Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Periode antepartum adalah periode

kehamilan yang dihitung mulai sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga

dimulainya persalinan sejati, yang menandal awal periode antepartum (Vaney, 2010).

Kehamilan terbagi dalam dalam 3 trimester, dimana trimester 1 berlangsung 12 minggu,

trimester 2 berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester 3

berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono P, 2009)

Trimester ketiga lebih sering disebut periode menunggu atau penantian dan waspada.

Sebab pada masa ini ibu merasa tidak sabar ingin segera melihat anak yang selama

sembilan bulan lahir kedunia ini. Trimester ketiga ini adalah masa persiapan kelahiran

dan peran sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi

(Wulandari, 2009).

Kehamilan trimester III sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada

sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III

adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti

terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.


Pada kehamilan trimester akhir, anda akan merasakan banyak keluhan yang datang

silih berganti, dan itu adalah bagian normal dari proses kehamilan ini, sehingga nikmati

dan jalani dengan semangat, karena dalam beberapa minggu ke depan, bayi yang

ditunggu-tunggu akan segera lahir. Keluhan yang terjadi adalah nyeri pinggang,

kontraksi, pembesaran payudara, garis-garis stretchmarks yang makin jelas, sering buang

air kecil, susah buang air besar, rasa panas di ulu hati dan perasaan sesak dan nafas yang

pendek. Semua keluhan-keluhan diatas adalah kondisi normal.

b. Tanda-tanda Kehamilan Trimester III

Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2011) tanda kehamilan sebagai berikut :

Tanda pasti adalah yang menunjukan langsung keberadaan janin yang dapat dilihat

langsung oleh pemeriksa.

1) Gerakan janin dalam Rahim

Gerakan janin pada Primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada kehamilan 18

minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu karena telah

berpengalaman dari kehamilan terdahulu (Jannah, 2012: 122)

2) Denyut Jantung Janin

Dapat di dengar mulai pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal

electrocardiograf (misalnya doppler) dan Stetoskop leanec, DJJ baru didengar pada

usia 18-20 minggu.

3) Teraba bagian-bagian Janin

Bagian-bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa dengan cara

palpasi menurut Leopold pada akhir trimester II.


4) Kerangka Janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (Jannah, 2012 h:

123)

c. Perubahan Fisiologi dan Psikologis pada ibu hamil trimester III

1) Perubahan Fisiologis

Pada usia kehamilan 28 minggu fundus teraba pada pertengahan antara pusat dan

proseus sifodeus dan pada usia kehamilan 32-36 minggu, fundus mencapai proseus

sifodeus. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering BAK terjadi kembali karena sekitar

usia kehamilan 38 minggu kepala bayi masuk/turun ke dalam panggul. Sakit

punggung dan susah tidur. Kontraksi Braxton Hicks meningkat (Dewi. V. N. L &

Sunarsih. T,2011)

2) Perubahan Psikologis

Pada minggu tiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada, sebab ibu

merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu merasa khawatir apabila bayi

akan dilahirkan tidak normal. Ibu akan bersikap melindungi bayinya dari hal-hal

yang membahayakan bayinya. Rasa tidak nyaman akan timbul kembali pada

trimester tiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Trimester tiga

adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua(Dewi. V. N.

L& Sunarsih. T,2011)

d. Tanda bahaya dalam kehamilan Trimester III

Menurut Ari Sulistyawati (2012), tanda-tanda bahaya/komplikasipada ibu dan janin

selama masa kehamilan sebagai berikut :


Kehamilan Lanjut

1. Perdarahan per-vaginam

2. Sakit kepala yang hebat

3. Penglihatan kabur

4. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

5. Keluar cairan per-vaginam

6. Gerakan janin tidak terasa

7. Nyeri perut yang hebat.

(Sulistyawati, 2012 ;h. 163-176).

e. Ketidak nyamanan dalam kehamilan pada Trimester III

Menurut Madang.J, Tomboka.S dan Tando, N. M mengatakan bahwa:

Pada usia kehamilan tubuh ibu hamil mengalami beberapa perubahan bear selama 37

minggu. Kelenjar-kelenjar pada sistem endokrin dan plasenta dapat meningkatkan

produksi hornonnya. Volume darah bertambah dan rahim membesar.

Pada trimester tigaini, ibu akan merasakan berbagai perasaan emosional yang berubah-

ubah seperti :

1) Kegembiraan untuk bertemu bayi baru,

2) Rasa kuatir dengan kesehatan bayi atau

3) Mulai berfikir tentang persalinan.


