TESIS
TESIS
ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis di
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Hj.
Tuminah dan Abangda Dr. Masrul Lubis, dr., SpPD-KGEH yang senantiasa selalu
mendo’akan, memperhatikan dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga
penulis bisa bertahan dan bisa menyelesaikan pendidikan hingga selesai. Kepada
anakku tercinta Naufal HF terima kasih sudah menjadi motivasi dan semangat untuk
mama. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada saudara-saudaraku Masnawati
Lubis, Rida Mastuti Lubis, Sutan MI Lubis, Putri KD Lubis, Putri Masrita Lubis, atas
dukungan dan do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Rini Octavia
Nasution, drg., SH., M.Kes., Sp.Perio(K) selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, arahan dan
dukungan yang sangat berguna sehingga penulis bisa bertahan dan dapat
menyelesaikan tesis ini. Kepada Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed selaku dosen
pembimbing, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas
bimbingan, arahan dan dukungan yang diberikan sehingga penulis bisa bertahan dan
dapat menyelesaikan tesis ini.
Dalam penulisan tesis ini, penulis juga banyak mendapat bimbingan, bantuan,
motivasi, saran serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang selalu memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis.
iii
iv
Keterangan Pribadi
Pendidikan Formal
vi
Hal
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Hipotesis ................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................. 5
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 5
1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................. 5
vii
viii
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Analisis Penurunan Kadar IL-6 ................................................... 52
5.2 Analisis Penurunan Inflamasi ..................................................... 53
5.2.1 Analisis Penurunan Gingival Index (GI) ............................. 53
5.2.2 Analisis Penurunan Papillary Bleeding Index (PBI) ........... 55
5.3 Analisis Perbedaan Efektifitas Antar Gel ..................................... 56
5.4 Analisis Korelasi Penurunan Nilai IL-6 Dengan Parameter Klinis 56
5.4.1 Analisis Korelasi Penurunan Nilai IL-6 Dengan Parameter
Klinis (GI Dan PBI) ............................................................ 56
5.4.2 Analisis Korelasi Penurunan Nilai GI Dengan PBI .............. 58
LAMPIRAN ...............................................................................................
ix
Hal
Tabel 1 Komposisi kunyit ...................................................................................... 8
Tabel 2 Aktivitas antimikroba dari kurkumin terhadap bakteri periodonpatik ......... 13
Tabel 3 Klasifikasi periodontitis oleh AAP tahun 2017 .......................................... 18
Tabel 4 Variabel, definisi operasional, cara ukur, nilai ukur, skala ukur dan alat
ukur........................................................................................................... 31
Tabel 5 Hasil perhitungan selisih perbedaan sebelum dan sesudah kadar IL-6 dan
rerata penurunan kadar IL-6 pada berbagai kelompok perlakuan ................ 47
Tabel 6 Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Gingiva Index dan
rerata penurunan nilai Gingival Index pada berbagai kelompok perlakuan . 48
Tabel 7 Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Papillary Bleeding
Index dan persentase penurunan Papillary Bleeding Index pada
berbagai kelompok perlakuan…………………………………………… 49
Tabel 8 Hasil perbedaan efektifitas gel pada berbagai kelompok perlakuan
terhadap persentase penurunan kadar IL-6 ................................................. 50
Tabel 9 Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan Gingiva Index
(GI) dan Papillary Bleeding Index (PBI).................................................... 51
Tabel 10 Hasil uji korelasi penurunan nilai antara Gingiva Index (GI) dan Papillary
Bleeding Index (PBI) ......................................................................................... 51
Hal
Gambar 1 Kunyit ................................................................................................ 7
Gambar 2 Struktur kimia kurkumin ..................................................................... 9
Gambar 3 Mekanisme molekul yang dipengaruhi kurkumin ................................ 12
Gambar 4 Gambaran klinis dan radiografis periodontitis kronis generalisata ....... 20
Gambar 5 Alat dan bahan pembuatan gel kurkumin ............................................ 32
Gambar 6 Alat dan bahan pemeriksaan parameter klinis ...................................... 33
Gambar 7 Micropipette ....................................................................................... 34
Gambar 8 Gel kurkumin 1%................................................................................ 34
Gambar 9 Alat dan bahan penelitian laboratorium ............................................... 36
Gambar 10 Penimbangan bahan ............................................................................ 37
Gambar 11 Mortar dan stamper direndam dengan aquadest panas ......................... 37
Gambar 12 Karbopol dan HPMC ditaburkan kedalam mortar ................................ 38
Gambar 13 Pengadukan kurkumin ........................................................................ 38
Gambar 14 Gel kurkumin dimasukkan kedalam spuit ............................................ 39
Gambar 15 Isolasi dan pengeringan gigi ................................................................ 40
Gambar 16 Pengambilan cairan krevikular ............................................................ 40
Gambar 17 Penskeleran gigi .................................................................................. 41
Gambar 18 Pengaplikasian gel .............................................................................. 41
Gambar 19 Setelah ditutup pack periodontal ......................................................... 41
Gambar 20 Prosedur di laboratorium terpadu FK USU .......................................... 44
xi
xii
xiii
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
yang normal pada pasien periodontitis. Oleh karena itu dapat disimpulkan penilaian
kadar ekspresi IL-6 pada cairan krevikular gingiva dapat digunakan sebagai tolak ukur
perkembangan penyakit periodontitis dan respon perawatannya.6
Perawatan periodontitis meliputi terapi mekanis yang ditambah dengan
pemberian obat-obatan antimikroba dan antiinflamasi. Terapi mekanis yang dilakukan
yaitu skeling dan root planing, bertujuan untuk menghilangkan deposit keras maupun
lunak yang melekat pada permukaan maupun akar gigi sebagai tempat pertumbuhan
bakteri.1,3,7-10 Debridemen mekanis pada gigi dengan poket periodontal yang dalam
sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, pemberian obat-obatan sistemik atau lokal perlu
diberikan karena etiologi utama periodontitis adalah plak bakteri.1,8-11 Namun,
penggunaan obat-obatan sistemik yang tidak sesuai dosis maupun waktu penggunaan
menyebabkan terjadinya efek samping seperti reaksi toksisitas, hipersensitivitas,
peningkatan resiko resistensi bakteri ditambah dengan kebutuhan dosis yang lebih
tinggi untuk mencapai konsentrasi cairan krevikular gingiva (CKG) yang diperlukan di
lokasi target, menyebabkan pemberian obat secara lokal diperlukan. Obat-obatan yang
biasa digunakan khlorheksidin, tetrasiklin, metronidazol, dosisiklin dan minosiklin.
