Tentang
Peran dan Prilaku Pasien dan Respon Sakit Pasien
Oleh :
Kelompok 1
1. Aini Amelia ( 2013142010049 )
2. Beni Pratama ( 20211a142010027 )
3. Fahminjar ( 2013142010006 )
4. Farhan Aditya ( 2013142010027 )
5. Gusfadhli ( 2013142010034 )
6. Melia Nanda Putri ( 2013142010044 )
7. Rezi Mai Zikri ( 2013142010067 )
Dosen Pembimbing :
Wisnatul Izzati M.Kes
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMAD NATSIR YARSI BUKITTINGGI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Peran dan Prilaku
Pasien dan Respon Sakit Pasien” sebagai bentuk pengajuan tugas kelompok dari mata kuliah
Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan oleh Ibu Wisnatul Izzati M. Kes.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik segi penyusunan bahasa dan aspek lainya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingin memberi kritik maupun saran
demi memperbaiki makalah ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu,
tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis. Sehat / kesehatan
adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU N0.
23/1992 tentang kesehatan). Sedangkan sakit adalah suatu proses di mana ada
gangguan dan tidak ada kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang
merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang bisa mengganggu aktifitasnya
sehari- hari seperti aktifitas jasmani, rohani maupun sosial.
Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit dalam keadaan sehat
maupun sakit (Wijono, 1999). Secara umum, peran aktif pasien-masyarakat dalam
meningkatkan mutu pelayanan klinis sangat diharapkan, berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi partisipasi pasien serta berbagai faktor penghambat dari sisi profesi kesehatan.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
Bab II
Pembahasan
Peranan sakit
Orang yang berpenyakit (Having a disease) dan orang yang sakit (Having a illness)
adalah dua hal yang berbeda. Berpenyakit adalah suatu kondisi patologis yang objektif,
sedangkan sakit adalah evaluasi atau persepsi individu terhadap konsep sehat sakit.
Dua orang atau lebih secara patologis menderita suatu jenis penyakit yang sama. Bias
jadi orang kesatu merasa lebih sakit dari yang lain, dan bahkan orang yang satunya lagi tidak
merasakan sakit sama sekali. Hal ini disebabkan karena evaluasi atau persepsi mereka yang
berbeda tentang sakit.
Orang yang berpenyakit belum tentu akan mengakibatkan berubahnya peranan orang
3
tersebut didalam masyarakat. Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan
peranannya didalam masyarakat maupun didalam lingkungan keluarga. Jelasnya, orang yang
sakit memasuki posisi baru, dan posisi baru ini menurut suatu peranan yang baru pula.
4
aturan pakainya, ia menyimpan obat tersebut untuk digunakan sebagai alat tukar dengan
berbagai keperluannya.
a. Internal
1. Presepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami.
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat
mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misalnya: Tukang Kayu yang
menderita sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa
membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera
mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai
akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang
serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari
bantuan.
b. Eksternal
1. Gejala yang dapat dilihat.
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra
Tubuh dan Perilaku Sakit. Misalnya: orang yang mengalami bibir kering
dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada
orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain
terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
2. Ekonomi.
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih
cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan
segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada
kesehatannya.
5
3. Kelompok social
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman
penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun
yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan
adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian
mereka mendiskusikannya dengan temannya masing- masing. Teman Ny.
A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan
apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny.B mungkin akan
mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke
dokter.
5. Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau
perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan.
Perilaku manusia merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik dilihat
secara tidak langsung maupun langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku sakit
Perilaku sakit (illness behaviour) mencakup respon seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit, dan sebagainya. Sedangkan perilaku peran sakit (the sick role behaviour)
dari segi sosiologi, orang sakit ( mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit (right)
dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh
orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama keluarga), yang selanjutnya disebut perilaku
6
peran orang sakit (the sick role). Perilaku ini meliputi:
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
b. Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau
penyembuhan penyakit yang layak
c. Mengetahui hak dan kewajiban orang sakit
1) Hak-hak orang sakit
Bebas dari segala tanggung jawab sosial yang
normal
Mengklaim bantuan atau perawatan kepada orang
lain
2) Kewajiban orang sakit
Kewajiban untuk sembuh dari penyakitnya
Mencari pengakuan, nasihat-nasihat, dan kerja sama
dengan para ahli (dalam hal ini petugas kesehatan)
yang ada didalam masyarakat.
