Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

(SIMULASI PENYULUHAN KESEHATAN KOMUNITAS)

Disusun Oleh : Kelompok IV


1. Ita Mawarni 21122019P
2. Lesdira Prihatini 21122020P
3. Liza Aziza Ehpa 21122021P
4. Lutfi Ridwinnida Rahmatullah 21122022P
5. Muhammad Sultan Damara 21122023P
6. Nadiya Khairunnisa 21122024P
7. Nanda Meisinta 21122025P

Kelas : PSIK Reguler B

Dosen Pengampu : Septi Ardianty, S.Kep.,Ns.,M.Kep

IKesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “Simulasi Penyuluhan Kesehatan Komunitas”
pembuatan makalah dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas II yang di berikan dosen sebagai bahan pembelajaran.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat diselesai dengan baik. Oleh karena itu, masukan, saran, kritik, dan
usul yang sifatnya untuk perbaikan dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu serta
rekan-rekan sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Palembang, 24 Februari 2023

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1.......................................................Pengertian Penyuluhan Kesehatan
3
2.2...............................................................................Tujuan Penyuluhan
3
2.3.......Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan
4
2.4..............................................................................Sasaran Penyuluhan
5
2.5.....................................................................Materi/Pesan Penyuluhan
6
2.6.................................................................................Media Penyuluhan
6
2.7......................................................Alat Bantu dan Media Penyuluhan
9
2.8............................................................Langkah-Langkah Penyuluhan
13
2.9............................................Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan
13
2.10...................................................................Satuan Acara Penyuluhan
14
2.11.....................................................Contoh Satuan Acara Penyuluhan
16
BAB III PENUTUP..............................................................................................24

iii
3.1 Kesimpulan...........................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di
hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang
kedokteran, semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat.
Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga masyarkat sadar, tahu dan mengerti, juga mau dan bisa melakukan
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Notoatmodjo,2012).
Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif
(pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran
penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh kesehatan
maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang
telah direncanakan (Maulana, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

iv
1. Apa definisi penyuluhan kesehatan?
2. Apa tujuan penyuluhan?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan?
4. Siapa saja sasaran penyuluhan?
5. Bagaimana materi penyuluhan?
6. Apa saja media penyuluhan?
7. Apa saja alat bantu dan media penyuluhan?
8. Bagaimana langkah-langkah penyuluhan?
9. Apa saja factor- factor yang mempengaruhi penyuluhan?
10. Apa satuan acara penyuluhan?
11. Bagaimana contoh satuan acara penyuluhan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi penyuluhan kesehatan
2. Untuk mengetahui tujuan penyuluhan
3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penyuluhan
4. Untuk mengetahui sasaran penyuluhan
5. Untuk mengetahui materi penyuluhan
6. Untuk mengetahui apa saja media penyuluhan
7. Untuk mengetahui alat bantu dan media penyuluhan
8. Untuk mengetahui langkah-langkah penyuluhan
9. Untuk mengetahui factor- factor yang mempengaruhi penyuluhan
10. satuan acara penyuluhan
11. Untuk mengetahui contoh satuan acara penyuluhan

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan
adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy,
1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang
yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan
masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang
oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau
suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses
perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang

vi
menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai
kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan
pesan dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang
berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009).

2.2 Tujuan Penyuluhan


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu,
kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai
kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi
perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004).

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku


sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk
mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima
pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target
penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan
pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya
peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah
perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka panjang adalah dapat
menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah


perilaku perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan
penyuluhan kesehatan pada hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan
kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam


membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

vii
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat
menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-
orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus


melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan
kesehatan masyarakat sebagai berikut : Mengkaji kebutuhan kesehatan
masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat, memprioritaskan

viii
masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan
masyarakat, menyusun perencanaan penyuluhan.

2.4 Sasaran Penyuluhan


Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di
rumah sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat
binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko
tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan
sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga
dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada


kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok
masyarakat yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia,
kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak
sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas,
masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah
dan lain-lain (Effendy, 2003).

2.5 Materi/Pesan Penyuluhan


Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung
manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam
penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk
mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy,
2003).

2.6 Media Penyuluhan

ix
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.
Metode yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina
perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual
ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari
pendekatan ini antara lain :

a. Bimbingan dan penyuluhan


Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.
Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi
apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Penyuluhan Kelompok


Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok
kecil.

x
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup:
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.
Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode ceramah adalah :
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu
pengajaran.
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai
sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan
yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
Suara hendaknya cukup keras dan jelas.

Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan /


dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat
bantu lihat semaksimal mungkin.