Dengan adanya perubahan emosional, secara fisik dan tubuh juga mengalami perubahan

pada trimester akhir kehamilan sebagai berikut :

a) Sakit bagian belakang

Sakit pada daerah tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya berat

dari bayi dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga

menyebabkan tekanan kea rah tulan belakang.

b) Konstipasi

Pada trimester ketiga ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang

membesar ke daerah usus selain perubahan hormone progesterone.

c) Pernafasan

Karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paru-paru,

pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa sedikit susah bernafas.

Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah

diafragma.

d) Sering buang air kecil

Perubahan rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan

kandung kencing.

e) Masalah tidur

Setelah perut semakin besar dan bayi menendang-nendang di malam hari, akan

mengalami kesulitan tidur nyenyak. Ibu diminta untuk menyesuaikan posisi tidur

yang nyaman.
f) Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan darah

panggul dan vena dikaki, yang menyebabkan vena menonjol dan dapat juga terjadi di

daerah vulva, vagina. Varises juga di pengaruhi faktor keturunan.

g) Kontrasi perut

Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut

yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila duduk atau istirahat.

h) Bengkak

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan meningkatkan tekanan

pada daerah kaki dan pergelangan kaki dan kadang membuat tangan membengkak.

Bisa juga disebabkan perubahan hormone yang menyebabkan retensi cairan.

i) Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun atau karena kekurangan

kalsium.

j) Gatal-gatal

Biasanya terjadi pada kulit perut. Hal ini muncul akibat membesarnya perut sesuai

perkembangan janin dalam kandungan.

k) Suhu badan meningkat

Hal tersebut terjadi karena ada perubahan metabolism tubuh sebagai upaya

penyesuaian untuk mendukung bayi yang kian membesar.


l) Sulit tidur

Dengan semakin membesarnya janin dan gerakan yang makin lincah dan tekanan

pada kandung kemih yang memaksa ibu hamil sering kencing.

m) Gusi mudah berdarah

Terjadi karena perubahan hormon juga diikuti membengkaknya gusi sehingga

permukaannya tipis dan mudah berdarah dan saat menggosok gigi.

f. Kebutuhan psikologis ubu hamil Trimester III

Pada masa trimester III yang sering disebut periode menunggu karena ibu :

1) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya,

2) Menunggu tanda-tanda persalinan,

3) Perhatian ibu berfokus pada bayinya,

4) Gerakan janin yang membearnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu

selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cidera dan akan menghindari

semua yang dianggap akan membahagiakan bayinya. (Madang.J, Tombokan. S. G. J

dan Tando.N M. 2016)

g. Kebutuhan Fisiologis ubu hamil Trimester III

Menurut Mandang. J, Tombokan.S G. J dan Tando. N. M. (2016)

1) Kebutuhan Oksigen
Seseorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan nafas pendek. Hal ini di

sebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya rahim. Kebutuhan oksigen

meningkat 20%.

2) Kebutuhan Nutrisi

Tuntutan pada ibu hamil makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi

sangat disarankan. Peningkatan hingga 300 kalori per hari sehingga ibu hamil harus

mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan

(menu seimbang).

3) Kebutuhan Personal Hygiene

Ibu hamil perlu menjaga kebersihan dirinya karena badan yang kotor, yang banyak

mengandung kuman-kuman.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi, hal yang dapat dilakukan

diantaranya dengan memperhatikan :

1) Kebersihan diri pada ibu hamil itu sendiri

2) Kebersihan dengan mandi sedikitnya 2 x sehari

3) Kebersihan gigi dan mulut

Kebutuhan ibu hamil tentang kebersihan diri selama proses kehamilan sebagai

berikut :

(1) Kebersihan rambut dan kulit kepala

(2) Kebersihan gigi dan mulut

(3) Kebersihan payudara


(4) Kebersihan pakaian pada ibu hamil

4) Kebutuhan Eliminasi

Pada trimester tiga, frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (

Pintu Atas Panggul), BAB sering opstipasi (sembelit) karena hormone

progesterone meningkat.

5) Kebutuhan Seksual

Hubungan seksual selama hamil tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit

berikut ini :

a) Sering abortus dan kelahiran premature

b) Perdarahan pervaginam

c) Coi tus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir

kehamilan.

d) Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi

janin intra uterin.

e) Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,

sebaiknya coitus ditunda sampai usia kehamilan 16 minggu.

