Anda di halaman 1dari 37

Chronic Kidney Disease

Definisi
Gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai adanya kerusakan ginjal atau perkiraan laju
filtrasi glomerulus ( eGFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73 mt2, bertahan selama mini-
mal 3 bulan atau tanpa bukti kerusakan ginjal. Ini adalah keadaan hilangnya fungsi
ginjal
secara progresif yang pada akhirnya memerlukan terpai penggantian ginjal (dialisis
atau transplantasi).
Klasifikasi
Etiologi

Penyakit metabolic

Ischaemic/hypertensive renal
disease

Penyakit saluran kemih bagian


bawah

Glomerulonefritis kronis

Penyakit keturunan/
bawaan
Faktor Resiko
Tanda dan Gejala

- Tekanan darah tinggi


- Perubahan pada frekuensi dan jumlah urinasi
- Adanya darah dalam urin
- Puffiness (kaki, mata, dan lutut)
- Nyeri pada area ginjal
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Kesulitan tidur
- Sakit kepala
- Gatal-gatal
- Mual dan muntah
Patofisiologi
Gagal ginjal kronis mempengaruhi semua 3 kompartemen ginjal,
yaitu glomeruli, tubulus, interstisum dan pembuluh darah.
Patofisologi gagal ginjal kronis melibatkan dua mekanisme yang
luas yang meyebabkan kerusakan yaitu sebagai berikut,
mekanisme awal yang spesifik untuk penyebab yang mendasari
(misalnya, kompleks imum dan mediator imun dan mediator
peradangan tertentu enis glomerulonefritis, atau paparan toksin
pada penyakit tertentu tubulus ginjal dan interstitium)

mekanisme progresif, melibatkan hiperfiltrasi dan hipertrofi


sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal selama
bertahun-tahun.
Kelainan Kardiovaskular pada GGK
Patofisiologi kelainan mineral tu- • Penyakit kardiovaskular yang
lang pada gagal ginjal kronis berkaitan dengan CKD ialah
• Ginjal berperan dalam bio- hipertensi dan dislipidemia.
transformasi vitamin D se- Hipertensi pada pasien CKD bisa
hingga kerusakan yang pada disebabkan adanya kelebihan vol-
organ ginjal dapat berpen- ume ekstraseluler sel akibat
garuh pada kadar vitamin D retensi garam dan air pada pasien
dalam tubuh CKD.
Anemia pada Gagal Ginjal Kronis
Pada pasien GGK terjadi peningkatan sekresi hepsidin
karena inflamasi dan klirens ginjal yang menurun dan se-
lanjutnya menghambat zat besi dalam eritropoiesis.

Selain itu, karena kerusakan sel ginjal, produksi eritropoietin


yang merupakan hormon penting dalam pembentukan sel darah
merah.
Metabolik Asidosis pada Gagal
Ginjal Kronis

Metabolik asidosis ditandai dengan adanya ketidakseimbangan asam dan basa dalam tubuh
akibat hilangnya bikarbonat dari tubuh yang menyebabkan penurunan eksresi asam oleh ginal dan adanya
peningkatan produksi asam.

Ginjal berperan dalam reabsorpsi bikarbonat dan eksresi ion hidrogen pada proses pembentukan amonia
serta menyaring fosfat. Penurunan reabsorpsi bikarbonat dan kegagalan pembetukan amonia oleh ginjal yang
menyebabkan terjadinya metabolik asidosis.
Diagnosis

Diagnosis gagal ginjal kronis dapat diliat dari


tanda dan gejalanya atau diliat dari tes darah
rutin. Sejarah keluarga, penggunaan obat
narkotik, genetik,paparan racun, penggunaan
obat. Dapat dilakukan pemeriksaan fisik yaitu
tanda- tanda anemia, edema pada kaki dan
pigmentasi kulit ataupun pemeriksaan
urin.Penilaian struktural ginjal dapat dilakukan
dengan
menggunakan prosedur imaging termasuk
ultrasonografi, urografi intravena, plain
abdominal radiography; computed
tomography (CT), magnetic resonance
imaging (MRI) and magnetic resonance
angiography.
Terapi nonfarmakologi

- Menurunkan berat badan bila memiliki bobot badan yang berlebih


- Melakukan olahraga ringan yang teratur
- Berhenti merokok dsn minum minuman beralkohol
- Membatasi asupan garam, protein, dan fosfor
- Hindari penggunaan obat NSAIDs kecuali diresepkan oleh dokter
Hemodial-
isa
Penatalaksanaan