7
4) Self medication, yaitu pengobatan sendiri dengan
menggunakan berbagi macam ramuan atau obat-obatan
yang dinilai tepat baginya
Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu : faktor
predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat
(reinforcing factor) (Notoatmodjo, 2003; Green, 2000).
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui proses
sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka
(overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng
(Sunaryo, 2004; Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan mencakup di dalam
domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, yaitu :
1) Tahu ( know )
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall)
terhadap suatu spesifik dari seluruh beban yang dipelajari.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasi materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek di dalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama yang lain.
5) Sintesis (Synthesis)
8
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian-penilaian itu,
didasarkan atas suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang tersedia.
7) Sikap
Sikap merupakan respon tertutup individu terhadap suatu
stimulus atau obyek, baik yang bersifat dari dalam maupun luar,
sehingga gejalanya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup
tersebut. Sikap yang realitas menunjukkan adanya kesesuaian
respon terhadap stimulus tertentu (Sunaryo,2004; Purwanto,
1999). Tingkatan respon adalah menerima (receiving), merespon
(responding), menghargai (valuing) dan bertanggung jawab
(responsible) (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).
8) Kepercayaan
Keyakinan seseorang terhadap satu hal tertentu akan
mempengaruhi perilaku individu dalam menghadapi suatu penyakit
yang mempengaruhi kesehatannya (Green, 2000).
9) Nilai-nilai
Norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri
seseorang (Green, 2000).
10) Persepsi
Persepsi merupakan proses pengorganisasian, terhadap
suatu rangsang yang diterima oleh individu sehingga merupakan
sesuatu yang mempunyai arti dan menyeluruh dalam diri individu.
Individu yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu
cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang
dimilikinya (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo, 2003).
9
Faktor-faktor pendukung (enabling factors)
Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini dapat menjadi penghambat
atau mempermudah niat suatu perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang baik (Green,
2000). Faktor pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya
suatu perilaku, sehingga disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin (Khairudin,
2010).
Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu
dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Menurut Perkins) Sakit sebagai suatu
keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau
menyimpang (Menurut Oxford English Dictionary).
10
tergantung pada keselarasan.
Jadi Respon Sakit merupakan suatu tanggapan atau reaksi dari tubuh
terhadap rangsangan atau stimulus dari microorganisme asing atau penyakit. Menurut
Sri Kusmiyati dan Desmaniarti (1990), terdapat 7 perilaku orang sakit yang dapat
diamati, yaitu:
11
lingkungannya. Berkurangnya minat terutama kurangnya perhatian
terhadap sesuatu yang dalam keadaan normal ia tertarik atau berminat
terhadap sesuatu.
1. Respon Alergi
Definisi Respon alergi (allergic response) adalah situasi di mana
tubuh membentuk antibodi terhadap obat, makanan atau alergen tertentu,
menyebabkan reaksi fisik yang mungkin parah atau tidak parah.
2. Respon Kekebalan
Definisi Respon kekebalan adalah aktivitas sistem kekebalan tubuh
untuk melawan penyusup luar (misalnya, bakteri, virus), sel-sel kanker,
atau jaringan tubuh sendiri (respon autoimun). Respon kekebalan dapat
dilakukan melalui sel-sel atau antibodi.
3. Respon Stress
Respons stres adalah alamiah, protektif, dan adaktif.
4. Respon Nyeri
Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku
yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri.Ketika mengalami rasa sakit,
tubuh akan merespon dengan refleks yang cepat. Sistem saraf dalam
tubuh memang bisa merespon rasa sakit dengan kecepatan yang tinggi.
Reaksi cepat ini tentunya penting bagi manusia, untuk mencegah luka
yang lebih parah.Namun tahukah Anda bahwa dalam kecepatan refleks
tersebut, tubuh manusia sebenarnya melakukan proses yang sangat
rumit dan hebat. Inilah proses yang terjadi dalam tubuh ketika merespon
rasa sakit.
