TINJAUAN PUSTAKA
kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari
2015).
Komplikasi obstetri adalah penyulit atau penyakit yang timbul pada ibu
baik pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Komplikasi obstetri
a. Perdarahan
8
Perdarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain adalah
dapat disebabkan karena abortus yang tidak lengkap atau cedera pada
yang mengalami penyulit atau terjadi ruptur pada tuba tempat lokasi nidasi
kehamilan ini akan memberikan gejala dan tanda yang khas yaitu
timbulnya sakit perut mendadak yang kemudian disusul dengan syok atau
pada umur kehamilan lebih dari 28 minggu maka sering disebut atau
dan previa), dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Faktor yang
9
muda atau berumur diatas 35 tahun, paritas penderita yang tinggi dan
uteri, retensio plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Perdarahan
sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik atau
10
tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
dengan tambahan gejala kejang dan/atau koma (Astuti dkk, 2015 dan
Manuaba, 2010).
eklamsia ini juga dapat terjadi pada masa nifas (Astuti dkk, 2015).
lebih. Edema sudah tidak lagi digunakan sebagai kriteria diagnostik karena
juga terjadi pada banyak wanita hamil normal. Dahulu dianjurkan bahwa
11
digunakan parameter peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau
dibawah 140/90 mmHg. Kriteria ini tidak lagi dianjurkan karena bukti-bukti
hamil berlebihan, penyakit yang menyertai kehamilan dan jumlah umur ibu
c. Infeksi
infeksi jalan lahir pada masa kehamilan, baik kehamilan muda maupun
nifas adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran reproduksi selama
12
persalinan. Penyebab terbesar dari infeksi nifas adalah penolong
kuman yang telah ada di dalam vagina ke atas (Astuti dkk, 2015)
kejadian ini, mesti ada robekan melalui amnion dan korion, lubang ke
Emboli air ketuban dapat terjadi jika air ketuban masuk melalui
pembuluh darah yang terbuka ke dalam sirkulasi ibu, seperti pada keadaan
plasenta akreta, setelah tindakan bedah sesar, ruptur uteri atau melalui
13
jantung kiri, dan berkembang menjadi acute respiratory distress syndrome
(Manuaba,2010).
tube untuk pasien yang tidak sadar atau pasien yang sadar dengan
14
walaupun dengan intervensi yang agresif. Jika henti jantung terjadi
tetapi tidak ada obat tertentu yang lebih baik dibandingkan yang lain
a. Jantung
15
akibat bawaan lahir. Keluhan yang dirasakan yaitu sesak napas, jantung
berdebar, dada terasa berat, kadang-kadang nyeri, nadi cepat, dan kaki
bengkak. Bahaya yang dapat terjadi yaitu payah jantung bertambah berat,
dan kelahiran prematur. Bahaya yang terjadi dalam persalinan yaitu Berat
jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam
b. Diabetes Militus
Perkiraan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila ibu pernah
dan ditemukan glukosa dalam air seni (glikosuria). Bahaya yang dapat
ke-36, dan kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7
sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan yaitu inersia uteri
dan atonia uteri, distosia bahu karena anak besar, lebih sering pengakhiran
infeksi, dan angka kematian maternal lebih tinggi. Diabetes lebih sering
16
mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, serta menghambat penyembuhan
B. Status Reproduksi
1. Umur ibu
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan
suatu benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya
waktu umur itu dihitung. Nu’man, (2010). Umur adalah umur individu
terhitung mulai saat dia dilahirkan sampai saat berulang tahun. Umur
Umur remaja atau umur kurang dari 20 tahun memiliki risiko terjadinya
kesakitan dan kematian yang terjadi 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan
kehamilan pada umur yang lebih matang. (WHO. 2018 dan GKIA, 2016)
17
2. Paritas
yang lahir hidup. Menurut Manuaba (2010), paritas adalah wanita yang
pernah melahirkan bayi aterm dan dibagi menjadi beberapa istilah yaitu :
dari lima kali Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau
umur muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara
mental, sedangkan paritas di atas 4 dan umur tua, secara fisik ibu
pada keadaan yang tidak diharapkan (gagal KB, ekonomi tidak baik,
3. Status Marital
18
lainnya dari marital adalah berhubungan dengan seorang suami dan
sebuah homonim karena artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama
tetapi maknanya berbeda. Marital memiliki arti dalam kelas adjektiva atau
kata sifat sehingga marital dapat mengubah kata benda atau kata ganti,
spesifik.spesifik.