2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

xi
b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15
orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan
simulasi.

3. Metode Penyuluhan Massa


Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang
akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa
ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh
dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa,
simulasi/demonstrasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan,
sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir
jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

2.7 Alat Bantu dan Media Penyuluhan


1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh
penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut
alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu
dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo, 2007). Alat peraga ini disusun
berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu
diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera
yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak
mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Secara
terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran
mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan

xii
bahasa merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan,
membantu sasaran untuk belajar lebih banyak dan tepat, merangsang
sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain,
mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran, mendorong keinginan
orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya
memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan
pengertian yang diperoleh.

Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :


a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada
waktu ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang
diproyeksikan misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan
misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia,
boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar,
pada waktu proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan
hitam, radio, pita suara dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan
pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video
cassette dan lain-lain.
Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan
memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan.
Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Tujuan yang hendak dicapai
1) Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan/
pengertian, pendapat dan konsep-konsep, mengubah sikap dan
persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru.
2) Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam
latihan/ penataran/ penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian

xiii
terhadap sesuatu masalah, mengingatkan sesuatu pesan/informasi
dan menjelqskan fakta-fakta, prosedur dan tindakan.
b. Persiapan Penggunaan Alat Peraga
Semua alat peraga yang dibuat0berguna sebagai alat rantu belajar
dan tetap harus diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan
sendirinya. Kita harus mengemfangkan keterampilan dalam memilih,
mengadakan alat peraga secara tepat sehingga mempunyai hasil yang
maksimal.

2. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator
sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan
Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui
media, pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami,
sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai
memutuskan untuk mengadopsinya ke perilaku yang positif.
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam
pelaksanaan penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan
mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini


dibagi menjadi 3 yakni :
a. Media cetak

xiv
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang
termasuk dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip
chart (lembar balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah,
poster, foto yang mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa
kelebihan media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang,
biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu listrik,
mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar.
Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek
gerak dan efek suara dan mudah terlipat.

b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat
dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu
elektronika. Yang termasuk dalam media ini adalah televisi, radio,
video film, cassette, CD, VCD. Seperti halnya media cetak, media
elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih mudah dipahami,
lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka, mengikut
sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan
diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media
ini adalah biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat
canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media Luar Ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media
cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih
mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian
dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari

xv
media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih
untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang
dan berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan
keterampilan untuk mengoperasikannya.
Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu
memberikan informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan
tingkat penerimaan sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk
mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang disampaikan.

2.8 Langkah-Langkah Penyuluhan


Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik
harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam
penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai berikut :

1. Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.


2. Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3. Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui
penyuluhan kesehatan masyarakat.
4. Menyusun perencanaan penyuluhan
a. Menetapkan tujuan
b. Penentuan sasaran
c. Menyusun materi / isi penyuluhan
d. Memilih metoda yang tepat
e. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
f. Penentuan kriteria evaluasi
5. Pelaksanaan penyuluhan
6. Penilaian hasil penyuluhan
7. Tindak lanjut dari penyuluhan

2.9 Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan

xvi
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi
yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa
yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil
dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu
monoton sehingga membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit
menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan
karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan
dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk
mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak
mungkin terjadi perubahan perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan,
jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang,
metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta
bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.

2.10 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


a. Pengertian
Satuan acara penyuluhan adalah seperangkat acara yang akan
diselenggarakan termasuk topic, tempat, sasaran, pemateri dan konsep
acara. Penyusunan satuan acara penyuluhan terbagi menjadi tiga tahap
yaitu tahap pendahuluan, tahap penyajian dan tahap penutup. Satuan acara
penyuluhan pedoman kerja dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
b. Dasar Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan
Penyuluhan akan berhasil apabila direncanakan terlebih dahulu dengan
cermat, teliti dan sistematis dari semua factor-faktor yang terkait, yaitu:

xvii
1. Menetapkan tujuan
2. Penentuan sasaran
3. Menyusun materi/isi penyuluhan
4. Memilih metode yang tepat
5. Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan
6. Penentuan kriteria evalusi
7. Pelaksanaan penyuluhan
8. Penilaian penyuluhan
9. Tindak lanjut dari penyuluhan