• Manajemen umum
- Menyesuaikan dosis obat untuk tingkat perkiraan laju filtrasi glomerulus (GFR)
- Persiapan terapi penggantian ginjal

• Mengobati penyebab gagal ginjal reversible


Penyebab cedera ginjal akut yang berpotensi reversibel seperti infeksi, obatobatan yang
mengurangi GFR, hipotensi seperti dari syok, kejadian yang menyebabkan hipovolemia
seperti muntah, diare harus diidentifikasi dan diintervensi.Pasien dengan CKD harus
dievaluasi dengan hati-hati untuk penggunaan studi kontras intravena, dan alternatif untuk
studi kontras harus digunakan terlebih dahulu. Agen nefrotoksik lain seperti antibiotik
aminoglikosida dan NSAID harus dihindari
• Memperlambat perkembangan CKD Faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan
CKD harus ditangani seperti hipertensi, proteinuria, asidosis metabolik, dan hiper-
lipidemia. Hipertensi harus dikelola di CKD dengan menetapkan tujuan tekanan
darah.
Demikian pula, tujuan proteinuria harus dipenuhi.Berbagai penelitian telah menun-
jukkan bahwa merokok dikaitkan dengan risiko pengembangan nefrosklerosis dan

• penghentian merokok memperlambat perkembangan CKD. Pembatasan protein


juga telah terbukti memperlambat perkembangan CKD. Namun, jenis dan jumlah
asupan protein belum dapat ditentukan.Suplementasi bikarbonat untuk pengobatan
asidosis metabolik kronis telah terbukti dapat menunda perkembangan CKD juga.
Selain itu, kontrol glukosa yang intensif pada penderita diabetes telah terbukti
memperlambat perkembangan albuminuria dan juga perkembangan albuminuria
menjadi proteinuria yang nyata. •
Identitas pasien

No. Rekam Medik : 0001723xxx


Nama : Tn S Tanggal Masuk RS : 23/03/2022
Usia : 50 Tahun Tanggal Keluar : 30/03/2022
Jenis Kelmain : Laki- Laki Jumlah Hari Perawatan : 8 Hari
Ruang Rawat : Fresia I Status Pulang : Pulang paksa
No. Rekam Medik : 000177xxx Dokter : Dr. R.I.H,Sp.PK
Apoteker : Axxxx
Data klinis awal

Kesadaran : Compos mentis


Riwayat Konsumsi Obat :-
Tekanan Darah : 171/91 mmHg
Alergi Obat : Tidak Ada
Nadi : 96 x/ menit
Respirasi : 20 x / menit Alergi Makanan : Tidak Ada

Suhu : 36 0 C
Tinggi Badan :-
Berat Badan : 70 Kg
Pemeriksaan Penunjang
Alasan Masuk RS / Keluhan Utama Nyeri perut seperti diperas sejak pagi, cairan sering keruh, bengkak tungkai

Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat infeksi peritonitis dan dirawat inap 2x


Riwayat pemasangan CAPD dengan cairan Baxter selama 1 tahun namun pasien
mengeluh sering bengkakkemudian diganti cairan Fresenius (4x Baxter 2,5 %)
selama 1 tahun namun keluhan bengkak masing hilang timbul. 3 bulan terakhir
cairan beralih ke Fresenius 2,3% 4x, ada 12x pergantian dextrose 4,25%
Riwayat UF CAPD harian 1200 – 2500 mL/hari
Riwayat Peritoneal Equilibrium Test (PET) tidak ada

Diagnosis Awal ESRD + Peritonitis related to CAPD+ Hipertensi stage I+ Anemia Inflamasi
Diagnosis Utama CKD Stage 5
Diagnosis banding -

Rencana tindakan • Hemodialisa 2X perminggu


• Injeksi Antibiotik
• Transfusi Packed Red Cell
Penggunaan Obat
Subjektif

Parameter Tanggal

23/03 24/03 25/03 26/03 27/03 28/07 29/07

Kesadaran Compos Compos Compos Compos Compos Compos Compos


mentis mentis mentis mentis mentis mentis mentis

Nyeri Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Edema Edema Edema Edema Edema Edema Edema Edema


berkurang berkurang berkurang berkurang berkurang berkurang
Objektif
Parameter Tanggal
TTV 23/03 24/03 25/03 26/03 27/03 28/07 29/03 30/03