Seiring dengan hal tersebut, beberapa ahli telah melakukan berbagai penelitian pada
obat-obatan herbal sebagai salah satu alternatif pengobatan periodontitis.3,7-12
Obat-obatan herbal telah digunakan selama ribuan tahun oleh negara
berkembang dan lebih dari 80% populasi bergantung pada penggunaannya untuk
kebutuhan perawatan kesehatan. Kunyit, lidah buaya, cengkeh dan kayu manis adalah
salah satu produk herbal yang umum digunakan di bidang kedokteran gigi. Bagian
paling aktif dari kunyit dinamakan kurkumin, yang bertanggung jawab terhadap warna
kuning kunyit, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1910 oleh Lampe dan
Milobedzka.2,12 Kurkumin terdiri dari 80% kurkuminoid kompleks dan sisanya terdiri
dari demethoksikurkumin (17%) dan bisdemethoksikurkumin (3%). 12-15
Kurkumin telah digunakan secara tradisional sebagai obat untuk kulit, perut dan
hati. Kurkumin memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan manfaat sifat
lainnya yang berguna di bidang kedokteran gigi termasuk perawatan pit dan fissure
sealant, pendeteksian plak gigi, pengobatan rekuren aptous stomatitis (RAS), sebagai
bahan pengisi gigi desidui, memiliki efek antiadesif untuk mencegah terbentuknya
biofilm candida albicans pada bahan gigi tiruan dan untuk pengobatan mukositis.2,3,12
Banyak penelitian in vitro dan in vivo melaporkan sifat antiinflamasi dan
penyembuhan luka, antimikroba dan sifat antineoplastik kurkumin terkait dengan
beragam kondisi seperti diabetes, gangguan neurologis, kanker, kondisi autoimun dan
kondisi inflamasi kronis termasuk penyakit Crohn, rheumatoid arthritis dan penyakit
periodontal.16
Kurkumin memiliki efek antiinflamasi melalui beberapa jalur inflamasi yang
menghambat produksi sitokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor α (TNF-α),
Interleukin (IL-1, 2, 6, 8 dan 12), menurunkan regulasi aktivitas cyclooxygenase 2
(COX 2) enzim lipoxygenase dan inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS).13,15
Kurkumin dapat mengatur aktivasi faktor transkripsi tertentu seperti mengaktifkan
protein-1 (AP-1) dan Nuclear Factor κβ (NF- κβ) dalam monosit yang dirangsang dan
makrofag alveolar, sehingga menghalangi ekspresi gen sitokin. 6,15 Menurut Sung Jo
Kim kurkumin sangat menekan produksi IL-6 yang diinduksi oleh lipopolisakarida
(LPS) dari P. intermedia di makrofag.2
Bukti yang cukup dari kedua penelitian in vitro dan in vivo yang menunjukkan
bahwa sifat antiinflamasi kurkumin melemahkan respon sel imun terhadap antigen
yang terkait penyakit periodontal dan menghambat kerusakan jaringan periodontal.
3,15,16
Literatur menunjukkan bahwa kurkumin memiliki aktivitas antiinflamasi dan
antibakteri yang berpotensi digunakan sebagai agen subgingiva. Penelitian mengenai
evaluasi keamanannya menunjukkan bahwa kunyit dan kurkumin dapat ditoleransi
dengan baik pada dosis yang sangat tinggi tanpa adanya efek toksik.1 Namun, sebagian
besar penelitian in vivo ini menggunakan pemberian sistemik dan hasilnya mungkin
dibatasi oleh sifat farmakodinamik yang kurang sempurna dari kurkumin terutama
hidrofobiknya, tingkat penyerapan yang rendah di saluran cerna dan usia paruh plasma
yang sangat pendek.3,15,17
Berdasarkan penelitian Hosadurga dkk terhadap tikus yang diinduksi
periodontitis menunjukkan bahwa gel kurkumin 2% yang diperoleh dari ekstrak kunyit
efektif secara signifikan menurunkan inflamasi gingiva dan kedalaman poket.3,9
1.3 Hipotesis
1. Gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing dapat
menurunkan kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva pada pasien yang
mengalami periodontitis kronis.
2. Gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing dapat
menyembuhkan inflamasi pada pasien yang mengalami periodontitis kronis.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para klinisi bahwa
aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root
planing dapat menyembuhkan inflamasi pada pasien yang mengalami
periodontitis kronis.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para klinisi bahwa ada
korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva dengan parameter
klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan
skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kunyit
Kunyit (nama umum untuk Curcuma longa) adalah tanaman herbal yang
berasal dari keluarga Zingiberaceous, merupakan rempah-rempah India yang berasal
dari rimpang tanaman dan sudah lama digunakan dalam ilmu kedokteran Ayurvedic
sebagai pengobatan pada kondisi inflamasi (Gambar 1).15,16 Nama latin kunyit berasal
dari kata Persia yaitu "kirkum" yang berarti kunyit, dalam bahasa Inggris disebut
turmeric, haldi dalam bahasa Hindi dan ukon dalam bahasa Jepang.18
Gambar 1. Kunyit.16
2.1.1 Kurkumin
Kurkumin pertama kali ditemukan pada awal abad ke-19 oleh Vogel dan
Pelletier yang mengisolasi zat pewarna kuning dari kunyit. 15,20 Namun, struktur
kimianya tidak diidentifikasi sebagai diferuloylmethane hingga hampir 100 tahun
kemudian. Pada tahun 1910, Lampe dan Milobedzka mengidentifikasi komponen aktif
utama kunyit yaitu kurkumin.15,16,18
2.1.2 Komponen Aktif
Kurkumin komersial yang tersedia saat ini mengandung sekitar 77%
diferuloylmethane, 18% demethoxycurcumin, dan 5% bisdemethoxycurcumin (Gambar
2).15,16 Pigmen warna kuning kurkumin yang tidak larut dalam air diekstraksi dari akar
kunyit, cukup stabil dalam pH asam lambung telah digunakan sebagai antiinflamasi,
antioksidan, antikanker, antibakteri dan antijamur.8,16,20
dalam organ apapun. Selain itu, kadar kurkumin induk dalam plasma darah, empedu,
dan urin sangat rendah bahkan setelah pemberian dosis tinggi.15 Dosis kurkumin
intravena 40 mg/kg yang diberikan kepada tikus tidak ditemukan lagi di plasma pada
satu jam pasca pemberian. Dosis oral 500 mg/kg yang diberikan kepada tikus
menghasilkan konsentrasi plasma tertinggi hanya 1,8 mg/mL, dengan metabolit utama
diidentifikasi sebagai kurkumin sulfat dan kurkumin glukuronida.16
Kurkumin memiliki toleransi yang sangat baik, tetapi bioavailabilitasnya
rendah. Hal ini menunjukkan kurkumin tidak bersifat toksik bagi hewan atau manusia,
bahkan pada dosis tinggi. Noorafshan dkk, membahas tentang bioavailabilitas pada
kurkumin karena penyerapan yang tidak sempurna, metabolisme dan eliminasi
sistemik yang cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Kuo-yi dkk pada tahun 2007
melaporkan pemberian kurkumin secara oral pada tikus bioavailabilitasnya 1%,
memberikan hasil lebih dari 75% kurkumin diekskresikan dalam tinja dan dalam
jumlah sedikit terdeteksi dalam urin sehingga diumumkan kurkumin aman.20
Meskipun kurkumin menunjukkan berbagai macam efek farmakologis dan
telah ditemukan cukup aman bagi hewan dan manusia, ada beberapa penelitian tentang
toksisitasnya. Program Toksikologi Nasional (PTN) mengevaluasi toksisitas kurkumin
jangka pendek dan jangka panjang dengan konsentrasi yang berbeda dengan dosis 50,
250, 480, 1300 atau 2600 mg / kg untuk periode 13 minggu atau 2 tahun pada tikus.
Pada penelitian 13 minggu, hanya terjadi peningkatan berat pada hati, perubahan warna
wajah, dan terjadinya hiperplasia epitelium mukosa di saecum dan kolon hanya pada
hewan yang menerima dosis 2600 mg/kg dan itu pun menunjukkan toksisitas relatif.
Tidak ada terlihat tanda karsinogenesis dan tidak ada kematian yang dikaitkan dengan
kurkumin. Konsumsi kurkumin tidak memiliki efek pada asupan makanan bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tidak ada kematian yang diamati dalam
penelitian selama 2 tahun.20
2.1.4 Sifat Obat dan Farmakologis dari Efek Antiinflamasi Kurkumin
Selama ribuan tahun kurkumin telah diketahui memiliki kemampuan sebagai
antiinflamasi. Banyak penelitian yang terkait dengan kurkumin berhubungan dengan
kemampuannya untuk menekan radang akut dan kronis.20 Pertama, menekan aktivasi
dari faktor transkripsi Nuclear Factor kappa-B (NF-κB), yang merupakan molekul
utama yang memberi sinyal dalam elaborasi respon inflamasi serta dalam proliferasi
sel, onkogenesis dan transformasi sel. Handel dkk pada tahun 1995 melaporkan
aktivasi NF-κB banyak terjadi pada penyakit inflamasi kronis termasuk rheumatoid
arthritis, penyakit radang usus, asma, pankreatitis, oral lichen planus dan gastritis yang
disebabkan bakteri helicobacter pylori. Stimulasi sel dengan berbagai agen
inflammatori (misalnya, TNF-α, IL-1β, IL-6 dan lipopolisakarida (LPS) dari patogen
periodontal Gram-negatif) mengarah pada aktivasi dan transkripsi NF-κβ. Kurkumin
telah terbukti menekan proses aktivasi ini (Gambar 3). Periodontitis kronis juga
dihubungkan dengan aktivasi NF-κβ, dimana kurkumin mempunyai potensi untuk
mengatasi inhibitor NF-κβ.2,15,16 Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa
kurkumin mempunyai efek antitumor melalui modulasi berbagai jalur pensinyalan
yang melibatkan faktor transkipsi NF-κB, IκBα kinase, phosphatidylinositol 3-kinase
(PI3K), a crossed phosphatidylinositol 3-kinase (AKT), extracellular signal-regulated
kinase (ERK), c-Jun NH2-terminal kinase (JNK), p38 mitogen-activated protein kinase
(MAPK).21
Kedua, kurkumin menurunkan regulasi ekspresi cyclooxygenase 2 (COX-2),
enzim yang mengkatalisasi sintesis Prostaglandin (PG) dan terkait dengan sebagian
besar bentuk inflamasi, termasuk periodontitis. Kurkumin secara signifikan
menghambat ekspresi COX-2 yang diinduksi oleh LPS, berkontribusi pada penurunan
sintesis PGE2, yang merupakan stimulator kuat dari resorbsi tulang dan menyebabkan
terjadinya penyakit periodontal.2,15,16 Kurkumin juga dapat menghambat aktivitas dan
sintesis enzim yang terlibat dalam peradangan seperti COX-2 dan 5-lipooksigenase (5-
LOX).21
Molekul lain seperti inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) merupakan
molekul proinflamasi yang kuat yang diatur oleh NF- κβ. Beberapa agonis sitokin
proinflamasi seperti IL-1β, TNF-α, IL-6, IL-8 dan lipopolisakarida bakteri dapat
meningkatkan ekspresi iNOS dan mengindikasikan berperan dalam inflamasi tulang.
