Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

PENYAKIT DALAM

PENYAKIT GINJAL KRONIK


1. Definisi Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal
yang progresif dan ireversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah).
2. Anamnesis lemas, mual, muntah, sesak nafas, pucat, BAK
berkurang
3. Pemeriksaan Fisik Kulit kering, edema tungkai atau palpebra,
tanda bendungan paru.
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis
1. Anamnesis : lemas, mual, muntah, sesak
nafas, pucat, BAK berkurang
2. Pemeriksaan Fisis : anamesis, kulit
kering, edema tungkai atau palpebra,
tanda bendungan paru
3. Laboratorium : gangguan fungsi ginjal
5. Diagnosis Banding Gagal ginjal akut
6. Pemerikasaan Penunjang DPL, ureum, kreatinin,UL, CCT ukur, elektrolit
(Na, K, Cl, Ca, P, Mg),Profil lipid, asam urat,
gula darah, AGD, SI, TIBC, feritin serum,
kormon PTH, albumin, globulin, USG ginjal,
pemeriksaan imunologi, hemostasis lengkap, foto
polos abdomen, renogram, foto thoraks, EKG,
ekokardiografi, biopsi ginjal, HbsAG, Anti HCV,
anti HIV.
7. Terapi Non farmakologis :
1. Pengaturan asupan protein :
2. Pasien non dialisis 0.6-0.75
gram/kgBB ideal/hari sesuai dengan
CCT dan toleransi pasien
3. Pasien hemodialisis 1-1.2 gram/kgBB
ideal/hari
4. Pasien peritoneal dialisis 1.3
gram/kgBB/hari
5. Pengaturan asupan kalori : 3 kal/kg/BB
ideal/hari
6. Pengaturan asupan lemak : 30 – 40 % dari
kalori total dan mengandung jumlah yang
sama antara asam lemak bebas jenuh dan
tidak jenuh
7. Pengaturan asupan karbohidrat : 50 – 60%
dari kalori total
8. Garam (NaCl) : 2 – 3 gram/hari
9. Kalsium : 1400 – 1600 mg/hari
10. Fosfor : 5 – 10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :
17 mg/hari
11. Kalsium : 1400-1600 mg/hari
12. Besi : 10 – 18 mg/hari
13. Magnesium : 200-300 mg/hari
14. Asam folat pasien HD : 5 mg
15. Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml (insensible
water loss)
16. yang keluar. Kenaikan berat badan di
antara waktu HD < 5% BB kering

Farmakologis :
1. Kontrol tekanan darah :
Penghambat ACE atau antagonis
reseptor
angiotensin II  evaluasi kreatinin dan
kalium
serum, bila terdapat peningkatan
kreatinin > 35 %
atau timbul hiperkalemi harus
dihentikan.
Penghambat kalsium
Diuretik
2. Pada pasien DM, kontrol gula darah 
hindari pemakaian metformin dan obat –
obat sulfonilurea dengan masa kerja
panjang. Target HbA1C untuk DM tipe 1
0.2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM
tipe adalah 6%
3. Koreksi anemia dengan target Hb 10 -12 g/dl
4. Kontrol hiperfosfatemi : kalsium karbonat
atau kalsium asetat
5. Kontrol osteodistrofi renal : kalistriol
6. Koreksi asidosis metabolik dengan target
HCO, 20 – 22 mEq/l
7. Koreksi hiperkalemi
8. Kontrol dislipidemia dengan target LDL<100
mg/dl,
dianjurkan golonga statin
9. Terapi ginjal pengganti
8. Penatalaksanaan -
9. Edukasi Modifikasi gaya hidup. Indeks masa tubuh ideal
(20-22,9 kg/m2), dilakukan pengaturan berat
badan dan olahraga 30 menit minimal 3 hari
dalam seminggu, serta berhenti merokok.
Edukasi pasien mengerti tentang PGK, factor
progresifitas, pilihan modalitas terapi pengganti
ginjal.
10. Prognosis Dubia
11. Kepustakaan 1. Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
IV. Jakarta. 2014.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Dalam
Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Ed. Ke 6 jilid 2. Interna Publishing, Jakarta.
2014.

Surabaya, 26 Agustus 2019


Ketua Komite Medik KSM Spesialis Penyakit Dalam

dr. M.Fathi Ilmawan, SpPD dr. M.Fathi Ilmawan, SpPD

Direktur RS Royal Surabaya

drg. Henny Poeri Margastuti, MARS

Anda mungkin juga menyukai