Anda di halaman 1dari 94

Kemitraan dan Pemberdayaan masyarakat

dalam Program Kesehatan

Dosen : Lindawati Simorangkir S.kep, Ns, M.kes

Disusun oleh:
Nama : Sr.M.Marsella Fse
Nim : 032020021
Prodi : Ners Tingkat 1A

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN


T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat-Nya yang senantiasa menyertai dan mendampingi perjalanan kehidupan saya hingga
saat ini saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini saya membahas mengenai “ Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat Program
Kesehatan”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Lindawati Simorangkir S.kep, Ns, M.kes pada bidang studi Promosi Kesehatan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya menjalin sebuah
relasi dalam membangun progam kesehatan untuk terwujudnya hidup sehat bagi para pembaca
dan penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Lindawati Simorangkir selaku dosen Promosi
Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehinngan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan saya.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya
membutuhkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Sr.M.Marsella Marbun Fse


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………………...ii

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………....iii

1. Latar Belakang……………………………………………………………iv
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………v
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..vi

BAB II : ISI……………………………………………………………………….vii

1. Pengertian dan Prinsip Kemitraan ……………………………………….viii


2. Kerangka Berpikir Kemitraan………………………………………………ix
3. Model-Model Kemitraan…………………………………………………….x
4. Batasan Pemberdayaan Masyarakat…………………………………………xi
5. Prinsip dan Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat…………………………….xii
6. Indikator Hasil Pemberdayaan Masyarakat…………………………………xiii