Nitrat oksida (NO) dan PGs dapat bereaksi secara sinergis dalam menyebabkan
inflamasi. Beberapa penelitian in vitro dan in vivo melaporkan adanya bukti interaksi
antara ekspresi COX-2 dan iNOS dan kurkumin dapat menghambat sintesis protein
iNOS dan langsung menyebabkan terjadinya degradasi.2,15,16
Kurkumin
Anti inflamasi
gelombang dalam kisaran 250-500 nm ke objek di rongga mulut dimana plak gigi
melekat.2,24
d. Kurkumin dan sariawan
Manifar melakukan penelitian klinis double blind secara acak selama dua
minggu pada pasien usia antara 18 sampai 65 tahun yang memiliki sariawan kecil. 28
pasien secara acak dioleskan gel kurkumin mengandung (2% kurkumin) dan 29 pasien
yang dioleskan gel plasebo. Pasien menggunakan obat dua kali per hari dengan
menggunakan swap. Setelah perlakuan, ulser diukur oleh peneliti dan rasa sakit
dievaluasi oleh pasien berdasarkan Perceived Pain Rating Scale sebelum aplikasi obat
(hari 0) dan hari 4, 7 dan 14. Kepuasan secara keseluruhan dinilai pada akhir
pengobatan pasien. Hasil menunjukkan bahwa gel kurkumin secara signifikan
mengurangi intensitas nyeri dan ukuran sariawan dibandingkan dengan placebo.2
e. Kurkumin sebagai pengobatan stomatitis rekuren aptous (SAR)
SAR merupakan sebuah kondisi inflamasi yang tidak diketahui etiologinya
yang mengenai mukosa oral. Rata-rata 20% dari populasi menderita SAR. Penyakit ini
secara utama mengenai permukaan mukosa tidak berkeratin dan dikarakteristikkan
dengan ulser sakit yang tunggal maupun banyak dengan periode berulang, kambuh dan
sembuh. Pasien yang menggunakan minyak kurkumin melaporkan bahwa ulser mulai
sembuh lebih cepat dari pada sebelumnya, ada juga yang lebih awal mengurangi rasa
sakit. Kontrol selama satu tahun menunjukkan tidak ada kekambuhan pada pasien-
pasien ini.2
f. Kurkumin sebagai bahan pengisian untuk gigi desidui
Penelitian yang dilakukan terhadap kurkumin menunjukkan kurkumin mampu
mengeliminasi bakteri E. Faecalis sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengisian
gigi desidui.2
g. Efek antiadhesif dari kurkumin pada biofilm candida albicans pada
bahan gigi tiruan
Adsorpsi kurkumin mengurangi adhesi dari Candida albicans, telah terbukti
bahwa kurkumin memiliki kapasitas untuk menyerap ke substrat yang relevan dan
mencegah adhesi Candida albicans, daripada secara aktif membunuh atau
c. Gel kurkumin
Gel kurkumin yang mengandung 2% gel ekstrak kunyit dapat digunakan
sebagai perawatan tambahan untuk penskeleran dan root planing. Gel kurkumin telah
mengurangi tanda-tanda inflamasi gingiva dan meningkatkan penyembuhan dengan
mengurangi kedalaman poket.2,24
2.2 Gel
Gel didefenisikan sebagai suatu sistem semi padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik kecil atau molekul organik besar
dan saling diresapi cairan.25-27 Gel disukai karena kandungan airnya cukup besar,
sehingga nyaman dan terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan, tidak berminyak,
mudah dicuci, lebih jernih, elegan, elastis, daya lekat tinggi namun tidak menyumbat
pori, serta pelepasan obat yang baik. 26,27 Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan
adalah Carbopol 940, NA-CMC dan HPMC. Gelling agent tersebut banyak digunakan
dalam produk kosmetik dan obat karena memiliki stabilitas dan kompaktibilitas yang
tinggi, toksisitas yang rendah, serta mampu meningkatkan waktu kontak dengan kulit
sehingga meningkatkan efektivitas penggunaan gel sebagai antibakteri. 28
2.2.1 Basis Gel
Berdasarkan komposisinya, basis gel dapat dibedakan menjadi basis gel
hidrofobik dan basis gel hidrofilik.25,27
a. Basis gel hidrofobik
Basis gel hidrofobik terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila
ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya ada sedikit sekali interaksi antara kedua
fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan
menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus.25
b. Basis gel hidrofilik
Basis gel hidrofilik pada umumnya adalah molekul-molekul organik yang besar
dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah
hidrofilik berarti sukar pada pelarut. Pada umumnya karena daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari
bahan hidrofobik, sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan
memiliki stabilitas yang lebih besar.25
2.2.2 Gel Di Bidang kedokteran Gigi
Penyakit periodontal berhubungan dengan infeksi bakteri, oleh karena itu
