Anda di halaman 1dari 145

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS

KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS


RAWAT JALAN DENGAN MENGGUNAKAN
VISUAL STUDIO 2010 DAN MICROSOFT
ACCESS 2007 DI RUMAH SAKIT
KHUSUS GIGI DAN MULUT
(RSKGM) KOTA
BANDUNG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Manjemen Informatika
Konsentrasi Informatika Rekam Medis

Disusun Oleh:
NURUL AINI HABIBAH
NPM. 13.300.010

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2016

1
ABSTRAK

NURUL AINI HABIBAH


NPM : 13.300.010
Manajemen Informatika Diploma IV
Konsentrasi Informatika Rekam Medis

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS KELENGKAPAN


PENGISIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN VISUAL STUDIO 2010 DAN MICROSOFT ACCESS
2007 DI RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT(RSKGM) KOTA
BANDUNG

Skripsi : 140 Halaman

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi analisis


kelengkapan pengisisan rekam medis rawat jalan dengan menggunakan visual
studio 2010 dan microsoft access 2007 di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
(RSKGM) Kota Bandung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dengan cara penelitian dan wawancara dengan bagian rekam medis
yang sedang bertugas serta dilengkapi dengan kajian pustaka yang memiliki
hubungan dengan pokok permasalahan, sedangkan metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan waterfall.
Permasalahan yang ditemukan saat penelitian yaitu proses analisis
kelengkapan masih dilakukan dengan memeriksa rekam medis satu per satu dan di
ceklis bagian yang tidak lengkap sehingga sering menghambat ke proses
pengolahan data lainnya, dan rekapitulasi hasil analisis kelengkapan pengisian
rekam medis dihitung satu per satu, memungkinkan dapat terjadinya kesalahan
saat menghitung yang akan dipresentasikan dalam sebuah laporan rekapitulasi
bulanan.
Saran yang diberikan untuk mengatasi masalah adalah: 1) membuat sistem
informasi analisis kelengkapan rekam medis rawat jalan yang sekaligus dapat
membuat laporan rekapitulasi secara efektif dan efisien, dan 2) mengembalikan
rekam medis yang belum lengkap ke dokter atau klinik yang memberikan
pelayanan untuk dilengkapi.

Kata Kunci : Perancangan, Sistem Informasi, Analisis Kelengkapan, Waterfall,


Visual Studio 2010.

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Menurut Dir Jen Pelayanan Medik RI (2005), rumah sakit merupakan

salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan atau masyarakat serta berfungsi untuk melakukan

upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau upaya

kesehatan penunjang, di dalam menjalankan fungsinya diharapkan

senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Setiap pelayanan yang dilakukan di rumah sakit harus dicatat didalam

berkas yang di sebut rekam medis, menurut Permenkes Republik Indonesia

No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien.

Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat

pasien mendaftar di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan

4
5

data medis oleh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

langsung kepada pasien di rumah sakit dan dilanjutkan dengan pengelolaan

rekam medis. Indicator mutu rekam medis yang baik adalah kelengkapan

isi rekam medis, keakuratan isi rekam medis, tepat waktu dan memenuhi

aspek persyaratan hukum.

Setiap petugas kesehatan terutama dokter harus mengisi dan

melengkapi rekam medis setelah memberikan pelayanan kesehatan seperti

yang tertuang dalam UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

pasal 46 yaitu setiap dokter/dokter gigi dalam menjalankan praktik

kedokteran wajib membuat rekam medis, rekam medis tersebut harus

segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

Dokter yang merawat pasien bertanggung jawab atas kelengkapan dan

keakuratan pengisian rekam medis.

Agar diperoleh kualitas rekam medis yang optimal perlu dilakukan

analisis rekam medis dengan cara meniliti rekam medis yang dihasilkan

oleh staf rekam medis dan para medis serta hasil-hasil pemeriksaan dari

unit-unit penunjang medis sehingga kebenaran pengambilan diagnose dan

kelengkapan rekam medis dapat dipertanggung jawabkan. Analisis

kelengkapan pengisisan rekam medis dilakukan dengan cara analisis

kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan kepada

jumlah lembaran-lembaran rekam medis sesuai dengan lamanya perawatan

meliputi kelengkapan lembaran medis, paramedis dan penunjang medis

sesuai prosedur yang ditetapkan.


6

Analisis kuantitatif selain menganalisis lembaran medis, ada metode

lain dalam mengembangkan analisis kualitatif secara lebih berfokus dan

berdaya guna yaitu dengan analisis kualitatif yang terintegrasi. Analisis

kuantitatif yang terintegrasi adalah analisis yang tidak hanya berfokus pada

analisis data sosial pasien dan kelengkapan beragam lembaran medis saja,

tetapi harus mengintegrasikan kegiatannya dengan kegiatan yang

berdampak pada unsur hukum dan administratif yang kemudian di integrasi

dengan standar pelayanan kesehatan.

Kelengkapan berkas rekam medis dilakukan untuk menjaga

keberlangsungan perawatan di kemudian hari dengan memberikan

informasi tentang keadaan pasien sebelumnya kepada dokter yang akan

memberikan perawatan, di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung penyelenggaraan pemeriksaan kelengkapan rekam medis

rawat jalan di mulai dari proses penerimaan pasien sampai pasien selesai di

berikan perawatan.

Hasil analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di

rekap dan dilaporkan kepada kepala urusan medis. Proses pemeriksaan

kelengkapan pengisian rekam medis dilakukan secara manual, sehingga

proses pemeriksaan kelengkapan rawat jalan cenderung lambat.

Sedangakan di era sekarang untuk memberikan pelayanan yang efektif

perkembangan sistem sudah dilibatkan dalam dunia

kesehatan.Pengembangan sistem kesehatan di Indonesia telah di mulai

sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen


7

sistem kesehatan di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut dan

hasil pengamatan di lapangan maka penulis mengambil judul

“PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS

KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN

DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL STUDIO 2010 DAN

MICROSOFT ACCESS 2007 DI RUMAH SAKIT KHUSUS

GIGI DAN MULUT (RSKGM) KOTA BANDUNG”

1.2. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis telah melihat

beberapa masalah yang terjadi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) maka pokok permasalahan yang

diambil penulis adalah bagaimana sistem informasi analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan dari pokok permasalahan dan latar belakang penelitian,

maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu :

1. Bagaimana sistem informasi analisis kelengkapan pengisan rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota

Bandung?

2. Bagaimana prosedur pemeriksaan analisis kelengkapan pengisian rekam


8

medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung?

3. Bagaimana permasalahan yang ditemukan dalam analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Mulut (RSKGM) Kota Bandung?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan

analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui sistem informasi analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui sistem informasi analisis kelengkapan pengisian rekam

medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung.

b. Mengetahui prosedur pemeriksaan analisis kelengkapan pengisian

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung.

c. Mengetahui permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan

analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.


9

d. Mengetahui upaya yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat

jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota

Bandung.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Penulis

Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah memberikan

wawasan, pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang pentingnya

analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

2. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran yang dapat

dipertimbangkan untuk meningkatkan efektifitas dan kelancaran kerja

rekam medis khususnya dalam kegiatan pemeriksaan analisis

kelengkapan pengisian rekam medis pasien rawat jalan di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

3. Manfaat Bagi Akademik

Diharapkan tugas akhir ini dapat menambah wawasan dan

memberikan manfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian ilmiah

selanjutnya tentang perancangan sistem informasi analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Mulut (RSKGM) Kota Bandung.


10

1.6. Batasan Analisis Permasalahan

Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung terdapat beberapa

masalah yang ditemukan, maka penulis membatasi masalah yang akan

dibahas sesuai dengan judul penelitian yang penulis ambil yaitu

Perancangan Sistem Informasi Analisis Kelengkapan Pengisian Rekam

Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung. Adapun batasan masalah yang penulis bahas antara lain :

1. Sistem informasi analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat

jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

2. Prosedur pemeriksaan analisis kelengkapan pengisian rekam medis

rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota

Bandung.

3. Permasalahan dalam analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat

jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

4. Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan analisis

kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian

Untuk menyusun tugas akhir ini penulis melakukan penelitian yaitu

dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 3 bulan

terhitung tanggal 11 April 2016 sampai dengan 11 Juli 2016 di Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung di bagian Rekam
11

Medis.

1.8. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari beberapa pokok bahasan yang terdiri dari

Latar Belakang, Pokok Permasalahan, Pertanyaan Penelitian, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Batasan Analisis Permasalahan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori tentang konsep yaitu tentang konsep

rumah sakit, konsep rekam medis, konsep analisis kelengkapan pengisian

rekam medis, konsep rawat jalan, dan konsep perancangan sistem

informasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metodologi penelitian teknik pengumpulan

data dan metode pengembangan sistem.

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini berisikan tentang tinjauan organisasi Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung, uraian prosedur analisis

kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung, dekomposisi fungsi, analisis

masukan, analisis keluaran, analisis proses, analisis masalah dan

kesimpulan hasil analisis.


12

BAB V PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisikan tentang rancangan sistem, rancangan basis data,

rancangan keluaran, rancangan masukan dan rancangan dialog layar,

spesifikasi hardware dan software dan implementasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai masalah yang dihadapi

serta memberikan saran-saran dalam Perancangan Sistem Informasi

Analisis Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung.


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Rumah Sakit

A. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 340/Menkes/PERIII/2010 rumah sakit adalah :

Instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Sedangkan menurut American Hospital Association (1974)

menjelaskan bahwa:

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga

medis professional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang

permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan

keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

penyakit yang diderita oleh pasien.” (Azwar, 1996:82).

B. Fungsi Rumah Sakit

Menurut Undang-undang No. 44 tahun 2009, fungsi rumah

sakit yaitu :

13
14

1. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

sesuai kebutuhan medis. Yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan paripurna tingkat kedua adalah upaya kesehatan

tingkat lanjut dengan mendayagunakan pengetahuan dan

teknologi kesehatan spesialistik. Sedangkan pelayanan

kesehatan paripurna tingkat ketiga adalah upaya kesehatan

perorangan tingkat lanjut dengan mendayagunakan

pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik.

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam

pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan dengan memperlihatkan etika ilmu

pengetahuan kesehatan.
15

C. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Pasal 24 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

Tentang Rumah Sakit. Klasifikasi Rumah Sakit adalah

pengelompokan kelas Rumah Sakit berdasarkan fasilitas dan

kemampuan pelayanan.

1. Rumah Sakit Umum

Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah

Sakit Umum diklasifikasikan menjadi :

a. Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan

Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik

Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub

Spesialis. Kriteria fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit

Umum Kelas meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan

Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan

Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Lain,

Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut, Pelayanan Medik

Subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,

Pelayanan Penunjang Klinik, dan Pelayanan Penunjang Non

Klinik.Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.


16

b. Rumah Sakit Umum Kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat)

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan

Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik

Subspesialis Dasar. Kriteria fasilitas dan kemampuan Rumah

Sakit Umum Kelas B meliputi Pelayanan Medik Umum,

Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar,

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik

Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut,

Pelayanan Medik subspesialis, Pelayanan Keperawatan dan

Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan

Penunjang Non Klinik. Jumlah tempat tidur minimal 200

(dua ratus) buah.

c. Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4

(empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4

(empat)Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Kriteria

fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas C

meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat,

Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Spesialis


17

Penunjang Medik, Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut,

Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan

Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.

Jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah.

d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2

(dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Kriteria fasilitas dan

kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D meliputi Pelayanan

Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik

Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan,

Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non

Klinik.Jumlah tempat tidur minimal 50 buah.

2. Rumah Sakit Khusus

Jenis Rumah Sakit khusus antara lain Rumah Sakit

Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru,

Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit

Infeksi, Bersalin,Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga

Hidung Tenggorokan, Bedah,Ginjal, Kulit dan

Kelamin.Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan,

Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :


18

1. Rumah Sakit Khusus Kelas A

2. Rumah Sakit Khusus Kelas B

3. Rumah Sakit Khusus Kelas C

2.2. Konsep Rekam Medis

A. Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008

mengemukakan :

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,

tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang

tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa,

penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan

tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik

yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan

pelayanan gawat darurat. (Dirjen Yanmed, 2006:11)


19

B. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib

administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan

di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam

medis yang baik dan benar tidak akan tercipta tertib administrasi

rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib

administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam

upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Untuk mencapai tertib administrasi tersebut perlu didukung

dengan sistem atau pengelolaan rekam medis yang baik.Sedangkan

tujuan utama rekam medis adalah untuk secara akurat dan lengkap

mendokumentasikan sejarah kehidupan dan kesehatan pasien,

termasuk penyakit masa lalu dan penyakit sekarang dengan

penekanan pada kejadian-kejadian yang mempengaruhi pasien

selama episode perawatan. (Dirjen Yanmed, 2006:13)

C. Falsafah dan Kegunaan Rekam Medis

Menurut Dirjen yanmed (2006:11), falsafah rekam medis

mencakup nilai administratif, legal (hukum), keuangan (financial),

penelitian (research), pendidikan (education), dokumen

(decomuntation), akurat, informatif, dan dapat

dipertanggungjawabkan (Responsibillity).

Menurut Dirjen Yanmed (2006:13) kegunaan rekam medis dapat

dilihat dari berbagai aspek, antara lain :


20

1. Aspek Administrasi

Rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan

tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedik dalam

mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2. Aspek Medis

Suatu rekam medis mempunyai nilai meds, karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada

seorang pasien.

3. Aspek Hukum

Suatu rekam medis mempunyai nilai hukum, karena

isinya mengangkut masalah jaminan adanya kepastian hukum

atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum dan

pengembangan hukum baru yang lebih baik serta penyediaan

bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.

4. Aspek Keuangan

Rekam Medis mempunyai nilai keuangan, isinya

mengandung data/ informasi atau urutan pelayanan kesehatan

yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek Penelitian

Rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

menyangkut data / informasi yang dapat dipergunakan sebagai


21

aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan.