Status marital tidak hanya bagi mereka yang kawin sah secara hukum
(adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup
1. Belum Kawin
Belum kawin adalah status dari seseorang yang pada saat pencacahan
2. Kawin
maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang
kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi
3. Cerai Hidup
karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka
19
yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya
tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus
Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap
cerai hidup.
4. Cerai Mati
C. Sosio Demografi
1. Tingkat pendidikan
perubahan sikap dan tata laku sesorang atau sekelompok orang dalam
20
dijalankan oleh sesorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti
perguruan tinggi.
pengertian mereka akan bahaya yang dapat menimpa ibu hamil maupun
keputusanpun rendah.
21
Pengambilan keputusan masih berdasarkan pada budaya berunding
(Saifuddin, 2010).
2. Status pekerjaan
terbagi menjadi dua macam yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan
akan mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja tersebut
dengan pendapatan rendah memiliki risiko kurang lebih 300 kali untuk
22
mereka yang memiliki pendapatan yang lebih baik.
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Ibu hamil yang lebih tinggi sosial
mentalnya sebagai seorang ibu. ibu hamil yang lebih rendah ekonominya
D. Pengertian Pelayanan
masyarakat.
23
2. Secondary healt care
negara yang sehat dan sejahtera. Salah satu kewenangan wajib pemerintah
mendapatkannya
bersifat tidak wajar. Hal ini bukan merupakan pelayanan yang baik.
c. Mudah dicapai
25
lokasi, dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan
d. Mudah dijangkau
biaya, untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat
e. Bermutu
E. Akses Pelayanan
aman, nyaman, bebas dan aktif. Akses yang dimaksudkan di sini adalah
26
atau tidak. Ukuran untuk menentukan akses yaitu :
sosial dan ekonomi. Salah satunya yaitu keadaan atau geografis yang dapat
diukur dengan jarak, waktu tempuh dan jenis transportasi yang dapat
di wilayah kerjanya
yang terlalu lama dari tempat tinggal baik secara fisik maupun psikologis,
pelayanan kesehatan tersebut, begitu pula sebaliknya, makin jauh jarak dan
waktu tempuh rumah dari pusat pelayanan kesehatan maka makin kecil
27
keterbatasan fasilitas transportasi yang tersedia dan jarak rumah
Terdekat.
28
memiliki kelurahan/desa 100% jaraknya dekat ke RS (jarak < 33 Km ke
penyebaran yang tidak merata diketahui dari nilai standar deviasi sebesar
28,3%.
2. Kualitas Pelayanan
standar minimal (Antenatal K4) yang didapat oleh ibu hamil. Kunjungan
yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua,
29
Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan secara
untuk menjamin agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan
baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal care merupakan upaya
medis yang diberikan, agar dapat melalui persalinan dengan sehat dan
aman diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu, sehingga ibu dalam
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
30
Eksklusif.
minimal dua kali, yaitu : satu kali pada usia kehamilan ≥ 28 minggu – 36
31
Menurut Kemenkes RI (2015), dalam pelaksanaan operasionalnya
terdiri dari:
Penambahan berat badan setiap bulan kurang dari 1 kilogram atau kurang
Untuk mendeteksi ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) yaitu
dengan ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm karena berisiko
32
Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum
Setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama
Setiap ibu hamil yang mengalami kelainan harus ditangani sesuai standar
asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang
berbeda antar individu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis
kelamin, aktivitas tubuh dalam sehari, dan berat badan (Par’I, Holil M. dkk,
2017). Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan fisik yang merupakan hasil
33
dari konsumsi, absorbsi, dan utilasi berbagai macam zat gizi baik makro
maupun mikro (Mutalazimah, 2005). Status gizi ibu sebelum dan selama
Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan
berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat
bergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Kartikasari,
2011).