pengobatan antibakteri merupakan metode yang tepat untuk mengatasi kondisi jaringan
yang terinflamasi. Salah satunya masalah yang terkait dengan pengobatan
konvensional pemberian antibiotik sistemik adalah distribusi obat di seluruh tubuh
yang tidak diperlukan dan juga dapat menimbulkan masalah toksisitas. Salah satu
metode meminimalkan distribusi terapeutik agen dalam tubuh adalah melalui
penggunaan sistem pemberian obat secara lokal.24
Banyak antibakteri diaplikasikan langsung ke mulut untuk pengobatan penyakit
periodontal. Obat kumur dan bahan irigasi merupakan beberapa sistem pemberian obat
secara lokal, yang telah digunakan sebagai agen antimikroba seperti: fiber, strip dan
compacts, film, mikropartikel, gel dan nanopartikel. Meskipun beberapa agen kimia
komersial tersedia tetapi dapat mengubah mikrobiota mulut dan miliki efek samping
yang tidak diinginkan seperti muntah, diare dan stein pada gigi. Oleh karena itu,
pencarian produk alternatif terus dilakukan dan dari bahan alami yang diisolasi dari
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional dianggap sebagai alternatif yang baik
daripada bahan kimia sintetis.24
ikat dari margin gingiva bebas dalam 2-4 hari setelah akumulasi plak pada sulkus
gingiva. Respon inflamasi akut pada fase ini ditandai dengan dilatasi pembuluh darah
sehingga meningkatkan aliran darah ke area inflamasi.31,33
2. Tahap Dini
Berbeda dengan tahap sebelumnya, pada tahap ini perubahan jaringan sudah
dapat dideteksi secara klinis dalam 4-14 hari setelah akumulasi plak pada sulkus
gingiva. Akumulasi plak pada sulkus gingiva menyebabkan gangguan perlekatan epitel
penyatu bagian koronal pada gigi. Akibatnya, epitel tersebut akan kehilangan kontak
dengan permukaan gigi.31,33
Pada tahap ini, respon yang terjadi masih berupa respon inflamasi akut. Aliran
darah terus mengalami peningkatan yang menyebabkan edema pada jaringan gingiva
dan warna gingiva menjadi merah. Serabut kolagen perivaskular mengalami kerusakan
akibat inflamasi. Hal ini yang menyebabkan perubahan konsistensi jaringan gingiva
menjadi lebih lunak dan spongius serta mengakibatkan gingiva menjadi kilat.
Perdarahan gingiva mungkin akan terjadi saat dilakukan probing.31,33,35
3. Tahap Mantap
Jika prosedur kebersihan mulut tidak juga dilakukan dengan baik, maka tahap
dini akan berkembang menjadi tahap mantap dalam 15-21 hari. Pada tahap ini, respon
yang terjadi berupa inflamasi kronis. Kerusakan pada jaringan ikat kolagen juga
semakin meningkat. Pada kondisi ini, tubuh berusaha untuk memperbaiki kerusakan
jaringan dengan membentuk serabut kolagen baru. Peningkatan deposisi serabut
kolagen ini menyebabkan jaringan gingiva mengalami pembesaran dan perubahan
konsistensi menjadi fibrous. Jumlah serabut kolagen yang meningkat akan
menyamarkan warna gingiva yang merah menjadi kurang merah. Selain itu, banyaknya
jumlah sel darah di dalam pembuluh darah gingiva mengakibatkan aliran darah
mengalami penurunan, sehingga warna gingiva dapat menjadi kebiruan. Pada tahap ini
terjadi peningkatan kedalaman probing yang dapat disebabkan edema pada jaringan
menyebabkan bergesernya margin gingiva ke arah koronal. Pada tahap ini, tidak terjadi
migrasi epitel penyatu ke arah apikal, tidak terdapat kerusakan serabut ligamen
periodontal, dan tulang alveolar tidak mengalami kerusakan.31,33,35
4. Tahap Lanjut
Tahap lanjut yaitu tahap yang biasanya terjadi periodontitis karena pada tahap
ini lesi sudah mengalami kerusakan periodontal yaitu destruksi tulang. Destruksi tulang
alveolar akan mengalami dua proses yaitu deklasifikasi dan pengikisan tulang. Proses
tersebut akan mengakibatkan kalsium dalam tulang mengalami kelarutan dan masuk
ke dalam pembuluh darah. Kerusakan jaringan periodontal juga akan memengaruhi
bertambah dalamnya poket periodontal.31,33
2.4 Sitokin
Sitokin adalah protein sistem imun yang mengatur interaksi antar sel dan
memacu reaktivitas imun, baik pada imunitas nonspesifik maupun spesifik.36,37
Sitokin adalah kata yang berasal dari cyto yang berarti sel dan kinin yang berarti
hormon. Stanley Cohen pada tahun 1974 pertama kalinya memperkenalkan istilah
sitokin. Yang termasuk dalam sitokin adalah limfokin, monokin, interleukin, colony
stimulating factors (CSFs), interferons (IFNs), tumor nekrosis faktor (TNF) dan
kemokin.38
Sitokin mempunyai sifat dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung.
