4 juli 2023
Bapelkes Batam
2
Ringkasan
Deskripsi Singkat Mata pelatihan ini membahas tentang penegakan diagnosis diabetes melitus tipe 2 dan pengelolaan diagnosis
diabetes melitus tipe 2 meliputi edukasi, terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, dan terapi farmakologis baik Obat
Antihiperglikemik Oral maupun Obat Antihiperglikemik Suntik insulin.
Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta diharapkan mampu melakukan pengelolaan diabetes
melitus tipe 2 tingkat primer secara komprehensif sesuai pedoman dan standar yang ditetapkan.
Indikator Hasil Belajar Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menegakkan diagnosis diabetes melitus tipe 2
2. Menjelaskan pengelolaan diabetes melitus tipe 2 secara komprehensif
3. Melakukan edukasi diabetes melitus tipe 2
4. Melakukan terapi nutrisi medis
5. Merancang aktivitas fisik
6. Melakukan terapi farmakologis oral
7. Melakukan terapi farmakologis suntik insulin
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
3
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
4
Sumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dew asa di INDONESIA - 2021 (pbperkeni.or.id)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
5
Atau
Atau
Sumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dew asa di INDONESIA - 2021 (pbperkeni.or.id)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
6
Kadar Tes Laboratorium Darah untuk Diagnosa Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
Diabetes & Pre-diabetes 1. Tiga hari sebelum pemriksaan, pasien tetap makan
(dengankarbohidrat yang cukup) dan melakukan kegiatan
jasmani seperti kebiasaan sehari-hari.
Glukosa plasma 2
Glukosa darah 2. Berpuasa plaing sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum
HbA1c (%) jam setelah TTGO
puasa (mg/dL) pemeriksaan, minum air putih tanpa glukosa tetap
(mg/dL)
diperbolehkan.
Diabetes ≥ 6.5 ≥ 126 ≥ 200 3. Dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1.75 g/kgBB
Pre-
5.7 – 6.4 100 - 125 140 – 199 (anak-anak), dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam
Diabetes
waktu 5 menit
Normal < 5.7 70 - 99 70 - 139
5. Berpuasa Kembali sampai pengambian sampel darah untuk
pemeriksaan 2 jam setelah minum larutan glukosa selesai
Catatan:
6. Dilakukan pemeriksaan glukosa darah 2 jam sesudah beban
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan
TTGO, maka pemeriksaan penyaring dengan mengunakan pemeriksaan glukosa glukosa
darah kapiler diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM. 7. Selama pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat
dan tidak merokok.
Sumber: Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dew asa di INDONESIA - 2021 (pbperkeni.or.id)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
7
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
8
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
9
Edukasi
Latihan Fisik
Terapi Farmakologis
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
10
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
11
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
12
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
13
• Memberikan dukungan dan nasehat yang positif serta hindari terjadinya kecemasan.
• Memberikan informasi secara bertahap, dimulai dengan hal-hal yang sederhana dan dengan
cara yang mudah dimengerti.
• Melakukan pendekatan untuk mengatasi masalah dengan melakukan simulasi.
• Mendiskusikan program pengobatan secara terbuka, perhatikan keinginan pasien. Berikan
penjelasan secara sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang diperlukan oleh
pasien dan diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium.
• Melakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat diterima.
• Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan.
• Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi.
• Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis serta tingkat pendidikan pasien dan keluarganya.