TD 171/91 160/100 160/90 160/90 160/90 150/90 159/100 147/90


N 96 97 86 70 69 70 76 68

R 20 20 20 20 20 20 20 18

S 36,7 36,5 365 36,6 36,6 36,7 36,8 36,2

O2 0 0 0 0 0 0 0 0
Data Hasil Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Normal Satuan 23/03/22 24/03/22 29/03/22

Hematologi
Hemoglobin 14-17,4 g/dL 5,7 LL 7,9 L -

Hematokrit 41,5 – 50,4 g 17,8 25,7 L -

Eritrosit 4,5-5,9 juta/uL 1,96 L 2,88 L -

Leukosit 4,4 –11,3 10³/uL 5,88 5,98 -

Trombosit 150-450 ribu/uL 206 224 -

KIMIA
Ureum 18-55 Mg/dL - 109,4 H 108, 0 H

Kreatinin 0,72-1,25 Mg/dL - 9,25 H 10,46 H

Natrium (Na) 135-145 mEq/L - - 136

Kalium (K) 3,5-5,1 mEq/L - 3,7 3,8


Hitung jenis leukosit
Bisofil 0-1 g 0 0 -

Eosinofil 0-4 g 9 H 10 H -

Neutrofil Batang 3-5 g 1 L 1L -

Neutrofil Segmen 45-73 g 68 69 -

Limfosit 18-44 g 5 L 5L -

Monosit 3-8 g 17 H 15 H -

Total Neutrofil 1,31-6,71 10³/uL 4,06 4,19 -

Total Limfosit 0,9-3,22 10³/uL 0,29 L 0,30 L -

Total Monosit 0,12-0,62 10³/uL 1,00 H 0,90 H -

Total Eusinofil 0,00-0,30 10³/uL 0,53 H 0,60 H -

Total Basofil 0,01-0,09 10³/uL 0,00 L 0,00 L -


Index Eritrosit

MCV 80-96 fL 90,8 89,2 -

MCH 27,5-33,2 pg 29,1 27,4 L -

MCHC 33,4-35,5 g 32,0 L 30,7 L -

RDW-SD 35,1-43,9 fL 54,8 H 54,0 H 55,4 H

RDW-CV 11,5-14,5 g 16,6 H 16,6 H -


Assesment
Nama Mekanisme Kerja Farmakokinetika Kontraindikasi
Obat
Amlodip- bekerja dengan menghambat masuknya ion Absorpsi  Stenosis aorta berat
ine Besilat kalsium ke dalam otot pembuluh darah dan Konsentrasi amlodipine plasma puncak dicapai  Kardiomiopati
hipertrofik-obstruktif
jantung, sehingga vasodilatasi dan menurunkan 6-12 jam setelah pemberian oral. Gagal jantung atau

tekanan darah. Distribusi disfungsi ventrikel kiri
Pengikatan Protein Plasma : Sekitar 93%.  Angina tidak stabil atau
Metabolisme ancaman infark miokard
Amlodipine secara ekstensif dimetabolisme  Hipotensi
menjadi metabolit tidak aktif di hati
Rute Eliminasi
diekskresikan di urin sebagai metabolit (60%)

Asam folat Diperlukan untuk pembentukan koenzim dalam Penyerapan Hipersensitivitas


sistem metabolisme (sintesis purin dan pirimidin Ketersediaan hayati: Diserap dengan baik dari
diperlukan untuk pemeliharaan dalam saluran GI. 50% bioavailable.
eritropoiesis);merangsang produksi trombosit pada Metabolisme: Dimetabolisme di hati
anemia Eksresi:
defisiensi folat Hingga 90% dari dosis dalam urin; jumlah kecil
dalam tinja
Meningkatkan eliminasi asam format dalam toksisi-
tas metanol melalui penyediaan koenzim untuk de-
Bisoprolol Memblokir respons terhadap stimulasi Penyerapan • Pasien dengan sinus bradikardia,
beta-adrenergik; kardioselektif untuk Ketersediaan hayati: Sekitar 80%. blok jantung lebih besar dari
beta-1 pada dosis rendah dengan sedikit Distribusi derajat pertama, syok kardio-
atau tanpa efek pada reseptor beta-2 Pengikatan Protein Plasma Sekitar 30%. genik, atau gagal jantung yang
pada dosis 20 mg Eliminasi nyata.
Metabolisme : • Hipersensitif terhadap bisoprolol
Tidak dimetabolisme oleh CYP2D6. 20% fumarat, bahan apa pun dalam
metabolisme lintas pertama. formulasi, atau sulfonamid.
Rute Eliminasi
Urin (50%) dan sebagai metabolit tidak
aktif; kurang dari 2% diekskresikan dalam
tinja.

