Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH DAN FALSAFAH KEPERAWATAN,

KONSEP PARADIGMA KEPERAWATAN DAN APLIKASINYA

Nama : Dhiya Husniyah


Kelas : PSIK REG B
NIM : 21122005P
Dosen Pengajar : Suratun, S.Kep., Ns., M.Kep

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya baik itu
berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
tentang Sejarah dan Falsafah Keperawatan, Konsep Paradigma Keperawatan dan Aplikasinya.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang memberikan tugas ini. Demikian semoga dapat
bermanfaat, Terima Kasih.

Palembang, 17 September 2022

Dhiya Husniyah

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Khusus.....................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
TINJAUAN TEORI.......................................................................................................................2
2.1 Sejarah Keperawatan..........................................................................................................2
2.1.1 Definisi sejarah dan perkembangan keperawatan...........................................................2
2.1.2 Definisi keperawatan.......................................................................................................2
2.1.3 Sejarah dan perkembangan keperawatan di dunia..........................................................3
2.1.4 Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indionesia...................................................6
2.2 Falsafah Keperawatan.........................................................................................................7
2.2.1 Definisi Falsafah Keperawatan.......................................................................................7
2.2.2 Metaparadigma Keperawatan..........................................................................................9
2.3 Paradigma Keperawatan.....................................................................................................9
2.3.1 Definisi Paradigma Keperawatan....................................................................................9
2.3.2 Konsep Paradigma Keperawatan dan Aplikasi.............................................................10
2.4 Hubungan Falsafah dan Paradigma Keperawatan........................................................13
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu keperawatan,
pada perkembangan ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain. Mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman.
Dalam dunia keperawatan masyarakat masih memandang profesi keperawatan sebagai
asisten dokter atau pekerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi dokter,
untuk itu paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum dalam
menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti
aspek pendidikan, pelayanan keperawatan, praktek keperawatan dan organisasi profesi.
Tenaga kesehatan sangat dibutuhkan saat ini terutama perawat dan bukan hanya dalam level
individu, keluarga, kelompok maupun komunitas bahkan negara juga membutuhkannya dan
jumlah perawat paling banyak jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. Perawat
adalah seorang tenaga profesional yang mempunyai tanggung jawab dan kewenangan dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Seorang perawat haruslah memiliki skill dan
kwowledge tentang dunia keperawatan, berdasarkan peran dari perawat maka perawat memiliki
kewenangan dan kewajiban dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien berdasarkan
ilmu yang dia miliki. (Rifiani, 2013)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keperawatan ?
2. Pengertian Falsafah keperawatan ?
3. Pengertian paradigma keperawatan ?
4. Konsep paradigma keperawatan dan aplikasinya ?
5. Hubungan falsafah dan paradigma keperawatan ?
1.3 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui sejarah keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian tentang falsafah keperawatan
3. Untuk mengetahui pengertian tentang paradigma keperawatan
4. Untuk mengetahui konsep paradigma keperawatan dan aplikasinya
5. Untuk mengetahui hubungan falsafah dan paradigma keperawatan

