat pada tabel

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

Tabel 3
Aktivitas dan Driver Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Kapasitas
*Driver
Aktivitas Jenis Aktivitas Driver
Aktivitas
Aktivitas
Perencanaan a. Menyusun dan memadukan Jumlah 100 Pasien
Menu hidangan yang sesuai Pasien
dengan kecukupan gizi
pasien
b. Menetapkan macam,
jumlah, dan mutu bahan
makanan
c. Menetapkan spesifikasi
bahan makanan
Pengadaan a. Melakukan survei pasar Jumlah 62
Bahan b. Menyusun permintaan Permintaan Permintaan
Makanan (order) bahan makanan Jenis Bahan Jenis Bahan
c. Menyediakan macam, Makanan Makanan
jumlah, dan spesifikasi,
bahan makanan
d. Memeriksa, mencatat, dan
melaporkan tentang macam
dan jumlah bahan makanan
e. Menyimpan dan memelihara
jumlah, kualitas, dan
keamanan, bahan makanan
Persiapan a. Menyiapkan bahan makanan Jumlah 100 Porsi
Bahan untuk diolah Porsi Makanan
Makanan b. Memasak bahan makanan Makanan
mentah menjadi makanan
siap saji
Distribusi a. Menyiapkan makanan Jumlah 100 Pasien
Makanan sesuai jenis makanan dan Pasien
jumlah porsi makanan
pasien
b. Mengantarkan makanan
sesuai jenis makanan dan
jumlah porsi makanan
pasien
c. Menyajikan makanan
kepada pasien yang dilayani
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Tabel 3
Aktivitas dan Driver Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Kapasitas
*Driver
Aktivitas Jenis Aktivitas Driver
Aktivitas
Aktivitas
Evaluasi a. Melakukan observasi Jumlah 100 Porsi
terhadap jumlah porsi Porsi Makanan
makanan pasien Makanan
b. Menilai sisa makanan
pasien
Sumber: Data Primer
*Data yang Diolah

Pada tabel 3 di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas dalam

penyelenggaraan makanan pasien rawat inap dan driver aktivitas atau yang

menjadi pemicu terjadinya aktivitas, yaitu aktivitas perencaan menu terjadi karena

adanya pasien yang dilayani berjumlah 100 pasien, aktivitas pengadaan bahan

makanan terjadi karena adanya jumlah permintaan bahan makanan sebanyak 66

jenis bahan makanan, aktivitas persiapan bahan makanan terjadi karena adanya

jumlah porsi makanan sebanyak 100 porsi, aktivitas distribusi makanan terjadi

karena adanya pasien yang dilayani berjumlah 100 pasien, dan aktivitas evaluasi

terjadi karena adanya jumlah porsi makanan sebanyak 100 porsi makanan.

Tabel 4
Data Pendukung Jumlah Porsi Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Bulan Januari Tahun 2018
Tanggal Jumah Pasien
01 97 orang
02 92 orang
03 83 orang
04 80 orang
05 76 orang
06 85 orang
07 87 orang
08 81 orang
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Tabel 4
Data Pendukung Jumlah Porsi Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan Bulan Januari Tahun 2018
Tanggal Jumah Pasien
09 98 orang
10 99 orang
11 104 orang
12 94 orang
13 92 orang
14 93 orang
15 90 orang
16 119 orang
17 103 orang
18 109 orang
19 102 orang
20 95 orang
21 102 orang
22 114 orang
23 110 orang
24 113 orang
25 121 orang
26 120 orang
27 103 orang
28 110 orang
29 113 orang
30 108 orang
31 112 orang
Jumlah 3105 orang
Rata-rata 100 orang
Sumber: RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Pada tabel 4 di atas dapat diketahui banyaknya jumlah pasien yang

dilayani atau pasien yang mendapatkan makanan pada bulan Januari tahun 2018

yaitu rata-rata sebanyak 100 pasien. Jumlah pasien tersebut menjadi dasar untuk

mengetahui banyaknya porsi makanan yang diproduksi oleh instalasi gizi yaitu

sebanyak 100 porsi makanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Mengklasifikasi aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas. Aktivitas-

aktivitas yang sudah diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat

aktivitas yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5
Klasifikasi Aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas
Tingkat
Aktivitas Jenis Aktivitas
Aktivitas
Perencanaan a. Menyusun dan memadukan hidangan yang Unit level
Menu sesuai dengan kecukupan gizi pasien
b. Menetapkan macam, jumlah, dan mutu
bahan makanan
c. Menetapkan spesifikasi bahan makanan
Pengadaan a. Melakukan survei pasar Batch level
Bahan b. Menyusun permintaan (order) bahan
Makanan makanan
c. Menyediakan macam, jumlah, dan
spesifikasi, bahan makanan
d. Memeriksa, mencatat, dan melaporkan
tentang macam dan jumlah bahan
makanan
e. Menyimpan dan memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan, bahan makanan
Persiapan a. Menyiapkan bahan makanan untuk diolah Unit level
Bahan b. Memasak bahan makanan mentah menjadi
Makanan makanan siap saji
Distribusi a. Menyiapkan makanan sesuai jenis Product level
Makanan makanan dan jumlah porsi makanan pasien
b. Mengantarkan makanan sesuai jenis
makanan dan jumlah porsi makanan pasien
c. Menyajikan makanan kepada pasien yang
dilayani
Evaluasi a. Melakukan observasi terhadap jumlah Product level
porsi makanan pasien
b. Menilai sisa makanan pasien
Pada tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa aktivitas perencanaan menu

termasuk dalam aktivitas unit level karena aktivitas tersebut dilakukan untuk

memproduksi makanan, aktivitas pengadaan bahan makanan termasuk dalam

aktivitas batch level karena aktivitas tersebut dilakukan setiap kali adanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

permintaan (order) bahan makanan, penerimaan dan inspeksi barang, aktivitas

persiapan bahan makanan termasuk dalam aktivitas unit level karena aktivitas

tersebut dilakukan untuk memproduksi makanan, aktivitas distribusi makanan dan

aktivitas evaluasi termasuk dalam aktivitas product level karena aktivitas tersebut

dilakukan untuk mendukung pelayanan gizi pada pasien.

Mengidentifikasi sumber daya dan biaya sumber daya. Sumber daya

dan biaya sumber daya yang dimaksud dalam aktivitas penyelenggaraan makanan

adalah biaya bahan makanan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6
Data Biaya Bahan Makanan Basah Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Total *Harga (Rp)
Nama Bahan
Kebutuhan 1 Satuan
Makanan Basah @ Jumlah
hari
Bolu kukus 111 Biji 1.000 111.000
Ayam potong 11,5 Kg 28.000 322.000
Ikan salam 16,5 Kg 22.000 363.000
Ikan tongkol 12,5 Kg 30.000 375.000
Tahu 130 Ptg 350 45.500
Tempe 11,65 Kg 7.000 81.550
Kembang tahu 0,2 Kg 60.000 12.000
Soun 0,75 Kg 25.000 18.750
Kelapa parut 2 Kg 2.000 4.000
Kentang 0,75 Kg 18.000 13.500
Ketimun 0.5 Kg 7.000 3.500
Wortel 17,35 Kg 7.000 12.1450
Tauge 1,5 Kg 5.000 7.500
Buncis 6,5 Kg 10.000 65.000
Sawi minyak 17,2 Kg 7.000 120.400
Kol 2 Kg 8.000 16.000
Labu kuning 0,35 Kg 3.500 1.225
Tomat 2,55 Kg 6.000 15.300
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Tabel 6
Data Biaya Bahan Makanan Basah Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Total *Harga (Rp)
Nama Bahan
Kebutuhan 1 Satuan
Makanan Basah @ Jumlah
hari
Cabe merah 2 Kg 25.000 50.000
Daun sop 0,25 Kg 10.000 2.500
Daun prei 0,25 Kg 2.500 625
Lengkuas 0,4 Kg 4.300 1.720
Serai 0,4 Kg 1.000 400
Pepaya 13 Kg 4.000 52.000
Semangka 18,85 Kg 8.000 150.800
Kue basah 171 Biji 1.000 171.000
Biaya Bahan Makanan Basah 2.125.720
Biaya Bahan Makanan Basah per jam 88.572
Sumber: Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Data yang Diolah

