Anda di halaman 1dari 21

Manajemen dan Prosedur Merawat Jenazah

Dosen Pembimbing

Sr.M.Imelda Derang FSE

Disusun oleh:

Dewi Safitri Barutu Sr.Marsella Marbun

Nirwana Wati Girsang Rostari Saragih

Icha Dearmayani Muthe Sofia Elisabeth Sinurat

Yusuf Risky Sinaga Devi

Berti Suryani Telaumbenua

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
atas selesainya Makalah yang berjudul Manajemen dan prosedur merawat jenazah.Adapun
tujuan umum dari penyelesaian penulisan Makalah ini adalah tugas dari mata kuliah Agama
dalam materi penulisan Makalah ini.

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan Makalah, maka kami
dari kelompok 7 (tujuh) mengucapkan banyak terima kasih.

Penyusun

Kelompok 7

2
DAFTAR ISI

1.Kata Pengantar………………………………………………………..i

2.Daftar isi………………………………………………………………ii

3.Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………iii

1.1. Latar Belakang………………………………………………….iv

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………….v

1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………..vi

4. Bab 2 Tinjaun Pustaka………………………………………………..vii

4.1. Defenisi Manajemen Kematian…………………………………viii

4.2. Manajemen Keperawatan Dalam Perawatan Jenazah…………….ix

4.3. Evaluasi Keperawatan……………………………………………,.x

4.4. Perawatan Jenazah Menurut Beberapa Agama…………………...xi

5.Bab 3 Penutup……………………………………………………………xii

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………xiii

3.2.Saran…………………………………………………………………xiv

3.3.DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………xv

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1..Latar Belakang

Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dijelasaskan dengan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya kerja otak secara menetap.Perawatan jenazah hingga akhirnya jenazah tersebut
dikebumikan,pada umumnya adalah sama. Tentu dimulai dengan mengetahui dulu identitas dan
kelengkapan tubuh jenazah, dimandikan (dibersihkan), dibajukan atau dikafani, dan selanjutnya didoakan
lalu dikebumikan. Hanya saja, terdapat beberapa detail yang berbeda menurut kepercayaan,agama, dan
adat kebudayaan masing-masing yang perlu kita ketahui sebagai tenaga medis mengingat ada
kemungkinan bahwa jenazah tersebut adalah pasien atau klien kita,sehingga kita masih harus
bertanggung jawab dan mendampingi keluarga dalam perawatannya.Oleh karena itu,kami selaku
kelompok 7 akan membahas tentang perawatan jenazah menurut beberapa agama .

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.Bagaimanakah konsep kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian menurut beberapa agama

2.Bagaimanakah tindakan asuhan keperawatan jenazah menurut beberapa agama 3.Bagaimanakah konsep
kematian menurut beberapa agama

4.Bagaimanakah tidakan perawatan jenazah yang harus dilakukan berdasarkan beberapa agama .

1.3.Tujuan Penulisan

Mengetahui dan memahami tentang tata cara perawatan jenazah sesuai dengan beberapa agama
sehingga tidak terjadi kesalah pahaman atau missperseption antara pengurus atau perawat jenazah dengan
keluarga.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Manajemen Kematian

Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk
menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
disposisi (penyerahan) barang-barang milik klien. Berkaitan dengan kematian ada banyak hal yang
belum dipahami yang harus dilakukan pertama kali saat seseorang sakit dan meninggal. Menurut
beberapa Agama, pengurusan jenazah hukumnya wajib dilakukan. Semakin banyak penyelenggara
pengurusan jenazah, menandakan semakin baik. Artinya, jenazah bersangkutan memliki kerabat dan
silaturrahmi yang baik. Sementara yang datang menghadiri kematian juga akan memperoleh pahala.
Karena itulah, masyarakat tidak perlu takut ikut dalam keterlibatan pengurusan jenazah.

Kematian suatu keadaan alamiah yang setiap individu pasti akan mengalaminya. Secara umum,
setiap manusia  berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, lansia dan akhirnya
mati.Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta
hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktivitas listrik otak, atau
dapat juga dikatakan terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak
secara menetap.

