Anda di halaman 1dari 6

LEUKOSIT ESTERASE

Pemeriksaan leukosit esterase dalam urine berdasarkan adanya reaksi esterase yang
merupakan enzim pada granula azurofil atau granula primer dari granulosit dan monosit.
Esterase akan menghidrolisis derivat ester natfil. Natfil akan menyebabkan perubahan
warna dari coklat muda menhjadi warna ungu. Banyaknya esterase menggambarkan
secara tidak langsung jumlah leukosit di dalam urine.

FALSE POSITIF :

 Bahan-bahan yang mengaburkan reaksi warna seperti obat phenazopiridine,


mengkonsumsi buah beet yang membuat urine menjadi berpigmen tinggi membuat hasil
positif palsu.
 Kontaminasi dari vagina menyebabkan sumber esterase seperti trichomonas, sel epitel
dari vagina.
 Bahan oksidator seperti formalin

FALSE NEGATIF :

 Adanya asam askorbat / vit c sebagai reduktor kuat dalam urine sehingga menghambat
reaksi oksidasi pada tes.
 pH basa, menyebabkan neutrofil lisis sehingga jumlah neutrofil berkurang.
 Adanya protein konsentrasi tinggi (> 500mg/dL) dan glukosa tinggi(> 3g/dL), dan berat
jenis tinggi menyebabkan leukosit mengkerut menyebabkan penghambatan pelepasan
esterase
 Sel limfosit tidak memiliki esterase
 Sampel > 2 jam: kerusakan sel lekosit
 Adanya antibiotik seperti gentamisin, sefaleksin, sefalotin, dan tetrasiklin menurunkan
sensitivitas reaksi.
BILIRUBIN

Pemeriksaan bilirubin pada carik celup berdasarkan reaksi antara bilirubin dengan garam
diazonium, dalam suasana asam kuat akan menimbulkan suatu kompleks azo-bilirubin
yang berwarna coklat muda hingga merah coklat. Bilirubin mudah teroksidasi menjadi
biliverdin bila terkena cahaya.

FALSE POSITIF :

 Adanya senyawa azo pada urine seperti phenazopiridine, sehingga meningkatkan


reaksi warna kompleks azo-bilirubin

FALSE NEGATIF :

 Bila bilirubin terpapar cahaya cahaya, sehingga bilirubin teroksidasi berubah menjadi
biliverdin
 Konsentrasi vitamin C yang tinggi atau konsentrasi nitrit yang tinggi atau reduktor lain
akan menurunkan sensitivitas dari tes, karena akan berikatan dengan garam diazonium
sehingga mencegah reaksi dengan bilirubin.

UROBILINOGEN

Pemeriksaan urobilinogen pada carik celup berdasarkan reaksi antara urobilinogen dengan
reagen erlich suatu garam diazo, dalam suasana asam akan membentuk senyawa azo
berwarna merah.

FALSE POSITIF :

 Adanya senyawa azo pada urine seperti phenazopiridine, senyawa reaktif erlich seperti
porphobilinogen, indican, PAS, sulfonamide, procain sehingga meningkatkan reaksi
warna.
 Bahan-bahan yang mengaburkan reaksi warna seperti obat phenazopiridine,
mengkonsumsi buah beet yang membuat urine menjadi berpigmen tinggi membuat hasil
positif palsu
FALSE NEGATIF :

 Bila urine dibiarkan sehingga urobilinogen terpapar cahaya menyebabkan urobilinogen


berubah menjadi urobilin.
 konsentrasi nitrit yang tinggi mengganggu reaksi azo, berikatan dengan garam
diazonium sehingga mencegah reaksi dengan urobilin.

NITRIT

Pemeriksaan nitrit diketahui untuk mengetahui ada tidaknya bakteriuria. Sebagian besar
bakteri penyebab infeksi saluran kemih mempunyai enzim reduktase yang merubah nitrat
menjadi nitrit. hasil deteksi bila ditemukan lebih dari 100.000 koloni/ml. Pada carik celup
nitrit yang terbentuk beraksi dengan p-arsenilic acid menjadi senyawa diazonium berwarna
kemerahan/pink.