BAB III : PENUTUP……………………………………………………………….ivx

1. Kesimpulan…………………………………………………………………xv
2. Kritik dan Saran…………………………………………………………….xvi
3. Daftar Pustaka……………………………………………………………….xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Pengembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia yang
telah dijalankan
C. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
D. pembangunan kesehatan
masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
E. diperoleh masyarakat,
dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun
di
F. dalam Undang-undang
No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan telah
ditegaskan
G. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
H. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
I. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
J. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
K. komunitas perlu mencoba
mencari terobosan yang
kreatif agar program-
program
L. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
M. Salah satu intervensi
keperawatan komunitas di
Indonesia yang belum
N. banyak digali adalah
kemampuan perawat spesialis
komunitas dalam
membangun
O. jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
P. dengan elemen lain
dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
Q. memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
R. masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
S. bahwa perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
T. membangun dan membina
kemitraan dengan anggota
masyarakat. Bahkan Ervin
U. mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
V. sebagai sebuah sumber
daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
W. dimana perawat spesialis
komunitas harus memiliki
keterampilan memahami dan
X. bekerja bersama anggota
masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat.
Y. Pengembangan kesehatan
masyarakat di Indonesia yang
telah dijalankan
Z. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
AA. pembangunan kesehatan
masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
BB. diperoleh masyarakat,
dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun
di
CC. dalam Undang-undang
No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan telah
ditegaskan
DD. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
EE.meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
FF. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
GG. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
HH. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
II. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
JJ. Salah satu intervensi
keperawatan komunitas di
Indonesia yang belum
KK. banyak digali adalah
kemampuan perawat spesialis
komunitas dalam
membangun
LL.jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
MM. dengan elemen lain
dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
NN. memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
OO. masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
PP. bahwa perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
QQ. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
RR. mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
SS. sebagai sebuah sumber
daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
TT.dimana perawat spesialis
komunitas harus memiliki
keterampilan memahami dan
UU. bekerja bersama anggota
masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat.
VV. Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
WW. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
XX. pembangunan kesehatan
masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
YY. diperoleh masyarakat,
dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun
di
ZZ.dalam Undang-undang
No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan telah
ditegaskan
AAA.bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
BBB. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
CCC. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
DDD.besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
EEE. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
FFF. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
GGG.Salah satu intervensi
keperawatan komunitas di
Indonesia yang belum
HHH.banyak digali adalah
kemampuan perawat spesialis
komunitas dalam
membangun
III. jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
JJJ.dengan elemen lain
dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
KKK.memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
LLL. masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
MMM. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
NNN.membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
OOO.mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
PPP. sebagai sebuah
sumber daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
QQQ.dimana perawat
spesialis komunitas harus
memiliki keterampilan
memahami dan
RRR. bekerja bersama anggota
masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat.
SSS. Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
TTT. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
UUU.pembangunan kesehatan
masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
VVV.diperoleh masyarakat,
dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun
di
WWW. dalam Undang-
undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan
XXX.bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
YYY.meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
ZZZ. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
AAAA. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
BBBB. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
CCCC. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
DDDD. Salah satu intervensi
keperawatan komunitas di
Indonesia yang belum
EEEE. banyak digali adalah
kemampuan perawat spesialis
komunitas dalam
membangun
FFFF.jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
GGGG. dengan elemen lain
dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
HHHH. memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
IIII. masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
JJJJ. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
KKKK. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
LLLL. mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
MMMM. sebagai sebuah
sumber daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
NNNN. dimana perawat
spesialis komunitas harus
memiliki keterampilan
memahami dan
OOOO. bekerja bersama
anggota masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat.
PPPP.Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
QQQQ. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
RRRR. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
SSSS.diperoleh masyarakat,
dan partisipasi masyarakat
yang diharapkan. Meskipun
di
TTTT. dalam Undang-
undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan
UUUU. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
VVVV. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
WWWW. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
XXXX. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
YYYY. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
ZZZZ. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
AAAAA. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
BBBBB. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
CCCCC. jenjang kemitraan
di masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
DDDDD. dengan elemen
lain dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
EEEEE. memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
FFFFF. masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