6. Aspek Pendidikan

Rekam medis mempunyai nilai pendidikan atau edukasi,

karena menyangkut masalah data / informasi tentang

perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada seorang pasien baik di unit rawat jalan,

rawat inap, maupun di gawat darurat, dari isi data tersebut dapat

dipergunakan sebagai referensi / bahan pelajaran di bidang

profesi si pemakai.

7. Aspek Dokumentasi

Suatu rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan

pertanggungjawabkan dan laporan rumah sakit.

D. Ketentuan Pengisian Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:45) rekam medis harus

dibuat segera dan segera dilengkapi seluruhnya setelah pasien

menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,

harus ditulis dalam lembaran rekam medis selambat-lambatnya

dalam waktu 1 x 24 jam.

2. Semua pencatatan harus dibubuhi tanda tangan oleh dokter.


22

Tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan

ditulis nama terangnya serta diberi tanggal.

3. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan

mahasiswa lainnya di tandatangani dan menjadi tanggungjawab

dokter yang membimbingnya.

4. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan

dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

5. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.

E. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis

Menurut Dirjen Yanmed (2006:45) “rumah sakit sebagai

salah satu sarana pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan

rawat jalan maupun rawat inap, wajib membuat rekam medis.”

Dokter dan tenaga kesehatan yang membuat/mengisi rekam medis

diantaranya :

1. Dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi yang melayani

pasien di rumah sakit.

2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.

3. Tenaga medis perawatan dan tenaga paramedik non perawatan

yang langsung terlibat didalamnya antara lain perawat, perawat

gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gizi, anastesi, rontgen,

rehabilitasi medik dan lain sebagainya.

4. Dalam hal dokter luar negeri melakukan ahli teknologi

kedokteran yang berupa tindakan/ konsultasi kepada pasien yang


23

membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur

rumah sakit.

2.3 Konsep Analisis Kelengkapan

A. Pengertian Analisis

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (2005:435)

menyatakan Anlisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

(karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya (sebab-

musibah, duduk perkaranya, dsb).

B. Pengertian Kelengkapan

Menurut Huffman (1999:22) kelengkapan rekam medis adalah

kajian/telaah isi rekam medis berkaitan dengan pendokumentasian,

pelayanan atau menilai kelengkapan rekam medis.

C. Pengertian Analisis Kelengkapan

Analisis kelengkapan adalah suatu review area tertentu catatan

medis untuk mengidentifikasi defesiensi spesifik. Area yang

ditentukan biasanya tertulis di dalam suatu prosedur yang

dikembangkan bersama oleh manajer informasi kesehatan dan

penyediaan pelayanan kesehatan sesuai dengan aturan staf medis dan

kebujaksanaan administrasi dari fasilitas yang bersangkutan dan

standar dari bahan-badan pemberi lisensi, akreditasi dan sertifikasi

(Huffman, 1999:22).
24

1. Tujuan Analisis Kelengkapan

Tujuan analisis kelengkapan adalah untuk

mengidentifikasi omisi atau (kelupaan) yang jelas dan selalu

terjadi, yang bias diperbaiki dengan mudah pada prosedur

rumah sakit. Prosedur ini membuat catatan medis lebih

lengkap untuk dirujuk pada asuhan yang berkesinambungan

untuk melindungi kepentingan hukum pasien, dokter dan

rumah sakit dan untuk memenuhi persyaratan lisensi,

akreditasi dan sertifikasi. (Huffman, 1999:228).

2. Jenis – Jenis Analisis Kelengkapan

Analisis pendokumentasian rekam medis yang telah

digunakan (setelah pasien pulang) baik untuk rawat jalan/IGD

maupun rawat inap terdapat 2 jenis analisis :

a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan

kepada jumlah lembaran-lembaran rekam medis sesuai

dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan

lembaran medis, paramedis dan penunjang medis sesuai

prosedur yang ditetapkan. (Dirjen Yanmed, 2006 : 79)

Hatta (2013 : 351) mengemukakan bahwa :

Pada paradigma baru analisis kuantitatif merupakan

penganalisaan yang tidak hanya terfokus pada

kelengkapan data sosial pasien (demografi) dan


25

kelengkapan beragam lembaran rekam medis berkala

(seperti yang biasa dilakukan).Namun, analisis kuantitatif

juga harus mengintegrasikan kegiatannya dengan kegiatan

yang berdampak pada unsur hukum dan administratif yang

kemudian diintegrasikan dengan standar pelayanan

kesehatan. Dengan demikian, analisis kuantitatif format

rekam kertas (manual) maupun elektronik harus benar-

benar menyeluruh.

Dalam metode di atas analisis kuantitatif yang

terintegrasi dititik beratkan pada 4 (empat) kriteria yaitu :

a. Menelaah kelengkapan data sosial pasien (demografi)

meliputi informasi tentang identitas pasien nama

lengkap yang terdiri dari nama sendiri dan nama ayah

/ suami / marga, nomor pasien, alamat lengkap, usia,

orang yang dapat duhubungi dan tanda tangan

persetujuan.

b. Menelaah kelengkapan bukti yang ada.

c. Menelaah tanda bukti keabsahan rekaman dari tenaga

kesehatan maupun tenaga lain yang terlibat pelayanan

kepada pasien sehingga informasi dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum.

d. Menelaah tata cara mencatat (administratif) yang

meliputi adanya tanggal, keterangan waktu, menulis


26

pada baris yang tetap serta menerapkan cara koreksi

yang benar.

Menurut Huffman (1999:22) tujuan analisis kuantitatif

adalah sebagai berikut :

a. Menentukan sekiranya ada kekurangan agar dapat

dikoreksi dengan segera pada saat pasien masih

dirawat dan item kekurangan belum terlupakan, untuk

menjamin efektifitas kegunaan isi rekam medis

dikemudian hari. Yang dimaksud dengan koreksi

adalah perbaikan sesuai keadaan yang sebenarnya

terjadi.

b. Untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap

yang mudah dapat dikoreksi dengan adanya suatu

prosedur sehingga rekam medis menjadi lebih

lengkap dan dapat dipakai untuk pelayanan pada

pasien, melindungi dari kasus hukum, memenuhi

peraturan dan untuk statistik yang akurat.

c. Kelengkapan rekam medis sesuai dengan peraturan

yang ditetapkan jangka waktunya, perizinan,

akreditasi dan keperluan sertifikat lainnya.

d. Mengetahui hal-hal yang berpotensi untuk membayar

ganti rugi.

Menurut Huffman (1999:228) analisis kuantitatif


27

dititikberatkan pada empat kriteria, yaitu :

a. Memeriksa identifikasi pasien pada setiap lembar

rekam medis harus ada identitas pasien (nomor rekam

medis dan nama), jikaa ada lembaran rekam medis

yang tanpa identitas harus di review.

b. Adanya semua laporan yang penting

a) Pada komponen ini akan memeriksa laporan-

laporan dari kegiatan pelayanan yang diberikan

ada atau tidak ada.

b) Laporan yang ada di rekam medis.

c) Laporan umum seperti lembar riwayat pasien,

pemeriksaan fisik, catatan perkembangan,

observasi klinik dan ringkasan penyakit.

d) Laporan khusus seperti laporan operasi, anastesi

dan hasil pemeriksaan laboratorium.

e) Dalam laporan tersebut pencatatan tanggal dan

jam pencatatan menjadi penting karena ada

kaitannya dengan peraturan seperti lembar riwayat

pasien dan pemeriksaan fisik harus diisi.

c. Review Autentifikasi

a) Pada komponen ini, analisis kuantitatif memeriksa

autentifikasi dari pencatatan berupa tanda tangan,

nama jelas termasuk cap/ stempel atau kode


28

seseorang untuk komputerisasi, dalam penulisan

nama jelas harus ada title / gelar professional

(dokter dan perawat).

b) Dalam autentifikasi tidak boleh ditandatangani

jika ditulis oleh dokter juga / mahasiswa. Dokter

jaga/ mahasiswa dapat menandatangani jika

ditambah countersign oleh supervisor dan ditulis

telah di review dan dilaksanakan atas intruksi dari

atau telah diperiksa oleh…. Atau diketahui

oleh….

d. Review Pencatatan

Pada komponen ini dilakukan :

a) Pemeriksaan pada pencatatan yang tidak

lengkap dan tidak jelas.

b) Memeriksa baris berbaris dan bila ada barisan

yang kosong diaris, agar tidak diisi

belakangnya.

c) Jika ada yang salah pencatatan, maka bagian

yang salah dicoret dan dibubuhi dengan paraf.


29

b. Analisis Kualitatif

1) Pengertian

Anlisis kualitatif adalah analisis yang ditujukan kepada

mutu dan setiap berkas rekam medis (Dirjen Yanmed,

2006:80) Petugas akan mengambil dan menganalisa kualitas

rekam medis pasien sesuai dengan standar mutu yang

ditetapkan. Analis kualitatif meliputi penelitian terhadap

pengisian berkas medis baik oleh staf medis, para medis dan

unit penunjang lainnya. Analisis kualitatif yang

dikembangkan dengan 2 pendekatan (Hatta, 2013:355) yaitu :

a. Analisis Kualitatif Administratif

Analisis yang menelaah kelengkapan 6 informasi unsur

administratif yaitu : (1) kejelasan masalah dan

kondisi/diagnosa. (2) masukan konsisten. (3) alasan

pelayanan. (4) persetujuan tindakan kedokteran. (5) telaah

rekaman (mutakhir, tulisan terbaca, singkatan baku, pengisian

tidak senjang, catatan senjang, catatan jelas dan informasi

ganti rugi). (6) biaya perawatan pasien khususnya bila ada

informasi medis yang memerlukan

biaya penggantian pembayaran.

b. Analisis Kualitatif Medis

Kegiatan analisis yang bertujuan untuk mengetahui


30

sejauh apa kualitas pelayanan medis yang diberikan kepada

pasien berdasarkan pemanfaaan kelengkapan informasi

medis.

2) Tujuan Anaisis kualitatif

Menurut Hatta (2013 : 354) tujuan anakisis kualitatif

adalah demi tercapainya isi rekam kesehatan yang terhindar

dari masukan yang tidak taat asas (konsisten) maupun

pelanggaran terhadap rekaman yang berdampak pada hasil

yang tidak akurat dan tidak lengkap.

3) Komponen analisis Kualitatif

Komponen analisis kualitatif adalah sebagai berikut

(Huffman, 1999 : 232) :

a. Review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa

b. Review kekonsistenan pencatatan diagnosa.

c. Review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat

perawatan dan pengobatan

d. Review adanya informed consent yang seharusnya ada\

e. Review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan

ganti rugi

2.3.4. Ketidaklengkapan Rekam Medis

1. Alasan Ketidaklengkapan Rekam Medis

Huffman (1999:223) mengemukakan bahwa pengisian atau

pencatatan rekam medis kemungkinan tidak lengkap atau tidak


31

sesuai dengan ketentuan hal tersebut dikarenakan :

a. Pelaksanaan pendokumentasian dilakukan oleh banyak

pemberi kesehatan

b. Rekam medis diciptakan sebagai aktifitas sekunder

mengiringi jalannya pelayanan pasien, maka

pendokumentasiannya bias saja tidak seakurat dan

selengkap yang ditetapkan

c. Kesibukan seorang dokter, sehingga menuls catatan bisa

pada formulir yang salah serta terburu-buru sehingga tidak

terbaca

d. Seorang perawat yang tidak melayani panggilan pasien

menjadi lupa mencatat hal-hal yang berkaitan dengan

pengobatan pasien yang telah diberikan

2. Waktu Analisa

Proses analisis rekam medis ditujukan pada 2 hal yakni analisis

kuantitatif dan analisa kualitatif. Adapun waktu untuk

melakukan analisis menurut Huffman (1999 : 226) dapat

dilakukan dengan 2 cara yaitu :

a. Retropective analysis

Analisis yang dilakukan setelah pasien pulang. Hal ini

sering dilakukan karena dapat menganalisis rekam medis

secara keseluruhan walaupun hal ini dapat memperlambat

proses melengkapi yang kurang.


32

b. Concurrent analysis

Analisis yang dilakukan pada saat pasien masih

dirawat atau selama perawatan berlangsung.Analisis

dilakukan diruang perawatan untuk mengidentifikasi

kekurangan atau ketidaksesuaian.

3. Prosedur atau Cara Analisis Kelengkapan

a. Menerima rekam medis dari unit rawat jalan, UGD,

maupun rawat inap

b. Memeriksa susunan formulir rekam medis dan

merapihkannya

c. Mengambil formulir checklist ketidaklengkapan formulir

rawat jalan, UGD, maupun rawat inap

d. Mencatat nama pasien atau nomor rekam medis dari rekam

medis yang akan diperiksa pada formulir ketidaklengkapan

e. Memeriksa pengisian atau pencatatan pada setiap lembar,

setiap item pertanyaan dari semua formulir rekam medis

apakah sudah diisi dengan lengkap atau belum

f. Apabila form lengkap, maka memberikan tanda strip (-)

pada kolom yang telah disediakan

g. Apabila ada yang belum lengkap maka diberikan tanda

checklist pada kolom yang telah disediakan

h. Mencatat item apa yang tidak lengkap dan petugas yang

bertanggung jawab melengkapinya


33

i. Mencatat nomor rekam medis dan nama petugas yang

bertanggung jawab untuk melengkapinya

j. Menyerahkan rekam medis yang tidak lengkap beserta

buku ekspedisinya ke bagian distribusi untuk

didistribusikan dan dilengkapi oleh petugas yang akan

melengkapi

4. Prosedur atau Cara Menghitung Persentase

Ketidaklengkapan

Setelah dilakukan pemeriksaan ketidaklengkapan, maka

selanjutnya dapat dilakukan pengolahan data atau laporan tentang

berapa banyak rekam medis yang tidak lengkap pada suatu

periode tertentu.Tujuan dari pengolahan data rekam medis ynag

tidak lengkap adalah sebagai alat pengontrolan agar rekam medis

memiliki informasi yng lengkap, akaurt, dan up to date.

