Anda di halaman 1dari 92

EFEKTIFITAS APLIKASI SUBGINGIVA GEL

KURKUMIN 1% SEBAGAI TERAPI TAMBAHAN


SKELING DAN ROOT PLANING TERHADAP KADAR
INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN
PERIODONTITIS KRONIS

TESIS

PUTRI MASRAINI LUBIS


167160008

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PERIODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


EFEKTIFITAS APLIKASI SUBGINGIVA GEL
KURKUMIN 1% SEBAGAI TERAPI TAMBAHAN
SKELING DAN ROOT PLANING TERHADAP KADAR
INTERLEUKIN-6 PADA PASIEN
PERIODONTITIS KRONIS

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Spesialis Periodonsia
Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

PUTRI MASRAINI LUBIS


167160008

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS PERIODONSIA


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Pendahuluan: Periodontitis kronis adalah inflamasi yang disebabkan oleh plak bakteri
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan pada akhirnya
mengakibatkan kehilangan gigi. Pada pasien periodontitis, produksi sitokin
proinflamasi seperti IL-6 meningkat, sitokin ini dapat memengaruhi perkembangan
penyakit periodontitis. Perawatan periodontitis meliputi terapi mekanis yang ditambah
dengan pemberian obat-obatan antimikroba dan antiinflamasi. Kurkumin memiliki
efek antimikroba dan antiinflamasi dengan jalan menekan produksi IL-6 yang
diinduksi oleh lipopolisakarida. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pemberian gel kurkumin 1% terhadap kadar ekspresi IL-6 dan parameter
klinis sebelum dan setelah dilakukan skeling dan root planing. Bahan dan Cara:
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan desain pre and
posttest control group design dan dibagi menjadi 3 kelompok dengan 21 orang pasien
periodontitis kronis. Masing – masing kelompok sebelum diskeling dan root planing
dilakukan pemeriksaan parameter klinis (Gingival Index (GI), Papillary Bleeding
Index (PBI)) dan kadar ekspresi IL-6 pada cairan krevikular gingiva kemudian
diaplikasikan gel kurkumin 1%, gel khlorheksidin 0,2%, tanpa pemberian gel dan
dilakukan pemeriksaan kembali pada hari ke-7. Hasil: Terjadi penurunan signifikan
secara statistik kadar IL-6. Persentase penurunan kadar IL-6 pada kelompok gel
kurkumin 1% sebelum dilakukan skeling dan root planing dan setelah dilakukan
skeling dan root planing adalah 14,96%, persentase penurunan nilai GI adalah 77,88%
dan persentase penurunan nilai PBI adalah 53,06%. Kesimpulan: Pemberian gel
kurkumin 1% secara topikal sebagai terapi tambahan dari perawatan skeling dan root
planing terbukti efektif dalam menurunkan kadar IL-6 dan inflamasi pada pasien
periodontitis kronis.

Kata Kunci: Kurkumin, Interleukin-6, Periodontitis kronis

Universitas Sumatera Utara


Abstract
Introduction: Chronic periodontitis is an inflammation caused by bacterial plaque that
can cause periodontal tissue destruction and ultimately lead to tooth loss. In patients
with periodontitis, the production of proinflammatory cytokines such as IL-6 increases,
these cytokines can affect the progression of periodontitis. Periodontitis treatment
includes mechanical therapy supplemented with the application of antimicrobial and
anti-inflammatory drugs. Curcumin has antimicrobial and anti-inflammatory effects by
suppressing the production of IL-6 induced by lipopolysaccharides. Objective: The
aim of this study was to analyse the effect of topical 1% curcumin gel on the level of
IL-6 and clinical parameters before and after scaling and root planning. Material and
Method: This study was an experimental study with a pre and posttest control group
design and was divided into 3 groups of 21 patients with chronic periodontitis. Before
scaling and root planning, each group were examined for clinical parameters (Gingival
Index (GI), Papillary Bleeding Index (PBI)) and IL-6 levels in the gingival crevicular
fluid then applied 1% curcumin gel, 0.2% chlorhexidine gel, without giving gel and the
inspection was done again on the 7th day. Results: There was a statistically significant
decrease in the level of IL-6. The percentage decrease in the level of IL-6 in the 1%
curcumin gel group before scaling and root planning and after scaling and root planning
was 14,96%, the percentage decrease in GI value was 77,88% and the percentage
decrease in PBI value was 53,06%. Conclusion: Subgingival application of 1%
curcumin gel as an adjunct therapy of scaling and root planning treatment proved to be
effective in reducing the level of IL-6 and inflammation in patients with chronic
periodontitis.

Keywords: Curcumin, Interleukin-6, chronic periodontitis

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis di
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
Rasa terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada Ibunda tercinta Hj.
Tuminah dan Abangda Dr. Masrul Lubis, dr., SpPD-KGEH yang senantiasa selalu
mendo’akan, memperhatikan dan memberikan motivasi kepada penulis sehingga
penulis bisa bertahan dan bisa menyelesaikan pendidikan hingga selesai. Kepada
anakku tercinta Naufal HF terima kasih sudah menjadi motivasi dan semangat untuk
mama. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada saudara-saudaraku Masnawati
Lubis, Rida Mastuti Lubis, Sutan MI Lubis, Putri KD Lubis, Putri Masrita Lubis, atas
dukungan dan do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Rini Octavia
Nasution, drg., SH., M.Kes., Sp.Perio(K) selaku dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, arahan dan
dukungan yang sangat berguna sehingga penulis bisa bertahan dan dapat
menyelesaikan tesis ini. Kepada Prof. Dr. Syafruddin Ilyas, M.Biomed selaku dosen
pembimbing, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas
bimbingan, arahan dan dukungan yang diberikan sehingga penulis bisa bertahan dan
dapat menyelesaikan tesis ini.
Dalam penulisan tesis ini, penulis juga banyak mendapat bimbingan, bantuan,
motivasi, saran serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp.RKG(K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang selalu memberi dukungan dan
motivasi kepada penulis.

iii

Universitas Sumatera Utara


2. Irma Ervina, drg., Sp.Perio (K) selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara dan selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu, pikiran dan
memberikan motivasi serta arahan sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
3. Aini Hariyani Nasution,drg., Sp.Perio (K) selaku Ketua Departemen
Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen
pembimbing akademik.
4. Dr. Ameta Primasari Tarigan, drg., MDSc., M.Kes., Sp.PMM selaku dosen
penguji yang memberikan motivasi, arahan dan turut menyempurnakan tesis ini.
5. Seluruh staf pengajar Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan motivasi dan saran dalam
penyelesaian tesis ini, Krishnamurthy Pasaribu, Martina Amalia, drg., Sp.Perio(K),
Zulkarnain, drg., M.Kes, Armia Syahputra, drg., Sp.Perio(K).
6. Dr. Denny Satria S.Farm., M.Si., Apt. dan Dr. Olivia Avriyanti Hanafiah,
drg., Sp.BM yang telah memberikan inspirasi, motivasi dan arahan kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
7. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., PhD., Sp.Pros(K)., FICD, Ika Andryas,
drg., Msc, Darmayanti Siregar, drg., M.KM yang telah memberikan dukungan,
motivasi dan arahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
8. Kepada my sister and my brother Mega Lestari Sibarani dan Indra Syahfery
terima kasih sudah saling memotivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan
ini. Teman – teman PPDGS Periodonsia FKG USU yang tidak dapat dapat disebutkan
namanya satu persatu dan kepada pegawai Departemen Periodonsia kak Febri, kak
Melda, Noor dan Endah yang sudah membantu penulis. Kepada bu Hafni dan bang
Furqon yang telah baik dan memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mohon
maaf apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini dan
berharap semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi
Fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

iv

Universitas Sumatera Utara


Medan, Februari 2020
Penulis,

Putri Masraini Lubis


NIM: 167160008

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Keterangan Pribadi

Nama : Putri Masraini Lubis, drg


Alamat tempat Tinggal : Jl. Karya Cilincing no. 16 Medan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
No. Kontak : 081263946006
Nama Ayah : (alm) H. M. Lubis
Nama Ibu : Hj. Turminah
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Pendidikan Formal

Sekolah Dasar : SDN 081239 Sibolga


Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Sibolga
Sekolah Menengah Atas : SMAN 2 Ingin Jaya B. Aceh
Fakultas Kedokteran Gigi : Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Spesialis : Spesialis Periodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ..................................................................................


ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Hipotesis ................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1.4.1 Tujuan Umum .................................................................. 5
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 5
1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kunyit ....................................................................................... 7
2.1.1 Kurkumin......................................................................... 8
2.1.2 Komponen Aktif ............................................................. 8
2.1.3 Penyerapan Kurkumin ..................................................... 9
2.1.4 Sifat Obat dan Farmakologis dari Efek Antiinflamasi
Kurkumin ........................................................................ 11
2.1.5 Efek Antimikroba ............................................................ 12
2.1.6 Penggunaan Kurkumin di Bidang Kedokteran Gigi ......... 13
2.1.7 Penggunaan Kurkumin pada Penyakit Periodontal ........... 15
2.2 Gel ........................................................................................... 16
2.2.1 Basis Gel ......................................................................... 16
2.2.2 Gel di Bidang Kedokteran Gigi ....................................... 17

vii

Universitas Sumatera Utara


2.3 Periodontitis Kronis .................................................................. 17
2.3.1 Gambaran Klinis dan Radiografis Periodontitis Kronis .... 20
2.3.2 Patogenesis Periodontitis Kronis ..................................... 20
2.4 Sitokin ...................................................................................... 22
2.4.1 Interleukin ....................................................................... 23
2.4.2 Interleukin-6 .................................................................... 23
2.5 Kerangka Teori Penelitian ........................................................ 25
2.6 Kerangka Konsep ..................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27
3.2.1 Tempat Penelitian ........................................................... 27
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 27
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 27
3.3.1 Populasi Penelitian .......................................................... 27
3.3.2 Sampel Penelitian ............................................................ 27
3.4 Kriteria Penerimaan .................................................................. 28
3.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................ 28
3.4.2 Kriteria Eksklusi ............................................................. 28
3.5 Perkiraan Besar Sampel ............................................................ 28
3.6 Variabel Penelitian ................................................................... 30
3.6.1 Variabel Bebas ............................................................ 30
3.6.2 Variabel Terikat ............................................................ 30
3.6.3 Variabel Terkendali ......................................................... 30
3.6.4 Variabel Tidak Terkendali ............................................... 30
3.7 Definisi Operasional ............................................................ 30
3.8 Bahan dan Alat Penelitian ......................................................... 31
3.8.1 Alat dan bahan Pembuatan Gel ........................................ 31
3.8.1.1 Alat Pembuatan Gel ............................................ 31
3.8.1.2 Bahan pembuatan Gel ......................................... 32
3.8.2 Alat dan Bahan Pemeriksaan Parameter Klinis ................ 32
3.8.2.1 Alat Pemeriksaan Parameter Klinis ...................... 32
3.8.2.2 Bahan Pemeriksaan Parameter Klinis ................... 32
3.8.3 Alat dan Bahan Pengambilan Cairan Krevikular .............. 33
3.8.3.1 Alat Pengambilan Cairan Krevikular ................... 33
3.8.3.2 Bahan Pengambilan Cairan Krevikular ................ 33
3.8.4 Alat dan Bahan Pengaplikasian Gel ................................. 34
3.8.4.1 Alat Pengaplikasian Gel ...................................... 34
3.8.4.2 Bahan pengaplikasian Gel ................................... 34
3.8.5 Alat dan Bahan Penelitian Laboratorium ......................... 35
3.8.5.1 Alat Penelitian Laboratorium ............................... 35
3.8.5.2 Bahan Penelitian Laboratorium ............................ 35
3.9 Prosedur Penelitian ............................................................ 36
3.9.1 Prosedur Pembuatan Gel Kurkumin 1% .......................... 36

viii

Universitas Sumatera Utara


3.9.2 Prosedur Pemeriksaan Parameter Klinis .......................... 39
3.9.2.1 Pemeriksaan Gingival Index (GI) ......................... 39
3.9.2.2 Pemeriksaan Papillary Bleeding Index (PBI) ....... 40
3.9.3 Prosedur Pengambilan Cairan Krevikular, Tindakan Skeling
dan Root Planing ............................................................. 40
3.9.3.1 Prosedur Pengambilan Cairan Krevikular ............ 40
3.9.3.2 Tindakan Skeling dan Root Planing ..................... 41
3.9.4 Prosedur Pengaplikasian Gel ........................................... 41
3.9.5 Prosedur Laboratorium Terpadu FK USU ....................... 42
3.10 Skema Alur Penelitian ............................................................ 45
3.11 Pengolahan dan Analisa Data .................................................. 46
3.12 Ethichal Clearance .................................................................. 46

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.1 Uji Perbedaan Kadar Ekspresi IL-6 ............................................. 47
4.2 Uji Perbedaan Penurunan Inflamasi ............................................ 48
4.3 Uji Perbedaan Efektifitas Antar Gel ............................................. 50
4.4 Uji Korelasi Penurunan Nilai Kadar IL-6 dengan Nilai Parameter
Klinis........................................................................................... 51

BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Analisis Penurunan Kadar IL-6 ................................................... 52
5.2 Analisis Penurunan Inflamasi ..................................................... 53
5.2.1 Analisis Penurunan Gingival Index (GI) ............................. 53
5.2.2 Analisis Penurunan Papillary Bleeding Index (PBI) ........... 55
5.3 Analisis Perbedaan Efektifitas Antar Gel ..................................... 56
5.4 Analisis Korelasi Penurunan Nilai IL-6 Dengan Parameter Klinis 56
5.4.1 Analisis Korelasi Penurunan Nilai IL-6 Dengan Parameter
Klinis (GI Dan PBI) ............................................................ 56
5.4.2 Analisis Korelasi Penurunan Nilai GI Dengan PBI .............. 58

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................ 59
6.2 Saran .......................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 60

LAMPIRAN ...............................................................................................

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1 Komposisi kunyit ...................................................................................... 8
Tabel 2 Aktivitas antimikroba dari kurkumin terhadap bakteri periodonpatik ......... 13
Tabel 3 Klasifikasi periodontitis oleh AAP tahun 2017 .......................................... 18
Tabel 4 Variabel, definisi operasional, cara ukur, nilai ukur, skala ukur dan alat
ukur........................................................................................................... 31
Tabel 5 Hasil perhitungan selisih perbedaan sebelum dan sesudah kadar IL-6 dan
rerata penurunan kadar IL-6 pada berbagai kelompok perlakuan ................ 47
Tabel 6 Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Gingiva Index dan
rerata penurunan nilai Gingival Index pada berbagai kelompok perlakuan . 48
Tabel 7 Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Papillary Bleeding
Index dan persentase penurunan Papillary Bleeding Index pada
berbagai kelompok perlakuan…………………………………………… 49
Tabel 8 Hasil perbedaan efektifitas gel pada berbagai kelompok perlakuan
terhadap persentase penurunan kadar IL-6 ................................................. 50
Tabel 9 Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan Gingiva Index
(GI) dan Papillary Bleeding Index (PBI).................................................... 51
Tabel 10 Hasil uji korelasi penurunan nilai antara Gingiva Index (GI) dan Papillary
Bleeding Index (PBI) ......................................................................................... 51

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1 Kunyit ................................................................................................ 7
Gambar 2 Struktur kimia kurkumin ..................................................................... 9
Gambar 3 Mekanisme molekul yang dipengaruhi kurkumin ................................ 12
Gambar 4 Gambaran klinis dan radiografis periodontitis kronis generalisata ....... 20
Gambar 5 Alat dan bahan pembuatan gel kurkumin ............................................ 32
Gambar 6 Alat dan bahan pemeriksaan parameter klinis ...................................... 33
Gambar 7 Micropipette ....................................................................................... 34
Gambar 8 Gel kurkumin 1%................................................................................ 34
Gambar 9 Alat dan bahan penelitian laboratorium ............................................... 36
Gambar 10 Penimbangan bahan ............................................................................ 37
Gambar 11 Mortar dan stamper direndam dengan aquadest panas ......................... 37
Gambar 12 Karbopol dan HPMC ditaburkan kedalam mortar ................................ 38
Gambar 13 Pengadukan kurkumin ........................................................................ 38
Gambar 14 Gel kurkumin dimasukkan kedalam spuit ............................................ 39
Gambar 15 Isolasi dan pengeringan gigi ................................................................ 40
Gambar 16 Pengambilan cairan krevikular ............................................................ 40
Gambar 17 Penskeleran gigi .................................................................................. 41
Gambar 18 Pengaplikasian gel .............................................................................. 41
Gambar 19 Setelah ditutup pack periodontal ......................................................... 41
Gambar 20 Prosedur di laboratorium terpadu FK USU .......................................... 44