• Gunakan alat bantu audio visual.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Edukasi pemantauan glukosa mandiri
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Pemantauan HbA1c
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Konversi Glukosa Darah Rerata ke Perkiraan HbA1c
HbA1c Rerata Glukosa Plasma selama 3 bulan Rerata Glukosa Darah Puasa 3 bulan Rerata Glukosa Darah Post Prandial 3
terakhir (mg/dL) terakhir (mg/dL) bulan terakhir (mg/dl)
6.0 126 (100-152)
5.5-6.49 122 (117-127) 144 (139-148)
6.5-6.99 142 (135-150) 164 (159-169)
7.0 154 (123-185)
7.0-7.49 152 (143-162) 176 (170-183)
7.5-7.99 167 (157-177) 189 (180-197)
8.0 183 (147-217)
8.0-8.5 178 (164-192) 206 (195-217)
9 212
10 240
11 269
12 298
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
17
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
18
• Mencapai dan memelihara kadar glukosa darah dalam batas normal atau
mendekati normal seaman mungkin
• Mencapai dan memelihara kadar profil lipid dan lipoprotein untuk mengurangi
risiko penyakit vascular
• Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal atau mendekati normal
seaman mungkin.
• Mencegah, memperlambat laju perkembangan komplikasi kronis dari diabetes
dengan memodifikasi asupan zat gizi, gaya hidup, dan untuk memenuhi kebutuhan
gizi individu, dengan tetap mempertimbangkan preferensi pribadi atau kebiasaan
budaya setempat, serta mempertahankan kenikmatan dalam mengonsumsi
makanan.
Tumiw a, Langi; Terapi Gizi Medis pada Diabetes Melitus. Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, Juli 2010, hlm. 78-87
846-1678-2-PB.pdf
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
19
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
20
Mengatur jumlah kalori yang dibutuhkan dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini:
Usia • Usia ≥ 40 tahun, kebutuhan kalori dikurangi 5% untuk setiap dekade antara 40-59 tahun.
• Usia di antara 60-69 tahun, dikurangi 10%.
• Usia ≥ 70 tahun, dikurangi 20%.
Stress metabolik • Penambahan 10 – 30% tergantung dari beratnya stress metabolik (sepsis, operasi, trauma).
Berat Badan • Pasien DM yang gemuk🡪 dikurangi sekitar 20 – 30% tergantung kepada tingkat kegemukan.
• Pasien DM kurus 🡪 ditambah sekitar 20 – 30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
21
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
22
• Capaian: Pasien mengerti tingkat aktivitas fisik dan intensitas latihan aerobik yang
efektif – dapat dilihat di MPI 1.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
23
Tanpa
Prinsip aktivitas
Jarang
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
24
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
25
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanan Diabetes Melitus Tipe 2 Dew asa. KMK No.01.07/MENKES/603/2020
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
26
• Tujuan: mengendalikan kadar glukosa darah dan penyakit premorbid, menurunkan risiko
disabilitas, serta memperbaiki kualitas hidup.
• Target capaian: kemandirian dalam mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari yang optimal,
kontrol nyeri, kemandirian pasien saat dirawat, serta menghindari re-hospitalisasi
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksanan Diabetes Melitus Tipe 2 Dew asa. KMK No.01.07/MENKES/603/2020
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Perubahan perilaku
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
28
Materi
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
29
HbA1c < 7%
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
30
Pemilihan
obat
antihiperglikemia
oral
yang tepat sesuai
dengan kondisi
pasien
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
32
Nama Generik Sediaan dan Dosis Awal Titrasi Dosis Dosis Maksimal
Kekuatan
Metformin Tab 500 500 – 1000 mg/hari (1x atau Dapat ditingkatkan 500 mg/minggu setiap 2 2000 mg/hari (dosis terbagi)
Tab 850 mg terbagi), sesudah makan minggu
Sulfonilurea
Glibenklamid Tab 2,5 mg 2.5 – 5 mg/hari Dapat ditingkatkan 2.5 mg/minggu setiap 2 20 mg/hari. Dosis yang lebih dari 10
Tab 5 mg minggu mg per hari perlu dibagi dalam 2
jadwal konsumsi.
Gliclazide Tab 80 mg 40–80 mg per hari Dapat ditingkatkan secara bertahap 320 mg/hari
sampai 320 mg/hari. Jika dosis lebih dari
160 mg per hari, obat perlu diminum 2
kali, yaitu saat sarapan dan saat makan
malam.