GGGGG. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
HHHHH. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
IIIII. mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
JJJJJ. sebagai sebuah
sumber daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
KKKKK. dimana perawat
spesialis komunitas harus
memiliki keterampilan
memahami dan
LLLLL. bekerja bersama
anggota masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat.
MMMMM. Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
NNNNN. selama ini masih
memperlihatkan adanya
ketidaksesuaian antara
pendekatan
OOOOO. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
PPPPP. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
QQQQQ. dalam Undang-
undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan
RRRRR. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
SSSSS. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
TTTTT. Oleh karena itu
pemerintah maupun pihak-
pihak yang memiliki
perhatian cukup
UUUUU. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
VVVVV. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
WWWWW. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
XXXXX. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
YYYYY. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
ZZZZZ. jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal,
membina hubungan dan
bekerja sama
AAAAAA. dengan elemen
lain dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
BBBBBB. memiliki pengaruh
signifikan pada keberhasilan
program pengembangan
kesehatan
CCCCCC. masyarakat (Kahan
& Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
DDDDDD. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
EEEEEE. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
FFFFFF. mengatakan bahwa
kemitraan merupakan tujuan
utama dalam konsep
masyarakat
GGGGGG. sebagai sebuah
sumber daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
HHHHHH. dimana perawat
spesialis komunitas harus
memiliki keterampilan
memahami dan
IIIIII. bekerja bersama anggota
masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat
JJJJJJ. Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
KKKKKK. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
LLLLLL. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
MMMMMM. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
NNNNNN. dalam Undang-
undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan
OOOOOO. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
PPPPPP. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
QQQQQQ. Oleh karena
itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki
perhatian cukup
RRRRRR. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
SSSSSS. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
TTTTTT. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
UUUUUU. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
VVVVVV. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
WWWWWW. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
XXXXXX. dengan elemen
lain dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
YYYYYY. memiliki
pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
ZZZZZZ. masyarakat (Kahan
& Goodstadt, 2001). Pada
bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
AAAAAAA. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
BBBBBBB. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
CCCCCCC. mengatakan
bahwa kemitraan merupakan
tujuan utama dalam konsep
masyarakat
DDDDDDD. sebagai sebuah
sumber daya yang perlu
dioptimalkan (community-as-
resource),
EEEEEEE. dimana perawat
spesialis komunitas harus
memiliki keterampilan
memahami dan
FFFFFFF. bekerja bersama
anggota masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat
GGGGGGG. Pengembangan
kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
HHHHHHH. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
IIIIIII. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
JJJJJJJ. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
KKKKKKK. dalam Undang-
undang No. 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan
telah ditegaskan
LLLLLLL. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
MMMMMMM.meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
NNNNNNN. Oleh karena
itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki
perhatian cukup
OOOOOOO. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
PPPPPPP. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
QQQQQQQ. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
RRRRRRR. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
SSSSSSS. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
TTTTTTT. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
UUUUUUU. dengan elemen
lain dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
VVVVVVV. memiliki
pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
WWWWWWW. masyarakat
(Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
XXXXXXX. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
YYYYYYY. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
ZZZZZZZ. mengatakan
bahwa kemitraan merupakan
tujuan utama dalam konsep
masyarakat
AAAAAAAA. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
BBBBBBBB. dimana
perawat spesialis komunitas
harus memiliki keterampilan
memahami dan
CCCCCCCC. bekerja
bersama anggota masyarakat
dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
DDDDDDDD. Pengembanga
n kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
EEEEEEEE. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
FFFFFFFF. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
GGGGGGGG. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
HHHHHHHH. dalam
Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah ditegaskan
IIIIIIII. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
JJJJJJJJ. meningkatkan
kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
KKKKKKKK. Oleh karena
itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki
perhatian cukup
LLLLLLLL. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
MMMMMMMM. komunitas
perlu mencoba mencari
terobosan yang kreatif agar
program-program
NNNNNNNN. tersebut dapat
dilaksanakan secara optimal
dan berkesinambungan.
OOOOOOOO. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
PPPPPPPP. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
QQQQQQQQ. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
RRRRRRRR. dengan
elemen lain dalam
masyarakat merupakan
salah satu pendekatan
yang
SSSSSSSS. memiliki
pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
TTTTTTTT. masyarakat
(Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
UUUUUUUU. bahwa
perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
VVVVVVVV. membangun
dan membina kemitraan
dengan anggota masyarakat.
Bahkan Ervin
WWWWWWWW. mengatak
an bahwa kemitraan
merupakan tujuan utama
dalam konsep masyarakat
XXXXXXXX. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
YYYYYYYY. dimana
perawat spesialis komunitas
harus memiliki keterampilan
memahami dan
ZZZZZZZZ. bekerja bersama
anggota masyarakat dalam
menciptakan perubahan di
masyarakat
AAAAAAAAA. Pengemban
gan kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
BBBBBBBBB. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
CCCCCCCCC. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
DDDDDDDDD. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
EEEEEEEEE. dalam
Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah ditegaskan
FFFFFFFFF. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
GGGGGGGGG. meningkatk
an kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
HHHHHHHHH. Oleh
karena itu pemerintah
maupun pihak-pihak yang
memiliki perhatian cukup