c. Fungsi Satuan Acara Penyuluhan


1. Preventif
Mencegah dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam pedoman
2. Korektif
Berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus ditaati dan sebagai
pedoman dalam melaksanakan penyuluhan
3. Konstruktif
Memberikan arah secara rinci bagi pelaksanaan penyuluhan dan
pengembangan pendidikan pengetahuan sasaran
d. Prinsip Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan
1. Relevasi
Relevan dengan lingkungan
2. Efektifitas
Efektif mengajar bagi sasaran dan efektif belajar bagi penyuluh
3. Efensiensi
Efesien dalam memberikan penyuluhan, berarti efesien dalam : waktu,
biaya, penggunaan tenaga dan peralatan (hemat sumber daya)
4. Kontinuitas

xviii
Satuan acara penyuluhan memiliki saling hubungan antara materi
pokok bahasan/sub pokok bahasan, satu dengan yang lainnya.
5. Komprehensif
Semua kegiatan dan komponan merupakan satu kesatuan yang
berinteraksi dan berfungsi secara terpadu dan harmonis dalam rangka
mencapai tujuan.
6. flexibilitass
e. Tahap Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan
Tahap kegiatan satuan acara penyuluhan terfiri dari:
1. Tahap pendahuluan (intriduction)
Tahap ini menjelaskan secara singkat tentang materi yang
disampaikan, manfaat teori tersebut dalam kehidupan sehari-hari,
hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui
masyarakat, serta tujuan yang harus dicapai masyarakat pada akhir
pertemuan.
2. Tahap penyajian (presentatiom)
Tahap ini mencakup bagian-bagian sebagai berikut:
a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal
seperti penggunaan grafik, gambar, benda, model dan demonstrasi
gerak.
b. Contoh dan noncontoh yang praktis serta konkret dari uraian
konsep.
c. Latihan merupakan praktik bagi masyarakat untuk menerapkan
konsep yang sedang dipelajari.
3. Tahap penutup (test and follow up)
Tahap penutp meliputi 3 kegiatan, yaitu:
a. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab aatu dikerjakan
peserta penyuluhan baik dilaksanakan secara tertulis maupun lisan.
b. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes.
c. Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus
dilakukan atau diperlajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik

xix
memperdalam materi yang dipelajari maupun untuk
mempersiapkan diri dari wabah penyakit.
f. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar dari peserta penyuluhan. Cara pelaksanaan bisa berbentuk tulisan
atau lisan.

2.11 Contoh Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GOUT ATRITIS

Pokok Bahasan : Gout Atritis (Asam urat)


Sub Pokok Bahasan : Implementasi Keperawatan mengurangi nyeri asam urat
Sasaran : Warga RT.29 Kelurahan Sukabangun Kecamatan
Sukarami Palembang
Tempat : Jl.H.Sanusi Lorong Kopral Slamet RT 29 RW 05
No.2776
Hari / Tanggal : Kamis,14 Maret 2022
Waktu : 30 Menit
Pelaksana : Kelompok 4

I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapat penyuluhan selama 1 hari warga RT.29
Kelurahan Sukabangun Kecamatan Sukarami Palembang dapat
merawat penderita asam urat dengan tepat
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapat penyuluhan selama 1 hari warga RT.29
Kelurahan Sukabangun Kecamatan Sukarami Palembang dapat :
- Menjelaskan pengertian asam urat
- Menjelaskan gejala asam urat

xx
- Menjelaskan cara mengatasi asam urat
- Menyebutkan 7 prinsip diet penderita asam urat
- Memutuskan untuk taat menejemen asam urat (melakukan
pengobatan hingga kadar asam urat normal, control makanan
yang dikonsumsi dan menghindari makanan yang menyebabkan
asam urat)
- Memilih dan menentukan makanan yang boleh dikunsumsi,
boleh dikunsumsi sedikit dan makanan yang harus dihindari

II. Metode dan Media


a. Ceramah dan Tanya jawab
b. Leaflet
c. Alat cek asam urat
d. Kompres hangat jahe merah
III. Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Sasaran
No Prosedur Waktu
Penyuluhan
1 Pendahuluan 5 menit  Memberi salam dan  Menjawab salam
memperkenalkan
diri  Mendengarkan
 Menjelaskan maksud  Menjawab
dan tujuan
penyuluhan pertanyaan
 Melakukan Evaluasi
Validasi
2 Penyajian 15 menit Menjelaskan materi
penyuluhan
mengenai :
 Mendengarkan
 Pengertian asam urat dengan seksama
 Tujuan Kompres  Mengajukan
Hangat jahe merah
dan cek asam urat pertanyaan
 Cara – cara
sederhana mengatasi
asam urat
 Mendemontrasikan
cara-cara mengatasi
asam urat

xxi
3 Evaluasi 5 menit  Memberikan  Menjawab
pertanyaan akhir
sebagai evaluasi  mendemonstrasikan
4 Penutup 5 menit  Menyimpulkan  mendengarkan
bersama-sama hasil
kegiatan penyuluhan  menjawab salam
 Menutup
penyuluhan dan
mengucapkan salam

