Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK KORBAN
KEKERASAN SEKSUAL
Ailsa Nabilah Novia Sari
Anggi
Juriandi
Maryam
Rahmadani
Tudang Kamali
Aktivitas atau istirahat :

PENGKAJIAN
Masalah tidur (misalnya tidak padat tidur atau tidur berlebihan, mimpi burukm, berjalan
saat tidur, tidur di tempat yang asing, keletihan.
Integritas ego :
Perasaan bersalah, marah, malu, putus asa dan tidak berdaya, Penghindaran atau takut
pada orang, tempat, objek tertentu, sikap menunduk
Eliminasi :
Infeksi saluran kemih yang berulang.
Makan dan minum :
Muntah sering, perubahan selera makan (anoreksia), makan berlebihan, perubahan
berat badan, kegagalan memperoleh berat badan yang sesuai .
Higiene :
Mandi berlebihan/ansietas (penganiayaan seksual), penampilan kotor/tidak terpelihara.
Neurosensori :

PENGKAJIAN
Perilaku ekstrem (tingkah laku sangat agresif/menuntut), sangat amuk atau pasivitas
dan menarik diri, perilaku tidak sesuai dengan usia
Keamanan :
Perilaku mencederai diri sendiri (bunuh diri), keterlibatan dalam aktivitas dengan
risiko tinggi
Seksualitas :
Perdarahan vagina, laserasi himen linier, Adanya PMS, vaginitis, kutil genital atau
kehamilan (terutama pada anak).
Interaksi social :
Merikan diri dari rumah, pola interaksi dalam keluarga secara verbal kurang
responsif, peningkatan penggunaan perintah langsung dan pernyataan kritik,
penurunan penghargaan atau pengakuan verbal, merasa rendah diri. Pencapaian
restasi dis ekolah rendah atau prestasi di sekolah menurun.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Sindrom Trauma  Luka fisik anak 1. Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang
Perkosaan b.d menjadi akan sembuh tanpa akan dilakukan dan mengapa dilakukan.
korban perkosaan komplikasi Pastikan bahwa pengumpulan data
seksual  Anak akan dilakukan dalam perawatan, cara tidak
mengalami resolusi menghakimi
berduka yang sehat, 2. Pastikan bahwa anak memiliki privasi
memulai proses yang adekuat untuk semua intervensi-
penyembuhan intervensi segera pasca krisis.
psikologis 3. Dorong anak untuk menghitung jumlahs
erangan kekerasan seksual. Dengarkan,
tetapi tidak menyelidiki
4. Diskusikan dengan anak siapa yang dapat
dihubung untuk memberikan dukungan
atau bantuan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Ketidakberdayaan Anak memperlihatkan 1. Dalam berkolaburasi dengan tim medis,
b.d harga diri kontrol situasi pastikan bahwa semua cedera fisik, fraktur,
rendah kehidupan dengan luka bakar mendapatkan perhatian segera,
membuat keputusan mengambiul foto jika anak mengijinkan
tentang apa yang harus merupakan ide yang baik
dilakukan berkenaan 2. Bawa anak wanita tersebut ke dalam area yang
dengan hidup bersama pribadi untuk melakukan wawancara
siklus penganiyaan 3. Jika seorang anak wantia datang sendiri atau
seksual berserta dengan orang tuanya, pastikan tentang
keselamatannya.
4. Pastikan bahwa usaha-usaha
menyelamatkan tidak diusahakan oleh
perawat. Berikan dukungan, tetapi ingat bahwa
keputusan akhir harus dibuat oleh anak
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Gangguan pola tidur Anak mampu untuk 1. Amati pola tidur anak, catat keadaan-keadaan
berhubungan dengan mencapai tidur tidak yang menganggu tidur
ansietas dan terganggu selama 6 2. Kaji gangguan-gangguan pola tidur yang
hiperaktif sampai 7 jamn setiap berlangsung berhubungan dengan rasa
malam dengan kriteria takut dan ansietas-ansietas tertentu
hasil: 3. Duduk dengan anak sampai dia tertidur
• Anak 4. Berikan sarana perawatan yang membantu
mengungkapkan tidur (misalnya : gosok punggung, latihan
tidak adanya gerak relaksasi dengan musik lembut, susu
gangguan-gangguan hangat dan mandi air hangat)
pada waktu tidur 5. Buat jam-jam tidur yang rutin, hindari
• Tidak ada terjadinya deviasi dari jadwal ini
gangguan-gangguan 6. Beri jaminan ketersediaan kepada anak jika
yang dialamti oleh dia terbangun pada malam hari dan dalam
perawat keadaan ketakutan
DISCHARGE PLANNING
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan
penganiayaan seksual (sexual abuse) antara lain :
1. Anak tidak mengalami ansietas panik lagi 
2. Anak mendemonstrasikan derajat percaya kepada perawat primer
3. Anak menerima perhatian dengan segera terhadap cedera fisiknya
4. Anak memulai perilaku yang konsisten terhadap respons berduka
5. Anak mendapatkan perhatian segera untuk cedera fisiknya jika ada
6. Anak menyatakan secara verbal jaminan keamanannya dengan segera
7. Anak mendiskusikan situasi kehidupannya dengan perawat primer
8. Anak mendemonstrasikan suatu penurunan dalam perilaku agresif

Anda mungkin juga menyukai