Berikut ini adalah lngkah atau prosedur dalam pengolahan

data rekam medis yang tidak lengkap :

a. Rekam medis yang telah diperiksa kelengkapannya

dikumpulkan.

b. Dipilih atau dipisahkan antara rekam medis yang lengkap dan

tidak lengkap.

c. Menghitung rekam medis yang tidak lengkap.

d. Setelah diketahui jumlahnya, maka dapat diketahui persentasi

ketidaklengkapan dengan menggunakan rumus incomplete


34

medical record.

e. Setelah dihitung rekam medis yang tidak lengkap, kemudian

dikirim ke petugas yang harus melengkapinya disertai tanda

terima.

f. Setelah melewati waktu pengisian ketidaklengkapan (14 hari)

maka rekam medis tersebut dilihat kembalia pakah sudah

lengkap atau belum.

g. Apabila masih ada yang tidak lengkapi juga, maka rekam

medis tersebut termasuk ke dalam Delinquent Medical

Record (rekam medis yang tidak lengkap setelah melewati

waktu pengisian ketidaklengkapan tetapi tidak lengkap)

h. Rekam medis tersebut dihitung persentasinya sesuai rumus

Delinquent Medical Record.

i. Hasil perhitungan tersebut dapat dilaporkan ke bagian

penyusunan laporan.

Pengelohan rekam medis yang tidak lengkap dapat dilakukan

dengan :

a. Statistik Ketidaklengkapan

Pengontrolan ketidaklengkapan dengan statistik

ketidaklengkapan yaitu : dengan mengolah data rekam

medis yang tidak lengkap dan menyajikan angka

ketidaklengkapan, sehingga dapat dijadikan peringatan

untuk memperbaiki pencatatan rekam medis yang tidak


35

lengkap. Statistic ketidaklengkapan dapat dihitung

dengan Incomplate Medical dan Delinquent Medical

Record.

a. Incomplate Medical Record

Adalah rekam medis dengan kekurangan yang

spesifik yang masih dapat dilengkapi oleh pemberi

pelayanan kesehatan, dapat dicari dengan rumus :

b. Delinquent Medical record

Adalah rekam medis yang masih tidak lengkap

sesudah melewati batas waktu dan dapat di cari

dengan rumus :

c. Sedangkan menurut Depkes angka

ketidaklengkapan catatan medis (KLPCM) (Depkes-

WHO) dapat dihitung dengan rumus :


36

b. Pencatatan Kekurangan dari Rekam Medis

Rumah sakit harus tau bahwa ada rekam medis

yang perlu dilengkapi dan apa saja kekurangannya.

Identifikasi ketidaklengkapan rekam medis dapat

dilakukan dengan cara;

a. Membuat catatan kecil dan diletakkan langsung dalam

rekam medis / stempel di map rekam medis

b. Dokter / perawat secara rutin datang ke unit rekam

medis

c. Rekam medis yang tidak lengkap dikirim ke tempat

yang telah ditetapkan atau diletakkan di ruang

perawat atau dikirim ke ruang masing-masing petugas

yang mengisi ketidaklengkapan (tergantung kepada

kesepakatan akan dilengkapi dimana), yang pasti

rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah sakit,

karena sewaktu-waktu pasien bisa datang untuk

berobat terutama dalam keadaan darurat atau

keperluan lain serta untuk mencegah hilngnya rekam

medis dan menjamin kerahasiaan rekam medis.

c. Final Chart Chek

Sebagai laporan akhir dari ketidaklengkapan atau

analisa kuantitatif berguna untuk mencek berkas rekam


37

medis yang telah dilengkapi.Rekam medis perlu lengkap

tepat waktu karena Incompltae Medical Record

Menurunkan kualitas pelayanan kesehatan yang

mempengaruhi kualitas rumah sakit.Bila petugas yang

harus melengkapi sudah pindah atau meninggal dunia

maka rekam medis tersebut dikategorikan sebagai

Incomplate Medical Record dan biasanya komite rekam

medis mereview dan memberi catatan.

2.4. Konsep Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari

pelayanan kedokteran.Secara sederhana yang dimaksud dengan

pelayanan rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan

untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap (hospitalization).Pelayanan

rawat jalan ini tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana pelayanan

kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga

yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah

perawatan (nursing homes).

2.5. Konsep Perancangan Sistem Informasi

2.5.1. Pengertian Perancangan

Menurut Darmawan (2013:227) Perancangan adalah

spesifikasi umum dan terinci dari pemecahan masalah berbasis

komputer yang telah dipilih selama tahap analisis.


38

Secara umum tujuan perancangan adalah sebagai berikut

(Darmawan, 2013 : 227 ) :

1) Untuk menghasilkan suatu model atau penggamabaran dari

suatu entitas yang akan dibangun.

2) Untuk memenuhi kabutuhan pengguna perangkat lunak

3) Untuk memberikan gambaran yang jelas serta rancang

bangun yang lengkap programmer dan ahli-ahli teknik

lainnya yang terlibat.

Perancangan memiliki manfaat sebagai berikut (Darmawan,

2013:227) :

1) Menentukan titik tolak dan tujuan

2) Memberikan pedoman, pegangan dan arah, tanpa

perencanaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan

arahan dalam melaksanakan aktivitas kegiatan

3) Mencegah pemborosan waktu dan tenaga

4) Memudahkan pengawasan

5) Kemampuan evaluasi yanag teratur, dengan adanya

planning dapat mengetahui apakah sudah sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

2.5.2. Pengertian Sistem

Menurut Bambang Hariyanto (2008:28) “sistem adalah

sekumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.” Secara umum sistem dapat didefinisikan sebagai


39

sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang

saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu

hingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi

guna mencapai satu tujuan.

Fungsi sistem adalah menghubungkan elemen atau subsistem

yang saling berinteraksi untuk melaksanakan suatu fungsi guna

mencapai suatu tujuan sedangkan tujuan suatu sistem adalah untuk

menghasikan suatu fungsi dan informasi sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

Sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut (Bambang

Hariyanto, 2008:28) :

1) Mempunyai komponen (components)

Komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian

penyusun sistem.

2) Mempunyai batas (boundary)

Batas sistem diperlukan untuk membedakan suatu sistem

dengan sistem yang lain.

3) Mempunyai lingkungan (environments)

Lingkungan sistem adalah sesuatu yang berada diluar

sistem.Lingkungan sistem dapat menguntungkan atau

merugikan.

4) Mempunyai penghubung / antarmuka (iinterface)antar

komponen
40

Penghubung/ antar muka merupakan sarana yang

memungkinkan setiap komponen saling berinteraksi dan

berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-

masing komponen.

5) Mempunyai masukan (input)

Yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem

sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk

menghasilkan keluaran yang berguna.

6) Mempunyai pengolahan (processing)

Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai

peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran

yang berguna bagi para pemakainya.

7) Mempunyai keluaran (output)

Keluaran adalah informasi yang dihasilkan oleh program

aplikasi yang akan digunakan oleh para pemakai sebagai bahan

pengambilan keputusan.

8) Mempunya sasaran (objective) dan tujuan (goal)

Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk

jangka waktu yng relatif pendek. Sedangkan tujuan merupakan

kondisi / hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk

jangka waktu yang panjang.

9) Mempunyai kendali (control)


41

Bagian kendali adalah yang mempunyai peran utama menjaga

agar proses dalam sistem dapat berlangsung normal sesuai

batasan yang telah ditetapkan sebelumnya.

10) Mempunyai umpan balik (feed back)

Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (control) sistem

untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem

dan pengembaliannya ke dalam kondisi normal.

2.5.3. Pengertian Informasi

Menurut Kadir (2003:31) informasi adalah data yang telah

diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan

seseorang yang menggunakan data tersebut.Sumber dari informasi

adalah data, data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.Kejadian (event) adalah suatu

yang terjadi pada saat tertentu.

Fungsi utama informasi adalah menambah pengetahuan

atau mengurangi ketidakpastian pemakai informasi.Informasi yang

disampaikan kepada pemakai mungkin merupakan hasil data yang

dimasukan ke dalam pengolahan suatu model keputusan.

Sedangkan tujuan dari informasi adalah untuk memberikan data

dan informasi yang akurat dan tepat yang dibutuhkan oleh pemakai

untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

2.5.4. Sistem Informasi


42

Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi

yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi

pengambil keputusan atau untuk mengendalikan organisasi

(Ladjamudin, 2005 :13)

Pada sistem mempunyai beberapa komponen yang

berkenaan dengan sistem komputerisasi. Menurut Gordon B Davis

(Ladjamudin, 2005 : 13 ), beberapa komponen yang digunakan

untuk melengkapi suatu sistem yaitu : Perangkat keras (Hardware),

Perangkat lunak (Software), basis data, dan prosedur personil.

Tujuan dari sistem informasi adalah menghubungkan

berbagai elemen atau subsistem yang saling bekerjasama dan

berinteraksi untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu

tujuan dan menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna. Adapun fungsi dari sistem informasi adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secaratepat waktu

dan akurat

2. Menjamin tersedianya kualitas dalam memanfaatkan data atau

informasi

3. Kemungkinan kecil terjadinya kesalahan dalam pengeolahan

suatu data atau informasi

4. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif, tidak buang

waktu dan tidak mengeluarkan biaya besar


43

5. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pendukung sistem

informasi.

2.5.5. Perancangan Sistem Informasi

Perancangan sistem menentukan bagamana suatu sistem

akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini

menyangkut mengonfigurasikan komponen-komponen perangkat

lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah

instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun

yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem. (Darmawan,

2013 : 228).

Perancangan sistem informasi mempunya 2 tujuan utama yaitu :

1) Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem

2) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun

yang lengkap pada pemogram komputer dan ahli-ahli teknik

yang terlibat (lebih condong pada perancangan sistem yang

terperinci)

Tujuan dari perancangan sistem secara umum adalah untuk

memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem

yang baru. (Darmawan, 2013 : 228). Adapun fungsi dari

perancangan sistem informasi adalah :

1) Menentukan tujuan sistem informasi yang akan digunakan dan

meningkatkan aksesbilitas data yang tersaji secara tepat waktu

dan akurat
44

2) Memberikan pedoman, pegangan dan arah, sehingga sistem

informasi yang dihasilkan tepat dan akurat sesuai dengan

tujuan

3) Mencegah pemborosan waktu dan tenaga dalam proses

pembuatan sistem informasi

4) Mengembangkan proses perencanaan yang efektif sehingga

dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pendukung

sistem informasi

2.5.6. Flowchart dan Flowmap

1. Flowchart

Menurut Ladjamudin (2005 : 263) “ Flowchart adalah

penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan-

urutan prosedur dari suatu program.

Tabel 2.1 Simbol Flowchart

Simbol Nama Fungsi

Memulai atau

Terminator mengakhiri

program.

Garis alir ( Arah aliran

Flow line ) program.

Preparation Proses inisialisasi


45

Tabel 2.1 Simbol Flowchart

Menyatakan

sambungan dari
Proses
satu proses ke

proses lainnya

Proses input /

Input / output data,

output data parameter dan

informasi

Perbandingan,

pernyataan,

penyelesaian data
Decision
yang membeikan

pilihan untuk

langkah selanjutnya

Penghubung

bagian-bagian
On page
flowchart yang
connector
berada pada satu

halaman
46

Tabel 2.1 Simbol Flowchart

Penghubung bagian

Off page – bagian flowchart

connector yang berada ada

halaman berbeda

Proses yang
Manual
dilakukan secara
operation
manual

Sumber : Ladjamudin (2005 : 267 )

2. Flowmap

Flowmap adalah diagram yang menunjukan arus pekerjaan

secara keseluruhan dari sistem. Diagram ini menjelaskan urutan

dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem.Flowmap

menunjukan apa yang dikerjakan di sistem.

Tabel 2.2 Simbol Flowmap

Simbol Nama Fungsi

Menunjukan

Dokumen dokumen

input/output

Kegiatan Menunjukan

manual kegiatan manual


47

Tabel 2.2 Simbol Flowmap

Menunjukan
Proses
kegiatan proses

Menunjukan

Hard disk tempat

penyimpanan file

Menunjukan

keputusan

Keputusan dilanjutkan atau

berhentinya

kegiatan

Menunjukan arah

Arah aliran aliran yang

dilakukan

Sumber : Ladjamudin (2005 : 269 )

2.5.7. Data Flow Diagram (DFD)

a. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem.

Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang

menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari


48

sistem. Diagram konteks akan memberikan gambaran tentang

keseluruhan sistem. Dalam diagram konteks hanya ada satu

proses dan tidak boleh ada data store dalam diagram konteks

(Ladjamudin, 2005 : 64).

b. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika

data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana

asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem,

dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data

tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses

yang dikenakan pada data tersebut. (Darmawan, 2013 : 236).

Tabel 2.3 Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Simbol Arti

Entity luar yang merupakan


sumber atau tujuan dari
aliran data dari atau ke
system
Proses atau fungsi yang

mentransformasikan data

Merupakan komponen yang


berfungsi untuk menyimpan
Menggambarkan aliran data
dari satu proses ke proses
lainnya
Sumber : Darmawan (2013 : 62)
49

2.5.8. Kamus Data (Data Dictionary)

Kamus data atau data dictionary adalah katalog fakta

tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem

informasi. Dengan kamus data analisis sistem dapat

mendefinisikan data yang mengalir dari sistem dengan lengkap.

Pada tahap analisis sistem, kamus data digunakan sebagai alat

komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang

data yang mengalir ke sistem, yaitu tentang data yang masuk ke

sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai

sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan

untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan basis data.

Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Arus

data di DFD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus

datanya saja. (Darmawan, 2013 : 101).

2.5.9. Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses menggambarkan deskripsi dan spesifikasi

dari setiap proses pada pemodelan DFD sesuai kebutuhan sistem.

Adapun tujuan pembuatan spesifikasi proses yaitu :

1. Menjelaskan proses-proses primitif atas suatu diagram aliran

data

2. Menjelaskan logika pembuatan keputusan dan rumusan-

rumusan yang akan mentransformasikan proses data-data


50

masukan menjadi keluaran pada beberapa proses dengan level

yang lebih tinggi yang mengembangkan diagram anak

3. Mengurangi makna ganda dari proses tersebut,

4. Memperoleh deskripsi yang tepat mengenai apa yang dicapai,

yang biasanya dimasukkan dalam suatu spesifikais paket untuk

pemrograman, Untuk memvalidasi sistem desain.