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah Keperawatan

2.1.1 Definisi sejarah dan perkembangan keperawatan


Sejarah adalah suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau baik peristiwa
kejadian menyenangkan maupun tidak menyenangkan bagi mereka terlibat langsung maupun
tindak langsung dari peristiwa tersebut (Lorenz, 2013). Sejarah keperawatan adalah suatu
peristiwa atau kejadian yang berhubungan masalah keperawatan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Sejarah perkembangan keperawatan telah mengalami perubahan yang sangat pesat sebagai
respon dari perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai aspek peristiwa dapat mempengaruhi
perkembangan sejarah dan praktik keperawatan, seperti peran dan sikap, status wanita, nilai
agama dan kepercayaan, perang dan kepemimpinan dalam keperawatan yang berwawasan
masa depan. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan perawatan pada zaman dahulu.
2.1.2 Definisi Keperawatan
a. Peran dan sikap masyarakat
Peran dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan sejarah keperawatan.
Sebelum Abad 19 profesi keperawatan masih belum mendapat penghargaan di mata masyarakat
dan masih dipandang rendah kemasyarakatan. Pekerjaan keperawatan lebih banyak dilakukan
oleh para wanita sebagai tanggung jawab memelihara dan memberikan kasih sayang kepada
keluarga atau anak. Para perawat di rumah sakit pada zaman ini sangat tidak berpendidikan,
banyak dilakukan oleh para budak dan para tahanan yang dipaksa untuk melakukan pekerjaan
keperawatan.
Citra lain yang muncul pada abad ini, ketika pekerjaan perawat dilakukan oleh para wanita
maka perawat hanya dianggap sebagai objek seks semata, dan ibu pengganti. Pada awal
sampai dengan akhir abad 19, seiring dengan muncul tokoh-tokoh di bidang keperawatan seperti
Florence Nightingale, dunia keperawatan mulai dihargai dan pekerjaan perawat dipandang
sebagai pekerjaan yang mulai, pekerjaan yang penuh kasih sayang, bermoral dan penuh dengan
pengabdian dan pengorbanan diri sendiri.

2
b. Perang
Sejarah mencatat dampak dari peperangan memberikan dapak terhadap perkembangan
sejarah keperawatan. Perang besar antar agama yang dikenal dengan perang salib. Perang ini
membawa banyak derita bagi rakyat, korban luka dan terbunuh, kelaparan, berbagai penyakit,
dan lain-lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna
memberi pertolongan dan perawatan bagi korban perang. Akhirnya, ilmu pengobatan dan
perawatan pun terus mengalami kemajuan. Akan tetapi, kiblat pembelajaran untuk ilmu
pengobatan dan perawatan yang semula ada di negara Islam kini beralih ke negara barat.
c. Pemimpin dalam Keperawatan
Pengaruh perubahan zaman, berdampak pada perkembangan di dunia ilmu kesehatan atau
ilmu keperawatan. Pengelolaan rumah sakit, yang semula dikerjakan oleh pihak gereja, pada
masa lalu sekarang diambil alih oleh sipil. Pada masa ini muncul tokoh keperawatan yang sangat
termasyur yaitu Florence Nightingale (1820-1910). Ia mengembangkan suatu model praktik
asuhan keperawatan yang menyatakan bahwa kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor
lingkungan. Oleh sebab itu, praktik keperawatan ditekankan pada perubahan lingkungan yang
memberi pengaruh pada kesehatan.
Florence Nightingale berpendapat untuk meningkatkan keterampilan para perawat, perlu
adanya suatu sekolah untuk mendidik para perawat, ia memiliki pandangan bahwa dalam
mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja
perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan menetapkan
struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya mendirikan sekolah perawat menetapkan tujuan
pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus di miliki para calon perawat.
Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat
perang krim (1854-1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di sebuah barak rumah sakit
(scutori) yang akhirnya kemudian mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit
Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan yang diberi nama Nightingale
Nursing School.
2.1.3 Sejarah dan perkembangan keperawatan di dunia
Sejarah perkembangan keperawatan di dunia, ditandai dengan lahirnya tokoh keperawatan
yang sangat mashur yang dikenal sampai sekarang ini yang membawa perubahan dalam konsep
berpikir yang berpengaruh besar terhadap praktik keperawatan. Hal ini seperti perubahan dalam

