1 10/1/22
LESI JINAK VULVA & VAGINA
Vulva :
Kista sebasea, kista inklusi, kista kelenjar
Bartholini
Vagina :
Kista inklusi, kista duktus Gartner, endometriosis,
adenosis
Lichen sclerosis et atrophicus : penyebab tidak
diketahui, usia dekadeKelima, afek primer di vulva
dan perineum.
Terdapat lesi halus keputihan,gatal, rasa terbakar.
Biopsi menunjukkan lapisan kolagen subepidermis
2 10/1/22
dan kelompok limfosit.
Lesi vagina akibat pertumbuhan abnormal
Hymen imperforatus : dapat menimbulkan
hematokolpos,hematometrium, hematosalpings.
Septa vagina : dapat imkomplit/parsial atau komplit dari
introitusvagina sampai serviks.
Septum vagina transversa : membagi vagina atas dan
bawah menjadi2 kompartmen. Terdapat lubang pada
septum itu, dan darah haid tetap dapat mengalir.
Divertikulum urethra
Abses sub urethra
Karunkula urethra
Lesi vagina akibat trauma Hematoma vulva
Lesi yang berasal dari penyakit menular seksual
3 10/1/22
TUMOR JINAK VULVA &
VAGINA
TUMOR PADAT
Nevus : lesi berpigmentasi terdiri dari sel-sel nevus.
Leiomioma : berasal dari otot polos jaringan erektil vulva
Fibroma/lipoma : bersal dari mesoderm, jaringan ikat/jaringan
lemaksubkutis
Tumor glomus : berasal dari lapisan dermis, disertai gejala nyeri
daerah vulva
Hidradenoma : tumor berasal dari kelenjar keringat labium
majus/labium minus
Pengobatan pada berbagai lesi tumor jinak padat tersebut adalah
Bedah (eksisi lokal)
TUMOR KISTIK
Bartholinitis : dapat menjadi massa kista Bartholini atau menjadi
4 abses (terapi insisi dan drainase) 10/1/22
TUMOR PORSIO/SERVIKS UTERI
Porsio serviks normal : Permukaan dilapisi epitel skuamosa
berbatasan dengan epitel kolumnar (skuamokolumnar junction)
Daerah perbatasan ini pada wanita yang makin tua usianya,
semakin masuk ke dalam/daerah kanalis servikalis, disebabkan
adanya proses metaplasia dari epitel kolumnar menjadi
skuamosa yang dipengaruhi keseimbangan hormonal
Keganasan serviks paling sering pada serviks uteri adalah pada
daerah tersebut
Benjolan/fibrosis pada daerah porsio di sekitar ostium, dapat
disebabkan laserasi akibat komplikasi persalinan
Robekan porsio pada saat persalinan sering terjadi pada daerah
jam 3 dan jam 9, karena daerah tersebut merupakan lokus
minoris
5 10/1/22
TUMOR UTERUS
Leiomioma uteri
Tumor jinak uterus yang terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat dari uterus.
Sering disebut sebagai Mioma, Fibroid, Fibromioma.
Insidens 20-25% pada wanita berusia diatas 35
tahun.
Estrogen berpengaruh atas timbulnya mioma uteri.
Pada jaringan mioma, terdapat jumlah reseptor
estrogen yang lebih tinggi dibandingkan jaringan
miometrium sekitarnya.