FALSE POSITIF :

 Bahan-bahan yang mengaburkan reaksi warna seperti obat phenazopiridine,


mengkonsumsi buah beet yang membuat urine menjadi berpigmen tinggi membuat hasil
positif palsu
 urine yang dibiarkan terlalu lama sehingga terkontaminasi bakteri

FALSE NEGATIF :

 faktor-faktor yang menghambat perubahan nitrat menjadi nitrit seperti bakteri yang tidak
memiliki enzim reduktase yang dapat merubah nitrat menjadi nitrit, tidak adanya nitrat
urine, penggunaan antibiotik, nitrit yang tereduksi menjadi nitrogen, kurangnya waktu
untuk bakteri mengubah nitrar menjadi nitrit, karena dibutuhkan minimal 4 jam untuk
mengubah nitrat menjadi nitrit.
 konsentrasi vitamin c yang tinggi mengahambat reaksi kimia diazo dimana asam
askorbat dalam jumlah besar bersaing dengan nitrit untuk berikatan dengan garam
diazonium
 berat jenis urine yang tinggi menurunkan sensitifitas
BADAN KETON

Badan keton terdiri dari 3 senyawa yaitu asam asetoasetat (20%), aseton (2%) dan beta
hidroksi butirat (78%), namun pada pemeriksaan badan keton pada carik celup
berdasarkan reaksi antara asam asetoasetat dengan senyawa nitroprusid dalam media
alkali akan membentuk suatu kompleks warna coklat-ungu.

FALSE POSITIF :

 Sejumlah besar levodopa dan obat-obatan yang mengandung kelompok sulfhidril,


termasuk mercaptoethane sulfonate sodium (MESNA) dan captopril, dapat
menghasilkan reaksi warna atipikal menyebabkan warna dari asam asetoasetat
meningkat, menghasilkan hasil positif palsu dari pembacaan yang waktunya tidak tepat.
 urine berpigmen tinggi, sehingga mengaburkan reaksi warna membuat hasil positif
palsu

FALSE NEGATIF :

 urine yang lama diperiksa atau penyimpanan yang tidak benar menyebabkan hasil
negatif palsu karena penguapan aseton dan penguraian asam asetoasetat oleh bakteri.

GLUKOSA

Pemeriksaan glukosa pada carik celup berdasarkan glukosa-oksidase yang memecah


glukosa menjadi asam glukonat dan hydrogen peroksida. Pada langkah pertama, glukosa
oksidase mengkatalisasi reaksi antara glukosa dan udara kamar (oksigen) untuk
menghasilkan asam glukonat dan peroksida. Pada langkah kedua, peroksidase
mengkatalisis reaksi antara peroksida dan kromogen untuk membentuk senyawa berwarna
teroksidasi.

FALSE POSITIF :

 Adanya oksidator kuat yang mengandung peroksida seperti klorin dan pemutih
FALSE NEGATIF :

 Adanya bahan reduktor seperti vitamin C sehingga menghambat reaksi oksidasi


kromogen.
 Adanya bakteri dalam urine sehingga mengkonsumsi glukosa
 Berat jenis yang tinggi mengurangi raktifitas dari tes glukosa sehingga menurunkan
perubahan warna.

PROTEIN

Pemeriksaan proteinuria pada carik celup berdasarkan protein error terhadap indikator pH.
Bahan yang bereaksi adalah albumin sedangkan globulin bereaksi sedikit. Sensitivitas
pengukuran protein bila kadar protein di dalam urine 30 mg/dl.

FALSE POSITIF :

 Urine yang alkali pH > 9 oleh karena bakteriuria,


 Penggunaan obat-obatan alkali seperti trimetroprim, fenasopirin sehingga membuat pH
urine alkali
 Reaksi positif palsu juga dapat disebabkan oleh kontaminasi dengan senyawa amonium
kuaterner (zepharin, chlorhexidine) yang digunakan untuk membersihkan kulit untuk
mendapatkan urine yang bersih.
 Bahan-bahan yang mengaburkan reaksi warna seperti obat phenazopiridine,
mengkonsumsi buah beet yang membuat urine menjadi berpigmen tinggi membuat hasil
positif palsu

FALSE NEGATIF :

 Protein lain selain albumin seperti protein bance-jones yang tidak dapat dideteksi oleh
carik celup
DARAH

Pemeriksaan darah samar pada carik celup berdasarkan hemoglobin dan mioglobin yang
mempunyai aktifitas peroksidase akan mengkatalisis oksidasi dari indikator sehingga
menghasilkan warna kuning kehijauan ingga hijau kebiruan.

FALSE POSITIF :

 Adanya oksidator kuat yang mengandung peroksida seperti klorin dan pemutih
 Adanya bakteri penghasil peroksidase seperti E.Coli
 kontaminasi dari darah menstruasi

FALSE NEGATIF :

 Adanya bahan reduktor kuat seperti vitamin C sehingga menghambat reaksi oksidasi
kromogen.
 Berat jenis yang tinggi menyebabkan sel darah merah mengkerut dan tidak bisa lisis
 Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet akan mengurangi reaktivitasnya.

Anda mungkin juga menyukai