3
ruang lingkup tatanan layanan keperawatan, standar praktik keperawatan sampai munculnya
undang-undang praktik keperawatan. Perkembangan keperawatan di benua Asia, khususnya di
Timur Tengah di negara Arab perkembangan keperawatan mulai maju dan berkembang sekitar
Abad 7 seiring dengan lahir dan agama Islam di tengah-tengah bangsa Arab.
Perkembangan dan penyebaran agama Islam di ikuti dengan perkembangan ilmu
pengetahuan seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Bahkan dalam kitab agama
islam yaitu Al-Quran tertulis pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan dan lingkungan
sekitar tempat tinggal. Pada masa ini muncul tokoh islam dalam keperawatan yang dikenal
dengan nama Rufaidah. Perkembangan perawatan dan pengobatan di negara Cina atau Tiongkok,
bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis.
Beberapa orang yang terkenal dalam ketabiban : Seng Lung dikenal sebagai ”Bapak
Pengobatan”, yang ahli penyakit dalamdan telah menggunakan obat-obat dari tumbuh-tumbuhan
dan mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah lihat, dengar, tanya, dan rasa.
Chang Chung Ching telah mengerjakan lavement dengan menggunakan bambu.
Perkembangan keperawatan di benua Eropa, beberapa tokoh keperawatan yang mempunyai
peran besar dalam perubahan sejarah perkembangan keperawatan, salah satunya muncul tokoh
Florence Nightingale dalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada perkembangan
keperawatan di Eropa khususnya di negara Inggris. Berkat kerja keras, perjuangan, perhatian dan
dedikasinya yang luar biasa di bidang keperawatan dan keinginan untuk memajukan
keperawatan khususnya terhadap para korban perang, pada perang salip yang terjadi di
semenanjung Krimea, beliau dianugerahi gelar dengan sebutan “lady with the lamp”oleh para
tentara korban perang.
Pada akhirnya di negara Inggris terjadi kemajuan yang pesat dalam bidang keperawatan,
diantaranya adalah pembangunan sekolah-sekolah perawat dan pendirian perhimpunan perawat
nasional Inggris (British Nurse Association) oleh Erenwick pada tahun 1887. Perhimpunan ini
bertujuan untuk mempersatukan perawat-perawat yang ada di seluruh Inggris. Kemudian, pada 1
Juli 1899, Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga yang disebut International Council of
Nurses (ICN). Setelah era tersebut, dunia keperawatan terus berkembang pesat.
Kondisi ini mendorong munculnya tokoh-tokoh penting dalam keperawatan.
a. Florence Nightingale (1820-1910 )
Florence Nightingale dilahirkan dalam keluarga yang kaya dan cerdas, ia merasa terpanggil

4
untuk membantu sesama manusia dan meningkatkan kesejahteraannya. Ia memutuskan untuk
menjadi seorang perawat walaupun mendapat pertentangan dari kelurga karena dianggap
melanggar aturan dan kebiasaan sebagai keluarga bangsawan Inggris. Berkat ketagihan dan
kontrubusinya dalam bidang keperawatan terutama pada saat-saat terjadi perang salib di
Semenanjung Krimea, membuatnya dianugrahi gelar “lady with the lamp”.
b. Lilian Wald (1867-1940 )
Lilian dan Mary Brewster merupakan orang pertama yang memberikan layanan keperawatan
yang terlatih bagi kaum miskin di daerah kumuh New York, mereka berdua memberikan
layanan keperawatan, layanan sosial, dan mengadakan kegiatan pendidikan dan budaya, serta
mendirikan sekolah keperawatan sebagai tambahan keperawatan kunjungan rumah.
c. Margaret Higgins Sanger (1870 – 1966)
Lebih dikenal dengan sebutan Sanger merupakan seorang perawat kesehatan masyarakat di
New York, memberikan manfaat yang layanan kesehatan wanita. Ia dianggap sebagai pendiri
Keluarga Berencana dikarenakan pengalamannya dalam menghadapi sejumlah besar kehamilan
yang tidak diinginkan terutama pada masyarakat pekerja miskin dan sangat menolong dalam
mengatasi masalahnya.
d. Hildegard E. Peplau (1952)
Hildegard E. Peplau menekankan bahwa hubungan antara manusia merupakan dasar bagi
perawat untuk mengkaji proses hubungan dengan pasien.
e. Ida Jean Orlando (1961)
Ida Jean Orlando menekankan bahwa keperawatan bertujuan untuk merespons perilaku
pasien dalam memenuhi kebutuhannya dengan segera.
f. Virginia Handerson (1966)
Tokoh ini menekankan bahwa perawat hanya membantu pasien dalam melakukan hal yang
tidak dapat ia lakukan sendiri agar kemandirian pasien meningkat.
g. Sister Calista Roy (1970)
Sister Calista Roy menekankan bahwa peran perawat adalah untuk memberi kemudahan
bagi pasien guna mengembangkan kemampuan penyesuaian diri pasien.
h. Martha E. Roger (1970)
Martha E. Roger menekankan bahwa manusia mempunyai sifat alamiah yang tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan. Masih banyak lagi tokoh keperawatan lain yang tidak disebutkan di