2.2. Manajemen Keperawatan Dalam Perawatan Jenazah

Tindakan Perawat Dalam Menangani Jenazah Dalam menangani jenazah perawat harus
melakukannya dengan hormat dan sebaik-baiknya. Rasa hormat ini dapat dijadikan prinsip, dengan kata
lain, seseorang telah diperlakukan secara manusiawi dan sama seperti orang lain. Seorang perawat harus
memperlakukan tubuh jenazah dengan hormat. Sebelum kematian terjadi, anggota tubuh harus diikat dan
kepala dinaikkan ke atas bantal. Tubuh harus dibersihkan dengan membasuhnya dengan air hangat secara
perlahan. Segala sesuatu yang keluar dari tubuh pasien harus dicuci dan dibersihkan rawatan posmortem,
Perawatan tubuh setelah kematian disebut perawatan postmortem. Hal ini dapat menjadi tanggung jawab
perawat. Perawat akan lebih mudah melakukannya apabila bekerja sama dengan staf kesehatan lainnya.
Adapun hal yang harus diperhatikan :

5
Perlakukan tubuh dengan rasa hormat yang sama perawat lakukan terhadap orang yang masih hidup.

Beberapa fasilitas memilih untuk meninggalkan pasien sendiri sampai petugas kamar jenazah tiba.

Periksa prosedur manual rumah sakit sebelum melanjutkan perawatan postmortem.

a. Perawatan Jenazah

• Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.

• Singkirkan pakaian atau alat tenun.

• Lepaskan semua alat kesehatan

• Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda

• Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya (tergantung dari
kepercayaan atau agama)

• Tempatkan satu bantal di bawah kepala.

• Tutup kelopak mata, jika tidak bisa tertutup bisa menggunakan kapas basah.

• Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah dagu.

• Letakkan alas di bawah glutea

• Tutup tubuh jenazah sampai sebatas bahu

• Kepala ditutup dengan kain tipis

• Catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga

• Beri kartu atau tanda pengenal

• Bungkus jenazah dengan kain panjang

b. Perawatan Jenazah yang akan Diotopsi

• Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan

6
• Beri label pada pembungkus jenazah

• Beri label pada alat protesa yang digunakan

• Tempatkan jenazah pada lemari pendingin

c. Perawatan Jenazah yang meninggal akibat kasus penyakit menular

• Tindakan di ruangan

• Luruskan tubuh, tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas

• Lepaskan alat kesehatan yang terpasang

• Setiap luka harus diplester rapat

• Tutup semua lubang tubuh dengan plester kedap air Membersihkan jenazah perhatikan beberapa
hal :
a. Perawat menggunakan pelindung :
b. Sebaiknya menggunakan masker penutup mulut.
c. Harus menggunakan sarung tangan karet.
d. Sebaiknya menggunakan apron / untuk melindungi tubuh dalam keadaan tertentu.
e. Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi bahan desinfektan
f. Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan jenazah (sebelum sarung tangan dilepaskan
dan sesudah sarung tangan dilepaskan).
g. Pasang label identitas jenazah pada kaki.
h. Keluarga/teman diberi kesempatan untuk melihat jenazah
i. Memberitahukan kepada petugas kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita penyakit
“menular”
j. Jenazah dikirimkan ke kamar jenazah

Tindakan di Kamar Jenazah.

Petugas sebaiknya menggunakan pelindung

7
• masker penutup mulut

• kaca mata pelindung mata

• sarung tangan karet

• apron/baju khusus untuk melindungi tubuh dalam keadaan tertentu

• sepatu lars sampai lutut (sepatu boot)

• Menggunakan air pencuci yang telah dibubuhi desinfektan, antara lain kaporit.

• Mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan jenazah (sebelum dan sesudah sarung
tangan dilepaskan) Jenazah dibungkus dengan kain kafan atau kain pembungkus lain sesuai
dengan kepercayaan/agamanya.

• Segera mencuci kulit dan permukaan lain dengan air bila terkena darah atau cairan tubuh lain.

• Dilarang menutup atau memanipulasi jarum suntik, buang dalam wadah khusus alat tajam

• Sampah dan bahan terkontaminasi lainnya ditempatkan dalam tas plastic

• Pembuangan sampah dan bahan terkontaminasi dilakukan sesuai dengan tujuan mencegah infeksi

• Setiap percikan atau tumpahan darah di permukaan segera dibersihkan dengan larutan
desinfektans, misalnya klorin 0.5 %

• Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan urutan: dekontaminasi,
pembersihan, disinfeksi dan sterilisasi.

• Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka

Jenazah tidak boleh dibalsam, disuntik untuk pengawetan dan diautopsi kecuali oleh petugas
khusus.

• Dalam hal tertentu, autopsi hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
pimpinan RS.

2.3.Evaluasi Keperawatan

8
Evaluasi terhadap masalah sekarat dan kematian secara umum dapat dinilai dari kemampuan
individu untuk menerima makna kematian, reaksi terhadap kematian, dan perubahan perilaku, yaitu
menerima arti kematian.

2.4. Perawatan Jenazah Menurut Beberapa Agama

Perawatan Jenazah Menurut Agama Kristen Katolik

1.Cara merawat jenazah

Tindakan ini dilakukan untuk menjaga privasi keluarga sekaligus merawat jenazah supaya tahan
lama dan kelihatan bersih dan menghargai jenazah.

Perlengkapan memandikan jenazah.

Adapun perlengkapan yang diperlukan dalam memandikan jenazah:

a. Air bersih secukupnya

b. Sabun mandi untuk membersihkan

c. Sarung tangan atau handuk untuk membersihkan kotoran- kotoran

d. Lidi atau sebagainya untuk membersihkan kuku

e. Handuk untuk mengeringkan badan atau tubuh jenazah setelah selesai dimandikan

Cara-cara memandikan jenazah

• Bujurkan jenazah di tempat yang tertutup, tetapi jika jenazah dapat didudukkan di kursi bisa
didudukan dikursi.

• Seandainya jenazah perempuan maka yang memandikan perempuan demikian juga sebaliknya.

• Lepaskan seluruh pakaian yang melekat dan menutup

• Tutup bagian auratnya

9
• Lepaskan logam seperti cincin dan gigi palsu seandainya ada.

• Bersihkan kotoran nazisnya dan meremas bagian perutnya hingga kotorannya keluar, hal ini
dialakukan dalam keadaan duduk

• Bersihkan rongga mulut

• Bersihkan kuku, jari dan tangannya

• Diusahakan menyiram air mulai dari anggota yang kanan, diawali dari kepala bagian kanan terus
ke bawah, kemudian bagian kiri terus kebawah dan diulang sampai bersih

Cara pelaksanaan memandikan jenazah

• Mulai menyiram anggota tubuh secara urut, tertib segera dan rata hingga bersih minimal 3 kali
serta dimulai anggota tubuh sebelah kanan.

• Menggosok seluruh tubuh dengan air sabun.

• Menyiram beberapa kali sampai bersih.

• Setelah bersih seluruh tubuh dikeringkan dengan handuk kering hingga kering.

• Pakailah baju jenazah dengan warna gelap atau pakaian kesukaannya.

• Diangkat ke rumah di ruang tengah dimana dialasi tikar pandan.

Hal-hal yang diperhatikan

• Dilarang memotong rambut, hal ini dihindari karena dianggap menganiaya jenazah dengan
menimbulkan kerusakan atau cacat tubuh.

10
• Saat menyiram air pada wajah dan muka tutuplah lubang mata, hidung, mulut dan telinganya
agar tidak kemasukan air.

• Apabila anggota tubuh terluka dalam menggosok dan membersihkan bagian terluka supaya hati-
hati dilakukan dengan lembut seakan memperlakukan pada waktu masih hidup.

Cara memformalin

Formalin jenazah yang digunakan 70% sebab dapat membunuh bakteri dengan membuat
jaringan dalam bakteri dehidrasi kekurangan air, sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk
lapisan baru dipermukaan, hal ini bertujuan untuk melindungi lapisan dibawah, supaya tahan terhadap
serangan bakteri lain. Formalin digunakan kurang lebih 4 liter supaya tahan lama kurang lebih satu
minggu, untuk tiga hari jumlah 2 liter dimana konsentrasinya sama 70%, untuk penyuntikan formalin
dipercayakan kepada pihak RS atau bidan.