6 10/1/22
Hubungan antara mioma dengan hormon
estrogen :
7 10/1/22
Gejala klinik mioma
Perdarahan/menorhagia, karena permukaan kavum
uteri yang lebih luas dan adanya gangguan kontraksi
uterus akibat massa tumor
Penekanan pada kandung kemih, ureter, rektum
atau organ rongga panggul lainnya
Nyeri : akibat degenerasi mioma atau kontraksi
uterus berlebihan pada mioma submukosum
Infertilitas : dapat disebabkan distorsi tuba,
gangguan implantasi pada endometrium, oklusi
kanalis endoserviks, dan sebagainya
8 10/1/22
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi menjadi :
Mioma intramural, tumbuh di dalam dinding uterus (lapis
miometrium)
Mioma subserosum, dibawah lapisan serosa
uterus/peritoneum,tumbuh ke arah rongga peritoneum
Mioma submukosum, dibawah lapisan mukosa
uterus/endometrium,tumbuh ke arah kavum uteri (dapat
bertangkai dan keluar ke vagina melalui kanalis servikalis,
disebut myoma geburt/polip fibroid)
Mioma parasitik, mioma yang terlepas dari jaringan
induknya,kemudian melekat pada jaringan lain (misalnya
omentum/ligamentum/usus) kemudian mendapat
vaskularisasi dan tumbuh parasitik
Mioma peduncularis, mioma yang tumbuh menjadi massa
9 sendiridi dalam rongga perut 10/1/22
Diagnosis banding
Adenomiosis,
Neoplasma ovarium,
Kehamilan
10 10/1/22
TERAPI
Pertimbangan terapi mioma uteri bila :
1. Tumor besar mengisi rongga pelvis, diameter
melebihi 8 cm
2. Perdarahan abnormal yang tidak terkendali dengan
medikamentosa
3. Pertumbuhan tumor cepat (curiga degenerasi ganas
miosarkoma)
4. Tumor membesar dan tidak mengecil pada
postmenopause
11 10/1/22
Pilihan terapi :
Pembedahan :
• histerektomi (jika tidak ada rencana hamil lagi), atau
miomektomi (pada usia reproduksi/masih rencana hamil).
• Namun jika massa tumor terlalu besar atau luas, kadang
tidak memungkinkan hanya dilakukan pengangkatan massa
tumor, sehingga tetap dilakukan histerektomi
13 10/1/22
Indikasi pembedahan eksplorasi pada
massa adneksa :
14 10/1/22
MASSA ADNEKSA
Massa adneksa : neoplastik atau non-neoplastik?
1. Massa adneksa non neoplastik
Kista fungsional(fisiologis) :
a. Kista korpus luteum
b. Kista folikel
c. Kista theka lutein
Non fungsional :
a. Kehamilan ektopik
b. Kista endometriosis
c. Kista inklusi germinal
d. Kista radang
e. Luteoma dalam kehamilan
f. Kista paraovarium
15 g. Ovarium polikistik (Stein-Levental) 10/1/22
Non ovarium :
a. Abses apendiks
b. Abses divertikulitis
c. Kista/abses tubo-ovarium
d. Ginjal di pelvis
e. Hidrosalping
f. Mioma uteri subserosum
16 10/1/22
Kista fungsional
Terjadi pada usia reproduksi (siklus ovulasi) dan tidak dijumpai pada usia
premenarche, postmenopause, pemakai obat hormonal atau pasca
oophorektomi bilateral.
Yang termasuk kista fungsional adalah kista korpus luteum, kista Folikuler
dan theca lutein :
Kista korpus luteum, diagnosa bila terjadi perdarahan (korpusrubrum
hemorhagikum) dengan gejala serupa dengan kehamilanektopik
terganggu.
Kista folikuler, terbentuk akibat hiperstimulasi dari gonadotropin atau
pengobatan dengan klomifen sitrat, atau pada siklus yang anovulatorik.
Kista theca lutein, timbul akibat stimulasi hormon
gonadotropinendogen atau eksogen. Dijumpai pada mola hidatidosa,
penyakit trofoblastik ganas, kehamilan muda.
Pengobatan kista fungsional dilakukan secara konservatif, observasi
selama 4-8 minggu.
Ultrasonografi merupakan alat bantu diagnostik dalam observasi pasien.
17 10/1/22
MASSA OVARIUM
NEOPLASTIK
Klasifikasi neoplasma ovarium menurut WHO :
Common epitelial tumors
Soft tissue tumor (non specific)
Sex cords stromal tumors
Unclassified tumors
Lipid cell tumors
Secondary (metastatic) tumors
Germ cell tumors
Tumors like (not true neoplasm)
Gonadoblastoma
18 10/1/22
Neoplasma kistik epitel jinak :
Cystadenoma serosum
Cystadenoma mucinosum
Kista endometriosis
Kista dermoid (teratoma kistik)
19 10/1/22
TERIMAKASIH
20 10/1/22