Anda di halaman 1dari 2

D.

NILAI ETIKA
Telah dijelaskan di atas bahwa moral atau etika itu bersumber atau mengacu pada hati
nurani. Sedangkan hati nurani manusia itu selalu mempunyai konotasi positif. Bahwa apa
yang disebut baik atau tidak baik, atau perbuatan itu baik atau tidak baik adalah sesuatu yang
kita “ya”kan atau “amin”kan, dan yang tidak baik pastilah tidak aminkan atau “tidak kita
iyakan”. Dari uraian ini dapat kita simpulkan bahwa baik mempunyai ukuran nilai atau,
ukuran, yakni yang disebut nilai moral atau norma moral. Nilai moral dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu bisa sama dan bisa berbeda dengan kelompok masyarakat lainya hal ini
disebabkan karena berbagai budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Misalnya seorang
pemuda untuk menikah dengan pemudik, adalah etis apabila melalui tahapan melamar
terlebih dahulu dari keluarga pihak pemuda kepada keluarga pihak pemudi. Tetapi pada
kelompok masyarakat atau etnis tertuntu lamaran itu etis, apabila pemuda itu membawa lari
pemudi bersangkutan. Dari berbagai studi dapat disimpulkan bahwa nilai moral mempunyai
ciri-ciri antara lain:
a. Nilai berkaitan denga subjek, kalau tidak ada subjek yang memberikan nilai yang
berarti tidak bernilai. Yang dimaksud subjek disini adalah kelompok masyarakat yang
menentukan nilai moral tersebut.
b. Nilai terampil dalam konteks praktis, dimana subjek meletakan sesuatu dalam
konteksnya misalnya keadilan.
c. Nilai menyangkut hal-hal yang ditambahkan oleh subjek sesuai dengan sifat-sifat
yang dimiliki objek misalnya perbuatan baik atau melakukan baik.
Secara umum nilai atau norma yang menyangkut kehidupan manusia dalam masyarakat
dimana saja, atau yang disebut norma umum dapat dikelompokan menjadi tiga yakni:
1. Norma kesopanan(Etiket)
Norma atau nilai kesopanan yang ditentukan oleh masing-masing kelompok budaya
atau komunitas. Setiap “event” disetiap komuitas mempunyai norma etiket tersendiri.
2. Norma hukum
Norma atau nilai hukum ditentukan oleh pemegang otoritas dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, atau masyarakat. Setiap bangsa atau pranata sosial mempunyai norma-norma
hukum.
3. Norma moral atau etika
Norma ini pada umumnya bersifat universal ditentukan oleh masyarakat tertentu yang
bersumber pada hati nurani manusia, tetapi masing-masing kelompok masyarakat atau
bangsa mempunyai rumusan berbeda-beda.

C. PERKEMBANGAN ETIKA
1. Tahapan praetik atau pramoral
Perkembangan etika atau moral pada tahap awal terjadi dalam keluarga. Pada tahap
ini, anak mengenal adanya perbuatan baik dan perbuatan tidak baik atau buruk sangat
berkaitan dengan sikap atau prilaku orang tua. Seoramg anak mengenal perbuatan baik
kalau apa yang dilakukan itu mendapat hadiah atau pujian dari orang tua. Tetapi
sebaliknya, perbuatannya itu tidak baik apabila apa yang dilakukannya terbuat
mendapatkan hukuman atau celaan dari orang tua. Dalam konteks ini belum dapat
dikatakkan bahwa perbuatan anak tersebut bermoral atau tidak bermoral, karena anak
baru belajar perbuatan baik dan buruk saja. Oleh sebab itu, perkembangan moral pada
tahap imi disebut “tahap pramoral”.
2. Tahap Prakonfesional
Pada tahap ini perbuatan anak sudah mualai didasari norma norma umum yang
berlaku dalam kelompok sosialnya, tidak hanya terbatas dari lingkungan keluarga saja
tetapi lebih luas lagi, bahkan hal ini sudah menjadi acuanyang paling baik bagi anak
dalam hal ini.
3. Tahap Konvensional
Pada tahap sudah pada tingkat dewasa, dimana pemahaman seseorang pada tahap ini
sudah meluas ke kelompok yang lebih komples lagi(suku bangsa,agama,negara dan
sebagainnya )bahwa prilaku atau tindakan baiknnya dan tidak baiknya hanya sesuai
dengan moral ( norma yang tidak tertulis ) tetapi sudah mencakup norma kelompok atau
masyarakat yang sudah tertulis, yakni praturan dan hukum. Maka dari itu prilaku baik
adalah apabila sesuai dengan aturan hukum kelompok besar tersebut.
4. Tahap Pascakonvesional atau Otonomsebagai
Penerima tangung jawab pribadi atas dasar etik, moral atau prinsip prinsip hari
nuraniyang sudah lebih otonom atau mandiri. Oleh sebab itu, prilaku pada tingkat ini
biasannya tidak sama, bahkan bertentangan dengan prilaku kelompoknya. Dalam tahap
ini seseorang berani bersikap berbeda dengan kelompoknya, karna menganngap
kelompok belum tentu benar.

Anda mungkin juga menyukai