Anda di halaman 1dari 23

(3) Denyut jantung

Penelitian frekuensi denyut jantung secara normal pada bayi baru lahir

antara 120-140 kali per menit.

c) Antropometri

Pemeriksaan antropometri meliputi :

(1) BB : normal (2500-4000 gram)

(2) PB : normal (48-52 cm)

(3) LK : normal (33-35 cm)

(4) LD : normal (30-38 cm)

d) Pemeriksaan fisik

(1) Kepala : Yang perlu dikaji rambut tipis dan halus sutra tengkorak dan fontanel

melebar, trauma jalan lahir, ubun-ubun besar cekung atau cembung karena

tekanan dari intracranial.

(2) Mata : Untuk mengetahui konjungtiva dansklera apakah normal atau tidak,

simetris atau tidak.

(3) Hidung : Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentu

dari bagian luar, bagian dalam pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada

benjolan dan kebersihannya pada bayi.

D. ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

1. Konser Dasar

a. Pengertian
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu

atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami

perubahan seperti keadaan sebelum hamil (Maritalia.D, 2012).

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini, yaitu 6-8

minggu. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari

bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan

(Bahiyatun, 2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa nifas kira-

kira berlangsung selama 6 minggu (Sarwono, 2006).

b. Perubahan fisiologis masa nifas

Menurut Maritalia.D (2012), menyatakan bahwa pada masa nifas, organ reproduksi

interna dan eksterna akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Dan

akan berlangsung kurang lebih tia bulan. Selain organ reproduksi, beberapa

perubahan fisiologis yang terjadi selama masa nifas yaitu :

1) Uterus

Dalam keadaan fisiologis, pada pemeriksaan fisik yang dilakukan secara palpasi

di dapat bahwa tinggi fundus uteri akan berada setinggi pusat segera setelah janin

lahir, sekitar 2 jari di bawah pusat setelah plasenta lahir, pertengahan antara pusat

dan simpisis pada hari kelima post partum dan tidak teraba lagi setelah 12 hari

post partum.

2) Serviks
Sehari setelah janin lahir, serviks masih dapat dilewati oleh tangan pemeriksa.

Setelah 2 jam persalinan serviks hanya dapat dilewati oleh 2-3 jari dan setelah 1

minggu hanya dapat dilewati oleh 1 jari.

3) Vagina

Selama proses persalinan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar, terutama pada saat melahirkan bayi. Beberapa hari pertama setela

proses tersebut, vagina tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu

vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina berangsur-

angsur akan muncul kembali.

4) Vulva

Sama halnya dengan vagina yang mengalami penekanan serta peregangan selama

proses persalinan. Beberapa hari pertama setelah proses persalinan vulva dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva akan kembali kepada keadaan tidak

hamil.

5) Payudara

Setelah proses kehamilan selesai, pengaruh hormon estrogen dan progesterone

terhadap hipofisis mulai mengilang. Hipofisis mulai menskresi hormone kembali

salah satunya adalah lactogenic hormone atau hormone prolaktin.

6) Tanda-tanda vital

Tanda-tanda vital sering digunakan sebagai indicator bagi tubuh yang mengalami

gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi, pernafasan, suhu dan tekanan

darah dan biasanya saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya bila suhu

tubuh meningkat, maka nadi dan pernafasan juga meningkat dan sebaliknya.
7) Hormon

Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar hormon estrogen dan progesterone

yang berfungsi untuk mempertahankan agar dinding uterus tetap tumbuh dan

berproliferasi sebagai media tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi.

Sekitar 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai, kadar hormon estrogen

progesterone akan menurun. Memasuki trimester kedua, terjadi peningkatan kadar

hormone prolaktin dan prostaglandin.

Hormon prolaktin akan merangsang pembentukan air susu pada kelenjar mamae

dan prostaglandin memicu sekresi oksitosin yang menyebabkan timbulnya

kontraksi uterus.