2.5.10. Basis Data dan Sistem Manajemen Basis Data

Basis data (database) adalah kumpulan informasi yang

disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat

diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk

memperoleh informasi dari basis data tersebut. Database

digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang terintegrasi

dengan baik di dalam komputer. (Darmawan, 2013:102)

Untuk mengelola database diperlukan suatu perangkat lunak

yang disebut Data Base Management System (DBMS). DBMS

merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user

(pengguna) untuk membuat, mendefinisikan, menciptakan,

mengelola dan mengendalikan pengaksesan

database. (Darmawan, 2013:103)

2.5.11. Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model

jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam

sistem secara abstrak. (Yakub, 2008:25).


51

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan model

jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan

relationship data. ERD memperlihatkan hubungan antara data

store pada DFD. Hubungan ini tidak terlihat pada DFD, karena

DFD hanya memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi sistem

bukan pada yang dibutuhkan.

Adapun elemen-elemen ERD menurut (Haryanto, 2005:203) yaitu :

1. Entity (Entitas)

Pada ERD, entity digambarkan dengan ebuah bentuk

persegi panjang. Entity adalah sesuatu apa saja yang ada

didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan

atau dimana terdapatnya data. Entity diberi nama dengan kata

benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama yaitu

orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsure waktu

didalamnya).

2. Relationship

Pada ERD, relationship dapat digambarkan dengan

sebuah bentuk belah ketupat, relationship adalah hubungan

alamiah yang terjadi antara entitas. Pada umumnya

penghubung (Relationship) diberi nama dengan kata kerja

dasar ( bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).


52

3. Atribut

Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas

maupun tiap relationship. Sehingga sering dikatakan atribut

adalah elemen dari setiap entitas dan relationship.

Tabel 2.4 Simbol ERD

Simbol Keterangan

Entitas : sekumpulan objek

yang dapat di identifikasi dan

dibedakan di lingkungan

pemakai.

Atribut : Elemen dari entitas

yang berfungsi

mendeskripsikan

karakteristiknya.

Relasi : Hubungan yang terjadi

antara entitas.

Hubungan antara entitas

dengan atributnya dan

himpunan entitas dengan

himpunan relasinya.

Sumber : (Haryanto, 2005:203)


53

4. Kardinalitas

Kardinalitas relasi merupakan hubungan maksimum yang

terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu

juga sebaliknya. Terdapat tiga macam kardinalitas relasi yaitu :

1) One to One

Hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian

pada entitas kedua dan sebaliknya.

2) One to Many atau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan

banyak ke satu, tergantung dari arah mana hubungan

tersebut dilihat

3) Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap

kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak

hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya.

2.5.12. Microsoft Access 2007

1. Pengertian Microsoft Access 2007

Menurut Taufani (2009 : 1), Microsoft Access 2007 atau


lebih dikenal dengan sebutan Access 2007 merupakan salah satu
perangkat lunak yang diperuntukkan untuk mengolah database
dibawah sistem windows. Dengan menggunakan Microsoft Access
2007, seseorang dapat merancang, membuat, dan mengolah
database dengan mudah dan cepat.

Menurut Abdul Kadir (2010 : 12), Microsoft Office Access

2007 tergolong sebagai DBMS (Data Base Management System).

Perangkat lunak ini bermanfaat untuk mengolah data dengan cara


54

yang sangat fleksibel dan cepat. Sejumlah aktivitas yang terkait

dengan data yang didukung oleh perangkat lunak tersebut, antara

lain :

a. Menyimpan data dengan ukuran yang tidak terbatas

b. Mengatur data yang tersimpan agar selalu konsisten

c. Mengambil data yang tersimpan dengan mudah dan cepat

d. Memungkinkan untuk memilah hanya tertentu yang diambil

e. Memungkinkan untuk mengkombinasikan teks, gambar, dan

bahkan suara

f. Memasukan data yang dapat ditangani melalui suatu formulir

g. Menyajikan informasi dengan cepat dan mudah melalui fasilitas

pembangkit laporan

h. Mengimpor data dari format lain (misalnya dari Excel

i. Mengekspor data ke dalam format lain (misalnya ke bentuk

RTD atau file teks)

2. Jenis Data Dalam Access 2007

Ada sejumlah tipe data yang disediakan Access menurut Abdul

Kadir (2010 : 23) antara lain:


55

Tabel 2.5 Field Dalam Access 2007


Jenis Data Keterangan

Text sebuah tipe data untuk menentukan data yang bisa

masukkan dengan kombinasi nilai antara text dan

number, dan memiliki maximum karakter sebanyak

255 karakter. Tipe data ini biasa juga disebut Teks

Pendek.

Memo Tipe data ini biasa juga disebut juga dengan Teks

Panjang yang dapat menyimpan hingga sekitar satu

gigabyte teks walaupun kontrol pada formulir dan

laporan hanya bisa menampilkan 64.000 karakter

pertama.

Number Data berupa angka dengan pilihan field size yang

terdiri dari (Byte, Integer, Long Integer, Single,

Double, General Number, Currency, Standard,

Percent, Scientific). Atau secara umum diartikan

sebagai sebuah data yang memiliki jenis number

(angka) yang digunakan untuk kalkulasi matematika

dan keperluan lainnya.

Date/Time Tipe data berupa jenis tanggal, waktu atau

penggabungan dari tanggal dan waktu. Anda dapat

mengatur properti Format tanggal dan waktu yang

telah ditentukan format atau menggunakan format


56

Jenis Data Keterangan

kustom untuk Date / Time tipe data.

Currency Sebuah tipe data dengan format mata uang Mata

uang Gunakan pemisah ribuan, yang biasa ditandai

dengan awal angka yang disertakan dengan symbol

currency default sesuai dengan regional setting yang

digunakan, misalnya Rp, $, dll. Currency dapat

menggunakan angka dengan 15 digit dibelakang

desimal dan 4 digit sesudah desimal.

Auto Number Jenis data yang digunakan dalam Microsoft Access

tabel untuk menghasilkan counter numerik otomatis

bertambah. Ini dapat digunakan untuk membuat

kolom identitas yang unik mengidentifikasi setiap

record dalam sebuah tabel. Hanya satu bidang

AutoNumber diperbolehkan dalam setiap tabel. Tipe

data disebut Counter Access. Secara umum dapat

digunakan untuk membuat no urut secara otomatis.

Yes/No sebuah tipe data dengan jenis hanya 2 pillihan yaitu

True (1) atau False (0). Format yang tersedia adalah

: Yes/No, True/False, dan On/Off.

OLE Object Sebuah tipe data yang diambil dari system OLE

seperti Microsoft Excel spreadsheet, Microsoft

Word document, graphics, sounds, atau data-data


57

Jenis Data Keterangan

biner lainnya baik yang dilink ataupun dimasukkan

secara permanen (embedded) kedalam table

Microsoft Access.

Hyperlink Sebuah tipe data yang digunakan untuk menyimpan

alamat internet atau file yang ditunjukkan melalui

alamat URL.

Sumber : Abdul Kadir (2010 : 23)

2.5.13. Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman / bahasa komputer adalah instruksi

standar untuk memerintah komputer, yang merupakan suatu

himpunan dari aturan sintaks dan semantik. seorang programmer

dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh

komputer, bagaimana data disimpan dan jenis langkah apa yang

akan diambil dalam berbagai situasi.

1. Tingkatan Bahasa Pemrograman

a. Bahasa Tingkat Tinggi - Bahasa pemrograman masuk

tingkat ini karena bahasa tersebut mendekati bahasa

manusia. Contohnya seperti Bahasa Basic, Visual Basic,

Pascal, Java, dan lainnya.

b. Bahasa Tingkat Menengah - Disebut tingkat menengah

karena bisa masuk ke dalam bahasa tingkat tinggi maupun

rendah. Contohnya seperti Bahasa C.


58

c. Bahasa Tingkat Rendah - Bahasa pemrograman tingkat ini

karena bahasanya masih jauh dari bahasa manusia.

Contohnya bahasa Assembly

2. Macam-Macam Bahasa Pemrograman

a. Bahasa pemrograman C

Dibuat untuk memprogram sistem dan jaringan

komputer namun bahasa ini juga sering digunakan dalam

mengembangkan software aplikasi. C juga banyak dipakai oleh

berbagai jenis platform sistem operasi dan arsitektur komputer,

bahkan terdapat beberepa compiler yang sangat populer telah

tersedia.

b. Bahasa pemograman JAVA

Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan

di berbagai komputer termasuk telepon genggam. Java tidak

boleh disalahpahami sebagai JavaScript. JavaScript adalah

bahasa scripting yang digunakan oleh web browser.

c. Bahasa pemograman PYTHON

Python adalah bahasa pemrograman dinamis yang

mendukung pemrograman berorientasi obyek. Python dapat

digunakan untuk berbagai keperluan pengembangan perangkat

lunak dan dapat berjalan di berbagai platform sistem operasi.

d. Bahasa pemograman RUBY


59

Ruby adalah bahasa skripting yang berorientasi obyek.

Tujuan dari ruby adalah menggabungkan kelebihan dari semua

bahasa-bahasa pemrograman scripting yang ada di dunia. Ruby

ditulis dengan bahasa pemrograman C dengan kemampuan dasar

sepertiPerl dan Python.

e. Bahasa pemograman SQL

SQL (Structured Query Language) adalah sebuah bahasa

yang dipergunakan untuk mengakses data dalam basis data

relasional. Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar

yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini

hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini

untuk melakukan manajemen datanya.

f. Bahasa pemograman ColdFusion

ColdFusion adalah server aplikasi dan framework

pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk

pengembangkan perangkat lunak komputer, khususnya situs

webdinamis.

g. Bahasa pemograman PHP

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling

banyak dipakai saat ini. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus

Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama FI

(Form Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan script

yang digunakan untuk mengolah data form dari web.


60

h. Bahasa pemograman HTML

HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah

bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman

web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah

browser Internet.

i. Bahasa pemograman COBOL

COBOL (singkatan dari Common Business Oriented

Language) adalah sebuah bahasa pemrograman generasi ketiga.

Sesuai dengan namanya, maka bahasa COBOL mempunyai

fungsi menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan

dengan perdagangan, seperti sistem pengelolaan keuangan,

laporan pengeluaran sebuah perusahaan dan lain-lain.

j. Bahasa pemograman Microsoft Visual Basic

Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja)

merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan

Integrated Development Environment (IDE) visual untuk

membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi

Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman

(COM), Visual Basic merupakan turunan bahasa pemrograman

BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak

komputerberbasis grafik dengan cepat.

k. Bahasa pemograman Visual C++


61

Visual C++ adalah sebuah produk Integrated

Development Environment (IDE) untukbahasa pemrograman C

dan C++ yang dikembangkan Microsoft. Visual C++ merupakan

salah satu bagian dari paket Microsoft Visual Studio.

l. Bahasa pemograman DELPHI

Umumnya delphi lebih banyak digunakan untuk

pengembangan aplikasi desktop danenterprise berbasis database,

tapi sebagai perangkat pengembangan yang bersifat general-

purpose ia juga mampu dan digunakan dalam berbagai jenis

proyek pengembangan software.

m. Bahasa pemograman C++

C++ merupakan bahasa pemrograman yang memiliki

sifat Pemrograman berorientasi objek, Untuk menyelesaikan

masalah, C++ melakukan langkah pertama dengan menjelaskan

class-class yang merupakan anak class yang dibuat sebelumnya

sebagai abstraksi dari object-object fisik, Class tersebut berisi

keadaan object, anggota-anggotanya dan kemampuan dari

objectnya, Setelah beberapa Class dibuat kemudian masalah

dipecahkan dengan Class.

n . Bahasa Pemrograman ASP

ASP adalah singkatan dari Active Server Pages yang

merupakan salah satu bahasa pemograman web untuk

menciptakan halaman web yang dinamis. ASP merupakan salah


62

satu produk teknologi yang disediakan oleh Microsoft. ASP

bekerja pada web server dan merupakan server side scripting.

o. Bahasa Pemrograman XML

Extensible Markup Language (XML) adalah bahasa

markup serbaguna yang direkomendasikan W3C untuk

mendeskripsikan berbagai macam data. XML menggunakan

markup tags seperti halnya HTML namun penggunaannya tidak

terbatas pada tampilan halaman web saja. XML merupakan

suatu metode dalam membuat penanda/markup pada sebuah

dokumen.

p. Bahasa Pemrograman WML

WML adalah kepanjangan dari Wireless Markup

Language, yaitu bahasa pemrograman yang digunakan dalam

aplikasi berbasis XML (eXtensible Markup Langauge). WML

ini adalah bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi

wireless. WML merupakan analogi dari HTML yang berjalan

pada protocol nirkabel.

q. Bahasa Pemrograman PERL

Perl adalah bahasa pemrograman untuk mesin dengan

sistem operasi Unix (SunOS, Linux, BSD, HP-UX), juga

tersedia untuk sistem operasi seperti DOS, Windows, PowerPC,

BeOS, VMS, EBCDIC, dan PocketPC. PERL merupakan bahasa

pemograman yang mirip bahasa pemograman C.


63

r. Bahasa Pemrograman CFM

Cfm dibuat menggunakan tag ColdFusion dengan

software Adobe ColdFusion / BlueDragon / Coldfusion Studio.

Syntax coldfusion berbasis html.

s. Bahasa Pemrograman Javascript

Javascript adalah bahasa scripting yang handal yang

berjalan pada sisi client. JavaScript merupakan sebuah bahasa

scripting yang dikembangkan oleh Netscape. Untuk

menjalankan script yang ditulis dengan JavaScript kita

membutuhkan JavaScript-enabled browser yaitu browser yang

mampu menjalankan JavaScript.

t. Bahasa Pemrograman CSS

Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa

stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu

dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. Penggunaan yang

paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web

yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian,

bahasanya sendiri dapat dipergunakan untuk semua jenis

dokumen XML termasuk SVG dan XUL. Spesifikasi CSS diatur

oleh World Wide Web Consortium (W3C).