Heparin Inj Bertindak sebagai katalis untuk Penyerapan Hipersensitivitas, trombositopenia


mempercepat kecepatan antitrombin III Ketersediaan hayati: 22-40% parah, perdarahan aktif yang tidak
(kofaktor heparin) menetralkan trombin Distribusi terkontrol kecuali karena koagulasi
dan faktor koagulasi teraktivasi X (Xa). Protein terikat: Luas intravaskular diseminata (DIC),
Metabolisme dugaan perdarahan intrakranial
Dimetabolisme di hati (sebagian) dan
sistem retikuloendotelial (sebagian)
Ekskresi : Urine
Candesartan antagonis reseptor angiotensin. Candesartan Absorpsi: hipersensitivitas
Ketersediaan hayati: 15%
berikatan dengan reseptor AT1 angiotensin II.
Distribusi:
Pengikatan ini mencegah angiotensin II mengikat Vd: 0,13 L/kg
reseptor sehingga menghalangi vasokonstriksi Ikatan protein: >99%
Metabolisme: Hati (minimal)
dan efek sekresi aldosteron dari angiotensin II.
Ekskresi: Urine (26%)

Natrium Disosiasi untuk menyediakan ion bikarbonat Absorpsi: Alkalosis metabolik atau
Bikarbonat yang menetralkan konsentrasi ion hidrogen dan Onset: 15 menit (IV)
meningkatkan pH darah dan urin. Durasi: 1-2 jam (IV); 8-10 menit (PO) respiratorik.
Hipokalsemia di mana
Rentang terapi: 24-31 mEq/L
Ekskresi : Urine alkalosis dapat menyebabkan
tetani.

Gentamisin mengganggu sintesis protein bakteri dengan Absorpsi: Hipersensitivitas terhadap


mengikat subunit ribosom 30s dan 50s yang Waktu plasma puncak: IM (30-90 menit); IV gentamisin atau aminoglikosida
mengakibatkan membran sel bakteri rusak. (30 menit setelah infus 30 menit) lainnya
Distribusi •
Protein terikat: <30%
Vd: Neonatus (0,4-0,6 L/kg); anak-anak:
(0,3-0,35 L/kg); dewasa: (0,2-0,3 L/kg);
Ekskresi: Urine (70%)
Sefazolin Inj Menghambat sintesis dinding sel bakteri Absorpsi: Hipersensitif
dengan mengikat satu atau lebih protein Waktu plasma puncak: 0,5-2 jam (IM); 5 menit
pengikat penisilin (PBPs) yang pada giliran- (IV)
nya menghambat langkah transpeptidasi Distribusi
akhir Protein terikat: 74-86%
sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, Metabolisme
sehingga menghambat biosintesis dinding Dimetabolisme minimal di hati
sel. Ekskresi:
Urine (80-100% sebagai obat yang tidak berubah)
Furosemide Menghambat reabsorpsi ion natrium dan Penyerapan Hipersensitivitas
klorida pada tubulus ginjal proksimal dan Bioavailabilitas adalah 64% dan 60%.
distal serta lengkung Henle; dengan Distribusi
mengganggu sistem kotranspor pengikat Pengikatan Protein Plasma Sekitar 95% terikat
klorida, menyebabkan peningkatan air, pada protein plasma.
kalsium, magnesium, natrium, dan klorida Metabolisme
Dimetabolisme di hati menjadi turunan defurfurilasi,
4-chloro-5-sulfamoylanthranilic acid.
Rute Eliminasi
urin 50% dari dosis oral dan 80% dari dosis IV atau IM
Ketepatan indikasi dan dosis

Nama Obat Indikasi & Dosis Berdasarkan Literatur Indikasi & Dosis Terhadap Pasien Keterangan

Amlodipine Amlodipine dapat digunakan sebagai monoterapi Antihipertensi Tepat indikasi


untuk manajemen awal hipertensi tanpa komplikasi Dosis : 1x10 mg/hari (PO) Tepat dosis
(JNC 7).