5
sini. Lebih lanjut, perkembangan keperawatan di dunia bukan hanya berfokus pada aspek
pelayanan, tetapi juga pada jenjang pendidikan keperawatan. Di beberapa negara seperti di
Amerika termasuk di Indonesia sekarang ini pendidikan keperawatan sudah mencapai tingkat
doktoral.
2.1.4 Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia
Perkembangan sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
kemerdekaan bangsa Indonesia itu sendiri, yaitu ketika bangsa Indonesia masih berada dalam
penjajahan bangsa asing serta bangsa Inggris, Belanda dan Jepang. Oleh karena itu sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebangsaan
Indonesia, secara umum sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dikelompokan
menjadi dua periode yaitu:
a. Sebelum Kemerdekaan
Pada masa itu negara Indonesia masih di jajah oleh bangsa Inggris, Belanda dan Jepang.
Pada penjajahan oleh Belanda khususnya pada zaman VOC (1602 - 1799) penjajahan Belanda
I, didirikan rumah sakit (Binnen Hospital) yang terletak di Jakarta pada tahun 1799. Tenaga
perawatnya diambil dari penduduk pribumi yang berperan sebagai penjaga orang sakit. Perawat
tersebut pertama kali bekerja di rumah sakit yang ditugaskan untuk memeilihara kesehatan staf
dan tentara belanda, sehingga akhirnya pada masa Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara
dan dinas kesehatan rakyat. Mengingat tujuan pendirian rumah sakit hanya untuk kepentingan
Belanda, maka tidak diikuti perkembangan dalam keperawatan.
Pada masa penjajahan Inggris, pada masa ini upaya perbaikan di bidang kesehatan dan
keperawatan mulai berkembang cukup baik yang dipelopori oleh Rafless, mereka
memperhatikan kesehatan rakyat dengan moto kesehatan adalah milik manusia dan pada saat itu
pula telah diadakan berbagai usaha dalam memelihara kesehatan diantaranya usaha pengadaan
pencacaran secara umum, membenahi cara perawatan pasien dangan gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan pada para tawanan.
Pada masa penjajahan Belanda II (1816-1942), beberapa rumah sakit dibangun khususnya di
Jakarta yaitu pada tahun 1819, didirikan rumah sakit Stadsverband, kemudian pada tahun 1919
rumah sakit tersebut pindah ke Salemba dan sekarang dikenal dengan nama RSCM (Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo), kemudian diikuti rumah sakit milik swasta. Pada masa ini
sebagian besar tenaga keperawatan dilakukan oleh penduduk pribumi sedangkan tenaga