Jika di RS penyuntikan ini dipercayakan kepada perawat sedang di luar RS dipercayakan kepada
bidan. Ini disuntikan pada tubuh jenazah. Salah satu tempatnya di bagian yang banyak mengandung
air dan berongga contohnya di bagian sela-sela iga. Formalin juga dapat dimasukkan ke pembuluh
vena saphena magna. Pembuluh ini letaknya di atas persendian kaki supaya tidak merusak organ
tubuh lainnya. Ada juga yang disuntikkan di pelipatan paha. Namun, di dunia kedokteran sudah
menggunakan standar di kaki karena selain mencarinya mudah juga pembuluh sudah kelihatan.

Perawatan Jenazah Menurut Agama Islam

Memandikan jenazah adalah membersihkan jasmani jenazah dan najis serta kotoran dengan cara
menyiramkan air suci ke seluruh tubuh jenazah hingga merata.

Memandikan jenazah ini, harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :

Jika jenazah laki-laki maka yang memandikan kaum laki-laki saja, tidak boleh kaum wanita,
kecuali istri dan muhrimnya. Sebaliknya, jenazah wanita yang memandikan adalah kaum wanita pula
kecuali suami dan muhrimnya.Jika suami dan muhrimya ada semua, maka suami berhak memandikan
istrinya, demikian juga jika istri dan muhrim ada maka mereka yang berhak memandikan suaminya.

11
Jika jenazah masih anak-anak, baik laki-laki atau perempuan, boleh dimandikan oleh laki-laki
atau perempuan, tetapi diutamakan keluarga yang dekat dengan jenazah, dengan syarat ia mengetahui
cara memamandikan dan dapat dipercaya.

Tata cara memandikan jenazah :

• Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.

• Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.

• Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.

• Sediakan air sabun.

• Sediakan air kapur barus.

• Angkat sedikit bagian kepalanya.

• Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara perlahan-lahan

serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.

• Siram dan basuh dengan air sabun.

• Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari

tangan dan kakinya dan rambutnya.

• Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.

• Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat:

• Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :“Saya berniat untuk memandikan jenazah ini karena Allah
Ta’ala”

• Lafaz niat memandikan jenazah perempuan : “Saya berniat untuk memandikan jenazah
(perempuan) ini karena Allah Ta’ala”

• Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air bersih.

12
• Selesai dimandikan, terakhir disiram dengan air berbau harum, seperti kapur barus. Air yang
digunakan untuk memandikan jenzah harus air suci.

• Setelah selesai dimandikan dengan baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan tuala
pada seluruh badan mayat.

Mengkafani Jenazah

Mengkafani jenazah adalah membungkus badan jenazah dengan kain kafan. Mengkafani jenazah
harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :

Syarat sah mengkafani jenazah :

• Kafan dapat membungkus seluruh tubuh jenazah sekurang-kurangnya satu lapis dan Jenazah
sudah dimandikan.

• Kain yang diperlukan untuk kafan.

Kain yang digunakan untuk kain kafan ialah kain putih yang terbuat dari kapas (katun) baik dan
bersih. Yang dimaksud baik disini bukan mahala harganya, tetapi kain yang masih utuh. Jika jenazahnya
lak-laki diharamkan memakai kafa sutera, jika perempuan diperbolehkan memakai kain kafan sutera,
tetapi hukumnya makhruh. Batas minimal kain kafan adalah satu lembar atau menutup seluruh anggota
badan jenazah.

Tata cara mengkafani jenazah :

Jenazah laki-laki dikafani dengan menggunakan tiga lapis kain dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Satu lapisan sebagai sarung yang menutup tubuh antara pusar sampai kedua lutut.
b. Satu lapis menutup tubuh antara leher sampai mata kaki
c. Satu lapis menutup seluruh anggota tubuh jenazah (sebagai pembungkus).

13
Jenazah perempuan dikafani dengan menggunakan lima lapis kain, dengan ketentuan berikut :

a. Satu lapis sebagai sarung


b. Satu lapis sebagai penutup kepala
c. Satu lapis sebgai baju/baju kurung
d. Dua lapis sebagai pembungkus seluruh anggota tubuh jenazah.

Menyalatkan Jenazah

Salat jenazah ialah shalat denan empat kali takbir tanpa disertai ruku dan sujud, dilakukan jika
ada orang Islam yang mennggal dunia, utnuk mendoakan agar sang jenazah diampuni dosanya oleh Allah
swt. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah sebagaimana memandikan jenazah dan mengkafani.
Syarat –syarat salat jenazah, sebagai berikut :

• Menutupi aurat, suci dari hadas besar dan hadas kecil, bersih badan, pakaian, dan tempat dari
najis serta menghadap kiblat.

