Anda di halaman 1dari 13

PROMOTOR Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Vol. 3 No. 5, Oktober 2020

ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENEMUAN DAN TATALAKSANA


PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS BOGOR UTARA TAHUN
2018

Nia Lisnawati1), Siti Khodijah Parinduri2), dan Wirda Syari3)

1)
Konsentrasi Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn
Khaldun Bogor. Email : nialisnawa@gmail.com
2)
Konsentasi Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn
Khaldun Bogor. Email : sikho.parinduri@gmail.com
3)
Konsentarasi Manajemen Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn
Khaldun Bogor. Email : wirda.syari@gmail.com

Absrak
Pelaksanaan penemuan dan tatalaksana pneumonia balita merupakan strategi untuk pengendalian
pneumonia balita dengan tujuan menemukan sedini mungkin dan mengobati sampai sembuh
sehingga penyakit tidak memberat dan menyebabkan kematian balita. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis strategi pelaksanaan penemuan dan tatalaksana pneumonia balita di wilayah
kerja Puskesmas Bogor Utara. Desain studi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan kasus. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan
observasi dengan waktu penelitian pada bulan Mei-Juni 2019. Hasil penelitian pelaksanaan
tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas Bogor Utara belum maksimalnya pelaksanaan konseling
ibu, tindak lanjut pneumonia balita, pencatatan dan pelaporan, evaluasi, serta sosialisasi kepada
masyarakat tentang pneumonia balita serta bahayanya jika tidak segera ditangani.

Kata Kunci: penemuan, tatalaksana, pneumonia, balita

Pendahuluan
Menurut WHO (World Health sebesar 568.146 balita. Sedangkan untuk
Organization), setiap tahun pneumonia penemuan kasus pneumonia balita di Jawa
membunuh sekitar 1,4 juta balita, terhitung Barat sebanyak 174.612 balita (Kemenkes RI,
18% dari semua kematian balita di seluruh 2017).
dunia. Populasi yang rentan terserang Berdasarkan Data Riskesdas 2018
pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari prevalensi pneumonia di Indonesia
2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan berdasarkan provinsi sebesar 2,0% dengan
orang yang memiliki masalah kesehatan provinsi tertinggi adalah Papua sebesar 3,6%,
(malnutrisi, gangguan imunologi). Sebesar dan Jawa Barat menduduki posisi tertinggi ke
95% dari penderita di dunia terjadi di negara- empat yaitu sebesar 2,6%. Sedangkan
negara berkembang, dalam hal ini terjadi di prevalensi pneumonia balita di Indonesia
wilayah Asia Tenggara dan Afrika. sebesar 2,1% denganprovinsi tertinggi adalah
Berdasarkan data Profil Kesehatan Papua sebesar 3,9%, dan Jawa Barat
Indonesia menyatakan bahwa jumlah menduduki provinsi tertinggi ke lima sebesar
penemuan balita yang menderita pneumonia 2,6%. Berdasarkan karakteristiknya, balita

488
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR
yang paling banyak mengalami pneumonia Puskesmas Bogor Utara pada tahun 2018
berada pada kelompok usia 12-23 bulan yaitu mengenai cakupan penemuan penderita
2,5%, berjenis kelamin laki-laki (2,1%), pneumonia, jumlah sasaran pneumonia pada
dengan tempat tinggal di perkotaan (2,2%) balita berjumlah 957, sedangkan penderita
(Riskesdas, 2018). ditemukan dan ditangani berjumlah 118. Hasil
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan pencapaian penemuan pneumonia balita di
Kota Bogor Tahun 2017, tercatat jumlah Puskesmas Bogor Utara adalah 12,3% dari
dengan jumlah kasus balita 764. Berdasarkan target yang telah ditetapkan berdasarkan SPM
informasi dari pemegang program pneumonia Puskesmas Bogor Utara adalah 100%.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian Tabel 1 Jumlah sampel informan kunci berdasarkan
deskriptif kualitatif dengan pendekatan kasus. karakteristik, metode dan Kode

Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan


data yaitu wawancara mendalam dan
observasi dengan waktu penelitian pada bulan
Mei-Juni 2019

Hasil Penelitian
Input “Dokter sama perawat” (Informan 3)
1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu Berdasarkan hasil observasi di
input dari pelaksanaan penemuan dan Puskesmas Bogor Utara, sumber daya
tatalaksana pneumonia balita. Berdasarkan manusia yang mendukung pelaksanaan
hasil wawancara, sumber daya manusia yang penemuan dan tatalaksana pneumonia balita
terlibat dalam pelaksanaan penemuan dan adalah seluruh sumber daya kesehatan di
tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas puskesmas yang bertugas di poli anak terlibat
Bogor Utara, terdiri dari dokter, perawat dan untuk melakukan tatalaksana pneumonia yaitu
petugas surveilans. Informan mengemukakan dokter dan perawat. Pernyataan tersebut
pernyataan yang dikutip sebagai berikut: didukung dengan hasil wawancara, berikut
kutipannya:
“Hmmm, Dokter 1, perawat dan
surveilans,” (Informan 1) “Semua terlibat seperti perawat dan
dokter.” (Informan 1)
“Semuanya, hmmm, ada dokter,
perawat dan program penyakit “Semuanya, mau perawat atau dokter.”
menular” (Informan 2) (Informan 2)