64

2.5.14 Metode Pengembangan Sistem

a. Prototype Development

Metode Prototype merupakan metode pengembangan

perangkat lunak yang memodelkan dari sistem kerja suatu

perangkat lunak yang belum lengkap dari pihak user. Para

pengembang perangkat lunak melakukan koordinasi dan

pertemuan-pertemuan yang secara intensif dengan user guna

menampung informasi yang akan dijadikan dasar dalam

perancangan perangkat lunak. Prototype dari perangkat lunak

yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada dan user

diberikan kesempatan untuk memberikan masukan masukan

sehingga perangkat lunak yang dihasilkan nantinya betul-betul

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user.

Metode pengembangan perangkat lunak ini dimulai dengan

pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prototyping model

digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan secara umum dari

perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input, pemrosesan dan

output-nya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan

efisiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk

antarmuka manusia-mesin yang harus diambil. Cakupan aktivitas

dari prototyping model terdiri dari :

1. Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan

mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.


65

2. Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk

membuat prototype.

3. Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian

melakukan penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap

prototype yang sudah dibuat.

Tahapan Metode Prototyping

1. Pemilihan Fungsi. Mengacu pada pemilahan fungsi yang

harus ditampilkan oleh prototyping. Pemilahan harus selalu

dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang

sesuai dengan contoh kasus yang akan diperagakan.

2. Penyusunan Sistem Informasi. Bertujuan memenuhi

permintaan kebutuhan akan tersedianya prototype.

3. Evaluasi.

4. Penggunaan Selanjutnya

Jenis-Jenis Prototyping

1. Feasibility prototyping

Digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang

akan digunakan untuk sistem informasi yang akan disusun.

2. Requirement prototyping

Digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis

user. Misalnya dalam sebuah perusahaan terdapat user

direktur, manajer, dan karyawan. Maka penggunaan sistem


66

dapat dibedakan berdasarkan user tersebut sesuai dengan

kebutuhannya.

3. Desain Prototyping

Digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi

yang akan digunakan.

4. Implementation prototyping

Merupakan lanjutan dari rancangan protipe, prototype ini

langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan

digunakan.

Keunggulan metode prototyping :

1. User dapat berinteraksi aktif.

2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

3. Mempersingkat waktu pengembangan.

Kelemahan metode prototyping :

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.

3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan.

4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.

5. Prototype terlalu cepat selesai.

Metode pengembangan perangkat lunak model prototype

dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam

rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga

pada akhirnya dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat


67

diterima dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat dianggap

merupakan bagian dari proses pengembangan itu sendiri.

b. Spiral Modeling

Model spiral adalah model proses software yang evolsioner

yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol

dan aspek sistematis dari model sekuensial linear. Model ini

berpotensi untuk pengembangan versi software secara cepat. Di

alam model spiral, software dikembangkan dalam dalam suatu

deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis inkremental bisa

merupakan sebuah model atau prototype kertas. Selama iterasi

berikutnya, sedikit semi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa

yang lebih lengkap. Model spiral dibagi menjadi sejumlah

aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas. 6 wilayah

tugas yaitu :

1. Komunikasi Pelanggan

Tugas-tugaas yang dibutuhkan untuk membangun

komunikasi yang efektif di antara pengembang dan

pelanggan.

2. Perencanaan

Tugas-tugaas yang dibutuhkan untuk membangun

komunikasi yang efektif di antara pengembang dan

pelanggan.

3. Analisis Resiko
68

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menarik resiko-resiko,

baik manajemen maupun teknis.

4. Perekayasaan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau

lebih representasi dari aplikasi tersebut.

5. Konstruksi Saat Peluncuran

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau

lebih representasi dari aplikasi tersebut.

6. Evaluasi Pelangganan

Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan

balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi

representasi software,yang dibuat selama masa

perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa

pemasangan.

Keunggulan metode spiral :

1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama

hidup perangkat lunak komputer.

2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak

skala besar. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah

memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi

karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.


69

3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan

bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena

perangkat lunak terus bekerja selama proses.

Kelemahan metode spiral :

1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan

evolusioner ini bisa dikontrol.

2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan

menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak

ditemukan dan diatur.

3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju

kepastian yang absolute.

c. Rapin Aplication Development (RAD) Model

Rapin Aplication Development (RAD) adalah sebuah model

proses perkembangan software sekuensial linier yang

menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model

RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari

model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai

dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen.

Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD

memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem

fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek

(kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada


70

aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase –

fase sebagai berikut :

1. Bussiness modeling

Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan

dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan

berikut : informasi apa yang mengendalikan proses bisnis?

Informasi apa yang di munculkan? Siapa yang

memunculkanya? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang

memprosesnya?

2. Data modeling

Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase

bussiness modelling disaring ke dalam serangkaian objek

data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut.

Karakteristik (disebut atribut) masing – masing objek

diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut

didefinisikan.

3. Prosess modeling

Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data

modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi

yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.

Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah,

memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah

objek data.
71

4. Aplication generation

RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat.

Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan

bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional,

RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi

komponen program yang ada (pada saat memungkinkan) atau

menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu).

Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk

memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.

5. Testing and turnover

Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali,

banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi

keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus

diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

Keunggulan metode RAD :

1. Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu

yang sangat singkat (60-90 hari).

2. Menghemat biaya, karena penekannya adalah penggunaan

komponen-komponen yang sudah ada.

3. RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang

sudah ada, maka beberapa komponen program sudah diuji

sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu dalam uji

coba.
72

Kelemahan metode RAD :

1. Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan

sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan

jumlah tim RAD yang baik.

2. RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki

komitmen di dalam aktifitas rapid-fire yang diperlukan untuk

melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang

sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek

RAD akan gagal. RAD menekankan perkembangan

komponen program yang bisa dipakai kembali.

3. Tidak semua aplikasi sesuai untuk RAD.

4. RAD menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tinggi. Hal ini

terjadi bila sebuah aplikasi baru memforsir teknologi baru

atau bila perangkat lunak baru membutuhkan tingkat

interoperabilitas yang tinggi dengan program komputer yang

ada.

d. Waterfall

waterfall adalah suatu metode pengembangan software yang

bersifat sekuensial yang terdiri dari beberapa langkah penting.

Menurut Al-Bahra (2006 : 17) ada langkah-langkah

penting dalam metode ini sebagai berikut :

A. Penentuan dan Analisis Spesifikasi


73

Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi

dengan pengguna sistem, kemudian semuanya itu dibuat

dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh user dan staf

pengembang.

B. Desain Sistem dan Perangkat Lunak

Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan

menjadi sistem perangkat lunak satu perangkat keras.

Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem

keseluruhan, desain perangkat lunak termasuk

menghasilkan sistem perangkat lunak dalam bentuk yang

mungkin ditransformasikan ke dalam satu atau lebih

program yang dapat dijalankan.

C. Implementasi dan Uji Coba Sistem

Selama tahap ini desain perangkat lunak disadari

sebagai sebuah program lengkap atau unit program uji unit

termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi.

D. Integrasi dalam Uji Coba Sistem

Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem

yang lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan

perangkat lunak telah dipenuhi, setelah uji coba sistem

disampaikan ke customer.
74

E. Operasi dan Pemeliharaan

Normalnya ini adalah fase yang terpanjang, sistem

dipasang dan digunakan. Pemeliharaan termasuk

pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah

sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan

peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.

Masalahnya pendekatan waterfall adalah ketidak

luwesan pembagian project kedalam langkah yang nyata

atau jelas. Sistem yang disampaikan terkadang tidak dapat

digunakan sesuai keinginan customer. Namun demikian

model waterfall mencerminkan kepraktisan engineering.

Konsekuensinya model proses perangkat lunak yang

berdasarkan pada pendekatan ini digunakan dalam

pengembangan sistem perangkat lunak pada hardware yang

luas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Menurut Nasuha (2002 : 27) “Metode penelitian adalah suatu ilmu

yang mempelajari pembahasan atau yang mempelajari baerbagai model

desain, tenik dan prosedur penelitian atau pendekatan yang digunakan dalam

mengkaji masalah-masalah”.

Menurut Nasuha (2002 : 33) “Metode deskriptif adalah metode yang

dimaksudkan untuk menggambarkan data yang diperoleh dari lapangan dalam

penelitian dengan cara menguraikan dan menarik kesimpulan dari data-data

apa adanya yang ditinjau dari berbagai aspek”.

Sedangkan dari jenis datanya menggunakan metode penelitian

kualitatif, dimana pengertian metode penelitian kualitatif menurut para ahli :

“Data kualitatif adalah yang menghubungkan dengan kategori, karakteristik

atau variabel” Notomodjo (2001 : 185)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam tugas akhir ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh

penulis di Rumah Sakit Umum Pakuwon Sumedang.

A. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1986) “observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis.”
73

Dari pengertian tersebut, maka observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek

sekitar.

B. Studi Kepustakaan

Guna mendapatkan data dan informasi berkaitan dengan objek

penelitian, penulis melakukan kegiatan mengumpulkan referensi berupa

buku ilmiah, Pedoman, Laporan dan lain-lain dan kemudian dipelajari dan

dianalisa.

C. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab lisan yang merupakan

alat pengumpulan data secara langsung tentang beberpa jenis data yang

diperlukan, dalam usaha melengkapi data-data yang digunakan bagi

penulis dan mengetahui alas an yang diberikan, maka penulis melakukan

wawancara secara langsung.

D. Studi Internet

Studi internet adalah proses data dengan cara mengunjungi situs internet

yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dengan mempertimbangkan metode - metode pengembangan

perangkat lunak yang sudah di bahas di bab sebelumnya, di mana penulis

melihat keuntungan dari metode waterfall maka penulis memutuskan untuk

menggunakannya dimana pengaplikasian menggunakan model ini mudah,


74

kelebihan dari model ini juga ketika semua kebutuhan sistem dapat

didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka waterfall

dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali

kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi

paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis

dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit

jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.


BAB IV
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

4.1.Tinjauan Organisasi

1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung

Sejak Bandung berstatus gemeente pada masa pemerintahan

Hindia Belanda, telah ada institusi khusus yang menangani kesehatan

gigi masyarakat yaitu Tandheal Keundege Dienst, yang kemudian

setelah Indonesia merdeka menjadi Dinas Kesehatan Gigi Kotamadya

Bandung.

Sebelum era otonomi daerah, Dinas Kesehatan Gigi adalah

institusi pemerintah daerah yang menangani kesehatan gigi di Kota

Bandung melalui Balai Pengobatan Gigi (BPG) yang tersebar di

seluruh pelosok kota.

Tahun 2001 sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung

Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, Dinas Kesehatan Gigi diubah

bentuknya menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut

(PPKGM) yang membawahi 48 Balai Pengobatan Gigi (BPG) dan 1

Balai Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Spesialis (BPKGMS). De

facto, Balai Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Spesialis

75
76

(BPKGMS) inilah yang dikembangkan menjadi Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM).

Sejak tahun 2008, berdasarkan Perda Nomor 18 Tahun 2007,

Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Bandung berubah

struktur organisasinya menjadi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

Kota Bandung, sedangkan 48 Balai Pengobatan Gigi yang tadinya

menjadi kewenangan PPKGM, dilimpahkan kewenangannya oleh

Pemerintah Kota Bandung kepada Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Rumah Sakit Khusus gigi dan Mulut terletak di Jalan LL.RE

Martadinata No. 45, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan,

dengan batas - batas kecamatan adalah:

Sebelah Utara : Kecamatan Coblong

Sebelah Barat : Kecamatan Sukajadi

Sebelah Selatan : Kecamatan Sumur Bandung dan

Kecamatan Batununggal

Sebelah Timur : Kecamatan Cibeunying Kidul

Secara geografis posisinya sangat menguntungkan karena

berlokasi di pusat kota dan mudah dijangkau serta dilalui oleh

angkutan umum dari berbagai jurusan.

Dihitung dari sejak urusan kesehatan gigi diserahkan kepada

pemerintah kota dari pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1950,

maka lembaga yang kemudian menjadi Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Mulut (RSKGM) Kota Bandung telah memiliki pengalaman 61 tahun


77

dalam menangani pelayanan kesehatan gigi, sehingga bila dilihat dari

segi historis pun RSKGM posisinya juga sangat menguntungkan

karena lokasinya sudah dikenal oleh masyarakat Kota Bandung dan

sekitarnya yang saat ini menjadi salah satu rujukan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut Kota Bandung.

Prestasi yang tecatat oleh cikal bakal Rumah Sakit Khusus Gigi

dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung diantaranya adalah mendapat

Piala Citra Pelayanan Prima untuk Unit Kerja Pelayanan Publik

Percontohan Tingkat Nasional pada tahun 2006 serta mendapat

Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada tahun 2007.

Dilihat dari banyak dan lamanya pengalaman dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di Kota Bandung maka

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung telah

memiliki modal awal yang positif untuk memulai operasionalnya dan

layak untuk dikembangkan menjadi Rumah Sakit dengan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

B. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung

1. Visi

”Menjadi Rumah Sakit Unggulan Di Bidang Pelayanan Kesehatan

Gigi Dan Mulut Yang Bermutu, Terjangkau, Informatif Dan

Memuaskan Masyarakat. Dengan ini kami siap memberikan


78

pelayanan terbaik hari ini sekalipun dengan hal yang terkecil dan

menjadi Bandung juara.”

2. Misi

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut yang

terbaik Bagi masyarakat Kota Bandung Dan Sekitarnya.

b. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan

perkembangan ilmu peengetahuan dan teknologi.

c. Mengembangkan penyediaan sarana dan prasarana Rumah

Sakit yang memadai.

d. Mengembangkan promosi pelayanan kesehatan gigi dan

mulut dengan melaksanakan kerja sama lintas sector dan

rujukan.

e. Mengembangkan sistem manajemen RSKGM.

f. Mengupayakan perlindungan hukum bagi sumber daya

manusia.

