DALAM URINE
Empedu, yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area
duodenum, tempat bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sejumlah besar
urobilinogen berkurang di faeses, sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah; di
sini urobilinogen diproses ulang menjadi empedu, dan kira-kira sejumlah 1%
diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin.
Ekskresi urobilinogen ke dalam urine kira-kira 1-4 mg/24jam. Ekskresi mencapai kadar
puncak antara jam 14.00 16.00, oleh karena itu dianjurkan pengambilan sampel
dilakukan pada jam-jam tersebut.
Prosedur
Urine harus dalam keadaan masih segar dan harus segera diperiksa. Uji dapat
dilakukan sebagai bagian dari analisis urin rutin, menggunakan strip reagen
(dipstick) atau pereaksi Erlich. Celupkan strip reagen ke dalam urin, tunggu 30
detik. Amati perubahan warna dan bandingkan dengan bagan warna. Pembacaan
dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil
kesalahan dalam pembacaan secara visual.
Kumpulkan specimen urin di antara jam 13.00 15.00, atau antara jam 14.00
16.00, karena urobilinogen mencapai puncaknya di siang hari pada jam-jam
tersebut. Urin harus disimpan dalam lemari pendingin dan tempat yang gelap; urin
harus segera diperiksa dalam 30 menit karena urobilinogen dapat teroksidasi
menjadi urobilin (zat oranye). Uji dapat dilakukan dengan menggunakan strip
reagen (dipstick).
Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari
pendingin. Jika perlu tambahkan bahan pengawet. Jauhkan urin dari pajanan
cahaya. Tunda pemberian obat yang dapat mempengaruhi hasil uji selama 24 jam
atau sampai uji selesai dilakukan. Jika obat memang harus diberikan, cantumkan
nama obat tersebut pada formulir laboratorium. Uji dilakukan dengan
menggunakan strip reagen (dipstick).
Nilai Rujukan
Urin 24 jam : 0.5 4.0 unit Erlich/24jam, atau 0,09 4,23 mol/24 jam (satuan SI)
Masalah Klinis
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau
terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas
kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi.
Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik
hemolitika atau anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik
hepar, hepatitis infeksiosa, sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan
bendungan kronik, obstruksi usus, mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit.
Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh
kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil
urobilinogen.
Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit
hati yang parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang
parah, kolelitiasis, diare yang berat.
Urobilin atau urochrome adalah senyawa biokimia tetrapyrrole kuning linier. Urobilin dan
senyawa terkait, urobilinogen, adalah degradasi produk dari siklik tetrapyrrole heme, dan
terutama bertanggung jawab untuk warna kuning urin. Urobilin dihasilkan dari degradasi
heme, yang pertama terdegradasi melalui biliverdin ke bilirubin. Bilirubin kemudian
diekskresikan sebagai empedu, yang terdegradasi oleh mikroba hadir dalam usus besar
urobilinogen, dan diserap ke dalam aliran darah, di mana ia diubah menjadi urobilin dan
akhirnya diekskresikan oleh ginjal
Banyak tes urine (urine) memonitor jumlah urobilin dalam urin, sebagai tingkat yang
dapat memberikan wawasan tentang efektivitas fungsi saluran kemih. Biasanya, urin akan
muncul sebagai urine kuning muda atau berwarna. Kurangnya asupan air, misalnya
setelah tidur atau dehidrasi, mengurangi kadar air urin, sehingga berkonsentrasi urobilin
dan menghasilkan warna yang lebih gelap dari urin. Ikterus obstruktif mengurangi
ekskresi empedu bilirubin, yang kemudian dikeluarkan langsung dari aliran darah ke
dalam urin, urin memberikan warna gelap tapi dengan konsentrasi urobilin paradoks
rendah, urobilinogen tidak ada, dan biasanya dengan kotoran Sejalan pucat. Urin gelap
juga menghasilkan akibat bahan kimia lainnya, seperti berbagai komponen makanan
tertelan atau obat-obatan, porfirin dalam porfiria, dan homogentisate pada pasien dengan
alcaptonuria.
Dalam tinja normal selalu ada urobilin, hasil test ini yang merah berarti positif. Jumlah
urobilin berkurang pada ikterus obstruktif, jika obstruksif itu total, hasil test menjadi
berarti negatif.
Test terhadap urobilin ini sangat inferiur jika dibandingkan dengan penetepan kuantitatif
urobilinogen dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat mnejelaskan dengan angka
mutlak jumlah urobilinogen yang diekskresikan/24jam sehingga bermakna dalam keadaan
seperti anemia hemolitik, ikterus obstruktif, dan ikterus hepatoseluler.
Tetapi pelaksanaan untuk tes tersebut sangat rumit dan sulit, karena itu jarang dilakukan
di laboratorium. Bila masih diinginkan penilaian ekskresi urobilin dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan urobilin urin.
Yang perlu diingat, batas normal pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung
dari standar laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam batas
normal, apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa banyak kekurangan atau
kelebihannya tersebut. Bila kadar pemeriksaan Anda tidak berada dalam batasan normal,
dokter MCU akan memberikan pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk
dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk pemeriksaan rutin dipakai tinja sewaktu dan sebaiknya tinja diperiksa dalam
keadaan segar karena bila dibiarkan mungkin sekali unsur unsur dalam tinja menjadi
rusak.