Kebutuhan seksual pada trimester tiga :

a) Sebagian ibu hamil minat seks menurun ketika kehamilan memasuki

trimester tiga hal ini disebabkan perasaan nyaman sudah jauh sekarang,

timbulnya pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan


cepat, nafas lebih sesak, dan kembali merasa mual, itulah yang terjadi

penyebab menurunnya minat seksual.

b) Tapi ada ibu hamil yang tidak mengalami penurunan libido di trimester tiga,

sehingga dapat menikmati keindahan seks pada masa hamil.

6) Kebutuhan Istirahat

Menurut Tando Madang dkk (2016)

a) Yoga

Yoga adalah olah fisik yang mengendalikan pernafasan dan pemusatan

pikiran. Teknik pengaturan nafas yang dilakukan dalam yoga menimbulkan

rasa rileks dan kelak sangat membantu dalam proses persalinan.

b) Tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/tidur yang cukup. Usahakan tidur

malam ± 8 jam dan tidur siang ± 1 jam. Tidur yang cukup dapat membuat ibu

menjadi rileks, bugar dan sehat.

c) Mendengarkan Musik

Alunan music, selain membuat perasaan rileks dan nyaman dapat

memberikan stimulus pada perkembangan janin. Jenis music yang dipilih

boleh musik klasik, music daerah, music rohani dan do’a.

d) Meditasi dan berdo’a


Berdo’a dan meditasi merupakan rileksasi ringan yang dapat dilakukan

semua ibu hamil yang berguna menenangkan pikiran agar terpusat pada satu

hal yaitu kesehatan janinnya.

e) Pijat

Pijat adalah terapi tradisional yang dapat mengusir kelelahan fisik,

memperlancar peredaran darah

7) Kebutuhan Imunisasi

Hal-hal yang perlu diketahui bagi ibu hamil tentang imunisasi adalah :

a) Bahwa imunisasi TT aman bagi ibu hamil dan tidak berbahaya bagi janin dan

kekebalan terhadap tetanus hanya dapat diperoleh melalui imunisasi TT.

b) Ibu hamil juga harus tahu kapan imunisasi TT selanjutnya diberikan, sesuai

prosedur tenaga kesehatan.

Imunisasi TT dapat diperoleh :

a) Posyandu

b) Bidan/Polindes/PKD

c) Puskesmas

d) Puskesmas Pembantu

e) Rumah Bersalin

f) Rumah Sakit
8) Kebutuhan Rekreasi atau Traveling

Umumnya perjalanan jauh pada 6 bulan pertama kehamilan dianggap cukup

aman. Wanita hamil cenderung mengalami pembekuan darah di kedua kaki

karena lama tidak aktif bergerak. Jika bepergian dengan mobil pribadi, buatlah

rencana berhenti tiap jam untuk meregangkan badan dan berjalan-jalan agar

sirkulasi darah lancer. Gunakan sabuk pengaman apabila bepergian dengan

pesawat udara, ada resiko terhadap janin antara lain :

a) Bising dan getaran

b) Dehidrasi, karena kelembaban udara yang rendah

c) Turunnya oksigen karena perubahan tekanan udara

d) Radiasi kosmik pada ketinggian 30.000 kaki.

Wanita hamil yang dilarang melakukan perjalanan ialah :

a) Pada awal kehamilan

b) Pada bulan terakhir kehamilan

c) Pre-eklamsia dan eklamsia

9) Kebutuhan untuk Persiapan Laktasi

Sebagian besar aspek penatalaksanaan pemberian ASI, adalah didasarkan pada

pemahaman atas perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi pada wanita post

partum. Bidan berperan penting dalam penatalaksaan pemberian ASI.


10) Kebutuhan untuk Penilaian Janin

Penilaian keadaan janin dalam uterus untuk mendeteksi masalah yang selalu

timbul, halini penting mengetahui apakah janin matur atau tidak dapat dilakukan

pemeriksaan berikut ini :

a) Pembuatan foto rontgen janin

b) Ultrasonografi

c) Amnioskopi

d) Menentukan secara spektroskopik kedar bilirubin,

e) Kadar keratin,

f) Sitologi air ketuban

g) Kadar enzim alkali fosfatase total dan kadar alkali Fosfatase tahan panas.

(HSAP = heat stable aljaline phospatase)

h) Perbandingan lesitin-stingomieli

i) NST (non stress test) pada janin sehat yang bergerak aktif.

j) Oxytosin challenge test.

k) Gerakan janin

11) Kebutuhan Perawatan Payudara

Pemeliharaan payudara juga penting, putting susu yang masuk diusahakan

supaya keluar dengan pemijatan keluar setiap kali mandi. Beberapa hal yang

harus diperhatikan :
a) Hindari pemakaian bra terlalu ketat dan menggunakan busa.

b) Gunakan bra dengan bentuk menyangga payudara.