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Komisi Etik


Lampiran 2 Surat Persetujuan Pemberian Izin Melaksanakan Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian di
Laboratorium FK USU
Lampiran 4 Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (informed consent)
Lampiran 6 Lembar Pemeriksaan pasien
Lampiran 7 Anggaran Biaya Penelitian
Lampiran 8 Hasil Analisis Statistik

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR SINGKATAN

AAP American Academy of Periodontology


AKT A crossed phosphatidylinositol 3-kinase
AP-1 Protein-1
Aq Aqua
BPS Phosphate Buffer Saline
C Celcius
CKG Cairan Krevikular Gingiva
COX 2 Cyclooxygenase 2
dkk Dan kawan – kawan
ELISA Enzyme Linked Immunosorbent Assay
FK Fakultas Kedokteran
FKG Fakultas Kedokteran Gigi
g Gram
HPMC Hydroxypropyl Methylcellulose
IL-1α Interleukin 1 Alpha
IL-1β Interleukin 1 Beta
IL-6 Interleukin 6
IL-8 Interleukin 8
iNOS Inducible Nitric Oxide Synthase
KP Kedalaman Poket
LPS Lipopolisakarida
mg/kg Mili gram / Kilo gram
mg/mL Mili gram / Mili liter
mL Mili Liter
MIC Minimum Inhibitory Concentration
m RNA Messenger Ribo Nucleic Acid
NF-κβ Nuclear Factor Kappa Beta

xiii

Universitas Sumatera Utara


nm Nano Meter
NO Nitrat Oksida
PBI Papillary Bleeding Index
PG Prostaglandin
PGE2 Prostaglandin E2
pg/µL Picogram / Microliter
PH Power of Hydrogen
PI3K Phosphatidylinositol 3-kinase
PTN Program Toksikologi Nasional
RANKL Receptor Activator of Nuclear Factor Kappa Beta Ligand
RSGM Rumah Sakit Gigi Mulut
SAR Stomatitis Aptous Rekuren
SD Standar Deviasi
TEA Triethanolamine
TNF-α Tumor Necrosis Factor α
PGs Pre- Implatation Genetic Screening
NA-CMC Natrium – Carboxymethyle Cellulose
USU Universitas Sumatera Utara
µL Mikro Liter
5-LOX 5-lipooksigenase

xiv

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit periodontal adalah salah satu penyakit yang paling umum
memengaruhi ras manusia, dengan etiologi primer bakteri patogen yang berada di
daerah subgingiva.1-4 Tingkat prevalensi berkisar antara 25% hingga 54% pada
gingivitis dan 43% pada periodontitis kronis. America Academy of Periodontology
mendefinisikan periodontitis kronis sebagai inflamasi pada gingiva ditandai dengan
hilangnya perlekatan klinis karena kerusakan ligamen periodontal dan tulang
pendukung yang berdekatan.2
Periodontitis disebabkan karena meningkatnya kadar sitokin proinflamasi yang
dianggap mempunyai peran penting dalam proses inflamasi periodontitis kronis.5
Berbagai senyawa seperti sitokin dapat dideteksi dalam cairan krevikular gingiva
(CKG) dan sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kondisi penyakit atau hasil dari
perawatan periodontal. Sitokin berfungsi sebagai mediator inflamasi dan dapat
digunakan sebagai penanda diagnostik pada penyakit periodontitis. Salah satu sitokin
yang berperan dalam penyakit periodontal adalah Interleukin 6 (IL-6). IL-6 merupakan
parameter yang sangat penting dalam penelitian periodontal karena efeknya pada
inflamasi dan resorpsi tulang melalui aktivitas stimulasi osteoklas. IL-6 dihasilkan oleh
sel-sel yang berbeda seperti monosit, fibroblas, osteoblas dan sel-sel endotel vaskular
sebagai respon terhadap inflamasi.5,6 IL-6 juga mempunyai peran dalam diferensiasi
sel B, proliferasi sel T dan diferensiasi monosit menjadi osteoklas yang berperan pada
resorpsi tulang.5,6 Tingkat ekspresi IL-6 dikaitkan dengan keparahan penyakit
periodontal dan usia.5
Peran IL-6 pada periodontitis telah banyak dilaporkan dalam berbagai
penelitian dan menunjukkan adanya hubungan peningkatan kadar IL-6 dengan
kerusakan jaringan. Prabhu dkk melaporkan bahwa ekspresi IL-6 m RNA secara
signifikan lebih tinggi pada jaringan yang berpenyakit dibandingkan dengan jaringan

Universitas Sumatera Utara


2

yang normal pada pasien periodontitis. Oleh karena itu dapat disimpulkan penilaian
kadar ekspresi IL-6 pada cairan krevikular gingiva dapat digunakan sebagai tolak ukur
perkembangan penyakit periodontitis dan respon perawatannya.6
Perawatan periodontitis meliputi terapi mekanis yang ditambah dengan
pemberian obat-obatan antimikroba dan antiinflamasi. Terapi mekanis yang dilakukan
yaitu skeling dan root planing, bertujuan untuk menghilangkan deposit keras maupun
lunak yang melekat pada permukaan maupun akar gigi sebagai tempat pertumbuhan
bakteri.1,3,7-10 Debridemen mekanis pada gigi dengan poket periodontal yang dalam
sulit untuk dicapai. Oleh karena itu, pemberian obat-obatan sistemik atau lokal perlu
diberikan karena etiologi utama periodontitis adalah plak bakteri.1,8-11 Namun,
penggunaan obat-obatan sistemik yang tidak sesuai dosis maupun waktu penggunaan
menyebabkan terjadinya efek samping seperti reaksi toksisitas, hipersensitivitas,
peningkatan resiko resistensi bakteri ditambah dengan kebutuhan dosis yang lebih
tinggi untuk mencapai konsentrasi cairan krevikular gingiva (CKG) yang diperlukan di
lokasi target, menyebabkan pemberian obat secara lokal diperlukan. Obat-obatan yang
biasa digunakan khlorheksidin, tetrasiklin, metronidazol, dosisiklin dan minosiklin.
Seiring dengan hal tersebut, beberapa ahli telah melakukan berbagai penelitian pada
obat-obatan herbal sebagai salah satu alternatif pengobatan periodontitis.3,7-12
Obat-obatan herbal telah digunakan selama ribuan tahun oleh negara
berkembang dan lebih dari 80% populasi bergantung pada penggunaannya untuk
kebutuhan perawatan kesehatan. Kunyit, lidah buaya, cengkeh dan kayu manis adalah
salah satu produk herbal yang umum digunakan di bidang kedokteran gigi. Bagian
paling aktif dari kunyit dinamakan kurkumin, yang bertanggung jawab terhadap warna
kuning kunyit, pertama kali diidentifikasi pada tahun 1910 oleh Lampe dan
Milobedzka.2,12 Kurkumin terdiri dari 80% kurkuminoid kompleks dan sisanya terdiri
dari demethoksikurkumin (17%) dan bisdemethoksikurkumin (3%). 12-15
Kurkumin telah digunakan secara tradisional sebagai obat untuk kulit, perut dan
hati. Kurkumin memiliki efek antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan manfaat sifat
lainnya yang berguna di bidang kedokteran gigi termasuk perawatan pit dan fissure
sealant, pendeteksian plak gigi, pengobatan rekuren aptous stomatitis (RAS), sebagai

Universitas Sumatera Utara


3

bahan pengisi gigi desidui, memiliki efek antiadesif untuk mencegah terbentuknya
biofilm candida albicans pada bahan gigi tiruan dan untuk pengobatan mukositis.2,3,12
Banyak penelitian in vitro dan in vivo melaporkan sifat antiinflamasi dan
penyembuhan luka, antimikroba dan sifat antineoplastik kurkumin terkait dengan
beragam kondisi seperti diabetes, gangguan neurologis, kanker, kondisi autoimun dan
kondisi inflamasi kronis termasuk penyakit Crohn, rheumatoid arthritis dan penyakit
periodontal.16
Kurkumin memiliki efek antiinflamasi melalui beberapa jalur inflamasi yang
menghambat produksi sitokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor α (TNF-α),
Interleukin (IL-1, 2, 6, 8 dan 12), menurunkan regulasi aktivitas cyclooxygenase 2
(COX 2) enzim lipoxygenase dan inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS).13,15
Kurkumin dapat mengatur aktivasi faktor transkripsi tertentu seperti mengaktifkan
protein-1 (AP-1) dan Nuclear Factor κβ (NF- κβ) dalam monosit yang dirangsang dan
makrofag alveolar, sehingga menghalangi ekspresi gen sitokin. 6,15 Menurut Sung Jo
Kim kurkumin sangat menekan produksi IL-6 yang diinduksi oleh lipopolisakarida
(LPS) dari P. intermedia di makrofag.2
Bukti yang cukup dari kedua penelitian in vitro dan in vivo yang menunjukkan
bahwa sifat antiinflamasi kurkumin melemahkan respon sel imun terhadap antigen
yang terkait penyakit periodontal dan menghambat kerusakan jaringan periodontal.
3,15,16
Literatur menunjukkan bahwa kurkumin memiliki aktivitas antiinflamasi dan
antibakteri yang berpotensi digunakan sebagai agen subgingiva. Penelitian mengenai
evaluasi keamanannya menunjukkan bahwa kunyit dan kurkumin dapat ditoleransi
dengan baik pada dosis yang sangat tinggi tanpa adanya efek toksik.1 Namun, sebagian
besar penelitian in vivo ini menggunakan pemberian sistemik dan hasilnya mungkin
dibatasi oleh sifat farmakodinamik yang kurang sempurna dari kurkumin terutama
hidrofobiknya, tingkat penyerapan yang rendah di saluran cerna dan usia paruh plasma
yang sangat pendek.3,15,17
Berdasarkan penelitian Hosadurga dkk terhadap tikus yang diinduksi
periodontitis menunjukkan bahwa gel kurkumin 2% yang diperoleh dari ekstrak kunyit
efektif secara signifikan menurunkan inflamasi gingiva dan kedalaman poket.3,9

Universitas Sumatera Utara


4

Sedangkan menurut penelitian Sruthima dkk menjelaskan bahwa cairan kurkumin


murni 1% mempunyai khasiat yang baik sebagai irigasi pada daerah subgingiva setelah
dilakukan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.14
Dengan mempertimbangkan karakteristik sifat farmakodinamik yang spesifik,
sifat inflamasi penyakit periodontal dan sifat anti inflamasi kurkumin, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh aplikasi subgingiva dari gel
kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing terhadap kadar
Interleukin-6 cairan krevikular gingiva pada pasien yang mengalami periodontitis
kronis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing terhadap kadar Interleukin-6 cairan krevikular
gingiva pada pasien periodontitis kronis.
2. Apakah ada pengaruh aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing dalam penyembuhan inflamasi pada pasien
periodontitis kronis.
3. Apakah terdapat korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva
dengan parameter klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai
terapi tambahan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.

1.3 Hipotesis
1. Gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing dapat
menurunkan kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva pada pasien yang
mengalami periodontitis kronis.
2. Gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing dapat
menyembuhkan inflamasi pada pasien yang mengalami periodontitis kronis.

Universitas Sumatera Utara


5

3. Terdapat korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva dengan


parameter klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai
terapi tambahan skeling dan root planing pada pasien yang mengalami periodontitis
kronis.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisis pengaruh aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing terhadap kadar Interleukin-6 cairan krevikular
gingiva pada pasien yang mengalami periodontitis kronis.
2. Untuk menganalisis pengaruh aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing terhadap penyembuhan inflamasi pada pasien
yang mengalami periodontitis kronis
3. Untuk menganalisis korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva
dengan parameter klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai
terapi tambahan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi secara ilmiah mengenai
keberhasilan aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan
root planing terhadap perawatan periodontitis kronis.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para klinisi bahwa
aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root
planing dapat menurunkan kadar IL-6 cairan krevikular gingiva pada pasien yang
mengalami periodontitis kronis.

Universitas Sumatera Utara


6

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para klinisi bahwa
aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root
planing dapat menyembuhkan inflamasi pada pasien yang mengalami
periodontitis kronis.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para klinisi bahwa ada
korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva dengan parameter
klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan
skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.

Universitas Sumatera Utara


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kunyit
Kunyit (nama umum untuk Curcuma longa) adalah tanaman herbal yang
berasal dari keluarga Zingiberaceous, merupakan rempah-rempah India yang berasal
dari rimpang tanaman dan sudah lama digunakan dalam ilmu kedokteran Ayurvedic
sebagai pengobatan pada kondisi inflamasi (Gambar 1).15,16 Nama latin kunyit berasal
dari kata Persia yaitu "kirkum" yang berarti kunyit, dalam bahasa Inggris disebut
turmeric, haldi dalam bahasa Hindi dan ukon dalam bahasa Jepang.18

Gambar 1. Kunyit.16

Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral (3,5%), karbohidrat


(69,4%), pelembab (13,1%), bahan pewarna diaryl heptanoid (5%) yang lebih dikenal
sebagai kurkuminoids, arabinose (1%), fruktosa 912%), glukosa (2%), biji-bijian dari
pati zingeberous (sekitar 30-60 µm) (Tabel 1).18,19

Universitas Sumatera Utara


8

Tabel 1. Komposisi Kunyit.19


Unsur Persentase
1 Kurkumin (kurkuminoids) 2-4%
2 Minyak atsiri 3-7%
3 Serat 2-7%
4 Bahan mineral 3-7%
5 Protein 6-8%
6 Lemak 5-10%
7 Pelembab 6-13%
8 Karbohidrat 60-70%

Penggunaan kunyit untuk alasan kesehatan dan pelestarian makanan telah


dijelaskan dalam pengobatan tradisional Cina dan India sejak abad ke-7. Kunyit
disebutkan dalam tulisan Marco Polo setelah perjalanan bersejarahnya ke Cina dan
India pada tahun 1280 M, dan itu pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-
13 oleh para pedagang Arab. Penjelajah Portugis Vasco de Gama mengunjungi bagian
benua India selama abad ke-15 dan membawa rempah-rempah kunyit dan rempah-
rempah lainnya dari Timur ke Barat. Kurkumin mengandung sekitar 2-5% dari ramuan
dan dianggap memberi sebagian besar efek terapeutik.15

2.1.1 Kurkumin
Kurkumin pertama kali ditemukan pada awal abad ke-19 oleh Vogel dan
Pelletier yang mengisolasi zat pewarna kuning dari kunyit. 15,20 Namun, struktur
kimianya tidak diidentifikasi sebagai diferuloylmethane hingga hampir 100 tahun
kemudian. Pada tahun 1910, Lampe dan Milobedzka mengidentifikasi komponen aktif
utama kunyit yaitu kurkumin.15,16,18
2.1.2 Komponen Aktif
Kurkumin komersial yang tersedia saat ini mengandung sekitar 77%
diferuloylmethane, 18% demethoxycurcumin, dan 5% bisdemethoxycurcumin (Gambar
2).15,16 Pigmen warna kuning kurkumin yang tidak larut dalam air diekstraksi dari akar

Universitas Sumatera Utara


9

kunyit, cukup stabil dalam pH asam lambung telah digunakan sebagai antiinflamasi,
antioksidan, antikanker, antibakteri dan antijamur.8,16,20

Gambar 2. Struktur kimia kurkumin.16

2.1.3 Penyerapan Kurkumin


Penyerapan, distribusi, metabolisme dan ekskresi kurkumin telah banyak
dilaporkan pada hewan pengerat oleh Ireson dkk tahun 2002 dan manusia oleh Vareed
dkk tahun 2008. Kurkumin mengalami metabolisme yang cepat dan efisien. Penelitian
pada hewan menunjukkan kurkumin cepat dimetabolisme, terkonjugasi di hati dan
diekskresikan dalam feses, sehingga memiliki bioavailabilitas sistemik yang terbatas.
Ketika diberikan secara oral, kurkumin diubah melalui hati dan metabolisme usus
menjadi curcumin glucuronide dan curcumin sulfonate, namun ketika diberikan secara
sistemik atau intraperitoneal dimetabolisme menjadi tetrahydrocurcumin,
hexahydrocurcumin, dan hexahydrocurcuminol.15,16
Kurkumin kurang diserap di saluran pencernaan setelah asupan oral dan
sebagian besar yang tidak berubah diekskresikan menjadi feses. Bagian kecil yang
diserap benar-benar dihilangkan oleh ekskresi bilier dan ginjal dan tidak disimpan