489
Untuk peran Dinas Kesehatan dalam “Dana yang kita siapkan untuk
pelaksanaan penemuan dan tatalaksana promotif dan preventifnya jadi untuk ke
pneumonia balita, informan menyatakan masyarakat posyandu untuk
bahwa Kepala Puskesmas Bogor Utara, memberikan penyuluhan tenaga
Pemegang Program Pneumonia Balita dan promkes mau pun perawat yang turun
Kader telah mendapatkan pelatihan dari Dinas ke posyandu, Dinas hanya
Kesehatan Kota Bogor untuk meningkatkan mengarahkan kita untuk supaya
ilmu dan keterampilan tenaga kesehatan menjalankan promotif dan preventif
dalam melaksanakan penemuan dan bisa petugas kelapangan, mendeteksi,
tatalaksana pneumonia balita di Puskesmas menangani penemuan pneumonia dan
Bogor Utara, seperti yang disampaikan oleh mengevaluasi hasi pengobatan”
informan sebagai berikut: (Informan 1).

“Hmmm, Iya ada untuk pelatihannya di “Untuk pembiayaannya sendiri paling


Dinas Kesehatan Bogor, untuk kalau dari dulu ya untuk pneumonia
mengevaluasi cakupan pneumonia” paling keserpingnya aja yang dibiayain
(Informan 1) terus alat-alat dan sebagainya biasanya
sih di drop sama Dinas Kesehatan ya,
“Ibu juga pernah pelatihan hmmm tapi untuk tahun ini karena dari Dinas
dokter penanggung jawabnya juga enggak ada kita mintanya ke BOK,
udah, dilakukan udah lama sih kapan jumlah dana untuk pneumonia Rp
ya lupa lagi ibu”(Informan 2) 150rb/bulan” (Informan 2).

“Hmm pernah sih pelatihan tapi bukan Akan tetapi ada informan yang
dari Dinas Kesehatan” (Informan 3) menyatakan pernyataan yang tidak sejalan
dengan informan 1 dan 2 Informan
2 Pembiayaan menyatakan bahwa tidak ada pembiayaan
Pembiayaan adalah materi dalam bentuk uang untuk pelaksanaan penemuan dan tatalaksana
yang digunakan untuk mendukung pneumonia, seperti yang disampaikan dalam
pelaksanaan penemuan dan tatalaksana kutipan berikut:
pneumonia balita di puskesmas. Pelaksanaan
penemuan dan tatalaksana pneumonia balita “Tidak ada dana atau pembiayaan
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan untuk pelaksanaan pneumonia”
apabila didukung dalam segi pembiayaan. (Informan 3).
Pembiayaan untuk pelaksanaan penemuan
dan tatalaksana pneumonia di Puskesmas 3 Sarana dan Prasarana
Bogor Utara berasal dari BOK berjumlah Rp Sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas
150rb/bulan. Adapun pembiayaan yang tidak yang tersedia dan mendukung dalam
diberikan untuk pelaksanaan penemuan pelaksanaan penemuan dan tatalaksana
pneumonia, berdasarkan hasil wawancara pneumonia balita. Di Puskesmas Bogor Utara,
didapatkan informasi hal ini bisa kita liat dari data mengenai sarana prasarana diperoleh dari
kutipan informan berikut: wawancara mendalam dan observasi.
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan informan mengenai apa saja