6
pengobatan dalam hal ini tenaga dokter masih didatangkan dari negara Belanda.
Pada tahun 1942-1945 terjadi kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang.
Sejarah perkembangan kesehatan dan keperawatan tidak mengalami mperkembangan justru
keperawatan mengalami kemunduran yang sangat dratis.
b. Masa setelah kemerdekaan
Pada tahun 1949 telah banyak rumah sakit yang didirikan serta balai pengobatan dan dalam
rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat,
kemudian pada tahun 1962 telah dibuka pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada
tahun 1985 untuk pertama kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang
dilaksanakan di Universitas Indonesia dengan nama Program Studi Ilmu Keperawatan dan
akhirnya dengan berkembangnya Ilmu Keperawatan, maka menjadi sebuah Fakultas Ilmu
keperawatan dan beberapa tahun kemudian diikuti berdirinya pendidikan keperawatan setingkat
S1 diberbagaiuniversitas di Indonesia seperti di Bandung, Yogyakarta, Surabayadan lain – lain.
Beberapa sekolah tinggi kesehatan khususnya keperawatan juga telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat baik yang diselenggarakan oleh pemerintaha (perguruan tinggi
negeri) maupun yang diselengarakan oleh swasta telah menyebar ke seluruh pelosok nusantara.
Berdirinya pendidikan keperawatan setingkat diploma, sarjana sampai setingkat doktoral profesi
keperawatan berkembang menjadi sebuah profesi yang mandiri tidak lagi tergantung dengan
profesi lain. Sejak tahun itu profesi keperawatan telah mendapatkan pengakuan dari profesi
lain. Sekarang saudara telah selesai mempelajari sejarah perkembangan keperawatan baik
pada pada zaman sebelum kemerdekaan sampai zaman setelah kemerdekaan. Demikian pula
perkembangan keperawatan di beberapa negara.

2.2 Falsafah Keperawatan

2.2.1 Definisi Falsafah Keperawatan


Falsafah keperawatan adalah kontribusi sosial, moral, dan ilmiahnya terletak pada komitmen
profesionalnya terhadap nilai-nilai, etika, dan cita-cita Caring Science dalam teori, praktik, dan
penelitian. (Watson)
Suatu disiplin yang membentuk ilmu dasar harus memiliki badan hukumnya sendiri. Karena
konsep dasar secara implisit didefinisikan oleh undang-undang, ilmu dasar akan memiliki
konsep unik. Disiplin ilmu yang tepat, menurut pandangan yang diterima dari teori ilmiah,

7
karenanya akan menjadi ilmu dasar dengan teori dan kerangka kerja konseptualnya sendiri
(Risjord, Nursing Knowledge: Science, Practice, and Philosophy).
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu
tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup.Falsafah menjadi ciri utama pada suatu
komunitas baik komunitas berskala besar maupun berskala kecil, salah satunya adalah komunitas
profesi keperawatan. Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan. Falsafah
adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan
dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap
nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik
kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Falsafah keperawatan merupakan
sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat. Falsafah keperawatan merupakan jiwa
dari setiap perawat. Falsafah keperawatan harus menjadi pedoman bagi perawat dalam
menjalankan pekerjaannya (Budiana, 2016).
Falsafah keperawatan menurut Roy ada delapan elemen, yaitu 4 prinsip humanisme dan 4
prinsip veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan adalah mengenali manusia dan sisi
subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai.
Empat prinsip humanisme yaitu:
1) Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi dalam mencari solusi
2) Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi
3) Memiliki holism intrinsic
4) Berjuang untuk mempertahankan
Veritivity artinya kebenaran. Veritivity menurut Roy adalah ada hal yang benar absolut.
Veritivity menurut Roy dalam Budiana adalah prinsip alamiah manusia yang mempertegas
tujuan umum keberadaan manusia. Empat prinsip veritivity yaitu
1) Tujuan eksistensi manusia,
2) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia,
3) Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan- kebaikan umum, serta
4) Nilai dan arti kehidupan (Budiana, 2016).