8) Sitem peredaran darah

Perubahan hormone selama hamil dapat menyebabkan terjadinya hemodilusi

sehingga kadar hemoglobin (HB) wanita hamil biasanya sedikit rendah. Selain itu

terdapat hubungan antara sirkulasi darah ibu dan sirkulasi darah janin melalui

plasenta. Setelah janin dilahirkan maka hubungan sirkulasi akan terputus sehingga

volume darah ibu relatif akan meningkat. Keadaan ini terjadi secara cepat dan

mengakibatkan beban kerja jantung meningkat. Namun segera diatasi oleh sistem

homeostatis tubuh dengan mekanisme kompensasi berupa timbulnya

hemokonsentrasi sehingga volume darah akan kembali normal.

9) Sistem pencernaan

Pada ibu yang melahirkan secara spontan biasanya lebih cepat lapar karena telah

mengeluarkan tenaga/energy yang begitu banyak pada saat proses melahirkan.

Buang air besar (BAB) biasanya mengalami perubahan pada 1-3 hari pertama
postpartum. Penyebabnya adalah penurunan tonus otot selama proses persalinan.

Selain itu karena sebelum melahirkan, kurang asupan nutrisi dan dehidrasi serta

dugaan ibu terhadap timbulnya rasa nyeri disekitar anus/perineum setiap kali akan

BAB juga mempengaruhi defeksasi secara spontan.

10) Sistem perkemihan

Perubahan hormon pada masa hamil menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,

sedangkan penurunan kadar hormon steroid setelah wanita melahirkan menjadi

penyebab penurunan fungsi ginjal selama masa postpartum. Fungsi ginjal akan

normal dalam wakty satu bulan hipotonia pada kehamilan dan dilatasi serta pelvis

ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil.

11) Sistem integument

Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpigmentasi pada wajah (Closma

Gravidarum), leher, mamae, dinding, perut dan beberapa lipatan sendi karena

pengaruh hormon, akan menghilang selama masa nifas.

12) Sistem Musculokeletal

Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan menjadi longgar, kendur dan

melebar selama beberapa minggu atau bahkan sampai beberapa bulan akibat

peregangan yang begitu lama selam hamil. Ambulasi dini, mobilisasi dan senam

nifas sangat dianjurkan untuk mengatasi hal tersebut.

c. Kebutuhan pada masa nifas

1) Nutrisi dan cairan

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.


c) Pil zat besi harus diminum untuk mencegah zat gizi, setidaknya selama 40

hari pasca persalinan.

2) Pemberian Kapsul Vitamin A 200.000 IU

Kapsul vitamin A 200.000 IU pada masa diberikan sebanyak dua kali, pertama

segera setelah melahirkan, kedua di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul

vitamin A pertama.

Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas sebagai berikut :

a) Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI)

b) Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi

c) Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan

d) Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A karena :

(1) Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah ;

(2) Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan

peningkatan daya tahan tubuh ;

(3) Pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 IU warna merah pada ibu nifas

hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI

selama 60 hari, sedangkan dengan pemberian 2 kapsul dapat menambah

kandungan vitamin A sampai bayi 6 bulan.

3) Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin

bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing

ibu secapat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun

dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.


Early ambulation tidak diperbolehkan pada ibu postpartum dengan penyulit,

misalnya anemia, penyakit jantung, paru-paru, demam dan sebagainya.

4) Eliminasi

Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum, jika dalam 8 jam belum dapat

berkemih atau sekali berkemih atau belum melebihi 100 cc, maka dilakukan

kateterisasi. Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar setelah hari ke-2

postpartum. Jika hari ke-3 belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per

oral atau per rektal.

5) Personal Hygiene

Kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum. Sarankan ibu untuk

mengganti pembalut dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya dan bagi ubu yang

mempunyai luka episiotomy atau laserasi, disarankan untuk mencuci luka tersebut

dengan air dingin dan menghindari menyentuh daerah tersebut.

6) Istirahat dan tidur

Sarankan ibu untuk istirahat cukup. Tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

7) Seksual

Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas kapan saja ibu siap dan secara fisik

aman serta tidak ada rasa nyeri.

d. Tahapan masa nifas

Masa nifas dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

1) Puerperium dini (immediate puerperium); 0-24 jam


Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu di perbolehkan untu berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial (early puerperium); 1-7 hari postpartum

Masa pemulihan menyeluruh organ genetalia. Waktu yang dibutuhkan sekitar 6-8

minggu.

3) Remote puerperium (later puerperium); 1-6 minggu postpartum

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama

hamil atau pada saat persalinan mengalami komplikasi.

Waktu untuk sehat sempurna ini bisa berminggu-minggu, bulanan dan tahunan

tergantung pada kondisi kesehatan dan gangguan kesehatan lainnya. (Buku

Asuhan Kebidanan Masa Nifas Fisiologis & Patologis, 2014)

e. Kunjungan

Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta

menangani masalah-masalah yang terjadi. (Saleha, 2009). Jadwal kunjungan tersebut

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Jadwal Kunjungan Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Setelah Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

Persalian perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.
Pemberian ASI awal.

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia


2 6 Hari Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus

setelah berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

persalinan abnormal dan tidak ada bau.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-

hari.
3 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).

Setelah

Persalinan
4 6 Minggu Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami

Setelah atau bayinya.

Persalinan Memberikan konseling KB secara dini.

Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu

atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.


Sumber : Saleha, 2009

f. Tujuan Asuhan pada masa nifas


Menurut Maritalia.D, (2012) tujuan asuhan masa nifas adalah :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun fisiologik.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi kepada

bayinya serta perawatan bayinya sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana

5) Mendapatkan kesehatan emosi

2. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

Manajemen Asuhan Kebidanan mengacu pada KEPEMENKES

NO.938/MENKES/SK/VII/2007 tentang standar Asuhan Kebidanan yang meliputi :

a. STANDAR I : PENGKAJIAN

1) Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian

a) Data tepat, akurat, dan lengkap

b) Terdiri dari Data Subjektif (hasil Anamnesa, biodata, keluhan utama,

riwayat obsteri, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

c) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis, dan pemeriksaan

penunjang)
b. STANDAR II : PERUMUSAN DIAGNOSA DATA ATAU MASALAH

KEBIDANAN

1) Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikan

secara akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan

yang tepat.

2) Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

c. STANDAR III : PERENCANAAN

1) Pernyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa masalah yang

ditegakkan.

2) Kriteria Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,

tindakan segera, tindakan antisipasi, dan asuhan komprehensif.

b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien/keluarga

d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan

bermanfaat untuk klien


e) Mempertimbangan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya serta

fasilitas yang ada.

d. STANDAR IV : IMPLEMENTASI

1) Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif efektif,

efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-

kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau

keluarganya (inform consent)

e. STANDAR V : EVALUASI

1) Pernyataan Standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan

perubahan, perkembangan kondisi klien.

2) Kriteria evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai

kondisi klien

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/keluarga

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar


d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien

f. STANDAR VI : PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN

1) Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melakukan asuhan pada formulir yang

tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA)

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan

segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow up dan rujukan.

1. Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas

Menurut Jannah (2011) manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas meliputi :

a. Pengkajian

1) Data Subyektif

a) Biodata yang mencakup identitas pasien


(1) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar

tidak keliru dalam memberikan penanganan.

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti

kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental

dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun

rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.

(3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing

atau mengaragkan pasien dalam berdoa.

(4) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan tunjuk mengetahui

sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat

memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.

(5) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

(6) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien

tersebut.

(7) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.


2) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa

nifas.

3) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat

atau penyakit akut, kronis seperti:

Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa

nifas ini.

b) Riawayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan

masa nifas dan bayinya.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh

penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya,

yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.

d) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau

tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan

dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.

e) Riwayat Obsterik

(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

(2) Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara

persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.

(3) Riwayat persalinan sekarang.

(4) Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan

bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji

untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan

atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.

(5) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama

menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini

dan beralih ke kontrasepsi apa.

(6) Kehidupan Sosial Budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat

yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada

masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.

(7) Data Psikososial


Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.

(8) Data Pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang

perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan

selama masa nifas.