Glimepirid Tab 1, 2 ,3,4 mg 1 mg, 1 kali sehari Dapat ditingkatkan dalam interval 1–2 6 mg/hari.
minggu sesuai kondisi dan respons
pasien terhadap pengobatan. Dosis
pemeliharaan 4 mg/hari.
Glipizide Tab 5 mg 2,5 - 5 mg/hari; diminum Dapat ditingkatkan sampai 15 mg dapat 20 mg/hari.
Tab 10 mg secepatnya sebelum makan diberikan sebagai dosis tunggal, lebih
pagi atau makan siang tinggi dalam dosis terbagi.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
33
Materi
1. Diagnosis diabetes melitus tipe 2
5. Aktivitas fisik
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
34
Terapi farmakologis
Obat Antihiperglikemia Suntik
• Insulin
• Agonis reseptor GLP-1 (GLP-1RA)
• Kombinasi insulin + GLP-1 RA
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
35
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Indikasi terapi insulin pada pasien DMT2
• Pasien DMT2 yang sudah diterapi OHO • Pasien DMT2 dengan kondisi tertentu
• HbA1c saat diperiksa >7.5% dan sudah • Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar,
menggunakan satu atau dua obat infark miokard akut, stroke)
antidiabetes
• Kehamilan dengan DM/diabetes melitus
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal gestasional yang tidak terkendali dengan
• Pasien naive perencanaan makan
• HbA1c saat diperiksa > 9%, disertai dengan • Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Penurunan berat badan yang cepat • Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis • Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
• Krisis hiperglikemia
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Profil fisiologi insulin
Ekskursi insulin prandial
Cepat naik, durasi pendek
50
40
Insulin serum (mU/L)
30
10
0
0800 1200 1600 2000 2400 0400 0800
Makan Makan Makan
pagi siang malam
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Konsep Insulin Basal dan Prandial
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
39
Jenis Insulin
BASAL INSULIN
PRE-MIX INSULIN
FAST-ACTING INSULIN
GIR (mg/kg/min)
0 4 8 12 16 20 24
Time (h)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Profil
Kerja
Insulin
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Farmakokinetik Sediaan Insulin
Awitan kerja Puncak kerja Lama kerja
Regular human insulin 30-60 min 2-4 h 5-8
h
Rapid acting analogues
Aspart 12-18 min 30-90 min 3-5
h
Glulisine 12-30 min 30-90 min 3-5 h
Lispro 15-30 min 30-90 min 3-5
h
Intermediate-acting human/analogues
NPH 1-2 h 4-12h
12-16 h
Lispro protamine 30-60 min 4-12 h
12-16 h
Long- acting analogues
Detemir 1-2 h 6-8h
up to 24 h
Glargine 1-2 h None
20-26 h
Glargine U300 1-2 h None
up to 36 h
Degludec 30-90 min None >42
h
Pre-mixed
70% NPH, 30% regular 30-60 min 2-4 h 10-
Cahn
16 hA et al. Lancet Diabetes Endocrinol 2015. http://dx.doi.org/10.1016/ S2213-8587(15)00097-2
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
50% NPH, 50% regular 30-60 min 2-5 h 10-
42
1. Inisiasi: dimulainya pemberian insulin pertama kali kepada pasien. Membutuhkan pemilihan regimen
insulin, tipe insulin dan penyesuaian dosis awal terapi.
2. Optimisasi, titrasi atau penyesuaian dosis. Dosis insulin perlu disesuaikan minimal dalam
mingguan untuk mencapai target.
3. Intensifikasi, modifikasi regimen insulin untuk mencapai kontrol glikemik lebih baik, diperlukan
perubahan ke regimen insulin yang lebih intensif untuk kontrol glikemik lebih baik.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Algoritma Pengelolaan DM Tipe 2 Tanpa Dekompensasi
Metabolik
Sasaran kendali glukosa darah: HbA1c <7% (individualisasi)
1. Pemilihan dan penggunaan obat mempertimbangkan faktor pembiayaan, ketersediaan obat, efektivitas, manfaat kardiorenal, efek s amping, efek terhadap berat badan, serta pilihan pasien
2. Pengelolaan bukan hanya meliputi gula darah, tetapi juga penanganan faktor risiko kardiorenal yang lain secara terintegrasi.