490
sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas masyarakat untuk menemukan kasus
Bogor Utara untuk melakukan tatalaksana penderita sakit atau pneumonia”
pneumonia balita, berikut kutipan (Informan 1)
wawancaranya:
“Sebenarnya dulu mah, perawat ya
“Cukup baik, sudah tersedia perawat itu bisa memeriksa malah kita
perhitungan napas, menggunakan lebih banyak penemuanya kalau dokter
timer” (Informan 1) kan gitu susah boro-boro datang
ditanya,kalau pasif pasien datang ke
“Fasilitasnya kan harus timer, timer puskesmas kalau yang aktif kita turun
ada hmm terus oksigen, paling untuk kelapangan atau kepustu” (Informan
sekarang timer aja untuk mendukung 2).
pelayanan pelaksaaan penemuan
pneumonia” (Informan 2) Sedangkan 2 Sosialisasi Pendekatan Keluarga
menurut informan 3 bahwa fasilitas Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan, sosialisasi pendekatan keluarga bisa
Pelaksanaan penemuan dan tatalaksana dilakukan dengan melakukan kunjungan
pneumonia balita tidak ada. Berikut berdasarkan kasus atau dilakukan di posyandu
kutipannya: dengan mengumpulkan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara.
“Tidak memakai alat, dilihat di hmm, Berikut kutipannya:
tangannya denyut nadi perdetiknya
berapa” (Informan 3) “Ada, kunjungannya hmm bisa by
kasus, bisa di posyandu, mengadakan
Proses dan mengumpulkan masyarakat sekitar
1 Kasus Penemuan Penderita Pneumonia untuk mendapatkan hmm ilmu tentang
Berdasarkan standar dari Kemenkes (2012), preventif dan promotif mengenai hmmm
kegiatan penemuan kasus pneumonia balita di pneumonia” (Informan 1)
puskesmas dapat dilakukan dengan penemuan
kasus pneumonia secara aktif maupun pasif. Informan 2 mengatakan bahwa jumlah
Penemuan kasus secara aktif dilaksanakan sosialisasi pendekatan keluarga berjumlah 2x
oleh petugas puskesmas dengan mendatangi sebulan untuk pelaksanaan penemuan dan
pasien, sedangkan penemuan kasus secara tatalaksana pneumonia balita di wilayah kerja
pasif dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara. Berikut kutipannya:
puskesmas yang ada dengan melihat data
jumlah penderita yang datang. Pernyataan “Sosialiasi jatahnya sebulan 2x untuk
tersebut didukung dengan hasil wawancara. kepseking, kepseking sebulan 2x untuk
Berikut kutipannya: pneumonia, kita kalau di posyandu
lebih banyak balita hmm yang datang”
“Kalau yang aktif biasanya kalau kita (Informan 2)
turun ke lapangan, kalau yang pasif kita
nunggu disini pasien datang dan Berdasarkan hasil wawancara dengan
keluhan sesak napas dan kita informan lain mengatakan bahwa tidak ada
mengdiagnosa, kalau yang aktif kita ke yang melakukan pelaksanaan kunjungan

491
rumah untuk kasus pneumonia balita. Berikut bahwa menilai balita terkena pneumonia
kutipan wawancara: dimulai dengan menanyakan usia anak,
keluhan dan sakit, kemudian melakukan
“Enggak kunjungan rumah, kecuali pemeriksaan kepada balita sehingga
anak nih yang ketahuan sakit, ibu kan mengetahui diagnosis balita tersebut.
tidak menemukan, jadi kalau seadanya Informasi tersebut didapatkan melalui
ada tetangga yang keluh ini sakit apa wawancara mendalam sebagai berikut:
baru ibu cek bener enggak ini
pneumonia” (Informan 3) “Mulai dengan tanyakan umur anak,
keluahan apa, sudah berapa lama sakit,
Berdasarkan hasil wawancara dengan melihat keadaan balita ada napas cepat
ibu pneumonia balita mengatakan bahwa atau tarikan dinding dada bagian
petugas kesehatan dalam pelaksanaan bawah atau tidak” (Informan 1)
kunjungan rumah berjumlah 2 orang yaitu 1
kader dan 1 petugas puskesmas. Dalam satu Adapun informan lain mengatakan
bulan, hanya 1 kali pelaksanaan kunjungan bahwa menilai balita terkena pneumonia
rumah kepada penderita pneumonia balita. dengan cara melihat tarikan dinding napas
Yaitu sebagai berikut kutipannya: dan frekuensi pernapasan lebih dari 48
dinyatakan pneumonia. Kutipannya sebagai
“Ada, 2 orang kayanya 1 kader, 1 lagi berikut:
petugas deh kalau yang aktif nanya-
nanya sih satu orang” (Informan 4) “Ada tarikan dingding napas, terus
frekuensi pernapasannya kalau untuk
“Ada 1 bulan sekali, itu udah lama bayi kan lebih dari 50 kalau untuk
banget” (Informan 5) balita lebih dari 48 sudah dikatakan
pneumonia, ya kalau non pneumonia
Sedangkan berbeda dengan informan 6 kalau demam dan batuk cepet
mengatakan bahwa informan tidak disembuhkannya” (Informan 2)
mengetahui jumlah petugas kesehatan yang
melakukan kunjungan rumah karena tidak Sedangkan menurut informan 3
pernah dikunjungi, seperti yang disampaikan mengatakan yaitu:
dalam kutipan berikut:
“Kan apa ya, napasnya itu beda lah.
“Enggak ada sih, enggak ada yang Detak jantungnya, batuk-batuk, demam
kunjungan rumah” (Informan 6). tinggi dan dari perut juga beda”
(Informan 3)
3 Menilai Balita Terkena Pneumonia
Untuk proses menilai anak batuk atau Berdasarkan hasil wawancara dengan
kesukaran bernapas yang dilakukan oleh informan ibu balita pneumonia, informan
tenaga kesehatan yang sedang bertugas di poli mengatakan sudah mengetahui ciri-ciri
anak terkait dengan pelaksanaan penemuan terkena pneumonia pada balita, yaitu sebagai
dan tatalaksana pneumonia balita yang berikut:
dilakukan berdasarkan pedoman tatalaksana
pneumonia balita, Informan 1 mengatakan