(9) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

(a) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.

(b) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air

besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau serta

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.

(10) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien berapa jam pasien

tidur, kebiasaan tidur siang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa

nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat

penyembuhan

(11) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan

tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas

masih mengeluarkan lochea.

(12) Aktivitas
Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap

kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat

proses pengembalian alat-alat reproduksi. Apakah ibu melakukan

ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan dengan bantuan atau

sendiri, apakah ibu pusing ketika melakukan ambulasi.

4) Data Obyektif

a) Kesadaran Umum

Data ini didapat dengan mengamati pasien secara keseluruhan dengan

baik jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien titik mengalami

ketergantungan.

Pengawasan 2 jam postpartum

Dilakukan setiap 15 menit dalam jam pertama dan setiap 30 menit

pada satu jam kedua, pengawasan meliputi : tanda vital, tinggi fundus,

kontraksi, kondisi kandung kemih dan produksi urin, dan jumlah darah

yang keluar.

b) Tanda-tanda vital

(1) Temperatur/suhu

Suhu tubuh berkisar antara 36˚C-37,5˚C

(2) Nadi dan pernafasan

Nadi berkisar antara 60-80x/menit

(3) Pernafasan

Pernafasan berkisar antara 20-30x/menit.


(4) Tekanan darah

c) Pemeriksaan fisik head to toe

(1) Rambut

Warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak

(2) Muka

Odema dan closmagravidarum

(3) Telinga

Kebersihan, gangguan pendengaran

(4) Mata

Konjungtiva, selera, kebersihan, kelainan, gangguan penglihatan

(5) Hidung

Kebersihan, polip, alergi debu

(6) Mulut

Bibir (warna, integritas jaringan) lidah (warna kebersihan), gigi

(kebersihan, karies).

(7) Leher

Kelenjar tyroid, vena jugularis, dan kelenjar getah bening.

(8) Dada

Simetris/tidak, dan pergerakan dada.

(9) Mamae
Bentuk, simetris atau tidak, keadaan puting susu (menonjol,

datar, atau masuk kedalam), teraba massa (nyeri atau tidak),

cairan yang keluar.

(10) Perut

Tinggi fundus uteri, kontraksi, dan kandung kemih.

(11) Ekstremitas

Atas (kebersihan dan warna)

Bawah (bentuk, odema, varises)

(12) Genital

(a) Laserasi (derajat luka, odema dan keadaan luka heating),

(b) Pengeluaran pervaginam (jumlah, warna, jenis lochea)

d) Pemeriksaan penunjang

(1) Pemeriksaan laboratorium

(2) Pemeriksaan penunjang lainnya

b. Diagnosa

Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup,

umur ibu, dan keadaan nifas dengan data dasar meliputi :

1) Data Subyektif

Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,

keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.

2) Data Obyektif

Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang

pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital.


3) Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien

c. Perencanaan

1) Observasi

2) Kebersihan diri

3) Istirahat

4) Gizi

5) Perawatan payudara

6) Hubungan seksual

7) Keluarga berencana

d. Pelaksanaan

1) Mengobservasi meliputi

a) Keadaan umum

b) Kesadaran

c) Tanda-tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi,

respirasi)

d) Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

e) Menganjurkan ibu segera berkemih karena apabila kandung kemih

penuh akan menghambat proses involusi uterus.

2) Menjaga kebersihan diri

a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.

b) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau setiap kali selesai

3) Istirahat
a) Member saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu

lelah.

b) Member pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat

menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan lambat

sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

4) Gizi

a) Mengkonsumsi makanan bergizi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya

ibu makan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.

b) Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.

c) Minum tablet Fe/zat besi selama 40 hari pasca persalinan

d) Minum vitamin A(200.000 unit).

5) Perawatan payudara

a) Menjaga kebersihan payudara

b) Member ASI ekslusifsampai bayi berumur 6 bulan.

6) Hubungan seksual

Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.

7) Keluarga berencana

Menganjurkan ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati

sesuai dengan keinginannya.

Anda mungkin juga menyukai