Universitas Sumatera Utara


10

dalam organ apapun. Selain itu, kadar kurkumin induk dalam plasma darah, empedu,
dan urin sangat rendah bahkan setelah pemberian dosis tinggi.15 Dosis kurkumin
intravena 40 mg/kg yang diberikan kepada tikus tidak ditemukan lagi di plasma pada
satu jam pasca pemberian. Dosis oral 500 mg/kg yang diberikan kepada tikus
menghasilkan konsentrasi plasma tertinggi hanya 1,8 mg/mL, dengan metabolit utama
diidentifikasi sebagai kurkumin sulfat dan kurkumin glukuronida.16
Kurkumin memiliki toleransi yang sangat baik, tetapi bioavailabilitasnya
rendah. Hal ini menunjukkan kurkumin tidak bersifat toksik bagi hewan atau manusia,
bahkan pada dosis tinggi. Noorafshan dkk, membahas tentang bioavailabilitas pada
kurkumin karena penyerapan yang tidak sempurna, metabolisme dan eliminasi
sistemik yang cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Kuo-yi dkk pada tahun 2007
melaporkan pemberian kurkumin secara oral pada tikus bioavailabilitasnya 1%,
memberikan hasil lebih dari 75% kurkumin diekskresikan dalam tinja dan dalam
jumlah sedikit terdeteksi dalam urin sehingga diumumkan kurkumin aman.20
Meskipun kurkumin menunjukkan berbagai macam efek farmakologis dan
telah ditemukan cukup aman bagi hewan dan manusia, ada beberapa penelitian tentang
toksisitasnya. Program Toksikologi Nasional (PTN) mengevaluasi toksisitas kurkumin
jangka pendek dan jangka panjang dengan konsentrasi yang berbeda dengan dosis 50,
250, 480, 1300 atau 2600 mg / kg untuk periode 13 minggu atau 2 tahun pada tikus.
Pada penelitian 13 minggu, hanya terjadi peningkatan berat pada hati, perubahan warna
wajah, dan terjadinya hiperplasia epitelium mukosa di saecum dan kolon hanya pada
hewan yang menerima dosis 2600 mg/kg dan itu pun menunjukkan toksisitas relatif.
Tidak ada terlihat tanda karsinogenesis dan tidak ada kematian yang dikaitkan dengan
kurkumin. Konsumsi kurkumin tidak memiliki efek pada asupan makanan bila
dibandingkan dengan kelompok kontrol dan tidak ada kematian yang diamati dalam
penelitian selama 2 tahun.20
2.1.4 Sifat Obat dan Farmakologis dari Efek Antiinflamasi Kurkumin
Selama ribuan tahun kurkumin telah diketahui memiliki kemampuan sebagai
antiinflamasi. Banyak penelitian yang terkait dengan kurkumin berhubungan dengan
kemampuannya untuk menekan radang akut dan kronis.20 Pertama, menekan aktivasi

Universitas Sumatera Utara


11

dari faktor transkripsi Nuclear Factor kappa-B (NF-κB), yang merupakan molekul
utama yang memberi sinyal dalam elaborasi respon inflamasi serta dalam proliferasi
sel, onkogenesis dan transformasi sel. Handel dkk pada tahun 1995 melaporkan
aktivasi NF-κB banyak terjadi pada penyakit inflamasi kronis termasuk rheumatoid
arthritis, penyakit radang usus, asma, pankreatitis, oral lichen planus dan gastritis yang
disebabkan bakteri helicobacter pylori. Stimulasi sel dengan berbagai agen
inflammatori (misalnya, TNF-α, IL-1β, IL-6 dan lipopolisakarida (LPS) dari patogen
periodontal Gram-negatif) mengarah pada aktivasi dan transkripsi NF-κβ. Kurkumin
telah terbukti menekan proses aktivasi ini (Gambar 3). Periodontitis kronis juga
dihubungkan dengan aktivasi NF-κβ, dimana kurkumin mempunyai potensi untuk
mengatasi inhibitor NF-κβ.2,15,16 Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa
kurkumin mempunyai efek antitumor melalui modulasi berbagai jalur pensinyalan
yang melibatkan faktor transkipsi NF-κB, IκBα kinase, phosphatidylinositol 3-kinase
(PI3K), a crossed phosphatidylinositol 3-kinase (AKT), extracellular signal-regulated
kinase (ERK), c-Jun NH2-terminal kinase (JNK), p38 mitogen-activated protein kinase
(MAPK).21
Kedua, kurkumin menurunkan regulasi ekspresi cyclooxygenase 2 (COX-2),
enzim yang mengkatalisasi sintesis Prostaglandin (PG) dan terkait dengan sebagian
besar bentuk inflamasi, termasuk periodontitis. Kurkumin secara signifikan
menghambat ekspresi COX-2 yang diinduksi oleh LPS, berkontribusi pada penurunan
sintesis PGE2, yang merupakan stimulator kuat dari resorbsi tulang dan menyebabkan
terjadinya penyakit periodontal.2,15,16 Kurkumin juga dapat menghambat aktivitas dan
sintesis enzim yang terlibat dalam peradangan seperti COX-2 dan 5-lipooksigenase (5-
LOX).21
Molekul lain seperti inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS) merupakan
molekul proinflamasi yang kuat yang diatur oleh NF- κβ. Beberapa agonis sitokin
proinflamasi seperti IL-1β, TNF-α, IL-6, IL-8 dan lipopolisakarida bakteri dapat
meningkatkan ekspresi iNOS dan mengindikasikan berperan dalam inflamasi tulang.
Nitrat oksida (NO) dan PGs dapat bereaksi secara sinergis dalam menyebabkan
inflamasi. Beberapa penelitian in vitro dan in vivo melaporkan adanya bukti interaksi

Universitas Sumatera Utara


12

antara ekspresi COX-2 dan iNOS dan kurkumin dapat menghambat sintesis protein
iNOS dan langsung menyebabkan terjadinya degradasi.2,15,16

Kurkumin

Anti inflamasi

Antikanker Antidepresan Neuroproteksi

Gambar 3. Mekanisme molekul yang dipengaruhi kurkumin.22

2.1.5 Efek Antimikroba


Kurkumin dilaporkan memiliki efek antibakteri dan antijamur. Shahi dkk pada
tahun 2000 melaporkan aktivitas kurkumin bersifat bakteriostatik hingga bakterisida
untuk beberapa bakteri patogen gram positif seperti Staphylococcus aureus serta
bakteri gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella pneumoniae serta
spesies jamur yang berbeda yaitu Candida albicans dan Paracoccidioides
brasiliensis.15
Kurkumin juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri periodontopatik
dan mungkin menjadi agen ampuh untuk mencegah penyakit periodontal.2,15 Shahzad
dkk melaporkan efek penghambatan kurkumin pada pertumbuhan planktonik bakteri
periodontopatik seperti Aggregatibacter actinomycetemcomitans, P. gingivalis,
Prevotella intermedia, Fusobacterium nucleatum, dan Treponema denticola.2,15,23
Kurkumin secara signifikan menghambat pertumbuhan bakteri periodontopatik
yang diuji. MIC dari kurkumin melawan bakteri periodontopatik yang diuji
ditunjukkan pada Tabel 2. MIC kurkumin untuk P. gingivalis adalah 10 hingga 15 mg

Universitas Sumatera Utara


13

/ mL hasilnya sama dengan yang diperoleh untuk P. intermedia, F. nucleatum, dan T.


denticola. Kurkumin dengan dosis kurang dari 10 mg / mL sepenuhnya menghambat
pertumbuhan bakteri periodontopatik ini.23

Tabel 2. Aktivitas antimikroba dari kurkumin terhadap bakteri periodontopatik.23


Bakteri Periodontopatik MIC (µg/mL)
A. actinomycetemcomitans ATCC2952 >100
ATCC29523 >100
F. nucleatum ATCC23726 10
P. gingivalis ATCC33277 15
OMZ314 10
P. intermedia ATCC49046 10
T. denticola ATCC33520 5

2.1.6 Penggunaan Kurkumin di Bidang Kedokteran Gigi


a. Membantu mengatasi masalah gigi
Membilas mulut dengan air kunyit (merebus 5 g bubuk kunyit, dua cengkeh dan
dua daun kering jambu biji dalam 200 g air) dapat memberikan efek instan. Memijat
gigi yang sakit dengan kunyit yang digiling akan menghilangkan rasa sakit dan
bengkak. Meletakkan bubuk potongan kunyit yang sudah dibakar pada gigi dan
membersihkannya membuat gingiva dan gigi menjadi kuat.2,24
b. Pit dan fissure sealant
Aplikasi pit dan fissure sealant berguna untuk pencegahan atau pengurangan
karies gigi. Sealant dari kurkumin dapat diproduksi dari komposisi yang terdiri atas
sistem resin apolimer mengandung monomer akrilik dan setidaknya satu pewarna yang
dipilih dari kelompok ekstrak kunyit dan L-Apo-8-Carotenal.2
c. Penggunaan kurkumin dalam sistem deteksi plak gigi
Plak dental tidaklah mudah ditemukan dengan mata telanjang. Plak umumnya
diwarnai dengan pewarnaan agen yang mengandung pewarna untuk mengungkapkan
lokasi plak. Sistem deteksi plak gigi termasuk agen pewarnaan plak gigi mengandung
ekstrak kunyit dan kurkumin yang memberikan cahaya yang memiliki panjang

Universitas Sumatera Utara


14

gelombang dalam kisaran 250-500 nm ke objek di rongga mulut dimana plak gigi
melekat.2,24
d. Kurkumin dan sariawan
Manifar melakukan penelitian klinis double blind secara acak selama dua
minggu pada pasien usia antara 18 sampai 65 tahun yang memiliki sariawan kecil. 28
pasien secara acak dioleskan gel kurkumin mengandung (2% kurkumin) dan 29 pasien
yang dioleskan gel plasebo. Pasien menggunakan obat dua kali per hari dengan
menggunakan swap. Setelah perlakuan, ulser diukur oleh peneliti dan rasa sakit
dievaluasi oleh pasien berdasarkan Perceived Pain Rating Scale sebelum aplikasi obat
(hari 0) dan hari 4, 7 dan 14. Kepuasan secara keseluruhan dinilai pada akhir
pengobatan pasien. Hasil menunjukkan bahwa gel kurkumin secara signifikan
mengurangi intensitas nyeri dan ukuran sariawan dibandingkan dengan placebo.2
e. Kurkumin sebagai pengobatan stomatitis rekuren aptous (SAR)
SAR merupakan sebuah kondisi inflamasi yang tidak diketahui etiologinya
yang mengenai mukosa oral. Rata-rata 20% dari populasi menderita SAR. Penyakit ini
secara utama mengenai permukaan mukosa tidak berkeratin dan dikarakteristikkan
dengan ulser sakit yang tunggal maupun banyak dengan periode berulang, kambuh dan
sembuh. Pasien yang menggunakan minyak kurkumin melaporkan bahwa ulser mulai
sembuh lebih cepat dari pada sebelumnya, ada juga yang lebih awal mengurangi rasa
sakit. Kontrol selama satu tahun menunjukkan tidak ada kekambuhan pada pasien-
pasien ini.2
f. Kurkumin sebagai bahan pengisian untuk gigi desidui
Penelitian yang dilakukan terhadap kurkumin menunjukkan kurkumin mampu
mengeliminasi bakteri E. Faecalis sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengisian
gigi desidui.2
g. Efek antiadhesif dari kurkumin pada biofilm candida albicans pada
bahan gigi tiruan
Adsorpsi kurkumin mengurangi adhesi dari Candida albicans, telah terbukti
bahwa kurkumin memiliki kapasitas untuk menyerap ke substrat yang relevan dan
mencegah adhesi Candida albicans, daripada secara aktif membunuh atau

Universitas Sumatera Utara


15

menghambat mikroorganisme. Menariknya, Candida albicans yang terpapar kurkumin


berkurang aggregasi seluler dan kapasitas adhesinya.2
h. Kurkumin dan mukositis
Patil meneliti efek dan keamanan obat kumur kurkumin dalam mengurangi
keparahan tanda dan gejala radio kemoterapi yang menginduksi mukositis oral pada
pasien kanker. Obat kumur Kurkumin ditoleransi dan efektif dalam mengendalikan
tanda dan gejala mukositis oral.2
2.1.7 Penggunaan Kurkumin pada Penyakit Periodontal
a. Pencegahan pembentukan plak dan gingivitis
Waghmare melakukan penelitian pada sekitar 100 subjek yang dipilih secara
acak dan mencatat indeks plak dan indeks gingiva pada hari 0, 14, dan 21. Selain
kontrol plak mekanis untuk pencegahan gingivitis, kunyit memiliki efektifitas yang
sama dengan klorheksidin glukonat. Obat kumur kunyit yang disiapkan dengan
melarutkan 10 mg ekstrak kurkumin dalam 100 ml air suling dan 0,005% minyak
peppermint dengan pH yang disesuaikan yaitu 4 sama efektifnya dengan obat kumur
klorheksidin.2
Penelitian lain oleh Mali Amita menyimpulkan bahwa klorheksidin glukonat
serta obat kumur kunyit dapat secara efektif digunakan sebagai tambahan untuk kontrol
plak mekanis dalam pencegahan plak dan gingivitis. Kedua obat kumur memiliki sifat
antiplak, antiinflamasi, dan antimikroba yang sebanding. Obat kumur kunyit bersifat
biokompatibel dan diterima dengan baik oleh semua subjek tanpa efek samping.2
b. Irigasi subgingiva
Suhag melakukan penelitian, sebelumnya daerah periodontal dirawat dengan
skeling dan root planing dan kemudian daerah yang dipilih diirigasi (resimen tiga
irigasi) dengan khlorheksidin (0,2%), kurkumin (1%), salin (0,9%) atau lokasi kontrol
tidak diirigasi. Tanda-tanda inflamasi berkurang lebih banyak pada daerah yang
diirigasi subgingiva dengan larutan kurkumin 1% bila dibandingkan dengan irigasi
salin dan khlorheksidin.2,24

Universitas Sumatera Utara


16

c. Gel kurkumin
Gel kurkumin yang mengandung 2% gel ekstrak kunyit dapat digunakan
sebagai perawatan tambahan untuk penskeleran dan root planing. Gel kurkumin telah
mengurangi tanda-tanda inflamasi gingiva dan meningkatkan penyembuhan dengan
mengurangi kedalaman poket.2,24

2.2 Gel
Gel didefenisikan sebagai suatu sistem semi padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik kecil atau molekul organik besar
dan saling diresapi cairan.25-27 Gel disukai karena kandungan airnya cukup besar,
sehingga nyaman dan terasa dingin pada kulit, mudah dioleskan, tidak berminyak,
mudah dicuci, lebih jernih, elegan, elastis, daya lekat tinggi namun tidak menyumbat
pori, serta pelepasan obat yang baik. 26,27 Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan
adalah Carbopol 940, NA-CMC dan HPMC. Gelling agent tersebut banyak digunakan
dalam produk kosmetik dan obat karena memiliki stabilitas dan kompaktibilitas yang
tinggi, toksisitas yang rendah, serta mampu meningkatkan waktu kontak dengan kulit
sehingga meningkatkan efektivitas penggunaan gel sebagai antibakteri. 28
2.2.1 Basis Gel
Berdasarkan komposisinya, basis gel dapat dibedakan menjadi basis gel
hidrofobik dan basis gel hidrofilik.25,27
a. Basis gel hidrofobik
Basis gel hidrofobik terdiri dari partikel-partikel anorganik. Apabila
ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya ada sedikit sekali interaksi antara kedua
fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan
menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus.25
b. Basis gel hidrofilik
Basis gel hidrofilik pada umumnya adalah molekul-molekul organik yang besar
dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah
hidrofilik berarti sukar pada pelarut. Pada umumnya karena daya tarik menarik pada
pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari

Universitas Sumatera Utara


17

bahan hidrofobik, sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan
memiliki stabilitas yang lebih besar.25
2.2.2 Gel Di Bidang kedokteran Gigi
Penyakit periodontal berhubungan dengan infeksi bakteri, oleh karena itu
pengobatan antibakteri merupakan metode yang tepat untuk mengatasi kondisi jaringan
yang terinflamasi. Salah satunya masalah yang terkait dengan pengobatan
konvensional pemberian antibiotik sistemik adalah distribusi obat di seluruh tubuh
yang tidak diperlukan dan juga dapat menimbulkan masalah toksisitas. Salah satu
metode meminimalkan distribusi terapeutik agen dalam tubuh adalah melalui
penggunaan sistem pemberian obat secara lokal.24
Banyak antibakteri diaplikasikan langsung ke mulut untuk pengobatan penyakit
periodontal. Obat kumur dan bahan irigasi merupakan beberapa sistem pemberian obat
secara lokal, yang telah digunakan sebagai agen antimikroba seperti: fiber, strip dan
compacts, film, mikropartikel, gel dan nanopartikel. Meskipun beberapa agen kimia
komersial tersedia tetapi dapat mengubah mikrobiota mulut dan miliki efek samping
yang tidak diinginkan seperti muntah, diare dan stein pada gigi. Oleh karena itu,
pencarian produk alternatif terus dilakukan dan dari bahan alami yang diisolasi dari
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional dianggap sebagai alternatif yang baik
daripada bahan kimia sintetis.24

2.3 Periodontitis Kronis


Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung periodontal yang
disebabkan oleh mikroorganisme patogen tertentu, yang mengakibatkan kerusakan
lanjutan ligamen periodontal dan tulang alveolar dan kemudian mengarah pada
pembentukan resesi gingiva dan poket periodontal.12,29,30 Periodontitis kronis
merupakan penyakit yang secara progresif berjalan lambat. Peningkatan keparahan
periodontitis kronis disebabkan oleh faktor lokal, sistemik atau faktor lingkungan yang
dapat memengaruhi interaksi antara pejamu dengan bakteri. Etiologi utama dari
periodontitis adalah plak bakteri.31-33

Universitas Sumatera Utara


18

Klasifikasi periodontitis oleh AAP Workshop for the International


Classification of Periodontal Diseases pada tahun 2017 dijelaskan pada Tabel 3.34

Tabel 3. Klasifikasi periodontitis oleh AAP tahun 2017


Stage Periodontitis Stage I Stage II Stage III Stage IV
Kehilangan 1 – 2 mm 3 – 4 mm ≥ 5 mm ≥ 5 mm
terbesar pada
interdental
CAL
Kehilangan 1/3 koronal 1/3 koronal Meluas Meluas
Keparahan tulang (< 15%) (15- 33%) sampai 1/3 sampai 1/3
radiografi tengah atau tengah atau
apikal dari apikal dari
akar gigi akar gigi
Kehilangan Tidak ada kehilangan gigi kehilangan kehilangan
gigi disebabkan periodontitis gigi gigi
disebabkan disebabkan
peri-odontitis peri-odontitis
sebanyak sebanyak
≤ 4 gigi ≥ 5 gigi
Komplek- Lokal Maksimum Maksimum Tambahan Tambahan
sitas kedalaman kedalaman kompleksi-tas kompleksi-tas
probing probing stage II: stage III:
≤ 4 mm ≤ 5 mm Kedalaman Membutuh-
Mayoritas Mayoritas probing kan
pola pola ≥ 6 mm rehabilitasi
kehilangan kehilangan pola yang
tulang tulang kehilangan kompleks
horizontal horizontal tulang disebab-kan:
vertikal Disfungsi
≥ 3 mm pengunya-han
Lesi furkasi Trauma
kelas II atau oklusal
III sekunder
Kerusakan (mobiliti gigi
linggir derajat ≥ 2)
moderate Kerusakan
linggir parah
Bite collapse,
drifting,
flaring
kurang dari
20 gigi yang
tersisa (10
gigi opposing
pairs)
Tingkat dan Tambahkan Untuk setiap stage, menggambarkan tingkat sebagai lokalisata
distribusi stage sebagai (<30% gigi yang terlibat), generalisata, atau pola molar/insisivus
deskriptor

Universitas Sumatera Utara


19

Grade Periodontitis Grade A: Grade B: Grade C:


Tingkat Tingkat Tingkat
perkembangan perkembangan perkembangan
lambat moderat cepat
Kriteria Bukti Data longi- Bukti tidak ada < 2 mm selama ≥ 2 mm selama 5
utama langsung tudinal kehilangan 5 tahun tahun
dari (RBL atau selama 5 tahun
perkem- CAL)
bangan
Bukti tidak % kehi- <0,25 0,25 – 1,0 >1,0
langsung langan/
dari Usia
perkem- Fenotipkasu Deposit biofilm Kerusakan Kerusakan
bangan s yang tebal sebanding melebihi
dengan tingkat dengan deposit ekspektasi dari
kerusakan yang biofilm deposit biofilm
ringan yang ada; pola
klinis spesifik
menunjukkan
periode
perkembangan
cepat dan/atau
penyakit awal
(contohnya pola
molar/insisi-vus;
kurangnya
respon yang
diharapkan
terhadap terapi
standar kontrol
bakteri
Grade Faktor Merokok Tidak merokok Merokok < 10 Merokok ≥ 10
modi- risiko rokok/hari rokok/hari
fiers Diabetes Normoglyce-mic/ HbA1c < 7.0% HbA1c ≥ 7.0%
tidak didiagnosis pada pasien pada pasien
diabetes dengan diabetes dengan diabetes
Risiko Inflamasi CRP < 1 mg/L 1– 3 mg/L >3 mg/L
dari sensiti-vitas
dam-pak tinggi
siste-mik (hsCRP)
dari
perio-
dontitis
Biomar- Indikator Saliva, ca
ker CAL/ iran kre-
kehilangan vikular
tulang gingiva,
serum

Universitas Sumatera Utara


20

2.3.1 Gambaran Klinis dan Radiografis Periodontitis Kronis


Gambaran klinis periodontitis kronis yang tidak dirawat ditandai dengan
adanya akumulasi plak dan kalkulus supragingival dan subgingival, inflamasi gingiva
dan kehilangan stippling gingiva, perubahan margin gingiva seperti resesi dan papila
berbentuk kawah, pembentukan poket, perdarahan saat probing, kehilangan level
perlekatan periodontal, kehilangan tulang alveolar (angular atau horizontal),
keterlibatan furkasi akar, peningkatan mobiliti dan kehilangan gigi, seperti terlihat pada
gambar 4.31,32
Gambaran radiografis periodontitis kronis biasanya terlihat pola kehilangan
tulang vertikal atau horizontal. Saat kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang
terjadi pada satu permukaan gigi disebut sebagai kehilangan tulang vertikal dan
biasanya dikaitkan dengan defek tulang angular dan poket infraboni. Ketika kehilangan
perlekatan dan kehilangan tulang terjadi pada tingkat yang beragam pada sebagian
besar permukaan gigi disebut kehilangan tulang horizontal dan umumnya dikaitkan
dengan poket supraboni.32

Gambar 4. Gambaran klinis dan radiografis periodontitis kronis generalisata.32

2.3.2 Patogenesis Periodontitis Kronis


1. Tahap Inisial
Periodontitis kronis akan diawali dengan adanya akumulasi plak bakteri.
Akumulasi plak bakteri terjadi pada tahap inisial yang hanya dapat dideteksi melalui
pemeriksaan mikroskopik. Perubahan jaringan terjadi pada epitel penyatu dan jaringan

Universitas Sumatera Utara


21

ikat dari margin gingiva bebas dalam 2-4 hari setelah akumulasi plak pada sulkus
gingiva. Respon inflamasi akut pada fase ini ditandai dengan dilatasi pembuluh darah
sehingga meningkatkan aliran darah ke area inflamasi.31,33
2. Tahap Dini
Berbeda dengan tahap sebelumnya, pada tahap ini perubahan jaringan sudah
dapat dideteksi secara klinis dalam 4-14 hari setelah akumulasi plak pada sulkus
gingiva. Akumulasi plak pada sulkus gingiva menyebabkan gangguan perlekatan epitel
penyatu bagian koronal pada gigi. Akibatnya, epitel tersebut akan kehilangan kontak
dengan permukaan gigi.31,33
Pada tahap ini, respon yang terjadi masih berupa respon inflamasi akut. Aliran
darah terus mengalami peningkatan yang menyebabkan edema pada jaringan gingiva
dan warna gingiva menjadi merah. Serabut kolagen perivaskular mengalami kerusakan
akibat inflamasi. Hal ini yang menyebabkan perubahan konsistensi jaringan gingiva
menjadi lebih lunak dan spongius serta mengakibatkan gingiva menjadi kilat.
Perdarahan gingiva mungkin akan terjadi saat dilakukan probing.31,33,35
3. Tahap Mantap
Jika prosedur kebersihan mulut tidak juga dilakukan dengan baik, maka tahap
dini akan berkembang menjadi tahap mantap dalam 15-21 hari. Pada tahap ini, respon
yang terjadi berupa inflamasi kronis. Kerusakan pada jaringan ikat kolagen juga
semakin meningkat. Pada kondisi ini, tubuh berusaha untuk memperbaiki kerusakan
jaringan dengan membentuk serabut kolagen baru. Peningkatan deposisi serabut
kolagen ini menyebabkan jaringan gingiva mengalami pembesaran dan perubahan
konsistensi menjadi fibrous. Jumlah serabut kolagen yang meningkat akan
menyamarkan warna gingiva yang merah menjadi kurang merah. Selain itu, banyaknya
jumlah sel darah di dalam pembuluh darah gingiva mengakibatkan aliran darah
mengalami penurunan, sehingga warna gingiva dapat menjadi kebiruan. Pada tahap ini
terjadi peningkatan kedalaman probing yang dapat disebabkan edema pada jaringan
menyebabkan bergesernya margin gingiva ke arah koronal. Pada tahap ini, tidak terjadi
migrasi epitel penyatu ke arah apikal, tidak terdapat kerusakan serabut ligamen
periodontal, dan tulang alveolar tidak mengalami kerusakan.31,33,35

Universitas Sumatera Utara


22

4. Tahap Lanjut
Tahap lanjut yaitu tahap yang biasanya terjadi periodontitis karena pada tahap
ini lesi sudah mengalami kerusakan periodontal yaitu destruksi tulang. Destruksi tulang
alveolar akan mengalami dua proses yaitu deklasifikasi dan pengikisan tulang. Proses
tersebut akan mengakibatkan kalsium dalam tulang mengalami kelarutan dan masuk
ke dalam pembuluh darah. Kerusakan jaringan periodontal juga akan memengaruhi
bertambah dalamnya poket periodontal.31,33

2.4 Sitokin
Sitokin adalah protein sistem imun yang mengatur interaksi antar sel dan
memacu reaktivitas imun, baik pada imunitas nonspesifik maupun spesifik.36,37
Sitokin adalah kata yang berasal dari cyto yang berarti sel dan kinin yang berarti
hormon. Stanley Cohen pada tahun 1974 pertama kalinya memperkenalkan istilah
sitokin. Yang termasuk dalam sitokin adalah limfokin, monokin, interleukin, colony
stimulating factors (CSFs), interferons (IFNs), tumor nekrosis faktor (TNF) dan
kemokin.38
Sitokin mempunyai sifat dapat memberikan efek langsung dan tidak langsung.
Secara langsung yaitu mempunyai lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel
(pleitropi). Secara tidak langsung yaitu menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin
lain atau bekerja sama dengan sitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme). Sitokin
juga berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi
dan meningkatkan respons imun nonspesifik. Pada imunitas nonspesifik, sitokin
diproduksi makrofag dan sel natural killer (NK), berperan pada inflamasi dini,
merangsang poliferasi, diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah TNF, IL-1, IL-6, IL-10, IL-12, IFN tipe 2,
IL-15, IL-18, IL-33. Pada imunitas spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan
sel-sel imun spesifik. Yang termasuk dalam kelompok sitokin imunitas spesifik adalah
IL-2, IL-4, IL-5, IFN-y, TGF-β, limfotoksin, IL-13, IL-16, IL-17, IL-23, IL-25, IL-31,
IL-9.36,38

Universitas Sumatera Utara


23

Sitokin memainkan peran penting dalam respon host terhadap penyakit


periodontal dan sangat penting untuk patogenesis penyakit periodontal dan dapat
digunakan sebagai penanda diagnostik.39,40 IL-1α, IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α
dikategorikan sebagai sitokin inflamasi yang berkontribusi sebagai mediator inflamasi
dan molekul penghancur jaringan yang terdeteksi di jaringan gingiva, cairan krevikular
gingiva dan saliva pasien yang terkena periodontitis. 40
2.4.1 Interleukin
Interleukin adalah kelompok sitokin yang pertama kali diekspresikan oleh
leukosit dan berinteraksi antar sel-sel sistem imun. Dr. Vern Paetkau (University of
Victoria) pada tahun1979 mengamati berbagai jenis sel saling berkomunikasi satu
sama lain, hal ini menjadi dasar penemuan interleukin. Nama interleukin dipilih karena
mencerminkan sifat dasar mediator yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi
antar leukosit. Interleukin mampu meningkatkan pertumbuhan sel, diferensiasi, dan
aktivasi fungsional. Efek interleukin meningkat sejak penemuan interleukin monosit
(IL-1) dan interleukin limfosit (IL-2), sekarang terdapat lebih dari 40 sitokin yang
disebut sebagai interleukin.38
2.4.2 Interleukin-6 (IL-6)
IL-6 adalah sitokin pleitropi yang berperan dalam aktivitas proinflamasi dan
antiinflamasi. IL-6 memberikan sifat antiinflamasi dengan meningkatkan produksi
inhibitor jaringan metalloproteinase dan menekan sitokin proinflamasi IL-1β dan TNF-
α. Selain itu, menurunkan regulasi sitokin proinflamasi dan menaikkan regulasi
molekul antiinflamasi (reseptor antagonis IL-1, reseptor larut TNF) dalam proses
inflamasi akut.6,37,39,40
Interleukin IL-6 dapat menyebabkan degenerasi pada jaringan periodontal yang
terinflamasi. IL-6 adalah sitokin inflamasi yang dilepaskan dari monosit, limfosit, atau
sel endotel di lokasi jaringan cedera dan memicu pelepasan neutrofil dan trombosit dari
sumsum tulang ke dalam sirkulasi darah, merupakan bagian dari reaksi inflamasi akut
dan kronis.6,30,36 IL-6 bersinergis dengan IL-1β menginduksi resorpsi tulang.5,6
Goutoudi dkk meneliti tentang efek perawatan periodontal terhadap IL-6 pada
cairan krevikular gingiva pasien periodontitis kronis dengan sampel sebanyak 12 orang

Universitas Sumatera Utara


24

memberikan hasil rata-rata kadar ekspresi IL-6 pada pasien periodontitis kronis adalah
11,38 + 4,73 pg/µL dan meningkat pada minggu keenam menjadi 33,56 + 10,54 pg/µL.
Pada pasien dengan periodontitis refraktori, sisi aktif yang terdapat kehilangan
perlekatan > 2,1 mm selama 3 bulan menunjukkan kadar IL-6 pada cairan krevikular
gingiva (CKG) secara signifikan lebih tinggi daripada yang tidak aktif.6
Alwan dalam penelitiannya tentang penentuan IL-1β dan IL-6 di cairan
krevikular gingiva pada pasien periodontitis kronis meneliti sebanyak 52 sampel
dimana kelompok kontrol dan kelompok periodontitis kronis masing-masing 26 sampel
menunjukkan hasil konsentrasi IL-6 (pg./µl) dalam CKG pada kelompok periodontitis
kronis secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol.5 Temuan ini sesuai
dengan beberapa penelitian yang melaporkan kadar ekspresi IL-6 yang secara
signifikan lebih tinggi pada individu dengan periodontitis daripada individu dengan
periodontal yang sehat.5,37

Universitas Sumatera Utara


25

2.5 Kerangka Teori Penelitian

Kunyit Plak Bakteri

Periodontitis
Kurkumin Menekan aktivasi NF- κβ

Menekan produksi IL-6 Produksi sitokin proinflamasi


IL-6

Menghambat ekspresi COX2

Sitokin IL-6

Keterangan:

: menyebabkan
: menghambat
: meningkat
: menurun

Universitas Sumatera Utara


26

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas: Variabel Terikat:


Gel kurkumin 1% Kadar IL-6
Parameter klinis

Universitas Sumatera Utara


27

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksprimental dengan desain pre
and post test control group design yaitu melakukan pengukuran dan observasi sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan. Dengan rancangan tersebut, peneliti dapat mengukur
pengaruh perlakuan (intervensi) pada kelompok eksprimen dengan cara
membandingkan kelompok eksprimen dengan kelompok kontrol.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
1. Laboratorium Farmaseutika USU: untuk pembuatan gel kurkumin 1%
2. Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU: untuk pengambilan sampel cairan
krevikular gingiva, melakukan pemeriksaan parameter klinis dan perawatan
skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.
3. Laboratorium Terpadu FK USU: untuk pemeriksaan kadar ekspresi IL-6 pada
cairan krevikular gingiva.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan April sampai Juli 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh pasien periodontitis kronis yang datang
untuk perawatan di Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel cairan krevikular gingiva diambil dari pasien periodontitis kronis di

Universitas Sumatera Utara


28

Instalasi Periodonsia RSGM FKG USU yang memenuhi kriteria inklusi. Penentuan
sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling.