3. Obat agonis GLP-1 dan penghambat SGLT2 tertentu menunjukkan manfaat untuk pasien dengan koorbid penyakit kardiorenal aterosklerosis, gagal jantung dan gagal ginjal. Kedua golongan obat ini disarankan menjadi pilihan
untuk pasien dengan komorbid/komplikasi penyakittersebut
4. Bila HbA1c tidak bisa diperiksa maka sebagai pedoman dipakai glukosa darah rerata yang dikonversikan ke HbA1c (poin 7 penjelasan algoritma)
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
44
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id) – Panduan Nasional Praktik Kedokteran Tatalaksana Diabetes Tipe 2 Dewasa. 2020
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
Jika biaya menjadi kendala utama
untuk pasien tanpa ASCVD & CKD
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
American Diabetes Association. Diabetes Care. 2020 Jan;43(Suppl 1):S1-S212.
Parameter Sasaran
Indeks Masa Tubuh (IMT)
• IMT (kg/m2) 18.5-22.9
Tekanan darah
Lipid
• LDL-C (mg/dL) <100, <70 jika risiko tinggi PKV
• Triglyceride (mg/dL) <150
• HDL-C (mg/dL) <40 untuk laki-laki
<50 untuk perempuan
• Apo-B (mg/dL) <90
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
47
Terima kasih
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
48
Studi Kasus
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
49
Studi Kasus 4
Ibu D berusia 45 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan cepat lelah dalam 3 bulan terakhir. Pasien
juga mengeluh sering BAK di malam hari, sampai terbangun 2-3 kali. Berat badan pasien turun 5 kg
walaupun tidak diet. Pasien mengaku tidak mengalami peningkatan nafsu makan.
Ibu D sebagai penjual sembako di desanya dengan pendidikan terakhir SMP. Setiap hari ia habiskan waktu
untuk menjaga tokonya tanpa sempat berolahraga.
Ayah meninggal karena jantung saat berusia 42 tahun. Ibu D memiliki 3 orang anak dengan perawakan
gemuk.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan: BB = 60 kg, TB 153 cm, TD = 120/80 mmHg, S = 36,3 C, RR = 20 x menit,
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal dan GDS = 210 mg/dL.
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP
50
Studi Kasus 5
Studi Kasus 6
Bapak F usia 55 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas sejak 6 bulan sebelumnya. Pasien
sudah diddiagnosis diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu dan diberikan metformin 3 x 500 mg dan
glimepiride 2 mg. Namun pasien hanya kontrol dan minum obat jika merasa ada keluhan. Saat ini pasien juga
mengeluhkan sering BAK malam, sering haus dan juga sering minum. Nafsu makan biasa saja dan BB turun
5 kg dalam 3 bulan terakhir. Pasien juga memiliki hipertensi dan mengkonsumsi Ramipril 5 mg, namun
pasien jarang meminumnya
Pasien adalah seorang petani dengan pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Dasar. Sekitar 1 tahun yang
lalu, pasien pernah berkunjung ke Puskesmas dengan keluhan luka di kaki kanannya yang tidak kunjung
sembuh setelah satu bulan lamanya.
Kedua orangtuanya dulu meninggal karena sakit jantung dan stroke. Pasien memiliki 2 orang anak
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, compos mentis, TD = 168/100 mmHg, S = 36,7 C,
RR = 19 x menit, BB = 74 kg, TB 160 cm, terdapat skar bekas luka di kruris dan pedis dextra, GDS = 225
mg/dL.
Sebutkan faktor risiko Diabetes yang dimiliki oleh Bapak F!
Bagaimana pengelolaan pasien ini secara komprehensif?
Pelatihan Terakreditasi: Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 secara Komprehensif bagi Dokter di FKTP