Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PENGELOLAAN KAMAR JENAZAH

RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH


Jl. Diponegoro No 34
SURABAYA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1


BAB I ....................................................................................................................... 2
DEFINISI ................................................................................................................... 2
1.1. PENDAHULUAN. ........................................................................................... 2
1.2. TUJUAN. ..................................................................................................... 2
1.3. DEFINISI. .................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................... 3
RUANG LINGKUP ..................................................................................................... 3
2.1. JENIS PELAYANAN. ........................................................................................ 3
2.2. BATASAN OPERASIONAL. ............................................................................... 3
2.3. SUMBER DAYA MANUSIA............................................................................... 3
BAB III ..................................................................................................................... 5
TATA LAKSANA. ....................................................................................................... 5
3.1. PERAWATAN JENAZAH. .................................................................................. 5
3.2. MENANGANI JENAZAH DI IGD / DI RUANGAN PERAWATAN, SEBELUM MASUK KE
KAMAR JENAZAH. ......................................................................................... 5
3.3. TINDAKAN DI KAMAR JENAZAH. ....................................................................... 6
3.5. BANTUAN ROHANIAWAN. .............................................................................. 6
3.6. PELAYANAN RUMAH DUKA............................................................................. 7
BAB IV ...................................................................................................................... 8
DOKUMENTASI ........................................................................................................ 8
ALUR PEMANFAATAN PELAYANAN RUMAH DUKA................................................. 9

1
BAB I
DEFINISI

1.1. Pendahuluan.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
paripurna (pelayanan sampai akhir) akibat semakin meningkatnya
kesadaran hukum, kesadaran atas hak asasi, serta cara berfikir yang
semakin kritis dan rasional, memacu Rumah Sakit untuk memberikan
pelayanan yang terbaik sekalipun terhadap pasien yang pada khirnya
meninggal dunia.
Terkait dengan hal itu diperlukan suatu panduan mengenai
perlakuan yang semestinya dilakukan terhadap jenazah, baik ketika
jenazah belum dibawa ke kamar jenazah (pemulasaran) maupun ketika
jenazah berada di kamar jenazah, sebelum di serahkan kepada pihak
keluarga atau pihak yang berkepentingan.

1.2. Tujuan.
Umum : Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan yang sesuai
standar di Ruang Pemulasaran Jenazah.

Khusus : Adanya acuan bagi petugas di Rumah Sakit dalam


meningkatkan mutu pelayanan, serta perlindungan diri dari kemungkinan
tertular penyakit baik terhadap petugas, maupun terhadap keluarga dari
pasien yang meninggal dunia.

1.3. Definisi.
 Pemulasaran : Ruangan atau kamar yang digunakan untuk
persemayaman jenasah.
 Formalin : Zat untuk mengawetkan tubuh jenazah.
 Googles : Kaca mata pelindung
 Infeksius : Kedaan dimana masuknya kuman pathogen ke dalam
tubuh.
 Purna Pasien : Jenazah yang awalnya merupakan pasien di RS William
Booth Surabaya.
 Kebaktian penghiburan : Prosesi ibadah secara Kristiani untuk
mendoakan dan menghibur keluarga yang berduka.
 Kebaktian pelepasan : Prosesi ibadah secara Kristiani untuk
penghormatan terakhir sebelum jenasah diberangkatkan ke
pemakaman.
 Opsir Bala Keselamatan : Pendeta Gereja Bala Keselamatan yang
memimpin pelayanan ibadah secara Kristiani.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. Jenis Pelayanan.


1. Pelayanan purna pasien yaitu apabila jenazah yang dilayani
merupakan bagian akhir dari pelayanan kesehatan yang dilakukan di
RS William Booth Surabaya. Setelah pasien dinyatakan meninggal
dunia, sebelum jenazah diserahkan kepada pihak keluarga atau yang
berkepentingan.
2. Pelayanan jasa Rumah Duka yaitu pelayanan yang diberikan bagi
jenazah yang merupakan bagian akhir dari pelayanan di RS William
Booth untuk disemayamkan dengan batas waktu tertentu, maupun
jenazah yang berasal dari luar RS William Booth Surabaya yang oleh
keluarganya dititipkan untuk disemayamkan dengan batas waktu
tertentu, guna memberikan penghormatan terakhir kepada jenasah
tersebut.
3. Pelayanan Kebaktian Penghiburan secara Kristiani bagi pihak keluarga
yang meminta bantuan pelayanan tersebut, selama jenazah masih
disemayamkan di ruangan pemulasaran. Pelayanan ini bersifat social
dan tidak dipungut biaya.

2.2. Batasan Operasional.


Pelayanan pemulasaran jenazah terdiri dari.
(1) Memandikan jenazah.
(2) Menitipkan jenazah dengan batas waktu tertentu, kecuali bila jenazah
sudah diformalin dapat disemayamkan lebih lama.
(3) Formalin jenazah.
(4) Pelayanan rumah duka.
(5) Pelayanan Ambulace Jenazah.
(6) Pelayanan kebaktian penghiburan (khusus Kristiani).
(7) Pelayanan upacara pelepasan / pemberangkatan jenazah (khusu
Kristiani).

2.3. Sumber Daya Manusia.


Sumber Daya Manusia yang diperlukan untuk pelayanan di Kamar
Jenazah terdiri dari,
(1) Dokter umum (minimal).
(2) Perawat.
(3) Sopir Ambulance Jenazah.

3
(4) Cleaning service.
(5) Satpam ( tenaga keamanan).
(6) Rohaniwan.

4
BAB III
TATA LAKSANA.

3.1. Perawatan jenazah.


1) Perawatan jenazah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan
mengutamakan etika, agama, serta tradisi sosial budaya yang berlaku
secara umum agar tidak mengecewakan pihak keluarga yang melihat.
2) Jenazah dari penderita penyakit menular dilaksanakan dengan
menerapkan kewaspadaan universal (waspada terhadap segala
bentuk cairan tubuh).
3) Setiap petugas kesehatan ( perawat) harus dapat menasihati dengan
benar pihak keluarga agar dapat mengambil tindakan yang bijak
sehingga penanganan jenazah tidak justeru menambah resiko
penularan penyakitnya. Atau justeru sebaliknya pihak keluarga diberi
pemahaman bahwa resiko penularan tidak akan terjadi karena
kuman/virus penyebab penyakit hanya hidup didalam tubuh manusia
yang masih hidup.
4) Apabila pihak keluarga menginginkan untuk mengadakan ritual
berkaitan dengan kepercayaan atau tradisi mereka, petugas kamar
jenazah dapat memberikan kesempatan dengan tetap
memperhatikan berbagai hal berkaitan dengan keamanan diri
maupun keluarga dan pengunjung disekitarnya.

3.2. Menangani jenazah di IGD / di ruangan perawatan, sebelum masuk ke


kamar jenazah.
1) Petugas mencuci tangan sebelum mengenakkan sarung tangan.
2) Petugas mengenakan googles dan jubah.
3) Luruskan tubuh jenazah dalam posisi terlentang.
4) Tutup kelopak mata, telinga dan hidung jenazah dengan kapas atau
kain kasa.
5) Sanggah kepala dengan kain handuk untuk menampung cairan tubuh
jika terjadi rembesan darah atau cairan tubuh lainnya.
6) Sumbat anus dengan kain kasa dan plester kedap air.
7) Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan pada wadah yang aman
sesuai standar keamanan universal.
8) Jika terdapat luka, tutup dengan plester kedap air.
9) Bersihak tubuh jenazah.
10) Tutup dengan kain bersih.
11) Pasang label identitas pada ibu jari kaki.
12) Panggil pihak keluarga untuk menyaksikan.

5
13) Beritahukan kepada petugas kamar jenazah apabila penderita
meningal dunia akibat penyakit menular.
14) Petugas mencuci tangan setelah melepas sarung tangan.

3.3. Tindakan di kamar jenazah.


1) Petugas mencuci tangan sebelum mengenakkan sarung tangan.
2) Petugas memakai alat pelindung diri :
- Sarung tangan karet sampai ke siku.
- Sepatu boot.
- Pelindung wajah ( masker dan googles).
- Jubah kedap air.
3) Jenasah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang sudah
memahami cara memandikan jenazah.
4) Keringkan jenazah dan bungkus dengan kain kafan, atau kenakkan
pakaian yang disiapkan keluarga (sesuai kepercayaan dan budaya
yang dianut keluarga).
5) Pasang label identitas.
6) Dalam kondisi tertentu, jenazah yang sudah dibungkus petugas, tidak
boleh dibuka lagi.
7) Atas permintaan keluarga, jenazah dapat diawetkan dengan suntikan
pengawat (formalin) hanya oleh petugas khusus yang berkompeten
dalam hal itu.
8) Buang semua peralatan suntik dalam wadah khusus sampah medis,
jarum suntik pada wadah pembuangan benda tajam.
9) Bersihkan semua permukaan atau bagian yang terkena percikan
cairan tubuh jenazah dengan clorin 0,5 %.
10) Peralatan yang akan digunakan kembali harus dilakukan proses
- Dekontaminasi.
- Pembersihan.
- Sterilisasi.
11) Buang sampah dan bahan yang tercemar sesuai atandar pengelolaan
sampah medis.
12) Cuci tangan setelah melepaskan alat pelindung diri.
13) Jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.

3.5. Bantuan Rohaniawan.


1) Jika Keluarga membutuhkan pelayanan kerohanian sesuai keyakinan
agama yang dianutnya, dapat menghubungi Unit Konseling Pastoral (
telp. 5678917 Ekst. 4030).

6
2) Rumah sakit membolehkan keluarga pasien untuk mendapat
pelayanan kerohanian sesuai agama dan keyakinannya oleh pemuka
agama yang dibawa sendiri oleh keluarga.
3) Segala bentuk kegiatan kerohanian tersebut yang dilakukan di
lingkungan rumah sakit harus tetap memperhatikan dan menghormati
hak privasi pasien lainnya.
4) Kegiatan bantuan kerohanian baik dalam bentuk ibadah kebaktian,
upacara doa, maupun upacara pelepasan jenazah, dapat dilaksanakan
di area ruang jenazah.
5) Khusus pelayanan kerohanian Kristiani dapat dilayani oleh Opsir Bala
Keselamatan (Pendeta Gereja Bala Keselamatan).

3.6. Pelayanan Rumah Duka.


1) Keluarga berduka dapat memanfaatkan pelayanan persewaan rumah
duka untuk menitipkan jenazah, melaksanakan acara penghormatan
dan pelepasan jenazah, serta pemberangkatan jenazah ke
pemakaman.
2) Keluarga dapat menghubungi RS William Booth Surabaya dan
meminta informasi mengenai pelayanan rumah duka, fasilitas yang
ada, maupun tariff pelayanannya.
3) Keluarga berduka dapat langsung memanfaatkan pelayanan rumah
duka setelah menyelesaikan biaya administrasi persewaan rumah
duka di kasir bagian keuangan.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam upaya memenuhi hak pasien untuk dilayani sampai akhir, petugas
harus memperhatikan permintaan pasien / keluarga pasien apakah minta
pelayanan jenazah dilakukan oleh rohaniawan tertentu sesuai agama dan
kepercayaannya. Pihak keluarga juga diberi keleluasaan jika ingin mengupayakan
sendiri pelaksanaan pelayanan kerohanian yang dimaksud. Jika pihak keluarga
memerlukan bantuan pelayanan kerohanian disediakan oleh rumah sakit maka
pasien atau pihak keluarga dapat menghubungi Unit Konseling Pastoral RS
William Booth Surabaya dengan terlebih dahulu mengisi formulis permintaan
pelayanan kerohanian sesuai agama dan kepercayaannya.
Petugas Konseling Pastoral akan menghubungi Rohaniawan yang
diperlukan untuk dapat melayani kebutuhan pelayanan rohani pasien dan
keluarga pasien tersebut. Namun jika pihak keluarga pasien meminta untuk
dilayani oleh rohaniawan yang disiapkan oleh keluarga sendiri maka rumah sakit
dapat memenuhi keinginan tersebut.
Dokumentasi yang terkait pelayanan jenazah adalah :
1. Formulir permintaan pelayanan rohaniawan.
2. Formulir permintaan prifasi.
3. Data rekam medis pasien (untuk memastikan riwayat penyakit yang
diderita pasien).

8
ALUR PEMANFAATAN PELAYANAN RUMAH DUKA

KELUARGA BERDUKA

MELALUI TELPON DATANG KE RSWB

OPERATOR TELPON
031 5678917

SATPAM POS 5
EXT 6080

KASIR

MELUNASI
BIAYA
PENITIPAN
JENAZAH

KAMAR
JENAZAH

Anda mungkin juga menyukai