MAKALAH
Disajikan materi ajar :
KEPERAWATAN ANAK (NEONATUS ESENSIAL)
Dosen Pengajar:
BAIDAH,S.kep.,Ns.,M.kep
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Agus Indra Saputra
2. Ali Rahman
3. Dwi Ayu Astuti
4. Misdawati
5. Nor Rifani
6. Putri Alya Salsabela
7. Rosa Amalia
8. Wulan Ramadaningrum
Alhamdulillah dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat
tersusun dan terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi.
Isi yang terdapat pada makalah ini disusun berdasarkan dari berbagai referensi
yang ada pada jurnal dan buku yang menunjang dalam pembuatan makalah ini.
Penulis tentunya mengucapkan terimakasih kepada Ibu tri mawarni selaku dosen
pengampu mata yang telah menyampaikan arahan dan pemahaman pada materi yang
akan disampaikan pada makalah ini.
Selanjutnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari
kata sempurna, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, dengan
demikian diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
supaya memperbesar manfaat makalah ini serta bagi penulis agar dapat menyusun
makalah yang lebih baik lagi di kesempatan berikutnya.
Besar harapan penulis, dengan adanya makalah ini semoga bisa bermanfaat untuk
para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................17
B. SARAN...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN
Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun
beberapa saat setelah lahir.
1). Dekontaminasi
Dekontaminasi dilakukan dengan cara merendam dengan
larutan Klorin 0,5%. Langkah ini perlu dilakukan terlebih dulu agar
alat atau barang aman bila tersentuh/terpegang.
Tujuan :
2). Pencucian
Tujuan :
Tujuan
a) DTT bertujuan untuk membunuh kuman. DTT perlu dilakukan
sebelum penggunaan alat atau penyimpanan. DTT dapat
membunuh semua kuman kecuali endospora. Endosprora
adalah bakteri yang membentuk lapisan luar yang keras,
membungkus kuman sehingga sulit dibunuh.
b) Kuman tetanus atau gas gangren dapat membentuk endospora.
c) DTT dapat digunakan untuk alat atau barang yang akan kontak
dengan kulit maupun mukosa membran yang tidak utuh. Bila
sterilisasi tidak tersedia, DTT merupakan satu- satunya pilihan.
d) DTT dapat dilakukan dengan merebus atau mengukus.
i. Merebus
Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan merebus dilakukan
dengan cara merebus alat yang digunakan untuk resusitasi
seperti tabung resusitasi dan pipa pengisap lendir.
ii. Mengukus
Disinfeksi Tingkat Tinggi dengan mengukus dilakukan
dengan cara pemanasan menggunakan uap air panas.
Untuk pencegahan infeksi alat resusitasi seperti tabung
resusitasi dan pipa pengisap lendir dapat dilakukan dengan
dikukus.
2. Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan:
a. Sebelum bayi lahir:
1) Apakah kehamilan cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
b. Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain bersih dan
kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan
penilaian berikut:
1) Apakah bayi menangis atau bernapas / tidak megap-megap ?
2) Apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif ?
Jika bayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan (≥ 42
minggu/283 hari) dan atau air ketuban bercampur mekonium dan atau tidak
bernapas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak baik lakukan
manajemen BBL dengan Asfiksia.
Posisikan bayi seperti gambar dibawah ini
Gambar pemilihan sungkup yang benar
d. Menit ke 4-12 bayi mulai bergerak, gerakan awal sedikit, mungkin pada lengan,
bahu dan kepala
f. Bayi akan mulai bergerak merangkak kearah payudara. saat telah menemukan
payudara, bayi cenderung beristirahat sementara waktu. seringkali hal ini dapat
keliru sebagai bayi tidak lapar atau ingin menyusu
g. Setelah istirahat di menit 29 s.d 62 bayi akan mulai membiasakan diri dengan
payudara, mungkin mengendus, mencium dan menjilati sebelum akhirnya
menempel untuk menyusu. Proses pembiasaan ini dapat memakan waktu 20
menit atau lebih
h. Sekitar menit ke 49 s.d 90 untuk pertama kali bayi menyusu di payudara
selama beberapa waktu
5. Pencegahan Perdarahan
Untuk mencegah kejadian diatas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi
Bayi Berat Lahir Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione)
sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri.
Suntikan Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi hepatitis B. Perlu diperhatikan dalam penggunaan sediaan Vitamin
K1 yaitu ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk dipergunakan
kembali.
6. PENCEGAHAN INFEKSI MATA
a. Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah
lahir.
b. Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik
tetrasiklin 1%.
c. Cara pemberian salep mata antibiotic
1) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian
keringkan
2) Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut.
3) Tarik kelopak mata bagian bawah kearah bawah.
4) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata atau tetes
mata.
5) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata
bayi.
6) Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk
tidak menghapus obat-obat tersebut.
7. Pemberian Imunisasi
Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa
virus Hepatitis B di dalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) hepatitis.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0 – 7 hari karena:
8. Pemberian Identitas
4. Posisi Menyusui
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian
ASI dan mencegah lecet puting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan
benar. Berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika ibu
pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Posisi ibu yang benar saat menyusui akan memberikan rasa nyaman selama
ibu menyusui bayinya dan juga akan membantu bayi melakukan isapan yang
efektif.
Gambar 11. Posisi menyusui yang baik (Sumber: Beck et al, 2004)
Posisi menyusui yang diuraikan di atas adalah posisi dimana ibu telah memiliki
kemampuan untuk duduk dan melakukan mobilisasi secukupnya. Masih ada
beberapa posisi alternatif lain yang disesuaikan dengan kemampuan ibu
setelah melahirkan anaknya, misalnya posisi berbaring telentang, miring kiri
atau miring kanan, dan sebagainya. Posisi ibu berbaring telentang dan
setengah duduk mungkin lebih sesuai untuk pemberian ASI dini.
Posisi menyusui yang benar akan membantu bayi untuk melekat dengan
baik pada payudara ibu.
Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar maka bayi akan
mengisap dengan efektif. Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi
mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi
mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
5. Mengajari Ibu Cara Meningkatkan Produksi ASI
A. KESIMPULAN
WHO,2009 ; Ventilasi
Ekin,et al,2017 ;Langkah insisisi Menyusui Dini Dalam Asuhan Bayi Baru Lahir
Vivian Nanny Lia Dewi ; Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita