LAB
Heparin intravena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan thyroid, meningkatkan nilai (FT4)
Glukokortikoid menurunkan nilai hasil pemeriksaan S-TSH (Thyroid Stimulating Hormon)
Haloperidol meningkatkan nilai hasil S-PRL (Prolaktin)
Interaksi Obat dengan hasil Lab Klinik dipengaruhi 2 aspek:
Aspek Analitik
Obat yg berinteraksi menghasilkan perubahan pada proses pengukurannya/ mempengaruhi hasil
pengukuran secara analitik
Aspek Biologis
Secara biologis obat berinteraksi dan mempngaruhi kadar biologis tubuh
Misal Beta blocker diketahui dapat meningkatkan kadar glukosa darah
1. asam urat
A. Secara Reaksi Kimia
mekanisme : asam urat mereduksi fosfotungstat dengan menghasilkan warna biru pada pengujian
yang artinya pasien positif mengalami kenaikan asam urat. obat-obatan yang bersifat asam dan
mampu mereduksi fosfotungstat asam memberikan hasil positif palsu (warna biru) pada
pemeriksaan asam urat. contoh:
a. vitamin c atau asam askorbat memberikan hasil positif palsu,
b. kafein, metabolit kafein bertindak sebagai agen pereduksi memberikan hasil positif palsu.
c. Klorin, sebagai pengotor dalam air suling. Membentuk hipoklorit yang mengoksidasi urat dalam
larutan alkali dalam suasana basa, memberikan hasil negatif palsu.
d. Ergothionin dan glutathion terdapat di sel darah merah apabila lisis. Dapat mempengaruhi hasil
pembacaan positif palsu menghasilkan kekeruhan menghasilkan positif palsu.
e. Potasium menghasikan kekeruhan dengan alkali ( dalam kondisi basa) menghasilkan positif palsu
f. salisilat metabolitnya asan gentisat sebagai pereduksi. Menghasilkan positif palsu
g. theophylin sebagai pereduksi juga menghasilkan postif palsu
B. Reaksi Enzymatis
mekanisme :Metode tergantung pada tindakan uricase. (- / +) Formaldehyde (formalin).
Menghambat aktivitas uricase. Menghasilkan hasil yang rendah jika formalin ditambahkan sebagai
pengawet untuk spesimen/sampel atau dipakai mengawetkan obat standar/ baku standar.
Memberikan hasil negatif palsu /kadar asam urat menjadi rendah
secara biologis kadar asam urat dipengaruhi obat obatan seperti furosemide, pyrazinamide
(menahan retensi urin sehingga kadar asam urat tertahan) metildopa, levodopa juga akan
meningkatkan kadar asam urat.
2. kolesterol
A. mekanisme: reaksi Liebermann-Burchard (asam asetat anhidrida sulfat) diaplikasikan langsung
ke serum. Menghasilkan warna Hijau menandakan hasil positif
contoh: Bilirubin menghasilkan positif palsu. Bilirubin Dikonversi menjadi pigmen hijau hasilnya
biliverdin, dalam campuran reaksi 1 mg bilirubin dilaporkan menghasilkan warna yang setara
dengan sebanyak 20 mg kolesterol.
B. Metode berdasarkan reaksi dengan ion besi dalam campuran asam asetat-asam sulfat.
Menghasilkan warna ungu.
hasil positif pada: aminopyrine (Pyramidon). Gangguan telah dilaporkan.
Bilirubin. Gangguan lebih sedikit ketika presipitasi protein atau ekstraksi pelarut digunakan. Berbagai
pendekatan telah digunakan untuk menghilangkan bilirubin.
Klorpromazin. 50 pg dalam campuran reaksi akhir menghasilkan warna merah. Hasil positif palsu
Vitamin A, vitamin C, acetaminophen, salisilat,
hasil negatif: 1. Nitrat dan nitrit. Ini menghambat pembentukan warna.
2. Thiouracil, ketika digunakan sebagai bahan pengawet pada level 13 mg / dl, kolesterol serum
jelas menurunkan 30-40 mg / dl.
beberapa obat yang menyebabkan dislipidemia: estrogen, kortikosterod, diuretik, beta bloker
3. Bilirubin
A. Bilirubin serum ditentukan dengan reaksi diazotasi sulfanilic acid menghasilkan reddish-violet
azobilirubin.
hasil positif: Dekstran digunakan untuk meningkatkan cairan plasma dan menghasilkan kekeruhan
jika ditambahkan methanol. Apabila serum masih jernih tidak dapat dipastikan bahwa hasilnya
negative.
hasil negatif: Hemoglobin. Nitrit mengubah hemoglobin menjadi methemoglobin. Nilai bilirubin yang
menurun mungkin terkait dengan persaingan untuk nitrit antara hemoglobin dan asam sulfanilat.
B. uji spektrofotometri
hasil positif:
Karoten. Pigmen ini biasanya ada dalam serum dan muncul secara berlebihan setelah
mengkonsumsi wortel atau sayuran berwarna kuning.
Lipemia. Mempengaruhi absorbansi tidak dapat diperbaiki walaupun menggunakan 2 gelombang
pengukuran.
Novobiocin. Metabolit lipokrom kuning obat muncul dalam plasma.
C. Bilirubin dalam urin terdeteksi melalui reaksi dengan senyawa diazonium yang diasamkan,
tersedia dalam bentuk tablet atau test strip, untuk menghasilkan warna biru hingga ungu
hasil positif:
Ethoxazene (Serenium). Warna urin oranye-merah dan mungkin disalahartikan sebagai positif
untuk bilirubin.
Phenazopyridine (Pyridium). Warnai tambang dengan warna oranye-coklat dan menjadi larutan
asam kemerahan-coklat. Mungkin disalahartikan sebagai positif untuk bilirubin
obat yang meningkatkan kadar bilirubin:
allopurinol, steroid anabolik, beberapa antibiotik, obat antimalaria, azathioprine, klorpropamid,
kolinergik, kodein, diuretik, epinefrin, meperidin, metotreksat, metildopa, penghambat MAO, morfin,
asam nikotinat, pil KB, fenotiazin, quinidine, rifampisin, steroid, sulfonamid, dan teofilin.
Zat” yang bersifat pereduksi menghasilkan positif palsu pada pengujian reduksi tembaga,
diantaranya sbb:
- Aminopyrine. Metabolit Glucuronide, agen pereduksi.
- p-Aminosalisilat. diekskresikan sebagai metabolit, mirip dengan asam gentisat, agen
pereduksi.
- Asam askorbat. Tes positif dengan konsentrasi 50 mg / dl
- Cephalotin / keflin
- Chloral hidrat
- Chloramphenicol
- Chlortetraxiklin
6. transaminase
obat yang mengganggu enzim transaminase yaitu yg merubah kadar SGOT /SGPT
Serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) mengkatalisis transfer gugus amino dari
aspartat ke alfa-ketoglutarat dengan pembentukan oksaloasetat dan glutamat.
Oxaloacetate diukur secara kolorimetri setelah reaksi dengan 2,4-dinitrophenylhydrazine atau
berbagai pewarna azo. Untuk pecongukuran kinetik, reaksi digabungkan dengan NADH dengan
adanya dehidrogenase malat dan laju hilangnya NADH diukur pada 340 nm.
Wanita mengalami gangguan ginjal dan HT dikasi obat furosemide & atenolol, beberapa minggu
kemudian di diagnose gout – aspek biologis