12) Kebutuhan untuk memahami tanda-tanda bahaya kehamilan

a) Perdarahan

b) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.

c) Demam tinggi

d) Keluar air ketuban sebelum waktunya

e) Bayi dalam kandungan geraknya berkurang atau tidak bergerak

f) Ibu muntah terus dan tidak makan

h. Asuhan Antenatal

Ketika melakukan pengkajian data, perlu diingat pentingnya keterampilan berkomunikasi

yang baik. Oleh karena itu, bidan sangat perlu menjalin hubungan yang baik dan dapat

dipercaya oleh kliennya. Apabila klien dipercaya bidan, maka dia akan menyebutkan hal-

hal yang mungkin penting untuk asuhan sehingga anamnesis harus difokuskan pada

pertanyaan-pertanyaan untuk menepis dan mendeteksi komplikasi yang mengancam jiwa

ibu.
Tujuan Asuhan Antenatal

Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif

bagi ibu maupun bayinya

Teori Anemia

Anemia pada kehamilan di definisikan sebagai kadar HB < 11g pada trimester pertama

dan ketiga, serta HB 10,5g/dl pada trimester kedua. Volume plasma naik sebanyak 40-

45%, paling besar saat trimester dua. Pada trimester tiga, volume plasma menurun dan

masa hemoglobin meningkat. (Permata Sari, 2013)

Etiologi Anemia menurut Manuaba (2010). Hipervolumia, menyebabkan terjadinya

pengenceran darah, pertambahan, tidak sebanding dengan pertambahan plasma,

kurangnya zat besi dan makanan, kebutuhan zat besi meningkat.

Sedangkan kriteria anemia sebagai berikut :

Nilai HB Kriteria

1) Hb 11 gr% tidak anemia

2) Hb 9-10 gr% Anemia ringan

3) Hb 7-8 gr% Anemia sedang

4) Hb <7 gr% Anemia berat


Tatalaksana non medika mentosa :

Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi : hati, daging merah, sayuran

hijau, dan sayur lainnya juga buah-buahan yang mengandung vit C. Menghindari

penyerapan besi seperti minum kopi dan teh.

Tatalaksana medika mentosa :

Pemberian Preparat besi peroral : perosulfat, peropumarat/peroglukonat, frekuensi

pemberian 1 x sehari dilanjut sampai tiga bulan setelah melahirkan untuk mengembalikan

cadangan besi. (Tanto, 2014)

2. Manajemen Kebidanan

Manajemen Asuhan Kebidanan mengacu pada KEPEMENKES

NO.938/MENKES/SK/VII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan yang meliputi :

a. STANDAR I : PENGKAJIAN

1) Pernyataan Standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2) Kriteria Pengkajian

a) Data tepat, akurat dan lengkap

b) Terdiri dari Data Subjektif (hasil Anamnesa, biodata, keluhan utama, riwayat

obstetric, riwayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya)

c) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan pemeriksaan penunjang)


b. STANDAR II : PERUMUSAN DIAGNOSA DAN ATAU MASALAH KEBIDANAN

1) Pernyataan Standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikan secara

akurat dan logis untuk menegakan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

2) Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah

a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c) Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri, kolaborasi, dan

rujukan.

c. STANDAR III : PERENCANAAN

1) Penyataan Standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa masalah yang

ditegakkan.

2) Kriteria Perencanaan

a) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,

tindakan antisipasi, dan asuhan komprehensif.

b) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

c) Mempertimbangkan kondisi psikologi, sosial budaya klien/keluarga


d) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan

evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat untuk

klien

e) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumberdaya serta

fasilitas yang ada.

d. STANDAR IV ; IMPLEMENTASI

1) Pernyataan Standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif efektif, efisien

dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan.

2) Kriteria

a) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-

kultural.

b) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau

keluarganya (inform consent)

e. STANDAR V : EVALUASI

1) Pernyataan Standar

Bidan melakuan evaluasi secara sistimatis dan berkesinambungan untuk melihat

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan,

perkembangan kondisi klien.


