Definisi
Suatu keadaan inflamasi atau iritasi sepanjang dinding rahim, yaitu endometrium.
Inflamasi dapat sampai mengenai miometrium dan kadang dapat sampai parametrium.
Endometritis terbagi 2 menurut keterkaitan dengan kehamilan :
Endometritis tidak terkait kehamilan disebut juga penyakit radang panggul (pelvic
Epidemiologi
pervaginam.
Setelah persalinan sectio caesaria, insiden 13 90% dari seluruh kelahiran sectio
caesaria.
Pada populasi non obstetrik (sedang tidak hamil), endometritis dapat terjadi
bersamaan dengan infeksi lain seperti salpingitis, oophoritis, dan/atau peritonitis
pelvis, insiden sebesar 70 90%.
Faktor Resiko
Resiko meningkat saat :
Keguguran.
Melahirkan, terutama setelah persalinan lama atau cesar.
Prosedur medis yang melibatkan memasuki rahim melalui serviks seperti
histeroskopi.
Penempatan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Dilatasi dan kuretase (scrapping rahim).
Usia.
Ras.
Pil KB.
Penggunaan kondom.
Hubungan seks saat menstruasi.
Etiologi
Biasanya melibatkan 2-3 agen infeksi yang berjalan secara asending, kuretase, biopsi
endometrium, histeroskopi, IUD, persalinan yang lama, sesar, dan/atau keguguran.
Gonorrhea.
Ureaplasma urealyticum.
Peptostreptococcus.
Gardnerella vaginalis.
Bacteroides bivius.
Kelompok Streptococcus B.
Chlamydia pada endometritis postpartum onset akhir.
Pembengkakan perut.
Perdarahan yang abnormal dari vagina.
Keluar cairan abnormal dari vagina / discharge.
Tidak nyaman buang air besar, termasuk sembelit.
Demam.
Kegelisahan, perasaan sakit, keadaan umum buruk.
Nyeri daerah perut atau panggul bawah karena nyeri rahim.
Diagnosis
Anamnesis
o Pada kasus postpartum pasien datang dengan demam menggigil, nyeri perut
bagian bawah, dan bau busuk lokia.
o Pasien dengan PID datang dengan nyeri perut.
Pemeriksaan fisik
o Pemeriksaan perut, rahim, serviks, dan genital eksterna.
o Demam, biasanya terjadi dalam waktu 36 jam setelah persalinan (suhu oral
38oC dalam 10 hari pertama setelah persalinan atau 38,7oC dalam 24 jam
pertama setelah persalinan endometritis postpartum).
o PID nyeri perut bagian bawah (uterus), nyeri gerak serviks, atau
kelembutan adneksa.
o Uterus teraba lembek.
o Bau busuk lokia.
o Takikardi.
o Septik.
Pemeriksaan penunjang
o Kultur sampel dari serviks menguji agen infeksi (klamidia atau gonore).
o Biopsi endometrium.
Pada tes darah penderita endometritis biasanya terdapat peningkatan jumlah sel darah
putih dan laju endap darah, tapi tidak selalu peningkatan itu menunjukkan endometritis.
Endometritis lebih dapat terdiagnosa melalui temuan klinis daripada laboratorium.
Patologi
endometrium.
Endometritis kronik pada populasi obstetrik berhubungan dengan hasil konsepsi
Patofisiologi
Penyebaran infeksi dari endometrium ke tuba falopi, ovarium, atau rongga peritoneum
Tatalaksana
Antibiotik spektrum luas (klindamisin dan gentamisin IV setiap 8 jam sekali) pada
Diagnosis Banding
Komplikasi
Infertilitas.
Infeksi panggul lain.
Peritonitis.
Abses panggul atau uterus.
Hematoma pelvis.
Bakterimia.
Syok septik.
Prognosis
Biasanya tidak berakibat serius, akan hilang ketika diobati dengan antibiotik.
Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi organ reproduksi, masalah
Pencegahan
Untuk mengurangi resiko endometritis saat melahirkan, aborsi, atau prosedur ginekologi
lain :
Dokter memakai peralatan steril dan teknik yang terstandar selama persalinan dan
operasi.
Memberi antibiotik untuk tindakan pencegahan selama kelahiran sesar atau tepat
sebelum operasi dimulai.
pasangan.
Menyelesaikan semua pengobatan yang diresepkan untuk IMS.
Referensi
Obstetrik William
Ilmu Kandungan Sarwono
MedScape