3. Motto

Kami siap memberikan solusi untuk masalah gigi dan mulut anda

C. Pelayanan Medis Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung

a. Klinik Periodontia

Pelayanan periodontia adalah bagian yang menangani kelainan gusi

dan jaringan pendukung gigi yaitu dengan melakukan tindakan

pembersihan karang gigi atau yang biasa disebut dengan scalling.


79

b. Klinik Prostodontia

Pelayanan Prostodontia adalah pelayanan dibidang kedokteran gigi

yang menangani kasus-kasus kehilangan gigi.

c. Klinik Konservasi Gigi

Pelayanan konservasi gigi adalah bagian yang menangani

perawatan penambalan gigi, dokter gigi di konservasi akan

merawat kerusakan di email, dentin dan pulpa dibagian mahkota.

d. Klinik Ortodontia.

Pelayanan orthodontia adalah bagian dari ilmu kedokteran gigi

yang menangani pasien dengan susunan gigi yang tidak teratur dan

hubungan rahang yang kurang baik.

e. Klinik Pedodontia

Pelayanan pedodontia adalah bagian dari kedokteran gigi yang

menangani kesehatan gigi dan mulut pada anak.

f. Klinik Bedah Mulut

Pelayanan bedah mulut adalah bagian yang menangani pasien yang

memerlukan bembedahan, diamana ada dua tipe pembedahan mulut

yaitu pembedahan mulut mayor dan pembedahan mulut minor.

g. Klinik Exodontia

Pelayanan exodontias adalah unit pelayanan yang memiliki tugas

dan fungsi penanganan pencabutan gigi bagi pasien yang keadaanm

giginya sudah rusak dan tidak dapat dipertahankan lagi.


80

h. Klinik Endodontia

Pelayanan endodontia adalah bagian yang memeberikan pelayanan

perawatan saluran akar dengan tujuan mempertahankan gigi tetap

berfungsi secara fisiologis maupun anatomis, mengembalikan

fungsi estetis, serta memperthankan kesehatan jaringan pendukung

gigi.

4.2. Uraian Prosedur Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung

D. Prosedur Pemeriksaan Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung

1. Setelah pasien selesai diperiksa oleh dokter, berkas rekam medis

di bawa oleh petugas klinik atau perawat klinik ke bagian rekam

medis untuk pengolahan data.

2. Setiap lembar pada berkas rekam medis diperiksa

kelengkapannya.

3. Apabila ada yang tidak lengkap maka petugas akan memberikan

tanda check list di instrumen lembar check list, kemudian berkas

dikembalikan lagi ke klinik untuk dilengkapi. Sedangkan berkas

rekam medis yang sudah lengkap langsung diberikan kepada

petugas filling.

4. Setelah selesai melakukan pemeriksaan ketidaklengkapan

petugas mencatat hasil pengecekan ketidaklengkapan rekam

medis pada lembar ketidaklengkapan catatan medis (KLPCM).


81

B. Alur Pelaksanaan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis

Rawat Jalan

Penerimaan
Mulai RM

Assembling

Analisis
Kelengkapan

Mencatat hasil
analisis pada
lembaran KLPCM

Ruang Rawat Tidak


Lengkapp

Ya

Selesai filling

Gambar 4.1

Alur Pelaksanaan Analisis Ketidaklengkapan Berkas Rekam Medis

Rawat Jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
82

4.3. Dekomposisi Fungsi

Dekomposisi fungsi adalah gambar tersusun tentang pemisahan fungsi-

fungsi yang ada didalam organisasi. Dekomposisi dari alur prosedur analisis

kelengkapan berkas rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi

dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung terdapat 3 fungsi yang dilakukan yaitu

sebagai berikut :

1. Menerima berkas rekam medis rawat jalan dari petugas atau perawat

klinik, kemudian petugas pengolahan data menganalisa kelengkapan

pengisian baik identifikasi pasien, mengautentifikasi pencatatannya,

serta laporan yang penting. Kemudian memasukan data ke dalam form

analisis kelengkapan dengan menceklis dan membuat rekap datanya.

2. Analisis kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan dilakukan

oleh petugas assembling sebagai bahan laporan.

3. Laporan Rekapitulasi analisis kelengkapan data rekam medis rawat

jalan dan pencatatan form analisa kelengkapan berkas setiap harinya

yang disahkan bila sudah lengkap.

2.4 Analisis Masukan

Analisis masukan yaitu berupa berkas rekam medis yang berisi data-

data pasien dan data-data ini diperoleh dari hasil aktivitas yang dilakukan

oleh petugas kesehatan seperti dokter, perawat serta paramedik lainnya yang

merupakan data untuk menghasilkan informasi.


83

Tabel 4.1. Dokumen Masukan

Nama Jumlah
No Fungsi Sumber Frekuensi Isi
Dokumen Rangkap

1 Berkas Pencata- Klinik Setiap 1 (Satu) No RM,

Rekam tan Pemeriksa Nama

Medis riwayat -an atau Pasien,

kesehatan konsultasi Tempat

pasien setelah Tanggal

pasien Lahir,

pulang Alamat,

Agama,

Status,

Wali,

Pekerjaa

n, Jenis

Kunjung

an,

Tanggal

Kunjung

an,

Catatan

Anamne

sa,
84

Pemerik

saan

diagnosa

, terapi,

tindakan

, Nama

& Tanda

tangan

dokter.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

4.5. Analisis Keluaran

Keluaran dari sistem yang sedang berjalan pada analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan berupa laporan data kelengkapan rekam

medis dalam bentuk laporan rekapitulasi per- bulan.


85

Tabel 4.2. Dokumen Keluaran

Nama Sum- Jumlah


No Fungsi Frekuensi Isi
Dokumen ber Rangkap

1 Laporan Sebagai Klinik Setiap 1 (Satu) No, Nama

rekapitulasi Laporan Pemeriksa Formulir,

analisis ke- rekapitu- -an atau nama

lengkapan lasi konsultasi bulan,

pengsisian analsis setelah tahun, data

rekam kelengka pasien rekap hasil

medis rawat -pan pulang anaisis

Jalan pengsian kelengkap

rekam an

medis pengisian

rawat rekam

jalan medis

rawat jalan

Sumber :Hasil Pengolahan Data Penulis

4.6 Analisis Proses

1. Flowmap

Flowmap atau arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem

analisis kelengkapan berkas rekam medis di Rumah Sakit Khusus Gigi dan

Mulut (RSKGM) Kota Bandung


86

Pasien Pendaftaran Klinik Petugas Petugas Kepala Direktur

assembling Pengolah urusan Medik

data rekam

medis

ID Pasien Berkas BRM yang Hasil Analisa Laporan Laporan


Mulai
sudah diisi
RM

ID Pasien Mengelola
Pendaftaran Mengolah Selesai
Pemeriksa- data
an Analisis
Kesehatan Kelengkap
Data- -an

base Rekap Data


Analisa
BRM yang
Berkas
sudah diisi
Hasil Analisa
RM

Cetak
Laporan

Laporan

Gambar 4.2 Flowmap Yang Sedang Berjalan


Sumber :Hasil Pengolahan Data Penulis

2. DFD (Data Flow Diagram)

b. Diagram Konteks

Menggambarkan ruang lingkup sistem analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan
87

Mulut (RSKGM) Kota Bandung dan menggambarkan seluruh input ke

sistem atau output dari sistem.

SI Analisis
Petugas
Rekam Medis Kelengkapan Laporan Kelengkapan RM Direktur
RM Rekam Medis RM Medik
Data Kelengkapan RM

Laporan Kelengkapan RM

RM

Kepala Urusan
Rekam Medis

Gambar 4.3 Diagram Konteks Yang Sedang Berjalan


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

c. Data Flow Diagram Level 0

Menggambarkan dari mana data analisiskelengkapan pengisian

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung dan kemana tujuan data yang keluar dari

sistem.
88

1.0
Petugas RM Rawat Jalan Pengolahan
Klinik Data Berkas
rekam medis

Data RM

2.0
Analisis
Kelengkapan

Rekap Data Analisis Kelengkapan

Laporan Kelengkapan RM 3.0


Pencatatan
Petugas laporan
Klinik kelengkapan
RM

Laporan Kelengkapan RM

Kepala Urusan
Rekam Medis

Gambar 4.4 DFD Level 0 Yang Sedang Berjalan


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
89

4.7 Permasalahan Yang Dihadapi di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung

Setelah melakukan penelitian selama 3 bulan, penulis menemukan

permasalahan yang ada dalam sistem informasi kelengkapan pengisian berkas

rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM)

Kota Bandung, antara lain :

A. Proses analisis kelengkapan masih dilakukan secara manual sehingga

sering menghambat ke proses pengolahan data lainnya.

B. Merekap hasil analisa dan menghitung seluruh ketidaklengkapan berkas

rekam medis masih manual memungkinkan dapat terjadinya kesalahan saat

menghitung yang akan dipresentasikan dalam sebuah laporan rekapitulasi

bulanan.

C. Masih kurangnya kesadaran dokter atau petugas medis lainnya mengenai

pentingnya mengisi rekam medis dengan lengkap, sehingga harus

diingatkan oleh petugas rekam medis.


90

4.8 Kesimpulan Hasil Analisa

Tabel 4.3.

Kesimpulan Hasil

Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung

No Permasalahan Penyelesaian Masalah

1. Proses analisis kelengkapan Penggunaan sistem komuter

masih dilakukan sistem ceklis sangat diperlukan dalam proses

oleh petugas rekam medis input data analisis rekam medis,

sehingga sering menghambat ke perhitungan ketidaklengkapan

proses pengolahan data lainnya. sampai rekapitulasi laporan yaitu

dengan merancang dan

2. Merekap hasil analisa dan mengaplikasikan sistem yang

menghitung seluruh terkomputerisasi agar proses

ketidaklengkapan berkas rekam analisa kelengkapan pengisiam

medis masih manual rekam medis berjalan optimal.

memungkinkan dapat terjadinya

kesalahan saat menghitung yang

akan dipresentasikan dalam

sebuah laporan rekapitulasi

bulanan.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


91

Tabel 4.3.

Kesimpulan Hasil

Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung

3. Masih kurangnya kesadaran Petugas rekam medis

dokter atau petugas medis mengembalikan rekam medis

lainnya mengenai pentingnya yang belum lengkap ke dokter

mengisi rekam medis dengan yang memberikan pelayanan

lengkap, sehingga harus atau ke klinik yang memberikan

diingatkan oleh petugas rekam pelayanan untuk dilengkapi

medis.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


BAB V
PERANCANGAN SISTEM

5.1 Rancangan Proses

Rancangan proses ini merupakan gambaran sistem yang akan diusulkan

yang sudah terkomputerisasi sehingga lebih mudah digunakan, integrasi data

terjaga, dan akan mempercepat dalam mengolah data analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan serta dalam pembuatan laporan rekapitulasi

bulanan.

E. Flowmap

Diagram yang akan menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan

dari sistem yang akan diajukan untuk pemeriksaan analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung.

Flowmap yang akan diajukan pada proses analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

(RSKGM) Kota Bandung :

92
Petugas Analisis Kepala Urusan Rekam
Pasien Pendaftaran Klinik Direktur Medis
Kelengkapan Medis

Mulai BRM Yg sudah


Id Pasien Berkas RM Laporan Laporan
diisi

Analisis
Pemeriksaan Kelengkapan
ID Pasien Daftar
Kesehatan
Selesai

D
B
D Hasil Analisis
B Kelengkapam
BRM yang
sudah diisi
Berkas RM

Rekap Data

Hasil Rekap
Data

D Cetak
B Laporan

Laporan

Gambar 5.1 Flowmap Sistem yang Akan Dirancang


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
94

F. Konteks Diagram Sistem yang Akan Dirancang

Data Dokter,
Data Pasien,
Data Petugas,
Data Ruangan, SI Analisis Laporan Kelengkapan RM
Analisis Kelengkapan
Petugas Kelengkapan RM Direktur
RM Rekam Medis Medik
Data Kelengkapan RM

Form Ceklis Kelengkapan

RM Laporan Kelengkapan RM

RM

Kepala Urusan
Rekam Medis

Gambar 5.2 Konteks Diagram Sistem yang Akan Dirancang


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

Diagram konteks diatas menjelaskan suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem yang dirancang, adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Proses