Secara langsung yaitu mempunyai lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel
(pleitropi). Secara tidak langsung yaitu menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin
lain atau bekerja sama dengan sitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme). Sitokin
juga berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi
dan meningkatkan respons imun nonspesifik. Pada imunitas nonspesifik, sitokin
diproduksi makrofag dan sel natural killer (NK), berperan pada inflamasi dini,
merangsang poliferasi, diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah TNF, IL-1, IL-6, IL-10, IL-12, IFN tipe 2,
IL-15, IL-18, IL-33. Pada imunitas spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan
sel-sel imun spesifik. Yang termasuk dalam kelompok sitokin imunitas spesifik adalah
IL-2, IL-4, IL-5, IFN-y, TGF-β, limfotoksin, IL-13, IL-16, IL-17, IL-23, IL-25, IL-31,
IL-9.36,38
memberikan hasil rata-rata kadar ekspresi IL-6 pada pasien periodontitis kronis adalah
11,38 + 4,73 pg/µL dan meningkat pada minggu keenam menjadi 33,56 + 10,54 pg/µL.
Pada pasien dengan periodontitis refraktori, sisi aktif yang terdapat kehilangan
perlekatan > 2,1 mm selama 3 bulan menunjukkan kadar IL-6 pada cairan krevikular
gingiva (CKG) secara signifikan lebih tinggi daripada yang tidak aktif.6
Alwan dalam penelitiannya tentang penentuan IL-1β dan IL-6 di cairan
krevikular gingiva pada pasien periodontitis kronis meneliti sebanyak 52 sampel
dimana kelompok kontrol dan kelompok periodontitis kronis masing-masing 26 sampel
menunjukkan hasil konsentrasi IL-6 (pg./µl) dalam CKG pada kelompok periodontitis
kronis secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol.5 Temuan ini sesuai
dengan beberapa penelitian yang melaporkan kadar ekspresi IL-6 yang secara
signifikan lebih tinggi pada individu dengan periodontitis daripada individu dengan
periodontal yang sehat.5,37
Periodontitis
Kurkumin Menekan aktivasi NF- κβ
Sitokin IL-6
Keterangan:
: menyebabkan
: menghambat
: meningkat
: menurun
BAB 3
METODE PENELITIAN
Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU yang memenuhi kriteria inklusi. Penentuan
sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling.
Keterangan:
n : besar sampel
= SD1 + SD2
2
= 10,54 + 37,52 = 24,03
2
Tabel 4. Variabel, definisi operasional, cara ukur, nilai ukur, skala ukur dan alat ukur
No Variabel Definisi Cara Ukur Nilai Skala Alat
Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Periodontitis Penyakit Prob dimasukkan mm Rasio Prob
kronis periodontal yang ke dalam poket periodont
ditandai dengan dan diukur al
adanya inflamasi kedalaman poket
gingiva, dan dihitung
kedalaman poket kehilangan
> 3mm dan perlekatannya
kehilangan
perlekatan > 3mm
2. Gel Kurkumin dalam Kurkumin Gram Rasio Pocket
kurkumin bentuk sediaan ditimbang scale
gel 1%
3. Ekspresi IL-6 Kadar IL-6 yang Cairan krevikular Pg/mL Rasio Spektro
pada cairan terkandung pada gingiva dianalisa fotometer/
krevikular cairan krevikular dengan ELISA ELISA
gingiva gingiva
4. Papillary Indeks Menyusuri poket Skor Ordinal Prob UNC
Bleeding perdarahan dari mesial, IPPD 15
Index (PBI) tengah, distal sisi (0-3)
vestibular dan oral
kemudian dilihat
perdarahannya
Gambar 7. Micropipette
a b c
d e f
Gambar 9. Alat dan bahan penelitian laboratorium a. Human IL-6 ELISA kit (Fine Test), b.
Sentrifuge, c. Inkubator, d. Microplate washer, e. Multiscan go microplate, f. Ultra
low temperature freezer -800.
10. Gel kurkumin 1% dimasukkan kedalam spuit dan disimpan (Gambar 14).
Gambar 15. Isolasi dan pengeringan gigi Gambar 16. Pengambilan cairan krevikular
Gambar 18. Pengaplikasian gel Gambar 19. Setelah ditutup pack periodontal
a b
c d
e f
g h
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil perbandingan kadar IL-6 pada
pasien dengan diberikan perlakuan aplikasi gel kurkumin 1%, gel khlorheksidin 0,2%,
tanpa pemberian gel dan hubungannya dengan parameter klinis. Subjek penelitian
adalah pasien periodontitis kronis yang datang ke Instalasi Periodonsia FKG USU pada
bulan April sampai dengan bulan Juni 2019. Kelompok subjek dipilih berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi dan diberi perlakuan setelah dilakukan perawatan dasar
skeling dan root planing. Subjek penelitian terdiri dari 7 orang dengan pemberian gel
kurkumin 1%, 7 orang dengan pemberian gel khlorheksidin 0,2% sebagai kelompok
kontrol positif dan 7 orang tanpa pemberian gel sebagai kelompok kontrol negatif.
Tabel 5. Hasil perhitungan selisih perbedaan sebelum dan sesudah kadar IL-6 dan rerata
penurunan kadar IL-6 pada berbagai kelompok perlakuan.
Rerata Penurunan
Kelompok Sebelum Sesudah Nilai p
IL-6
X + SD X + SD X + SD
Kurkumin 53,23 ± 0,23 40,00 ± 0,04 14,96 ± 3,81 0,018*
Khlorheksidin 53,00 ± 0,10 47,31 ± 0,93 11,20 ± 2,28 0,000*
Tanpa gel 56,21 ± 0,78 53,20 ± 0,79 6,34 ± 1,20 0,000*
* p<0,05
Perbandingan kadar IL-6 hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu
kelompok gel kurkumin, kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel
dijelaskan pada Tabel 5. Selisih perbedaan kadar IL-6 pada kelompok gel kurkumin
1% sebelum dilakukan skeling dan root planing adalah 53,23 dan setelah dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 40,00 dengan nilai p=0,018. Sedangkan
rerata penurunan kadar IL-6 pada kelompok gel kurkumin 1% adalah 14,96. Hasil
analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kadar IL-6
sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing juga pada rerata kelompok
baik pada kelompok gel kurkumin 1% maupun kelompok gel khlorheksidin dan
kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata penurunan kadar IL-6 kelompok gel kurkumin
1% lebih tinggi signifikan secara statistik daripada kelompok gel khlorheksidin 0,2%
dan kelompok tanpa gel.