• Jenazah telah dimandikan dan dikafani.

• Letakkan jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatan kecuali, shalat jenazah di atas kubur
atau shalat gaib.

Rukun shalat jenazah, sebagai berikut :

1)   Niat

2)   Berdiri bagi yang mampu

3)   Takbir empat kali

4)   Membaca surat Al-Fatihah

5)   Membaca shlawat atas Nabi

6)   Mendoakan jenazah

7)   Mengucapkan salam

Tata Cara Menshalatkan jenazah :

14
• Meletakkan jenazah di arah kiblat

• imam (jika berjamaah) berdiri menghadap kiblat (di arah kepala jenazah jika jenazah tersebut
laki-laki dan arah pinggang jenazah jika jenazahnya perempuan).

• Membaca ta’awuz

• Membaca basmallah

• Mengucapkan lafal niat

Artinya : “saya berniat shalatkan mayit perempuan ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah
sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”

• Membaca takbiratul ihram (takbir pertama) sambil mengangkat kedua tangan kemudian
bersedekap.

• Membaca surat Al-Fatihah dengan didahului bacaan ta’awuz

• Membaca takbir kedua dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai bacaan
shalawat atas Nabi Muhammad saw.

• Membaca takbir ketiga dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai doa :

Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterahkanlah dia, dan maafkanlah dia.”

• Membaca takbir keempat dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap lagi membaca doa
untuk yang shalat dan jenazah. Artinya : “Ya Allah janganlah engkau rugikan kami dari mendapat
pahalanya dan janganlah engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan
dia.”

• Memberi salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri

Menguburkan Jenazah

15
Jenazah yang telah dimandikan, dikafani, dan dishalatkan segera dibawa ke kubur untuk
berpulang ke haribaan Allah swt.

Membawa jenazah ke kubur :

Ketika jenazah hendak dibawa ke liang lahat, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :

1) Hendaknya jenazah ditutup dengan kain

2) Jenazah dipikul dengan empat penjuru menuju ke kubur sebagai penghormatan terakhir.

3) Orang-orang yang mengantar jenazah hendaknya berjalan di depan

4) Dilarang membawa kemenyan

5) Orang yang bertemu atau melihat jenzah yang dibawa ke kubur hendaknya berhenti dan berdoa :

Subhanal hayyilladzi laa yamuutu. Artinya : “Maha Suci Zat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.”

Tata cara menguburkan jenazah :

Setelah sampai ke tempat pemakaman, keranda jenazah diletakkan di arah liang lahat, lubang
kubur dipayungi kain.

• Dua orang turun ke liang lahat untuk menerima jenazah.

• Jenazah dimasukkan ke dalam kubur sambil membaca doa :

Bismillahi ‘alaa millati rasuulillahi

• Jenazah dimiringkan kea rah kiblat, diganjal dengan bola tanah pada hati, punggung dan kepala
agar jenazah tetap miring.

• Melepaskan tali-tali kafan kafan yang menutupi telinga dibuka, dan telinga menempel ketanah.

• Jenazah diazani, sebagian ulama berpendapat tidak diazani.

• Lubang kubur ditutup dengan papan, kemudian ditutup dengan tanah. Beri tanda batui atau kayu,
dan doakan jenazah agar diampuni dosanya

16
Perawatan Jenazah menurut Agama Hindu

a. Terlebih dahulu jenazah harus dimandikan dengan air tawar yang bersih dan sedapat mungkin
dicampur dengan wangi- wangian.
b. Setelah itu diberi secarik kain putih untuk menutupi bagian muka wajah dan bagian alat
kelaminnya.
c. Kemudian barulah diberi pesalin dengan kain atau baju yang baru (bersih),
d. Rambutnya dirapikan (perempuan : rambutnya digulung sesuai dengan arah jarum jam),
e. posisi tangan dengan sikap "menyembah" ke bawah.
f. Setelah itu dibungkus dengan kain putih.

Saat membungkus jenazah perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a. Bila jenazah itu laki-laki maka lipatan kainnya: yang kanan menutupi yang kiri.
b. bila perempuan maka lipatan kainnya: yang kiri menutupi yang kanan.
c. Setelah terbungkus rapi ikatlah bagian ujung (kepala dan kaki) serta bagian tengah jenazah yang
bersangkutan dengan benang atau sobekan kain pembungkus tadi.