Nama Proses : Sistem informasi analisis kelengkapan Rekam

medis

2. Arus data

Masukan : penginputan data petugas, data pasien, data

dokter, data klinik, data kelengkapan

Keluaran : Formulir ceklis kelengkapan, data keleng- Kapan

rekam medis, dan laporan rekapitulasi analisis

kelengkapan rekam medis


95

3. Entitas Luar

a. Nama Entitas : Petugas Rekam Medis

1) Keterangan : Bagian penginputan dan penerimaan data

2) Masukan : Penginputan data petugas, data pasien,

data dokter, data klinik, dan data

kelengkapan

b. Nama Entitas : Kepala Urusan Rekam Medis

1) Keterangan : Menganalisa dan penyimpanan arsip hasil

laporan rekapitulasi bulanan analisis

kelengkapan rekam medis

2) Masukan : Laporan rekapitulasi bulanan analisis

kelengkapan rekam medis

c. Nama entitas : Direktur Medik

1) Keterangan : Menerima dan menganalisa rekap hasil

laporan analisis kelengkapan pengisian

rekam medis

2) Masukan : Laporan rekapitulasi bulanan analisis

kelengkapan pengisian rekam medis


96

G. Data Flow Diagram Level 0 yang Akan Dirancang

User Data User 1.0


Data User User
Log in
Data Pasien

2.0 5.0
Data Pasien Pasien
Data Pasien analisis
kelengkapan

Data Analisis
3.0
Data KLinik Data Klinik Klinik
Data Klinik

Kelengkapan

4.0
Data Dokter Data Dokter Dokter
Data Dokter

6.0
Laporan Analisis Kelengkapan
Cetak Laporan

Laporan Analisis Kelengkapan

Kepala Rekam
Medis

Gambar 5.2 Konteks Diagram Sistem yang Akan Dirancang


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
97

1.3 Proses 1.0 : Login

Masukan : ID Petugas, Nama Petugas, Password

1.4 Proses 2.0 : Input data pasien

Masukan : No RM, Nama Pasien, Alamat, Agama, Jenis Kelamin,

Tanggal Lahir, Status, Pendidikan, Pekerjaan

Keluaran : Data Pasien

1.5 Proses 3.0 : Input Data Klinik

Masukan : Kode Klinik, Nama Klinik

Keluaran : Data Klinik

1.6 Proses 4.0 : Input Data Dokter

Masukan : ID Dokter, Nama Dokter, N0. Telepon

Keluaran : Data Dokter

1.7 Proses 5.0 : Analisis Kelengkapan Rekam Medis

Masukan : Data Kelengkapan, Data Pasien

Keluaran : Data Kelengkapan

1.8 Proses 6.0 : Cetak Laporan

Masukan : Data Kelengkapan, Hasil Analisis Kelngkapan

Keluaran : Laporan Rekapitulasi Kelengkapan


98

A. Data Flow Diagram Level 1 yang Akan Dirancang

Data petugas 1.1 Data Petugas


User
Tambah
Password Data

Data Petugas 1.2 Data Petugas

Simpan
data

Petugas

Data Petugas
1.3 Data Petugas

Cari data

Data Petugas 1.4 Data Petugas

Hapus data

Data Petugas Data Petugas


1.5

Keluar

Gambar 5.4 Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0 yang Akan Dirancang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


99

a. Proses 1.1 : Tambah Data

Masukan : Data petugas

Keluaran : Menambah data petugas

b. Proses 1.2 : Simpan Data

Masukan : Data petugas

Keluaran : Data petugas tersimpan

c. Proses 1.3 : Cari data petugas

Masukan : Data petugas

Keluaran : Data petugas yang dicari

d. Proses 1.4 : Hapus data

Masukan : Data petugas

Keluaran : Data petugas terhapus

e. Proses 1.5 : Keluar

Masukan : Data petugas

Keluaran : Keluar dari data petugas


100

B. Data Flow Diagram Level 1 Proses 2.0 yang Akan Dirancang

Data Pasien 2.1 Data Pasien


User
Tambah
Data

Data Pasien 2.2 Data Pasien

Simpan
data

Pasien

Data Pasien 2.3 Data Pasien

Cari data

Data Pasien 2.4 Data Pasien

Hapus data

Data Pasien Data Pasien


2.5

Keluar

Gambar 5.5 Data Flow Diagram Level 1 Proses 2.0 yang Akan Dirancang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


101

a. Proses 2.1 : Tambah Data

Masukan : Data pasien

Keluaran : Menambah data pasien

b. Proses 2.2 : Simpan Data

Masukan : Data pasien

Keluaran : Data pasien tersimpan

c. Proses 2.3 : Cari data pasien

Masukan : No. Rekam medis

Keluaran : Data pasien yang di cari

d. Proses 1.4 : Hapus data

Masukan : Data pasien

Keluaran : Data pasien terhapus

e. Proses 1.5 : Keluar

Masukan : Data pasien

Keluaran : Keluar dari data pasien


102

C. Data Flow Diagram Level 1 Proses 3.0 yang Akan Dirancang

Data Klinik 3.1 Data Klinik


User
Tambah
Data

Data Klinik 3.2 Data Klinik

Simpan
data
Klinik

Data Klinik 3.3 Data Klinik

Cari data

Data Klinik 3.4 Data Klinik

Hapus data

Data Klinik 3.5 Data Klinik

Keluar

Gambar 4.6 Data Flow Diagram Level 1 Proses 3.0 yang Akan Dirancang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


103

a. Proses 3.1 : Tambah Data

Masukan : Data klinik

Keluaran : Menambah data klinik

b. Proses 3.2 : Simpan Data

Masukan : Data klinik

Keluaran : Data klinik tersimpan

c. Proses 3.3 : Cari data klinik

Masukan : kode klinik

Keluaran : Data klinik yang dicari

d. Proses 3.4 : Hapus data

Masukan : Data klinik

Keluaran : Data klinik terhapus

e. Proses 3.5 : Keluar

Masukan : Data klinik

Keluaran : Keluar dari data klinik


104

D. Data Flow Diagram Level 1 Proses 4.0 yang Akan Dirancang

Data Dokter 4.1


Data Dokter
User
Tambah
Data

Data Dokter 4.2 Data Dokter

Simpan
data

Dokter

Data Dokter Data Dokter


4.3

Cari data

Data Dokter 4.4 Data Dokter

Hapus data

Data Dokter Data Dokter


4.5

Keluar

Gambar 5.7 Data Flow Diagram Level 1 Proses 4.0 yang Akan Dirancang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


105

a. Proses 4.1 : Tambah Data

Masukan : Data dokter

Keluaran : Menambah data dokter

b. Proses 4.2 : Simpan Data

Masukan : Data dokter

Keluaran : Data dokter tersimpan

c. Proses 4.3 : Cari data dokter

Masukan : ID dokter

Keluaran : Data dokter yang dicari

d. Proses 4.4 : Hapus data

Masukan : Data dokter

Keluaran : Data dokter terhapus

e. Proses 4.5 : Keluar

Masukan : Data dokter

Keluaran : Keluar dari data dokter


106

E. Data Flow Diagram Level 1 Proses 5.0 yang Akan Dirancang

DataKelengkapan
5.1 Data kelengkapan
User
Tambah Data

Data Kelengkapan Data kelengkapan


5.2

Simpan data

Kelengkapan

Data Kelengkapan
5.3 Data kelengkapan

Cari data

Data Kelengkapan 5.4 Data kelengkapan

Hapus data

Data Kelengkapan
5.5 Data kelengkapan

Keluar

Gambar 5.8 Data Flow Diagram Level 1 Proses 5.0 yang Akan Dirancang

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


107

a. Proses 5.1 : Tambah Data

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Menambah data kelengkapan

b. Proses 5.2 : Simpan Data

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Data kelengkapan tersimpan

c. Proses 5.3 : Cari data kelengkapan

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Data kelengkapan yang dicari

d. Proses 5.4 : Hapus data

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Data kelengkapan terhapus

e. Proses 5.5 : Keluar

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Keluar dari data kelengkapan


108

F. Data Flow Diagram Level 1 Proses 6.0 yang Akan Dirancang

Data Kelengkapan
6.1 Data Kelengkapan
User
Cetak
Laporan
Kelengkapan

Kelengkapan

6.2

Keluar
Laporan
Kelengkapan

Gambar 5.9 Data Flow Diagram Level 1 Proses 6.0 yang Akan Dirancang
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

a. Proses 6.1 : Cetak laporan kelengkapan

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Laporan rekapitulasi kelengkapan

b. Proses 6.2 : Keluar laopran kelengkapan

Masukan : Data kelengkapan

Keluaran : Laporan rekapitulasi kelengkapan


109

G. Kamus Data

Dalam kamus data berisi data-data yang digunakan untuk

perancangan masukan dan keluaran. Adapun kamus data pada

perancangan

kamus data ini adalah :

Tabel 5.1 Kamus Data tb_user

Nama Data tb_user

Deskripsi Berisi tentang data petugas

Sumber Pengolahan data petugas

Isi Data Id_user

User

Password

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

Tabel 5.2 Kamus Data tb_pasien

Nama Data tb_pasien

Deskripsi Berisi tentang data pasien

Sumber Pengolahan data pendaftaran pasien

Isi Data No_RM

Nama_pasien

Tempat_lahir

Tanggal_lahir

Alamat

Jenis_kelamin
110

Tabel 4.2 Kamus Data tb_pasien

Status

Pendidikan

Agama

Pekerjaan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

Tabel 5.3 Kamus Data tb_klinik

Nama Data tb_klinik

Deskripsi Berisi tentang data klinik

Sumber Pengolaha data pendaftaran pasien

Isi Data Kode_klinik

Nama_klinik

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

Tabel 5.4 Kamus Data tb_dokter

Nama Data tb_dokter

Deskripsi Berisi tentang data dokter

Sumber Pengolahan data pendaftaran pasien

Isi Data Id_dokter

Nama_dokter

No_telepon

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


111

Tabel 5.5 Kamus Data tb_data_kelengkapan

Nama Data tb_data_kelengkapan

Deskripsi Berisi tentang data analisis kelengkapan

Sumber Pengolahan data analisis kelengkapan

Isi Data Tanggal_pemeriksaan


No_RM
Nama_pasien
Kode_klinik
Id_dokter
Jumlah_lengkap
Persentasi_kelengkapan
Keterangan
Formulir Identitas Pasien (RM 1)
Formulir Asesmen Keperawatan (RM 2A)
Formulir Lanjutan Asesmen Keperawatan (RM 2B)
Formulir Asesmen Medis (RM 3A)
Formulir Lanjutan Asesmen Medis (RM 3B)
Resume Medis (RM 5)
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (RM 6)
Persetujuan Tindakan Kedokteran (RM 8)
Formulir Edukasi ( RM 9)
General Consent (RMG C1A)
Lanjutan General Consent (RMG C1B)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
112

5.2. Rancangan Basis Data

A. Entity Relational Diagram (ERD)

Dalam ERD ini menjelaskan tentang data yang tersimpan dari

perancangan sistem informasi pemeriksaan analisis kelengkapan pengisian

rekam medis.
113

Alamat
Jenis_kelamin

Agama

Nama_pasien
Tgl_lahir
Kode_Klinik
Status

Id_Petugas
Pekerjaan
Nama_klink
Nama
No_RM Pendidikan

Input Pasien Diperiksa Klinik


User

Dokter
Analisis

RM 2B RM 5

RM 2A
Nama_dokter Id_dokter
Kelengkapan
RM 1

RM 3A RM C1A

RM 3B RM C1B
RM 6
RM 8 RM 9

Gambar 5.10 Entity Relation Diagram Sistem yang Akan Dirancang


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
114

B. Relasi Tabel

Dalam relasi tabel ini menjelaskan tentang ada yang tersimpan dari

perancangan sistem informasi pemeriksaan analisis kelengkapan

pengisian rekam medis dalam bentuk tabel

Dokter

Id_dokter Klinik
User Nama_dokter Kode_klinik
No_telepon Nama_klinik
Id_Petugas
Password

Data Kelengkapan

Tanggal_pemeriksaan
No_RM
Nama_pasien
Kode_klinik
Pasien
Id_dokter
No_RM Jumlah_lengkap
Nama_pasien Persentasi_kelengkapan
Tempat_lahir Keterangan
Tanggal_lahir Formulir Identitas Pasien (RM 1)
Alamat Formulir Asesmen Keperawatan (RM 2A)
Jenis_kelamin Formulir Lanjutan Asesmen Keperawatan (RM 2B)
Status Formulir Asesmen Medis (RM 3A)
Pendidikan Formulir Lanjutan Asesmen Medis (RM 3B)
Agama Resume Medis (RM 5)
Pekerjaan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (RM 6)
Persetujuan Tindakan Kedokteran (RM 8)
Formulir Edukasi ( RM 9)
General Consent (RMG C1A)
Lanjutan General Consent (RMG C1B)

Gambar 5.11 Relasi Tabel

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


115

C. Spesifikasi Basis Data Sistem Analisis Kelengkapan Rekam Medis

Pada basis data perancangan sistem analisis kelengkapan pengisian

rekam medis rawat jalan terdapat 5 tabel sebagai tempat penyimpanan

data yaitu, tabel user/petugas RM, tabel pasien, tabel klinik, tabel doker,

dan tabel data kelengkapan.

1. Tabel User/Petugas RM

a. Nama Tabel : User

b. Primary Key : id_petugas

c. Isi : Data pengguna

Tabel 5.6 Tabel User

Nama Jenis Data Ukuran Keterangan

Id_user Number 3 Id User

User Text 20 Nama User

Password Text 10 Password User

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

2. Tabel Pasien

a. Nama Tabel : Pasien

b. Primary Key : No_RM

c. Isi : Data Pasien


116

Tabel 5.7 Tabel Pasien

Nama Type Data Ukuran Keterangan

No_RM Text 8 Nomor rekam medis


pasien
Nama_pasien Text 20 Nama pasien

Tempat_lahir Text 20 Tempat lahir pasien

Tanggal_lahir Date/time - Tanggal lahir pasien

Jenis_kelamin Text 10 Jenis kelamin pasien

Alamat Text 30 Alamat pasien

Status Text 10 Status perkawinan

Pendidikan Text 10 Pendidikan pasien

Pekerjaan Text 20 Pekerjaan pasien

Agama Text 15 Agama pasien

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

3. Tabel Klinik

a. Nama Tabel : Klinik

b. Primary Key : Kode_klinik

c. Isi : Data Klinik

Tabel 5.8 Tabel Klinik

Nama Type Data Ukuran Keterangan

Kode_klinik Text 3 Kode klinik

Nama klinik Text 20 Nama klinik

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


117

4. Tabel dokter

a. Nama Tabel : Tabel dokter

b. Primary Key : id_dokter

c. Isi : Data dokter

Tabel 5.9 Tabel Dokter

Nama Type Data Ukuran Keterangan

Id_dokter Text 6 Id dokter

Nama_dokter Text 20 Nama dokter

No_telepon Text 12 No telepon dokter

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

5. Tabel Data Kelengkapan

a. Nama Tabel : Tabel data kelengkapan

b. Primary Key : no_RM

c. Isi : Data Kelengkapan

Tabel 5.10 Data Kelengkapan

Nama Type Data Ukuran Keterangan

Tanggal_pemeriksaan Date/time - Tanggal pemeriksaan

RM

No_RM Number 6 No Rekam Medis

Nama_pasien Text 20 Nama Pasien

Kode_klinik Text 3 Kode klinik

Id_dokter Text 6 Id dokter

Jumlah_lengkap Number 5 Jumlah kelengkapan


118

Tabel 5.10 Data Kelengkapan

Persentasi_kelengkapan Number 10 Persentasi kelengkapan

Keterangan Text 15 Keterangan kelengkapan

RM 1 Text 15 Identitas Pasien

RM 2A Text 15 Asesmen Keperawatan

Tabel 5.10 Data Kelengkapan

RM 2B Text 15 Lanjutan asesmen

Keperawatan

RM 3A Text 15 Asesmen medis

RM 3B Text 15 Lanjutan asesmen medis

RM 5 Text 15 Resume medis

RM 6 Text 15 Catatan perkembangan

pasien terintegrasi

RM 8 Text 15 Persetujuan tindakan

kedokteran

RM 9 Text 15 Edukasi pasien

RM C1A Text 15 General consent

RM C1B Text 15 Lanjutan general consent

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


119

5.3 Rancangan Dialog Layar

A. Rancangan Masukan

Rancangan masukan pada sistem informasi analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan ini berupa inputan dari form login,

form user/petugas, form pasien, form klinik, form dokter, dan form data

kelengkapan untuk memenuhi kebutuhan pemakai sesuai dengan jumlah

banyaknya data yang dimasukan kedalam sistem pengolahan data tersebut

1. Struktur Tampilan Layar Menu

Perancangan struktur tampilan ini bertujuan untuk

menampilkan layar menu yang memberikan kemudahan bagi

pengguna dalam memilih informasi yang diperlukan, dimana setiap

bagian dalam menu memiliki tugas dan fungsi tertentu untuk

mendukung sistem informasi analisis kelengkapan berkas rekam

medis rawat jalan.