3.4 Kriteria Penerimaan


3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini:
1. Pasien periodontitis kronis berusia dari 25 - 65 tahun
2. Kedalaman poket 4 – 6 mm minimal 4 gigi
3. Jumlah gigi di dalam rongga mulut minimal 10 gigi
4. Kondisi sehat (aktif dan tidak menderita penyakit sistemik)
5. Bersedia menjalani pemeriksaan dan menandatangani informed consent

3.4.2 Kriteria Eksklusi


Kriteria eksklusi pada penelitian ini:
1. Pasien dengan riwayat penyakit sistemik yang dapat memengaruhi status
periodontal
2. Hamil dan menyusui
3. Mengkonsumsi vitamin, antibiotik, dan antiinflamasi selama 1 bulan terakhir
4. Menggunakan obat kumur secara teratur
5. Pasien dengan didiagnosa periodontitis agresif
6. Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap klorheksidin

3.5 Perkiraan Besar Sampel


Perkiraan besar sampel menggunakan rumus besar sampel uji hipotesis beda
rata – rata (independent), dengan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan:
n : besar sampel

Universitas Sumatera Utara


29

: Nilai z pada interval kepercayaan


Uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
: Nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β
µ1 : Estimasi rata-rata kelompok 1
µ2 : Estimasi rata-rata kelompok 2
: Varian gabungan
SD : Standar deviasi
µ1 = 33,56
µ2 = 82,60
Z1-£/2 = 95% = 1,96
Zβ = 90% = 1,28
SD1 = 10,54
SD2 = 37,52

= SD1 + SD2
2
= 10,54 + 37,52 = 24,03
2

= 2(24,03)2 [1,96 + 1,28]2


(33,56 – 82,60)2
= 2(577,44) (10,49)
2404,92
= 12114,69
2404,92
= 5,04 ~ 5

Jumlah sampel minimal adalah 5, untuk menghindari terjadinya error maka


ditambah 10% dari jumlah sampel minimal menjadi 7 orang perkelompok. Sehingga

Universitas Sumatera Utara


30

jumlah sampel yang diperoleh adalah 21 orang.


a. Kelompok pertama setelah dilakukan skeling dan root planing kemudian diberi
perlakuan menggunakan gel kurkumin 1%.
b. Kelompok kedua setelah dilakukan skeling dan root planing kemudian diberi
perlakuan menggunakan gel khlorheksidin 0,2%.
c. Kelompok ketiga setelah dilakukan skeling dan root planing kelompok ini tanpa
diberikan perlakuan pemberian gel karena sebagai kelompok kontrol negatif.

3.6 Variabel Penelitian


3.6.1 Variabel Bebas (independen)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah gel kurkumin 1%.
3.6.2 Variabel Terikat (dependen)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah ekspresi IL-6 dan parameter klinis
3.6.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah:
1. Usia
2. Sistemik
3. Jumlah gigi di dalam mulut
4. Interval pemberian gel
5. Konsentrasi gel kurkumin
6. Oral Hygiene
3.6.4 Variabel tidak terkendali
Variabel tidak terkendali pada penelitian ini adalah: cara menyikat gigi

3.7 Defenisi Operasional


Definisi operasional, cara ukur, nilai ukur, skala ukur dan alat ukur dari masing-
masing variabel dijelaskan pada Tabel 4.

Universitas Sumatera Utara


31

Tabel 4. Variabel, definisi operasional, cara ukur, nilai ukur, skala ukur dan alat ukur
No Variabel Definisi Cara Ukur Nilai Skala Alat
Operasional Ukur Ukur Ukur
1. Periodontitis Penyakit Prob dimasukkan mm Rasio Prob
kronis periodontal yang ke dalam poket periodont
ditandai dengan dan diukur al
adanya inflamasi kedalaman poket
gingiva, dan dihitung
kedalaman poket kehilangan
> 3mm dan perlekatannya
kehilangan
perlekatan > 3mm
2. Gel Kurkumin dalam Kurkumin Gram Rasio Pocket
kurkumin bentuk sediaan ditimbang scale
gel 1%
3. Ekspresi IL-6 Kadar IL-6 yang Cairan krevikular Pg/mL Rasio Spektro
pada cairan terkandung pada gingiva dianalisa fotometer/
krevikular cairan krevikular dengan ELISA ELISA
gingiva gingiva
4. Papillary Indeks Menyusuri poket Skor Ordinal Prob UNC
Bleeding perdarahan dari mesial, IPPD 15
Index (PBI) tengah, distal sisi (0-3)
vestibular dan oral
kemudian dilihat
perdarahannya

5. Gingival Mengukur Gingiva di palpasi Skor Ordinal Jari dan


Index (GI) keparahan kemudian dilihat indeks kaca
inflamasi gingiva perdarahannya gingiva mulut
Loe
Silness
(0-3)

3.8 Alat dan Bahan Penelitian


3.8.1 Alat dan Bahan Pembuatan Gel
3.8.1.1 Alat Pembuatan Gel
1. Pocket scale
2. Lumpang dan Alu
3. Pemanas air
4. Gelas ukur
5. Beaker glass
6. Spatula
7. Pipet tetes

Universitas Sumatera Utara


32

8. Kertas perkamen minyak


3.8.1.2 Bahan Pembuatan Gel
1. Aquadest
2. Karbopol
3. HPMC
4. Triethanolamine (TEA)
5. Gliserin
6. Nipagin
7. Nipasol
8. Bubuk kurkumin

Gambar 5. Alat dan bahan pembuatan gel kurkumin 1%

3.8.2 Alat dan Bahan Pemeriksaan Parameter Klinis


3.8.2.1 Alat Pemeriksaan Parameter Klinis
1. Kaca mulut, pinset, sonde
2. Prob periodontal UNC15 (Kohler, Germany)
3. Nierbeken
3.8.2.2 Bahan Pemeriksaan Parameter Klinis
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Celemek

Universitas Sumatera Utara


33

Gambar 6. Alat dan bahan pemeriksaan parameter klinis

3.8.3 Alat dan Bahan Pengambilan Cairan Krevikular


3.8.3.1 Alat Pengambilan Cairan Krevikular
1. Kaca mulut, pinset, sonde
2. Nierbeken
3. Micropipette
4. Microcapillary tip putih 1-10 µL
5. Tabung Eppendorf
6. Cooling box
3.8.3.2 Bahan Pengambilan Cairan Krevikular
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Celemek
4. Cotton roll
5. Ice pack (blue ice)

Universitas Sumatera Utara


34

Gambar 7. Micropipette

3.8.4 Alat dan Bahan Pengaplikasian Gel


3.8.4.1 Alat Pengaplikasian Gel
1. Syringe with needle
2. Kaca mulut, pinset, sonde
3. Nierbeken
3.8.4.2 Bahan Pengaplikasian Gel
1. Gel kurkumin 1%
2. Gel khlorheksidin 0,2%
3. Cotton roll
4. Coe-pack

Gambar 8. Gel kurkumin 1 %

Universitas Sumatera Utara


35

3.8.5 Alat dan Bahan Penelitian Laboratorium


3.8.5.1 Alat Penelitian Laboratorium
1. Microplate washer
2. Sentrifuge thermo scientific
3. Multiscan go microplate
4. Ultra low temperature freezer -800
5. Spectrophotometer
6. Micropipette
7. Microcapillary tip biru 100-1000 µL, kuning tip kuning 20-200 µL, tip putih 1-10
µL
8. Tabung Eppendorf
9. Beaker glass
10. Lemari pendingin -800c
3.8.5.2 Bahan Penelitian Laboratorium
1. ELISA kit Interleukin-6 (Fine Test)
2. Cairan krevikular gingiva
3. Larutan phosphate buffer saline (BPS)

a b c

Universitas Sumatera Utara


36

d e f

Gambar 9. Alat dan bahan penelitian laboratorium a. Human IL-6 ELISA kit (Fine Test), b.
Sentrifuge, c. Inkubator, d. Microplate washer, e. Multiscan go microplate, f. Ultra
low temperature freezer -800.

3.9 Prosedur Penelitian


3.9.1 Prosedur Pembuatan Gel Kurkumin 1%
Komponen dasar pembuatan gel diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh
Olivia AH.41 Sebelumnya dilakukan penimbangan terhadap setiap komponen sediaan
(Gambar 10).
Formulasi gel kurkumin 1%
Karbopol 1 gram
HPMC 1 gram
TEA 3 ml
Gliserin 4 ml
Nipagin 0,04 gram
Nipasol 0,04 gram
Kurkumin 0,4 gram
Aq ad 40 ml
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan gel kurkumin 1% sebanyak 40gram
sehingga dilakukan penyesuaian komposisi bahan dasar pembuatan gel, untuk

Universitas Sumatera Utara


37

mendapatkan gel kurkumin 1% sebanyak 40gram dilakukan penghitungan sebagai


berikut: 1/100 x 40 gr = 0,4 gr.

Gambar 10. Penimbangan bahan


1. Aquadest dipanaskan sampai mendidih, kemudian dituangkan ke dalam mortar
dan stamper sampai bagian luarnya menjadi panas. Setelah itu air dibuang dan
dikeringkan (Gambar 11).

Gambar 11. Mortar dan stamper direndam dengan aquadest panas


2. Tuangkan aquadest panas sebanyak 5 ml ke dalam mortar, taburkan karbopol
kedalam mortal 1, tunggu sampai 3 menit atau sampai mengembang.
3. Pada mortal 2 yang berisi aquadest panas taburkan HPMC sampai merata, tunggu
sampai 3 menit atau sampai mengembang (Gambar 12).

Universitas Sumatera Utara


38

Gambar 12. Karbopol dan HPMC ditaburkan kedalam mortal


4. Setelah mengembang karbopol dan HPMC diaduk searah jarum jam sampai
mengental.
5. Tambahkan TEA + gliserin pada mortal 1 yang berisi karbopol dan diaduk sampai
homogen, ini campuran pertama.
6. Tambahkan nipagin + nipasol pada mortal 2 yang berisi HPMC dan diaduk sampai
homogen, ini campuran kedua.
7. Campurkan campuran pertama dan kedua menjadi satu lalu diaduk sampai
homogen.
8. Tambahkan kurkumin kedalam campuran gel dan diaduk sampai homogen
(Gambar 13).

Gambar 13. Pengadukan kurkumin


9. Tambahkan aquadest kedalam campuran gel, diaduk sampai homogen sampai
terbentuk konsistensi yang gel yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara


39

10. Gel kurkumin 1% dimasukkan kedalam spuit dan disimpan (Gambar 14).

Gambar 14. Gel kurkumin dimasukkan kedalam spuit

3.9.2 Prosedur Pemeriksaan Parameter Klinis


3.9.2.1 Pemeriksaan Gingival Index (GI)
GI digunakan untuk menilai derajat keparahan inflamasi. Pengukuran
dilakukan pada gingiva di empat sisi gigi yang diperiksa.
Kriteria GI:
0 = Gingiva normal
1 = Inflamasi ringan pada gingiva yang ditandai dengan perubahan warna, sedikit
oedema, palpasi tidak terjadi perdarahan.
2 = Inflamasi gingiva sedang, gingiva berwarna merah, oedema dan berkilat, palpasi
terjadi perdarahan.
3 = Inflamasi gingiva parah, gingiva berwarna merah menyolok, oedema, terjadi
ulserasi, gingiva cenderung berdarah spontan.
Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dari skor GI dengan
kriteria berikut:
0,1 – 1,0 = Gingivitis ringan
1,1 – 2,0 = Gingivitis sedang
2,1 – 3,0 = Gingivitis parah

Universitas Sumatera Utara


40

1.9.2.2 Pemeriksaan Papillary Bleeding Index (PBI)


PBI di dasarkan pada pengamatan perdarahan gingiva yang timbul setelah prob
periodontal diselipkan dari arah vestibular mesial sampai distal dan oral dari gigi yang
diperiksa. Prob digerakkan perlahan sepanjang permukaan vestibular dan oral gigi.
Kriteria PBI:
0 = Tidak terjadi perdarahan
1 = Perdarahan berupa titik kecil
2 = Perdarahan berupa garis
3 = Perdarahan mengenang di daerah interdental

3.9.3 Prosedur Pengambilan Cairan Krevikular, Tindakan Skeling dan


Root Planing.
3.9.3.1 Prosedur Pengambilan Cairan Krevikular
Sampel cairan krevikular gingiva diambil sebelum dan sesudah aplikasi gel
kurkumin 1%. Cairan krevikular diambil dari gigi dengan kedalaman poket 4 – 6 mm.
Sebelumnya daerah gigi di isolasi dengan cotton roll dan dikeringkan (Gambar 15),
cairan krevikular gingiva diambil menggunakan microcapillary ukuran 1 – 10 µL yang
telah dipasangkan pada micropipette. Ujung tip microcapillary dimasukkan secara
perlahan ke dalam poket, kemudian ditarik perlahan – lahan sehingga cairan krevikular
gingiva tersedot ke dalam microcapillary (Gambar 16). Sampel cairan krevikular
gingiva tidak boleh terkontaminasi dengan plak dan darah, kemudian cairan tersebut
dipindahkan ke dalam tabung Eppendorf, diberi label nama dan disimpan ke dalam
cooling box sebelum disimpan di lemari pendingin -800 C dan dibawa ke Lab Terpadu
FK USU untuk diperiksa.

Gambar 15. Isolasi dan pengeringan gigi Gambar 16. Pengambilan cairan krevikular

Universitas Sumatera Utara


41

3.9.3.2 Tindakan Skeling dan Root Planing


Tindakan skeling yang dilakukan yaitu penskeleran kalkulus supra dan sub
gingiva rahang atas dan rahang bawah menggunakan skeler elektrik (Gambar 17). Root
planning dilakukan pada gigi yang terpapar dan kasar permukaan akarnya
menggunakan kuret gracey. Kemudian dilakukan pemolesan pada gigi menggunakan
bahan profilaksis dan bur polish.

Gambar 17. Penskeleran gigi

3.9.4 Prosedur Pengaplikasian Gel


Gigi dengan kedalaman poket 4 - 6 mm diaplikasikan gel kurkumin 1%, gel
dimasukkan dengan bantuan spuit berujung tumpul. Gel dimasukkan sampai batas
margin gingiva (Gambar 18), kemudian ditutup dengan pack periodontal (Gambar 19).
Pasien diinstruksikan untuk tidak makan selama 1 jam setelah pemberian gel dan
menjaga oral hygiene nya. Pasien diminta kembali untuk datang pada hari ke 7,
dilakukan pengambilan cairan krevikular gingiva kembali dan pengukuran parameter
klinis.