12
b. Sinyal elektrik keluar
Serat saraf yang berbeda akan membawa jenis rasa
sakit yang berbeda, misalkan rasa sakit secara mekanik, kimia,
atau suhu (panas). Sinyal elektrik yang dikeluarkan oleh sel
saraf akan dibawa oleh serat saraf yang berbeda untuk keluar
menuju sumsum tulang belakang.
c. Pusat saraf
Semua sinyal rasa sakit akan mencapai sumsum
tulang belakang. Salah satu yang berasal dari daerah yang
terkena rasa sakit akan masuk ke bagian tengah yang terdapat
pada bagian bawah leher Anda, di tempat kelima atau ketujuh
dari tulang belakang.
e. Tubuh bereaksi
Setelah sampai pada cerebral cortex, tubuh akan
merespon dengan menghindari sumber rasa sakit. Itulah
proses yang terjadi pada tubuh ketika merasakan sakit.
Tubuh Anda memiliki mekanisme yang hebat untuk
merespon rasa sakit dengan cepat dan menghindarinya
untuk menyelamatkan diri.
13
G. Peran dan Perilaku Perawat Terhadap Pasien
14
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien. Dalam rumah sakit ataupun tempat pelayanan
kesehatan lainnya dijalankan oleh perawat sruktural atau kepala ruangan
dan setingkatnya.
Adapun Perilaku perawat terhadap klien salah satunya peduli (caring). Perilaku Peduli
sangatlah penting untuk keperawatan. Perilaku peduli juga sangat penting untuk tumbuh
kembang, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia. Perilaku
Peduli (caring) mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab,
dan dilakukan dengan ikhlas. Perilaku peduli (Caring) juga merupakan sikap peduli,
menghormati dan menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan
seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan secara
sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena perilaku
peduli merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik, perilaku peduli
bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap
orang yang berbeda pada satu tempat, maka kinerja perawat khususnya pada perilaku peduli
menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama
di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang
nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan.
15
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Menurut Ralf Dahrendrof (dalam Veeger, 1993), peran dimaknai sebagai satu pola
tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai
sifat dan tindakan si pemegang status atau kedudukan sosial.
Ada dua faktor yang mempengaruhi peran yaitu faktor yang pertama adalah faktor
Internal yaitu persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami dan juga asal atau
jenis penyakit. Faktor yang kedua adalah faktor Eksternal yaitu gejala yang dapat dilihat,
Ekonomi, Kelompok social, Kemudahan akses terhadap sistem pelayanan, Dukungan Sosial
dan Latar belakang budaya.
Perilaku manusia merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia, baik dilihat
secara tidak langsung maupun langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010). Perilaku sakit
(illness behaviour) mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan
sebagainya. Sedangkan perilaku peran sakit (the sick role behaviour) dari segi sosiologi, orang
sakit ( mempunyai peran yang mencakup hak- hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai
orang sakit (obligation).
Respon adalah Setiap tingkah laku pada hakekatnya merupakan tanggapan atau
balasan (respon) terhadap rangsangan atau stimulus (Sarlito, 1995).Jadi Respon Sakit
adalah merupakan suatu tanggapan atau reaksi dari tubuh terhadap rangsangan atau
stimulus dari microorganisme asing atau penyakit.
Respon Alergi
Respon Kekebalan
Respon Stress
Respon Nyeri
16
B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang Peran dan Prilaku
Pasien dan Respon Sakit Pasien diharapkan mahasiswa mampu melihat kejadian yang
terjadi dilapangan.
17
Daftar Pustaka
Ramadhan. (2009, Januari 20). Respon Terhadap Penyakit. Retrieved Desember 08, 2021 from
forbetterhealth.wordpress.com: https://forbetterhealth.wordpress.com/2009/01/20/respon-
terhadap-nyeri/
Ronald. (2013, Mei 09). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keyakinan dan Tindakan Kesehatan.
Retrieved 08 Desember, 2021 from rontono.blogspot.com:
https://rontono.blogspot.com/2013/05/konsep-sehat-sakit-menurut-who.html
Vincent, C.A. & Coulter, A.(2000).Patient safety:what about the patient?.Quality & Safety in
Health Care,11(1),76-80.
18