IIIIIIIII. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
JJJJJJJJJ. komunitas perlu
mencoba mencari terobosan
yang kreatif agar program-
program
KKKKKKKKK. tersebut
dapat dilaksanakan secara
optimal dan
berkesinambungan.
LLLLLLLLL. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
MMMMMMMMM. banyak
digali adalah kemampuan
perawat spesialis komunitas
dalam membangun
NNNNNNNNN. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
OOOOOOOOO. dengan
elemen lain dalam
masyarakat merupakan
salah satu pendekatan
yang
PPPPPPPPP. memiliki
pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
QQQQQQQQQ. masyarakat
(Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
RRRRRRRRR. bahwa
perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
SSSSSSSSS. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
TTTTTTTTT. mengatakan
bahwa kemitraan merupakan
tujuan utama dalam konsep
masyarakat
UUUUUUUUU. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
VVVVVVVVV. dimana
perawat spesialis komunitas
harus memiliki keterampilan
memahami dan
WWWWWWWWW. bekerja
bersama anggota masyarakat
dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
XXXXXXXXX. Pengemban
gan kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
YYYYYYYYY. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
ZZZZZZZZZ. pembangunan
kesehatan masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
AAAAAAAAAA.diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
BBBBBBBBBB. dalam
Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah ditegaskan
CCCCCCCCCC. bahwa
tujuan pembangunan
kesehatan masyarakat
salah satunya adalah
DDDDDDDDDD.meningkatk
an kemandirian masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
EEEEEEEEEE. Oleh karena
itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki
perhatian cukup
FFFFFFFFFF. besar terhadap
pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk
perawat spesialis
GGGGGGGGGG.komunitas
perlu mencoba mencari
terobosan yang kreatif agar
program-program
HHHHHHHHHH.tersebut
dapat dilaksanakan secara
optimal dan
berkesinambungan.
IIIIIIIIII. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
JJJJJJJJJJ. banyak digali
adalah kemampuan perawat
spesialis komunitas dalam
membangun
KKKKKKKKKK.jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
LLLLLLLLLL. dengan
elemen lain dalam
masyarakat merupakan
salah satu pendekatan
yang
MMMMMMMMMM. memili
ki pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
NNNNNNNNNN.masyarakat
(Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002)
menegaskan
OOOOOOOOOO.bahwa
perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
PPPPPPPPPP. membangun
dan membina kemitraan
dengan anggota masyarakat.
Bahkan Ervin
QQQQQQQQQQ.mengatakan
bahwa kemitraan merupakan
tujuan utama dalam konsep
masyarakat
RRRRRRRRRR. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
SSSSSSSSSS. dimana
perawat spesialis komunitas
harus memiliki keterampilan
memahami dan
TTTTTTTTTT. bekerja
bersama anggota masyarakat
dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
UUUUUUUUUU.Pengemban
gan kesehatan masyarakat di
Indonesia yang telah
dijalankan
VVVVVVVVVV.selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
WWWWWWWWWW. pem
bangunan kesehatan
masyarakat dengan
tanggapan masyarakat,
manfaat yang
XXXXXXXXXX.diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
YYYYYYYYYY.dalam
Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah ditegaskan
ZZZZZZZZZZ. bahwa tujuan
pembangunan kesehatan
masyarakat salah satunya
adalah
AAAAAAAAAAA. meningka
tkan kemandirian
masyarakat dalam
mengatasi masalah
kesehatannya.
BBBBBBBBBBB. Oleh
karena itu pemerintah
maupun pihak-pihak yang
memiliki perhatian cukup
CCCCCCCCCCC. besar
terhadap pembangunan
kesehatan masyarakat
termasuk perawat spesialis
DDDDDDDDDDD. komunita
s perlu mencoba mencari
terobosan yang kreatif agar
program-program
EEEEEEEEEEE. tersebut
dapat dilaksanakan secara
optimal dan
berkesinambungan.
FFFFFFFFFFF. Salah satu
intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
GGGGGGGGGGG. banyak
digali adalah kemampuan
perawat spesialis komunitas
dalam membangun
HHHHHHHHHHH. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
IIIIIIIIIII. dengan elemen
lain dalam masyarakat
merupakan salah satu
pendekatan yang
JJJJJJJJJJJ. memiliki
pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
KKKKKKKKKKK. masyarak
at (Kahan & Goodstadt,
2001). Pada bagian lain Ervin
(2002) menegaskan
LLLLLLLLLLL. bahwa
perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting
untuk
MMMMMMMMMMM. mem
bangun dan membina
kemitraan dengan anggota
masyarakat. Bahkan Ervin
NNNNNNNNNNN. mengatak
an bahwa kemitraan
merupakan tujuan utama
dalam konsep masyarakat
OOOOOOOOOOO. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
PPPPPPPPPPP. dimana
perawat spesialis komunitas
harus memiliki keterampilan
memahami dan
QQQQQQQQQQQ. bekerja
bersama anggota masyarakat
dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
RRRRRRRRRRR. Pengemb
angan kesehatan masyarakat
di Indonesia yang telah
dijalankan
SSSSSSSSSSS. selama ini
masih memperlihatkan
adanya ketidaksesuaian
antara pendekatan
TTTTTTTTTTT. pembangun
an kesehatan masyarakat
dengan tanggapan
masyarakat, manfaat yang
UUUUUUUUUUU. diperoleh
masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang
diharapkan. Meskipun di
VVVVVVVVVVV. dalam
Undang-undang No. 23
Tahun 1992 tentang
Kesehatan telah ditegaskan
WWWWWWWWWWW. ba
hwa tujuan pembangunan
kesehatan masyarakat
salah satunya adalah
XXXXXXXXXXX. meningka
tkan kemandirian
masyarakat dalam
mengatasi masalah
kesehatannya.
YYYYYYYYYYY. Oleh
karena itu pemerintah
maupun pihak-pihak yang
memiliki perhatian cukup
ZZZZZZZZZZZ. besar
terhadap pembangunan
kesehatan masyarakat
termasuk perawat spesialis
AAAAAAAAAAAA. komun
itas perlu mencoba mencari
terobosan yang kreatif agar
program-program
BBBBBBBBBBBB. tersebut
dapat dilaksanakan secara
optimal dan
berkesinambungan.
CCCCCCCCCCCC. Salah
satu intervensi keperawatan
komunitas di Indonesia
yang belum
DDDDDDDDDDDD. banyak
digali adalah kemampuan
perawat spesialis komunitas
dalam membangun
EEEEEEEEEEEE. jenjang
kemitraan di masyarakat.
Padahal, membina hubungan
dan bekerja sama
FFFFFFFFFFFF. dengan
elemen lain dalam
masyarakat merupakan
salah satu pendekatan
yang
GGGGGGGGGGGG. memili
ki pengaruh signifikan pada
keberhasilan program
pengembangan kesehatan
HHHHHHHHHHHH. masyar
akat (Kahan & Goodstadt,
2001). Pada bagian lain Ervin
(2002) menegaskan
IIIIIIIIIIII. bahwa perawat
spesialis komunitas
memiliki tugas yang
sangat penting untuk
JJJJJJJJJJJJ. membangun dan
membina kemitraan dengan
anggota masyarakat. Bahkan
Ervin
KKKKKKKKKKKK. mengat
akan bahwa kemitraan
merupakan tujuan utama
dalam konsep masyarakat
LLLLLLLLLLLL. sebagai
sebuah sumber daya yang
perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
MMMMMMMMMMMM. di
mana perawat spesialis
komunitas harus memiliki
keterampilan memahami dan
NNNNNNNNNNNN. bekerja
bersama anggota masyarakat
dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
Pengembangan masyarakat di Indonesia yang telah di jalankan masih
memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan masyarakat
dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi
masyarakat yang di harapkan. Ditegaskan dalam Undang-Undang No.32 tahun 1992
bahwa tujuan pembangunan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah
meningkatkan kemadirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh
karena itu, Pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian besar terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat mencoba mencari terobosan yang kreatif agar
program-program yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan optimal dan
berkesinambungan.

