PSYCHOLOGIC
CHANGES
RIZKY PRATIWI
ADAPTASI FISIOLOGIS
1. SISTEM REPRODUKSI
◼ UTERUS
1. Proses Involusi
Involusi adalah proses kembalinya uterus ke
kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai sesaat
setelah pengeluaran plasenta dengan kontraksi
otot uterus. Dalam 12 jam persalinan, tinggi
fundus uteri kurang lebih 1 cm di atas umbilicus
dan turun 1-2 cm tiap harinya. 6 hari postpartum,
fundus uteri setinggi pertengahan antara
umbilicus dan simfisis.
9 hari postpartum, uterus tidak teraba karena
masuk ke rongga pelvis 1–2 minggu postpartum
Berat uterus berkisar antara 500-350 gr. Dan
pada minggu ke 6 postpartum, berat uterus
antara 50-60 gr.
Penurunan hormon esterogen dan progesteron
setelah persalinan menyebabkan terjadinya
autolisis pada jaringan uterus dalam proses
pengembalian ke kondisi sebelum hamil.
Penyebab utama dari subbinvolusi adalah
tertinggalnya jaringan plasenta dan infeksi
2. Kontraksi Uterin
Intensitas kontraksi uterin meningkat
secara bermakna segera setelah
persalinan bayi, yang merupakan
respon untuk segera mengurangi
jumlah volume intra uterin. Selama 1
sampai 2 jam pertama postpartum,
aktivitas uterin menurun dengan
halus dan dengan progresif dan
stabil
3. Afterpains
Relaksasi dan kontraksi secara bergantian dan
periodik menyebabkan kram uterus yang tidak
nyaman dan disebut sebagai afterpains dan
terjadi pada awal postpartum. Afterpains lebih
dirasakan ibu-ibu yang melahirkan bayi yang
besar, gemeli atau hidramnion. Menyusui dan
oksitosin injeksi dapat memperberat afterpains
karena menyebabkan kontraksi uterus lebih
kuat
4. Tempat Perlekatan Plasenta
Segera setelah plasenta dan selaput amnion keluar,
terjadi vasokonstriksi dan trombosis untuk mencegah
tempat perlekatan plasenta melebar. Pertumbuhan
endometrium menyebabkan terlepasnya jaringan
nekrotik dan mencegah timbulnya jaringan scar. Hal ini
akan mempengaruhi tempat perlekatan plasenta pada
kehamilan yang akan datang. Regenerasi endometrium
akan selesai pada minggu ke-3 postpartum, sedangkan
pada tempat plasenta akan pulih pada minggu ke-6
postpartum
5. Lokhea
Pengeluaran uterus setelah melahirkan disebut
sebagai lokhea. Pengeluaran lokhea meliputi 3
tahap yang dikarakteristikkan dengan warna,
jumlah dan waktu pengeluaran.
a. Lokhea Rubra
Mengandung darah, sel desidua, dan bekuan darah,
berwarna merah menyala berbau amis.
Pada 2 jam setelah melahirkan, jumlah lokhea
mungkin seperti saat menstruasi.
Hal ini berlangsung sampai hari ke 2 postpartum.
b. Lochea Sanguinolenta
Warna merah kekuningan, berisi darah dan lendir,
terjadi pada hari ke 3 s.d ke-7
c. Lokhea Serosa
Mengandung sisa darah, serum, dan leukosit. Kuning
dan berlangsung hari ke-8 s.d ke-10 postpartum.
d. Lokhea Alba
Mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus,
serum dan bakteri. Berwarna kekuningan hingga putih
dan berlangsung pada minggu ke 2-6 postpartum
b. Cerviks
a. Hormon Plasenta
Keadaan hormon plasenta menurun dengan
cepat setelah persalinan seperti human
plasenta laktogen (hPL), human corionik
gonadotropin (hCG). Estrogen dan progesteron
mencapai kadar terendah pada minggu pertama
postpartum
b. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium
Hormon prolaktin meningkat secara progresif
selama kehamilan dan setelah melahirkan akan
tetap meningkat pada ibu menyusui. Kadar
prolaktin akan ditentukan oleh lama dan frekuensi
menyusui, status nutrisi ibu, serta kekuatan bayi
dalam menghisap. Penurunan kadar estrogen dan
progesteron juga menyebabkan kadar hormon
prolaktin meningkat. Pada ibu tidak menyusui kadar
prolaktin akan berkurang dan mencapai kadar
seperti sebelum kehamilan pada minggu ke 4-6
postpartum.
Ovulasi pada ibu tidak menyusui terjadi pada hari
ke 27 setelah persalinan, dengan rata-rata waktu
70-75 hari. Pada ibu menyusui, menstruasi terjadi
pada minggu ke-17 postpartum. Ovulasi mungkin
terjadi sebelum menstruasi pertama, sehingga
perlu didiskusikan tentang metode keluarga
berencana yang tepat.
3. Abdomen
Nafsu makan
Ibu postpartum akan merasa kelaparan setelah
melahirkan karena energi yang dikeluarkan saat
persalinan
Buang air besar
BAB Spontan mungkin terjadi pada hari 2-3 postpartum.
Keterlambatan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot
kolon selama persalinan dan postpartum, diare,
kekurangan makanan, atau dehidrasi. Trauma karena
persalinan pada sistem gastrointestinal, seperti : laserasi
perineum grade 3 dan 4 juga dapat menghambat BAB
secara normal
6. Payudara
Menyusui
Saat mulai menyusui, massa berupa kantong
ASI dapat teraba di payudara, hanya berbeda
dengan massa pada tumor atau karsinoma,
massa pada payudara ibu menyusui
berpindah-pindah dan tidak menetap.
Sebelum proses menyusui dimulai,
pengeluaran payudara berupa cairan
kekuningan yang disebut kolostrum.
Payudara tegang dapat terjadi setelah 48 jam
menyusui dan gangguan putting dapat terjadi,
seperti pecah-pecah, kemerahan dan
melepuh
7. Sistem kardiovaskuler
a. Volume Darah
Perubahan volume darah
dipengaruhi oleh kehilangan darah
saat persalinan dan pengeluaran
edema fisiologi saat kehamilan.
Volume darah yang bertambah
(1000-1500 ml) selama kehamilan
akan berkurang sampai 2 minggu
postpartum dan kembali ke kondisi
sebelum kehamilan pada bulan ke-6
postpartum.
b. Cardiac Output (CO)