Tabel 7
Data Biaya Bahan Makanan Kering Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Total *Harga (Rp)
Nama Bahan
Kebutuhan Satuan
Makanan Kering @ Jumlah
10 hari
Bawang bombay 4 Kg 20.000 80.000
Bawang merah 24 Kg 30.000 720.000
Bawang putih 8 Kg 20.000 160.000
Merica 1 Kg 50.000 50.000
Biji pala 0,2 Kg 95.000 19.000
Bunga lawang 0,2 Kg 55.000 11.000
Jintan Halus 0,2 Kg 8.500 1.700
Kapulaga 0,2 Kg 475.000 95.000
Kayu manis 0,2 Kg 275.000 55.000
Ketumbar 1 Kg 18.000 18.000
Kemiri kupas 8 Kg 25.000 200.000
Kunyit 6 Kg 45.000 270.000
Kencur 1 Kg 55.000 55.000
Jahe 6 Kg 4.500 27.000
Cengkeh 0,2 Kg 91.000 18.200
Terasi 0,5 Kg 25.000 12.500
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Tabel 7
Data Biaya Bahan Makanan Kering Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Total *Harga (Rp)
Nama Bahan
Kebutuhan Satuan
Makanan Kering @ Jumlah
10 hari
Asam jeruk 2 Kg 9.000 18.000
Asam potong 4 Kg 32.000 128.000
Asam jawa 0,5 Kg 45.000 22.500
Asam cuka 12 Botol 4.500 54.000
Garam 30 Kg 8.000 240.000
Bungkus
Saus cabe 4 6.000 24.000
/Botol
Bungkus
Saus tomat 4 6.000 24.000
/Botol
Bungkus
Kecap manis kental 12 5.000 60.000
/Botol
Daun jeruk 0,2 Kg 17.000 3.400
Daun salam 0,5 Kg 10.000 5.000
Daun kunyit 0,2 Kg 9.000 1.800
Daun pandan 0,2 Kg 15.000 3.000
Minyak goreng 60 Liter 25.000 1.500.000
Gula putih 70 Kg 11.500 805.000
Gula merah 10 Kg 15.000 150.000
Kacang hijau 15 Kg 20.000 300.000
Bubuk teh 5 Kg 50.000 250.000
Telur 3000 Butir 1.100 3.300.000
Agar-agar 156 Bungkus 6.500 1.014.000
Beras (kukubalam) 660 Kg 12.000 7.920.000
Jumlah 17.615.100
Biaya Bahan Makanan Kering 1.761.510
Biaya Bahan Makanan Kering per jam 73.396
Sumber: Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Data yang Diolah

Tabel 8
Total Biaya Bahan Makanan Pasien Rawat Inap Kelas IIII RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan Tahun 2018
Elemen Biaya Jumlah
Biaya Bahan Makanan Basah Rp2.125.720,00
Biaya Bahan Makanan Kering Rp1.761.510,00
Biaya Bahan Makanan Rp3.887.230,00
Biaya Bahan Makanan per jam Rp161.968,00

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Pada tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya bahan makanan untuk

kebutuhan makanan pasien rawat inap kelas III adalah Rp3.887.230,00 per hari

yang terdiri dari biaya bahan makanan basah sebesar Rp2.125.720,00 per hari dan

biaya bahan makanan kering sebesar Rp1.761.510,00 per hari. Apabila

diidentifikasi total biaya bahan makanan per jam adalah Rp161.968,00/jam per

hari yang terdiri dari biaya bahan makanan basah sebesar Rp88.572,00/jam per

hari dan biaya bahan makanan kering sebesar Rp73.396,00/jam per hari.

Tabel 9
Data Biaya Tenaga Kerja Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun
2018
*Jumlah Biaya (Rp)
Gaji Pokok Biaya
Status Pangkat/ Insentif 1 Biaya
Jenis Tenaga 1 Bulan Tidak
Pegawai Gol. Bulan (Rp) Langsung
(Rp) Langsung
(Rp)
(Rp)
Ka. Instalasi
PNS III/d 2.749.074 1.843.000 4.592.074 -
gizi
Sek. Instalasi
PNS III/d 2.749.074 1.843.000 4.592.074 -
gizi
Pegawai
PNS III/d 2.749.074 1.843.000 4.592.074 -
pengolahan
Pegawai
PNS III/b 2.749.074 1.724.250 4.473.342 -
pengolahan
Pencatatan
dan PNS III/b 2.749.074 1.724.250 4.473.342 -
pelaporan
Penanggung
PNS III/b 2.749.074 1.724.250 4.473.342 -
jawab gudang
Perlengkapan
dan PNS III/a 2.749.074 1.724.250 4.473.342 -
perbekalan
Gizi ruangan PNS III/d 2.749.074 1.843.000 - 4.592.074
Gizi ruangan PNS III/c 2.749.074 1.843.000 - 4.592.074
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Tabel 9
Data Biaya Tenaga Kerja Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
*Jumlah Biaya (Rp)
Gaji Pokok Biaya
Status Pangkat Insentif 1 Biaya
Jenis Tenaga 1 Bulan Tidak
Pegawai /Gol. Bulan (Rp) Langsung
(Rp) Langsung
(Rp)
(Rp)
Gizi ruangan PNS III/b 2.749.074 1.724.250 - 4.473.324
Gizi ruangan PNS III/a 2.749.074 1.724.250 - 4.473.324
Gizi ruangan PNS II/d 2.749.074 1.690.000 - 4.439.074
Tata usaha PNS III/b 2.749.074 1.724.250 - 4.473.324
Pengolahan PNS II/c 2.749.074 1.465.000 4.214.074 -
Pengolahan PNS II/a 2.749.074 1.465.000 4.214.074 -
Pengolahan PNS I/d 2.749.074 1.465.000 4.214.074 -
Pengolahan PNS I/c 2.749.074 1.465.000 4.214.074 -
Distribusi/
PNS II/c 2.749.074 1.465.000 4.214.074 -
packing
Pengolahan
Honorer - 1.500.000 - 1.500.000 -
MI dan sonde
Pengolahan Honorer - 1.500.000 - 1.500.000 -
Distribusi/
Honorer - 1.500.000 - 1.500.000 -
packing
Diswashing Honorer - 1.500.000 - - 1.500.000
Administrasi Honorer - 1.500.000 - - 1.500.000
Biaya Langsung 1.907.996
Biaya Langsung per jam 238.500
Biaya Tidak Langsung 1.001.440
Biaya Tidak Langsung per jam 125.180
Total Biaya Tenaga Kerja 2.909.436
Total Biaya Tenaga Kerja per jam 363.680
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja

adalah Rp2.909.436,00 per hari yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp1.907.996,00 per hari dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Rp1.001.440,00 per hari. Apabila diidentifikasi total biaya tenaga kerja per jam

adalah Rp363.680,00/jam per hari yang terdiri dari biaya tenaga kerja langsung

sebesar Rp238.500,00/jam per hari dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar

Rp125.180,00/jam per hari.