Tabel 6. Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Gingiva Index dan rerata
penurunan nilai Gingival Index pada berbagai kelompok perlakuan.
Perbandingan nilai GI hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu kelompok
gel kurkumin, gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel dijelaskan pada Tabel 6.
Selisih perbedaan nilai GI pada kelompok gel kurkumin 1% sebelum dilakukan skeling
dan root planing adalah I,43 dan setelah dilakukan perawatan skeling dan root planing
adalah 0,32 dengan nilai p=0,018. Sedangkan rerata penurunan nilai GI pada kelompok
gel kurkumin adalah 77,88. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada
penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan pada nilai GI sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing
juga pada nilai rerata kelompok baik pada kelompok gel kurkumin 1% maupun
kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata penurunan nilai
GI kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik daripada
kelompok gel khlorheksidin 0,2% dan kelompok tanpa gel.
Tabel 7. Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Papillary Bleeding Index dan
rerata penurunan Papillary Bleeding Index pada berbagai kelompok perlakuan.
Perbandingan nilai PBI hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu kelompok
gel kurkumin, kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel dijelaskan pada
Tabel 7. Selisih perbedaan nilai PBI pada kelompok gel kurkumin 1% sebelum
dilakukan skeling dan root planning adalah 7,00 dan setelah dilakukan perawatan
skeling dan root planing adalah 3,29 dengan nilai p=0,014. Sedangkan rerata
penurunan nilai PBI adalah 53,06. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p
pada penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pada nilai PBI sebelum dan sesudah perawatan skeling dan
root planing juga pada nilai rerata kelompok baik pada pada kelompok gel kurkumin
1% maupun kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata
penurunan nilai PBI kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik
daripada kelompok gel khlorheksidin 0,2% dan kelompok tanpa gel.
Tabel 8. Hasil perbedaan efektifitas gel pada berbagai kelompok perlakuan terhadap rerata
penurunan kadar IL-6.
4.4 Uji Korelasi Penurunan Nilai Kadar IL-6 Dengan Parameter Klinis
Dan Uji Korelasi Penurunan Nilai Antara Parameter Klinis
Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan parameter klinis (GI
dan PBI) dan uji korelasi penurunan nilai antara parameter klinis Gingiva Index (GI)
dengan Papillary Bleeding Index (PBI) pada berbagai kelompok perlakuan ditampilkan
pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9. Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan Gingiva Index (GI) dan
Papillary Bleeding Index (PBI).
* p<0,05
Berdasarkan Tabel 9, terdapat adanya korelasi yang kuat dan signifikan secara
statistik antara kadar IL-6 dengan papillary bleeding index dengan nilai 0,58 (p=0,02).
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada korelasi ini kecil dari 0,05.
Sedangkan antara kadar IL-6 dengan gingiva index tidak terdapat korelasi.
Tabel 10. Hasil uji korelasi penurunan nilai antara Gingiva Index (GI) dan Papillary Bleeding
Index (PBI).
Parameter PBI
n Mean p
Parameter GI 21 0,43 0,03*
* p<0,05
Pada Tabel 10 menunjukkan terdapat korelasi yang kuat dan signifikan secara
statistik antara gingiva index dengan papillary bleeding index dengan nilai 0,43
(p=0,03). Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada korelasi ini kecil
dari 0,05.
BAB 5
PEMBAHASAN
pada tikus yang diinduksi periodontitis. Hasilnya menunjukkan bahwa kurkumin dapat
menurunkan kadar IL-6 pada tikus yang diinduksi periodontitis.42
Penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Susanto dkk, yang meneliti
mengenai pengaruh gel kunyit putih 2% (Curcuma zedoaria) terhadap kadar ekspresi
IL-6 pada pasien periodontitis konis, penelitian dilakukan selama 14 hari pada 22
pasien periodontitis kronis yang terdiri dari 14 pria dan 8 wanita, dengan rentang usia
30-69 tahun dan mayoritas usia adalah 50-59 tahun (41% dari semua sampel). Susanto
menemukan kadar ekspresi IL-6 pada kelompok perlakuan sebelum dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 12,493 pg/ml dan setelah dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 3,686 pg/ml. Kadar ekspresi IL-6 pada
kelompok kontrol sebelum dilakukan perawatan skeling dan root planing adalah 4,738
pg/ml dan sesudah dilakukan perawatan skeling dan root planing 3,063 pg/ml. Berarti
ada perbedaan yang signifikan pada kadar ekspresi IL-6 pada kelompok perlakuan dan
kontrol sebelum dan sesudah dilakukan perawatan skeling dan root planing.9
Penelitian ini juga menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar IL-6
antara sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing baik pada kelompok
gel kurkumin maupun kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Atilla dan Kutukcuker yang
menunjukkan bahwa kadar IL-6 pada cairan krevikular gingiva lebih tinggi pada
individu yang mengalami periodontitis daripada pada individu dengan gingiva
sehat.9,38
penurunan yang signifikan pada nilai PBI disebabkan oleh sifat antiinflamasi dari
kurkumin.45
parameter klinis pasien periodontitis kronis pada 101 pasien dengan rentang usia 35 –
55 tahun. Hasil penelitian Alwan dkk tidak terdapat korelasi signifikan antara kadar
IL-6 dengan GI.47
Periodontitis kronis adalah inflamasi yang disebabkan oleh plak bakteri yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kehilangan gigi. Patogenesis periodontitis dimulai dimana respon tubuh
lemah terhadap bakteri, biofilm dan adanya mediator proinflamasi aktif ketika plak
bakteri menumpuk di gingiva. Dalam penelitian in vivo, dinyatakan bahwa pada pasien
periodontitis produksi sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, TNF α meningkat.