492
“Setahu saya sih ciri-cirinya gini, melakukan cek kesehatan yang ditangani
batuk-batuk, berat badannya turun, langsung oleh pertugas kesehatan di
suhunya tinggi, napas cepat” puskesmas. Berikut hasil kutipan tersebut:
(Informan 4)
“Belum pernah menemukan yang begitu
“Batuk-batuk terus flu, kejang tapi anak parah, kalau menemukan langsung ke
saya enggak kejang sih, demam tinggi puskesmas biar cepat ditangani oleh
berhari-hari” (Informan 5) tenaga kesehatan dan diberikan obat”
(Informan 3)
“Sesak napas, batuk-batuk, flu, demam
yang tinggi berhari-hari kadang Berdasarkan hasil wawancara dengan
sembuh kadang gitu lagi ada lagi informan ibu balita pneumonia bahwa
demam nya” (Informan 6) ketersediaan obat di puskesmas tidak lengkap
sehingga pasien tersebut membeli obat di luar
4 Pengobatan dan Rujukan puskesmas. Berikut kutipan wawancaranya:
Selanjutnya proses pengobatan dan rujukan di
Puskesmas Bogor Utara akan dilakukan “Suka beli diluar kalau obat untuk anak
berdasarkan pedoman tatalaksana pneumonia saya, untuk pereda panas nya enggak
balita. Pengobatan untuk penderita pneumonia mempan kalau beli disini apa gimana
balita dilakukan dengan memberikan obat- ya jadi harus beli obatnya diluar saya
obatan yang tersedia di puskesmas, serta curiga, apakah generiknya apa gimana
rujukan dilakukan saat balita sudah hehe” (Informan 4)
menunjukkan tanda dan gejala pneumonia
berat. Sebagai berikut kutipannya: “Lumayan sih saya untuk
pelayanannya, kalau obat sih
“Hmm, obat-obatan tersedia untuk tergantung tapi kebanyakan beli
kesehatan dan untuk rujukan pun hmm diluar” (Informan 5)
pakai BPJS dan masyarakat bisa di
rujuk, banyak pneumonia sampai di “Alhamdulilah udah bagus, ada mulu
rujuk juga” (Informan 1) sih, paling ada sih yang enggak ada
obatnya 1 nanti enggak lama dapat lagi
“Pengobatan dengan memberikan obatnya kadang kalau enggak ada ya
antibiotik, pengobatan demam dan beli diluar” (Informan 6)
sebagainya, obat habis kontrol ke
puskesmas, kalau enggak kontrol kita 5 Konseling Ibu
melakukan kunjungan rumah, jika Pada proses selanjutnya yang sangat penting
diobati parah bisa di rujuk ke rumah dalam menentukan kesembuhan
sakit” (Informan 2)
“Ada, jadi pada saat di temukan hmmm
Sedangkan hasil wawancara mendalam kasus pneumonia balita, dokter atau
dengan informan lain mengatakan tidak perawat bisa memberikan penyuluhan,
menemukan penderita pneumonia yang parah. bisa juga merujuk ke surveilan”
Dalam melakukan pengobatan, kader (Informan 1)
menyarankan ibu pneumonia untuk

493
Berdasarkan hasil wawancara dengan yang teratur gitu suruh datang lagi ke
pemegang program pneumonia balita, puskesmas” (Informan 5)
informan mengatakan bahwa konseling
kepada ibu balita pneumonia dilakukan “Hmm enggak ada, yang khusus untuk
dengan cara memberi tahu untuk menjaga pneumonia, kalau berobat disini sih
lingkungan rumah agar tidak ada yang suka dikasih tau pantangan nya apa
merokok dan selama pengobatan harus dan biasanya disuruh berobat lagi
menggunakan masker. Berikut kutipannya: kalau belum sembuh” (Informan 6)