Gambar 18. Pengaplikasian gel Gambar 19. Setelah ditutup pack periodontal

Universitas Sumatera Utara


42

3.9.5 Prosedur Laboratorium Terpadu FK USU


Berikut prosedur yang dilakukan di laboratorium:
1. Sampel dan reagent dikeluarkan dari freezer hingga mencair pada suhu ruangan
(18-250 C) sebelum pemeriksaan. Setelah itu dilakukan sentrifugasi 3000-4000
rpm pada suhu 40 C selama 20 menit untuk memisahkan debris pada cairan sulkus
gingiva (Gambar 20a).
2. Sampel diambil sebanyak 5 µL dan dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf.
Kemudian dicampur dengan dilution buffer hingga volume mencapai 20 µL.
3. Well standar, sampel uji dan kontrol yang telah disiapkan dan diberi nomor pada
masing – masing kelompok dan dibuat duplo (Gambar 20b). Cuci plate 2 kali
sebelum menambahkan well standar, sampel dan kontrol.
4. Lakukan penambahan 0,1 ml dari 300 pg/ml, 150 pg/ml, 75 pg/ml, 37,5 pg/ml,
18,75 pg/ml, 9,375 pg/ml, 4,69 pg/ml standard solution ke dalam well standar
(Gambar 20c).
5. Tambahkan 0,1 ml buffer ke sampel untuk pengenceran.
6. Tambahkan 0,1 ml sampel yang telah diencerkan ke dalam well sampel uji.
7. Plate ditutup dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 90 menit (Gambar 20d).
8. Lepas penutup plate dan isi plate dibuang, tepukkan plate pada filter penyerap
kertas, jangan sampai well mengering.
9. Tambahkan 0,1 ml working solution antibody pendeteksi biotin ke dalam well.
Tambahkan solution pada dasar well tanpa menyentuh dinding well.
10. Tutup kembali plate dan inkubasi pada suhu 370C selama 60 menit.
11. Lepaskan penutup plate dan dan cuci plate 3 kali menggunakan alat wash buffer
(Gambar 20e).
12. Tambahkan 0,1 ml larutan HRP-Streptavidin Conjugate (SABC) ke dalam masing
– masing well, kemudian tutup plate dan inkubasi pada suhu 370C selama 30 menit.
13. Lepas penutup plate dan cuci plate sebanyak 5 kali dengan wash buffer dan biarkan
well tetap berada di wash buffer selama 1 – 2 menit.
14. Tambahkan 90 µL substrat TMB (Gambar 20f) ke dalam masing – masing well,
tutup plate dan inkubasi kembali pada suhu 370C selama 15 – 30 menit. (Terjadi

Universitas Sumatera Utara


43

perubahan warna menjadi biru)


15. Tambahkan 50 µL Stop solution ke masing – masing well (Gambar 20g).
(Warnanya berubah menjadi kuning)
16. Lakukan pembacaan absorbansi dengan panjang gelombang 450 nm dalam
microplate reader (Gambar 20h).

a b

c d

e f

Universitas Sumatera Utara


44

g h

Gambar 20. Prosedur di laboratorium terpadu FK USU a. Sentrifugasi cairan


krevikular, b. Pemberian nomor pada sampel, c. Penambahkan 100 µL
standar solution, d. Plate ditutup, e. Cuci plate dengan Wash buffer,
f. Penambahan 90 µL substrat TMB, g. Penambahan stop solution,
h. Pembacaan dengan microplate reader

Universitas Sumatera Utara


45

3.10 Skema Alur Penelitian

Pembuatan Ethical Clearance

Pembuatan gel kurkumin1%

Pemilihan subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

Meminta kesediaan subjek untuk mengikuti penelitian dengan memberikan dan


mengisi lembar informed consent

Melakukan pemeriksaan rongga mulut subjek penelitian dan pengambilan cairan


krevikular gingiva

Melakukan prosedur skeling dan root planing

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3


diberi aplikasi diberi aplikasi kontrol negatif
gel kurkumin 1% gel khlorheksidin
0,2%

1. Pemeriksaan klinis dan pengambilan cairan krevikular gingiva


2. Pemeriksaan kadar IL-6

Pencatatan hasil pemeriksaan

Pengolahan dan analisis data

Universitas Sumatera Utara


46

3.11 Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS
yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Analisis pada penelitian ini dilakukan setelah
pemeriksaan kadar IL-6 pada cairan krevikular gingiva di Laboratorium Terpadu FK
USU. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk melihat distribusi data
kelompok. Selanjutnya uji perbedaan kadar IL-6, Gingival Index, Papillary Bleeding
Index sebelum dan sesudah dilakukan skeling, root planing dan pemberian gel pada
kelompok gel kurkumin 1%, dianalisis menggunakan Wilcoxon signed ranked test.
Sedangkan perbedaan kadar IL-6, Gingival Index, Papillary Bleeding Index sebelum
dan sesudah dilakukan skeling, root planing dan pemberian gel khlorheksidin 0,2%
dan kelompok tanpa gel di uji dengan Paired sample T test. Analisis korelasi
menggunakan uji Pearson product moment untuk melihat korelasi antara kadar IL-6
dengan parameter klinis.

3.12 Ethichal Clearance


Ethical clearance diperoleh dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dengan nomor: 306 / TGL / KEPK FK USU-RSUP HAM / 2019 yang
disahkan oleh Ketua Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
pada tanggal 29 April 2019.

Universitas Sumatera Utara


47

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hasil perbandingan kadar IL-6 pada
pasien dengan diberikan perlakuan aplikasi gel kurkumin 1%, gel khlorheksidin 0,2%,
tanpa pemberian gel dan hubungannya dengan parameter klinis. Subjek penelitian
adalah pasien periodontitis kronis yang datang ke Instalasi Periodonsia FKG USU pada
bulan April sampai dengan bulan Juni 2019. Kelompok subjek dipilih berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi dan diberi perlakuan setelah dilakukan perawatan dasar
skeling dan root planing. Subjek penelitian terdiri dari 7 orang dengan pemberian gel
kurkumin 1%, 7 orang dengan pemberian gel khlorheksidin 0,2% sebagai kelompok
kontrol positif dan 7 orang tanpa pemberian gel sebagai kelompok kontrol negatif.

4.1 Uji Perbedaan Penurunan Kadar IL-6


Hasil uji perbedaan sebelum, sesudah dan rerata penurunan kadar IL-6 pada
berbagai kelompok perlakuan ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil perhitungan selisih perbedaan sebelum dan sesudah kadar IL-6 dan rerata
penurunan kadar IL-6 pada berbagai kelompok perlakuan.
Rerata Penurunan
Kelompok Sebelum Sesudah Nilai p
IL-6
X + SD X + SD X + SD
Kurkumin 53,23 ± 0,23 40,00 ± 0,04 14,96 ± 3,81 0,018*
Khlorheksidin 53,00 ± 0,10 47,31 ± 0,93 11,20 ± 2,28 0,000*
Tanpa gel 56,21 ± 0,78 53,20 ± 0,79 6,34 ± 1,20 0,000*
* p<0,05

Perbandingan kadar IL-6 hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu
kelompok gel kurkumin, kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel

Universitas Sumatera Utara


48

dijelaskan pada Tabel 5. Selisih perbedaan kadar IL-6 pada kelompok gel kurkumin
1% sebelum dilakukan skeling dan root planing adalah 53,23 dan setelah dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 40,00 dengan nilai p=0,018. Sedangkan
rerata penurunan kadar IL-6 pada kelompok gel kurkumin 1% adalah 14,96. Hasil
analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kadar IL-6
sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing juga pada rerata kelompok
baik pada kelompok gel kurkumin 1% maupun kelompok gel khlorheksidin dan
kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata penurunan kadar IL-6 kelompok gel kurkumin
1% lebih tinggi signifikan secara statistik daripada kelompok gel khlorheksidin 0,2%
dan kelompok tanpa gel.

4.2 Uji Perbedaan Penurunan Inflamasi


Hasil uji perbedaan penurunan inflamasi pada berbagai kelompok perlakuan
ditampilkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Gingiva Index dan rerata
penurunan nilai Gingival Index pada berbagai kelompok perlakuan.

Kelompok Sebelum Sesudah Rerata Penurunan Nilai p


Parameter Klinis
GI
X + SD X + SD X + SD
Kurkumin 1,43 ± 0,15 0,32 ± 0,13 77,88 ± 7,65 0,018*
Khlorheksidin 1,37 ± 0,15 0,36 ± 0,15 73,74 ± 10,86 0,000*
Tanpa gel 1,28 ± 0,15 0,41 ± 0,18 69,15 ± 10,78 0,000*
* p<0,05

Perbandingan nilai GI hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu kelompok
gel kurkumin, gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel dijelaskan pada Tabel 6.
Selisih perbedaan nilai GI pada kelompok gel kurkumin 1% sebelum dilakukan skeling
dan root planing adalah I,43 dan setelah dilakukan perawatan skeling dan root planing
adalah 0,32 dengan nilai p=0,018. Sedangkan rerata penurunan nilai GI pada kelompok
gel kurkumin adalah 77,88. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada
penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

Universitas Sumatera Utara


49

yang signifikan pada nilai GI sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing
juga pada nilai rerata kelompok baik pada kelompok gel kurkumin 1% maupun
kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata penurunan nilai
GI kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik daripada
kelompok gel khlorheksidin 0,2% dan kelompok tanpa gel.

Tabel 7. Hasil perhitungan selisih sebelum dan sesudah nilai Papillary Bleeding Index dan
rerata penurunan Papillary Bleeding Index pada berbagai kelompok perlakuan.

Kelompok Sebelum Sesudah Rerata Penurunan Nilai p


Parameter Klinis
PBI
X + SD X + SD X + SD
Kurkumin 7,00 ± 0,82 3,29 ± 0,49 53,06 ± 3,82 0,014*
Khlorheksidin 7,14 ± 0,90 3,57 ± 0,98 50,59 ± 9,43 0,000*
Tanpa gel 7,33 ± 0,82 4,33 ± 0,82 41,07 ± 9,30 0,000*
* p<0,05

Perbandingan nilai PBI hari 1 dan hari 7 pada ketiga kelompok, yaitu kelompok
gel kurkumin, kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel dijelaskan pada
Tabel 7. Selisih perbedaan nilai PBI pada kelompok gel kurkumin 1% sebelum
dilakukan skeling dan root planning adalah 7,00 dan setelah dilakukan perawatan
skeling dan root planing adalah 3,29 dengan nilai p=0,014. Sedangkan rerata
penurunan nilai PBI adalah 53,06. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p
pada penelitian ini kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan pada nilai PBI sebelum dan sesudah perawatan skeling dan
root planing juga pada nilai rerata kelompok baik pada pada kelompok gel kurkumin
1% maupun kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Selisih rata-rata
penurunan nilai PBI kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik
daripada kelompok gel khlorheksidin 0,2% dan kelompok tanpa gel.

Universitas Sumatera Utara


50

4.3 Uji Perbedaan Efektifitas antar Gel


Hasil uji perbedaan efektifitas gel kurkumin 1%, gel khlorheksidin 0,2% dan
tanpa pemberian gel terhadap rerata penurunan kadar IL-6 ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil perbedaan efektifitas gel pada berbagai kelompok perlakuan terhadap rerata
penurunan kadar IL-6.

Kelompok Rerata Penurunan IL-6 Nilai p


X ± SD
Kurkumin 14,96 ± 3,81
0,018*
Kontrol (+) 11,20 ± 2,28
Kurkumin 14,96 ± 3,81
0,000*
Kontrol (-) 6,34 ± 1,20
Kontrol (+) 11,20 ± 2,28
0,000*
Kontrol (-) 6,34 ± 1,20
* p<0,05

Perbandingan perbedaan efektifitas antara gel kurkumin 1%, gel khlorheksidin


0,2% dan tanpa pemberian gel terhadap rerata penurunan kadar IL-6 hari 1 dan hari 7
pada ketiga kelompok dijelaskan pada Tabel 8. Rerata perbedaan kadar IL-6 antara
kelompok gel kurkumin 1% dengan kelompok gel khlorheksidin 0,2% adalah 14,96
dan 11,20 dengan nilai p=0,018. Sedangkan rerata perbedaan kadar ekspresi IL-6
antara kelompok gel kurkumin 1% dengan kelompok tanpa pemberian gel adalah 14,96
dan 6,34 dengan nilai p=0,000 dan rerata perbedaan kadar ekspresi IL-6 antara
kelompok gel khlorheksidin 0,2% dengan kelompok tanpa pemberian gel adalah 11,20
dan 6,34 dengan nilai p=0,000. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p
pada penelitian ini kurang dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan efektifitas yang signifikan antara kelompok gel kurkumin 1% dengan
kelompok gel khlorheksidin 0,2% dan antara kelompok gel kurkumin 1% dengan
kelompok tanpa pemberian gel terhadap penurunan kadar IL-6 sebelum dan sesudah
perawatan skeling dan root planing.

Universitas Sumatera Utara


51

4.4 Uji Korelasi Penurunan Nilai Kadar IL-6 Dengan Parameter Klinis
Dan Uji Korelasi Penurunan Nilai Antara Parameter Klinis
Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan parameter klinis (GI
dan PBI) dan uji korelasi penurunan nilai antara parameter klinis Gingiva Index (GI)
dengan Papillary Bleeding Index (PBI) pada berbagai kelompok perlakuan ditampilkan
pada Tabel 9 dan Tabel 10.

Tabel 9. Hasil uji korelasi penurunan nilai antara kadar IL-6 dengan Gingiva Index (GI) dan
Papillary Bleeding Index (PBI).

Parameter GI Parameter PBI


n X p X p
Kadar IL6 21 0,16 0,40 0,58 0,02*

* p<0,05

Berdasarkan Tabel 9, terdapat adanya korelasi yang kuat dan signifikan secara
statistik antara kadar IL-6 dengan papillary bleeding index dengan nilai 0,58 (p=0,02).
Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada korelasi ini kecil dari 0,05.
Sedangkan antara kadar IL-6 dengan gingiva index tidak terdapat korelasi.

Tabel 10. Hasil uji korelasi penurunan nilai antara Gingiva Index (GI) dan Papillary Bleeding
Index (PBI).

Parameter PBI
n Mean p
Parameter GI 21 0,43 0,03*

* p<0,05

Pada Tabel 10 menunjukkan terdapat korelasi yang kuat dan signifikan secara
statistik antara gingiva index dengan papillary bleeding index dengan nilai 0,43
(p=0,03). Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa nilai p pada korelasi ini kecil
dari 0,05.

Universitas Sumatera Utara


52

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai pengaruh aplikasi subgingiva gel


kurkumin 1% sebagai terapi tambahan skeling dan root planing terhadap kadar IL-6
cairan krevikular gingiva pada pasien periodontitis kronis.

5.1 Analisis Penurunan Kadar IL-6 pada Cairan Krevikular Gingiva


Pada penelitian ini dijumpai penurunan kadar IL-6 pada cairan krevikular
gingiva setelah diberi perlakuan pada kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi
signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok khlorheksidin dan kelompok
tanpa gel. Rerata penurunan kadar IL-6 pada kelompok gel kurkumin juga lebih tinggi
signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok khlorheksidin dan kelompok
tanpa gel.
TNF-α dan IL-6, terkait dengan migrasi sel inflamasi dan proses
osteoklastogenesis adalah sitokin proinflamasi pertama yang terlibat dalam inflamasi
periodontal dan mengatur sitokin proinflamasi lainnya. TNF-α meningkatkan aktivitas
osteoklas melalui sistem RANKL atau secara langsung menstimulasi praosteoklas
untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas, sementara IL-6 secara tidak langsung
meningkatkan resorpsi tulang osteoklas melalui stimulasi ekspresi RANKL dan IL-1
oleh osteoblas. Oleh karena itu, kurkumin dapat menurunkan inflamasi dan kehilangan
tulang alveolar pada tikus yang diinduksi periodontitis dengan menghambat kadar
ekspresi sitokin proinflamasi TNF-α dan IL-6, secara sinergis atau independen bekerja
dengan sistem RANKL.42
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian invitro yang dilakukan
sebelumnya oleh Yanti dkk, yang menyatakan bahwa kurkumin mampu menghambat
IL-6.43 Yamamoto dkk juga menyatakan bahwa flavonoid mampu menekan NF-κβ.
Kurkumin dapat menekan kadar IL-6, TNF-α, dan prostaglandin.44 Zhou dkk (2013)
meneliti tentang respon kurkumin dalam menghambat inflamasi dan kehilangan tulang

Universitas Sumatera Utara


53

pada tikus yang diinduksi periodontitis. Hasilnya menunjukkan bahwa kurkumin dapat
menurunkan kadar IL-6 pada tikus yang diinduksi periodontitis.42
Penelitian ini sesuai juga dengan penelitian Susanto dkk, yang meneliti
mengenai pengaruh gel kunyit putih 2% (Curcuma zedoaria) terhadap kadar ekspresi
IL-6 pada pasien periodontitis konis, penelitian dilakukan selama 14 hari pada 22
pasien periodontitis kronis yang terdiri dari 14 pria dan 8 wanita, dengan rentang usia
30-69 tahun dan mayoritas usia adalah 50-59 tahun (41% dari semua sampel). Susanto
menemukan kadar ekspresi IL-6 pada kelompok perlakuan sebelum dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 12,493 pg/ml dan setelah dilakukan
perawatan skeling dan root planing adalah 3,686 pg/ml. Kadar ekspresi IL-6 pada
kelompok kontrol sebelum dilakukan perawatan skeling dan root planing adalah 4,738
pg/ml dan sesudah dilakukan perawatan skeling dan root planing 3,063 pg/ml. Berarti
ada perbedaan yang signifikan pada kadar ekspresi IL-6 pada kelompok perlakuan dan
kontrol sebelum dan sesudah dilakukan perawatan skeling dan root planing.9
Penelitian ini juga menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar IL-6
antara sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing baik pada kelompok
gel kurkumin maupun kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Atilla dan Kutukcuker yang
menunjukkan bahwa kadar IL-6 pada cairan krevikular gingiva lebih tinggi pada
individu yang mengalami periodontitis daripada pada individu dengan gingiva
sehat.9,38

5.2 Analisis Penurunan Inflamasi


5.2.1 Analisis Penurunan Gingival Index (GI)
Pada penelitian ini dijumpai penurunan skor GI setelah diberi perlakuan pada
kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik dibandingkan skor
GI kelompok khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Rerata penurunan skor GI pada
kelompok gel kurkumin 1% juga lebih tinggi signifikan secara statistik daripada
kelompok khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Jaswal dkk, yang meneliti mengenai evaluasi perbandingan aplikasi gel ekstrak kunyit

Universitas Sumatera Utara


54

2% dibandingkan dengan gel khlorheksidin pada 15 pasien periodontitis kronis selama