IV. Materi
a. Pengertian
Asam urat adalah sisa metabolism zat purin yang berasal dari
makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping
dari pemecahan sel darah.Purin sendiri adalah zat yang terdapat
dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk
hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita makan makhluk hidup tersebut maka zat
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan
buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil
perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau penyakit
tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui
feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu
mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya
meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar
asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya
akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri
atau bengkak

b. Tujuan manajemen nyeri Non Pharmacologis


1. Mengurangi nyeri asam urat
2. Memberikan rasa nyaman

xxii
3. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan
penghilang rasa sakit.

c. Tanda dan gejala asam urat


1. Kesemutan dan linu
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
3. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

d. Cara sederhana mengatasi asam urat


1. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali
normal. Kadar normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk wanita
dan 3,0 hingga 7 untuk pria
2. Kontrol makanan yang dikonsumsi
3. Menghindari makanan-makanan yang dapat menyebabkan
asam urat
e. Jenis makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam
urat antara lain adalah:
- Makanan laut seperti udang, kepiting, remis, tiram, cumi-cumi
- Minuman yang mengandung alcohol seperti tape, bir, tuak pahit
- Makanan kaleng seperti sarden, kornet sapiJeroan seperti usus,
hari, limpa, paru, otak, jantung, ginjal
- Beberapa jenis buah-buahan seperti durian, alpokat, air kelapa
muda, emping melinjo
- Kaldu daging
- Jenis makanan yang boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit
antara lain: Tahu dan tempe
- Ikan, daging kambing, daging ayam, daging sapi
- Beberapa jenis sayuran tertentu seperti kangkung, bayam,
brokoli, tauge, daun pepaya, asparagus, kacang-kacangan, jamur

xxiii
- Makanan berlemak seperti santan, margarine, atau goreng-
gorengan. Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat
lewat urine.

Jenis makanan yang boleh dikonsumsi adalah:


- Keju, susu, telur
- Makanan sumber karbohidrat seperti beras, kentang, singkong,
terigu, tapioka, hunkwe, makaroni, mie, bihun, roti, dan biskuit.
Tetapi, karbohidrat sederhana golongan fruktosa seperti
gula,mpermen, arum manis, gulali, dan sirup sebaiknya
dihindari karena fruktosa meningkatkan kadar asam urat.
- Buah-buahan seperti semangka, melon, nanas, belimbing
manis, dan jambu air. Buah-buahan lain juga boleh dimakan
kecuali durian dan alpokat.
- Selain itu penderita asam urat dianjurkan untuk banyak minum,
minimal 2 liter atau 10 gelas sehari, bertujuan membantu
pengeluaran asam urat lewat air seni dan mencegah
penumpukan asam urat di ginjal atau kandung kemih.Air minum
ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi.

Salah satu penanganan nyeri pada asam urat yaitu kompres hangat jahe
merah.
1. Siap kan jahe 100 gram.
2. Cuci jehe dengan air sampai bersih
3. Parut Jahe
4. Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40-50℃ secukup nya
5. Masukan handuk kecil ke dalam air hangat tersebut kemudian
tunggu beberapasaat sebelum handuk diperas
6. Peraskan handuk kemudian tempelkan ke daerah sendi yang
terasa nyeri klien tambahkan parutan jahe di atas handuk tersebut.
7. Pengompresan dilakukan selam 20 menit
8. Setelah selasai bereskan semua peralatan yang telah dipakai

xxiv
V. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian nyeri
2. Tujuan manajemen nyeri non pharmacologis
3. Sebutkan cara sederhana mengatasi nyeri
4. Mendemonstrasikan cara-cara mengatasi nyeri

Contoh Leaflet yang digunakan dalam Satuan Acara Penyuluhan


LEAFLET GOUT ARTHRITIS

xxv
Contoh Dokumentasi dari Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan

xxvi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan
yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan
keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
dengan kesehatan.

Tujuan dari penyuluhan kesehatan adalah :


1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan kesehatan, yaitu :

1. Faktor penyuluh.
2. Faktor sasaran
3. Faktor proses dalam penyuluhan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dalam cara penulisan maupun terutama dalam penyampaian materi.
Hal itu karena keterbatasan waktu dan referensi yang terbatas dimiliki
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam kesempurnaan makalah  berikutnya.

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber
Widya. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.


Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo, 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.


Jakarta.

xxviii

Anda mungkin juga menyukai