Perawatan Jenazah menurut Agama Budha.

a. Mempersiapkan perlengkapan memandikan jenazah:


b. Meja atau dipan untuk tempat memandikan jenazah 
c. Air basah
d. Air kembang
e. Air yang dicampur dengan minyak wangie.
f. Sabun mandi dan sampo
g. Sikat gigi
h. Handuk

17
Mempersiapkan pakaian

a. Pakaian harus bersih dan rapi, dan yang paling penting adalah bahwa  baju  yang  dikenakan 
pada  jenazah merupakan pakaian yang paling disenanginya sewaktu masih hidup.
b. Sarung tangan dan kaos kaki yang berwarna putih .
c. Pakaian yang disesuaikan dengan adat masing-masing, misalnya dengan menggunakan kain putih

Tindakan Perawatan

a. Sesaat setelah almarhumah/almarhum menghembuskan nafas yangterakhir, badannya digosok


dengan air kayu cendana, atau dengan menaruh es balokan di bawahnya agar jenazah tidak kaku.
b. Setelah itu jenazah diletakkan di atas meja dan ditutupi kain.
c. setelah itu baru dibacakan paritta-paritta atau doa-doa.

Pelaksanaan pemandian.

a. Jenazah setelah disembahyangkan kemudian diusung ke tempat pemandian yang telah disiapkan


b. Jenazah dimandikan dengan air bersih terlebih dahulu, kemudian air bunga, lalu dibilas dengan air 
yang sudah dicampur dengan minyakwangi. 
c. Jenazah dikramasi rambutnya dengan sampo, kemudian disabunseluruh badannya dan giginya
disikat dan kukunya dibersihkan, setelahitu dibilas lagi dengan air bersih
d. Sehabis itu jenazah dilap dengan handuk.

Pemakaian pakaian

a. Jenazah laki-laki

Pakaian jenazah laki-laki, baju lengan panjang, celana panjang, danyang paling disenangi oleh
almarhum sewaktu masih hidup, rambutdisisir rapi, bila perlu diberi minyak rambut, lalu kedua
tangannyadikenakan sarung tangan, dan juga kedua kakinya diberi kaos kaki berwarna putih.

18
b. Jenazah Perempuan

Pakaian jenazah perempuan adalah pakaian nasional, misalnya kebayadan memakai kain (pakaian
adat daerah) dan khuusnya pakaian yangdisenangi olehnya sewaktu dia hidup. Mukanya diberi
bedak,rambutnya disisir rapi, bila rambutnya panjang bisa disanggul. Lalu kedua tangannya diberi sarung
tangan, dan kedua kakinya diberi kaos kaki berwarna putih.

Jenazah Khusus Pandita

Pakaian khusus Pandita adalah memakai jubah berwarna kuning dantangannya diberi sarung
tangan, dan kedua kakinya diberi kaos kaki berwarna putih.

• Sikap Tangan Jenazah.

Sikap tangan diletakkan di depan dada, tangan kanan di atas tangan kiri, dansambil memegang
tiga tangkai bunga, satu pasang lilin berwarna merah, tiga  batang  dupa  wangi,  yang  sudah  diikat 
dengan  benang merah. Sikap kedua kakinya biasa, dengan telapak kaki tetap ke depan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kematian dari masa lampau sampai saat ini selalu dikhaskan dengan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya kerja otak secara menetap. Perawatan jenazah menurut agama Katolik pada dasarnya sama
seperti agama-agama lainnya, yang membedakan adalah pada akhir perawatan jenazah diberikan formalin
kepada jenazah agar terhindar dari bakteri B. Saran Sebagai seorang perawat sebaiknya dalam perawatan
jenazah kita perlu memperhatikam agama dari jenazah tersebut, agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan antara perawat dan keluarga dari jenazah tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

 R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988),

 Indrajati,perbedaan upacara kematian etnis Tionghoa ,ajaran agama budha di


kota Malang,2017

 S,Sukarno,SsRIWIJAYA ,Mengembangkan toleransi untuk menyikapi potensi


konflik antar umat beragama dalam perspektif agama budha

21

Anda mungkin juga menyukai