Salah satu intervensi


keperawatan komunitas di
Indonesia yang belum
banyak digali adalah
kemampuan perawat spesialis
komunitas dalam membangun
jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal, membina
hubungan dan bekerja sama
dengan elemen lain dalam
masyarakat merupakan salah
satu pendekatan yang
memiliki pengaruh signifikan
pada keberhasilan program
pengembangan kesehatan
masyarakat (Kahan &
Goodstadt, 2001). Pada bagian
lain Ervin (2002) menegaskan
bahwa perawat spesialis
komunitas memiliki tugas
yang sangat penting untuk
membangun dan membina
kemitraan dengan anggota
masyarakat. Bahkan Ervin
mengatakan bahwa kemitraan
merupakan tujuan utama dalam
konsep masyarakat
sebagai sebuah sumber daya
yang perlu dioptimalkan
(community-as-resource),
dimana perawat spesialis
komunitas harus memiliki
keterampilan memahami dan
bekerja bersama anggota
masyarakat dalam menciptakan
perubahan di masyarakat
Salah satu intervensi keperawatan di Indonesia dengan menbangun jenjang
kemitraan di masyarakat. Menurut Kahan dan goodstadt 2001 bahwa membina hubungan
dan bekerjasama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan
yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan
masyarakat. Sedangkan menurut Ervin 2002 menegaska bahwa perawat spesialis
komunitas memiliki tugas yang sangat penting dalam membangun dan membina
kemitraan dengan anggota masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan
merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang
perlu di optimalkan dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki keterampilan
memahami dan bekerjasama dengan anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan
dimasyarakat.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahn yang menjadi dasar penulisan makalah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan Kemitraan dalam promosi kesehatan?


2. Apa saja unsur-unsur Kemitraan?
3. Apa saja prinsip-prinsip kemitraan?
4. Apa saja model dalam kemitraan?
5. Apa indicator dalam pemberdayaan masyarakat?
6. Apa saja syarat kemitraan?