“Ada, udah keliatan sesak napas kita 6 Tindak Lanjut Pneumonia Balita
udah kasih tahu ada yang merokok Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
enggak di rumah? Selama 2 minggu dengan informan mengenai proses tindak
pengobatan harus pakai masker setelah lanjut pneumonia balita dalam melakukan
2 minggu baru lepas maskernya, karena pengobatan dan tatalaksana. Berikut
kan nular, dan harus cek up lagi ke pertanyaan yang diungkapkan oleh informan:
puskesmas” (Informan 2)
“Kalau mereka datang ke puskesmas,
Sedangkan hasil wawancara dengan otomatis dia mau di obati tapi kalau
informan lain mengatakan tidak pernah kita datang kerumah ia tidak mau
melakukan konseling kepada ibu balita diobati pengen pakai obat kampung kita
pneumonia dikarenakan untuk tahun ini dapat memberikan arahan untuk
belum menemukan lagi kasus pneumonia kunjungan rumah” (Informan 1)
pada balita. Berikut kutipannya:
“Ya kalau misalnya dia kita obati
“Belum pernah, soalnya belum dengan obat habis, lalu pasien nya
menemukan lagi pneumonia” tidak ada perubahan, wajib kontrol ke
(Informan 3) puskesmas, jika tidak kontrol ya kita
melakukan pelacakan kasus atau
Berdasarkan hasil wawancara informan kunjungan rumah, untuk melakukan
ibu balita pneumonia mengenai proses kunjungan rumah saya kadang keteter
konseling oleh petugas kesehatan, berikut karena kesibukan di puskesmas, apalagi
kutipannya: ibu pemegang program penyakit
menular juga” (Informan 2)
“Enggak ada konseling yang khusus sih
untuk pneumonia, cuma suka di ingetin Untuk tindak lanjut sebaiknya dibawa
aja enggak boleh gini, enggak boleh ke puskesmas atau ke klinik yang
gitu, misalnya hmm makan, terus terdekat” (Informan 3)
obatnya yang teratur gitu lah teh”
(Informan 4) Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan ibu balita pneumonia bahwa
“Konseling gimana ya teh? Paling pelayanan yang dilakukan tenaga kesehatan di
kalau saya berobat aja eh maksudnya puskesmas sudah baik, akan tetapi tidak ada
anak saya engga boleh gini, boleh gitu, tindak lanjut pneumonia balita untuk
misalnya hmm makan, terus obatnya

494
kunjungan rumah. Informan menyatakan hari kalau ada penemuan pneumonia”
bahwa: (Informan 2)

“Bagus sih pemeriksaan nya detail. Berbeda menurut informan lain yang
Kan katanya harus ada kunjungan ya ke menyatakan bahwa tidak ada pencatatan dan
rumah, tapi ini mah enggak ada, ada pelaporan untuk pelaksanaan penemuan dan
cuma udah lama banget” (Infoman 4) tatalaksana pneumonia balita dan pihak
petugas puskesmas tidak mengajukan untuk
“Lumayan sih pemeriksaanya, ya saya format pencatatan. Dampak dari hal tersebut
kalau anak ya enggak ada perubahan adalah sedikitnya penemuan kasus pneumonia
saya ke puskesmas lagi” (Informan 5) balita sehingga laporan yang diberikan setiap
bulan hasilnya tidak sesuai. Berikut
“Lumayan bagus, enggak kaya dulu kutipannya:
lagi, saya sih sering ke periksaa ya biar
anak saya sehat normal lagi, petugas “Enggak ada, soalnya dari Bu Kesmas
tidak melakukan kunjungan rumah” pun tidak mengajukan untuk format
(Informan 6) pencatatan”(Informan 3)

7 Pencatatan dan Pelaporan 8 Evaluasi


Proses pencatatan dan pelaporan adalah salah Informan 2 mengatakan bahwa proses
satu kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas evaluasi dilakukan dengan melihat angka
Bogor Utara untuk melaporkan sejauh mana penemuan kasus pneumonia balita setiap
kasus yang terjadi, sehingga bisa mengetahui bulannya dan mengevaluasi hasil cakupan
cakupan penemuan pneumonia di wilayah pelayanan kesehatan pneumonia balita setiap
kerja puskesmas dan mengadakan lokmit tahunnya untuk mengetahui faktor yang
setiap bulan. mempengaruhi kenaikan dan penurunan
penemuan pneumonia balita di Puskemas
“Ada, laporan nya di Ibu Maya sama Bogor Utara. Berikut kutipannya:
Bu Atik dilaporkan ke saya dan ke
Dinas, puskesmas itu mengadakan “Ada, misalkan pemegang program
lokmit setiap bulan hmm semua masing-masing di puskesmas ada
pembina program memberikan evaluasinya, target berapa cakupan,
laporannya” (Informan 1) kesenjangan nya berapa, pas waktu
saya evaluasi di Dinas Bogor Utara ini
“Pencatatan kan ada yang itu, cakupan pneumonia nya masih rendah
registernya, kalau misalnya di pustu tuh gimana ini? saya jawab aja loh
ada dokter Anis yang rajin selalu seharunya salahnya ke dokter
menemukan pneumonia langsung pemeriksaan yang tahu diagnosis, saya
ngasih ke ibu, umur, nama, alamat dan cuma pelaksanaan penemuan
sebagainya, ibu yang mencatat ulang pneumonia, kan saya yang enggak enak
kalau kader ada juga, kan pakai yang ke dokternya, harusnya dokter bisa
rujukan hmm dari posyandu, enggak berkerja sama dengan saya, harus
ada format untuk sendiri mah kan melakukan alat pakai timer biar
pencatatan udah baku, kan di catat tiap cakupan nya bagus, nanti kalau saya