8
2.2.2 Metaparadigma Keperawatan
Metaparadigma adalah kekuatan pemersatu dalam disiplin yang menamai fenomena
keprihatinan terhadap disiplin itu. Menurut Fawcet Paradigma merupakan sudut pandang atau
perspektif tertentu. Setiap disiplin memiliki paradigma yang didefinisikan, yang merupakan
komponen pengetahuan yang paling abstrak dan yang dapat terdiri lebih dari satu paradigma
(DELAUNE)
Suatu disiplin yang membentuk ilmu dasar harus memiliki badan hukumnya sendiri. Karena
konsep dasar secara implisit didefinisikan oleh undang-undang, ilmu dasar akan memiliki
konsep unik. Disiplin ilmu yang tepat, menurut pandangan yang diterima dari teori ilmiah,
karenanya akan menjadi ilmu dasar dengan teori dan kerangka kerja konseptualnya sendiri .
(Risjord, Nursing Knowledge)

2.3 Paradigma Keperawatan

2.3.1 Definisi Paradigma Keperawatan


Paradigma adalah tingkat berikutnya dari struktur disiplin keperawatan. Gagasan paradigma
dapat bermanfaat sebagai dasar untuk memahami pengetahuan keperawatan. Paradigma adalah
kerangka kerja global, umum yang terdiri dari asumsi tentang aspek-aspek disiplin yang
dipegang anggota untuk menjadi esensial dalam pengembangan disiplin. Paradigma adalah
perspektif khusus pada metaparadigma atau domain disipliner. Konsep paradigma berasal dari
karya Kuhn (1977), yang menggunakan istilah ini untuk menggambarkan model yang memandu
aktivitas ilmiah dan pengembangan pengetahuan dalam disiplin ilmu. Karena paradigma yang
luas, perspektif bersama yang dipegang oleh anggota disiplin ilmu, mereka sering disebut
"pandangan dunia. (Potter and Perry)
Paradigma didefinisikan sebagai aspek-aspek disiplin yang dimiliki oleh komunitas
ilmiahnya. Untuk menghilangkan kebingungan yang diciptakan oleh penggunaannya yang
beragam dari paradigma, Kuhn (1977) mengusulkan untuk menggantinya dengan matriks
disiplin. Matriks disiplin mencakup komitmen bersama komunitas cendekiawan, generalisasi
simbolis bersama, dan contohnya, yang merupakan masalah dan solusi bersama dalam disiplin.
Definisi, dan kadang-kadang bertentangan, definisi paradigma di dalam dan di antara disiplin
ilmu membuat penggunaannya dalam keperawatan bermasalah (Meleis).
Fungsi paradigma keperawatan yaitu

9
a. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan organisasi
b. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dan organisasi

2.3.2 Konsep Paradigma Keperawatan dan Aplikasi

a. Konsep Manusia
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka,
sistem adaptif, personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau
utuh. Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem. Sistem tersebut dapat meliputi:
a) sistem terbuka: manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik fisik,
psikologis, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b) sistem adaptif: manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya
yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif maladaptif
c) sistem personal, interpersonal dan social, manusia memiliki persepsi, pola kepribadian dan
tumbuh kembang yang berbeda.
Manusia dipandang sebagai makhluk hidup (bio). Sebagai makhluk hidup manusia
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Budiana, 2016):
1) Terdiri atas sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang terintegrasi,
setiap organ tubuh mempunyai tugas masing-masing, tetapi tetap bergantung pada organ lain
dalam menjalankan tugasnya.
2) Berkembang biak melalui jalan pembuahan, hamil lalu melahirkan bayi yang kemudian
tumbuh dan berkembang menjadi remaja, dewasa, menua, dan akhirnya meninggal.
3) Mempertahankan kelangsungan hidup, manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Kebutuhan dasar yang paling utama adalah keyakinan kepada Tuhan, kebutuhan
biologis dan fisiologis, seperti oksigen, air, makanan, eliminasi dan lainnya.
Manusia sebagai makhluk psiko. Manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh
makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran pribadi dan kata hati