C. Tujuan

Tujuan dari penyusuna makalh ini adalah:


1. Mengetahui pengertian dari kemitraan dalam pendidikan kesehatan dalam promosi kesehatan.
2. Mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan kesehatan.
3. Mengetahui dan menjelaskan model-model dalam kemitraan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemitraan
Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI), arti kata mitra adalah teman, kawan kerja,
pasangan kerja, ataupun rekan kerja.

Adapun beberapa pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:

a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak
atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling
menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-masing
secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan. (Ditjen P2L & PM, 2004)
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sector, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah untuk melakukan kerjasan dalam mencapai suatu
tujuan bersama berdasarkan kesepakatan , prinsip dan peran masing-masing (Promkes Depkes RI).

B. Unsur-unsur Kemitraan

Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005) untuk menbangun sebuah kemitraan perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kesamaan perhatian ( common interest) atau kepentingan
2. Saling mempercayai dan saling menghormati
3. Tujuan yang jelas dan dapt di ukur
4. Kesediaan untuk berkorban baik waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain

Selain hal tersebut , ada beberapa hal lain yang perlu di perhatikan dalam menjalin sebuah
kemitraan sebagai berikut:

1. Adanya hubungan (kerjasam) antara dua pihak atau lebih


2. Adanya kesetaraannantara pihak-pihak
3. Adanya keterbukaan antara pihak-pihak tersebut
4. Adanya hubungan timbale balik yang saling menguntungkan atau member manfaat.

C. Prinsip-Prinsip Dalam Kemitraan

Menurut WHO ada beberapa prinsip kemitraan untuk membangu kemitraan kesehatan
sebagai berikut:

1. Policy-makers ( pengambil kebijakan)


2. Health managers
3. Academic institusion
4. Health professionals
5. Communities institusions
Adapun ruang lingkup kemitraan secara garis besar adalah :

a) Persiapan;

b) Inisiasi Kemitraan;

c) Pelaksanaan kerjasama;

d) Pelaporan;

e) Publikasi hasil pelaksanaan


Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh
masing-masing anggota kemitraan yaitu:

a. Prinsip Kesetaraan (Equity)


Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau
sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai
sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak
awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini akan
menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra).
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari
kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing. Kegiatan atau pekerjaan akan
menjadi efisien dan efektif bila dilakukan bersama.
Beberapa prinsip kemitraan yang lainnya yaitu:

1.      Saling menguntungkan (mutual benefit)

Bukan hanya sebatas materi tetapi juga non-materi yaitu dilihat dari segi kebersamaan
atau sinergisme dalam mencapi tujuan.

2.      Pendekatan berorientasi hasil

Tindakan kemanusiaan yang efektif harus di dasari pada realitas dan berorientasi pada
tindakan.Maka di butuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan berbasis pada kemampuan
efektit dan kapasitas operasional yang konkrit.

3.      Keterbukaan (transparansi)

Apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan tiap anggota harus di ketahui oleh anggota
yang lain. Komunikasi dan transpansi termasuk transpansi finasial membantu meningkatkankan
kepercayaan antar organisasi

4.      Kesetaraan

Masing-masing yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi,
dengan kata lain tidak boleh satu anggota memaksakan kehendah kepada yang lain. Para anggota
harus saling menghormati mandate kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain serta
saling memahami keterbatasan dan komitmen yang dimiliki yang lain.
5.      Tanggung Jawab

Organisai kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain dalam
menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan intregritas dan cara yang relevan
dan tepat.

6.      Saling Melengkapi

Keberagaman dari komunitas adalah sebuah asset bila di bangun atas kelebihan-kelebihan
komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain.

D. Model-Model Kemitraan

Terdapat lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami sebagai


sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita
dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan
tersebut antara lain:
1. Kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005),
2. Pluralisme baru (new-pluralism),
3. Radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism),
4. Kewirausahaan (entrepreneurialism) dan
5. Membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992).
Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model
kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya
pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model
kewirausahaan(entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip
utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya
advokasi masyarakat dan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang
selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan

Anda mungkin juga menyukai