495
pengsiun enggak ada generasi buat jadi anak sakit orangtuanya pasti mau
penerus” (Informan 2) mengobati, kita datang ke masyarakat
kita tanya dan enggak mau diobati yang
Informasi tersebut berbeda dengan hasil kita mau ngomong apa, saya kurang tau
wawancara dengan informan lain yang pencapaian nya coba tanya ke Bu Atik”
menyatakan bahwa tidak dilakukan evaluasi (Informan 1)
untuk pneumonia balita. Berikut kutipan yang
disampaikan oleh informan: “Tau kan ya kamu juga kaya gimana
datanya, yang ibu kasih laporan, belum
“Hmmm tidak ada evaluasi” (Informan sesuai dengan target pencapaian, kan
3) targetnya SPM Puskesmas harus 100%.
Hambatan nya ya ada karena tidak
Output pakai oksimetri jadi susah menemukan
Berdasarkan informasi dari pemegang kasus pneumonia, apalagi orang-
program pneumonia, hasil pencapaian orangnya gitu cuek aja” (Informan 2)
penemuan dan tatalaksana pneumonia balita
di Puskesmas Bogor Utara untuk tahun 2018 Berdasarkan hasil wawancara di atas
adalah 12,3% dari target yang telah ditetapkan menyatakan bahwa angka penemuan dan
berdasarkan SPM Puskesmas Bogor Utara tatalaksana kasus pneumonia pada balita di
100%. Informasi mengenai pelaksanaan Puskesmas Bogor Utara tidak mencapai target
penemuan dan tatalaksana pneumonia balita dari tahun ke tahun. Sedangkan informan 3
didapatkan melalui wawancara mendalam dan mengatakan bahwa tidak mengetahui jumlah
observasi terkait kesesuaian tatalaksana pencapaian penemuan dan tatalaksana
dengan SPM puskesmas. Berikut informasi pneumonia karena hanya diminta untuk
yang didapatkan dari hasil wawancara segera melaporkan ke petugas puskesmas jika
tersebut: ada kasus pneumonia.

“Saya rasa masih kurang ya, bisa jadi “Enggak, pas pelatihan kalau pun ada
saat yang saya liat kita temukan yang pneumonia langsung laporkan”
pneumonia bahwa penetapan target (Informan 3)
terlalu tinggi jadi tidak sesuai dengan
target di lapangan cari sampai
kepelosok pun, saya yakin kalau anak-

Pembahasan
Input bantuan tenaga kesehatan dan pelatihan
1 Sumber Daya Manusia terkait pedoman pelaksanaan penemuan dan
Permasalahan SDM yang dapat menghambat tatalaksana pneumonia balita untuk dokter,
dalam pelaksanaan penemuan dan tatalaksana bidan, ataupun perawat yang bertugas di poli
pneumonia balita di Puskesmas Bogor Utara umum agar dapat ikut membantu dalam
yakni minimnya SDM yang bertugas di poli pelaksanaan penemuan dan tatalaksana
anak yang mengakibatkan proses pelaksanaan pneumonia balita sehingga dapat berdampak
penemuan dan tatalaksana tidak berjalan baik dan lebih efektif serta pencapaian
dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya penemuan dan tatalaksana pneumonia balita

496
di Puskemas Bogor Utara dapat sesuai dengan dan prasarana dengan adanya poli anak atau
target yang telah ditetapkan. MTBS. Sarana dan prasarana yang belum
tersedia di Puskesmas Bogor Utara untuk obat
2 Pembiayaan sediaan injeksi yaitu suntikan ampisilin dan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam gentasimisin. Sedangkan untuk alat, yang
dengan informan, pembiayaan untuk masih belum lengkap yaitu formulir
pelaksanaan penemuan dan tatalaksana kunjungan rumah penderita pneumonia balita
pneumonia di Puskesmas Bogor Utara berasal dalam rangka care seeking program. Namun,
dari operasional puskesmas dan BOK Puskesmas Bogor Utara tidak memperbanyak
berjumlah 150rb/bulan khusus pneumonia. dan menggunakan formulir tersebut karena
Tidak ada pembiayaan untuk pelaksanaan jarang melakukan kunjungan rumah pada
penemuan dan tatalaksana pneumonia di balita pneumonia.
masing-masing wilayah kerja Puskesmas
Bogor Utara karena kader tidak termasuk Proses Pelaksanaan Penemuan dan
bagian dari bantuan BOK. Menurut Peraturan Tatalaksana Pneumonia balita
Menteri Kesehatan Republik Indonesia 1 Kasus Penemuan terhadap Tersangka
Nomor 71 Tahun 2016 bahwa BOK Penderita Pneumonia Balita
Puskesmas Kota Bogor berjumlah sebesar Kasus penemuan terhadap tersangka penderita
Rp.8,152,592,000. pneumonia balita dapat dibagi menjadi dua,
yaitu aktif dan pasif. Kasus penemun aktif
3 Sarana dan Prasarana yaitu pelaksanaan penemuan dilihat ketika
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan berada di lapangan, sedangkan kasus
penemuan dan tatalaksana pneumonia balita penemuan pasif dilaksanakan ketika pasien
adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk berkunjung atau berobat ke Puskesmas Bogor
mendorong terwujudnya penemuan sedini Utara.
mungkin dan pengobatan sampai sembuh
untuk balita pneumonia yang sesuai dengan 2 Sosialisasi Pendekatan Keluarga
standar pedoman pelaksanaan penemuan dan Pelaksanaan sosialisasi pendekatan keluarga
tatalaksana pneumonia balita. Berdasarkan di Puskesmas Bogor Utara belum berjalan
hasil penelitian, diketahui bahwa sarana dan dengan baik. Selain itu, sebagian ibu balita
prasarana untuk pelaksanaan penemuan dan pneumonia mengatakan bahwa petugas
tatalaksana pneumonia balita Puskesmas Puskesmas Bogor Utara dalam pelaksanaan
Bogor Utara jarang menggunakan alat timer, kunjungan rumah terdiri dari satu petugas dan
Hal ini karena tenaga kesehatan menggunakan hanya dilakukan satu kali kunjungan, tidak
sarana prasarana pendukung lain untuk proses dilakukan kunjungan ulang. Seharusnya,
pelaksanaan penemuan dan tatalaksana petugas puskesmas melakukan kunjungan
pneumonia balita yaitu dengan menggunakan ulang secara rutin dua bulan sekali kepada
stetoskop dan alat bantu menghitung detik penderita pneumonia balita agar penderita
menggunakan alat jam tangan. Seharusnya sembuh. Sosialisasi dilakukan dengan
dalam melakukan pelaksanaan penemuan dan menjelaskan informasi tentang dampak
tatalaksana pneumonia akan lebih baik pneumonia, pencegahan, ciri-ciri pneumonia
menggunakan timer dan stetoskop agar dan melakukan kebersihan lingkungan baik di
penemuan pneumonia lebih akurat. Akan rumah maupun di luar rumah.
tetapi puskesmas sudah menyediakan sarana

497
3 Menilai Balita Terkena Pneumonia merasa kurang informasi saat konseling. Hal
Menilai anak batuk atau kesukaran bernapas ini harus dilakukan mengingat ibu perlu
yang terdiri dari menanyakan, melihat dan dibekali pengetahuan tentang dosis maupun
mendengarkan keadaan balita di poli anak. frekuensi pemberian antibiotiknya dan
Hasil observasi pada 3 balita pneumonia di mencegah terjadinya penderita pneumonia
Puskesmas Bogor Utara, diketahui bahwa akan semakin parah.
dalam proses menilai anak batuk dan
kesukaran bernapas dilakukan di poli anak. 6 Tindak Lanjut Pneumonia Balita
Pelaksanaan penemuan pneumonia balita Proses tindak lanjut dalam pelaksanaan
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan penemuan dan tatalaksana pneumonia balita
memberikan pertanyaan dan mendengarkan di Puskesmas Bogor Utara belum berjalan
keluhan balita dari ibu balita pneumonia. dengan baik. Hal ini dikarenakan sebagian
Selanjutnya tenaga kesehatan melihat keadaan besar balita tidak melakukan kunjungan ulang
balita untuk memastikan keluhan balita dan petugas tidak melakukan kunjungan
tersebut dengan menggunakan stetoskop. rumah. Seharusnya, jika dalam 3 hari
Menilai balita terkena pneumonia dengan penderita pneumonia tidak melakukan
frekuensi pernapasannya untuk bayi lebih dari kunjungan ulang ke puskesmas, maka petugas
50, dan untuk balita lebih dari 48 sudah melaksanakan tindak lanjut dengan cara
dikatakan pneumonia. mengunjungi rumah penderita pneumonia
untuk melihat kondisi balita di rumah
4 Pengobatan dan Rujukan sehingga mencegah pneumonia yang diderita
Pengobatan pneumonia balita dilakukan semakin parah. Oleh karena itu, disarankan
dengan memberikan antibiotik dan melakukan untuk tenaga kesehatan melakukan tindak
cek up setelah mendapatkan pengobatan lanjut pada balita pneumonia yang tidak
berdasarkan klasifikasi dan tindakan serta melakukan kunjungan ulang dengan
melakukan kunjungan rumah jika pasien tidak melakukan kunjungan ke rumah yang
kembali berobat ke puskesmas. Rujukan mempunyai riwayat penderita pneumonia
dilakukan saat balita sudah menunjukkan untuk tercapainya upaya pengobatan yang
tanda dan gejala pneumonia berat dan baik di wilayah kerja puskesmas.
sebelum mendapatkan rujukan tenaga
kesehatan tetap memberikan pengobatan pra 7 Pencatatan dan Pelaporan
rujukan. Pelaksanaan pengobatan dan rujukan Proses pencatatan pelaksanaan penemuan dan
pada pneumonia balita yang dilakukan di tatalaksana pneumonia dilakukan setiap hari
Puskesmas Bogor Utara belum sesuai dengan dan dilaporkan setiap bulan kepada Dinas
pedoman tatalaksana pneumonia balita karena Kesehatan dan Kepala Puskesmas. Akan
penderita pneumonia tidak mendapatkan tetapi, dalam melakukan pencatatan belum
tindak lanjut oleh petugas puskesmas dan ada format pencatatan dan pelaporan tersebut.
tidak melakukan pelaksanaan kunjungan
rumah. 8 Evaluasi
Proses evaluasi dalam pelaksanaan penemuan
5 Konseling Ibu dan tatalaksana pneumonia balita dilakukan
Proses konseling ibu dalam tatalaksana dengan melihat angka penemuan kasus
pneumonia balita di Puskesmas Bogor Utara pneumonia balita setiap bulannya dan
belum dilakukan dengan baik, pasien masih mengevaluasi hasil cakupan pelayanan

498
kesehatan pneumonia balita setiap tahunnya penemuan dan tatalaksana pneumonia di
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi puskesmas dengan pedoman.
kenaikan dan penurunan penemuan Penelitian di Puskesmas Bogor Utara,
pneumonia balita di Puskemas Bogor Utara. diketahui bahwa seluruh sumber daya
manusia yang bertugas melaksanakan
Output penemuan dan tatalaksana pneumonia balita
Pada tahun 2018, hasil pencapaian menetapkan sasaran berdasarkan hasil
pelaksanaan penemuan dan tatalaksana diagnosa berupa tanda dan gejala yang
pneumonia balita di Puskesmas Bogor Utara dimiliki balita. Hal ini didukung dengan
adalah 12,3% dari target yang telah ditetapkan pelatihan pelaksanaan pneumonia dari Dinas
berdasarkan SPM Puskesmas Bogor Utara Kesehatan, sehingga sumber daya manusia
100%. Tidak sesuai antara pelaksanaan mengetahui sasaran yang tepat dalam
menentukan pneumonia pada balita.

Kesimpulan
Pelaksanaan tatalaksana pneumonia dan pelaporan, evaluasi, serta sosialisasi
balita di Puskesmas Bogor Utara belum kepada masyarakat tentang pneumonia balita
maksimalnya pelaksanaan konseling ibu, serta bahayanya jika tidak segera ditangani.
tindak lanjut pneumonia balita, pencatatan

499
Daftar Pustaka
[1] Azwar, A. (2010). Pengantar [7] Prasetya, E. (2018). Pemberdayaan
Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Masyarakat Tentang Kesehatan,
Jakarta: PT Raja Grafindo. Pendidikan dan Kreatifitas. Abdi
[2] Ayuningtyas, Dumilah, Misnaniarti Dosen: Jurnal Pengabdian Pada
Misnaniarti, Siti Khodijah Parinduri, Masyarakat 2 (1), 19-25.
Fitria Aryani Susanti, Ni Nyoman Dwi [8] Profil Kesehatan Dinas Kota Bogor
Sutrisnawati, and Sayyidatul Tahun 2017. (2017). Cakupan
Munawaroh. “Local Initiatives In Penemuan Penderita Pneumonia di Kota
Preventing Coronavirus Based On Bogor.
Health Policy Perceptive.” Journal of [9] Sugiyono, (2011). Metode Penelitian
Indonesian Health Policy and Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Administration 5, no. 2 (2020). [10] Sutomo B, d. (2010). Mutu Sehat Alami
[3] Dahlan. (2010). Stastistik untuk untuk Balita dan Batita. Jakarta: PT
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Agro Media Pustaka.
Jakarta: Salemba Medika. [11] Umam, A., Syari, W., Nurdiansyah, A.,
[4] Jogiyanto, (2009). Metodologi Sholeha, A. (2020). Peningkatan dan
Penelitian Sistem Informasi. Pemberdayaan Manusia Cekatan
Jogyakarta: Andi Offiset. (Cerdas, Kreatif, Akhlakul Karimah,
[5] Kemenkes RI. (2015). Pedoman Terampil, Sehat dan Mandiri) Melalui
Tatalaksana Pneumonia Balita. Jakarta: Pendidikan Nonformal di Desa
Kementerian Kesehatan Republik Sibanteng. Abdi Dosen: Jurnal
Indonesia. Pengabdian Pada Masyarakat 4 (2),
[6] Notoadmodjo, S. (2015). Metodologi 139-145.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

500

Anda mungkin juga menyukai