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur
status gizi masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak
seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi.
Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih
sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka kematian ibu yang
disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa
Menurut Kristiyanasari (2010) yang dikutip dalam buku Gizi Ibu Hamil,
ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu
hamil, antara lain (1) memantau penambahan berat badan selama hamil, (2)
mengukur LILA untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan (3)
sebanyak 10-12 kg. Selama trimester I kenaikan berat badan seorang ibu
34
bisa mencapai 1-2 kg, lalu setelah mencapai trimester II pertambahan berat
badan semakin banyak yaitu sekitar 3 kg dan pada trimester III sekitar 6 kg
pertumbuhan janin dan plasenta dan air ketuban. Kenaikan berat badan yang
ideal untuk seorang ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan 12,5 kg untuk ibu yang
tidak gemuk. Jika berat badan ibu tidak normal maka akan memungkinkan
2010).
Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa
kekurangan dan kelebihan berat badan. Wanita dengan status gizi rendah atau
biasa dikatakan IMT rendah, memiliki efek negatif pada hasil kehamilan,
biasanya berat bayi baru lahir rendah dan kelahiran preterm. Sedangkan
wanita dengan status gizi berlebihan atau IMT obesitas dikatakan memiliki
2011).
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
35
Indonesia Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan Zat Besi, sehingga
lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi. Anemia defisiensi besi
memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal.
ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Beberapa akibat
anemia gizi pada wanita hamil akan menyebabkan gangguan nutrisi dan
subur usia 15–45 tahun dan ibu hamil yang menderita kurang energi kronis
sehingga LILA dijadikan indikator gizi kurang pada ibu hamil (Ariyani,
untuk mengetahui KEK pada ibu hamil menggunakan metode LILA (Kalsum,
Bambang, Ratna et al., 2014). Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai
45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil, dan ibu menyusui. Ambang
batas LILA WUS dan Ibu Hamil dengan resiko KEK adalah 23,5 cm. Dimana
seseorang dikatakan KEK ketika LILA < 23,5 cm artinya wanita tersebut
36
mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR. BBLR
masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini. 1.
Pengaruh Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak
janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
G. Penyakit Ibu
Penyakit penyerta atau dikenal dengan istilah komorbid adalah
suatu keadaan dimana terdapat lebih dari satu penyakit yang terjadi secara
1. Penyakit Jantung
bawaan lahir. Keluhan yang dirasakan yaitu sesak napas, jantung berdebar,
37
dada terasa berat, kadang-kadang nyeri, nadi cepat, dan kaki bengkak.
Bahaya yang dapat terjadi yaitu payah jantung bertambah berat, dan
Badan ahir Rendah (BBLR) dan bayi dapat lahir mati. Penyakit jantung
memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin dalam kandungan.
2. HIV/AIDS
Bahaya yang dapat terjadi pada ibu yang terinfeksi yaitu gangguan
pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah terkena infeksi.
kehamilan adalah pertumbuhan intra uterin terhambat dan berat lahir rendah,
2017).
3. Penyakit SLE ( Systemic Lupus Erythematosus )
merupakan penyakit autoimun multi sistem yang berat. Pada keadaan ini
Penyakit ini ditandai dengan adanya periode remisi dan episode serangan
akut dengan gambaran klinis yang beragam berkaitan dengan berbagai organ
38
yang terlibat. SLE terutama menyerang wanita usia reproduksi dengan
insiden puncak pada usia 15-40 tahun selama masa reproduktif dengan rasio
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin apabila penanganannya tidak
baik. Komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan dengan SLE biasanya
terjadi pada ibu adalah lupus flares, memperparah penurunan fungsi ginjal,
dan sindrom lupus neonatal. Pada kehamilan dengan SLE harus diperhatikan
4. Penyakit COVID-19
CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan merupakan jenis
disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan
di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara termasuk Indonesia,
hanya dalam waktu beberapa bulan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
(pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran
39
droplet.Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut),
orang dewasa, anak-anak dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Perubahan sistem imun yang terjadi pada kehamilan dapat membuat ibu
hamil lebih rentan terkena infeksi virus COVID-19 dan lebih berisiko
40