Sitokin ini dapat mempengaruhi perkembangan penyakit periodontitis dan juga
menjadi target dalam perawatan periodontitis kronis.9
Skeling dan root planing adalah perawatan periodontitis kronis awal untuk
menghilangkan bakteri sebagai faktor etiologi dan membantu proses regenerasi
jaringan. Kelompok perlakuan yang diaplikasikan dengan gel kurkumin 1%
menunjukkan penurunan yang lebih signifikan pada kadar IL-6 daripada kelompok
kontrol. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian in vitro yang dilakukan
sebelumnya oleh Yanti dkk menyatakan bahwa kurkumin mampu menghambat IL-6.
Yamamoto dkk, juga menyatakan bahwa flavonoid mampu menekan NF-kβ. Kurkumin
menekan ekspresi IL-6, TNF-α, dan prostaglandin. Kurkumin juga mampu
meningkatkan proses penyembuhan luka dengan meningkatkan deposisi kolagen,
angiogenesis, dan fibroblast.9,43,44
IL-6 merupakan sitokin multifaktorial yang berperan baik sebagai proinflamasi
maupun antiinflamasi. IL-6 juga berperan dalam berbagai respon fisiologis dan
patologis. IL-6 memiliki dua jalur sinyal yang berbeda yaitu classic signaling dan trans
signaling. Jalur yang berbeda menyebabkan fungsi IL-6 yang berbeda. Pada jalur
classic signaling (Inflamasi akut), peran IL-6 adalah antiinflamasi dimana IL-6
berfungsi merekrut hepatosit dan limfosit untuk melawan serangan bakteri serta
berperan dalam efek regeneratif dan antibakteri. Pada jalur trans signaling (inflamasi
kronis) peran IL-6 berubah menjadi proinflamasi dan ikut berperan dalam destruksi
jaringan. Tingginya kadar IL-6 juga disebabkan oleh peran IL-6 pada aktifitas inflamasi
kronis pada penyakit periodontitis.48
BAB 6
6.1 Kesimpulan
1. Aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan dari perawatan
skeling dan root planing terbukti efektif dalam menurunkan kadar Interleukin-6
cairan krevikular gingiva pada pasien periodontitis kronis.
2. Aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan dari perawatan
skeling dan root planing terbukti efektif dalam menyembuhkan inflamasi pada
pasien periodontitis kronis.
4. Terdapat korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva dengan
parameter klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperpanjang waktu penelitian
agar dapat melihat efisiensi dan efektifitas penyembuhan.
2. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian lanjutan dengan mengamati sitokin pro
inflamasi lainnya seperti TNF-α sebagai parameter penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Kepada Yth.
Bapak/Ibu...............................
Bersama ini saya Putri Masraini Lubis, drg mahasiswi Program Pendidikan
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Gel
Kurkumin 1% Secara Subgingiva Sebagai Terapi Tambahan Skeling dan Root
Planing Terhadap Kadar Interleukin-6 pada Pasien Periodontitis Kronis”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa gel kurkumin 1%
dapat menurunkan kadar ekspresi IL-6 pada pasien yang mengalami periodontitis
kronis. Dimana diketauhi bahwa IL-6 salah satu mediator inflamasi yang memengaruhi
perkembangan penyakit periodontal. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai
inovasi terbaru dalam perkembangan obat yang berasal dari herbal khususnya di bidang
kedokteran gigi.
Pada penelitian ini saya akan melakukan pemeriksaan kedalaman poket, dan
kehilangan perlekatan dan perdarahan saat probing terlebih dahulu, kemudian saya
akan mengambil cairan gusi. Selanjutnya setelah dilakukan pembersihan karang gigi
dan penyerutan akar saya akan meletakkan gel ke gusi. Setelah itu saya akan melakukan
pemeriksaan ulang kepada Bapak/Ibu pada hari ke-7. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut bapak. Jika Bapak/Ibu sudah mengerti isi
dari lembar persetujuan ini dan bersedia menjadi subjek penelitian, maka mohon
Bapak/Ibu untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai
subjek penelitian yang terlampir. Perlu Bapak/Ibu ketahui, bahwa surat kesediaan tidak
mengikat dan Bapak/Ibu dapat mengundurkan diri dari penelitian apabila merasa
keberatan. Identitas Bapak/Ibu akan disamarkan, hanya dosen pembimbing peneliti,
anggota peneliti, dan anggota komisi etik yang dapat melihat datanya. Apabila data ini
Peneliti,
Putri Masraini Lubis
Hp. 081263946006
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan mengenai keuntungan, resiko, dan hak-
hak saya sebagai responden penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Gel
Kurkumin 1% Secara Subgingiva Sebagai Terapi Tambahan Skeling dan Root
Planing Terhadap Kadar Interleukin-6 pada Pasien Periodontitis Kronis”, maka
dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan.
Medan,……………………
Yang menyetujui,
Peneliti Responden Penelitian
Nomor : ……………
Tanggal : ...................
INSTALASI PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A. DATA RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. No. HP :
B. KUISIONER
Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar
1. Apakah anda pernah dirawat di Rumah Sakit ?
a. Ya
(Alasannya…………………………………………………………………...)
b. Tidak
2. Apakah anda memiliki riwayat penyakit sistemik ?