Asam folat Pengobatan anemia megaloblastik karena defisiensi Suplemen terapi Anemia Normositik Tepat indikasi
asam folat (AHFS, 2011) Dosis: 1x 5 mg PO Tepat dosis

Bisoprolol Penatalaksanaan hipertensi sebagai monoterapi Antihipertensi Tepat indikasi


atau dalam kombinasi dengan kelas lain dari agen Dosis: 1x1 5mg PO Tepat dosis
antihipertensi (AHFS, 2011)

Heparin Profilaksis dan pengobatan gangguan tromboemboli; Antikoagulan untuk mencegah re- Tepat indikasi
sebagai antikoagulan untuk prosedur ekstrakorporeal siko pendarahan setelah proses Tepat dosis
dan dialysis. (DIH 17th edition) hemodialisa
Dosis : 4 x 1 IP
Candesartan Sebagai antihipertensi, lini kedua pada pengobatan CHF, dan Antihipertensi Tepat indikasi
pengobatan lini pertama nefropati diabetik. (DIH 17 th edi- Dosis : 1x 16mg PO Tepat dosis
tion)
Natrium Bikar- Digunakan untuk pengobatan asidosis metabolik yang Asidosis metabolik Tepat indikasi
bonat tab 500 mg berhubungan dengan banyak kondisi termasuk penyakit Dosis : 3x500 mg PO Tepat dosis
ginjal berat (misalnya, asidosis tubulus ginjal) (AHFS,
2011).
Gentamisin Pengobatan infeksi bakteri yang rentan, biasanya bakteri Antibiotik untuk mengatasi infeksi Tepat indikasi
gram negatif termasuk Pseudomonas, Proteus, Serratia, peritonitis pada dinding perut Tepat dosis
dan Staphylococcus gram positif; pengobatan infeksi tulang, Dosis: 1x 48 mg IV
infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit dan jaringan lunak,
serta infeksi perut dan saluran kemih, dan septikemia; (Infeksi kokus gram positive 3
pengobatan endokarditis infektif. (DIH 17th edition) hingga 5 mg/kg.
Infeksi basil gram negatif: 5 hingga
8 m/kg)

Sefazolin Inj Pengobatan infeksi saluran empedu yang disebabkan oleh Antibiotik untuk profilaksis infeksi Tepat indikasi
Escherichia coli yang rentan, Klebsiella, Proteus mirabilis, Dosis : 1 x 1,5 gram IV Tidak tepat dosis
Staphylococcus aureus, atau berbagai streptokokus (DIH 17 th
edition)
(CAPD: 500 mg IV setiap 12 jam)
Furosemide Oral Agen sulfonamida, diuretik tipe loop dan antihipertensi Edema Tepat indikasi
Dosis : 2x80 mg PO Tepat dosis
Furosemide (IV) Agen sulfonamida, diuretik tipe loop dan antihipertensi Edema Tepat indikasi
Dosis : 3x40 mg IV Tepat dosis
Efek Samping
Nama Obat Efek Samping Obat
Amlodipine Besilat Sakit kepala, edema. Edema mungkin lebih jarang dengan terapi benazepril atau olmesartan
secara bersamaan.
Asam folat reaksi alergi, flushing, malaise, bronkospasme, mual, kehilangan nafsu makan, kembung, sakit
perut, rasa pahit atau tidak enak di mulut, kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, gangguan
tidur depresi dan dapat merasa bersemangat atau mudah tersinggung

Bisoprolol Kelelahan, sakit kepala, diare, edema perifer, dan infeksi saluran pernapasan atas

Heparin Inj 500u Reaksi alergi vasospastik (mungkin terkait dengan trombosis), nyeri dada, syok hemoragik,
iv/ml syok,
thrombosis, Perdarahan adrenal, hiperkalemia (penekanan sintesis aldosteron), perdarahan
ovarium, hiperlipidemia rebound pada penghentian

Candesartan vertigo, sakit kepala, mual, hepatitis, kerusakan darah, hiponatremia, nyeri punggung, sakit
sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria, dan rasa gatal.
Natrium Bikarbonat tab CHF yang diperparah, Perdarahan otak, Busung, Hipernatremia, Hipokalsemia,
500 mg Hipokalemia, Alkalosis metabolik, bersendawa, Distensi lambung, Hipernatremia,
Hiperosmolalitas, Asidosis intrakranial, Sindrom susu-alkali
Gentamisin 40 mg Neurotoksisitas (vertigo, ataksia), Ketidakstabilan gaya berjalan, Ototoksisitas
(pendengaran, vestibular), Nefrotoksisitas (penurunan CrCl), Nefrotoksisitas jika
melalui >2 mg/L.
Sefazolin Inj 1 gram Diare dan kolitis, mual dan muntah, rasa tidak enak pada saluran cerna, sakit kepala, reaksi
alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, serum sickness-like reactions dengan
ruam, demam dan artralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksis, gangguan fungsi hati, hepatitis transien.

Furosemide Hipotensi ortostatik, pusing, ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia,


hipokalemia, hipokloremia) tinitus, fotosensitifitas

• Efek samping gentamisin yaitu nefrototoksik maka sebaiknya dilakukan monitoring efek samping atau
fungsi organ ginjal. Dan adanya efek samping dari amlodipin dan bisoprolol yaitu edema maka se-
baiknya harus diperhatikan dan dimonitoring.
Interaksi Obat
Obat 1 Obat 2 Mekanisme Kategori Interaksi Penanganan
Cefazoline Heparin cefazolin meningkatkan efek heparin den- Minor Monitoring efek samping
gan sinergisme farmakodinamik Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif
Candesartan Heparin Menggunakan candesartan bersama dengan Moderate Monitoring efek samping Cek
heparin dapat meningkatkan kadar kalium fungsi ginjal dan kadar kalium
dalam darah. dalam darah secara teratur.
Beri jeda waktu penggunaan
Gentamsin Cefazoline Gentamisin terkadang dapat menyebabkan Moderate Monitoring efek samping
kerusakan ginjal, dan menggunakannya Beri jeda waktu penggunaan
dengan antibiotik sefalosporin seperti cefa-
zolin dapat meningkatkan risiko tersebut
Gentamisin Furosemide Interaksi keduanya meningkatkan kadar Moderate Monitoring efek samping
gentamisin dalam darah dan peningkatan Penyesuaian dosis atau peman-
efek samping gentamisin tauan yang lebih sering untuk
menggunakan kedua obat dengan
aman.
Plan
Rekomendasi kepada dokter :
- Pada penggunaan Gentamisin dilakukan monitoring fungsi ginjal dari hasil laboratorium dari
kreatinin dan monitoring efek samping dari gentamisin yaitu nefrotoksik.
- Perlu dilakukannya kultur bakteri secara berkala dikarenakan adanya infeksi nefrolog
peritonitis pada pasien
- Adanya interaksi antara Heparin dan Candesartan maka dilakukan monitoring efek samping
Cek fungsi ginjal dan kadar kalium dalam darah secara teratur dan beri jeda waktu penggu-
naan.
- Adanya interaksi antara Gentamisin dan Furosemide dan Cefazoline maka dilakukan moni-
toring efek samping Cek fungsi ginjal dan kadar kalium dalam darah secara teratur dan beri
jeda waktu penggunaan.
Plan

Rekomendasi kepada perawat :


- Pengobatan pasien harus diberikan sesuai jadwal dan tidak boleh ada yang terlewatkan
- Pemeriksaan tanda-tanda vital pasien perlu dilakukan secara rutin setiap waktu karena sangat
penting untuk memantau perkembangan kondisi pasien selama pengobatan di rawat inap.
- Monitoring fungsi ginjal pada pasien
- Pasien perlu dipantau asupan nutrisinya sesuai dengan rekomendasi diet dari dokter
Plan
Edukasi kepada keluarga pasien :
- Pemberian support dari keluarga
- Pastikan pasien istirahat dengan cukup
- Pastikan kebutuhan air minum pasien.
- Pola hidup yang sehat dan bersih serta kelola stress pasien dengan baik
- Pasien perlu mengkonsumsi makanan sesuai diet yang direkomendasikan
- Pasien disarankan mengurangi konsumsi makanan siap saji
- Rutin melakukan hemodialisa
- Terapi antibiotik dilanjutkan hingga 21 hari atau antibiotik diminum sampe habis.
Plan
Edukasi kepada pasien :
- Menanyakan dan konfirmasi terkair riwayat penggunaan obat, riwayat penyakit dan riwayat alergi
obat pada pasien
- Menjelaskan tujuan terapi
- Memberikan informasi terkait cara penggunaan obat, efek samping yang mungkin terjadi
- Edukasi pentingnya patuh terhadap terapi
- Memberikan jadwal minum obat
- Memberikan informasi tentang pola hidup sehat dan bersih
- Memberikan informasi mengenai asupan makanan yang direkomendasikan
- Rutin melakukan hemodialisa
- Terapi antibiotik dilanjutkan hingga 21 hari atau antibiotik diminum sampe habis.

Anda mungkin juga menyukai