1
(perasaan). Selain itu, manusia juga merupakan makhluk yang dinamis yang dapat berubah dari
waktu kewaktu dan bertindak atas motif tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya
(Budiana, 2016).
Manusia sebagai social. Manusia tidak bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi
dengan orang lain. Sifat atau ciri manusia sebagai makhluk sosial akan terbentuk selama
manusia bergaul dengan manusia lain. Memiliki kepentingan dengan orang lain, mengabdi
kepada kepentingan sosial, dan tidak dapat terlepas dari lingkungannya, terutama lingkungan
sosial. Faktor lingkungan sosial dapat berpengaruh terhadap derajat kesehatan individu maupun
masyarakat (Budiana, 2016).
Manusia sebagai makhluk spiritual. Manusia mempunyai hubungan dengan kekuatan di
luar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam kehidupannya.
Keyakinan yang dimiki seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya. Mengingat besarnya
pengaruh keyakinan terhadap kehidupan seseorang, perawat harus memotivasi pasien untuk
senantiasa memilihara kesehatannya (Budiana, 2016).
b. Konsep kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan–perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan
kesehatannya. Keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian (Budiana, 2016).
Konsep Sehat menurut Travis and Ryan adalah (Travis & Ryan, 2004):
1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk
sehat
3. Sehat merupakan proses,perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,
kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen.
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer
melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan,
rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri

1
Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit adalah
a. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak
nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
b. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan
merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya
c. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat
dari profesi kesehatan.
d. Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1) Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan
2) Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat
3) Keturunan, mencakup genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras
4) Pelayanan kesehatan, mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
5) Lingkungan, mencakup tanah, udara, dan air
6) Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan
c. Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Perawat harus
menciptakan lingkungan terapeutik bagi pasien untuk meningkatkan penyembuhan. Lingkungan
ini harus menjadi tempat dimana pasien merasa aman seperti tinggal di rumah mereka sendiri.
Mungkin bermanfaat bagi pasien tertentu untuk melihat alam, yang memungkin mereka merasa
tenang dan santai. Perawat dapat mempertimbangkan warna ruangan, menambahkan bunga
atau tanaman atau dekorasi dinding tertentu untuk membantu memperbaiki lingkungan

1
pasien. Saat membuat lingkungan terapeutik, indera penciuman penting untuk dipertimbangkan.
Penting bagi perawat untuk menciptakan lingkungan pasien berdasarkan kebutuhan individu
pasien, agar pasien merasa aman, nyaman dan bahagia (Branch et al., 2016).

d. Konsep keperawatan
Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif
yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Budiana, 2016).
Keperawatan menganut pandangan yang holistik terhadap manusia yaitu menganggap
manusia sebagai makhluk bio – psiko – sosial – spiritual dan kultural. Kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua
manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak dibedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik dan status ekonomi sosial. Keperawatan
menganggap klien sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam memberikan asuhan keperawatan.
Metaparadigma keperawatan, perawat tidak hanya harus memahami ilmu dan fisiologi
penyakit ketika merawat pasien, tetapi juga harus benar-benar peduli pada kesejahteraan pasien.
Kasih sayang dan empati harus menjadi kualitas dalam diri seorang perawat dan dia harus
mampu mengesampingkan penilaian pribadi, terlepas dari hal-hal seperti ras, agama atau status
sosial ekonomi. perawat meluangkan waktu untuk menunjukkan prosedur dan mengajar pasien
untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Perawat tidak hanya mengobati penyakit yang ada,
tetapi mengambil inisiatif untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah penyakit
lebih lanjut (Branch et al., 2016)

2.4 Hubungan Falsafah dan Paradigma Keperawatan


Falsafah dipandang sebagai kerangka tindakan untuk suatu disiplin yang merupakan klaim
ontologis, epistemik, dan etika yang terkait secara logis. Sangat penting untuk
mempertimbangkan aspek-aspek ini ketika menentukan filsafat disiplin tertentu. Filsafat sangat
mendasar dalam menggambarkan ruang lingkup sifat, dan tujuan akhir keperawatan. Klaim
ontologis mengidentifikasi fenomena dasar yang ada dalam domain suatu disiplin, seperti