120

Sistem Analisis Kelengkapan Pengisian


Rekam Medis Rawat Jalan

Sistem Data Analisis Kelengkapan Laporan

Login Data User

Data Pasien

Data Klinik

Data Dokter

Gambar 5.12 Rancangan Struktur Tampilan Layar Menu


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
121

2. Rancangan Tampilan Login

LOGIN

User

Password

LOGO

Login Cancel

Gambar 5.13 Rancangan Tampilan Login

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


122

3. Rancangan Tampilan Menu Utama

Data Analisis Kelengkapan Laporan


aaaa
aaa

GAMBAR

Gambar 5.14 Rancangan Tampilan Menu Utama

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


123

4. Rancangan Tampilan Form User

Form Data User

Id User

User
Password

Simpa Edit Hapus Batal Keluar


n
Cari Berdasarkan

Id User

Cari

DATA GRID

Gambar 5.15 Rancangan Tampilan Form User

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


124

5. Rancangan Tampilan Form Dokter

Form Data Dokter

Id Dokter

Nama dokter
No Telepon

simpan Edit Hapus Batal Keluar

Cari Berdasarkan

Id Dokter

Cari

DATA GRID

Gambar 5.16 Rancangan Tampilan Form Dokter

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


125

6. Rancangan Tampilan Form Klinik

Form Data Klinik

Kode Klinik

Nama Klinik
No Telepon

Simpan Edit hapus Batal keluar


nnnn
nnnn
Cari Berdasarkan
nnnn
Kode
nn
Klinik
Cari

DATA GRID

Gambar 5.17 Rancangan Tampilan Form Klinik

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


126

7. Rancangan Tampilan Form Pasien

Form Data Pasien

No. RM Status
Nama Pasien
Pendidikan
Jenis Kelamin Agama
nnn
Tempat Lahir
Pekerjaan
Tanggal Lahir

Alamat

Simpann Edit Hapus Batal Keluar


n
Cari Berdasarkan

No RM

Cari

DATA GRID

Gambar 5.18 Rancangan Tampilan Form Pasien

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


127

8. Rancangan Tampilan Form Analisis Kelengkapan

Form Analisis Kelengkapan

Analisis Kelengkapan
Tanggal Pemeriksaan

No. Rekam Medis RM 1

Nama Pasien RM 2A
RM 2B
Nama Klinik
RM 3A
Nama Dokter
RM 3B
Keterangan
RM 5
nn
Jumlah Lengkap
RM 6
Keterangan RM 8
RM 9
Simpan Hapus Keluar
RM C1A
Edit Batal RM C1B

Gambar 5.19 Rancangan Tampilan Form Analisis Kelengkapan


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
128

9. Rancangan Tampilan Form Laporan

LAPORAN REKAPITULASI ANALISIS KELENGKAPAN

Laporan pertanggal Filter Laporan

Tanggal Pemeriksaan 20 Oktober s/d 20 November


2015 2015
Cetak

Keluar

Gambar 5.20 Rancangan Tampilan Form Laporan Bagian 1


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
LAPORAN REKAPITULASI ANALISIS KELENGKAPAN

Laporan pertanggal Filter laporan

Kelengkapan -pilih-

Dokter -pilih-

Klinik -pilih-

Cetak

Keluar

Gambar 5.21 Rancangan Tampilan Form Laporan Bagian 2


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
129

B. Rancangan Keluaran

Rancangan keluaran yang dihasilkan dari sistem berupa laporan

rekapitulasi analisis kelengkapan pengisian rekam medis.

Tabel 5.11

LAPORAN REKAPITULASI ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN

REKAM MEDIS

Tanggal Nama Nama jumlah Persentasi


No RM Nama klinik Keterangan
Pemeriksaan Pasien Dokter lengkap kelengkapan
7 Maret
16093245 Rohendi Prosthodonti drg. Lala 11 100% Lengkap
2016
8 Maret Tidak
16093246 Sareah Pedodonti drg. Luci 8 72%
2016 Lengkap
9 Maret Tidak
16093247 Mambuh Konservasi drg. Budi 7 63%
2016 Lengkap
10 Maret Tidak
16093248 Komala Exodonti drg. Aep 9 81%
2016 Lengkap
11 Maret Tidak
16093244 Sari Endodonti drg. Lulu 10 90%
2016 Lengkap
12 Maret
16093243 Kikim Periodionti drg. Maman 11 100% Lengkap
2016
13 Maret drg. Tidak
16093242 Bambang Konservasi 8 72%
2016 Sulaeman Lengkap
14 Maret Tidak
16093241 Asep Prosthodonti drg. Anung 7 63%
2016 Lengkap
15 Maret Tidak
16093240 Sabean Bedah Mulut drg. Bubu 9 81%
2016 Lengkap
16 Maret Tidak
16093235 Kokom Exodonti drg. Aan 10 90%
2016 Lengkap
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
130

5.4 Spesifikasi Hardware dan Software

H. Spesifikasi Hardware

Untuk mendukung kinerja sistem informasi pemeriksaan analisis

kelengkapan pengisian rekam medis rawat jalan dibutuhkan spesifikasi

Hardware agar sistem berjalan dengan baik. Berikut adalah spesifikasi

yang disarankan:

1. Prosessor : Pentium IV 1,7 Ghz prosessor atau

lebih tinggi

2. Memmory (RAM) : Minimum 256 MB atau lebih tinggi

3. Keyboard : Kompatible dengan windows

4. Mouse : Kompatible dengan windows

I. Spesifikasi Software

Dalam perancangannya, sistem informasi analisis kelengkapan

pengisian rekam medis rawat jalan membutuhkan perangkat lunak sebagai

pendukung untuk kebutuhan program. Adapun spesifikasi software untuk

membangun sistem yang dirancang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Operasi : Windows 7 professional

2. Pemograman : Visual Studio 2010

3. Pengolahan database : Microsoft Access 2007

4. Pengolahan data : Microsoft Word 2007


131

5.5 Implementasi dan pengujian

Tahap implementasi sistem merupakan tahapan menterjemahkan

perancangan berdasarkan hasil analisis dalam bahasa yang dapat dimengerti

oleh mesin atau komputer serta penerapan perangkat lunak pada keadaan

yang sesungguhnya.

A. Implementasi Hardware

Hardware yaitu peralatan benuk fisik yang menjalankan komputer.

Hardware digunakan sebagai media untuk menjalankan software dan

peralaan ini berfungsi untuk menjalankan instruksi-instruksi yang

diberikan dan mengeluarkannya dalam benuk informasi yang digunakan

oleh manusia untuk laporan. Adapun perangkat keras yang digunakan

untuk mendukung pembuatan program aplikasi ini adalah sebagai

berikut:

1. Prosessor : Pentium IV 1,7 Ghz prosessor atau

lebih tinggi

2. Memmory (RAM) : Minimum 256 MB atau lebih tinggi

3. Keyboard : Kompatible dengan windows

4. Mouse : Kompatible dengan windows

B. Implementasi Software

Untuk mendukung sistem yang diusulkan optimal, dibutuhkan

Software pengolahan data, adapun perangkat lunak yang digunakan

untuk mendukung pembuatan program aplikasi ini adalah :


132

1. Sistem Operasi : Windows 7 professional

2. Pemograman : Visual Studio 2010

3. Pengolahan database : Microsoft Access 2007

4. Pengolahan data : Microsoft Word 2007

C. Implementasi database

Pembuatan basis data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Access

2007.

D. Implementasi Dialog Layar

1. Form Login

Gambar 5.22 Tampilan Form Login


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
133

2. Form Menu

Gambar 5.23 Tampilan Form Menu


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

3. Form User

Gambar 5.24 Tampilan Form User


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
134

4. Form Pasien

Gambar 5.25 Tampilan Form Pasien


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

5. Form Dokter

Gambar 5.26 Tampilan Form Dokter


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
135

6. Form Poliklinik

Gambar 5.27 Tampilan Form Poliklinik


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

7. Form Analisia

Gambar 5.28 Tampilan Form Analisa


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
136

8. Form Laporan

Gambar 5.29 Tampilan Form Laporan


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

9. Laporan

Gambar 5.30 Tampilan Laporan


Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis
137

E. Pengujian Sistem

Tabel 5.12 Pengujian Sistem

Bentuk Metode Data Uji yang


No Keterangan
Pengujian Pengujian Digunakan
1 Pengujian Blackbox Data sembarang yang Mengji
unit program mewakili data kebenaran unit
pasien,klinik, dokter, program secara
dan analisis data fungsional
kelengkapan
2 Pengujian Blackbox Data pasien,klinik, Menguji
Validasi dokter, dan data kesesuaian
analisis kelengkapan perangkat
lunak yang
dihasilkan
dengan
kebutuhan
yang sudah
didefinisikan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

F. Deskripsi Pengujian Sistem

Tabel 5.13 Deskripsi Pengujian Sistem

Deskripsi Kebutuhan Skenario Hasil Yang


No Ket
Pengujian yang Diuji Pengujian Diharapkan
1 Menguji Command Memasuk Masuk ke Ok
login user button pada an user menu utama
form login dan
password
tekan
tombol
login
2 Menguji Command Memasuk Data pasien Ok
penambahan button pada an data tersimpan
data pasien form pasien pasien dan pada form
tekan pasien
tombol
simpan
138

Tabel 5.13 Deskripsi Pengujian Sistem

3 Menguji Command Memasuk Data pasien Ok


penambahan button pada an data tersimpan
data klinik form klinik klinik dan pada form
tekan klinik
tombol
simpan
4 Menguji Command Memasuk Data pasien Ok
penambahan button pada an data tersimpan
data dokter form dokter dokter dan pada form
tekan dokter
tombol
simpan
5 Menguji Command Memasuk Data pasien Ok
penambahan button pada an data tersimpan
data analisis form analisis pada form
kelengkapan analisis kelengkap analisis
kelengkapan an dan kelengkapan
tekan
tombol
simpan
6 Menguji Command Memasuka Data analisis Ok
keluaran button pada n data kelengkapan
laporan data form analisis analisis muncul pada
analisis kelengkapan kelengkapa data report
kelengkapan n dan tekan laporan
tombol
cetak

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Praktik Kerja Lapangan di Rumah Sakit Khusus Gigi

dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung, kesimpulan yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut.

A. Sistem informasi analisis kelengkapan pengisian rekam medis di

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung masih

menggunakan sistem ceklis oleh petugas rekam medis, dan jika akan

membuat laporan rekapitulasi bulanan harus di hitung satu per satu

jumlah rekam medis yang tidak lengkap,dan mengakibatkan laporan

rekapitulasi bulanan jarang dibuat.

B. Prosedur analisis kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit

Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung sudah sesuai dengan

aturan, namun di unit rekam medis belum ada SOP tentang analisis

kelengkapan pengisian rekam medis.

C. Permasalahan yang ditemukan selama Praktik Kerja Lapangan di Rumah

Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung adalah :

1. Proses analisis kelengkapan masih dilakukan dengan memeriksa

rekam medis satu per satu dan di ceklis bagian yang tidak lengkap

sehingga sering menghambat ke proses pengolahan data lainnya.


140

2. Rekapitulasi hasil analisis kelengkapan pengisian rekam medis

dihitung satu per satu, memungkinkan dapat terjadinya kesalahan

saat menghitung yang akan dipresentasikan dalam sebuah laporan

rekapitulasi bulanan.

3. Masih kurangnya kesadaran dokter atau petugas medis lainnya

mengenai pentingnya mengisi rekam medis dengan lengkap.

D. Upaya yang dilakukan saat ini untuk meminimalisir pemasalahan

analisis kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung petugas selalu mengingatkan

tenaga kesehatan untuk melengkapi pengisan rekam medis dan

mengembalikan berkas rekam medis yang belum lengkap ke klinik.

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan

di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung, maka

saran yang penulis berikan sebagai berikut :

A. Analisis kelengkapan pengisian rekam medis di Rumah Sakit Khusus

Gigi dan Mulut (RSKGM) Kota Bandung sebaiknya dilakukan secara

komputerisasi.

B. Sistem informasi yang akan digunakan nanti sebaiknya programnya

mudah untuk dijalankan dan sesuai dengan kebutuhan sehingga

mudah dipahami oleh petugas rekam medis.

C. Perlu adanya sanksi yang tegas bagi tenaga kesehatan yang sering

tidak mengisi rekam medis secara lengkap.


141

D. Petugas rekam medis harus selalu meningatkan tenaga medis lainnya

untuk mengisi berkas rekam medis dengan lengkap.

Anda mungkin juga menyukai