2) Kriteria evaluasi

a) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi

klien

b) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan / keluarga

c) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

d) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

f. STANDAR VI : PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN

1) Pernyataan Standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

2) Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

a) Pencatatan dilakukan segera setelah melakukan asuhan pada formulir yang

tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/buku KIA)

b) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d) O adaah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e) A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan


f) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencaan dan penatalaksanaan yang

sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif tindakan segera, tindakan secara

komprehensif penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

3. Manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian

Dalam tahap ini data atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan data objektif

dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum

didokumentasikan.

1) Data Subjektif : (S)

Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil

wawancara langsung kepada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan.

a) Identitas Ibu

Ditanyakan identitas ibu maupun suami : Nama, umur, agama, suku/bangsa,

pendidikan, pekerjaan, alamat lengkap.

(1) Umur :

Dikaji agar dapat mengetahui adanya resiko yang berhubungan dengan umur,

karena jika umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih daridari 35 tahun

termasuk dalam faktor resiko kehamilan.

(2) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan ibu hamil yang berkaitan

dengan ketentuan agama.


(3) Suku

Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku

kesehatan.

(4) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan seseorang,

(5) Pekerjaan

Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada

kehamilan seperti bekerja dipabrik rokok dll.

(6) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu

yang namanya sama. Alamat juga diperlukan apabila akan melakukan

kunjungan rumah.

b) Hasil anamnesa

(1) Identitas diri (nama sendiri, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan

terakhir, dan identitas suami).

(2) Riwayat kehamilan ini (Hari pertama haid terakhir, greak janin,

masalah/keluhan)

(3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan, jumlah

anak hidup, kelahiran prematur, keguguran, jenis persalinan, riwayat

perdarahan, tekanan darah tinggi, berat bayi lahir, masalah/kelainan lain).


(4) Riwayat kesehatan yang sedang dan pernah diderita (masalah kardiovaskuler,

hipertensi, diabetes, malaria, IMS atau lainnya).

(5) Riwayat kesehatan keluarga (penyakit keturunan)

(6) Riwayat psiko-sosial-ekonomi (status perkawinan, respon terhadap

kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan keluarga, pengambil

keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi, gaya hidup, rencana tempat

dan penolong persalinan). (Saminem, 2010)

2) Data Objektif : (O)

Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan,

data penunjang, hasil laboratorium, pemeriksaan radiodiagnostik atau USG yang

dilakukan sesuai dengan beratnya masalah.

a) Hasil pemeriksaan :

(1) Inspeksi

Pemeriksaan inspeksi meliputi : Muka, dada, abdomen, dan genetalia.

(2) Palpasi

Pemeriksaan palpasi meliputi : Leopold I, Leopold II, Leopold III dan

Leopold IV.

(3) Auskultasi

Merupakan pemeriksaan Detak Jantung Janin (DJJ) janin ada atau tidak

(dihitung dalam satu menit)

(4) Perkusi
b) Pemeriksaan penunjang

Dikaji apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium dan USG.

(1) Hasil pemeriksaan laboratorium

(2) Hasil pemeriksaan USG

c) Data penunjang (bila ada)

(1) Diagnosa medis

(2) Terapi medis

(3) Termasuk rencana tindakan medis

b. Perumusan Diagnosa atau masalah kebidanan

Dalam menentukan diagnosis kebidanan, pengetahuan keprofesian bidan sangat

diperlukan. Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut :

1) Kondisi pasien terkait dan masalahnya.

2) Masalah utama dan penyebabnya terhadap rsiko

3) Masalah potensial

4) Prognosis

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut :

1) Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemia ibu hamil,

retensio plasenta, plasenta previa dan lain-lain.


2) Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan di dukung oleh

data subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri dan lain sebagainya.

3) Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi

pada ibu hamil.

c. Perencanaan

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatan, maka

rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan

dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahan masalah termasuk rencana

evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah:

1) Mencatat tujuan tindakan

2) Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai

3) Mancatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan

dicapai

4) Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan

d. Implementasi (Pelaksanaan)

Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana

yang sudah ditentukan.


e. Evaluasi

Kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam evaluasi adalah mencatat proses manajemen

kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana

juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah

manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi atau analisis masalah

selanjutnya bila diperlukan.

f. Catatan perkembangan

Menggunakan metode SOAP. Catatan SOAP terdiri atas empat langkah yang yang

didasari dari 7 langkah Vaney dalam manajemen kebidanan dengan alasan sebagai

berikut :

1) SOAP merupakan pencatatan yang memuat, kemajuan informasi yang sistematis,

mengorganisasikan, penemuan kesimpulan sehingga terbentuk suatu rencana asuhan.

2) SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan

pendokumentasian.

3) SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan mengorganisasikan

pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai