Tugas : Kelompok
Disusun Kelompok 3
2. Maryam 183145105129
Kelas C
MAKASSAR
T.A 2019/2020
1
Daftar isi
Daftar isi................................................................................................. 2
BAB 1 Pendahuluan............................................................................... 3
A. Latar belakang.......................................................................... 3
A. Memandikan bayi..................................................................... 5
A. Kesimpulan ............................................................................14
B. Saran ......................................................................................14
Daftar pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat bayi baru lahir dalam hal ini memandikan dan merawat tali pusar adalah
perawatan dasar yang harus dimiliki setiap ibu. Dengan melakukan perawatan bayi baru lahir
dapat membantu keberhasilan ibu dan anak mencapai masa perkembangannya. Memandikan
bayi yang benar adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram
atau merendam bayi dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009, p.59).
Bayi baru lahir tidak boleh langsung dimandikan, bayi baru lahir dimandikan setelah 6
jam setelah lahir (Depkes RI). Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk membersihkan tubuh
bayi (Huliana, 2003). Keuntungan memandikan bayi adalah membangun hubungan yang sangat
erat antara ibu dan anak. Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan
kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa,2009,p.92).
Salah satu kebutuhan bayi adalah mandi. Oleh karena itu memandikan bayipun ada cara yang
benar.Untuk itu diperlukan perlengkapan yang sesuai agar acara memandikan bayi lancar, dan
tidak tertunda yang mungkin saja menyebabkan bayi kedinginan.
Selain itu, merawat tali pusat menjadi pengetahuan dasar penting bagi ibu post partum
dimana penyumbang angka neonatorum tetanus (NT) yang disebabkan oleh adanya bakteri
Clostridium tetani masuk kedalam tubuh melalui tali pusat. Diketahui bahwa neonatorum tetani
merupakan penyakit dengan angka kematian yang tinggi, NT sering ditemukan pada negara-
negara berkembang. Salah satu cara menekan angka kejadian neonatorum tetanus (NT) salah
satunya memperhatikan teknik benar saat perawatan tali pusar. Perawatan tali pusar yang tidak
3
baik akan menyebabkan perlepasan tali pusar yang lama yang dapat meningkatkan kejadian
infeksi atau neonatorum tetanus ( Saifuddin, 2005 dalam Gita, 2010). Berdasarkan pemaparan
diatas maka makalah kelompok dua secara khusus membahas materi tentang “Cara
Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusar Pada Bayi”.
B. TUJUAN MAKALAH
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian memandikan bayi dan perawatan tali pusat
2. akalah ini menyajikan data tentang cara merawat tali pusar yang benar
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEMANDIKAN BAYI
1. Neonatal dan Bayi
Usia 0 – 28 hari disebut masa neonatal, di mana terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ –
organ tubuh lainnya.
Usia bayi dibagi ke dalam 2 periode, yaitu :
Masa bayi dini (1- 12 bulan), di mana pertumbuhan yang sangat pesat dan proses
pematangan berlangsung secara kontinu terutama meningkatnya fungsi sistem
saraf.
Masa bayi akhir (1- 2 tahun), di mana kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi eksresi.
Dalam minggu- minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari di pagi
hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Jika
5
dimandikan lebih sering kulitnya dapat menjadi kering. Setelah mandi bayi ditaruh di
tempat yang hangat, taruh bayi di tempat yang rata dan menghangatkan untuk
orangtua dan bayi, alasi permukaan yang keras dengan selimut atau handuk. Menurut
Surya (2004) jika bayi diletakkan pada permukaan di atas lantai, gunakan pengikat
atau pegang dengan tangan sepanjang waktu agar bayi tidak jatuh.
Waktu yang paling tepat untuk memandikan bayi adalah sebelum bayi tidur
karena dapat membuatnya rileks hingga memudahkan bayi tidur. Usahakan tidak
langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar, atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.
Salah satu kebutuhan bayi antara lain memandikan bayi. Oleh karena itu
memandikan bayipun ada cara yang benar. Untuk itu diperlukan perlengkapan yang
sesuai agar acara memandikan bayi lancar, dan tidak tertunda yang mungkin saja
menyebabkan bayi kedinginan (Choirunisa, 2009).
Handuk mandi
Baby oil
Meja mandi khusus
Washlap 2
6
Kapas lembab ditempatnya
Kapas kering ditempatnya
Cotton buds
Tempat pakaian kotor
Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
Perlengkapan pakaian bayi
2 baskom berisi air
Bak mandi bayi
7
Membersihkan wajah, basahi kapas dengan air hangat untuk membersihkan mata,
gunakan kapas berbeda sekali usapan. Jangan menggunakan sabun saat
membersihkan wajah lap perlahan dari arah hidung kearah luar, pada bagian
telinga yang hanya boleh dibasuh adalah bagian luar kemudian keringkansemua
bagian wajah
Leher dan dada, tidak dibutuhkan sabun kecuali jika sangat kotor, bersihkan
bagian lipatan dengan menggunakan waslap
Membersihkan lengan, rentangkan lengan supaya lipatan bisa dibersihkan, tekan
telapak tangan bayi agar kepalanya terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit
sabun pastikan tangan yang disabuni dibasuh dan dikeringkan dengan bersih
karena bayi masih suka memasukkan tangan ke mulut
Bagian punggung. Baliklah tubuh bayi dengan kepala yang di miringkan, lalu
basuh punggungnya
Tungkai, bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting untuk
membersihkan bagian belakang lutut.
8
d. Jangan memandikan bayi terlalu lama (maksimal 8 menit) karena dapat
menyebabkan hipothermia.
9
B. PERAWATAN TALI PUSAT
1. Pengertian
Tali pusat (umbilical cord) merupakan tali yang menghubungkan janin dengan plasenta.
Tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di
dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena
dapat bernapas sendiri melalui hidung. Oleh karena itu, saluran ini harus segera dipotong dan
dijepit atau diikat (Vivian, 2010). Menurut Aziz (2009) perawatan tali pusat merupakan salah
satu tindakan keperawatan yang bertujuan merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar tetap
kering dan mencegah terjadinya infeksi.
10
4. Cara Perawatan Tali Pusat
a. Perawatan Tali Pusat Metode Lama
Antiseptik adalah zat kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Perawatan tali pusat metode lama (dengan menggunakan
pembungkusan dan antiseptik), menurut Depkes RI (2005) adalah sebagai berikut :
1) Persiapan alat
Alkohol 70% berthadin 10% dalam tempatnya
Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
Kerentang dalam tempatnya
Perlengkapan pemakaian bayi (gurita, popok, baju)
Pengikat tali pusat steril
Aquadest steril
Gunting verban
2) Pelaksanaan
Kasa pembungkus tali pusat ditetesi aquadest steril dan dibuka
Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol, mulai dari ujung sampai pangkal tali
pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter 2 cm
Olesi tali pusat dengan bethadine atau obat sejenisnya dengan cara yang sama
seperti di atas
Tali pusat dengan bethadine dibungkus dengan kasa steril dan difisaksi dengan
menggunakan gurita
Pakaian bayi dipakai kembali, alat-alat dirapikan, tidurkan kembali bayi dengan
posisi sesuai dengan kebutuhan
Metode lama ini sudah tidak dianjurkan, karena menurut beberapa penelitian di
berbagai negara yang sudah maju tentang metode perawatan tali pusat
menunjukan tidak ada bukti yang menguntungkan dari metode perawatan lama
dan terbukti membutuhkan waktu lebih lama untuk lepasnya tali pusat (Enkin,
2000). Oleh sebab itu Protap pemerintah tahun 2010 menganjurkan cara
perawatan tali pusat dengan tidak membungkus puting tali pusat atau
mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puting tali pusat. (Kemenkes, 2010).
11
b. Perawatan Tali Pusat Metode Baru
1) Perawatan Tali Pusat Basah
Perawatan tali pusat ini menggunakan Alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas
lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum bekerja dengan baik, bahkan
menimbulkan kerugian yaitu menimbulkan iritasi karena sipat dari zat alkohol dan
larutan chlorhexidene yang iritatif. Sehingga disimpulkan bahwa alkohol tidak lebih
baik dari air bersih, hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan di
beberapa negara (Enkin, 2000).
Di Indonesia sendiri metode perawatan tali pusat basah ini boleh dilakukan
dengan hanya mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat
tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak boleh dikompreskan
karena menyebabkan basah atau lembab (Kemenkes, 2010)
12
Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa steril.
Cara perawatan tali pusat kering adalah membungkus tali pusat dengan kasa dan
mengkondisikan tali pusat tetap kering.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan
cara menyimpan, merendam diri dalam air berdasarkan urutan-urutan yang sesuai. Dalam
minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari
cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung
memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindari bayi
muntah, kedinginan, atau kaget. Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh
bayi. Merawat tali pusat dengan baik dapat menurunkan dan mencegah terjadinya
neonatorum tetanus. Adapun cara merawat tali pusar bayi dengan berbagai metode yakni,
modern dan lama. Salah satu metode modern dan ampuh adalah metode kering dimana
pupusnya tali pusar lebih cepat bila dibandingkan dengan metode lainnya.
B. Saran
Bagi Ibu yang memiliki bayi baru lahir diharapkan dapat menerapkan metode
perawatan tali pusan pada bayi dan memandikan bayi dengan benar seperti yang telah
dipaparkan di atas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. (2010). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Ro’ifah, Ainur. 2014. Faktor Risiko Karakteristik Sosial Pada Kejadian Tetanus Neonatorum Di
Kabupaten Jember Tahun 2012- 2013. Bagian Epidemiologi Dan Biostatistika
Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat:Universitas Jember.
Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organization. 2003. Managing New Born Problems : A Guide For Doctors, Nurses
And Midwives. Geneva : WHO
15