Biaya tenaga kerja terdiri dari gaji pokok dan insentif. Pegawai instalasi

gizi yang berstatus kepegawaian PNS menerima gaji pokok dan insentif yang

berbeda-beda menurut pangkat dan golongan, sedangkan bagi pegawai yang

honorer hanya terdiri dari gaji pokok. Gaji pokok PNS disesuaikan dengan Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Medan tahun 2018.

Tabel 10
Data Biaya Penyusutan Alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018
*Harga *Masa *Biaya
Tahun
Nama Alat Jumlah Satuan *Total (Rp) Pakai Penyusutan
Beli
(Rp) (tahun) (Rp)
Meja kerja 10 1985 3.000.000 30.000.000 33 909.091
Meja tulis 4 1985 1.200.000 4.800.000 33 145.454,5
Meja tulis 1 2004 500.000 500.000 14 35.714,3
Meja tulis 2 1991 2.200.000 4.400.000 27 162.963
Kursi 2 1984 1.375.000 2.750.000 34 80.882,4
Kursi putar 1 2004 1.450.000 1.450.000 14 103.571,4
Bangku 1 1997 350.000 350.000 21 16.666,7
panjang
Lemari 1 1985 1.300.000 1.300.000 33 39.394
Lemari 1 1986 1.300.000 1.300.000 32 40.625
Rak piring 2 2007 850.000 1.700.000 11 154.545,5
Rak 5 1985 275.000 1.375.000 33 41.666,7
Bak pencuci 1 2016 850.000 850.000 2 425.000
Kompor gas 1 1985 330.000 330.000 33 10.000
alam 6 tungku
Kompor gas 3 1985 330.000 990.000 33 30.000
alam 2 tungku
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Tabel 10
Data Biaya Penyusutan Alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018
*Masa *Biaya
Tahun *Harga
Nama Alat Jumlah *Total (Rp) Pakai Penyusutan
Beli Satuan (Rp)
(tahun) (Rp)
Alat pemasak 3 2009 2.550.000 7.650.000 9 850.000
nasi
Timbangan 5 1 1983 75.000 75.000 35 2.143
kg
Freezer 1 2004 2.600.000 2.600.000 14 185.714,3
Freezer 1 2005 2.600.000 2.600.000 13 200.000
Freezer 2 2007 7.500.000 15.000.000 11 1.363.636,4
Refrigator 2 2009 3.600.000 7.200.000 9 800.000
Kereta makan 4 2007 212.000 848.000 11 77.091
Kereta makan 2 1985 212.000 424.000 33 12.848,5
troly
Kereta sorong 1 2005 450.000 450.000 13 34.615,4
Kereta sorong 1 2006 450.000 450.000 12 37.500
Racun api 2 2007 25.000 50.000 11 4.545,5
Telepon 2 2008 115.100 230.200 10 23.020
PABX
Filling 2 2004 1.608.000 3.216.000 14 229.714,3
Cabinet
Televisi 1 2006 3.000.000 3.000.000 12 250.000
AC 1 2007 2.600.000 2.600.000 11 236.363,6
Kalkulator 1 2002 114.000 114.000 16 7.125
Kalkulator 1 2008 165.000 165.000 13 12.692,3
Kursi lipat 3 2011 215.000 645.000 7 92.143
Kursi putar 3 2011 612.500 1.837.500 7 262.500
roda
Komputer 1 2011 3.675.000 3.675.000 7 525.000
Printer 1 2011 625.000 625.000 7 89.285,7
CPU 1 2011 3.258.000 3.258.000 7 465.428,6
komputer
Meja 1 2011 140.000 140.000 7 20.000
komputer
Kulkas 3 2014 1.585.000 4.755.000 4 1.188.750
Kipas angin 2 2014 385.000 770.000 4 192.500
dinding
Pemasak nasi 2 2014 2.425.000 4.850.000 4 1.212.500
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Tabel 10
Data Biaya Penyusutan Alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018
*Masa *Biaya
Tahun *Harga
Nama Alat Jumlah *Total (Rp) Pakai Penyusutan
Beli Satuan (Rp)
(tahun) (Rp)
Blender 2 2014 145.000 290.000 4 72.500
Tong 3 2014 280.000 840.000 4 210.000
Wajan 6 2014 285.000 1.710.000 4 427.500
Ceret 18 2014 135.000 2.430.000 4 607.500
Kukusan 2 2014 1.800.000 3.600.000 4 900.000
Baki 300 2014 35.000 10.500.000 4 2.625.000
Gelas putih 400 2014 4.000 1.600.000 4 400.000
polos
Gelas 240 2014 5.000 1.200.000 4 300.000
berkuping
Gayung 24 2014 10.000 240.000 4 60.000
Mangkok 352 2014 10.000 3.520.000 4 880.000
berkuping
Mangkok oval 50 2014 10.000 500.000 4 125.000
Sendok sayur 24 2014 28.000 672.000 4 168.000
Sendok makan 260 2014 54.500 14.170.000 4 3.542.500
Garpu makan 240 2014 54.500 13.080.000 4 3.270.000
Termos air 25 2014 80.000 2.000.000 4 500.000
panas
Timbangan 1 2014 565.000 565.000 4 141.250
duduk
Kipas angin 3 2014 210.000 630.000 4 157.500
(yundai)
Kipas angin 1 2014 210.000 210.000 4 52.500
(KDK)
Gelas 60 2014 8.500 510.000 4 127.500
Mangkok 400 2014 7.500 3.000.000 4 750.000
sayur
Piring makan 20 2014 10.000 200.000 4 50.000
(melamin)
Piring makan 200 2014 13.500 2.700.000 4 675.000
(porselin)
Piring 200 2014 10.000 2.000.000 4 500.000
lonjong/oval
Ceret listrik 35 2014 100.000 3.500.000 4 875.000
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Tabel 10
Data Biaya Penyusutan Alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Tahun 2018
*Masa *Biaya
Tahun *Harga
Nama Alat Jumlah *Total (Rp) Pakai Penyusutan
Beli Satuan (Rp)
(tahun) (Rp)
Mangkok 200 2014 15.000 3.000.000 4 750.000
bertutup
Pisau 10 2014 39.000 390.000 4 97.500
potong/pisau
daging
Piring oval 200 2014 13.000 2.600.000 4 650.000
Piring bulat 200 2014 13.000 2.600.000 4 650.000
tempat snack
Gayung air 20 2014 30.000 600.000 4 150.000
panas
Trolly makan 10 2015 7.500.000 75.000.000 3 25.000.000
Kulkas 2 2015 8.245.000 16.490.000 3 5.496.666,7
sayur/daging
Kalkulator 15 2015 165.000 2.475.000 3 825.000
Kursi lipat 12 2015 157.500 1.890.000 3 630.000
rangka stainlis
stell
Filling 6 2015 1.608.000 9.648.000 3 3.216.000
Cabinet
Kipas angin 11 2016 380.000 4.180.000 2 2.090.000
Filling 1 2016 1.608.000 1.608.000 2 804.000
Cabinet
Loker 8 2016 6.675.000 53.400.000 2 26.700.000
AC 1 2016 2.600.000 2.600.00 2 1.300.000
Exhausfan 10 2016 410.000 4.100.000 2 2.050.000
Kulkas 1 2016 1.600.000 1.600.000 2 800.000
Jumlah 99.196.607
Biaya Penyusutan Alat 271.772
Biaya Penyusutan Alat per jam 11.324
Sumber: Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Data yang Diolah

Pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya penyusutan alat

atau biaya penyusutan alat adalah Rp271.772,00 per hari. Apabila diidentifikasi

total biaya penyusutan alat per jam adalah Rp11.324,00/jam per hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

Tabel 11
Biaya Pemakaian Listrik Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun
2018
Lama
Total Daya
Nama Alat Jumlah Daya (watt) Pemakaian
(watt)
(jam)
Kompor gas 6 tungku 1 850 2 1.700
Kompor gas 2 tungku 3 850 2 5.100
Alat pemasak nasi 3 395 2 2.370
Freezer 1 120 24 2.880
Freezer 1 120 24 2.880
Freezer 2 120 24 5.760
Refrigator 2 120 24 5.760
Telepon PABX 2 120 4 480
TV 1 80 1 80
AC 1 700 24 16.800
Komputer 1 170 4 680
Printer 1
CPU komputer 1
Kulkas 3 120 24 8.640
Kipas angin dinding 2 100 1 200
Pemasak nasi gas 2 395 2 1.580
cooker
Blender 2 130 1 260
Kipas angin (yundai) 3 100 1 300
Kipas angin (KDK) 1 100 1 100
Ceret listrik 35 160 1 5.600
Kulkas 2 120 24 5.760
Kipas angin 11 100 1 1.100
AC 1 700 24 16.800
Exhausfan 10 120 24 28.800
Kulkas 1 120 24 2.880
Daya Listrik per hari 116.510
Daya Listrik per kwh 117
Biaya Listrik Rp170.953
Biaya Listrik per jam Rp7.123
Sumber: Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
*Data yang Diolah

Pada tabel 11 di atas dapat diketahui biaya listrik yang digunakan adalah

sebesar Rp170.953,00 per hari. apabila diidentifikasi biaya listrik per jam adalah

sebesar Rp7.123,00/jam per hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

Tabel 12
Biaya Penggunaan Air di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun
2018
Kebutuhan
Jumlah Tempat
Pemakaian Biaya (Rp/L) Jumlah (Rp)
Tidur
(L/bed/hari)
500 100 1,30 65.000
Biaya Air 65.000
Biaya Air per jam 2.708
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 12 di atas dapat diketahui biaya penggunaan air adalah

Rp65.000,00 per hari. Apabila diidentifikasi biaya air per jam adalah

Rp2.708,00/jam per hari.

Tabel 13
Biaya Overhead Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Elemen Biaya Jumlah
Biaya penyusutan alat Rp271.772,00
Biaya listrik Rp170.953,00
Biaya air Rp65.000,00
Total Biaya Overhead Rp507.725,00
Biaya Overhead per jam Rp21.155
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 13 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata biaya overhead

instalasi gizi adalah Rp507.725,00 per hari. Apabila diidentifikasi biaya overhead

per jam adalah Rp21.155,00/jam per hari.

Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas. Membebankan biaya

sumber daya pada aktivitas penyelenggaraan makanan dengan tujuan untuk

memperoleh masing-masing biaya aktivitas yang dapat dilihat pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

Tabel 14
Membebankan Biaya Bahan Makanan pada Aktivitas Penyelenggaraan Makanan
Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Biaya
Biaya
Waktu Bahan
Aktivitas Jenis Aktivitas Aktivitas
(jam) Makanan
(Rp)
(Rp)
Perencanaan a. Menyusun dan 2 161.968 323.936
Menu memadukan hidangan
yang sesuai dengan
kecukupan gizi pasien
b. Menetapkan macam,
jumlah, dan mutu bahan
makanan
c. Menetapkan spesifikasi
bahan makanan
Jumlah 323.936
Pengadaan a. Melakukan survei pasar 1 161.968 161.968
Bahan b. Menyusun permintaan ½ 80.984
Makanan (order) bahan makanan
c. Menyediakan macam, 80.984
½
jumlah, dan spesifikasi,
bahan makanan
d. Memeriksa, mencatat,
dan melaporkan tentang ¼ 40.492
macam dan jumlah
bahan makanan
e. Menyimpan dan 1 161.968
memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan,
bahan makanan
Jumlah 526.396
Persiapan a. Menyiapkan bahan 1 161.968 161.968
Bahan makanan untuk diolah
Makanan b. Memasak bahan makanan 2 323.936
mentah menjadi makanan
siap saji
Jumlah 485.904
Distribusi a. Menyiapkan makanan 1 161.968 161.968
Makanan sesuai jenis makanan dan
jumlah porsi makanan
pasien
b. Mengantarkan makanan 40.492
sesuai jenis makanan dan ¼
jumlah porsi makanan
pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

Tabel 14
Membebankan Biaya Bahan Makanan pada Aktivitas Penyelenggaraan
Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Biaya
Wakt Biaya
Bahan
Aktivitas Jenis Aktivitas u Aktivitas
Makanan
(jam) (Rp)
(Rp)
c. Menyajikan makanan ¼ 161.968 40.492
kepada pasien yang
dilayani
Jumlah 242.952
Evaluasi a. Melakukan observasi ¼ 161.968 40.492
terhadap jumlah porsi
makanan pasien
¼
b. Menilai sisa makanan 40.492
pasien
Jumlah 80.984
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembebanan

biaya bahan makanan pada setiap aktivitas diperoleh biaya aktivitas perencanaan

menu adalah Rp323.936,00, biaya aktivitas pengadaan bahan makanan adalah

Rp526.396, biaya aktivitas persiapan bahan makanan adalah Rp485.904,00, biaya

aktivitas distribusi makanan adalah Rp242.952,00, dan biaya aktivitas evaluasi

adalah Rp80.984,00.

Tabel 15
Membebankan Biaya Tenaga Kerja pada Aktivitas Penyelenggaraan Makanan
Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Wakt Biaya Biaya
Aktivitas Jenis Aktivitas u Tenaga Aktivitas
(jam) Kerja (Rp) (Rp)
Perencanaan a. Menyusun dan 2 363.680 727.360
Menu memadukan hidangan
yang sesuai dengan
kecukupan gizi pasien
b. Menetapkan macam,
jumlah, dan mutu bahan
makanan
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Tabel 15
Membebankan Biaya Tenaga Kerja pada Aktivitas Penyelenggaraan Makanan
Pasien Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Wakt Biaya Biaya
Aktivitas Jenis Aktivitas u Tenaga Aktivitas
(jam) Kerja (Rp) (Rp)
c. Menetapkan spesifikasi
bahan makanan
Jumlah 727.360
Pengadaan a. Melakukan survei pasar 1 363.680 363.680
Bahan b. Menyusun permintaan ½ 181.840
Makanan (order) bahan makanan
c. Menyediakan macam, 181.840
½
jumlah, dan spesifikasi,
bahan makanan
d. Memeriksa, mencatat, dan ¼ 90.920
melaporkan tentang macam
dan jumlah bahan makanan
e. Menyimpan dan 1 363.680
memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan,
bahan makanan
Jumlah 1.181.960
Persiapan a. Menyiapkan bahan 1 363.680 363.680
Bahan makanan untuk diolah
Makanan b. Memasak bahan makanan 2 727.360
mentah menjadi makanan
siap saji
Jumlah 1.091.040
Distribusi a. Menyiapkan makanan 1 363.680 363.680
Makanan sesuai jenis makanan dan
jumlah porsi makanan
pasien
b. Mengantarkan makanan
sesuai jenis makanan dan ¼ 90.920
jumlah porsi makanan
pasien
c. Menyajikan makanan ¼ 90.920
kepada pasien yang dilayani
Jumlah 545.520
Evaluasi a. Melakukan observasi ¼ 363.680 90.920
terhadap jumlah porsi
makanan pasien
b. Menilai sisa makanan 90.920
pasien ¼
Jumlah 181.840

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

Pada tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembebanan

biaya tenaga kerja pada setiap aktivitas diperoleh biaya aktivitas perencanaan

menu adalah Rp727.360,00, biaya aktivitas pengadaan bahan makanan adalah

Rp1.181.960,00, biaya aktivitas persiapan bahan makanan adalah Rp1.091.040,00,

biaya aktivitas distribusi makanan adalah Rp545.520,00 dan biaya aktivitas

evaluasi adalah Rp181.840,00.

Tabel 16
Membebankan Biaya Overhead pada Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien
Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Wakt Biaya Biaya
Aktivitas Jenis Aktivitas u Overhead Aktivitas
(jam) (Rp) (Rp)
Perencanaan a. Menyusun dan 2 11.324 22.648
Menu memadukan hidangan
yang sesuai dengan
kecukupan gizi pasien
b. Menetapkan macam,
jumlah, dan mutu bahan
makanan
c. Menetapkan spesifikasi
bahan makanan
Jumlah 22.648
Pengadaan a. Melakukan survei pasar 1 11.324 11.324
Bahan b. Menyusun permintaan ½ 5.662
Makanan (order) bahan makanan
c. Menyediakan macam,
½
jumlah, dan spesifikasi, 5.662
bahan makanan
d. Memeriksa, mencatat, dan ¼ 2.831
melaporkan tentang
macam dan jumlah bahan
makanan 1 11.324
e. Menyimpan dan
memelihara jumlah,
kualitas, dan keamanan,
bahan makanan
Jumlah 36.803
Lanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

Tabel 16
Membebankan Biaya Overhead pada Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien
Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Biaya Biaya
Waktu Overhead
Aktivitas Jenis Aktivitas Aktivitas
(jam) (Rp) (Rp)
Persiapan a. Menyiapkan bahan 1 11.324 11.324
Bahan makanan untuk diolah
Makanan b. Memasak bahan makanan 2 22.648
mentah menjadi makanan
siap saji
Jumlah 33.972
Distribusi a. Menyiapkan makanan 1 11.324 11.324
Makanan sesuai jenis makanan dan
jumlah porsi makanan
pasien
b. Mengantarkan makanan 2.831
sesuai jenis makanan dan ¼
jumlah porsi makanan
pasien
c. Menyajikan makanan ¼ 2.831
kepada pasien yang
dilayani
Jumlah 16.986
Evaluasi a. Melakukan observasi ¼ 11.324 2.831
terhadap jumlah porsi
makanan pasien
b. Menilai sisa makanan
pasien ¼ 2.831
Jumlah 5.662
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pembebanan

biaya overhead pada setiap aktivitas diperoleh biaya aktivitas perencanaan menu

adalah Rp22.648,00, biaya aktivitas pengadaan bahan makanan adalah

Rp36.803,00, biaya aktivitas persiapan bahan makanan adalah Rp33.972,00, biaya

aktivitas distribusi makanan adalah Rp16.986,00, dan biaya aktivitas evaluasi

adalah Rp5.662,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Jumlah biaya aktivitas yang sudah didapatkan, kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan total biaya aktivitas. Perhitungan biaya aktivitas tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17
Total Biaya Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Biaya
Biaya Biaya
Aktivitas
Aktivitas Aktivitas Aktivitas Jumlah (Rp)
(Bahan
(Tenaga Kerja) (Overhead)
Makanan)
Perencanaan 323.936 727.360 22.648 1.073.944
Menu
Pengadaan 526.396 1.181.960 36.803 1.745.159
Bahan
Makanan
Persiapan 485.904 1.091.040 33.972 1.610.916
Bahan
Makanan
Distribusi 242.952 545.520 16.986 805.458
Makanan
Evaluasi 80.984 181.840 5.662 268.486
Total Biaya Aktivitas 5.503.963
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 17 di atas dapat dilihat total biaya aktivitas penyelenggaraan

makanan. Biaya aktivitas perencanaan menu adalah Rp1.073.944,00, biaya

aktivitas pengadaan bahan makanan adalah RP1.745.159,00, biaya aktivitas

persiapan bahan makanan adalah Rp1.610.916,00, biaya aktivitas distribusi

makanan adalah Rp805.458,00, dan biaya aktivitas evaluasi adalah Rp268.486,00.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut aktivitas perencanaan menu dan persiapan

bahan makanan merupakan aktivitas yang memerlukan biaya terbesar karena

termasuk dalam tingkat aktivitas unit level yaitu Rp2.684.860,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

Menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas adalah suatu tarif yang

dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan dengan cara membagi total biaya

setiap aktivitas dengan kapasitas driver masing-masing aktivitas. Tarif aktivitas

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18
Tarif Aktivitas Penyelenggaraan Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD
Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Kapasitas Driver Total Biaya Tarif Aktivitas
Aktivitas
Aktivitas Aktivitas (Rp) (Rp)
Perencanaan Menu 100 5.503.963 55.040
Pengadaan Bahan
62 5.503.963 88.774
Makanan
Persiapan Bahan
100 5.503.963 55.040
Makanan
Distribusi Makanan 100 5.503.963 55.040
Evaluasi 100 5.503.963 55.040
Total Tarif Aktivitas 308.932
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa tarif aktivitas penyelenggaraan

makanan adalah Rp308.932,00.

Membebankan biaya aktivitas pada produk. Pembebanan biaya

aktivitas pada produk dilakukan dengan cara membagikan kapasitas driver

aktivitas sesungguhnya dengan tarif aktivitas untuk mendapatkan biaya satuan

makanan (unit cost).

Tabel 19
Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Tarif Aktivitas Jumlah Porsi Makanan Biaya Satuan (Unit Cost)
Rp308.932,00 100 porsi makanan Rp3.089,00
Sumber: Data yang Diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Pada tabel 19 dapat diketahui biaya satuan (unit cost) makanan pasien

rawat inap kelas III di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2018. Dari hasil

perhitungan dengan menggunakan metode ABC diperoleh biaya satuan (unit cost)

makanan pasien adalah sebesar Rp3.089,00/porsi per pasien.

Membandingan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan Metode ABC

Tabel 20
Perbandingan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan Metode ABC
Tarif Frekuensi
Kelas Tarif Rumah Biaya
Metode Makan Selisih
Perawatan Sakit Makan/hari
ABC Pasien
Kelas III Rp35.000,00 Rp3.089,00 4 kali Rp12.357,00 Rp22.643,00
Sumber: Data yang Diolah

Pada tabel 20 di atas dapat diketahui biaya satuan (unit cost) makanan

pasien rawat inap kelas III adalah Rp3.089,00/porsi per pasien. Frekuensi makan

pasien sebanyak 4 kali dalam sehari sehingga biaya makan menjadi

Rp12.357,00/hari per pasien. Biaya makan yang ditetapkan oleh rumah sakit

sebesar Rp35.000,00 per pasien, sehingga terdapat selisih biaya sebesar

Rp22.643,00 per pasien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pembahasan

Metode Activity Based Costing

Metode ABC adalah metode yang menyediakan informasi perihal

aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk. Dasar pemikiran

metode ini adalah produk dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas tersebut

menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Langkah-

langkah pembebanan biaya berbasis metode ABC adalah sebagai berikut.

Mengidentifikasi aktivitas dan driver aktivitas. Berdasarkan wawancara

terhadap pegawai instalasi gizi rumah sakit, aktivitas-aktivitas penyelenggaraan

makanan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan diidentifikasikan sebagai berikut.

Perencanaan menu, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyusun dan memadukan hidangan yang sesuai dengan kecukupan gizi

pasien

b. Menetapkan macam, jumlah, dan mutu bahan makanan

c. Menetapkan spesifikasi bahan makanan

Aktivitas perencanaan menu memiliki driver aktivitas yaitu jumlah pasien

karena jumlah pasien yang dirawat inap bisa berbeda-beda setiap hari. Jumlah

pasien yang sudah diketahui memudahkan penyusunan menu berdasarkan

karakteristik penyakit dan kecukupan gizi pasien.

Pengadaan bahan makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri

dari:

a. Melakukan survei pasar

b. Menyusun permintaan (order) bahan makanan

68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

c. Menyediakan macam, jumlah, dan spesifikasi bahan makanan

d. Memeriksa, mencatat, dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan

makanan

e. Menyimpan dan memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan

Aktivitas pengadaan bahan makanan memiliki driver aktivitas yaitu

jumlah permintaan (order) bahan makanan. Banyaknya permintaan bahan

makanan dipengaruhi oleh banyaknya produksi makanan yang akan dihasilkan.

Persiapan bahan makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyiapkan bahan makanan untuk diolah

b. Memasak bahan makanan mentah menjadi makanan siap saji

Aktivitas persiapan bahan makanan memiliki driver aktivitas yaitu jumlah

porsi makanan karena semakin banyak jumlah porsi makanan semakin banyak

bahan makanan yang harus dipersiapkan.

Distribusi makanan, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyiapkan makanan sesuai jenis makanan dan jumlah porsi makanan pasien

b. Mengantarkan makanan sesuai jenis makanan dan jumlah porsi makanan

pasien

c. Menyajikan makanan kepada pasien yang dilayani

Aktivitas distribusi makanan memiliki driver aktivitas yaitu jumlah pasien

karena semakin banyak pasien yang dirawat inap semakin meningkat proses

distribusi makanan oleh petugas di instalasi gizi.

Evaluasi, adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari:

a. Melakukan observasi terhadap jumlah porsi makanan pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

b. Menilai sisa makanan pasien

Aktivitas evaluasi memiliki driver aktivitas yaitu jumlah porsi makanan

karena observasi dilakukan terhadap porsi makanan pasien yang sudah

didistribusikan.

Mengklasifikasi aktivitas berdasarkan tingkat aktivitas. Aktivitas-

aktivitas yang sudah diidentifikasi, kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat

aktivitas untuk melihat struktur biaya per tingkat aktivitas, yang bermanfaat untuk

menganalisis dan mengelola biaya. Manajemen dapat dengan mudah melihat

biaya tingkat aktivitas mana yang paling besar diantara keempat tingkat aktivitas

tersebut.

Mengidentifikasi sumber daya dan biaya sumber daya. Setelah

mengetahui aktivitas-aktivitas penyelenggaraan makanan, selanjutnya

diidentifikasi sumber daya yang terkait dengan aktivitas tersebut. Sumber daya

yang dimaksudkan adalah bahan makanan, tenaga kerja, dan overhead. Setelah itu

dilakukan proses pengidentifikasian terhadap biaya-biaya sumber daya tersebut.

Biaya bahan makanan. Perhitungan biaya bahan makanan didasarkan

pada daftar belanja bahan makanan. Perhitungan tersebut dilakukan dengan

mengetahui kebutuhan bahan makanan yang terdiri dari bahan makanan basah dan

kering. Belanja untuk bahan makanan basah dilakukan setiap hari sedangkan

untuk bahan makanan kering dilakukan satu kali dalam 10 hari. Setelah dilakukan

perhitungan, rata-rata biaya bahan makanan pasien kelas III dalam satu hari

adalah Rp3.887.230,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Biaya tenaga kerja. Perhitungan biaya tenaga kerja didasarkan pada

jumlah pegawai di instalasi gizi, gaji pokok, dan insentif. Perhitungan tersebut

dilakukan dengan menjumlahkan gaji pokok dan insentif yang diterima pegawai

dalam kurun waktu satu bulan kemudian dibagikan dengan jumlah hari untuk

mendapatkan biaya tenaga kerja dalam satu hari.

Pegawai instalasi gizi yang berstatus kepegawaian PNS menerima gaji

pokok dan insentif yang berbeda-beda menurut pangkat dan golongan, sedangkan

bagi pegawai yang honorer hanya terdiri dari gaji pokok. Informasi tentang gaji

pokok PNS disesuaikan dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Medan

tahun 2018 dikarenakan pemberian gaji pokok pegawai yang PNS dikirimkan

langsung ke rekening masing-masing pegawai. Setelah dilakukan perhitungan,

rata-rata biaya tenaga kerja dalam satu hari adalah Rp2.909.436,00.

Biaya overhead. Perhitungan biaya overhead terdiri dari biaya penyusutan

alat yang didasarkan pada jumlah inventaris ruangan, biaya listrik dan air di

instalasi gizi. Perhitungan penyusutan alat tersebut dilakukan dengan membagikan

biaya alat dengan lama masa pakai untuk memperoleh biaya penyusutan alat.

Setelah dilakukan perhitungan, rata-rata biaya penyusutan alat adalah

Rp271.772,00 per hari.

Perhitungan biaya listrik didasarkan pada tarif dasar listrik yang ditetapkan

didalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ro No.41 Tahun

2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral No.28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleg PT

Persero Listrik Negara. Hal ini dilakukan karna kurangnya informasi dari instalasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tentang biaya listrik dikarenakan yang

membayar biaya listrik adalah pihak keuangan rumah sakit. Setelah dilakukan

perhitungan, rata-rata biaya listrik adalah Rp170.953,00 per hari.

Perhitungan biaya air didasarkan pada ketersediaan air bersih dalam

Kepmenkes RI No.1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit dan harga per liter air dalam Keputusan Direksi PDAM Titanadi

Provinsi Sumatera Utara No.6 Tahun 2017 tentang Penyesuaian Tarif Air Minum

dan Retribusi Air Limbah di Kota Medan dan Sekitarnya. Hal ini dilakukan karna

kurangnya informasi dari instalasi gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tentang

biaya air dikarenakan yang membayar biaya air adalah pihak keuangan rumah

sakit. Setelah dilakukan perhitungan, rata-rata biaya air adalah Rp65.000,00 per

hari. Sehingga total biaya overhead adalah Rp507.725,00 per hari.

Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas. Membebankan biaya

sumber daya pada aktivitas penyelenggaraan makanan dimaksudkan untuk

memperoleh masing-masing biaya aktivitas. Pembebanan biaya ini dilakukan

dengan mengalikan waktu pelaksanaan aktivitas dengan masing-masing biaya

sumber daya.

Aktivitas perencanaan menu. Membebankan biaya sumber daya pada

aktivitas perencanaan menu diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Membebankan biaya bahan makanan pada aktivitas perencanaan menu

didapatkan biaya sebesar Rp323.936,00.

b. Membebankan biaya tenaga kerja pada aktivitas perencanaan menu

didapatkan biaya sebesar Rp727.360,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

c. Membebankan biaya overhead pada aktivitas perencanaan menu didapatkan

biaya sebesar Rp22.648,00.

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata biaya aktivitas

perencaan menu adalah Rp1.073.944,00.

Aktivitas pengadaan bahan makanan. Membebankan biaya sumber daya

pada aktivitas pengadaan bahan makanan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Membebankan biaya bahan makanan pada aktivitas pengadaan bahan

makanan didapatkan biaya sebesar Rp526.396,00.

b. Membebankan biaya tenaga kerja pada aktivitas pengadaan bahan makanan

didapatkan biaya sebesar Rp1.181.960,00.

c. Membebankan biaya overhead pada aktivitas pengadaan bahan makanan

didapatkan biaya sebesar Rp36.803,00.

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata biaya aktivitas

pengadaan bahan makanan adalah Rp1.745.159,00.

Aktivitas persiapan bahan makanan. Membebankan biaya sumber daya

pada aktivitas persiapan bahan makanan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Membebankan biaya bahan makanan pada aktivitas persiapan bahan makanan

didapatkan biaya sebesar Rp485.904,00.

b. Membebankan biaya tenaga kerja pada aktivitas persiapan bahan makanan

didapatkan biaya sebesar Rp1.091.040,00.

c. Membebankan biaya overhead pada aktivitas persiapan bahan makanan

didapatkan biaya sebesar Rp33.972,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata biaya aktivitas

persiapan bahan makanan adalah Rp1.610.916,00.

Aktivitas distribusi makanan. Membebankan biaya sumber daya pada

aktivitas distribusi makanan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Membebankan biaya bahan makanan pada aktivitas distribusi makanan

didapatkan biaya sebesar Rp242.952,00.

b. Membebankan biaya tenaga kerja pada aktivitas distribusi makanan

didapatkan biaya sebesar Rp545.520,00.

c. Membebankan biaya overhead pada distribusi makanan didapatkan biaya

sebesar Rp16.986,00.

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata biaya aktivitas

distribusi makanan adalah Rp805.458,00.

Aktivitas evaluasi. Membebankan biaya sumber daya pada aktivitas

evaluasi diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Membebankan biaya bahan makanan pada aktivitas evaluasi didapatkan biaya

sebesar Rp80.984,00.

b. Membebankan biaya tenaga kerja pada aktivitas evaluasi didapatkan biaya

sebesar Rp181.840,00.

c. Membebankan biaya overhead pada evaluasi didapatkan biaya sebesar

Rp5.662,00.

Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan rata-rata biaya aktivitas

evaluasi adalah Rp268.486,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Berdasarkan jumlah keseluruhan biaya aktivitas didapatkan rata-rata biaya

aktivitas adalah Rp5.503.963,00. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut aktivitas

perencanaan menu dan persiapan bahan makanan merupakan aktivitas yang

memerlukan biaya terbesar karena termasuk dalam tingkat aktivitas unit level

yaitu Rp2.684.860,00.

Menghitung tarif aktivitas. Tarif aktivitas adalah suatu tarif yang

dihitung berdasarkan aktivitas yang dilakukan dengan cara membagi total biaya

setiap aktivitas dengan kapasitas driver aktivitas. Setelah dilakukan perhitungan,

jumlah tarif aktivitas adalah Rp308.932,00.

Membebankan biaya aktivitas pada produk. Pembebanan biaya

aktivitas pada produk dilakukan dengan cara membagikan kapasitas driver

aktivitas sesungguhnya yaitu jumlah porsi makanan yang dihasilkan dengan tarif

aktivitas untuk mendapatkan biaya satuan (unit cost) makanan. Setelah dilakukan

perhitungan, biaya satuan (unit cost) makanan pasien rawat inap kelas III dalam

satu hari adalah Rp3.089,00/ porsi per pasien.

Membandingan Biaya Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan dengan Perhitungan Menggunakan Metode ABC

Analisis biaya satuan (unit cost) makanan pasien rawat inap kelas III di

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2018 dilakukan dengan menggunakan

metode ABC yang terdiri dari biaya bahan makanan, biaya tenaga kerja, dan biaya

overhead

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan terhadap biaya makanan

yang dibebankan oleh rumah sakit kepada pasien rawat inap kelas III dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

perhitungan menggunakan metode ABC. Biaya makanan yang ditetapkan rumah

sakit adalah Rp35.000,00 per pasien dan unit cost yang dihitung menggunakan

metode ABC adalah Rp3.089,00/porsi per pasien. Frekuensi makan pasien rawat

inap kelas III sebanyak 4 kali dalam sehari sehingga biaya makan pasien dalam

sehari adalah Rp12.357,00/hari per pasien. Dari perhitungan tersebut terdapat

selisih biaya sebesar Rp22.643,00 per pasien.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2017) pada Rumah Sakit

Swasta Kelas C di Kota Medan menunjukkan hasil yang berbeda yaitu

perhitungan biaya terhadap penggunakan alat Infra Red dan TENS dengan

menggunakan metode ABC menghasilkan biaya yang besar dibandingkan dengan

tarif yang ditetapkan rumah sakit. Biaya satuan untuk penggunaan Infra Red

adalah Rp229.364,00 dan biaya satuan untuk penggunaan TENS adalah

Rp231.047,00, sedangkan tarif yang ditetapkan rumah sakit adalah Rp114.100,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Aktivitas penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi

Kota Medan mengacu pada Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

2. Biaya bahan makanan pasien rawat inap kelas III adalah Rp3.887.230,00 per

hari, biaya tenaga kerja adalah Rp2.909.436,00 per hari, dan biaya overhead

adalah Rp507.725,00 per hari.

3. Biaya tingkat aktivitas yang memerlukan biaya besar adalah aktivitas

perencanaan menu dan persiapan bahan makanan karena termasuk dalam

tingkat aktivitas unit level dengan total biaya aktivitas sebesar

Rp2.684.860,00.

4. Analisis biaya satuan (unit cost) dengan menggunakan metode ABC diperoleh

biaya satuan (unit cost) makanan pasien rawat inap kelas III adalah

Rp3.089,00/porsi per pasien. Frekuensi makan pasien rawat inap kelas III

sebanyak 4 kali dalam sehari sehingga biaya makan adalah Rp12.357,00 per

pasien.

5. Hasil perhitungan menunjukkan adanya perbedaan terhadap biaya makanan

yang dibebankan oleh rumah sakit kepada pasien rawat inap kelas III yaitu

sebesar Rp35.000,00 per pasien, sehingga terdapat selisih biaya sebesar

Rp22.643,00 per pasien.

77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

Saran

1. Diharapkan kepada pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan untuk

melakukan perhitungan biaya kembali dengan mempertimbangkan

perhitungan biaya satuan (unit cost) makanan pasien dengan menggunakan

metode activity based costing karena metode ini menyajikan informasi biaya

satuan yang akurat untuk membantu manajemen rumah sakit dalam proses

pengambilan keputusan.

2. Diharapkan kepada pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan untuk

mempertimbangkan kemampuan dan kemauan pasien dalam membayar

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menganalisis biaya satuan pada

unit yang lain sehingga dapat memberikan gambaran biaya yang lengkap

dengan menggunakan metode ABC.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Daftar Pustaka

Asvaweni. (2014). Analisis biaya satuan makan pasien rawat inap berdasarkan
activity based costing (abc) (studi pada RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi) (Tesis). Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Andalas, Padang.

Aulia, D. (2017). Analisis upaya rumah sakit dalam menutupi kekurangan biaya
klaim Indonesia Case Base Group (INA-CBGs) yang dihitung dengan
metode activity based costing pada Rumah Sakit Swasta kelas C di Kota
Medan tahun 2017. Jurnal Ekonomi Indonesia, 1(4), 159-166.

Bahaswan, S. (2017). Bab 2 tinjauan pustaka. Diakses Januari 16, 2019, from
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11543/6%20BAB
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
Baker, J. J. (1998). Activity based costing and activity based management for
health care. Dallas: An Aspen Publication.
Dewi, N. S. (2014). Penerapan metode activity based costing system sebagai
alternatif penentuan biaya rawat inap (study kasus pada Rumah Sakit Ibu
dan Anak Ummu Hani Purbalingga) (Skripsi). Program Studi Akuntansi,
Universitas Muhammadiyah, Purwokerto.
Dewi, S. P., &, Kristanto, S. B. (2013). Akuntansi biaya. Jayapura: In Media.

Fadilah, O. (2013). Gambaran sisa makanan, konstribusi zat gizi dan biaya
makan pasien rawat inap di RSUD Salatiga (Naskah Publikasi). Program
Studi S1 Gizi, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Farihah, A., &, Sari, R. M. (2016). Analisis activity based costing system dalam
menentukan harga jual produk. Jurnal Penelitian Teori & Terapan
Akuntansi, 1(1), 54-72.

Handayani, Y. (2016). Analisis perhitungan unit cost pada instalasi radiologi


rawat jalan menggunakan metode activity based costing (Skripsi).
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Hasmi. (2016). Metode penelitin kesehatan. Jayapura: In Media.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204. (2004).


Persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit. Jakarta: Anonim.

Khairunnisa, A. (2015). Analisis perbandingan metode tradisional dan metode


activity based costing dalam perhitungan unit cost pada PD kebersihan
Kota Bandung (Skripsi). Program Studi Akuntansi, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Lawrentiis, L., &, Simbolon. H. A. (2014, Februari 17). Akuntansi Terapan.


Diakses Januari 16, 2019 from
https://akuntansiterapan.com/2014/02/17/activity-based-costing/.
Paridah., Sakka, A., &, Baikole, U. S. (2017). Analisis biaya satuan (unit cost)
tindakan sectio caesarea dengan metode activity based costing system di
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2 (7), 1-10.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 41. (2017).
Perubahan kedua atas peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No.28 Tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang disediakan
oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Jakarta: Anonim.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78. (2013). Pedoman


pelayanan gizi rumah sakit. Jakarta: Anonim.

Purwanti, B. M. (2016). Analisis penerapan perhitungan unit cost dengan metode


double distribution pada unit radiologi tahun 2014 (Skripsi). Program
Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Riwayadi. (2016). Akuntansi biaya: pendekatan tradisional dan kontemporer.


Jakarta: Salemba Empat.

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. (2016). Profil rumah sakit
tahun 2016. Medan: Anonim.

Saryono, &, Anggraeni, M. D. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan


kuantitatif dalam bidang kesehatan (Edisi kesatu). Yogyakarta: Nuha
Medika.

Setyawan, F. E. B. (2018). Sistem pembiayaan kesehatan. Jurnal Pembiayaan


Kesehatan, 2 (4), 57-70.

Siregar, B., dkk. (2016). Akuntansi biaya (Edisi keempat). Jakarta: Salemba
Empat.

Suryaengrianih. (2017, Mei 25). Ekonomi kesehatan: hubungan kesehatan dan


pembangunan nasional. Diakses September 18, 2018, from
https://suryaengrianih.wordpress.com/2017/05/25/hubungan-kesehatan-
dan-pembangunan-nasional/.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44. (2009). Rumah sakit. Jakarta:


Anonim.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Lampiran 1. Master Data Penelitian


Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Makanan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2018
Biaya
Waktu Kapasitas Biaya Aktivitas Biaya Biaya Biaya Satuan
Driver Tingkat Biaya Bahan Aktivitas Biaya Total Biaya Tarif
Aktivitas Jenis Aktivitas Pelaksanaan Driver (Bahan Tenaga Aktivitas (unit cost)
Aktivitas Aktivitas Makanan (Tenaga Overhead Aktivitas Aktivitas
(jam) Aktivitas Makanan) Kerja (Overhead ) Makanan
Kerja)
Perencanaan Menu 1. Menyusun dan memadukan hidangan 2 Jumlah 100 Unit level Rp 161.968 Rp 323.936 Rp363.680 Rp727.360 Rp11.324 Rp22.648 Rp1.073.944 Rp 55.040
yang sesuai dengan kecukupan gizi Pasien
pasien
2. Menetapkan macam, jumlah, dan
mutu bahan makanan
3. Menetapkan spesifikasi bahan
makanan
Jumlah Rp323.936 Rp727.360 Rp22.648
Pengadaan Bahan 1. Melakukan survei pasar 1 Jumlah 62 Batch level Rp 161.968 Rp 161.968 Rp363.680 Rp363.680 Rp11.324 Rp11.324 Rp 1.745.159 Rp 88.774
Makanan Permintaan
2. Menyusun permintaan (order) bahan
1/2 Bahan Rp 80.984 Rp181.840 Rp5.662
makanan
Makanan
3. Menyediakan macam, jumlah, dan
1/2 Rp 80.984 Rp181.840 Rp5.662
spesifikasi bahan makanan
4. Memeriksa, mencatat, dan
melaporkan tentang macam dan jumlah 1/4 Rp 40.492 Rp90.920 Rp2.831
bahan makanan
5. Menyimpan dan memelihara jumlah,
1 Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324
kualitas, dan keamanan bahan makanan

Jumlah Rp 526.396 Rp1.181.960 Rp36.803

Persiapan Bahan 1. Menyiapkan bahan makanan untuk Jumlah 100 Unit level Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324 Rp 1.610.916 Rp 55.040 Rp 3.089
Makanan diolah 1 Porsi Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324

2. Memasak bahan makanan mentah Makanan


2 Rp 323.936 Rp727.360 Rp22.648
menjadi makanan siap saji

Jumlah Rp 485.904 Rp1.091.040 Rp33.972

Distribusi Makanan 1. Menyiapkan makanan sesuai jenis Jumlah 100 Product Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324 Rp 805.458 Rp 55.040
makanan dan jumlah porsi makanan 1 Pasien level Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324
pasien
2. Mengantarkan makanan sesuai jenis
makanan dan jumlah porsi makanan 1/4 Rp 40.492 Rp90.920 Rp2.831
pasien
3. Menyajikan makanan kepada pasien
1/4 Rp 40.492 Rp90.920 Rp2.831
yang dilayani

Jumlah Rp 242.952 Rp545.520 Rp16.986

Evaluasi 1. Melakukan observasi terhadap Jumlah 100 Product Rp 161.968 Rp363.680 Rp11.324 Rp 268.486 Rp 55.040
1/4 Rp 40.492 Rp90.920 Rp2.831
jumlah porsi makanan pasien Porsi level
Makanan
2. Menilai sisa makanan pasien 1/4 Rp 40.492 Rp90.920 Rp2.831

Jumlah Rp 80.984 Rp181.840 Rp5.662

Rp5.503.963 Rp 308.932

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

Lampiran 2. Skema Perhitungan Metode Activity Based Costing

Langkah 1
Mengidentifikasi Aktivitas

Langkah 2
Mengklasifikasi Aktivitas Berdasarkan
Tingkat Aktivitas

Langkah 3
Mengidentifikasi Sumber Daya dan
Biaya Sumber Daya

Langkah 4
Membebankan Biaya Sumber Daya
pada Aktivitas

Langkah 5
Menghitung Tarif Aktivitas

Langkah 6
Membebankan Biaya Aktivitas pada
Produk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian

Gambar 3. Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Gambar 4. Daftar Bahan Makanan Pasien RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

Gambar5. Daftar Pegawai Instalsi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Gambar 6. Daftar Inventaris Ruangan Instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai