Anda di halaman 1dari 225

PANDUAN PENATAGUNAAN ANTIMIKROBA

PROFILAKSIS DAN TERAPI


RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN
KABUPATEN BIREUEN

RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN


Jl. Mayjen T. Hamzah Bendahara No.13 Bireuen
2022
PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. FAUZIAH
Jalan Mayjen T. Hamzah Bendahara No.13 Bireuen Kode Pos 24211 Telp:
(0644)21228 Faks : (0644) 21228 e-Mail : rsud_fauziah@bireuenkab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN


BIREUEN
NOMOR : / / 20

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGGUNAAN
ANTIMIKROBA PROFILAKSIS DAN TERAPI

Menimbang : a. bahwa penggunaan antimikroba dalam pelayanan


kesehatan seringkali tidak tepat sehingga dapat
menimbulkan pengobatan kurang efektif,
peningkatan resiko terhadap keamanan pasien,
meluasnya resistensi dan tingginya biaya
pengobatan;
b. bahwa untuk meningkatkan ketepatan penggunaan
antimikroba dalam pelayanan kesehatan perlu suatu
panduan yang sesuai dengan pelayanan di RSUD dr.
Fauziah Bireuen
c. bahwa untuk maksud sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, maka perlu ditetapkan dengan
keputusan direktur di RSUD dr. Fauziah Bireuen
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2014 Tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.8 Tahun 2015
Tentang Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51
Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1333/Menkes/SK/XII/ 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
13. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1197/Menkes/ SK/X/2004 tentang standar
pelayanan Farmasi di rumah sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK02.02/Menkes/068/I/2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah;
15. Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Penjabaran Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD
dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga;
16. Keputusan Direktur Rumah Sakit dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga No.066 / 173 / 2022
tentang Pembentukan Tim Akreditasi Rumah Sakit
dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga;
17. Keputusan Direktur Rumah Sakit dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga No.066 / 241 / 2015
tentang Kebijakan Umum Pelayaan Pasien Rumah
Sakit dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGGUNAAN
ANTIMIKROBA PROFILAKSIS DAN TERAPI DI RSUD
dr. FAUZIAH BIREUEN

Kedua : Isi Panduan Penggunaan Antimikroba dan terapi akan


ditinjau dan disempurnakan secara terus menerus oleh
Komite PPRA RSUD dr. Fauziah Bireuen yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
terkini
Ketiga :
Mewajibkan semua Tenaga Medis menulis resep
antimikroba sesuai yang tercantum dalam Panduan
Pengguanaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi Tahun
2022

Keempat : Keputusan Ini Berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekurangan
dan dan kekeliruan akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Bireuen
Pada tanggal
Direktur RSUD dr. Fauziah
Bireuen

dr. Amir Addani, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19640907 199903 1 002
KATA PENGANTAR

Puji Syukur tiada henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Kuasa, karena atas berkah, rahmat dan petunjuk Nya
Komite PPRA dapat menyusun Buku Panduan Penggunaan Antimikroba
Profilaksis dan terapi. Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya kami
sampaikan kepada semua pihak yang terkait, karena atas dukungan
dan kerjasama yang baik sangat membantu dalam penyusunan Buku
Panduan Antimikroba Profilaksis dan Terapi, khususnya dalam bentuk
data dukung yang lengkap, valid dan terkini.
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di
dalam penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima kasih
atas saran dan kritik yang sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
SAMBUTAN
DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


akhirnya buku Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan
Empiris di RSUD dr. Fauziah Bireuen dapat diterbitkan. Terbitnya buku
ini merupakan hasil kerja dari Komite Pengendalian Resistensi
Antimikroba dan seluruh unsur-unsurnya yakni Komite Farmasi dan
Terapi (KFT), seluruh SMF, Instalasi Farmasi, Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI), Keperawatan dan Pathologi Klinik, melalui
serangkaian kegiatan antara lain workshop, diskusi dan studi literatur.
Buku Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi
mempunyai peran penting bagi RSUD dr. Fauziah Bireuen dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang
berstandar internasional, profesional dan akuntabel. Terjadinya
resistensi antimikroba karena penggunaan antimikroba yang tidak
rasional meliputi pemilihan jenis antimikroba, penentuan dosis, cara
pemberian, dan lama terapi, sehingga akan berdampak pada
keberhasilan terapi dan besarnya biaya pengobatan.
Telah ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8
tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di
Rumah Sakit pada Bab III Bagian Kesatu pasal 6 (2) b yakni penyusunan
kebijakan dan panduan penggunaan antibiotik diperlukan dalam
pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba, maka sudah
sewajarnya di RSUD dr. Fauziah Bireuen menetapkan Panduan
Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Empirik.
Dengan telah terbitnya Panduan Penggunaan Antimikroba
Profilaksis dan Empirik tahun 2022 di RSUD dr. Fauziah Bireuen,
diharapkan akan memberikan manfaat yang besar antara lain :
1. Bagi rumah sakit, penggunaan antimikroba yang rasional
diharapkan dapat mempercepat penyembuhan dan
pengurangan biaya perawatan.
2. Bagi dokter, akan berpengaruh terhadap pola peresepan dan
penggunaan antimikroba yang rasional berdasarkan Panduan
Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi tahun 2022
3. Bagi apoteker, akan meningkatkan peran apoteker dalam
mengoptimalkan penggunaan antimikroba, mengendalikan
terjadinya resistensi dan meningkatkan efektifitas biaya
penggunaan antimikroba
4. Bagi peserta didik, akan menambah pengetahuan dan referensi
penggunaan antimikroba
5. Bagi penderita, mengurangi kemungkinan terjadinya resistensi,
dan efektifitas biaya pengobatan
Harapan tersebut tidak akan tercapai jika Panduan Penggunaan
Antimikroba Profilaksis dan Terapi tahun 2022 ini tidak diketahui dan
dimengerti oleh seluruh dokter, dokter gigi, dan apoteker serta tidak
dilaksanakannya dengan benar. Melalui kesempatan ini, kami berharap
buku ini dapat disebarluaskan di kalangan dokter maupun apoteker
agar dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
Buku Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan tahun
2022 ini akan senatiasa disempurnakan untuk waktu yang akan datang
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang
kedokteran.
Akhirnya kita ucapkan terima kasih kepada Semua pihak yang
telah memberi kesempatan kepada stafnya untuk turut menyusun dan
menyelesaikan buku panduan ini.
Demikian pula kami ucapkan terima kasih kepada Komite
Pengendalian Resistensi Antimikroba, Komite Farmasi dan Terapi,
seluruh SMF, Keperawatan, Pathologi dan Instalasi Farmasi, Tim Editor,
Narasumber dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan buku
panduan ini, yang telah bekerja keras dan meluangkan waktu sehingga
berhasil diterbitkannya buku Panduan Penggunaan Antimikroba
Profilaksis dan Terapi tahun 2022 di RSUD dr. Fauziah Bireuen.

Direktur RSUD dr. Fauziah


Bireuen.

Dr. Amir Addani, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19640907 199903 1 002
DAFTAR TIM PENYUSUN

Tim Penyusun : Editor :

dr. Cut Diana Laili, Sp.P


dr. Athaillah, M.Ked (Ped)., Sp.A
Ns. Yusra, S.Kep
dr. Iskandar, Sp.PD
dr. Abri Hatinsyah Efendi, Sp.B
dr. Syahrizal , Sp.THT
dr. Husni Thahar, Sp.PK
apt. Rizki Sari Zani, M.Pharm.Sc.
apt. Khairun Nisa, S.Farm
apt. Riva Marchiella, S.Farm
apt. Zikriah, S.Far
apt. Fera Astuti, S.Farm
Ns. Jufridhal, S.Kep
Munirudiin, AMK
Dedek Suryana, A.Md.AK
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang


Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu
obat andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba
antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, dan
antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan
pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan
bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara
lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan
antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai
bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak
didasarkan pada indikasi (Hadi, 2009).
Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama
resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain berdampak pada morbiditas
dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan
sosial yang sangat tinggi. Muncul dan berkembangnya mikroba resisten
dapat dikendalikan melalui dua kegiatan utama, yaitu penerapan
penggunaan antimikroba secara bijak, dan penerapan prinsip
pencegahan penyebaran mikroba resisten melalui kewaspadaan standar.
Dalam upaya mengatasi resistensi antimikroba, perlu disusun
Panduan Penggunaan Antimikroba di Rumah Sakit sebagai acuan dalam
penerapan penggunaan antimikroba secara bijak.

I. 2. Tujuan
a. Sebagai acuan bagi klinisi dalam memberikan terapi
antimikroba baik profilaksis maupun terapi empiris secara
bijak
b. Untuk mencegah terjadinya resistensi antimikroba

1.3 Daftar Singkatan

ACT : Artemisinin Combination


Therapy ADS : Anti Dhipteri Serum
AIDS : Acquired Immunodeficiency
Virus APG : Antegrade Pyelography
Bln : bulan
CD4 : Cluster of Differentiaton 4
CrCl : Creatinin Clearance
E. coli : Escherichia coli
ESBL : Extend Spectrum Beta Lactamase
g : gram
H5N1 : subtype virus influenza
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HSV : Herpes Simplex Virus
IM : Intramuskular
ISK : Infeksi Saluran Kemih
IU : International Unit
IV : Intravena
IVFD : Intravena Fluid Drip
KET : Kehamilan Ectopic Terganggu
kg : kilogram
mg/kg : miligram/kilogram Berat Badan
mgg : minggu
ml : milliliter
MOW : Metode Operasi Wanita (Tubektomi)
MRSA : Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus
PO : per oral
Pre op : pre operasi
SC : Sectio Caesar
SMF : Staf Medik Fungsional
SMX : Sulfamethoxazole
STD : Sexually Transmitted Disease
TB/TBC : Tuberculosis
TMP : Trimethoprim
TOA : Tubo Ovarian Abscess
UTI : Urinary Tract Infection
μg : mikrogram

I.4. Masa Berlaku


Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi tahun
2022 berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal ditetapkan.

1.5 Kelebihan dan Keterbatasan Panduan


a. Kelebihan
Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi
tahun 2022 merupakan daftar antimikroba yang telah
disepakati SMF dengan pertimbangan antimikroba secara
ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di RSUD dr. Fauziah
Bireuen. Penerapan penggunaan panduan ini akan selalu
dipantau. Hasil pemantauan akan digunakan untuk
pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Pemantauan dan evaluasi
dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan panduan
ini, sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial
dan strategis penanggulangan yang efektif. Hal ini dapat
tercapai melalui koordinasi, pemantauan dan evaluasi
penerapan panduan penggunaan antimikroba. Panduan ini
juga ditunjang dengan kebijakan Automatic Stop Order (ASO)
yaitu penghentian penggunaan antimikroba yang diberikan
kepada pasien secara otomatis. Farmasi akan dengan
sendirinya menghentikan antimikroba tersebut bila lama terapi
yang ditentukan terlewati. Pemesanan antimikroba juga akan
otomatis dihentikan ketika pasien :
 Dipindahkan ke atau dari ruang intensif (ICU,
PICU/NICU, ICCU, HCU)
 Dipindahkan ke atau dari pelayanan medis lain (misalkan
dari bagian Bedah ke Penyakit Dalam)
 Dikirim ke ruang operasi
Apoteker akan mengingatkan dokter dan perawat jika
mendapati suatu penggunaan antimikroba yang hampir
mencapai batas pemberian yang aman. Penggunaan akan
dilanjutkan setelah dinyatakan secara tertulis oleh dokter yang
bersangkutan Identifikasi dan komunikasi terkait Automatic
Stop Order akan disampaikan 48 jam sebelum batas waktu
pemesanan ;
 Apoteker akan mengirim peringatan tentang Automatic
Stop Order yang akan dilakukan
Peringatan akan ditandai dengan stiker yang akan
ditempatkan pada Lembar Catatan Perkembangan Pasien
Terpadu (CPPT) di rekam medis
AUTOMATIC STOP ORDER

Untuk Obat :
............................................................
Berakhir pada tanggal :..........................

b. Keterbatasan
Panduan ini perlu dilakukan revisi dan penyempurnaan secara
berkala sesuai dengan usulan materi dari SMF.
BAB II
INDIKASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA

2.1. Alur Rekomendasi Penggunaan Antimikroba Diluar Pedoman Penggunaan Antimikroba Dan Formularium Nasional

Resep Antimikroba diluar


PPA dan /atau
Dokter Penanggung Pasien Konsultasi dengan PIC masing-masingYA
JawabFormularium SMF

Konsultasi dengan
TIDAK
Dokter Penaggung
PIC masing-masing Jawabdengan Komite Pengendali ResistensiYAAntimikroba
SMF konsultasi

TIDAK
Antimikroba
YA(dapat secara
Komite Pengendali Resistensi Antimikroba melaksanakan kajian kasus terintegrasi yang terpilih
langsung,tertulis dan Media
dan/atau direkomendasikan
Elektronik)

TIDAK
Antibiotika yang tidak terpilih dan direkomendasikan Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba memberikan rekomendasi

Kajian Kasus antara Dokter Penanggungjawab


Pasien, PIC masing-masing SMF dan Komite
Resep Antimikroba diambil ke Depo IFRS
Pengendalian Resistensi Antimikroba dapat
CATATAN :
Bila terdapat ketidaksesuaian antara diagnosis, kondisi klinis pasien, hasil kultur mikrobiol
Pengambilan spesimen mikrobiologi harap dilakukan sebelum antibiotika pertama masuk d
SMF BEDAH

1. Bedah Umum

N Keadaan klinik / Rekomenda Dosis Empiris / Interval Lama Keterangan


O penyakit / si Dewasa Anak profilaksis pemberia
tindakan Antimikrob n
a
1` Seluruh Operasi Ciprofloxin IV: 400mg - Empiris 12 jam 7 hari
Digestif dengan + + +
Indikasi Peritonitis Metronidazol IVFD:500 8 jam
dan Abses e mg
2 Appendektomi Ceftriaxon IV: 1 gram - Profilaksis 24 jam 1 hari
3 Bersih dengan Ceftriaxon IV: 1 gram - Profilaksis 24 jam 1 hari
implan
(24 jam --> hernia
implan)
4 Bersih Ceftriaxon IV: 1 gram - Profilaksis 24 jam 1 hari
Terkontaminasi :
Kolorektal elektif

2. Bedah Orthopedi dan Traumatologi

N Keadaan klinik / Rekomenda Dosis Empiris / Interval Lama Keterangan


O penyakit / si Dewasa Anak profilaksis pemberia
tindakan Antimikrob n
a
1` Operasi Bersih : Cefazolin IV: 2 gram IV : 15- Profilaksis 24 Jam 1 Hari
Patah 20mg/Kg
tulang tertutup BB
dengan
pemasangan Gentamicin IV : 5 Profilaksis 24 Jam 1 Hari Bila Alergi
implant mg/Kg IV Cefazolin
Pemasangan BB :2,5mg/Kg
Protesa Artoscopy BB
Spine
Pemasangan
implan
paska debridemen
(Patah tulang
terbuka)
2 Operasi Bersih : Cefazolin IV: 2 gram IV : 15- Profilaksis 24 Jam 1 Hari
Skin grafting, flap, 20mg/Kg
rekonstruksi BB
tendon
Gentamicin IV : 5 Profilaksis 24 Jam 1 Hari Bila Alergi
mg/Kg IV Cefazolin
BB :2,5mg/Kg
BB
3 Patah tulang Cefazolin IV: 2 gram IV : 15- Profilaksis 24 Jam 1 Hari Dapat
terbuka grade I, II 20mg/Kg dilanjutkan
kurang dari 6 jam BB 3x24jam dengan
acc PIC bedah
Gentamicin IV : 5 Profilaksis 24 Jam 1 Hari
mg/Kg IV Bila Alergi
BB :2,5mg/Kg Cefazolin
BB
4 Patah tulang Cefazolin IV : 2 IV : 15- Empiris 24 Jam 3 - 7 hari Kultur diambil
terbuka + gram 20mg/kg (Sampai sebelum
grade III kurang gentamicin didapatka diberikan
dari 6 jam IV : IV : n antibiotika
5mg/kg 2,5mg/kg IV hasil empiris
kultur)
5 Patah tulang Ampisilin IV : 1gram IV : 15- Empiris 8 jam 3 - 7 hari Kultur diambil
terbuka grade I, II, sulbactam 20mg/kg (Sampai sebelum
III lebih dari 6 jam + didapatka diberikan
gentamicin IV : 24 jam n antibiotika
5mg/kg IV : hasil empiris
2,5mg/kg kultur)
6 Sepsis dengan cloxacillin IV : 250- IV : 100- Empiris 6 jam 7 hari
patah tulang 500mg 200mg/kg/
terbuka hari
7 Osteomyelitis dan cloxacillin IV : 250- IV : 100-200 Empiris 6 jam 7 hari Terapi
septic artritis 500mg mg/kg/ dilanjutkan
hari sesuai kultur
8 Infeksi Pasca Ciprofloxaci IVFD : Empiris 12 jam 7 hari Untuk
Implan n 400 mg osteomyelitis TB
Empiris 12 jam 7 hari konsul dengan
Levofloxacin IVFD : PIC
750 mg

3. Divisi Bedah Urologi

N Keadaan Rekomendasi Dosis Empiris / Interval Lama Keterangan


O klinik / Antimikroba Dewasa Anak profilaksis pemberia
penyakit / n
tindakan
1` Refluks vesiko Ciprofloxacin IVFD : Empirik 12 jam 7 hari
ureter dan 400 mg
nefropati
refluks
2 Operasi Bersih Tidak perlu
: Nefropeksi
/ Hidrokel /
Palomo
Prosedur /
torsiotestis
UDT /
Parapimhosis
/ Fimosis /
koreksi
priapismus /
Hipospadia
3 Operasi Bersih Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih dari
: hipospadia 5mg/kg 2,5mg/kg 4 jam
dengan ditambahkan
estimasi antimikroba yg
oprasi lebih sama dengan
dari 4 jam dosis tunggal
Penyesuaian
dosis pada
Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari penderita gagal
gram ginjal

Cefazolin
digunakan
apabila pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
4 Operasi Bersih Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih dari
Terkontamina 5mg/kg 2,5mg/kg 4 jam
si: Batu ditambahkan
Ginjal Batu antimikroba yg
Ureter Batu sama dengan
buli dosis tunggal
Penyesuaian
dosis pada
Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari penderita gagal
gram ginjal

Cefazolin
digunakan
apabila
pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
5 Operasi Bersih Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih dari
Terkontamina 5mg/kg 2,5mg/kg 4 jam
si dan ditambahkan
Terkontamina antimikroba yg
si : Stoma sama dengan
(Nefrostomi, dosis tunggal
Cistotomi, Penyesuaian
Uretrokutanne dosis pada
ostomi) Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari penderita gagal
Nefrektomi gram ginjal
(simpel/radika
l) Cefazolin
digunakan
apabila pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
6 Operasi Bersih Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih dari
Terkontamina 5mg/kg 2,5mg/kg 4 jam
si dan ditambahkan
Terkontamina antimikroba yg
si : Sistektomi sama dengan
+ Neoblader dosis tunggal
Prostatektomi Penyesuaian
(simpel/radika dosis pada
l) Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari penderita gagal
gram ginjal

Cefazolin
digunakan
apabila pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
7 Endoskopi Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih
(Operasi 5mg/kg 2,5mg/kg dari 4 jam
Bersih ditambahkan
Terkontamina antimikroba yg
si sama dengan
dan dosis tunggal
Terkontamina Penyesuaian
si) : dosis pada
Percutaneus penderita gagal
Nephro Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari ginjal
Lithotomy, gram
Ureteroscopic Cefazolin
Lithotripsy, digunakan
ESWL apabila pasien
Transuretheral mengalami
Resection penurunan
of the fungsi ginjal
prostate
Litotripsi,
Sistocopi / Aff
DJ
Stent
Uretrotomi
interna
8 Tindakan Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih
Diagnostik 5mg/kg 2,5mg/kg dari 4 jam
Bersih ditambahkan
Terkontamina antimikroba yg
si dan sama dengan
Terkontamina dosis tunggal
si : Biopsi Penyesuaian
Prostat dosis pada
Sistografi penderita gagal
Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari ginjal
gram
Cefazolin
digunakan
apabila pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
9 Laparoskopi Gentamicin IVFD : IV : Profilaksis 24 jam 1 hari operasi lebih
dengan 5mg/kg 2,5mg/kg dari 4 jam
melibatkan ditambahkan
saluran antimikroba yg
kencing/cerna sama dengan
dosis tunggal
Penyesuaian
dosis pada
penderita gagal
Cefoperazon IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari ginjal
gram
Cefazolin
digunakan
apabila pasien
mengalami
penurunan
fungsi ginjal
10 Operasi Ciprofloxacin IVFD : Empirik 12 jam 7 hari
Terkontamina 400 mg
si : Abses dll Metronidazole IVFD: 500 Empirik 8 jam 7 hari
mg
4. Divisi Telinga, Hidung, Tenggorokan Dan Kepala Leher

N Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris / Interva Lama Keterangan


O penyakit / Antimikroba Dewasa Anak profilaksis l pemberia
tindakan n
1` Rhinosinusitis Ciprofloxacin PO : 500 Empiris 12 jam 5 hari Kultur diambil
Akut mg dihari ke 5
(bakterial) Cotrimoxazole Empiris 12 jam 5 hari
PO : 960 Kultur diambil
Co amoxiclav mg PO : 20 Empiris 8 jam 5 hari dihari ke 5
mg/kg/hari
Kultur diambil
dihari ke 5.
Hanya untuk
anak
2 Rhinosinusitis Ciprofloxacin PO : 500 Empiris 12 jam 5 hari Kultur diambil
Kronik mg dihari ke 5
Cotrimoxazole Empiris 12 jam 5 hari
PO : 960 Kultur diambil
Co amoxiclav mg PO : 20 Empiris 8 jam 5 hari dihari ke 5
mg/kg/hari
Kultur diambil
dihari ke 5. Hanya
untuk anak
3 Rhinosinusitis Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 Empiris 8 jam 5 hari Kultur diambil
Kronik Clavulanic mg mg/kg/hari dihari ke 5. Hanya
dengan Komplikasi acid untuk anak
IV : 15-22,5 Empiris 12-8 5 hari
Amikacin IV : mg/kg/hari jam Kultur diambil
15mg/kg/ dihari ke 5
hari
PO : 6-10 mg Empiris 5 hari
Cotrimoxazole PO : 960 TMP/kg/hari 12 jam
mg Kultur diambil
dihari ke 5. Hanya
untuk anak

4 Rhinitis Ozeana Ciprofloxacin PO : 500 PO : 10-20 Empiris 12 jam 5 hari


mg mg/Kg

Gentamicin IV : Empiris 24 jam 5 hari


IV : 3-5 7,5mg/kg/hari
mg/kg/ha
ri

5 Otitis Media Ciprofloxacin PO : 500 PO : 10-20 Empiris 12 jam 5 hari


Supuratif mg mg/Kg
Akut
Amoxicillin - PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic PO : 625 hari
acid mg
6 Otitis Media Amoxicillin PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Supuratif - Clavulanic mg hari
Kronik tanpa acid
Kolesteatoma PO :10-20 mg/ Empiris 12 jam 5 hari
Ciprofloxacin PO : 500 kg
mg
7 Otitis Media Amoxicillin PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Supuratif - Clavulanic mg hari
Kronik dengan acid
kolesteatoma PO :10-20 mg/ Empiris 12 jam 5 hari
Ciprofloxacin PO : 500 kg
mg
8 Abses Amoxicillin PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Retroaurikula - Clavulanic mg hari
acid
PO :10-20 mg/ Empiris 12 jam 5 hari
Ciprofloxacin PO : 500 kg
mg
9 Otitis Eksterna Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Maligna Clavulanic mg hari
acid
10 Perichondritis Ciprofloxacin IV : 200 PO :10-20 mg/ EMPIRIS 12 jam 5 hari
mg kg

Levofloxacin IVFD : 8 mg/kg EMPIRIS 24 jam 5 hari Bila tudak


IVFD : membaik
500 mg menggunakan
ciprofloxacin
11 Sialadenitis Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic mg hari
acid
12 Tonsilitis Akut Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic mg hari
acid
13 Faringitis Akut Amoxicillin - PO : 625 Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic mg
acid
PO : 25 EMPIRIS 12 jam 5 hari
Amoxicillin mg/kg/hari

PO : 30 EMPIRIS 12 jam 5 hari


Cefadroxil PO : 500 mg/kg/hari
mg
14 Epiglotitis Akut Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic mg hari
acid
15 Laringitis Akut Amoxicillin - PO : 625 PO : 20 mg/kg/ Empiris 8 jam 5 hari
Clavulanic mg hari
acid
16 Laringotrakeobron Ciprofloxacin IV : 200 PO :10-20 Empiris 12 jam 5 hari
kitis + mg mg/Kg
metronidazol
IV : IV : 30
500mg mg/kg/hari
17 Peritonsil Abses Ciprofloxacin IV : 200 PO :10-20 Empiris 12 jam 5 hari
+ mg mg/Kg
metronidazol
IV : IV : 30
500mg mg/kg/hari
18 Operasi Bersih Cefazolin IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari
Terkontaminasi di gram
daerah Telinga,
Hidung,
Tenggorok,
Esofagus, dan
Bronkus
19 Maksilektomi Cefazolin IV : 1 Profilaksis 8 jam 1 hari
Mandibulektomi gram
Glossektomi
Partial
Laringektomi
Total Laringektomi
20 Otitis Externa Ofloxacin Tetes telinga

5. Divisi Bedah Anak

N Keadaan klinik / Rekomenda Dosis Empiris / Interva Lama Keterangan


O penyakit / si Dewasa Anak profilaksis l pemberia
tindakan Antimikrob n
a
1` Operasi Bersih:
Herniotomi
2 Operasi Bersih:
Orkidopeksi
3 Operasi Bersih:
Sirkumsisi
4 Operasi Bersih:
Piloromiotomi
5 Operasi Bersih: Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Splenektomi kg/hari 3x24jam dengan
acc PIC bedah
6 Bersih Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Terkontaminasi : kg/hari 3x24jam dengan
Appendictomi acc PIC bedah
sederhana
7 Anastomosis Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Esofagus kg/hari 3x24jam dengan
(repair TEF) acc PIC bedah
8 Anastomosis Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Duodenum kg/hari 3x24jam dengan
acc PIC bedah
9 Eksisi tumor Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
kg/hari 3x24jam dengan
acc PIC bedah
10 Uretroplasti Pada Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 24 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Hipospadia kg/hari 3x24jam dengan
acc PIC bedah
11 Tutup stoma Ileum Cefazoline IV : 25-50 Profilaksis 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
/ mg/kg/hari 3x24jam dengan
kolon + + + acc PIC bedah
IVFD:7,5-
Metronidazol 15mg/kg 6-8 jam
e
12 Operasi definitif Cefazoline IV : 25-50 Profilaksis 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
Hirschsprung mg/kg/hari 3x24jam dengan
desease + + + acc PIC bedah
IVFD:7,5-
Metronidazol 15mg/kg 6-8 jam
e
13 Postero sagital Cefazoline IV : 25-50 Profilaksis 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
anorektoplasti mg/kg/hari 3x24jam dengan
(PSARP) + + + acc PIC bedah
IVFD:7,5-
Metronidazol 15mg/kg 6-8 jam
e
14 Seluruh operasi Cefazoline IV : 25-50 mg/ Profilaksis 8 jam 1 hari Dapat dilanjutkan
bedah kg/hari 3x24jam dengan
anak dengan + + + acc PIC bedah
indikasi Gentamicin IV : 2-2,5 mg/ 24 jam
Peritonitis, Abses, kg/hari
atau + + +
dengan penyulit Metronidazol IVFD : 8 jam
e 7,5-15 mg/kg
6. SMF Mata

N Keadaan klinik Rekomendasi Dosis Empiris / Interva Lama Keterangan


O / penyakit / Antimikroba Dewasa Anak profilaksis l pemberia
tindakan n
1` Bleparitis : Topikal : Empiris 6 jam 7-14 hari
Anterior Oxyitetracyclin
e
1% salep mata
Sistemik : PO : 250- Empiris 24 jam 5 hari
Azithromycin 500 mg
2 Konjungtivitis : Sistemik : IM : 1 IM : max. Empiris IM : 24 IM :
Gonococcal Ceftriaxone gram atau 125mg jam Single
IV : 1 atau atau dose atau
gram IV : 25-50 IV : 12 IV : 3 hari
mg/kg jam

Topikal: Hingga
Levofloxacin 1 tetes 1 5-7 hari
0.3% (mata) 1 tetes (mata) tetes
tiap
jam
3 Konjungtivitis : Sistemik : PO : 500 PO : 12.5 Empiris 6 jam 7 hari
Klamidial Erythromycin mg mg/kg

Topikal : Empiris 6 jam 7 hari


Oxyitetracyclin
e
1% salep mata
4 Konjungtivitis : Topikal : 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris 4-6 jam 5-7 hari
Purulen Akut Levofloxacin (mata)
0,5%
5 Keratitis 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris Hingga 7-14 hari Bila kondisi klinis
Bakterial (mata) 1 tetes berat dapat
Topikal: tiap diberikan terapi
Levofloxacin jam sesuai ulkus
0,5% kornea.
1 tetes 1 Tetes ( mata ) Empiris 7-14 hari
(mata) 4-6
Topikal: hari
Moxifloxacin
0,5%
6 Ulkus Kornea Sistemik : IVFD : Empiris IVFD : IVFD : 5 Bila didapatkan
Bakterial Ciprofloxacin 200 mg 12 jam hari hipopion atau
atau atau atau ulkus luas di
PO : 500 PO : 12 PO : 7-14 sentral
mg jam hari

Topikal: 1 tetes (mata) Empiris Hingga 7-14 hari Pada fase akut
Levofloxacin 1 tetes 1 tetes antibiotika topikal
0,5% (mata) tiap dapat
jam diberikan bahkan
Topikal: 1 tetes ( mata ) Empiris 7-14 jam tiap 5
Moxifloxacin 1 tetes 4-6 jam menit.
0,5% (mata)
Fortified : 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris Hingga Maks 7 Antibiotika fortified
Cefazolin F (mata) 1 tetes hari dibuat dengan
tiap mencampurkan
jam sediaan tetes mata
dan injeksi,
atau mengencerkan
Fortified : 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris sediaan injeksi
Cefazolin F (mata) Hingga Maks 7
1 tetes hari
tiap
jam
7 Endophthalmitis Intravitreal: Vancomyc Vancomycin 0.1 Empiris Dapat Injeksi intravitreal
Vancomycin in ml diulang dilakukan
1 mg/0.1 ml + 0.1 ml + setelah bersamaan dengan
+ 48-72 tap vitreus dan/
jam akuos di

Sistemik: Empiris IVFD : IVFD : 5


Ciprofloxacin IVFD : 12 jam hari
200 mg atau atau
atau PO : 12 PO : 7-10
PO : jam hari
750
mg
8 Prosedur operasi Topikal: 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris 4-6 jam 7-14 jam
intraokuli Moxifloxacin (mata)
0,5%
Sistemik: 500 mg Empiris 12 jam 5 hari Terapi Post
Ciprofloxacin PO Operatif
Topikal:
Levofloxacin
0,5% 1 tetes 1 tetes (mata) Empiris 4 jam 7-10 hari
(mata)
9 Ocular Cotrimoxazole PO : 960 Empiris 12 jam 4-6 mg
toxoplasmosis Clindamycin mg Empiris 6 jam 4-6 mg
Spiramycin PO : 300 Empiris 8 jam 4-6 mg Infeksi Akut pada
mg Ibu
PO : 400 Hamil
mg
11 Selulitis: Sistemik: PO : 625 Empiris 8 jam 5-7 hari
Preseptal Amoxicillin- mg
Clavulanate
acid Empiris 6 jam 7-10 hari
Topikal:
Chlorampheni
col
12 Selulitis: Orbital Sitemik : IV : 1 Empiris 24 jam 5 hari
ceftriaxone gram
Topikal: Empiris Hingga 10-14
Levofloxacin 1 tetes 1 tetes hari
0,5% (mata) tiap
Topikal : Empiris jam
Cloramphenic 6 jam 10-14
ol hari

7. SMF Obstetri Ginekologi

7.1. Profilaksis Bedah Obstetri Ginekologi


Keadaan Rekomenda Dosis Empiris / Interva Lama
No. penyakit / antimikrob l Keterangan
Dewasa Anak profilaksis pemberian
tindakan a
1 Operasi Elektif No Antibiotic Profilaksis
Pemasangan

2 Operasi Elektif 1.Cefazolin IV : 1 gram Profilaksis 24 jam 1 hari


Terkontaminasi :
elektif
Histerektomi Kista
ovarium
(diagnostik/terape
Surgical staging
Vaginoplasty MOW

3 Operasi 1.Cefazolin IV : 1 gram Profilaksis 24 jam 1 hari


Terkontaminasi
KET
Kista Ovarium
Abortus (tidak

4 Operasi Elektif Ceftriaxon IV : 1 gram Empiris 12 jam Sampai ada


Terkontaminasi : kultur
vesico vagina TOA Gentamycin IV : 80 mg Empiris 12 jam Sampai ada
kista terinfeksi kultur

5 Operasi Ceftriaxon IV : 1 gram Empiris 12 jam Sampai ada


Emergency
Terkontaminasi : kultur
abortus septik SC Gentamycin IV : 80 mg Empiris 12 jam Sampai ada
kasep Kista/TOA kultur
pecah

7.2. Infeksi Obstetri Ginekologi.

No. Keadaan klinik Rekomendasi Dosis Empiris / Interv Lama Keterangan


penyakit / antimikroba Dewasa Anak profilaksi al pemberian
tindakan s
1 Antibiotika terapi Ceftriaxon IV : 1 gram Empiris 12 jam Sampai ada kultur
Partus kasep Gentamycin IV : 80 mg Empiris 12 jam Sampai ada kultur
dengan infeksi

2 Hamil dengan UTI Ceftriaxon IV : 1 gram Empiris 12 jam Sampai ada kultur

Gentamycin IV : 80 mg Empiris 12 jam Sampai ada kultur

3 Fluor albus Clindamicin PO : 300 mg Empiris 8 jam 7 hari


STD

Fluor albus Doxyciclin PO : 100 mg Empiris 12 jam 7 hari


Non STD

4 Pelvic Clindamicin PO : 300 mg Empiris 8 jam 7 hari


Disease
Doxyciclin PO : 100 mg Empiris 12 jam 7 hari
Ringan dan

Pelvic Ceftriaxon IV : 1 gram Empiris 12 jam 7 hari


Disease + IV : 500 mg +
Berat Gentamicin 24 jam
+ + +
Metronidazole IV : 500 mg 8 jam

5 Mastitis 1. Amoxicillin– PO : 625 mg Empiris 8 jam 5 hari


ClavulanicAcid

2.Eritromycin PO : 500 mg Empiris 6 jam 5 hari


8. SMF Ilmu Kesehatan Anak (IKA)
8.1. Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik (Parasit)

Keadaanklinik/ KumanPenyeb Rekomenda Dosis Empir Interv Lama Keterangan


No. penyakit/tindak ab antimikrob Dewasa Anak profilaks al pemberi
an a is an
1 Angiostrongyliasis Angiostrongylu Albendazole PO:20mg/k DEFINIT 12jam 9hari
cantonensis hari,
kali perhari

Angiostrongylu Thiabendaz PO:50- DEFINIT 8jam 3hari


costaricensis kg/hari,
kali perhari

2 Ascari Ascarislumbric Pyrantelpa PO:10mg/k DEFINIT 1hari


Hari

Mebendazol PO:100mg, DEFINIT 12jam 3hari


2xsehari

Albendazole PO:400mg DEFINIT 1hari


dosistungga

Ivermectin PO:150-200 DEFINIT 1hari


kg,satukali

3 Babesi Baylisascaris Albendazole PO:25- DEFINIT 12jam


procyonis kg/hari,
kali per hari

4 Cryptosporidiosis Cryptosporidiu Nitazoxanid PO:12-47 DEFINIT 12jam


parvum bulan:5ml
(100mg),
terbagi 2

Paramomyci PO:30mg/k DEFINIT 6-12jam


hari,
dosis

Azithromyci PO:10mg/k DEFINIT 5hari


Hari

No. Keadaanklinik/ KumanPenyeb Rekomenda Dosis Empiris/ Interva Lama Keterangan


penyakit/tindaka ab antimikroba Dewasa Anak profilaksi l pemberi
n s an

5 Cutaneous Larva Ancylostoma Albendazole PO EMPIRIS 24jam 3 hari


Migrans caninum hari, sekali
Ancylostoma sehari
braziliense
Uncinaria
stenocephala

6 Cyclospora spp Cyanobacteriu TMP/SMX PO:10mg DEFINITI 12jam 5-10hari


agent TMP/kg/ha
dibagi 2kali
perhari

7 Cysticercosis Cysticercus Albendazole PO:15mg/k DEFINITI 12jam


cellulosae hari,
kali sehari

Praziquante PO:50- DEFINITI 8jam 15-


kg/hari,
kali perhari

8 Echinococcosis Echinococcus Albendazole PO DEFINITI 12jam 1-6


granulosus, hari,
Echinococcus kali sehari
multilocularis
ataukombin PO:50- DEFINITI 5-14hari
Praziquante kg/hari

9 Eosinophilic Ancylostoma Albendazole PO:15mg/k DEFINITI 12jam


caninum hari,
kali sehari
Keadaan klinik / Rekomendasi Dosis Empiris Lama
No. penyakit / Kuman antimikroba profilaks Interv pember Keterangan
tindakan Penyebab Dewasa Anak is al ian
10 Filariasis Onchocerca Ivermectin PO : 150 DEFINITIF
volvulus μg/kg
once
12 bulan

DietilCarbamaci 8 4-14
Wuchereria n P.O : DEFINITIF ja hari
m
bancrofti, (DEC) Hari 1 : 1
malayi, Hari 2 :
streptocerca 3
3 dosis Hari
3-6
3 dosis Hari
6
3 dosis

Ivermectin PO : 400 DEFINITIF 1 hari


μg/kg
Tunggal

Albendazole 400 mg DEFINITIF 1 hari


dosis
Tunggal

Mansonella Ivermectin PO : 150 DEFINITIF 1 hari


ozzardi μg/kg
Once
Mansonella Albendazole PO : 400 mg DEFINITIF 12 10 hari
perstans ja
terbagi 2
Loa loa DEC PO : DEFINITIF 14-21
Hari 1:
Hari 2 :
3
dosis Hari 3
3-6
dosis Hari
6
dosis Hari
9
kali perhari

No. Keadaanklinik/ Kuman Rekomen Dosis Empiri Inter Lama Keterangan


penyakit/tindaka Penyebab antimikr Dewa Anak profilak val pember
n oba sa sis ian
11 Giardiasis Giardia Metronidazo PO:30- DEFINITI 8jam 7-10hari
kg/hari,
kali perhari

Nitazoxanid PO:100mg/ DEFINITI 12jam 7hari umur 12-47


2kaliperhari

PO:200mg/ DEFINITI 12jam 7hari umur 4-11tahun


2kaliperhari

PO:1tab,2k DEFINITI 7hari >12tahun


Perhari

Tinidazole PO:50mg/k DEFINITI 1hari


Hari

Furazolidon PO:5- DEFINITI 6jam 10hari


hari,
dosis

Inakrin PO:6mg/kg DEFINITI 8jam 7-10hari


hari,
dosis

12 Hookworm Necatorameric Albendazole PO:10mg/k DEFINITI dosistunggal


Ancylostoma max.400mg
duodenale satukali

Pyrantelpam PO:11mg/k DEFINITI 24jam 3hari


max.1gram
sekali per

No. Keadaanklin Kuman Rekomend Dosis Empiri Interva Lama Keterangan


penyakit/tin Penyebab antimikro Dewa Anak profilak l pemberi
dakan ba sa sis an
13 Hymenolepiasis Hymenolepisn Prazyquantel PO:25mg/ DEFINITI 1kali/sin
Isosporiasis Isospora belli dose

TMP/SMX 10Hari: DEFINITI 10hari


10mg
TMP/kg/h
dibagi
perhari,
Lalu
3minggu:
5
mgTMP/kg
dibagi 2

14 LICE Pediculuscapit Permethrin1 1% DEFINITI


humanus, Pyrethrin,
Pubis Malathion0,5
Lindane,
alcohol
Ivermectinloti
0,5%,
200μg/kgsek

15 Pinworms Enterobius Albendazole PO DEFINITI 1hari dosistunggal


vermicularis max.400m
tunggal

Pyrantel PO:11mg/ DEFINITI 1hari diulangdalam2


max.1gram minggu
once,
pengobata
dalam2min

Ricketsiasis Ricketsiasisci Doxycycline PO :100mg DEFINITI 12jam 7hari


RicketsiasisRi Doxycycline PO : DEFINITI 12jam 7hari
Kali

No. Keadaanklinik/ KumanPenyeb Rekomend Dosis Empiris/ Interva Lama Keterangan


penyakit/tinda ab antimikro Dewasa Anak profilaksi l pemberia
kan ba s n

16 Scabies Sarcoptes Permethrin5 DEFINITIF


cream

Lindane DEFINITIF

Ivermectin PO:200 DEFINITIF 1hari dosistunggal


Sekali

17 Strongyloidiasis Strongyloides Ivermectin PO:200 DEFINITIF 1-2hari


stercoralis sehari

Thiabendazol PO:50mg/ DEFINITIF 12jam 2hari


hari,
kali sehari

18 Toxoplasmosis Toxoplasma Pyrimethami PO: DEFINITIF 12jam


3hari:
2
dibagi
perhari
Lalu
1
sehari

Dan PO:120mg DEFINITIF 6jam


hari,
kali
max.6g/ha

Dengan PO:10- DEFINITIF


Dan

Spiramycin PO:100mg DEFINITIF 12jam


hari,
dosis

Corticosteroi PO:1.5mg/ DEFINITIF 12jam


hari,
dosis

No. Keadaanklinik/ KumanPenyeb Rekomend Dosis Empiris/ Interval Lama Keterangan


penyakit/tinda ab antimikro Dewasa Anak profilaksis pemberi
kan ba an

19 Trichinellosis Trichinella Albendazole PO DEFINITIF 12jam 8-14hari


spiralis :20mg/kg/
hari,max.4
mg/kali
kali

PO:15mg/
20 Visceral Larva Toxocaracanis; Albendazole kg/ DEFINITIF 12jam 3-5hari
Migrans(Toxoca Toxocaracati hari,
kali

PO:6mg/kg
DEC / DEFINITIF 8jam 7-10hari
haridibagi3
perhari

21 Whipworm TrichurisTrichi Albendazole PO:400mg DEFINITIF 3hari Albendazole


(Trichuriasis)
Ivermectin PO:200 DEFINITIF 3hari Ivermectin
μg/kg

22 Malariatanpa Malaria Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari


komplikasi
Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari
32mg/kg

Primaquine 0.75mg/kg DEFINITIF 1kalidi


pertama

Linikedua Kina+ PO:10mg/ DEFINITIF


hari, 3kali

Clindamycin PO:6mg/kg DEFINITIF 7hari


kali, 3kali
Primaquine 0.75mg/kg DEFINITIF 1kalidi
pertama

Malariavivax Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari

Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari

Primaquine 0.25mg/kg DEFINITIF 14hari

No Keadaanklinik/ KumanPeny Rekomend Dosis Empiris/ Interva Lama Keterangan


. penyakit/tinda ebab antimikro Dewas Anak profilaksi pemberia
kan ba a s n
Malariatanpa Malaria Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari
komplikasi relaps Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari

Primaquine 0.5mg/kg DEFINITIF 14hari

Malaria Ovale Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari

Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari

Atau DEFINITIF
amodiaquine

Malaria Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari

Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari


Infeksicampur Dihydroarte 2-4mg/kg DEFINITIF 3hari
P.falsiparum+
Piperaquine 16- DEFINITIF 3hari
P.vivax/ovale 32mg/kg

Primaquine 0.25mg/kg DEFINITIF 14hari

IV:2,4mg/k
Malaria Berat Artesunat g DEFINITIF 12jam 3kali
dilanjutkanD sebanyak3 pemberian
Primaquine
IV:2,4mg/k DEFINITIF 24jam sampai
sebanyak3 mampu
minumobat

Obat KinaHCL25% 10mg/kg DEFINITIF 8jam 7hari


dilanjutkanKi sampai
peroral dapat
minumo

8.2. Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik (Bakteri)


Keadaanklinik Kuman Rekomend Dosis Empiris/ Interva Lama Keteranga
No. penyakit/tinda Penyebab antimikro Dewas Anak profilaksi l pemberia n
kan ba a s n
Staphylococc IV:15 DEFINITI 10-14
1 Bullousimpetigo, us Oxacillin mg/kg/ F 8jam hari
Cellulitisof aureus hari
Etiology
Pyoderma,
Staphylococcal
skin syndrome
Corynebacteri 40-50 DEFINITI 10-14
2 Diphtheria um Erythromycin mg/kg/hari F 6 jam hari
difteria dibagi 4

Penicillinproc IM DEFINITI 10-14


ain :50.000- F 12jam hari diferi berat
100.000IU
hari,

Pharyngitis 50-75
3 bakterial Amoxicillin mg/kg/hari EMPIRIS 8 jam 10 hari
dibagi 3
dosis
Erythromycin 40 EMPIRIS 6-12 jam 10 hari
dibagi 4

4 Pertussis Bordetella Erythromycin 40 EMPIRIS 6 jam 14 hari


dibagi 4
Clarithromyci 15 EMPIRIS 12 jam 7 hari
dibagi 2

5 Pneumocystis Pneumocystis TMP/SMX 20 mg dari EMPIRIS 6 jam 14-21


TMP/kg/ha
dosis

PCP pada HIV TMP/SMX 5 PROFILA 24 jam Sampai CD4


>20% setelah
bulan

Keadaanklinik KumanPeny Rekomendasi Dosis Empiris/ Lama


ebab
No. / antimikroba profilaksis Interva pemberi Keterangan
l an
penyakit/tinda Dewasa Anak
ka
6 Typhoid fever Typhoid fever Chlorampheni 50-100 DEFINITIF 6 jam 7-10 hari
col mg/kg/hari
dibagi 4
dosis
IV/po

TMP/SMX 8 DEFINITIF 12 jam 10 hari Bila intoleransi


mg/kg/hari dengan
TMP dibagi Chloramphenicol

Ceftriaxone 100 DEFINITIF 12 jam 5 hari Bila tifoid berat


mg/kg/hari
IM dibagi 2
Ciprofloxacin 15 DEFINITIF 12 jam 10-14 life threatening,
mg/kg/kali hari penggunaan
tidak melebihi 2

7 Leptospirosis Leptospira Ceftriaxon 50 mg/kg DEFINITIF 7 hari Leptospirosis


hari sehari berat
sekali

Doxycyclin 4 DEFINITIF 12 jam 7-10 hari Untuk rawat jalan


mg/kg/hari
(>7 tahun) 200
mg/hari)di
dosis
8 Tetanus Clostridium Metronidazole 30 DEFINITIF 8 jam 10-14
mg/kg/hari hari
tetani

9 Sepsis 1. Ampisillin 200 EMPIRIS 6 jam 10-14 pemakaian 3 hari,


mg/kgBB/ hari klinis tidak
sulbactam dalam 4 membaik dan
dosis pr o c a lc i to
m e n i n gk
n i n
a t d apat
ditambahkan
gentamisin
2.Gentamisin 5-7 EMPIRIS 12-24 10-14
mg/kgBB/ jam hari
dibagi 1- 2

3. Meropenem 30- EMPIRIS 8-12 jam Berdasar peta


120mg/kg + kuman atau
8 jam kultur darah

10 MRSA MRSA Vancomycin Meningitis, DEFINITIF 10-14


iv: 15 hari
mg/kg/kali

Bakteremia DEFINITIF
, iv: 10
mg/kg/kali

8.3. Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik (Jamur)

Keadaan klinik/ Rekomend Dosis Empiris/ Lama


No Penyakit antimikro Dewasa Anak profilaksis Interval pemberia Keterangan
1 Aspergillosis Itraconazole IV/PO:5-10 DEFINITI 12jam
F
mg/kg/hari
sehari

2 Candidosis Fluconazole P.O,I.V: 6-12 DEFINITIF


mg/kgBB/h

Micafungin IV: 4 – 12 curiga strain


mg/kgBB e s i nst e
c a n d i da
Non candida
candidosis
3 Meningitis Fluconazole 6 DEFINITIF

Flucytosine P.O : 50-150 DEFINITIF 6 jam


mg/kgBB
dalam 4
8.4. Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik (Virus)

No. Keadaan Kuman Rekomen Dosis Empiris Interva Lama Keterangan


penyakit / Penyebab antimikr Dewa Anak profilaks l pemberia
tindakan oba sa is n
1 Cytomegalo Cytomegalovir Valganciclo PO : 16 DEFINITIF 12 jam 6 bulan
Congenital 2 kali sehari

Ganciclovir IV : 6-8 DEFINITIF 12 jam 6 minggu


mg/kg/dose,
sehari

Cytomegalovir Ganciclovir IV : 12 DEFINITIF 12 jam 14-21 hari


Perinatal atau dibagi 2 dosis
postnatal

Cytomegalovir Ganciclovir IV : 10 DEFINITIF 12 jam 14-21 hari


Immunocompr dibagi 2 dosis
(HIV) dapat
sampai
hari, dibagi 2

2 Herpes Mucocutaneou Acyclovir PO : 60-80 DEFINITIF 6-8 jam 5-7 hari


(normal host) hari, dibagi
dosis

Valacyclovi PO : 20 DEFINITIF 12 jam 5-7 hari


2 kali sehari

Genital Acyclovir PO : 400 mg, DEFINITIF 8 jam 7-10 hari


perhari

Valacyclovi PO : 1 gram, DEFINITIF 12 jam 10 hari


perhari

Famciclovir 250 mg 3 kali DEFINITIF 8 jam 7-10 hari


perhari

Encephalitis Acyclovir IVFD : 60 DEFINITIF 8 jam 21 hari utk


hari dalam 1- bayi<4
dibagi 3 dosis

45-60 DEFINITIF utk bayi

Keadaan klinik Rekomendasi Dosis Empiris / Lama


No. penyakit / Interval pemberia Keterangan
tindakan antimikroba Dewasa Anak profilaksis n

3 Influenza A dan Oseltamivir DEFINITIF

Preterm (<38 1 DEFINITIF 12


minggu) sehari

Preterm (38-40 1.5 DEFINITIF 12


mgg) kali sehari
Preterm >40 3 DEFINITIF 12
mgg sehari

Term: lahir-8 3 DEFINITIF 12


bulan sehari

9-11 bulan 3.5mg/kg DEFINITIF 12


sehari

12-23 bulan 3.5mg/kg DEFINITIF 12


sehari

2-12 tahun DEFINITIF


≤15 kg 30 mg DEFINITIF
16-23 kg 45 mg DEFINITIF
24-40 kg 60 mg DEFINITIF

> 40 kg 75 mg DEFINITIF
Acyclovir 80 DEFINITIF 6 jam 5 hari
5 Varicella Zoster
4 dosis

Acyclovir IVFD : 30 DEFINITIF 8 jam 10 hari


msegla/
mkga/1h-
a 2 jam,
dalam 3
Valacyclovir PO : 20 DEFINITIF 5 hari

6 Herpes Zoster Valacyclovir PO : 1 DEFINITIF 24 jam 7 hari


Acyclovir PO : 800 DEFINITIF 7-10 hari

No. Keadaan Rekomend Dosis Empiris / Interval Lama Keterangan


penyakit / antimikro Dewas Anak profilaksis pemberia
tindakan ba a n
7 Severe Acute Oseltamivir PO : 75 mg DEFINITIF 24 jam 5 hari
Respiratory
8 Avian influenza Oseltamivir PO : 75 mg DEFINITIF 24 jam 5 hari

9 HIV Zidovudine PO : 180-240 DEFINITIF 12 jam


dosis 2x/hari

Lamivudine PO : DEFINITIF 12 jam


≥30 hari: 4
dosis,

Abacavir < 16 th atau DEFINITIF 12 jam


8

tenofovir umur >2 th: DEFINITIF 24 jam


dosis harian
sekali sehari

No Keadaan Kuman Rekomenda Dosis Empiris / Interval Lama Keterangan


. penyakit / Penyebab antimikrob Dewasa Anak profilaksi pemberi
tindakan a s an
HIV Virus HIV Nevirapine PO : DEFINITI 12 jam
<8 th: 200
dosis,2x/hari

>8 th: 120-150 DEFINITI 12 jam


mg/m2/dosis,
Efavirenz PO : DEFINITI 24 jam Umur lebih dari
10-15 kg: th atau BB>10
200 mg sekali

15-<20 kg: DEFINITI 24 jam


250 mg sekali

20-<25 kg: DEFINITI 24 jam


300 mg sekali

25-<32,5 kg: DEFINITI 24 jam


350 mg sekali

32,5-<40 kg: DEFINITI 24 jam


400 mg sekali

Lopinavir >6 bulan-13 DEFINITI 12 jam >6 bulan


(LPV)/Ritona LPV : 230
Ritonavir :
2 x/hari

7-15 kg: DEFINITI 12 jam


LPV : 12
Ritonavir : 3
mg/kg/dosis,

15-40 kg: DEFINITI 12 jam


LPV : 10mg/kg
Ritonavir :
2 x/hari

Bayi baru Zidovudine PO : 4 PROFILAK 12 jam 6 minggu Bayi baru lahir


dengan ibu dengan ibu HIV

8.5. Divisi Gastrohepatologi

Keadaanklini Rekomen Dosis


No. p e n y a k anti m ikro Empiris/ I nterv L a Keterangan
p emberia
iti t/
n d a k b a
Dewas Anak al
an n
profilaksis

1 Shigellosis Ciprofloxacin 15 EMPIRIS 12 jam 3-7 hari


bacterial mg/kg/kali
Cefixim 3-5 EMPIRIS 12 jam 7 hari bila 3 hari tidak
mg/kg/kali membaik
dengan ciprofloxacin

2 Cholera Tetrasiklin P.O : 12,5 EMPIRIS 6 jam 3 hr


mg/kgBB

3 Amoebiasis Metronidazol P.O : 10 EMPIRIS 8 jam 5-10 hr


mg/kgBB
4 Giardiasis Metronidazol P.O :10 EMPIRIS 8 jam 5-10 hr

5 Sakit perut Amoksisilin + P.O : 25 EMPIRIS 12 jam + 7 – 14 hr + antibiotika, ditambah


berulang mg/kgBB + Proton
Metronidazol P.O : 20 12 jam 7 - 14 hr pump inhibitor (PPI)

6 Salmonellosis Choramphenicol 50-100 EMPIRIS 6 jam 10 hari bila tidak membaik


mg/kg/hari ganti
dengan cefixim

7 Enteroinvasive E Colistin 20.000- EMPIRIS 8 jam 7-10 hari


Coli, 40.000
Enterohemorrha iu/kg/hari

8.6. Divisi Respirologi

Keadaanklin Rekomend Dosis Empiris/ Interv Lama


No al Keterangan
penyakit/tin antimikro
. dakan ba Dewasa Anak profilaksis pemberian
1 SinusitisBakter Amoksisilin P.O : 45-90 EMPIRIS 12 jam 7 hr
ial
Akut mg/kgBB/hr
Ringan

SinusitisBakter Amoksisilin- P.O : 80-90 EMPIRIS 12 jam 7 hr


ial
AkutSedangdis klavulanat mg/kgBB/hr

muntah
Seftriakson I.V : 50 EMPIRIS 24 jam 1 -2 hr
SinusitisBakter Seftriakson I.V : 100 EMPIRIS 12 jam 7 hr
ial
Akut Berat mg/kgBB/hr

Klaritromisin P.O : 30 EMPIRIS 12 jam 10-14 hari


m
r
g/kgBB/ha
2 Pneumonia 1 Ampisillin I.V : 50-100 EMPIRIS 12 jam 10 hr
a. Bayi: < 3 mg/kgBB/hr
bulan:
2 Gentamisin I.V : 5-7.5 EMPIRIS 12-24 10 hr
. jam
mg/kgBB/hr

3 Cefotaksim I.V : 150-200 EMPIRIS 6-8 jam


.
mg/kgBB/hr

4 Meropenem I.V : 30-50 DEFINITIF 8 jam 10 hr Diberikan bila sesuai kultur


mg/kgBB/hr PIC PPRA

5 Amikasin I.V : 7,5 DEFINITIF 12-24 10 hr Diberikan bila sesuai kultur


PIC PPRA

6 Amoksisillin P.O: 80-100 EMPIRIS 8 jam 7-10 hr kasus ringan rawat jalan
mg/kgBB/hr

7 Cefixim P.O : 5 EMPIRIS 12 jam 10 hr kasus ringan rawat jalan


Keadaanklin Rekomenda D Empiris/ Lama
No penyakit/tin antimikroba Dewasa Anak profilaksi Interv pemberia Keterangan
b. 3 bulan - 5 1. Ampisilin I.V : 50-100 EMPIRIS 8 jam 10 hr Lini pertama
tahun:
mg/kgBB/hr

2. Kloramfenik I.V : 50 EMPIRIS 8 jam 10 hr Lini pertama


ol
mg/kgBB/hr

3. Cefotaksim I.V : 150-200 EMPIRIS 6-8 jam 10 hr Lini kedua, atau


cephalosporin gen 3 yang
mg/kgBB/hr lain seperti ceftriaxon

4. Meropenem I.V : 30-50 DEFINITIF 8 jam 10 hr Diberikan bila sesuai


kultur atau acc PIC
mg/kgBB/hr PPRA
5. Amikasin I.V : 7,5 DEFINITIF 12-24 10 hr Diberikan bila sesuai
mg/kgBB jam kultur atau acc PIC
PPRA
6. Amoksisillin p.o:80-100 EMPIRIS 8 jam 7-10 hr kasus ringan rawat jalan
mg/kg/hr
7. Cefixim p.o: 5 EMPIRIS 12 jam 10 hr kasus ringan rawat jalan

c.> 5 1. Ampisillin I.V : 50-100 EMPIRIS 8 jam 10 hr


tahun
mg/kgBB/hr
2. Kloramfenik I.V: 50 EMPIRIS 8 jam 10 hr
mg/kgBB/hr

3. Ceftriakson I.V : 50-75 EMPIRIS 12-24 10 hr bisa diganti cephalosporin


jam gen 3 yang lain
mg/kgBB/hr seperti cefotaxim
4. Meropenem I.V: 30-50 EMPIRIS 8 jam 10 hr Lini Kedua atau acc PIC
mg/kgBB/hr

5. Amikasin I.V : 7,5 DEFINITIF 12-24 10 hr Diberikan bila sesuai


mg/kgBB jam kultur atau acc PIC
PPRA

6. Erithromyci 10 EMPIRIS 8 jam 7-10 hr

7. Azithromyci p.o:10- EMPIRIS 24 jam 3 hr

8. Amoksisilin p.o:80-100 EMPIRIS 8 jam 7-10 hr kasus rawat jalan


mg/kg/hr
9. Cefixim p.o: 5 EMPIRIS 8 jam 10 hr kasus rawat jalan

Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiris/ Interval Lama


No penyakit/tindaka antimikroba Dewasa Anak profilaksis Keterangan
3 Tuberculosis Paru Rifampicin + P.O :10-20 EMPIRIS 24 jam TB paru/kelenjar/efusi
pleura:
Anak mg/kgBB/h 2HRZ/4HR
isoniazid + P.O : 5-15 EMPIRIS TB milier:
mg/kgBB/h 2HRZ(ES)/7-10HR

pyrazinamid P.O : 15-30 EMPIRIS TB ekstra paru:


mg/kgBB/h 2HRZ(ES)/10HR

streptomycin P.O : 15-40 EMPIRIS


mg/kgBB/h

atau etambutol P.O : 20 EMPIRIS 24 jam


mg/kgBB/h

TB MDR Levofloksasin 7,5-10 EMPIRIS 12-24 Anak <5 th 2 kali sehari,


mg/kg jam untuk
anak >5 th sehari sekali,
tidak
direkomendasikan anak
dg
BB<14 kg, Lini kedua:
amikasin (dosis 15-30

Moksifloksasin 7.5 -10


Kanamisin 15-30 maksimal 1000 mg
Etionamide 15-20

Protionamid 15-20
Sikloserin (Cs) 10-20
Linezolid 10
sesuai berat
TB ekstraparu: badan EMPIRIS
(TB tulang, TB
kelenjar, TB sendi)

4 Abses Leher Dalam Ampisilin 375 – EMPIRIS 12 jam 5 hr i.v bb > 30 kg -


sulbaktam 750mg -
+ – 25mg/kg i.v bb < 30 kg

Gentamisin I.V : 2 – 3 dd EMPIRIS 8 - 12 5 - 7 hr


1 – 1,5 jam
+ mg/kgBB

Metronidazol I.V 500 mg EMPIRIS 8 jam 5 hr

9. SMF NEUROLOGI

No. Keadaanklinik/ Rekomenda Dosi Empiris/ Interva Lama Keterangan


penyakit/tindak antimikrob Dewasa Anak profilaksis l pemberia
an a
1 MENINGITIS Ampicillin- IV: EMPIRIS 8jam 14-21hari
BAKTERIALIS Sulbactam 200-
Usia<2 bln
1.Gentamycin IV: EMPIRIS 12jam 14-21hari
6-8mg/kg/hari

2.Amika IV: EMPIRIS 12jam 14-21hari


15mg/kg/hari

MENINGITIS Ceftriaxon 50-100mg/kg/hari EMPIRIS 12-24 14-21 hr


BAKTERIALIS jam
Usia 2bln-5th Ampicillin IV: EMPIRIS 8jam 10-14hari
+ 200-

Chlorampheni IV: EMPIRIS 8jam 10-14hari


100mg/kg/hari

MENINGITIS Ceftriaxon 50-100mg/kg/hari EMPIRIS 12-24 14-21 hr


BAKTERIALIS
Usia>5th
Ampicillin IV: EMPIRIS 8jam 10-14hari
+ 200-

Chlorampheni IV: EMPIRIS 8jam 10-14hari


100mg/kg/hari

2 MENINGITIS Streptomycin IM : EMPIRIS 24jam 3 bulan


TUBERCULOSIS Sulphate 20-40mg/kg/hari
2.1Anak
Isoniazid PO: EMPIRIS 24jam 1-1,5thn
+ 10-20mg/kg/hari

Rifampicin PO: EMPIRIS 24jam 1-1,5thn


+ 10-15mg/kg/hari

Pyrazinamid PO: EMPIRIS 24jam 1-1,5thn


10-35mg/kg/hari

N Keadaanklinik/ Rekomend Dosis Empiris Interval Lama Keterangan


o. penyakit/tindaka antimikro Dewasa Anak profilaks pemberian
n ba is
3 ABSES Otak Anak Ceftriaxone IV: EMPIRIS 6jam 6minggu
+ 200-

Metronidazole IVFD: EMPIRIS 6jam 6minggu


Meropenem IV:2gram EMPIRIS 8jam 6-8minggu
Metronidazole IVFD:500mg EMPIRIS 8jam 6-8minggu
dilanjutkan dilanjutkan dilanjutkan
4 ENSEFALITIS 1.Asiklovir 10 mg - 15 EMPIRIS 6 jam 10-14 hr
Anak I.V

2.Gansiklovir 6-8 EMPIRIS 12 jam 2-6 mgg

6 NEUROSISTISERK 1.Albendazole P.O : 15 EMPIRIS 24 jam 1 bulan

2.Praziquantel P.O : 50 EMPIRIS 24 jam 2 mgg

10. SMF Nefrologi

Keadaanklinik/ Rekomendasi Dosis Empiri Lama


No. penyakit/tindaka antimikroba Dewasa A profilak Interval pemberian Keterangan
1 ISK Amoxicillin 10-25 EMPIRIS 3x/hari 7 hari-10 intra vena atau per
Clavulanic mg/kg/x hari oral
Acid (maks 1 gram)

C0-trimoxazole 3-4 mg/kg/x TMPEMPIRIS 2x/hari 7-10 hari


(Trimethoprim
Sulfametoksaz

Ceftriaxone 25 mg/kg/x EMPIRIS 2x/hari 7-14 hari Renal adjustment


(maks 1 gr),
mg/kg/x
severe: 50
maks 2
gr)
Pengendalian penggunaan antibiotik dilakukan dengan cara
mengelompokkan antibiotik dalam kategori AWaRe: ACCESS,
WATCH, dan RESERVE. Pengelompokan ini bertujuan
memudahkan penerapan penatagunaan antibiotik baik di tingkat
lokal, nasional, maupun global; memperbaiki hasil pengobatan;
menekan munculnya bakteri resisten; dan mempertahankan
kemanfaatan antibiotik dalam jangka panjang. Kategorisasi ini
mendukung rencana aksi global WHO dalam pengendalian
resistensiantimikroba.

Antibiotik kelompok ACCESS:

1. Tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan.


2. Untuk pengobatan infeksi bakteri yang umum terjadi.
3. Diresepkan oleh dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan
dikaji oleh apoteker.
4. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis dan
panduan penggunaan antibiotik yang berlaku.

Antibiotik kelompok WATCH:


1. Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.
2. Digunakan untuk indikasi khusus atau ketika antibiotik kelompok
ACCESS
tidak efektif.
3. Kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi dan berpotensi
menimbulkan resistensi sehingga diprioritaskan sebagai target
utama program pengawasan dan pemantauan.
4. Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dikaji oleh
apoteker,
dan disetujui oleh dokter konsultan infeksi; apabila tidak tersedia
dokter konsultan infeksi persetujuan diberikan oleh dokter
anggota Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) yang
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
5. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis dan panduan
penggunaan antibiotik yang berlaku.

Antibiotik kelompok RESERVE

1. Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut.


2. Antibiotik kelompok ini dicadangkan untuk mengatasi infeksi
bakteri yang disebabkan oleh MDRO dan merupakan pilihan
terakhir pada infeksi berat yang mengancam jiwa.
3. Menjadi prioritas program pengendalian resistensi antimikroba
secara nasional dan internasional yang dipantau dan dilaporkan
penggunaannya.
4. Diresepkan oleh dokter spesialis dan dokter gigi spesialis, dikaji
oleh apoteker, dan disetujui penggunaannya oleh tim
Penatagunaan Antibiotik (PGA) yang merupakan bagian dari
Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Rumah
Sakit.
5. Penggunaan sesuai dengan panduan praktik klinis, panduan
penggunaan antibiotik yang berlaku dan hasil pemeriksaan
mikrobiologi.

Pengelompokan antibiotik kategori ACCESS, WATCH,


dan

RESERVE (AWaRe) tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Pengelompokan Antibiotik Kategori ACCESS, WATCH, dan


RESERVE (AWaRe)

Kategor Kategori
Kategori “ACCESS”
i “RESERVE”
“WATC
H”
Amoksisilin Pirimetamin Amikasin Aztreonam
Ampisilin Prokain Azitromisin Daptomisin**
penisilin
Amoksisilin- Sefadroksil Fosfomisin Golongan
asam Karbapenem
klavulan
at

Ampisilin- Sefaleksin Klaritromisin Kotrimoksazol


sulbaktam (inj)**
Benzatin Sefazolin* Levofloksasin Linezolid
benzil
Kategor Kategori
Kategori “ACCESS”
i “RESERVE”
“WATC
H”
penisilin
Doksisiklin Siprofloksasi Moksifloksasin Nitrofurantoin**
n
(oral)
Piperasilin-
Eritromisin Spiramisin Netilmisin
tazobaktam
Fenoksimetil Streptomisin Ofloksasin
Polimiksin B**
penisilin
Gentamisin Sulfadiazin Sefiksim Polimiksin E **
Kanamisin Tetrasiklin Sefoperazon- Sefepim
sulbaktam
Klindamisin Tiamfenikol Sefotaksim Sefpirom
(oral)
Kloksasilin Ko- Sefpodoksim Seftarolin
trimoksazol
proksetil
oral
Kloramfenikol Seftazidim Teikoplanin
Metronidazol Seftriakson Tigesiklin
Oksitetrasiklin Sefuroksim Vankomisin
injeksi
Siprofloksasin Seftolozane-
(inj)
Tazobaktam
Seftazidime-
avibaktam
Keterangan:
*) khusus untuk profilaksis bedah
**) disediakan melalui Special Access Scheme (SAS)

Pada tata laksana kasus infeksi, keputusan untuk memberikan


antibiotikharus memenuhi prinsip berikut ini.
1. Tepat Diagnosis
a. Tegakkan diagnosis penyakit infeksi bakteri melalui
pemeriksaan klinis, laboratorium, dan pemeriksaan penunjang
lain.
b. Untuk menetapkan terapi definitif diperlukan pemeriksaan
mikrobiologi.
2. Tepat Pasien
a. Pertimbangkan faktorrisiko, penyakit
lain yang mendasari, dan penyakit
penyerta.
b. Pertimbangkan kelompok khusus seperti ibu hamil, ibu
menyusui, usialanjut, anak, bayi, neonatus.
c. Lakukan penilaian derajat keparahan fungsi organ,
contohnya pada penyakit ginjal akut.
d. Telusuri riwayat alergi terutama antibiotik.
3. Tepat Jenis Antibiotik
Pertimbangkan untuk memilih jenis antibiotik berdasarkan:
a. kemampuan antibiotik mencapai tempat infeksi;
b. keamanan antibiotik;
c. dampak risiko resistensi;
d. hasil pemeriksaan mikrobiologi;
e. panduan penggunaan antibiotik;
f. tercantum dalam formularium;
g. kajian cost-effective.
4. Tepat Regimen Dosis
Regimen dosis meliputi dosis, rute pemberian, interval, dan
lama pemberian. Dosis merupakan parameter yang selalu
mendapat perhatian dalam terapi antibiotik karena efektivitas
antimikroba bergantung pada pola kepekaan patogen, minimal
inhibitory concentration (MIC), dan farmakokinetik (PK) maupun
farmakodinamik (PD).
a. Dosis
Sifat farmakologi obat merupakan salah satu parameter
penting yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi
antibiotik. Dosis antibiotik ditetapkan dengan
mempertimbangkan:
1) tempat infeksi; kemampuan penetrasi antibiotik berbeda-
beda di berbagai jaringan;
2) derajat keparahan infeksi; pada sepsis fase hiperdinamik,
volume distribusi dan eliminasi meningkat sehingga kadar
antibiotik yang bersifat hidrofilik relatif lebih rendah dalam
serum;
3) gangguan fungsi organ eliminasi (ginjal dan hati);
4) hipoalbuminemia (<2,5 g/dL); hati-hati ketika
menggunakan antibiotik yang afinitasnya terhadap
albumin tinggi;
5) berat badan; penentuan dosis antibiotik umumnya
diperhitungkan menurut berat badan. Untuk pasien
obesitas lebih dari 120% IBW (ideal body weight)
diperlukan dosis obat yang lebih besar, berdasarkan
perhitungan rumus adjusted body weight (AdjBW). Pada
pasien anak, apabila total dosis per kilogram berat badan
melebihi dosis dewasa, maka digunakan dosis dewasa.

AdjBW = (Total Body Weight - IBW) x 0,4 + IBW

Pada gangguan fungsi ginjal, dosis rumatan antibiotik


yang eliminasinya melalui ginjal disesuaikan berdasarkan
klirens kreatinin yang dapat dihitung menggunakan
persamaan Cockcroft- Gault, sedangkan dosis awal
(loading dose) sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kondisi klinis dan PK/PD antibiotik. Pada pasien anak
digunakan rumus Schwartz untuk menghitung dosis.
Untuk obat yang bersifat nefrotoksik diperlukan
pemantauan kadar kreatinin serum setiap 24-48 jam.
Apabila terjadi peningkatan serum kreatinin sampai 0,5
mg/dL atau lebih, dipertimbangkan untuk menghentikan
obat.

Persamaan Cockcroft-Gault:

(140-usia) (BB dalam


kg)
Klirens =
kreatinin
72 (kreatinin serum)

Catatan: untuk perempuan nilai ini dikalikan 0,85.

Schwartz:
eGFR =
0.413 x (TB/kreatinin serum) bila TB diukur dalam
sentimeteratau
41.3 x (tb/kreatinin serum) bila TB diukur dalam meter

Pada pasien yang menjalani hemodialisis, dosis


harian harus diberikan
segera setelah dialisis.

Pada gangguan fungsi ginjal, penyesuaian dosis didasarkan


pada perhitungan tes klirens kreatinin (CCT, creatinine clearance
test)

Tabel 4. Penyesuaian Dosis Antibiotik berdasarkan Klirens


Kreatinin
Obat Dosis Lazim Klirens Dosis Pada
Kreatinin Insufisiensi
Ginjal
Amikasin 15 mg/kgBB > 60 10 mg/kgBB setiap 24
setiap 24 jam jam
40-59
3 mg/kgBB setiap 12
jam
Obat Dosis Lazim Klirens Dosis Pada
Kreatinin Insufisiensi
Ginjal
20-39 3 mg/kgBB setiap 24
jam
< 20 3 mg/kgBB
HANYA
SEKALI*

*Perlu monitor kadar


setelah
24 jam, ulangi dosis bila
kadar < 4 mcg/mL

Amoksisilin 500-1000 mg > 30 500-1000 mg setiap 12


jam
setiap 12 jam 10-30
250-875 mg setiap 12
< 10 atau
jam
HD*
250-875 mg setiap 24
jam
Amoksisilin- 500-1000 mg > 30 500-1000 mg setiap 12
klavulanat* jam
setiap 12 jam 10-30
250-500 mg setiap 12
jam
< 10 atau 250-500 mg setiap 24
HD* jam
Ampisilin 1-2 gram setiap > 50 1-2 gram setiap 4-6 jam
4-6 jam 10-50 1-2 gram setiap 6-8 jam
< 10 atau 1-2 gram setiap 8 jam
HD*
Ampisilin 1,5-3 gram > 30 1,5-3 gram setiap 6 jam
-
setiap 6 jam 15-29 1,5-3 gram setiap 12 jam
sulbakta
m*
< 14 atau 1,5-3 gram setiap 24 jam
HD*
Ampisilin- 3 gram > 50 3 gram setiap 4 jam
setiap 4 jam
sulbaktam* 10-50 3 gram setiap 6 jam
(untuk HD* 3 gram setiap 8 jam
Acinetobacter,
E.faecalis)
Aztreonam 1-2 gram setiap > 30 1-2 gram setiap 8 jam
8 jam 11-34 1-2 gram setiap 12 jam
< 10 atau 1-2 gram setiap 24 jam
HD*
Klaritromisin 250-500 mg > 30 250-500 mg setiap 12
jam
setiap 12 jam < 30 250-500 mg setiap 24
jam
Klindamisin p.o: 300 mg
setiap 8 jam
Tidak perlu penyesuaian dosis
i.v: 600 mg
setiap 8 jam
Kolistin 2,5 mg/kgBB > 50 2,5 mg/kgBB setiap 12
jam
setiap 12 jam 20-50 2,5 mg/kgBB setiap 24
jam
Obat Dosis Lazim Klirens Dosis Pada
Kreatinin Insufisiensi
Ginjal
< 20 atau 1,25 mg/kgBB setiap 24
HD* jam
Linezolid 600 mg setiap Tidak perlu penyesuaian dosis
12
jam
Meropenem 1 gram > 51 1 gram setiap 8 jam
setiap 8 jam 26-50 1 gram setiap 12 jam
10-25 500 mg setiap 12 jam
< 10 atau 500 mg setiap 24 jam
HD
Meropenem 2 gram setiap 8 > 51 2 gram setiap 8 jam
(meningiti
jam 26-50 1 gram setiap 8 jam
s, infeksi
CRE)
10-25 1 gram setiap 12 jam
<10 atau HD 1 gram setiap 24 jam
Metronidazol 50 mg setiap 8
Tidak perlu penyesuaian dosis
jam
Moksifloksasi 400 mg setiap
n Tidak perlu penyesuaian dosis
24 jam
Nitrofurantoin 100 mg setiap > 50 100 mg setiap 12 jam
12 Tidak
jam < 50 dianjurkan
Piperasilin/ 3,375-4,5 gram > 40 3,375-4,5 gram setiap 6
tazobaktam* jam
setiap 6 jam
(4,5 gram setiap 6 jam
untuk
Pseudomonas
20-40 2,25 gram setiap 6 jam
(3,375 gram setiap 6
jam
untuk Pseudomonas)
< 20 2,25 gram setiap 8 jam
(2,25
gram setiap 6 jam
untuk
Pseudomonas)
HD 2,25 gram setiap 12 jam
(2,25 gram setiap 8 jam
untuk Pseudomonas)
Sefepim 1 gram > 60 1 gram setiap 8 jam
setiap 8 jam 30-60 1 gram setiap 12 jam
< 29 atau 1 gram setiap 24 jam
HD
Sefepim 2 gram setiap 8 > 60 2 gram setiap 8 jam
untuk
Infeksi
jam 30-60 1 gram setiap 8 jam
SSPatau
Pseudomona 11-29 1 gram setiap 12 jam
s
Obat Dosis Lazim Klirens Dosis Pada
Kreatinin Insufisiensi
Ginjal
< 11 atau 1 gram setiap 24 jam
HD
Seftarolin 600 mg setiap > 50 600 mg setiap 12 jam
12 jam 30-50 400 mg setiap 12 jam
15-29 300 mg setiap 12 jam
< 15 atau 200 mg setiap 12 jam
HD
Seftarolin 600 mg setiap 8 > 50 600 mg setiap 8 jam
untuk MRSA
jam 30-50 400 mg setiap 8 jam
15-29 300 mg setiap 8 jam
< 15 atau 400 mg setiap 12 jam
HD
Seftazidim 1-2 gram setiap > 50 1-2 gram setiap 8 jam
8
jam 30-50 1-2 gram setiap 12 jam
Untuk 15-29 1-2 gram setiap 24 jam
Pseudomonas:
2 gram setiap 8 < 15 atau 1 gram setiap 24 jam
HD
jam
Seftriakson 1-2 gram setiap Tidak perlu penyesuaian dosis
24 jam
Seftriakson 2 gram setiap Tidak perlu penyesuaian dosis
(infeksi SSP) 12
jam
Sefaleksin 500 mg p.o. > 50 500 mg p.o. setiap 6 jam
setiap 6 jam 10-50 500 mg p.o. setiap 8 jam
< 10 atau 500 mg p.o. setiap 12
HD jam
Siprofloksas 400 mg setiap > 30 400 mg setiap 8-12 jam
ini.v. 8-
< 30 atau 400 mg setiap 24 jam
12 jam HD
Siprofloksas 250-750 mg > 30 250-750 mg setiap 12
inp.o jam
setiap 12 jam < 30 atau
HD 250-500 mg setiap 24
jam
Tigesiklin 100 mg Tidak perlu penyesuaian dosis
pertama,
dilanjutkan
5
0
mg setiap 12
jam

Kotrimoksazol oral: 1-2 tab > 30 1-2 tab setiap 12 jam


(untuk UTI
setiap 12 jam
atau
selulitis
160-320 mg i.v setiap
12
jam
1-2 tab setiap 24 jam
Obat Dosis Lazim Klirens Dosis Pada
Kreatinin Insufisiensi
Ginjal
i.v: 160-320 < 30 atau
mg HD 1 dosis segera setelah
HD
setiap 12 jam
Kotrimoksaz 5 mg/kgBB > 30 5 mg/kgBB setiap 6-8
ol(untuk jam
PCP atau setiap 6-8 < 30 2,5 mg/kgBB setiap 6-8
infeksi jam
HD jam 1 dosis segera
sistemik
berat) setelah HD
*Dosis dinyatakan sebagai dosis obat utamanya

b. Rute pemberian
Pemberian per oral sedapat mungkin menjadi pilihan
pertama. Namun, pada infeksi sedang sampai berat dapat
dipertimbangkan menggunakan rute parenteral. Pemberian
intravena dilakukan dalam bentuk drip selama 15 menit
dengan konsentrasi dan lama pemberian sesuai aturan pakai
masing-masing antibiotik. Jika kondisi pasien membaik
(misalnya: sudah bisa makan, tidak ada gangguan
gastrointestinal) maka pertimbangkan untuk menghentikan
antibiotik atau mengganti dengan rute per oral.
c. Interval pemberian
Berdasarkan profil PK/PD, antibiotik dibedakan atas
concentration- dependent antibiotic dan time-dependent
antibiotic. Untuk time- dependent antibiotic, efektivitas
antimikroba ditentukan oleh lamanya pajanan mikroba
terhadap antibiotik di atas kadar MIC. Target waktu kadar
antibiotik di atas MIC adalah 40-60% dari interval pemberian
dalam 24 jam. Misalnya, antibiotik golongan beta-laktam
memerlukan konsentrasi antibiotik lebih lama di atas MIC.
Untuk mendapatkan kadar mantap (steady state) dalam
darah interval pemberian antibiotik harus tetap misalnya
setiap 8 jam, setiap 6 jam. Hindari penggunaan istilah 4x1
atau 3x1, dan seterusnya.
d. Lama pemberian
Lama pemberian antibiotik ditentukan oleh kemampuannya
mengatasi infeksi sesuai dengan diagnosis yang telah
dikonfirmasi. Lama terapi ini dapat diperpanjang pada pasien
dengan kondisi tertentu, misalnya SLE atau sepsis.
Pemantauan perbaikan klinis dan laboratoris dievaluasi
setidaknya setiap 3 hari berdasarkan data klinis,
laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lain. Jika tidak
terjadi perbaikan klinis, maka ketepatan diagnosis dan terapi
perlu dievaluasi ulang.
5. Waspada efek samping dan interaksi obat
Efek samping dapat berupa reaksi alergi dan gangguan fungsi
organ, misalnya gangguan fungsi ginjal dan gangguan
pendengaran akibat aminoglikosida. Juga perlu diperhatikan
interaksi antibiotik dengan obat lain. Misalnya, interaksi
seftriakson dengan ion kalsium akan menyebabkan endapan
pada pembuluh darah, interaksi aminoglikosida dengan MgSO4
menyebabkan potensiasi blok neuromuskuler.

A. Prinsip Penggunaan Antibiotik


Kombinasi Antibiotik kombinasi
diperlukan untuk:
1. meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek
sinergi atauaditif) pada kasus MDRO atau infeksi TB
2. mengatasi kasus infeksi yang membahayakan jiwa (syok
septik) yang belum diketahui bakteri penyebabnya

B. Penggunaan Antibiotik pada Kelompok Khusus


1. Penggunaan Antibiotik pada Bayi dan Anak
Pemilihan antibiotik pada bayi dan anak harus
memperhatikan kematangan fungsi organ dan efeknya
terhadap tumbuh kembang. Perhitungan dosis antibiotik
berdasarkan berat badan ideal sesuai dengan usia dan
petunjuk yang ada dalam Formularium Spesialistik Ilmu
Kesehatan Anak.
Di bawah ini adalah antibiotik yang perlu perhatian khusus pada
bayi dan anak.

Tabel 5. Antibiotik yang Perlu Perhatian Khusus pada Bayi dan


Anak

Nama Obat Kelompok Alasa


Usia n
Azitromisin Neonatus Tidak ada data keamanan
Kloramfenikol Neonatus Menyebabkan grey baby
syndrome
Kotrimoksazol Kurang dari 6 Tidak ada data efektivitas dan
minggu keamanan
Linkomisin Neonatus Menyebabkan fatal toxic
HCl
syndrome
Norfloksasin Kurang dari 12 Merusak tulang rawan
(cartillage
tahun
disgenesis)
Nama Obat Kelompok Alasa
Usia n
Piperasilin- Neonatus Tidak ada data efektivitas dan
Tazobaktam keamanan
Siprofloksasin Kurang dari 12 Merusak tulang rawan
(cartillage
tahun
disgenesis)
Spiramisin Neonatus dan Tidak ada data keamanan
bayi
Tetrasiklin Kurang dari 4 Diskolorisasi gigi,
tahun atau gangguan pertumbuhan
pada dosis tulang
tinggi
Tiamfenikol Neonatus Menyebabkan grey baby
syndrome
Tigesiklin Anak kurang Tidak ada data keamanan
dari
18 tahun

2. Penggunaan Antibiotik pada Ibu Hamil dan Menyusui

Penggunaan antibiotik pada ibu hamil dan menyusui


hendaknya memperhatikan keamanan untuk ibu dan bayi,
mengacu kepada keamanan pemberian obat pada umumnya
berdasarkan ketetapan US- FDA yang mengelompokan obat
dalam 5 kategori berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
a. Kategori A
Studi pada manusia menunjukkan tidak adanya risiko
terhadap janin di trimester pertama kehamilan.
b. Kategori B
Studi pada hewan coba tidak menunjukkan adanya
gangguan pada fetus dalam trimester pertama, tetapi tidak
ada studi pada ibu hamil.
c. Kategori C
Studi pada hewan coba menunjukkan gangguan
teratogenik, tetapi pada ibu hamil tidak ada penelitian.
Kelompok ini hanya digunakan bila manfaat jelas lebih
besar daripada risiko.
d. Kategori D
Sudah ada bukti yang menunjukkan risiko pada janin
manusia berdasarkan data penelitian efek samping.
Kelompok ini hanya digunakan bila manfaat jelas lebih
besar daripada risiko.
e. Kategori X
Studi pada hewan coba maupun manusia menunjukkan
adanya gangguan pada janin. Kehamilan merupakan
kontraindikasi untuk kelompok obat ini.

Tabel 6. Antibiotik menurut Kategori Keamanan untuk Ibu Hamil (US-


FDA)
Kategor
i
A B C D X
(tidak ada Amfoterisin Basitrasin Aminoglikosida Metronidazol
B
antibiotik Aztreonam Fluorokuinolo Doksisiklin (trimester I)
n
dalam Azitromisin Imipenem Minosiklin
kategori Eritromisin Isoniazid Tetrasiklin
ini) Fosfomisin Klaritomisin Tigesiklin
Karbapenem Kloramfenikol
Klindamisin Ko-trimoksazol
Metronidazol Linezolid
Penisilin Paramomisin
Sefalosporin Pirazinamid
Rifampisin
Siprofloksasin
Spiramisin
Vankomisin

3. Penggunaan Antibiotik pada Usia Lanjut

Berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan dalam pemberian


antibiotik pada usia lanjut.

a. Pasien usia lanjut (>65 tahun) dianggap mempunyai


gangguan fungsi ginjal ringan sehingga dosis
pemeliharaan antibiotik perlu diturunkan atau interval
pemberiannya diperpanjang.

b. Pada usia lanjut sering terdapat komorbiditas yang


memerlukan pengobatan rutin sehingga perlu
dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi obat.

4. Penggunaan Antibiotik pada Gangguan Fungsi Ginjal


a. Hindari obat yang bersifat nefrotoksik.
b. Dosis awal antibiotik sama dengan dosis normal,
selanjutnya dosis disesuaikan dengan klirens kreatinin
terutama untuk antibiotik yang rasio terapeutiknya rendah.
c. Apabila klirens kreatinin 40-60 ml/menit, dosis
pemeliharaan
diturunkan 50%. Bila klirens kreatinin 10-40 ml/menit selain
dosis diturunkan 50%, interval pemberian diperpanjang dua kali
lipat.

Daftar antibiotik yang eliminasi utamanya melalui ginjal dapat


dilihat dibawah ini.
Aminoglikosida Monobaktam
Daptomisin Nitrofurantoin
Fosfomisin Polimiksin B
Gemifloksasin Siprofloksasin
Golongan Karbapenem Tetrasiklin
Kotrimoksazol Vankomisin
Kolistin Sebagian besar beta-
laktam
Levofloksasin
C. Hipersensitivitas terhadap antibiotik

Reaksi hipersensitivitas terhadap antibiotik merupakan suatu


keadaan yang mungkin dijumpai pada penggunaan antibiotik,
antara lain dalam bentuk pruritus, urtikaria, bahkan reaksi
anafilaksis. Setiap profesi kesehatan wajib mewaspadai
kemungkinan terjadinya reaksi alergi terhadap antibiotik. Angka
kejadian reaksi anafilaksis akibat alergi penisilin adalah 0,023%.
Anafilaksis jarang terjadi, dan angka kematian kurang dari 1%
sehingga tes alergi antibiotik tidak diperlukan. Namun, penting
untuk anamnesis riwayat alergi, termasuk terhadap makanan,
dan bila ada riwayat alergi terhadap antibiotik tertentu maka
antibiotik tersebut tidak boleh diberikan.
D. Tata Cara Pemberian Antibiotik Parenteral yang Aman
1. Persiapkan obat-obatan emergensi (adrenalin, efedrin, steroid)
dan perangkat resusitasi serta pembebasan jalan napas.
2. Pemberian parenteral meliputi pemberian secara intravena dan
intramuskuler. Pemberian intravena dianjurkan secara drip
selama 15- 30 menit; Beberapa antibiotik harus diberikan
dalam waktu yang lebih panjang, misalnya vankomisin
intravena drip selama 1,5 – 2 jam.
3. Lakukan observasi ketat untuk menemukan keluhan dan
tanda reaksi hipersensitivitas (kesadaran, fungsi respirasi,
nadi, tekanan darah) selama pemberian antibiotik.
4. Hentikan segera pemberian antibiotik bila muncul gejala reaksi
alergi akut (gatal, bengkak kelopak mata) untuk mencegah
reaksi anafilaksis berat (bronkospasme, syok anafilaktik). Set
infus pun harus segera diganti.
BAB III
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS DAN TERAPEUTIK

A. Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan


1. Definisi
Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang diberikan sebelum,
saat, dan setelah prosedur operasi untuk mencegah terjadinya
komplikasi infeksi atau infeksi daerah operasi (IDO). Pemberian
antibiotik profilaksis setelah prosedur operasi maksimal 24 jam
sejak pemberian pertama.
2. Tujuan
Antibiotik berguna untuk mencegah kolonisasi atau
berkembangnya bakteri yang masuk ke jaringan target saat
operasi. Antibiotik profilaksis tidak bertujuan mensterilkan
jaringan target karena bakteri akan dimatikan oleh sistem
imunitas tubuh. Antibiotik profilaksis bertujuan mencegah
terjadinya komplikasi infeksi pascabedah di daerah operasi
(IDO) dengan segala konsekuensinya, seperti meningkatnya rata-
rata lama rawat (average length of stay, ALOS), meningkatnya
biaya perawatan, dan diperlukan tindakan untuk mengatasi
komplikasi, menurunnya kinerja akibat mengalami komplikasi,
dan meningkatnya mortalitas.
3. Indikasi
Antibiotik profilaksis digunakan pada prosedur operasi bersih
dan bersih terkontaminasi, Pilihan antibiotik profilaksis
dilakukan berdasarkan pembagian kelas operasi menurut
Mayhall seperti tercantum pada tabel 7 Pada operasi bersih
yang tidak melibatkan rongga tubuh tidak perlu pemberian
antibiotik profilaksis, misalnya operasi fibroadenoma mammae
(FAM), struma, tumor jaringan lunak, sirkumsisi, eksisi tumor
jinak kulit kecil, insisi dan drainase abses, jahit luka,
ekstraksi kuku
4. Pilihan antibiotik profilaksis untuk pembedahan umumnya
golongan sefalosforin sistemik generasi pertama yaitu sefazolin
2 gram (dosis anak: 30 mg/kgBB). Untuk pasien dengan berat
badan >120 kg diberikan dosis sefazolin 3 gram. Sefazolin
terbukti dapat menekan kolonisasi kuman di area kulit yang
akan disayat. Selain itu, sefazolin terbukti kompatibel dengan
zat anastetik dan kurang memicu mutasi bakteri. Untuk
pembedahan digestif, terutama kolorektal, pada umumnya
digunakan kombinasi sefazolin dan metronidazol. Apabila
pasien alergi terhadap golongan beta-laktam, dapat digunakan
gentamisin 3-5 mg/kgBB.
5. Cara Pemberian
a. Antibiotik diberikan sebelum operasi, 30-60 menit sebelum
insisi sehingga saat insisi sudah terdapat antibiotik dalam
kadar yang efektifdi jaringan target operasi.
b. Antibiotik profilaksis diberikan dalam dosis tunggal. Dosis
ulangan diberikan pada operasi yang berlangsung lebih dari
3 jam, kemudian dosis ulangan diberikan 3 jam setelah
pemberian dosis pertama. Dosis ulangan diberikan juga bila
terjadi perdarahan >1500 mL (pada anak- anak perdarahan
>15 mL/kgBB) dan kelipatannya, untuk mempertahankan
agar konsentrasi dalam jaringan tetap stabil.
c. Antibiotik dilarutkan dalam NaCl 0,9% 100 mL, diberikan
secara intravena drip selama 15 menit di kamar operasi.
d. Sebelum pemberian antibiotik profilaksis tidak diperlukan
skin test, tetapi diperlukan anamnesis cermat tentang
riwayat alergi terhadap golongan sefalosporin atau beta-
laktam.
6. Upaya Penurunan Risiko IDO Sebelum, Saat, dan Sesudah
Pembedahan.

Prabedah
a. Sebelum operasi, mandi menggunakan sabun mandi biasa
atau sabun berbahan klorheksidin glukonat; pada operasi
ortopedi dan operasi jantung harus digunakan sabun
berbahan klorheksidin glukonat.
b. Tidak diperlukan pemeriksaan mikrobiologi sebelum
tindakan operasi untuk menentukan jenis antibiotik
profilaksis.
c. Khusus pada operasi kolorektal, dianjurkan preparasi usus
besar berupa pemberian pencahar (bowel preparation) dan
metronidazol oral.
d. Pada prinsipnya pencukuran rambut atau bulu tidak
diperlukan, kecuali rambut dan bulu yang mengganggu
prosedur operasi. Pencukuran hanya boleh dilakukan
dengan alat cukur (shaver), bukan dikerok, dan dilakukan
di kamar bedah.
e. Surgical scrubbing dilakukan oleh tim bedah dengan sabun
klorheksidin 4%; atau prosedur handrub dilakukan dengan
alkohol 70%.
f. Untuk pasien hiperglikemia, turunkan kadar gula darah
sampai <200 mg/dL.

Untuk operasi besar dan berisiko, dapat dipertimbangkan


screening MRSA dan dilakukan eradikasi bila hasilnya positif.
Saat Pembedahan
a. Untuk antiseptik daerah operasi, digunakan klorheksidin
4% dalam larutan alkohol 70%, kecuali pada pembedahan
mata, digunakan povidon iodin.
b. Apabila telah dilakukan antisepsis dengan klorheksidin glukonat
maka
skin sealant tidak diperlukan lagi.

c. Menghindari hipotermia perioperatif dengan


mempertahankan suhu tubuh normal selama periode
perioperatif.
d. Gunakan wound protector devices untuk menurunkan IDO
pada operasi bersih terkontaminasi, terkontaminasi, dan
kotor.
e. Irigasi luka insisi menggunakan larutan berbahan antiseptik
(iodin povidon, klorheksidin) dilakukan sebelum penutupan
area operasi. Tidak dianjurkan melakukan irigasi luka insisi
menggunakan larutan antibiotik.
f. Benang yang mengandung triklosan direkomendasikan pada
operasi terkontaminasi, untuk menekan tumbuhnya
bakteri pembentuk biofilm pada benang yang diserap lama
(delayed absorbable)

Pascabedah
a. Mencegah hipoksemia dengan mempertahankan target
SpO2 > 95 sampai pasien sadar penuh.
b. Dianjurkan pemberian tambahan nutrisi parenteral pada
pasien
underweight yang menjalani pembedahan mayor.

c. Tidak direkomendasikanmenggunakan penutup luka


yangmengandung antibiotik.
d. Pemasangan drain bukan indikasi untuk menambah
atau memperpanjang pemberian antibiotik.
Tabel 7. Kelas Operasi dan Penggunaan Antibiotik
KELAS PRINSIP
DEFINISI PENGGUNAAN
TERAPI
ANTIBIOTIK
Operasi Operasi yang Tidak memerlukan
Bersih
direncanakan antibiotik profilaksis,
dan kecuali beberapa jenis
dilakukan pada operasi yang berisiko
daerah yang tidak terinfeksi:
terinfeksi, tidak  pemasangan
membuka saluran implan- prostesis, tidak
(saluran cerna, termasuk implan gigi
empedu, urinarius,  operasi pada rongga
respiratorius), atau tubuh yang bila
penutupan kulit terinfeksi memberi risiko
primerdengan serius, misalnya operasi
/tanpa drain bersih pada mata,
tertutup jantung, otak, dan
operasi bersih yang
diperkirakan berlangsung
lebih dari 3 (tiga) jam
 operasi bersih pada
pasien yang juga
mengalami infeksi
bakteri superfisial di
tempat lain (remote
infection) tetapi
tidak mendapat antibiotik.
Operasi Operasi yang Diberikan profilaksis kecuali
Bersih dilakukan pada pada tonsilektomi, impaksi
Terkontamina organ molar, cabut gigi, sirkumsisi,
si berongga episiotomi, kolporafi, cutback
(saluran incission pada
cerna, malformasianorektal
empedu, urinarius, (MAR).
respiratorius,
reproduksi kecuali
ovarium), atau
operasi tanpa
kontaminasi
yang nyata

Operasi Operasi pada luka Pemberian antibiotik empiris


Terkontaminasi terbuka yang terjadi (bukan profilaksis)
lebih dari 4 jam
(golden period),
operasi pada
organ berongga
yang
KELAS PRINSIP
DEFINISI PENGGUNAAN
TERAPI
ANTIBIOTIK
tercemar tumpahan
isisaluran cerna
atau saluran kemih.

Operasi Kotor Operasi yang Pemberian antibiotik empiris


dilakukan pada luka (bukan profilaksis)
terbuka setelah
terlewati golden
period, dan operasi
pada organ yang
sedang mengalami
infek
si bakteri, misalnya
pada apendisitis
perforasi,
abses, empiema.

Tabel 8. Tindak Bedah di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)


N JENIS OPERASI REKOMENDASI PERHATIAN/
O
KETERANGAN
1 Sirkumsisi Tanpa antibiotik
2 Eksisi tumor jinak Tanpa antibiotik
kulit kecil Tindakan aseptik

3 Insisi dan Tanpa antibiotik dan perawatan luka

drainase abses operasiyang baik

4 Jahit luka bersih Tanpa antibiotik


5 Ekstraksi kuku Tanpa antibiotik

Tabel 9. Jenis Operasi dan Pilihan Antibiotik Profilaksis


TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
Kardiotoraks vaskular
1 Bedah jantung Ib/A Pilihan 1: Pengulang
(katup Sefazolin i.v. 2 an
prostetik, gram drip pemberian
bypass arteri selama antibiotik
15 menit, profilaksis, jika
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
koroner, diberikan 30- lama operasi
bedah jantung 60 menit >3 jam atau
terbuka) sebelum insisi. volume
Jika perdarahan
diperlukan, >1,5 L (untuk
antibiotik dewasa) atau
lanjutan dapat 15 mL/kgBB
diberikan (untuk anak).
maksimal Maksimal
selama lama
48 jam. pemberian
Pilihan 2: antibiotik
(khusus profilaksis
bedah
48 jam.
jantung):
Sefuroksim
i.v. 1,5 gram
drip
selama 15
menit,
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi. Jika
diperlukan
antibiotik
lanjutan dapat
diberikan
maksimal
selama
48 jam.
2 Toraks Ia/A Sefazolin 2
(nonkardiak) gram
diberikan 30-60
/
menit sebelum
paru
insisi intravena
dan
drip selama 15
nonpar
menit
u
3 Pacemaker Ia/A Sefazolin 2 Tidak ada
gram pemberian
diberikan 30-60 antibiotik
menit sebelum ulangan
insisi intravena
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
drip selama 15
menit
4 Bedah Ib/A Sefazolin 2 Tidak ada
gram pemberian
arteri
diberikan 30-60 antibiotik
termasuk
menit sebelum ulangan
graft/
insisi intravena
prostesis,
drip selama 15
aorta
menit
abdominal
5 Amputasi Ia/A Sefazolin 2 Tidak ada
ekstremitas gram pemberian
diberikan 30-60 antibiotik
bawah
menit sebelum ulangan
akibat
insisi intravena
iskemia
drip selama 15
menit
Mammae
6 Tumor jinak Ia/A Tanpa
antibiotik
profilaksis
7 Tumor ganas Ia/A Sefazolin 2 Pengulangan
gram pemberian
diberikan 30-60 antibiotik
menit sebelum profilaksis,
insisi intravena jika lama
drip selama 15 operasi > 3
menit jam atau
volume
perdarahan
>1,5 L (untuk
dewasa) atau
15 mL/kgBB
(untuk anak).
Maksimal
lama
pemberian
antibiotik
profilaksis 24
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
jam
setelah
pemberia
n
pertama.
*pemakaia
n drain
bukan
indikasi
pemanjang
an
pemberian
antibiotik
8 Rekonstruksi, IIa/B Sefazolin 2
gram
Re-shaping
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
Saluran cerna
9 Esofageal, Ia/A Sefazolin 2
gastroduodenal, gram

usus halus, diberikan 30-60

apendiks menit sebelum


insisi intravena
drip selama 15
menit
10 Kolorektal Ia/A Sefazolin 2
gram
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit

Kombina
si dengan
Metronidazol
i.v.
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
500 mg
11 Saluran bilier Ia/A Sefazolin 2
gram
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
12 Bedah Ia/A Sefazolin 2 Jika
gram
minimal dilakukan
diberikan 30-60
invasif – tindakan
menit sebelum
Bedah reseksi kolon,
insisi intravena
laparoskopi ditambahkan
drip selama 15
Metronidazol
menit
500 mg (i.v.)
13 Laparoskopi Ia/A Tanpa

Diagnostik antibiotik
profilaksis
14 Splenektomi Ia/A Tanpa Antibiotik terapi
antibiotik diberikan pada
profilaksis pasien dengan
kondisi
imunokomproma
is
pascasplenekto
mi
15 Hernia Ia/B Sefazolin 2 Tanpa mesh,
gram
(menggunakan tidak
diberikan 30-60
mesh) memerlukan
menit sebelum
antibiotik
insisi intravena
drip selama 15
menit
Genitourinarius
16 Sistoskopi Ia/A Sefazolin 2
gram
dengan/tan
diberikan 30-
pa
60 menit
manipulasi
atau sebelum
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
instrumentasi insisi
saluran bagian intravena
atas drip selama
15
menit
17 Bedah Ia/A Sefazolin 2
gram
laparoskopi
diberikan 30-
60 menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15
menit
18 Sterilisasi (laki- Ia/A Tanpa
antibiotik
laki)
profilaksis
19 Laparoskopi Ia/A Tanpa Khusus untuk
Diagnostik antibiotik tindakan
profilaksis hidrotubasi
Diberikan
antibiotik
profilaksis
20 Pemasang Ia/A Tanpa
an antibiotik
Central profilaksis
Line
Catheter
21 Pemasangan Ia/A Sefazolin 2
gram
kateter
diberikan 30-
dialisis
60
peritoneal
menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15 menit

22 Hipospadia Ia/B Sefazolin 2 Pemberian


gram
repair Antibiotik
diberikan 30-
lanjutan per-
60 menit
oral sampai
sebelum
kateter
insisi
dilepas
intravena
drip selama
15 menit
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
23 Transurethral Ia/A Sefazolin 2
gram
resection of the
diberikan 30-
prostate (TUR)
60 menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15 menit
24 Percutaneous Ia/B Sefazolin 2
gram
nephrolithoto
diberikan 30-
my
60 menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15 menit
25 Shockwave Ia/A Sefazolin 2
gram
lithotripsy
diberikan 30-
60 menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15
menit
26 Endoscopy Ia/B Sefazolin 2
gram
stoneremoval
diberikan 30-
60
menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15 menit

27 Sistektomi III/C Sefazolin 2


gram
radikal
diberikan 30-
60 menit
sebelum
insisi
intravena
drip selama
15
menit
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
Obstetri – Ginekologi
28 Histerektomi, Ia/A Sefazolin 2
gram
abdominal,
diberikan 30-60
vaginal, atau
menit sebelum
laparoskopi
insisi intravena
drip selama 15
menit
29 Laparoskopi Ia/A Tanpa
diagnostik antibiotik
dan profilaksis
sterilisasi
(MOW)
30 Bedah Caesar Ia/A Sefazolin 2
gram
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
31 Kuretase Ia/A Sefazolin 2
gram
abortus
diberikan 30-60
induksi
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
32 Kuretase Ia/A Tanpa
abortus antibiotik
spontan profilaksis
33 Repair Ia/A Sefazolin 2
gram
fistula,
diberikan 30-60
rekonstruks
menit sebelum
i neovagina
insisi intravena
drip selama 15
menit

34  Persalinan per Ia/A Tanpa


antibiotik
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
vagina profilaksis
(spontan,
ekstraksi
cunam,
ekstraksi
vakum)
 Penjaitan
rupture
perinei
tingkat I-II
35 Ruptur IV/D Sefazolin 2
gram
perineum
diberikan 30-60
tingkat III –
menit sebelum
IV
insisi intravena
drip selama 15
menit
Kepala dan leher
36 Insisi melalui Ia/A Sefazolin 2
gram
mukosa mulut
diberikan 30-60
dan faring
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
37 Struma Ia/A Tanpa
antibiotik
profilaksis
38 Fraktur Ia/A Sefazolin 2
gram
mandibu
diberikan 30-60
la
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
39 Tonsilektomi, Ia/A Tanpa
antibiotik
adenoidektomi
profilaksis
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
40 Penjahitan Ia/A Tanpa
luka primer antibiotik
pada profilaksis
wajah
41 Operasi III/C Sefazolin Risiko
bibir dosisanak: komplikasi
sumbing 30 mg/kgBB akan lebih
merugikan
Bedah Syaraf
42  Kraniotomi Ia/A Sefazolin 2
gram
 Bedah
diberikan 30-60
sumsu
menit sebelum
m
insisi intravena
tulang
drip selama 15
belakan
menit
g
(medull
a
spinalis)
43 Shunting Ia/A Sefazolin 2
gram
cairan
diberikan 30-60
serebrospinal
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
Ortopedi
44 Prostesis sendi IIa/B Sefazolin 2
gram
diberikan 30-60
menit sebelum
insisi intravena
drip selama 15
menit
45 Implantasi Ib/A Sefazolin 2
gram
dengan alat
diberikan 30-60
fiksasi
menit sebelum
internal
insisi intravena
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
drip selama 15
menit
46 Patah tulang Ia/A Sefazolin 2
gram
terbuka
diberikan 30-60
(pemasangan
menit sebelum
implan)
insisi intravena
drip selama 15
menit
47 Patah tulang Ia/A Sefazolin 2
gram
tertutup
diberikan 30-60
(pemasangan
menit sebelum
implan)
insisi intravena
drip selama 15
menit

Mata
48 Operasi Ia/A Peribedah:
intraokular:
Levofloksasin
ekstraksi
0,5% tetes
katarak,
mata,
vitrektomi,
diberikan 0,1
trabekulektomi ml
intrakameral
(intraoperatif)

Pascabe
d ah:
Tetes mata
Levofloksasin
0,5% tiap 1-2
jam dalam
1 hari
pascabeda
h, dilanjutkan
6
TINGKAT
No JENIS ANTIBIOTIK PERHATIAN
PEMBUKTIA
OPERASI /
N/
KETERANG
REKOMENDA
SI AN
kali per
hari
selama 1-
2
minggu
49 Operasi Ib/A Sefazolin 2
kelopak mata gram

(repair kelopak diberikan 30-60

mata/ektropion menit sebelum

/ entropion), insisi intravena

operasi orbita drip selama 15

(external menit

dacryocystorhi
nostomy,
enukleasi,
eviserasi,
eksenterasi,
orbitotomilatera
l
dan
strabismus
50 Operasi Ib/A Tanpa jika terjadi lesi
pterigiu antibiotik kornea,
m profilaksis
pascabedah
diperlukan
pemberian
antibiotik
topikal

levofloksasin

0,5% tetes mata,

1 tetes setiap 3
jam selama 7
hari
A. Level of Evidence
Tabel 10. Tingkat Pembuktian (Statements of Evidence)

LEVE EVIDENC
L ES
Ia Fakta diperoleh dari meta-analisis (meta-analysis) atau
telaahsistematik (systematic review) terhadap uji klinik
acak berpembanding (randomized control trial)

Ib Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji


klinik acak berpembanding.

IIa Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi


berpembanding, tanpa acak, yang dirancang dengan
baik.
IIb Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi
kuasi- eksperimental yang dirancang dengan baik.

III Fakta diperoleh dari studi observasi yang


dirancang dengan baik misalnya studi kohort,
kasus-kontrol, dan
potong lintang.
IV Fakta yang diperoleh dari laporan kasus dan opini
komite
ahli dan/atau pengalaman klinik dari klinisi yang
diakui kepakarannya (pendapat ahli)

Tabel 11. Rekomendasi Penggunaan berdasarkan Tingkat Pembuktian

REKOMENDA
SI
A – high recommendation Sangat direkomedasikan
(sangat direkomendasikan) berdasarkan bukti tingkat Ia
dan Ib
B - moderate Direkomendasikan berdasarkan
recommendation bukti tingkat IIa dan IIb.
(direkomendasikan)
C – low recommendation Tidak direkomendasikan
(tidak direkomendasikan) berdasarkan bukti tingkat III.

D- very low Tidak direkomendasikan


recommendation berdasarkan bukti tingkat IV.
(tidak direkomendasikan)

B. Penggunaan Antibiotik Terapeutik

Penggunaan antibiotik terapeutik dibedakan atas terapi empiris


dan definitif. Terapi antibiotik empiris adalah pemberian antibiotik
pada penyakit infeksi bakteri yang belum diketahui penyebabnya.
Terapi antibiotik definitif adalah pemberian antibiotik yang dipilih
berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Pada Tabel 12. mencantumkan pengelompokan diagnosis klinis,
bakteri penyebab tersering, dan pilihan jenis antibiotik serta rejimen
dosis masing- masing antibiotik. Pilihan pertama adalah antibiotik
yang paling efektif untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.
Ketika pilihan pertama tidak dapat diberikan dengan alasan tertentu
misalnya bila ada riwayat alergi, terjadi reaksi efek samping obat, ada
kontraindikasi, jika klinis tidak membaik sementara hasil kultur
belum ada, atau obat tidak tersedia, maka digunakan pilihan
berikutnya.

Tabel 12. Diagnosis Klinis Infeksi dan Pilihan Antibiotik Terapi Empiris

BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
AN
NG
INFEKSI TROPIK
1 Riketsiosis Rickettsia Pilihan 1:
typhi Doksisiklin oral Lama
pemberian:
100–200 mg 5-10 hari
setiap
12 jam
Doksisiklin
Pada anak: hanya boleh
Doksisiklin oral 5 diberikan pada
anak usia lebih
dari 8 tahun
mg/kgBB setiap
12
jam
Pilihan 2:
Siprofloksasin
oral
500 mg setiap 12
jam
atau
Siprofloksasin i.v.
400 mg setiap 12
jam

Pada anak:
Kloramfenikol oral
25 mg/kgBB
atau

i.v. setiap 6 jam


2 Demam Salmonella Pilihan 1:
Tifoid Lama
typhi Kloramfenikol oral
pengobatan:
sampai dengan
5
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Salmonella 500 mg setiap 6 hari bebas
demam,
paratyphi A, jam
maksimal 14
B,
hari
C
Pada anak: Perhatian untuk
Kloramfenikol oral kloramfenikol:
25 mg/kgBB, waspada efek
setiap 6 jam samping
(maksimal 2 kloramfenikol:
gram/hari) supresi sumsum
atau tulang.
Kotrimoksazol oral
4 mg Penggunaan >7
(trimetoprim)/kgB hari harus
B diikuti
setiap 12 jam dengan
atau pemeriksaan
Amoksisilin oral morfologi
sediaan
15-30 mg/kgBB apus darah tepi.
setiap 8 jam

Pilihan 2: Tidak
dianjurkan
Siprofloksasin untuk pasien
oral 500 mg dengan jumlah
leukosit
atau i.v. <2000/Ul.
400 mg setiap 12
jam

Pada anak:
Ampisilin i.v. 50-
75
mg/kgBB setiap
6
jam
Pilihan 3:

Seftriakson i.v. 1
gram setiap 12
jam
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
atau (i.v.) 2
gramsetiap 24
jam.

Pada anak:
Seftriakson i.v.
25- 50mg/kgBB
setiap 12 jam
3 Antraks Bacillus Pilihan 1:
kulit, anthraci Doksisiklin oral
Antraks s 100–200 mg
paru, setiap
Antraks 12 jam
usus
Pilihan 2:
Amoksisilin
oral 500 mg
setiap 8 jam

Pilihan 3:
Siprofloksasin
oral 500 mg
setiap 12 jam

atau
Siprofloksasin
i.v. 400 mg
setiap 12
jam
4 Leptospirosis
Leptospirosis Leptospira Pilihan 1:
Lama
ringan spp. Doksisiklin
pengobatan: 10
oral 100 mg
hari, kecuali
setiap 12 jam
untuk
Pada anak: seftriakson 7
Doksisiklin 5 hari
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
mg/kgBB setiap
12 jam
Pilihan 2:
Amoksisilin
oral 500 mg
setiap 8 jam

Pada anak:
Amoksisilin
oral 15-30
mg/kgBB
setiap 8 jam
Leptospiros Leptospira Pilihan 1:
is berat spp. Penisilin G 1,2
(Weil’s juta IU i.v.
disease) setiap 6 jam
atau
Prokain penisilin
1,5 juta IU
i.m. setiap 6-8
jam

Pada anak:
Penisilin G
25.000-
50.000 IU/kgBB
i.v. setiap 6 jam
atau Prokain
penisilin
50.000 IU/kgBB
i.m. setiap 12-
24 jam

Pilihan 2:
Seftriakson i.v.
1-2 gram, setiap
24 jam

Pada anak:
Seftriakson i.v.
25-
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
50 mg/kgBB
setiap
12 jam
5 Tetanus Clostridium Pilihan 1:
tetani Penisilin G 1,2
juta IU i.v.
setiap 6 jam
atau
Prokain
penisilin 1,5
juta IU i.m.
setiap 6-8 jam
atau
Metronidazol
i.v. 500 mg
setiap 8 jam

Pada anak:
Penisilin G
25.000-
50.000 IU/kgBB
i.v. setiap 6 jam
atau Prokain
penisilin
50.000 IU/kgBB
i.m. setiap 12-
24 jam
atau
Loading dose 1
kali Dosis
metronidazol
i.v. 15
mg/kgBB,
dilanjutkan
dengan
7,5mg/kgBB
setiap
8 jam

INFEKSI SALURAN NAPAS


6 Pneumonia komunitas
Pneumoni Streptococcus Pilihan 1
a pneumoniae, Amoksisilin oral Lama
komunita Klebsiella 500 mg setiap 8 pemberian: 5-7
s hari
(rawat jalan)
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
pneumoniae, jam
Mycoplasma atau
pneumoniae, Sefadroksil
Haemophilus oral 500 mg
influenzae, setiap12 jam
Chlamydophil
Pilihan 2
apneumoniae
Ko-amoksiklav
oral 625 mg
setiap 8 jam

Pilihan 3
Klaritromisin
Lama
oral 500 mg
pemberian
setiap 12 jam
azitromisin 3
atau hari
Azitromisin oral
500 mg setiap
24 jam

Pada anak:
Amoksisilin
oral 40-50
mg/kgBB
setiap 12
jam Bila
dicurigai
pneumonia
atipikal(usia >5
tahun),
pilihannya:
Eritromisin oral
10mg/kgBB
setiap 6 jam
atau
Klaritromisin oral
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
7.5 mg/kgBB,
setiap 12 jam
Pneumoni Streptococcus Pilihan 1 Lama
a pneumoniae, Levofloksasin pemberian:
komunitas Mycoplasma i.v. 750 mg Pilihan 1: 3-5
(rawat pneumoniae, setiap 24 jam hari
inap non Haemophilus
Pilihan 2
ICU) influenzae,
Sefotaksim i.v. Lama
Chlamydophil
1 gram setiap 8 pemberian:
a
jam Kombinasi Pilihan 2: 5-7
pneumoniae,
dengan hari
Klebsiella
Klaritromisin
pneumoniae
oral 250 mg * Loading
Legionella
setiap 12 jam dose
spp.
Gentamisin
Pilihan 3 8 mg/kgBB
Ampisilin dilanjutkan
sulbaktam i.v. dengan 6
1.5 gram setiap mg/kgBB
6 jam Kombinasi Dosis
dengan maksimum 500
Azitromisin i.v. mg
500 mg setiap 24
jam Pada anak:
Ampisillin i.v.
50
mg/kgBB
setiap 6 jam
Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
6 - 8 mg/kgBB
atau
i.m. setiap 24
jam*
Pneumonia Streptococcus Pilihan 1
komunitas pneumoniae, (kombinasi)
tanpa faktor Klebsiella Sefotaksim
risiko infeksi pneumoniae, i.v. 1
gram setiap 8
jam
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Pseudomon Staphylococc atau
as (rawat usaureus, Seftriakson i.v. 1
inap ICU) Legionella gram setiap 12
spp, Basil jam atau
Gram- Ampisilin
negatif, sulbaktam i.v.
Haemophilu 1.5 gram setiap
s Influenzae 6 jam

Kombinasi
dengan
Klaritromisin
oral 250 mg
setiap 12 jam
atau
Azitromisin oral
500 mg setiap
24 jam
Pilihan 2
(kombinasi)
Sefotaksim i.v.
1 gram setiap 8
jam atau
Seftriakson i.v.
1 gram setiap
12 jam atau
Ampisilin
sulbaktam i.v.
1.5 gram setiap
6 jam
Kombinasi
dengan
Levofloksasin
i.v. 750 mg
setiap 24 jam
atau
Moksifloksasin
i.v. 400 mg
setiap 24
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
jam *Loading
dose
Pada anak: Gentamisin
Ampisilin- 8 mg/kgBB
sulbaktam i.v. dilanjutkan
50 dengan 6
mg/kgBB mg/kgBB
setiap 6 jam Dosis
(dosis maksimum 500
Ampisilin) mg

atau
Seftriakson i.v.
50
mg/kgBB setiap
12 jam
Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
6 - 8 mg/kgBB
atau
i.m. setiap 24
jam*
Pneumonia Streptococcu Pilihan 1 Lama
komunitas s Seftazidim i.v. 1 pemberian: 7-
dengan pneumonia gram setiap 8 10 hari
faktor risiko e, jam
*Faktor
infeksi Klebsiella
Kombinasi risiko
Pseudomona pneumonia
dengan
Pseudomona
s* (Rawat e
Levofloksasin
saeruginosa
inap ICU) Staphylococ
i.v. 750 mg
Pola bakteri
cus
setiap 24 jam
lokal
aureus,
menunjukkan
Legionella Pilihan 2
penyebab
spp Basil Seftazidim i.v.
tersering
Gram- 1 gram setiap 8
Pseudomonas
negatif jam
aeruginosa
Haemophilu
Kombinasi Bronkiektasis:
s influenzae
dengan
Pengobatan
Gentamisin i.v.
kortikosteroid
240 mg setiap
>10
24 jam
mg/hari
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
dan Pengobatan
Klaritromisin antibiotik
oral 500 mg spektrum luas
setiap 12 jam > 7 hari dalam
30
hari terakhir
7 Hospital-acquired pneumonia (HAP)
Hospital- Klebsiella Levofloksasin i.v. Tanpa risiko
acquired pneumoniae, 750 mg setiap 24 mortalitas
pneumonia Eschericia jam tinggi
(HAP) tanpa coli,
Lama
risiko Acinetobacte
pemberian: 7-
mortalitas r spp,
10 hari
tinggi Pseudomona
s
aeruginosa
Hospital- Levofloksasin i.v. Risiko
acquired 750 mg setiap 24 mortalitas atau
pneumonia jam riwayat
(HAP) atau penggunaan
dengan Amikasin i.v. antibiotik (i.v.)
750-
risiko dalam 90 hari
1000 mg setiap
mortalitas terakhir
24 jam
tinggi
Lama
Pada anak:
pemberian: 7-
Ampisilin-
14 hari
sulbaktam i.v.
50
mg/kgBB
setiap 6 jam
(dosis
Ampisilin)
atau
Seftriakson i.v 50 * Loading
mg/kgBB tiap dose
12 jam Gentamisin
8 mg/kgBB
dilanjutkan
Kombinasi
dengan
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Gentamisin i.v. dengan dosis
6-8
6 mg/kgBB.
mg/kgBB atau
i.m. setiap 24
jam*
8 Ventilato Acinetobact Sefoperazon- Bakteri Gram-
r- er sulbaktam i.v. 1 negatif dengan
associat baumannii, gram setiap 12 risiko
ed Pseudomon jam atau antipseudomona
pneumon as Levofloksasin i.v. s
ia (VAP) aeruginosa, 750 mg setiap 24
Lama
Klebsiella jam
pemberian: 7-
pneumonia atau
14 hari
Amikasin i.v.
750-
1000 mg setiap
24 jam

Pada anak:
Seftazidim i.v.
25-
50 mg/kgBB
setiap
8 jam
atau
Sefoperazon- *Loading dose
sulbaktam i.v. 20 Gentamisin 8
mg/kgBB setiap mg dilanjutkan
8 jam dengan dosis
Kombinasi 6 mg
dengan
Gentamisin i.v.
6 - 8 mg/kgBB
atau i.m.
setiap 24
jam*
INFEKSI SALURAN KEMIH
9 Sistitis Escherich Pilihan 1:
Lama
iacoli, Kotrimoksazol oral
pemberian: 5
Klebsiella 960 mg setiap 12
hari
pneumoniae jam
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Enterococcus
faecalis. Pilihan 2:
Siprofloksasin
oral 500 mg
setiap 12 jam
10 Dysuria- Staphylococc Pilihan 1: Lama
Pyuria us Doksisiklin pemberian: 10
Syndrome saprophyticu oral 100 mg hari
(Acute s, Chlamydia setiap 12 jam
Urethral trachomatis, Pilihan 2:
Syndrome) Escherichia Siprofloksasin oral Lama
coli. 500 mg setiap 12 pemberian: 7
jam hari

11 Pielonefrit Escherichia Pilihan 1: Lama


is akut coli, Siprofloksasin pemberian: 7
Staphylococc oral 500 mg hari
usspp. setiap 12 jam
Klebsiella atau
pneumoniae Siprofloksasin
i.v. 400 mg
setiap 12 jam

Pada anak:
Sefotaksim i.v.
Dosis Neonatus:
50 mg/kg
BB/hari dalam
2-4 kali
pemberian
Lama
Dosis Anak:
pemberian: 7
25-50 mg/kgBB
hari
setiap 8-12 jam

Pilihan 2:
Seftriakson i.v. 2
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
gram setiap 24 * Loading
jam
dose
Gentamisin
8 mg/kgBB
Pada anak:
dilanjutkan
Gentamisin i.v.
dengan dosis
6-8 mg/kgBB
6 mg/kgBB.
atau i.m. setiap
24 jam*
12 Urosepsis/ Escherichia Pilihan 1:
Lama
complicate coli, Ampisilin
pemberian: 7-
d Enterobacteri sulbaktam i.v.
14 hari
pyelonephr aceae, 1.5 gram setiap
i tis Enterococcu 6 jam
s faecalis,
Pilihan 2:
Group B
Seftriakson i.v. 2
Streptococcu
gram setiap 24
s
jam

Pilihan 3:
Levofloksasin i.v.
500 mg setiap 24
jam
13 CAUTI Escherichi Pilihan 1: Evaluasi
(cathether- a coli, Siprofloksasin penggunaa
associated Pseudomon i.v. 400 mg nkateter
urinary as setiap 12 jam urin
tract aeruginosa (ganti/lepa
Pilihan 2:
infection) Enterococcu s)
Amikasin i.v.
s faecalis
750 mg setiap
Klebsiella
24 jam
pneumonia
e
Dosis pada
anak: Amikasin
15 mg/kgBB)
setiap 24 jam
14 Endokarditis Staphylococcu Pilihan 1:
s
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
bakterialis aureus, Ampisilin- Lama
Staphylococc sulbaktam i.v. pemberian: 4-6
us 1,5 gram setiap minggu.
epidermidis, 6 jam Setelah ada
HACEK Kombinasi hasil
(Haemophilu dengan pemeriksaan
s, Gentamisin i.v. mikrobiologi,
Actinobacillu 4-6 antibiotik
s, mg/kgBB setiap diberikan
Cardiobacter 24 jam sesuai dengan
iu m, hasil kultur.
Pada anak:
Eikenella,
Ampisilin-
dan
sulbaktam i.v
Kingella),
25-
Streptococcu
50 mg/kgBB
s viridans
setiap
6 jam
Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
4 mg/kgBB
setiap 24 jam

Pilihan 2:
Seftriakson i.v.
2 gram setiap 24
jam Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
4-6 mg/kgBB
setiap 24 jam

Pada anak:
Seftriakson 50
mg/kgBB setiap
12 jam.

Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v. 4
mg/kgBB setiap
24
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
jam
15 Aneurisma Staphylococc Pilihan 1:
yang usaureus, Ampisilin-
terinfeksi Staphylococc sulbaktam i.v.
dan us 1,5 gram setiap
prostetik epidermidis, 6 jam
intravaskule Enterobacteri Kombinasi
r aceae, dengan
MRSA Gentamisin i.v.
120 mg setiap 24
jam

Pada anak:
Ampisilin-
sulbaktam i.v.
75 mg/kgBB
(setara
ampisilin 50
mg/kgBB)
setiap 6 jam

Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
6-8 kg/BB atau
i.m. setiap 24
jam*

Pilihan 2:
Seftriakson i.v. 2
gram setiap 24
jam Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
120 mg setiap 24
jam Pada anak:
Seftriakson i.v.
25-
50 mg/kgBB
setiap
12 jam
Kombinasi
dengan
Gentamisin i.v.
6-8
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
mg/kgBB atau
i.m. setiap 24 jam

INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT


16 Meningitis Neisseria Pilihan 1:
bakterial meningitidis, Seftriakson i.v. 2
Haemophilus gram setiap 12
influenzae, jam atau
Streptococcus Sefotaksim i.v.
pneumoniae 2 gram setiap 6
jam

Pilihan 2:
Kloramfenikol
i.v. 500 mg
setiap 6 jam
Kombinasi
dengan/tanpa
Ampisilin i.v 1
gram setiap 6
jam Pada anak:
Seftriakson i.v.
50
mg/kgBB setiap
12
jam
Haemophil Pilihan 1:
Seftriakson i.v. Lama
us
2 gram setiap 12
pemberian: 7-
influenzae jam
10 hari
atau
Sefotaksim i.v
2 gram setiap 6
jam

Pilihan 2:
Sefepim i.v. 2
gramsetiap 8
jam
Atau
Kloramfenikol i.v.
500 mg
setiap 6 jam
Streptococcus Pilihan
1:
Penicilli
n
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
pneumoniae sensitive

Benzylpenisili
n 4MU i.v.
setiap 4 jam

Pilihan 2:
Penicillin
resisten
Seftriakson i.v.
2 gram setiap 12
jam atau
Sefotaksim i.v.
2 gram setiap 6
jam

Pilihan 3
Sefepim i.v. 2
gramsetiap 8 *Mengikuti
jam*
aturan
Sefalosporin penggunaan
resisten:
antibiotik
Rifampisin oral
600 mg setiap 12 kelompok
jam
reserve
Kombinasi
dengan
Seftriakson i.v. 2
gram setiap 12
jam atau
Sefotaksim i.v. 2
gram setiap 6
jam
Neisseria Pilihan 1:
Benzylpenisilin Lama
meningitidis
i.v. 4MU setiap
pemberian: 5-7
4 jam atau
Seftriakson i.v. 2 hari
gram setiap 12
jam atau
Sefotaksim i.v.
2 gram setiap 6
jam

Pilihan 2:
Kloramfenikol i.v.
500 mg setiap 6
jam
Listeria Ampisilin i.v. 2 Lama
gram setiap 4
monocytogene pemberian: 21
jam atau
s (Listeriasis) Benzilpenisilin hari
i.v. 4MU setiap
4 jam
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Kombinasi
dengan/tanpa:
Gentamisin 5-
8mg/kg/har
i/ setiap 24
jam
17 Abses Otak Staphylococc Pilihan 1:
Upaya pertama:
Empiema usaureus, Seftriakson i.v.
tindakan
Subdural Enterobacter, 2 gram setiap 12
bedah. Bila
Pseudomona jam atau
respons klinik
s aeruginosa Sefotaksim i.v.
2 gram setiap 6 membaik dalam
jam
waktu 2
Pilihan 2: minggu,
Sefepim i.v. 2 antibiotik
gram setiap 8 jam
dilanjutkan 4–6
Kombinasi
dengan minggu (pada
Metronidazol abses yang
i.v. 500 mg dilakukan
setiap 8 jam tindakan
Jika sumber operatif), 6-8
infeksididuga minggu pada
berasal darigigi abses yang
dan mulut, tidak dilakukan
sinus tindakan
paranasal, operatif.
telinga tengah.
Pascatraum Seftriakson i.v. 2
akepala gram setiap 12
(trauma jam atau
tembus) Sefotaksim i.v.
dan trauma 2 gram setiap 6
basis jam
cranii
18 Abses Otak Staphylococc Seftriakson i.v. Lama
50
pada anak usaureus, pemberian: 4-6
mg/kgBB setiap
Streptococcu minggu
12 jam
s Perlu
Kombinasi
pneumoniae, dipertimbangka
dengan
Haemophilus ntindakan
Metronidazol i.v.
influenzae bedah
15 mg/kgBB
dosis
awal, dilanjutkan
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
dengan 7,5
mg/kgBB
setiap 8 jam
19 Empiema Streptococcu Seftriakson i.v. 2 Lama
subdural s, bakteri gram setiap 12 pemberian: 3-4
anaerob, jam Kombinasi minggu
Haemophilu dengan Perlu
s Metronidazol 500 dipertimbangka
influenzae mg i.v. setiap 8 n
jam
tindakan bedah
INFEKSI INTRA-ABDOMINAL
20 Infeksi Escherichia Pilihan 1: Perlu
kandung coli, Siprofloksasin dipertimbangka
empedu Enterococcu i.v. 400 mg n
(Kolesistiti s, setiap 12 jam kolesistektomi.
s) Klebsiella,
Proteus, Pilihan 2:
Clostridium Sefotaksim i.v.
1 gram setiap 8
jam
21 Kolangitis Escherichia Pilihan 1:
Dipertimbangka
(ascending) coli, Ampisilin-
sulbaktam n
Enterococcu
i.v. 3 gram kolesistektomi
s,
setiap 6 jam dan drainase
Klebsiella,
Proteus,
Pilihan 2: Lama
Clostridium
Siprofloksasin i.v. pemberian: 7
400 mg setiap 12 hari
jam

Pilihan 1 atau
pilihan 2
kombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500 mg setiap 8
jam
22 Peritonitis, Enterobacteria Pilihan 1:
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Pelviperitoni ceae, Ampisilin Dilakukan
tis Bacteroid sulbaktam 1,5- tindak bedah
esfragilis, 3 gram setiap 6
Escherichi jam Pilihan 2:
acoli Siprofloksasin
i.v. 400 mg
Lama
setiap 12 jam
pemberian: 7
hari
Pilihan 1 atau
pilihan 2
dikombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500 mg setiap 8
jam

Pada peritonitis
terkait HAIs
dapat
digunakan
Amikasin i.v.
750–
1000 mg setiap
24
jam
23 Perforasi Enterobacteri Pilihan 1: Sebagai terapi
saluran aceae, Ampisilin- empiris yang
cerna Bacteroides sulbaktam i.v. 3 segera diikuti
fragilis, gram setiap 6 dengan
Escherichia jam tindakan
coli bedah.
dan
Gentamisin i.v. 5 Lama
mg/kgBB atau pemberian: 5
i.v. 240 mg hari
sebagai dosis
Apabila area
muatan,
perforasi
selanjutnya i.v. 2
berada di
mg/kgBB setiap
saluran cerna
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
24 jam bagian
bawah, perlu
penambaha
n
metronidazo
l dengan
dosis
standar.
Metronidazol i.v
500 mg
setiap 8 jam
24 Abses Hati Enterococcu Pilihan 1:
Sebagai
s, Ampisilin i.v. 1
terapi
Dientamoeb gram setiap 6
empiris
afragilis. jam Gentamisin
yang segera
Entamoeba i.v. 4-6
diikuti
histolytica mg/kgBB setiap
tindakan
24 jam
drainase.
kombinasi
dengan
Metronidazol Lama
pemberian: 7–
i.v. 500 mg
setiap 8 jam 10 hari

Pada anak:
Kombinasi
ampisilin,
gentamisin dan
metronidazol
pada dosis
standar.

Pilihan 2:
Sefoperazon +
sulbaktam i.v. 1
gram setiap 12
jam

kombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500 mg setiap 8
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
jam
25 Pankreatiti Enterobacteri Pilihan 1:
acea Lama
s Ampisilin
Bacteroid
pemberian: 10-
bakterial/ab es sulbaktam i.v.
fragilis. 14 hari
ses 2 gram setiap 6
pankreas jam Pilihan 2:
Pertimbangkan
Sefoperazon-
drainase
Sulbaktam i.v.
1
gram setiap 8
jam
26 Disentri Shigella spp. Pilihan 1: Lama
Basiler Kotrimoksazol pemberian: 5
oral 960 mg hari
setiap 12 jam
Lama
Pilihan 2: pemberian: 3
Siprofloksasin oral hari
500 mg setiap 12
jam

Campylobact Doksisiklin oral Lama


erjejuni 100 mg setiap pemberian: 10
12 hari
jam
27 Disentri Entamoeb Metronidazol Lama
Amuba a oral 500 mg pemberian: 7-
histolytic (Anak:10 10 hari
a,Giardia mg/kgBB) atau
lamblia. i.v.
setiap 8 jam
28 Kolera Vibrio Pilihan 1:
Terapi utama
cholera Kotrimoksazol
adalah
e oral 960 mg
rehidrasi:
setiap 12 jam
1. parenteral
Atau Tetrasiklin
dengan
oral 500 mg
larutan
setiap 6
kristaloid.
jam Untuk anak
2. oral
>8
dengan
tahun: 12,5-25
oralit
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
mg/kgBB setiap Lama
6 jam atau pemberian
Doksisiklin 300 antibiotik: 3-5
mg dosis tunggal hari
Tetrasiklin
Pilihan 2:
dapat
Siprofloksasin 1
menimbulkan
gram setiap 24
pewarnaan
jamselama 3
gigi, tidak
hari
untuk anak di
atau
bawah usia 8
Eritromisin oral
tahun
10
mg/kgBB
Siprofloksasin
setiap 6 jam
tidak
dianjurkan
untuk anak di
bawah 12
tahun
29 Colitis Clostridium Metronidazol Hentikan
pseudomembr difficile oral 500 mg penggunaan
anosa setiap 8 jam. antibiotik yang
diduga penyebab
Dosis anak:
kolitis
10 mg/kgBB
pseudomembran
setiap
osa. Berikan
8 jam selama 7
hari secara
i.v. bila tidak
bisa
diberikan per
oral.
INFEKSI TULANG, SENDI, DAN OTOT
30 Artritis Staphylococc Pilihan 1: Lama
Septik usaureus, Ampisilin i.v. 1 pemberian: 14-
Akut Streptococcu gram setiap 6 21 hari
s spp. jam Berikan secara
i.v. bila tidak
Pilihan 2:
bisa diberikan
Siprofloksasin
per oral.
oral 500 mg
Pertimbangkan
setiap 12 jam
drainase
atau
apabila sudah
Siprofloksasin i.v.
terbentuk abses
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
400 mg setiap 12
jam
31 Prostesis Staphylococc Pilihan 1:
Lama
sendi us Ampisilin i.v. 1
pemberian
terinfeksi epidermidis gram setiap 6
minimal 1
(infected Enterobacteri jam Gentamisin
minggu,
joint aceae 4-6 mg/kgBB
pertimbangka
prosthesis) setiap 24 jam
n untuk
Pilihan 2:
penggantian
Klindamisin
prostesis
oral 300 mg
setiap 8
jam
32 Osteomieliti Staphylococc Pilihan 1: Lama
sakut us Ampisilin- pemberian: 28-
aureu sulbaktam 42 hari
s, i.v.)1,5- 3 g
Enterobacteri setiap 6 jam
a ceae
Pilihan 2:
Levofloksasin
oral 500 mg
setiap 24 jam
atau
levofloksasin
i.v. 750 mg
setiap 24
jam
33 Osteomieliti Sthaphylococ Pilihan 1: Lakukan
s Kronik cus aureus, Ampisilin adequate
(Diabetes Enterobacteri sulbaktam i.v. debridement
mellitus) = aceae, 3 gram setiap 6 atauamputasi.
Diabetic Bacteroides jam atau Kendalikan
foot fragilis. Klindamisin oral gula darah
infections 300-450 mg
setiap
8 jam
Osteomielitis Escherichia kombinasi Lama
dengan pemberian:
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Kronik coli Metronidazol* i.v. 21 hari
(nondiabetic) 1 gram setiap 24 *Metronidazol
jam. diperlukan
bila dicurigai
adanya bakteri
anaerob
34 Selulitis Staphylococc Pilihan 1:
Lakukan
usaureus Kloksasilin 500
mg tindakan bedah.
(Anak: 15
mg/kgBB) (per
oral) setiap 6 jam
atau
amoksisilin
klavulanat oral
625 mg setiap 8
jam Dosis anak:
amoksisilin
klavulanat
(setara dengan
amoksisilin oral
15-25 mg/kgBB
mg) setiap 8 jam

Pilihan 2:
Klindamisin
oral 300-450
mg Anak:
5-10 mg/kgBB)
setiap 6 jam
Selulitis Staphylococc Sefuroksim i.v. Lakukan
berat usaureus 1,5 gram setiap tindakan bedah
disertai 8 jam dan perawatan
infeksi Dilanjutkan luka Jika klinis
sistemik dengan membaik
Sefadroksil oral dilanjutkan
500 mg setiap oral,
12 jam. total lama
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
pemberian: 14–
21 hari
Terapi
definitif
mengikuti
hasil
kultur
Pseudomona Seftazidim 1 gram Infeksi
s
setiap 8 jam Pseudomonas
dapat terjadi
pada pasien
imunokomprom
ai s, dicurigai
bila terdapat
pus hijau, lesi
kehitaman
35 Gas gangren Clostridium Prokain penisilin Lama
perfringens i.m. 900-1,2 pemberian: 7
juta unit (anak hari, lalu
50.000 dievaluasi
IU/kgBB)
setiap 24 jam

atau
ampisilin injeksi
i.v. 1 gram
tiap 6 jam
kombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500-750 mg
(Anak:
25-50 mg/kgBB)
setiap 8 jam
INFEKSI KELAMIN DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL
36 Infeks Neisseria Pilihan 1:
i gonorrhoea Sefiksim oral
genita e 400 mg dosis
l tunggal
gonor kombinasi
dengan
e
Tanpa
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
komplikasi Doksisiklin
oral 100 mg
setiap 12 jam
selama 7 hari

Pilihan 2:
Seftriakson
i.m. 250 mg
dosis tunggal
kombinasi
dengan
Doksisiklin oral
100 mg setiap 12
jam

Pilihan 3:
Sefiksim oral
400 mg (dosis
tunggalatau
Seftriakson
i.m. 250 mg
dosis tunggal
kombinasi
dengan
Azitromisin oral
1 gram dosis
tunggal
37 Infeksi Pilihan 1: Komplikasi
genital Sefiksim oral pada laki-
gonore 400 mg selama laki:
dengan 5 hari prostatitis,
komplika kombinasi epididimitis,
si dengan balanopostiti
Doksisiklin oral s. pada
100 mg setiap wanita:
12 jam bartolinitis,
adneksitis.
Pilihan 2:
Bila ada
Seftriakson i.m.
infeksi
250 mg selama
campuran
3 dengan
Chlamydia
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
hari kombinasi berikan terapi
dengan kombinasi
Doksisiklin oral untuk kedua
100 mg setiap penyebab
12 jam

Pilihan 3:
Sefiksim oral
400 mg selama
5 hari atau
Seftriakson
(i.m.) 250 mg
selama 3 hari

Kombinasi
dengan
Azitromisin oral 1
gram dosis
tunggal
38 Infeksi Chlamydi Pilihan 1:
*Doksisiklin:
genital a Doksisiklin oral
tidak boleh
nonspesifi trachomati 100 mg setiap
diberikan pada
k s 12 jam, selama
ibu hamil, ibu
7 hari Pilihan
menyusui, atau
2: Eritromisin
anak di bawah
oral 500 mg
12 tahun.
setiap 6
jam, selama 7
hari
39 Trikomonia Trichomon Metronidazol oral Pada ibu hamil:
si s as 2 gram dosis Metronidazol
vaginalis. tunggal Atau 500 mg (per
Metronidazol oral) setiap 12
oral 500 mg jam selama
setiap 8 7 hari
jam selama 7
hari

40 Sifilis Treponem Pilihan 1:


a Stadium 1: Cara
pallidum Benzatin penyuntikan
benzil Benzatin benzil
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
penisilin i.m. penisilin i.m.
2,4 juta unit 1,2 juta unit
dosis tunggal gluteus kiri
Atau dan kanan
Prokain
benzil
penisilin
i.m.
600.000 iu
setiap 24 jam
selama 10 hari

Stadium 2:
Benzatin benzil
penisilin i.m.
2,4 juta unit
dosis tunggal,
minggu kesatu
dan kedua
Atau Stadium laten
Prokain benzil dini (1 tahun
penisilin i.m. riwayat kontak)
1,2 juta unit tidak ada gejala
setiap 24 jam tetapi hasil
selama 10 hari pemeriksaan
Stadium laten: laboratorium
 laten dini serologi untuk
terapi sama sifilis positif
dengan Stadium laten
stadium 1 lanjut sama
dan stadium dengan laten
2 dini (> 1 tahun
 laten lanjut
terapi
Benzatin
penisilin G
i.m. 2,4 juta
unit dosis
tunggal, setiap
minggu
selama 3
minggu
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Stadium 3: riwayat kontak)
Benzatin
benzil
penisilin i.m.
2,4 juta unit
dosis tunggal,
setiap minggu
selama 3
minggu

Pilihan 2:
Stadium 1 dan
2, dan laten
dini:
Doksisiklin
oral 100 mg
setiap 12
jam, selama 30
hari

atau
Eritromisin
oral 500 mg
setiap 6
jam selama 30
hari

Stadium 3
disertai
neurosifilis:
 Pilihan
utama:
Aqueous
crystalline
penicillin G
i.v. 18-24
juta unit per
hari,
diberikan
tiap 4 jam,
selama 10- 14
hari
 Pilihan kedua:
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Prokain benzil
penisilin i.m.
2,4 juta unit
setiap 24 jam
selama
10-14 hari
41 Sifilis Aqueous
kongenit crystalline
al penicillin G
50.000
unit/kg/dosis
setiap 12
jam
selama 7 hari
pertama,
kemudian tiap 8
jam selama 10
hari
atau
Prokain
benzil
penisilin
i.m. 50.000
unit/kgBB/hari
selama 10 hari
42 Ulkus mole Haemophil Pilihan 1:
usducreyi Siprofloksasin
500 mg setiap
12 jam selama
3 hari atau
Eritromisin
oral 500 mg
setiap 8 jam
selama 7 hari

Pilihan 2:
Seftriakson
i.m. 250 mg
dosis
tunggal
43 Granuloma Klebsiella Pilihan 1:
Pada ibu hamil:
inguinale granulomatis Doksisiklin oral
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
(Donovanosis) 100 mg setiap eritromisin
12 jam sampai oral 500 mg
lesi sembuh, setiap 6 jam
maksimal 3
minggu

Pilihan 2:
Siprofloksasin
oral 500 mg
setiap 12 jam
sampai lesi
sembuh,
maksimal
3 minggu
44 Vaginosi Banyak Metronidazol
s jenis oral 500 mg
bacteria bakteri setiap 12 jam
l selama 7 hari
atau 2 gram
dosistunggal
atau
Klindamisin
oral 300 mg
setiap 12
jam selama 7
hari
INFEKSI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
45 Ketuban Grup B Pilihan 1:
Lama
pecah dini Streptoccocus Ampisilin i.v. 1
pemberian:
dengan gram setiap 6
sampai terjadi
demam jam
persalinan,
(>37,6 oC)
Pilihan 2: pascasalin
Sefotaksim i.v. 1 dilanjutkan
gram setiap 8 jam dengan
amoksisilin
500 mg tiap 8
jam per
oral. total 5 hari
46 Infeksi Escherichia Seftriakson i.v. 2 Apabila
peripartum coli, gram setiap 24 pemberian
Staphylococc jam antibiotik
us Kombinasi selama
dengan
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
spp., Gentamisin i.v. 3 hari kondisi
Streptococcus 4-6 mg/kgBB klinis tidak
spp. setiap 24 jam membaik,
dan pertimbangkan
Metronidazol tindakan
(i.v.) 500 mg operasi dan
setiap 8 jam source control
47 Tube Escherichia Seftriakson i.v. 2
ovarial coli, gram setiap 24
abses Staphylococc jam Kombinasi
usspp., dengan
Streptococcu Gentamisin i.v.
s spp. 4-6
mg/kgBB setiap
24 jam
dan
Metronidazol
i.v. 500 mg
setiap 8
jam
48 Radang Chlamydi Pilihan 1: Lama
panggul a Doksisiklin pemberian: 14
(pelvic trachomati oral 100 mg hari
inflammat s setiap 12 jam
o ry
Pilihan 2:
disease/PI
Klindamisin
D)
oral 300 mg
setiap 12
jam
Neisseria Seftriakson Lama
gonorrhoea i.m. 250 mg pemberian:
e dosis tunggal Seftriakson 3
Kombinasi hari
dengan Doksisiklin
Doksisiklin oral 10 hari
100 mg setiap 12
jam
INFEKSI TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
49 Tonsilitis Streptococcu Pilihan 1:
Lama
akut s B, Amoksisilin
pemberian 10
bakterial Hemalitikus oral 50-60
hari
(sesuai grup A, mg/kgBB/hari
PNPK Streptococcu terbagi dalam
Penyebab
Tonsilitis) s 2-3 dosis
tonsilitis akut
pneumoniae
yang
atau
,
dimaksud
Eritromisin
Streptococcu
harus benar-
etilsuksinat
s viridian,
benar bakteri.
(EES) oral 40
Streptococcu
Antibiotik
mg/kgBB/perh
s pyogenes
hanya
ariterbagi
diberikan
dalam 2-4
pada pasien
dosis,
yang
Pilihan 2: memenuhi
Sefadroksil oral kriteria
30
Centor (untuk
mg/kgBB setiap
dewasa) dan
24 jam
kriteria
Mc.Isaac
untuk anak:
atau
Demam
Klindamisin
oral 7 mg/kgBB >38oC,
pembengkaka
terbagi dalam 3
n kelenjar
dosis,
getah bening
leher
anterior,
eksudat pada
tonsil,
tidak batuk
50 Rinosinusiti Streptococcu Pilihan 1:
s bakterial s Amoksisilin
akut pneumonia klavulanat oral
e 500/125 mg
Haemophil setiap 8 jam
us selama 5 hari
influenzae
atau
Moraxella
Eritromisin oral
catarrhalis
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
250–500 mg
setiap
6 jam selama 5
hari
atau
Eritromisin oral
500-1000 mg
setiap
12 jam
selama 5 hari

Pilihan 2:
Klaritromisin
oral 500 mg Intravena
setiap 12 jam untuk: kasus
selama 5 hari berat,
atau ancaman
Doksisiklin oral komplikasi,
100 mg setiap atau terjadi
12 komplikasi
jam selama 7-
14 hari
atau
Seftriakson (i.v.)
1 gram setiap 24
jamselama 7-14
hari
51 Rinosinusitis Streptococcus Pilihan 1:
Lama
Bakterial pneumoniae, Amoksisilin
pemberian: 10-
Kronik Haemophilu klavulanat oral
14 hari
s influenzae, 500/125 mg
Moraxella setiap 8 jam
Untuk
catarrhalis, atau
meningkatkan
bakteri Doksisiklin
kepatuhan
anaerob oral oral 100 mg
dapat
setiap 12 jam
diberikan
Pilihan 2:
setiap 12 jam
Klindamisin oral
300 mg setiap 8 Bila tidak ada
jam perbaikan
terapisetelah
14 hari
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
dipertimbangka
n
untuk
tindakan
operatif
52 Difteria Corynebacteri Pilihan 1:
Lama
um Penisilin G i.v.
pemberian: 14
diphtheriae 1,2 juta IU
hari
setiap 6 jam
Harus diikuti
atau
pemberian
Prokain penisilin
antitoksin
i.m. 1,5 juta IU
(ADS)
setiap 6-8 jam

Pada anak:
Penisilin G
i.v. 25.000-
50.000
IU/kgBB setiap 6
jam
atau
Prokain penisilin
i.m. 50.000
IU/kgBB
setiap 12-24
jam
53 Otitis Pseudomon Pilihan 1:
Lakukan
Eksterna as Ofloksasin tetes
pembersihan
Difusa/ aeroginosa telinga 0,3%,
telinga dan
Sirkumskri Staphylococ setiap
jaringan
pta tanpa cus aureus 6 jam
nekrotik(ear
komplikasi
Pilihan 2: toilet).

Siprofoksasin
Dapat
tetestelinga
ditambahka
0.3%
n steroid
topikal.
Pilihan
3: Lama
Polimiksi pemberian:

n,
neomisin,
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
hidrokortison 7 hari
tetes
telinga
54 Otitis Pseudomon Pilihan 1:
Lama
Eksterna as Siprofloksasin
pemberian: 7-
Maligna/ne aeruginosa oral 750 mg
14 hari
crotizing setiap 12 jam
otitis selama 14 hari

Pilihan 2:
Siprofloksasin
i.v. 400 mg
setiap 12 jam

Metronidazol
Pilihan 3: ditambahkan
Seftazidim i.v. 1 bila dicurigai
gram setiap 8 bakteri
jam Kombinasi anaerob
dengan sebagai
Metronidazol i.v. penyebab
500 mg setiap 8
jam
55 Otitis media Streptococcu Pilihan 1 Amoksisilin
akut tanpa s Amoksisilin klavulanat
komplikasi pneumonia oral 25-30 dapat diberikan
, mg/kgBB dalam 2 dosis
Haemophil Setiap 8 jam terbagi setiap
us 12 jam untuk
influenzae, Pilihan 2: meningkatkan
Moraxella Amoksisilin kepatuhan
catarrhalis klavulanat oral pada anak
500/125 mg
setiap 8 jam
Bila alergi
penisilin,
alternatif terapi:
Sefuroksim oral
15
mg/kgBB setiap
12
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
jam
atau
Seftriakson
i.m/i.v. 50
mg/kgBB setiap
24 jam
selama 3 hari
atau
Klindamisin
oral 15-20
mg/kgBB
setiap 12 jam
55 Otitis Media Pseudomona Pilihan 1:
Dikombina
Supuratif s Antibiotik tetes
si dengan
Kronik aeruginosa, telinga golongan
aural toilet:
(OMSK) Escherichia Kuinolon
H202 3%
coli, (Ofloksasin dan
Asam asetat 2%
Staphylococc Siprofloksasin
NaCl 0.9%
us aureus, tetestelinga)
Streptococcu dengan atau
Pilihan 2
s pyogenes, tanpa steroid
diberikan
Proteus topikal selama
selama 10 hari
mirabilis, 10 hari
dalam kondisi
Proteus
Pilihan 2: otorea
vulgaris,
Siprofloksasin persisten
Spesies
oral 500 mg setelah 3
Klebsiella
setiap 12 jam mnggu
Anaerob :
atau pemberian
Bacteroides,
Levofloksasin pilihanpertama
Peptostreptoc
oral 500 mg
occus,
Propionibacter setiap 24 jam

i um atau
Klindamisin
oral 500 mg
setiap 8 jam
atau
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Amokisisilin-
klavulanat oral
500 mg setiap 8
jam
OMSK Pilihan 1:
Seftazidim
refrakter Siprofloksasin
diberikan
i.v 500 mg
hanya pada
setiap 12 jam
infeksi oleh
Pilihan 2: Pseudomonas
Levofloksasin aeruginosa
i.v 500 mg
setiap 24 jam

Pilihan 3:
Seftazidim i.v
500 mg setiap
12 jam
INFEKSI GIGI DAN MULUT
56 Abses Bakteri Pilihan 1:
Lakukan
Periapikal batang Sefadroksil oral
perawatan
periodont Gram- 500 mg setiap
gigi dan oral
al negatif 12 jam
hygiene Pada
Bakteri kombinasi
abses
batang dengan
periapikal
Gram-positif Metronidazol
dilakukan
Bakteri oral 750 mg
anaerob perawatan
setiap 8 jam
saluran akar
Dosis anak:
Lama
Sefadroksil 15-
pemberian: 7–
25
14 harI
mg/kgBB setiap
12 jam
kombinasi
dengan
Metronidazol
10mg/kgBB
setiap
8 jam
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN

Pilihan 2:
Klindamisin
oral 100-450
mg setiap
6 jam
57 Flegmon/ab Bakteri Pilihan 1: Lakukan
se s aerob Ampisilin insisidrainase
submandibul Bakteri sulbaktam i.v. dan source
a anaerob 1,5 gram setiap 6 control
jam Kombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500 mg setiap 8
jam
Pilihan 2:
Seftriakson i.v. 1
gram setiap 12
jam,
Kombinasi
dengan
Metronidazol i.v.
500 mg setiap 8
jam
58 Periodontiti Bakteri Pilihan 1:
Disertai
sagresif - anaerob Sefadroksil oral
perawatan
kronis Kombinasi
periodontal
dengan
lainnya. Lama
Metronidazol oral
pemberian:
500 mg setiap 12
7 hari
jam

Pilihan 2:
Klindamisin oral
59 Acute Spirochaeta. Doksisiklin 100 Disertai
mg
necrotizing Fusobacteriu perawata
setiap 12 jam
ulcerative m, Prevotella n
selama 7 hari
Gingivitis periodont
al
lainnya.
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
(ANUG)
60 Sialodenitis bakteri Sefadroksil oral Lakukan
/ Abses anaerob 500 mg drainase bila
kelenjar bakteri Kombinasi terbentuk
ludah aerob dengan abses
Metronidazol oral
500 mg setiap 8
jam selama 7-10
hari
Demam Neutropenia
61 Demam Staphylococc Pilihan 1:
neutropeni usspp, Seftazidim i.v 2
a pada Pseudomona gram setiap 8
kemoterap s. jamselama 5
i hari

Pilihan 2:
Sefepim i.v. 1
gram setiap 8
jam selama 5
hari
62 Demam Klebsiella Pilihan 1:
neutropeni pneumoniae, Ampisilin-
a pada Acinetobacter, sulbaktam 50-
kemoterap Pseudomonas 100
i anak . mg/kgBB
setiap 6 jam
selama 5 hari

kombinasi
dengan
Gentamisin:
loading dose
8mg/kgBB
dilanjutkan
dengan 6
mg/kgBB
i.v. setiap 24
jamselama 5
hari

Pilihan 2:
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Sefepim 50
mg/kgBB
setiap 8 jam
selama 5 hari
INFEKSI PADA IMMUNOCOMPROMISED/HIV
63 Pneumocystis P. Trimetoprim-
carinii jirovecii sulfametoksazol
pneumonia (carinii) oral 960 mg
(PCP) setiap 6 jam
selama 21 hari

Dosis anak:
Trimetoprim-
sulfametoksazol
(5 mg/kgBB
Trimetoprim) (i.v
atau per oral)
setiap 6 jam
64 Profilaksi P. Trimetoprim- Indikasi:
s PCP jirovecii sulfametoksazol Dewasa/anak di
(carinii) oral 960 mg atas 5 tahun:
setiap 24 jam CD4
(lama pemberian <200/µL
sampai dengan Anak 1-5
CD4 di lebih tahun: CD4
dari 200/µL) <25%
Anak <1 tahun
Dosis anak:
tanpa
Trimetoprim-
memandang
sulfametoksazol
hasil CD4
oraldosis 5
mg/kgBB
(TMP) setiap 24
jam
65 Profilaksis Trimetoprim- Indikasi:
Toksoplasm sulfametoksazol Dewasa/anak di
osis oral 960 mg atas 5 tahun:
setiap 24 jam CD4
<200/µL
Anak di bawah
5
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Dosis anak: tahun: CD4
<25%
Trimetoprim-
Anak <1 tahun
sulfametoksazol
tanpa
oraldosis 5
memandang
mg/kgBB
hasil CD4
(TMP) setiap 24
jam
66 Toksoplasm Toxoplasma Pirimetamin oral Terapi selama
a gondii 200 mg dosis 6-8 minggu
Ensefalitis awal, dilanjutkan hingga respons
dengan 25 mg klinis membaik
setiap 12 jam
Berikan juga
(BB <60 kg) atau
leukovorin i.v
25 mg setiap 8
10 mg setiap
jam (BB >60 kg)
24 jam atau
asam folat oral
kombinasi
2 mg setiap 8
dengan
jam
Klindamisin oral
600 mg setiap 6
jam
INFEKSI PADA NEONATUS
67 Sepsis Staphylococc Ampisilin 50-100 Sepsis
Neonatoru us mg/kg awitandini:
m epidermidis,  setiap 12 <72 jam timbul
Klebsiella jam: gejala sepsis,
pneumoniae umur atauibu
, <7hari chorioamnioniti
Staphylococc  setiap 8 jam: s
u s aureus, umur 7-28
Escherichia hari Evaluasi

coli darah
kombinasi lengkap,
Acinetobact
dengan CRP, kultur
er spp.,
Gentamisin i.v. darah
Pseudomon
3-5 mg/kgBB setelah usia
as spp.,
setiap 24-36 12 jam.
Streptococcu
jam Bila bayi
s
anhemolytic tetap baik,

us. laboratoriu
m
normal,
antibiotik
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
stop.
Bayi KRS
setelah
observasi 48
jam Bila bayi
tetap baik,
laboratorium
tidak normal,
antibiotik
dilanjutkan 5
hari. Ulang
DL, CRP pada
hari
kelima
68 Pneumoni Streptococcu Ampisilin 50-100
a sGroup B, mg/kgBB:
neonatus Escherichia  setiap 12
coli, jam:
Klebsiella umur
spp, <7hari
Staphylococc  setiap 8 jam:
usaureus, umur 7-28
Streptococcu hari
s kombinasi
pneumoniae dengan
Gentamisin i.v.
3-5 mg/kgBB
setiap
24-36 jam
69 Meningitis Streptococcu Ampisilin
neonatus sGroup B, 100
Escherichia mg/kgBB:
coli,  setiap 8
L. jam: umur
monocytogene <7 hari
s Klebsiella  setiap 6 jam:
spp. umur 7-28
Haemophilus hari
influenzae selama 14-21
Staphylococcu hari kombinasi
s aureus dengan
Gentamisin i.v.
3-5 mg/kgBB
setiap
24-36 jam
INFEKSI MATA
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
70 Dakriosistiti Staphylococca Tanpa Lama
s
l spp., demam: pemberian: 7-
Streptococcal Sefaleksin 10 hari
spp. oral Anak: Evidence level: 3
25-50
mg/kgBB setiap
6-
8 jam
Dewasa: 500 mg
setiap 6 jam

Dengan
demam:
Sefuroksim
i.v. Anak: 50-
100
mg/kgBB
setiap 8
jam
Dewasa: 750 mg
setiap 8 jam
Kombinasi
dengan
Tobramisin
topikal 1 tetes
setiap 4 jam
71 Kanalikulitis Actinomyc Levofloksasin 1
esisraelii tetes mata
setiap 4 jam
selama 7-10
hari
72 Dakrioadeniti Staphylococ Ringan-sedang:
s
cus spp. Amoksisilin
Streptococcus klavulanat oral
spp. 500 mg setiap 8
jam Berat:
sefuroksim
i.v. 500 mg
setiap 8 jam
selama 7-10
hari
73 Hordeolum Staphylococ Doksisiklin Bila sudah
internum cus spp. oral 100 mg menjadi
setiap 12 jam kalazion dapat
selama 7 hari dipertimbangka
n
atau
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
Kloksasilin oral tindak bedah
500
mg setiap 6 jam
74 Blefariti Staphylococ Kloramfenikol
s cus spp. salepmata 1%
anterio setiap 8
r jam selama 7-14
hari
75 Conjuntivit Niesseria Neonatus: Dilakukan
is gonore gonorrhoea Seftriakson 25-50 irigasi dengan
e mg/kgBB (i.v. NaCL 0,9%
ataui.m.) sekali sampai
sehari sampai sembuh
sembuh.
Maksimum 125
mg
per hari.
76 Selulitis Staphylococ Ringan-sedang: Lama
preseptal cus spp. Amoksisilin pemberian: 7-
Streptococcus klavulanat oral 10 hari
spp. 625 mg setiap 8 apabilasudah
jam atau supuratif
Trimetoprim- dapat
sulfametoksazol dilakukan
oral 960 mg tindak bedah
setiap 12
jam selama 7-
10 hari

Sedang-berat:
Ampisilin-
sulbaktam i.v.
1,5 gram setiap
8 jam atau
Sefotaksim i.v. 1-
2
gram setiap 8
jam

77 Seluliti Staphylococc Ampisilin Pertimbangkan


u
sorbita sulbaktam i.v. tindak bedah
s spp.,
1,5 gram setiap bila penyakit
Streptococcus
8 jam
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
spp., Atau menganca
Haemophil Sefotaksim i.v. 1- m
us 2 gram setiap 8 penglihata
jam Kombinasi n.
dengan
Metronidazol oral
500 mg setiap 8
jam
78 Konjungtivi Staphylococ Ringan-sedang: Lama
ti s cus spp., Kloramfenikol pemberian: 5-7
Streptococcu tetes mata setiap hari
sspp., 4 jam, atau
Haemophilu Kloramfenikol
salep
s
mata 1%
influenzae
setiap 8 jam
Neisseria Tanpa ulserasi Lama
gonorrhoea kornea: pemberian: 5
e Seftriakson i.m. hari
1 gram dosis
tunggal
Kombinasi
dengan
Gentamisin
0,3% tetes mata
setiap 2 jam,
atau salep mata
setiap 8 jam
atau
Levofloksasin
0,5% tetes mata
setiap 2 jam

Dengan ulserasi
kornea:
Seftriakson i.v. 1
gram setiap 12
jamselama 3 hari
Pada
BAKTERI
DIAGNOSI PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
S KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
bayi/neonatus
: Seftriakson
i.v. atau i.m.
25-50
mg/kgBB
(dosis
maksimal: 125
mg) dosis
tunggal
Kombinasi
dengan
Levofloksasin
0,5% tetes mata
Chlamydia Dewasa Lama
trachomatis Doksisiklin pemberian: 7
oral 100 mg hari kecuali
setiap 12 jam azitromisin
atau hanya 1 kali
Azitromisin oral pemberian
1 gram dosis
tunggal
kombinasi
dengan
Tetrasiklin salep
mata setiap 8
jam Neonatus
Azitromisin sirup
kering oral 20
mg/kgBB setiap
24
jam selama 3
hari
79 Keratitis/Ul Kokus Levofloksasin 1 Bila terdapat
kus kornea Gram- tetes mata ancaman
bakterial positif setiap jam perforasi
Staphylococ selama 24-48 kornea atau
cus spp., jam pada ulkus
Streptococcu pertama, perifer dengan
sspp., dilanjutkan perluasan
Batang setiap 2 jam sklera, berikan
Gram- selama 48 jam Siprofloksasin
negatif berikutnya, 750 mg per oral
Pseudomona kemudian setiap
s
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
spp. 6 jam setiap 12 jam,
selama 7 selama 7-10
hari
hari.
Terapi
dilanjutkan
hingga defek
epitel
sembuh.
80 Endoftalmiti Streptococcu Levofloksasin Lakukan
s bakterial sspp., i.v 750 mg tindak bedah
akut Staphylococ setiap 24 jam Lama
cus spp., atau pemberian: 10
Bacillus Levofloksasin hari
spp., oral 750 mg
Klebsiella setiap 24 jam
spp.,
Pseudomona
s
spp.
INFEKSI DERMATOLOGI, KELENJAR, DAN JARINGAN
LUNAK
LAINNYA
81 Mastitis Group A Pilihan 1: Bila
Streptococci Amoksisilin- terbentuk
, klavulanat oral abses segera
Staphylococ 625 mg per insisi
cus aureus setiap 8 jam drainase

Pilihan 2:
Klindamisin oral
300 mg setiap 8
jam
Infeksi kulit
82 Impetigo Staphylococ Topikal: Terapi utama:
bulosa, cus aureus Asam fusidat perawatan
krimtiap 12 luka/kebersih
jam an
kulit
83 impetigo Streptococcus Sistemik:
nonbulos spp. Pilihan 1:
Antibiotik
a, Kloksasilin
sistemik
furunkel, oral
diberikan bila
karbunke 250-500 mg
setiap ada tanda
l,
6 jam, selama 5-
7
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
N PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
O B
KETERANG
TERSERI
NG AN
hari infeksi sistemik

Pilihan 2:
Sefaleksin oral
500
mg (anak: 12,5
mg/kgBB)
setiap 6 jam
selama 7 hari
84 Erisipelas, Infeksi ringan
Selulitis Pilihan 1:
Penisilin V oral
500 mg setiap 6
jam

Pilihan 2:
Kloksasilin oral
500 mg setiap 6
jam

Infeksi Berat
Pilihan 1:
Penisilin G 1,2
juta IU, setiap 4-
6 jam

Pilihan 2:
Kloksasilin i.v.
20-
50 mg/kgBB
setiap 6 jam
85 Luka Grup A Pilihan 1: Bersihkan
bakar Streptococci, Gentamisin i.v. luka dengan
5-8
terinfeksi S. aureus, larutan
mg/kgBB tiap
Enterobacter klorheksidin
24 jam
spp., P. 0,1%.
aeruginosa
Pilihan 2:
Pertimbangkan
Sefotaksim 1
gram pemeriksaan
tiap 8 jam biakan
kuman.
Monitor fungsi
BAKTERI
DIAGNOSIS PERHATIAN
NO PENYEBA ANTIBIOTIK
KLINIS /
B
KETERANG
TERSERI
NG AN
ginjal

Anda mungkin juga menyukai