7 hari dan dipanggil kembali pada hari ke 30 dan 45 yang terdiri dari 12 pria dan 3
wanita berusia 21 – 55 tahun dengan kedalaman poket 5-7 mm. Hasilnya menunjukkan
penggunaan gel kunyit efektif sebagai obat lokal potensial yang dapat membantu dalam
perawatan penyakit periodontal. Itu terbukti menjadi modalitas perawatan yang lebih
efektif daripada skeling dan root planing saja, seperti yang ditunjukkan oleh parameter
klinis. Hasil ini konsisten dengan yang dilaporkan oleh Behal dkk.1,11
Hasil penelitian ini juga menunjukkan penurunan yang signifikan pada nilai GI
antara sebelum dan sesudah perawatan skeling dan root planing baik pada kelompok
gel kurkumin maupun kelompok gel khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hugar dkk (2016), yang meneliti tentang
pengaruh aplikasi gel khlorheksidin dan gel ekstrak kurkumin sebagai tambahan terapi
skeling dan root planing yang meneliti pada pasien periodontitis selama 30 hari pada
30 orang dengan rentang usia 25 – 50 tahun dengan kedalaman poket 4 – 6 mm.
Hasilnya menunjukkan adanya penurunan GI yang signifikan pada kelompok gel
kurkumin dibanding kelompok gel khlorheksidin. Hasil ini sama dengan penelitian
yang dilakukan Behal dkk dan Govinath dkk yang menggunakan gel kurkumin sebagai
local drug delivery system. Terjadinya penurunan yang signifikan pada nilai GI
disebabkan oleh sifat antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan dari kurkumin.
Penggunaan kurkumin sebagai local drug delivery system, didasarkan pada sifat
bioadhesif dari kurkumin dan berbagai sifat lainnya seperti antiinflamasi, antibakteri,
antimutagenik, antikarsinogenik, hepatoprotektif dan sifat penyembuhan yang baik
tanpa adanya efek samping yang diterima dari subjek penelitian. 45
Platia dkk (2015) membandingkan khasiat khlorheksidin 0,12% dan kunyit
sebagai irigasi subgingiva pada pasien periodontitis kronis. Subjek penelitiannya terdiri
dari 60 orang (laki-laki dan perempuan) dengan usia antara 30 sampai 55 tahun,
penelitian dilakukan pada hari ke 7, 21 dan 42. Hasilnya menunjukkan perbandingan
rata-rata skor GI pada kelompok yang diberikan irigasi kunyit dan kelompok yang
diberi irigasi dengan khlorheksidin sama-sama terjadi penurunan yang lebih tinggi

Universitas Sumatera Utara


55

signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok yang diberikan irigasi


dengan larutan salin.46

5.2.2 Analisis Penurunan Papillary Bleeding Index (PBI)


Pada penelitian ini dijumpai penurunan nilai PBI setelah diberi perlakuan pada
kelompok gel kurkumin 1% lebih tinggi signifikan secara statistik dibandingkan skor
PBI kelompok khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Rerata penurunan skor PBI pada
kelompok gel kurkumin 1% juga lebih tinggi signifikan secara statistik daripada
kelompok khlorheksidin dan kelompok tanpa gel. Hasil ini sesuai dengan penelitian
Gottumukkala dkk, yang meneliti mengenai keefektifan irigasi sub gingiva dengan
cairan kurkumin 1% di klinik dan parameter mikrobiologi pada pasien periodontitis
kronis pada 26 pasien yang terdiri dari 12 laki-laki dan 14 perempuan dengan rentang
usia 30-55 tahun.14 Gottumukkala menemukan skor perdarahan rata-rata menurun
secara drastis pada semua kelompok. Pada interval 1 bulan, kelompok uji khlorheksidin
87% dan kurkumin 95,7% menunjukkan hasil signifikan (p0,01) pengurangan skor
pendarahan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol (kontrol positif
52,2%). Kelompok kurkumin menunjukkan hasil terbaik dengan 95,7% pengurangan
skor perdarahan. Pada perbandingan antar kelompok nilai perdarahan pada akhir
periode penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan antara salah satu kelompok. 14
Farjana dkk (2014) juga melakukan penelitian tentang efek dari pemberian gel
kurkumin secara oral pada pasien gingivitis selama 21 hari dengan jumlah sampel 10
orang dan rentang usia 16–55 tahun, hasilnya terjadi penurunan nilai PBI pada hari ke
7 secara signifikan. Ini membuktikan bahwa kurkumin telah diteliti secara luas sebagai
antiinflamasi, antibakteri, antioksidan dan berperan dalam penyembuhan luka.13
Hugar dkk (2016) meneliti tentang pengaruh aplikasi gel khlorheksidin dan gel
ekstrak kurkumin sebagai tambahan terapi skeling dan root planing yang meneliti pada
pasien periodontitis selama 30 hari pada 30 orang dengan rentang usia 25 – 50 tahun
dengan kedalaman poket 4 – 6 mm. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan PBI
yang signifikan pada kelompok gel kurkumin dibanding kelompok gel khlorheksidin.
Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan Birang dkk dan Mali dkk. Terjadinya

Universitas Sumatera Utara


56

penurunan yang signifikan pada nilai PBI disebabkan oleh sifat antiinflamasi dari
kurkumin.45

5.3 Analisis Perbedaan Efektifitas antar Gel


Hasil uji perbedaan efektifitas antara kelompok gel kurkumin 1% dengan
kelompok gel khlorheksidin 0,2%, antara kelompok gel kurkumin 1% dengan
kelompok tanpa pemberian gel dan antara kelompok gel khlorheksidin 0,2% dengan
kelompok tanpa pemberian gel terhadap persentase penurunan kadar IL-6 pada
penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik.
Hasil ini membuktikan bahwa gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan
skeling dan root planing mampu menurunkan kadar IL-6 lebih baik dibandingkan
dengan gel khlorheksidin 0,2% dan tanpa pemberian gel. Hal ini dikarenakan kurkumin
memiliki efek antiinflamasi melalui beberapa jalur inflamasi yang menghambat
produksi sitokin proinflamasi seperti Tumor Necrosis Factor α (TNF-α), Interleukin
(IL-1, 2, 6, 8 dan 12), menurunkan regulasi aktivitas cyclooxygenase 2 (COX 2) enzim
lipoxygenase dan inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS).13,15
Kurkumin merupakan ekstrak kunyit yang mempunyai sifat bioaktif sebagai
antioksidan, antibakteri, antivirus, antijamur, analgesik, antialergi, antiseptik, dan
antiinflamasi sehingga dapat diberikan sebagai obat untuk berbagai penyakit.9

5.4 Analisis Korelasi Penurunan Nilai Kadar IL-6 Dengan Parameter


Klinis Dan Korelasi Penurunan Nilai Antara Parameter Klinis.
5.4.1 Analisis Korelasi Penurunan Nilai Kadar IL-6 Dengan Parameter
Klinis (GI dan PBI).
Hasil uji korelasi pada penelitian ini yang menghubungkan antara penurunan
nilai kadar IL-6 dengan parameter klinis, terdapat korelasi yang kuat dan signifikan
hanya antara nilai penurunan kadar IL-6 dengan nilai penurunan PBI sedangkan
korelasi antara nilai penurunan kadar IL-6 dengan nilai penurunan GI tidak terdapat
korelasi. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alwan dkk (2015)
yang meneliti mengenai estimasi kadar IL-6 pada saliva dan korelasinya dengan

Universitas Sumatera Utara


57

parameter klinis pasien periodontitis kronis pada 101 pasien dengan rentang usia 35 –
55 tahun. Hasil penelitian Alwan dkk tidak terdapat korelasi signifikan antara kadar
IL-6 dengan GI.47
Periodontitis kronis adalah inflamasi yang disebabkan oleh plak bakteri yang
dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kehilangan gigi. Patogenesis periodontitis dimulai dimana respon tubuh
lemah terhadap bakteri, biofilm dan adanya mediator proinflamasi aktif ketika plak
bakteri menumpuk di gingiva. Dalam penelitian in vivo, dinyatakan bahwa pada pasien
periodontitis produksi sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, TNF α meningkat.
Sitokin ini dapat mempengaruhi perkembangan penyakit periodontitis dan juga
menjadi target dalam perawatan periodontitis kronis.9
Skeling dan root planing adalah perawatan periodontitis kronis awal untuk
menghilangkan bakteri sebagai faktor etiologi dan membantu proses regenerasi
jaringan. Kelompok perlakuan yang diaplikasikan dengan gel kurkumin 1%
menunjukkan penurunan yang lebih signifikan pada kadar IL-6 daripada kelompok
kontrol. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian in vitro yang dilakukan
sebelumnya oleh Yanti dkk menyatakan bahwa kurkumin mampu menghambat IL-6.
Yamamoto dkk, juga menyatakan bahwa flavonoid mampu menekan NF-kβ. Kurkumin
menekan ekspresi IL-6, TNF-α, dan prostaglandin. Kurkumin juga mampu
meningkatkan proses penyembuhan luka dengan meningkatkan deposisi kolagen,
angiogenesis, dan fibroblast.9,43,44
IL-6 merupakan sitokin multifaktorial yang berperan baik sebagai proinflamasi
maupun antiinflamasi. IL-6 juga berperan dalam berbagai respon fisiologis dan
patologis. IL-6 memiliki dua jalur sinyal yang berbeda yaitu classic signaling dan trans
signaling. Jalur yang berbeda menyebabkan fungsi IL-6 yang berbeda. Pada jalur
classic signaling (Inflamasi akut), peran IL-6 adalah antiinflamasi dimana IL-6
berfungsi merekrut hepatosit dan limfosit untuk melawan serangan bakteri serta
berperan dalam efek regeneratif dan antibakteri. Pada jalur trans signaling (inflamasi
kronis) peran IL-6 berubah menjadi proinflamasi dan ikut berperan dalam destruksi

Universitas Sumatera Utara


58

jaringan. Tingginya kadar IL-6 juga disebabkan oleh peran IL-6 pada aktifitas inflamasi
kronis pada penyakit periodontitis.48

5.4.2 Analisis Korelasi Penurunan Nilai Gingival Index (GI) dengan


Papillary Bleeding Index (PBI).
Pada penelitian ini terdapat korelasi yang kuat dan signifikan antara nilai
penurunan GI dengan nilai penurunan PBI. Farjana dkk (2014) juga melakukan
penelitian tentang efek dari pemberian gel kurkumin secara oral pada pasien gingivitis
selama 21 hari dengan jumlah sampel 10 orang dan rentang usia 16–55 tahun, hasil
penelitian Farjana terdapat korelasi antara parameter klinis. Terbukti bahwa pemberian
gel kurkumin dapat menurunkan nilai GI dan PBI. 13
Muglikar dkk (2014) meneliti penggunaan kurkumin sebagai obat kumur pada
pasien gingivitis kronis dan menunjukkan adanya efek antiinflamasi.49
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok
perlakuan dengan pemberian gel kurkumin 1% secara subgingiva sebagai terapi
tambahan dari perawatan skeling dan root planing memiliki tingkat penurunan kadar
IL-6 yang lebih signifikan secara statistik dibandingkan dengan kelompok gel
khlorheksidin 0,2% dan kelompok tanpa gel. Hasil ini membuktikan bahwa gel
kurkumin memiliki efek anti inflamasi. Kurkumin dan flavonoid yang terkandung
dalam kunyit juga memiliki efek antimikroba, anti alergi, analgesik, anti hepatotoksik,
dan sitotoksik terhadap sel kanker, dan mampu untuk menghambat pertumbuhan
bakteri dan sitokin dalam proses inflamasi.9,49

Universitas Sumatera Utara


59

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan dari perawatan
skeling dan root planing terbukti efektif dalam menurunkan kadar Interleukin-6
cairan krevikular gingiva pada pasien periodontitis kronis.
2. Aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi tambahan dari perawatan
skeling dan root planing terbukti efektif dalam menyembuhkan inflamasi pada
pasien periodontitis kronis.
4. Terdapat korelasi antara kadar Interleukin-6 cairan krevikular gingiva dengan
parameter klinis setelah aplikasi subgingiva gel kurkumin 1% sebagai terapi
tambahan skeling dan root planing pada pasien periodontitis kronis.

6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperpanjang waktu penelitian
agar dapat melihat efisiensi dan efektifitas penyembuhan.
2. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian lanjutan dengan mengamati sitokin pro
inflamasi lainnya seperti TNF-α sebagai parameter penelitian.

Universitas Sumatera Utara


60

DAFTAR PUSTAKA

1. Jaswal R, Dhawan S, Grover V, Malhotra R. Comparative evaluation of single


application of 2% whole turmeric gel versus 1% chlorhexidine gel in chronic
periodontitis patients: A pilot study. J of Indian Soc of periodontol
2014;18(5):575-80.
2. Jalel SM, Mahmood MS. The Effect of Curcumin (Turmeric) on Oral and
Periodontal Diseases. Int J Sci Res 2015;6(10):1126-30.
3. Hosadurga RR, Rao SN, Jose J, Rompicharia NC, Shakil M, Shashidhara R.
Evaluation of the efficacy of 2% curcumin gel in the treatment of experimental
periodontitis. Pharmacognosy Res 2014;6(4):326-33.
4. Nasra MMA, Khiri HM, Hazzah HA, Abdallah OY. Formulation, in vitro
characterization and clinical evaluation of curcumin in situ gel for treatment of
periodontitis. Drug Deliv 2017;24(1):133-42.
5. Alwan AH. Determination of Interleukin-1β (IL-1 β) and Interleukin-6 (IL-6) in
Gingival Crevikular Fluid in Patients with Chronic Periodontitis. IOSR J Den Med
Sci 2015;14(11):81-90.
6. Goutoudi P, Diza E, Arvanitidou M. Effect of Periodontal Therapy on Crevicular
Fluid Interleukin-6 and Interleukin-8 Levels in Chronic Periodontitis. Int J of Den
2012:1-8.
7. Chitsazi MT, Kashefimehr A, Pourabbas R, Shirmohammadi A, Barghi VG, Azar
BD. Efficacy of Subgingival Application of Xanthan-based Chlorhexidine Gel
Adjunctive to Full-mouth Root Planing Assessed by Real-time PCR: A
Microbiologic and Clinical Study. J of Dent Res Dent Clin Dent Prospect
2013;7(2):95-101.
8. Samal HB, Das IJ, Patra CN, Sreenivas SA. Design and in vitro evaluation of
curcumin dental films for the treatment of periodontitis. Asian J Pharma
2017;11(3):580-88.
9. Susanto A, Amaliya A, SWN C. The Effect of 2% White Turmeric (Curcuma
zedoaria) Gel as Adjunctive Therapy of Scaling and Root Planing Treatment

Universitas Sumatera Utara


61

toward the Interleukin 6 Level in Chronic Periodontitis. Int J of Chem Res


2018;11(08):182-87.
10. Varghese MK, Nagarathna DV, Scariya L. Curcumin and Metronidazole in
Periodontal therapy. Int J Res Ayurveda Pharm 2014;5(6):680-4.
11. Behal R, Mali AM, Gilda SS, Paradkar AR. Evaluation of Local Drug-Delivery
System Containing 2% Whole Turmeric Gel Used as an Adjunct to Scaling and
Root Planing in Chronic Periodontitis: A Clinical and Microbiological Study. J of
Indian Soc of Periodon 2011;15(1):35-38.
12. Siregar IHY, Supardan I, Sulistijarso N. The Effect of Paste of Sukun Leaves
Extract (Artocarpus Altilis) towards Fibroblast cell and Collagen Tissues on
Periodontitis. J Ris Kes 2015;4(3):786-92.
13. Farjana HN, Chandrasekaran SC, Gita B. Effect of Oral Curcuma Gel in Gingivitis
Management - A Pilot Study. J of Clin and Diag Res 2014;8(12):8-10.
14. Gottumukkala SNVS, Koneru S, Mannem S, Mandalapu N. Effectiveness of Sub
Gingival Irrigation of an Indigenous 1% Curcumin Solution on Clinical and
Microbiological Parameters in Chronic Periodontitis Patients: A Pilot
Randomized Clinical Trial. Contem Clin Den 2013;4(2):186-91.
15. Livada R, Shiloah J, Tipton DA, Dabbous MK. The Potential Role of Curcumin in
Periodontal Therapy: A Review of the Literature. J of Int Aca Periodon
2017;19(3):70-79.
16. Jurenka JS. Anti-inflammatory Properties of Curcumin, a Major Constituent of
Curcuma longa: A Review of Preclinical and Clinical Research. Altern Med Rev
2009;14(2):141-53.
17. Zambrano LMG, Brandao DA, Rocha FRG, et al. Local Administration of
Curcumin-loaded Nanoparticles Effectively Inhibits Inflamation and Bone
Resorption Associated with Experimental Periodontal Disease. Sci Rep 2018:1-
11.
18. Nagasri M, Madhulatha M, Musalaiah SVVS, Kumar PA, Krishna CHM, Kumar
PM. Efficacy of curcumin as an Adjunct to Scaling and Root Planing in Chronic