1
konsep orang dan kesehatan dalam disiplin keperawatan. Klaim epistemologis, baik eksplisit
maupun implisit, berhubungan dengan bagaimana fenomena dasar [orang atau kesehatan] dapat
diketahui, karenanya, dianggap penting untuk sifat pengembangan pengetahuan dalam suatu
disiplin (Gul, 2009).
Praktek keperawatan kontemporer dihadapkan dengan beberapa pertanyaan filosofis
mengenai ontologis, epistemologis, dan bidang etika disiplin (Servimäki, 1999 dalam (Gul,
2009)). Menurut Servimäki, meskipun isu-isu mengenai konsepsi realitas keperawatan,
pengetahuan, dan etika diperdebatkan oleh para perawat dalam jurnal keperawatan, memang
relevan untuk setiap praktik perawat karena masalah tersebut berakar pada cara di mana
praktik keperawatan diatur dan diaktualisasikan. Perdebatan ini menyoroti kurangnya
identifikasi sifat, ruang lingkup dan tujuan akhir keperawatan, dan tidak dapat diselesaikan
tanpa perhatian filosofis (Gul, 2009).
Filsafat diperlukan untuk pengembangan profesi keperawatan dan disiplin keperawatan.
Belajar filsafat berarti mempelajari suatu proses yang dapat berguna untuk memahami
informasi. Jika perawat belajar untuk menantang pengetahuan, argumen, dan keyakinan perawat
sendiri melalui pemikiran mendalam tentang apa praktik keperawatan dan bagaimana perawat
menerapkan pemikiran ke dalam tindakan, perawat akan dapat mengidentifikasi fenomena
keperawatan, objeknya dan ruang lingkup lingkup keperawatan. Jika tidak, tidak mungkin untuk
menentukan filosofi disiplin, yang sangat penting untuk kelangsungan keperawatan sebagai
disiplin, diungkapkan oleh banyak perawat ( Gul,2009 )

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Falsafah merupakan keyakinan terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman


dalam memberikan asuhan keperawatan, paradigma juga merupakan perangkat bantuan yang
memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola
dan cara pandang dasar has dalam melihat, memikirkan, dan memberi makna.

3.2 Saran
Kami selaku mahasiswa keperawatan mampu memahami dan menerapkan falsafah dan
paradigparadigmwatan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu mempraktekkan disaat praktek
lapangan. Kita sebagai perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami
ketertinggalan dari keperaatan internasional. Selain itu kita sebagai perawat sebaiknya
mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang ada sehingga kita lebih
mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal itu kita bisa belajar menghargai
profesi yang kita jalani.

1
DAFTAR PUSTAKA

Catalano, Joseph T. TodayJs Ssues J TomorrowJs Trends •. 2015.

DELAUNE. Fundamentals of Nursing Standards &Practice Second Edition. 2012, p. 928.

Melanie McEw en, Evelyn M. Wills. Theoretical Basis for Nursing. Edited by Jean
Rodenberger, Third edit, Lippincott Williams & Wilkins, 2011.

Meleis, Afaf Ibrahim. “Theoretical Nursing: Development and Progress.” Theoretical Nursing:
Development and Progress, Fifth edit, Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams
Wilkins. Copyright, 2016.

Potter, Patricia A., and Anne G. Perry. Fundamental of Nursing, Edition 8. Edited by

3251 Riverport Lane, Eighth Edi, 2010.

Risjord, Mark. Nursing Knowledge: Science, Practice, and Philosophy. A John Wiley & Sons,
Ltd, 2010.

Watson, Jean.. Journal of Chemical Information and Modeling, Revised ed, vol. 53, no. 9,
Colorado, 2008, doi:10.1017/CBO9781107415324.004.

Anda mungkin juga menyukai