Universitas Sumatera Utara


62

Periodontitis Patients: A Clinical and Microbiological Study. J Pharm Bioallied


Sci 2015:7(2);554-558.
19. Subasree S, Murthykumar K, Sripradha S, Naveed N. Effects of Turmeric on Oral
Health: An Overview. IJPSHC 2014;4(2):6-14.
20. Noorafshan A, Esfahani SA. A Review of Therapeutic Effects of Curcumin. Cur
Phar Des 2013;19(11):2032-46.
21. Sun, Z.J.; Chen, G.; Zhang, W.; Hu, X.; Liu, Y.; Zhou, Q.; Zhu, L.X.; Zhao, Y.F.
Curcumin dually inhibits both mammalian target of rapamycin and nuclear factor-
κB pathways through a crossed phosphatidylinositol 3-kinase/Akt/IκB kinase
complex signaling axis in adenoid cystic carcinoma. Mol. Pharmacol. 2011, 79,
106–118.
22. Izui S, Sekine S, Maeda K, et al. Antibacterial Activity of Curcumin Against
Periodontopathic Bacteria. J Periodontol 2016;87(1):83-90.
23. Tizabi Y, Hurley LL, Qualls Z, Akinfiresoye L. Relevance of the anti-
Inflammatory Properties of Curcumin in Neurodegenerative Diseases and
Depression. Molecules 2014;19:64-79.
24. Kala BS, Gunjan C, Disha N, Shobha P. Treatment of Periodontal Disease- A
Herbal Approach. Int J Pharm Sci Res 2015;33(2):126-136.
25. Ansel HC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi ed IV. UI Press 2005:390-494.
26. Kuncari ES, Iskandarsyah, Praptiwi. Evaluasi, Uji stabilitas Fisik dan Sineresis
Sediaan Gel yang Mengandung Minoksidil, Apigenin dan Perasan Herba Seledri
(Apium graveolens L). Bul Pen Kes 2014;42(4):213-22.
27. Mursyid AM. Evaluasi Stabilitas Fisik dan Profil Difusi Sediaan Gel (Minyak
Zaitun). J Fito Ind;4(1):205-11.
28. Astuti DP, Husni P, Hartono K. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
antiseptic Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Miller).
Far Sup;15(1):176-84.
29. Zhao YJ, Li Q, Cheng BX, Zhang M, Chen YJ. Psychological Stress Delays
Periodontitis Healing in Rats: The Involvement of Basic Fibroblast Growth Factor.
Hin Pub Cor Med of Inf 2012:1-13.

Universitas Sumatera Utara


63

30. Sihombing KP, Primasari A, Anggraini DR. Effect of Vitamin D Supplementation


Againts of Periodontal Pocket Depth Changes and Clinical Attachment Loss in
Healing Proces of Chronic Periodontitis Disease. J of Biology, Agriculture and
Healthcare 2017;7(4):38-44.
31. New MG, Klokkevold PR, Takei HH. Chronic Periodontitis. In: Dommisch H,
Kebschull M. Carranza’s Clinical Periodontology 12th. Singapore: Elsevier
2015:309-19.
32. Reddy S. Essentials of Clinical Periodontology and Periodontics 3th. Jaypee Bro
Med Pub 2011:220-23.
33. Hasan A, Palmer RM. A Clinical Guide to Periodontology: Pathology of
Periodontal Disease. Bri Den J 2016;216(8):457-61.
34. Tonetti M, Greenwell H, Kornman KS. Staging and grading of periodontitis:
Framework and proposal of a new classification and case definition. J
periodontology 2018; 89(1): S159-72.
35. Primasari A, Sinulingga RE. Differences of Wound Healing in the Buccal Part and
Oral Mucosa Labial After Giving Lemongrass Extracts (Cymbopogon ciratus). Int
J of Homeopathy & Natural Medicine 2019;5(1):36-41.
36. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar Ed 10. Badan Penerbit FK UI
2012:219-228.
37. Nibali L, Fedele S, D’Aiuto F, Donos N. Interleukin-6 in Oral Diseases: a review.
Oral Diseases 2012;18:236-243.
38. Khadka A. Interleukins in Therapeutics. Pharma Tutor 2014;2(4):67-72.
39. Nanakaly HT. Interleukin-6 Level in Saliva of Patients with Chronic Periodontitis:
A Case-Control Study. J Bagh Coll Den 2016;28(1):103-8.
40. Naseem S, Iqbal R, Munir T. Role of Interleukin-6 in Immunity: A Review. Int J
of Life Sci Res 2016;4(2):268-74.
41. Hanafiah OA. Perbedaan Ekspresi TGFβ1 Dan PDGF-BB Sebagai Penanda
Proliferasi Sel Fibroblas Dengan Pemberian Gel Ekstrak Daun Binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Dan Gel Aloclair R Pada Penyembuhan Luka
Di Mukosa Palatal Tikus Wistar. Disertasi 2019. USU.

Universitas Sumatera Utara


64

42. Zhou T, Chen D, Li Q, Sun X, Song Y, Wang C. Curcumin inhibits inflammatory


response and bone loss during experimental periodontitis in rats. Acta Odon Scan
J 2013; 71:349-56
43. Yanti, Stephanie, Yuliani, Winarno FG, Suhartono MT. Inhibition of Interleukin-
6 Expression by Curcumin in Rat Vascular Smooth Muscle Explants In Vitro.
American J Biochem Biotech. 2014;10(4):260-6.
44. Yamamoto Y, Gaynor RB. Therapeutic Potential of Inhibition of the NF-κB
Pathway in the Treatment of Inflamation and Cancer. J Clin Invest
2001;107(2):135-42.
45. Hugar SS, Patil S, Metgud R, Nanjwade B, Hugar SM. Influence of Application
of Chlorhexidine Gel ang Curcumin Gel as an Adjunct to Skeling and Root
planing: An Interventional Study. J Nat Sci Bio Med 2016;7(2):149-54.
46. Platia S, Khanna A. Assessment of Efficiacy 0.12% Chlorhexidine and Tumeric
as Subgingival Irrigants in Patients of Chronic Periodontitis: A Comparative
Study. Int J Con Med Res 2015;3(12):3520-2.
47. Alwan AH, Taher MG, Getta HA, Hussain AA. Estimation of the Level of Salivary
Interleukin 6 (IL-6) and it’s Correlation with the Clinical Parameters in Patients
with Periodontal Diseases. J of Den and Med Sci 2015;14(9):82-88.
48. Scheller J, Chalaris A, Arras DS, Jhon SR. The Pro and Anti Inflamatory
Properties of The Cytokine Interleukin-6. Biochimika et Biophysica Acta
2011:878-88.
49. Jacob PS, Nath S, Sultan OS. Use of Curcumin in Periodontal Inflammation. Int J
Mic 2014;1(2):1-5.
50. Kaushik ML, Jalalpure SS. Anti-Inflammatory Efficacy of Curcuma Zedoaria
Rosc Root Extracts. Asian J Pharm Clin Res 2011;4(3):90-2.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth.
Bapak/Ibu...............................

Bersama ini saya Putri Masraini Lubis, drg mahasiswi Program Pendidikan
Dokter Gigi Spesialis Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Gel
Kurkumin 1% Secara Subgingiva Sebagai Terapi Tambahan Skeling dan Root
Planing Terhadap Kadar Interleukin-6 pada Pasien Periodontitis Kronis”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa gel kurkumin 1%
dapat menurunkan kadar ekspresi IL-6 pada pasien yang mengalami periodontitis
kronis. Dimana diketauhi bahwa IL-6 salah satu mediator inflamasi yang memengaruhi
perkembangan penyakit periodontal. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah sebagai
inovasi terbaru dalam perkembangan obat yang berasal dari herbal khususnya di bidang
kedokteran gigi.
Pada penelitian ini saya akan melakukan pemeriksaan kedalaman poket, dan
kehilangan perlekatan dan perdarahan saat probing terlebih dahulu, kemudian saya
akan mengambil cairan gusi. Selanjutnya setelah dilakukan pembersihan karang gigi
dan penyerutan akar saya akan meletakkan gel ke gusi. Setelah itu saya akan melakukan
pemeriksaan ulang kepada Bapak/Ibu pada hari ke-7. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut bapak. Jika Bapak/Ibu sudah mengerti isi
dari lembar persetujuan ini dan bersedia menjadi subjek penelitian, maka mohon
Bapak/Ibu untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai
subjek penelitian yang terlampir. Perlu Bapak/Ibu ketahui, bahwa surat kesediaan tidak
mengikat dan Bapak/Ibu dapat mengundurkan diri dari penelitian apabila merasa
keberatan. Identitas Bapak/Ibu akan disamarkan, hanya dosen pembimbing peneliti,
anggota peneliti, dan anggota komisi etik yang dapat melihat datanya. Apabila data ini

Universitas Sumatera Utara


dipublikasikan, maka kerahasiaanya akan tetap dijaga. Partisipasi Bapak/Ibu dalam
penelitian ini tidak di pungut biaya, serta tidak akan menimbulkan masalah atau
komplikasi yang serius.
Apabila selama penelitian Bapak/Ibu memiliki keluhan, silahkan menghubungi
saya. Demikian penjelasan dari saya, atas partisipasi dan kesediaan waktu saya
mengucapkan terima kasih.

Peneliti,
Putri Masraini Lubis
Hp. 081263946006

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : …………………………………………………….
Umur : ……………………………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………….
No Hp : …………………………………………………….

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan mengenai keuntungan, resiko, dan hak-
hak saya sebagai responden penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Gel
Kurkumin 1% Secara Subgingiva Sebagai Terapi Tambahan Skeling dan Root
Planing Terhadap Kadar Interleukin-6 pada Pasien Periodontitis Kronis”, maka
dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menyatakan bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan.

Medan,……………………
Yang menyetujui,
Peneliti Responden Penelitian

Putri Masraini Lubis, drg

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6

Nomor : ……………
Tanggal : ...................

INSTALASI PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PEMERIKSAAN PASIEN

Pengaruh Pemberian Gel Kurkumin 1% Secara Subgingiva Sebagai Terapi


Tambahan Skeling dan Root Planing Terhadap Kadar Interleukin-6
pada Pasien Periodontitis Kronis

A. DATA RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
6. No. HP :

B. KUISIONER
Pilih salah satu jawaban yang dianggap benar
1. Apakah anda pernah dirawat di Rumah Sakit ?
a. Ya
(Alasannya…………………………………………………………………...)
b. Tidak
2. Apakah anda memiliki riwayat penyakit sistemik ?

Universitas Sumatera Utara


a. Ya
(Sebutkan…………………………………………………………………...)
b. Tidak
3. Apakah saat ini anda sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu ?
a. Ya
(Sebutkan…………………………………………………………………...)
b. Tidak
4. Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan ?
a. Ya
(Sebutkan…………………………………………………………………...)
b. Tidak
5. Apakah sebelumnya anda pernah berobat/periksa ke dokter gigi ?
a. Belum pernah
b. Pernah, 3 bulan terakhir
c. Pernah , 6 bulan terakhir
6. Apakah anda sedang dalam kondisi hamil/menyusui ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda seorang perokok ?
a. Ya
b. Tidak
8. Berapa kali anda menyikat gigi dalam sehari ?
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
9. Kapan waktu anda menyikat gigi ?
a. Saat mandi
b. Setelah sarapan dan sebelum tidur
c. Lainnya (Sebutkan: …………………….
10. Apakah saat menyikat gigi gusi anda mudah berdarah ?

Universitas Sumatera Utara


a. Sering
b. Jarang
c. Tidak pernah
11. Apakah saat ini anda menggunakan obat kumur ?
a. Ya
b. Tidak

C. PEMERIKSAAN RONGGA MULUT


1. Pemeriksaan papillary bleeding index (PBI)

Kelompok Elemen Gigi Hasil Pemeriksaan Papillary


Bleeding Index
Hari ke-1 Hari ke-7
Skeling dan root
planing + gel
kurkumin 1%
Skeling dan root
planing + gel
khlorheksidin 0,2%
Skeling dan root
planing

Universitas Sumatera Utara


2. Pemeriksaan gingival indeks (GI)

Kelompok Elemen Gigi Hasil Pemeriksaan Gingival Index


Hari ke-1 Hari ke-7
Skeling dan root
planing + gel
kurkumin 1%
Skeling dan root
planing + gel
khlorheksidin 0,2%
Skeling dan root
planing

3. Pemeriksaan kedalaman poket

Kelompok Elemen Gigi Hasil Pemeriksaan Kedalaman Poket


Hari ke-1 Hari ke-7
Skeling dan root
planing + gel
kurkumin 1%
Skeling dan root
planing + gel
khlorheksidin 0,2%
Skeling dan root
planing

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7

Anggaran Biaya Penelitian

No Komponen Biaya Jumlah Harga Satuan Total Biaya (Rp)


(Rp)
I. Alat-alat
1. Kaca mulut 2 buah Rp. 35.000 Rp. 70.000
2. Sonde 2 buah Rp. 25.000 Rp. 50.000
3. Pinset 2 buah Rp. 25.000 Rp. 50.000
4. Prob 1 buah Rp. 270.000 Rp. 270.000
5. Tabung Eppendorf 20 buah Rp. 11.000 Rp. 220.000
6. Micropipette 1 unit Rp. 1.800.000 Rp. 1.800.000
7. Microcapillary 1 pack Rp. 630.000 Rp. 630.000
8. Syringe needle tip 20 pcs Rp. 5000 Rp. 50.000
blunt
9. Gelas ukur 1 buah Rp. 100.000 Rp. 100.000
10. Beaker glass I buah Rp. 100.000 Rp. 100.000
11. Spatula 2 buah Rp. 25.000 Rp. 50.000
12. Pipet tetes 2 buah Rp. 6000 Rp. 6000
13. Cooling box 1 buah Rp. 400.000 Rp. 400.000
14. Pocket scale I buah Rp. 235.000 Rp. 235.000
15. Lumpang dan Alu 2 buah Rp. 60.000 Rp. 120.000
16. Nierbeken 2 buah Rp. 35.000 Rp. 70.000
II. Alat dan Bahan habis pakai
1. Alkohol 70% 1 botol Rp. 20.000 Rp. 20.000
2. Masker 2 kotak Rp. 30.000 Rp. 60.000

Universitas Sumatera Utara


3. Sarung tangan 2 kotak Rp. 50.000 Rp. 100.000
4. Cotton roll 1 bungkus Rp. 55.000 Rp. 55.000
5. Tissue 2 pack Rp. 10.000 Rp. 20.000
6. Gelas plastik kumur 2 bungkus Rp. 15.000 Rp. 30.000
7. Spuit 20 buah Rp. 2.500 Rp. 50.000
8. Kurkumin 5 gr Rp. 700.000 Rp. 700.000
9. Bahan pembuat gel Rp. 200.000 Rp. 200.000
10. Gel khlorheksidin 1 tube Rp. 120.000 Rp. 120.000
0,2%
11. Ice Pack 5 pcs Rp. 50.000 Rp. 250.000
12. ELISA kit Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000
Interleukin-6
13. Aquadest I botol Rp. 20.0000 Rp. 20.000
III. Alat dan Bahan pembuatan Proposal
1. Kertas kuarto 2 rim Rp. 40.000 Rp. 80.000
2. Tinta print hitam 4 buah Rp. 145.000 Rp. 580.000
dan warna
3. Jilid proposal 10 rangkap Rp. 5000 Rp. 50.000
4. Fotokopi lembar 25 lembar Rp. 200 Rp. 5.000
penjelasan
5. Fotokopi informed 25 lembar Rp. 200 Rp. 5.000
consent
6. Fotokopi kuisioner 100 lembar Rp. 200 Rp. 20.000
IV. Biaya Analisis/Laboratorium
1. Ethical Clearance Rp. 500.000 Rp. 500.000
2. Sewa fee Rp. 500.000 Rp. 500.000
laboratorium
3. Sewa freezer -200c Rp. 45.000 Rp. 45.000

Universitas Sumatera Utara


4. Sewa refrigerated Rp. 60.000 Rp. 60.000
centrifuge
5. Sewa alat-alat Rp. 50.000 Rp. 50.000
standar
6. Sewa spektrometer Rp. 200.000 Rp. 200.000
7. Analisis 80 sampel Rp. 10.000 Rp. 800.000
spektrometer
V. Seminar dan Ujian
1. Usulan dan Hasil Rp. 3000.000 Rp. 3000.000
Penelitian
2. Tesis Rp. 1000.0000 Rp. 1000.0000
VI. Analisis Data Rp. 1000.000 Rp. 1000.000
VII. Souvenir 21 buah Rp. 50.000 Rp. 1050.000
Total Rp. 24.161.000

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai