Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK
BLOK 11
DIGESTION AND ABSORPTION

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

PEMERIKSAAN BILIRUBIN SERUM


A. Tujuan

: Untuk mengetahui kadar Bilirubin Direct (D) dan Bilirubin Total (T)

B. Metode

: Jendrassik-Grof

C. Prinsip

Bilirubin bereaksi dengan Diazotized Sulphanilic Acid (DSA) membentuk zat warna merah
azobilirubin. Absorbansi zat warna ini pada 546 nm sebanding dengan konsentrasi bilirubin
dalam sampel. Bilirubin glukoronida yang larut dalam air bereaksi langsung dengan DSA
sedangkan bilirubin indirek yang terkonjugasi pada albumin hanya akan bereaksi dengan
DSA bila adanya akselerator (zat pemercepat).
Bilirubin total = bilirubin direk + bilirubin indirek
D. Reaksi:
Asam sulfanilat + natrium nitrit

------------------ DSA

Bilirubin + DSA ------------------

DIRECT azobilirubin

Bilirubin + akselerator ------------------ TOTAL azobilirubin


E. Bahan: Serum atau plasma heparin.
Hindari hemolisis. Sampel harus terlindungi dari sinar..
Stabilitas : Bilirubin stabil selama 3 hari bila disimpan terlindung dari sinar pada 2-8C.
F. Reagen:
1.

Reagen Bilirubin Total (tutup putih)


Asam sulfanilat

2.

1 x 100 ml
14 mmol/l

Asam hidroklorit

250 mmol/l

Kafein (akselerator)

200 mmol/l

Natrium benzoat

420 mmol/l

Reagen T-Nitrit (tutup putih) 1 x 9 ml untuk pengukuran Bilirubin Total


Natrium nitrit

3. Reagen Bilirubin Direk (tutup merah)

14 mmol/l
1 x 100 ml

Asam sulfanilat

14 mmol/l

Asam hidroklorit

250 mmol/l

4. Reagen D-Nitrit (tutup merah)1 x 9 ml untuk pengukuran Bilirubin Direct


Natrium nitrit

0.9 mmol/l

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

G. Alat:
1. Mikropipet
2. Tip biru dan tip kuning
3. Tabung reaksi
4. Spektrofotometer
H. Cara Kerja:
a. Persiapan reagen dan stabilitas
1.

Kedua reagen dan larutan nitrit siap pakai.

2.

Stabil sampai tanggal kadaluarsa bila tidak dibuka dan disimpan pada 15-

25C.
b. Pemeriksaan
Panjang gelombang

: 546 nm

Celah optik

: 1 cm

Suhu

: 20-25C

Pengukuran

: terhadap blanko sampel

c. Prosedur pemeriksaan
1. Bilirubin Total

Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2 (sampel).

Tambahkan reagent bilirubin total 1000 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel).

Tambahkan reagent T-nitrit 40 l hanya pada tabung 2 (sample).

Campurkan reagen dengan baik dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan
(15- 25o )

Setelah itu tambahkan sampel serum 100 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel)

Campurkan dengan baik dan inkubasi selama 10 30 menit pada suhu ruang.

Baca pada spektrofotometer pnajang gelombang 546 nm.


Pipet ke dalam cuvet
Blanko sampel
1000 l
Reagen, bilirubin total (1)
Reagen T-Nitrit
Campur dengan baik, inkubasi selama 5 menit.
Sampel
100 l

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Sampel
1000 l
40 l
100 l

Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 10 sampai 30 menit.


Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)
2. Bilirubin Direk

Siapkan 2 tabung reaksi, tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2 (sampel)

Tambahkan reagent bilirubin direct 1000 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan
tabung 2 (sampel).

Tambahkan reagent T-nitrit 40 l hanya pada tabung 2 (sample).

Campurkan dengan baik, dan inkubasi selama 2 menit pada suhu ruangan ( 1525o)

Tambahkan sampel serum 100 l pada tabung 1 (blanko sampel) dan tabung 2
(sampel)

Campurkan dengan baik dan inkubasi selama 5 menit tepat pada suhu ruang.

Baca pada spektrofotometer pnajang gelombang 546 nm.

Pipet ke dalam cuvet


Blanko sampel
1000 l
Reagen, bilirubin direk (3)
Reagen D-Nitrit
Campur dengan baik, inkubasi selama 2 menit.
Sampel
100 l

Sampel
1000 l
40 l
100 l

Campur, inkubasi pada suhu kamar selama 5 menit tepat.


Ukur absorbans sampel terhadap blanko sampel (A546)
I.

Interpretasi Hasil :
Linearitas : Pemeriksaan linear sampai 25 mg/dl. Bila konsentrasi bilirubin melebihi 25
mg/dl, encerkan sampel 1 + 4 dengan garam fisiologis (0.9%) dan ulangi pemeriksaan.
Kalikan hasil dengan 5.

J.

Perhitungan

Hitung konsentrasi bilirubin total dan direct dengan menggunakan faktor 13.0
Konsentrasi bilirubin (mg/dl) = A546 x 13.0
(mg/dl) x 17.1 = (mol/l)
K. Nilai Rujukan

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Bilirubin total

mg/dl

mol/l

Pada kelahiran, sampai


5 hari, sampai
1 bulan, sampai
Dewasa, sampai

5
12
1.5
1.1

85.5
205.0
25.6
18.8

Bilirubin direct
Dewasa, sampai

0.25

4.3

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical
Correlations, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory
Methods, WB Saunders Co, 1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World
Health Organization, New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness

LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM BILIRUBIN SERUM)


1. a . Apa yang dimaksud dengan bilirubin direct dan indirect?
b. Apa fungsi bilirubin di dalam tubuh?

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

2. Sebutkan 2 keadaan klinis yang berkaitan dengan jumlah bilirubin serum


meningkat!

LAPORAN PRAKTIKUM (BILIRUBIN SERUM)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN
PEMBIMBING

PEMERIKSAAN BILIRUBIN URIN


A. Pendahuluan
Bilirubin secara normal tidak terdapat dalam urin, namun dalam jumlah yang sangat sedikit
dapat berada dalam urin, tanpa terdeteksi melalui pemeriksaan rutin. Billirubin terbentuk dari
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

penguraian hemoglobin dan ditranspor menuju hati, tempat billirubin berkonjugasi dan
diekskresi dalam bentuk empedu. Billirubin tak terkonjugasi atau tak langsung bersifat larut
dalm lemak, serta tidak dapat diekskresikan ke dalam urin. Billirubinuria mengindikasikan
kerusakan hati atau obstruksi empedu dan kadarnya yang besar ditandai dengan warna
kuning.
B. Tujuan : untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urin
D. Metode : Harisson
E. Prinsip :
Bilirubin mereduksi FeCl3 menjadi senyawa warna hijau ( sebelumnya bilirubin dalam urin
diendapkan dengan larutan BaCl2 ).
F.

Alat dan Reagensia


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Matt pipet
3. Corong
4. Kertas saring
5. Bulb
Reagensia :
1. Larutan Fouchet terdiri dari:
- TCA 25 g/100 ml Aq.
- 10 ml larutan FeCl3 10 g/100 ml Aq.(10%)
2. Larutan BaCl2 10%

G.

Sampel : urin

H. Prosedur kerja
1. Masukkan urin sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 2,5 ml larutan BaCl2 10% dan menghomogenkan.
3. Saring larutan tersebut pada kertas saring
4. Filtrate yang di dapat, ditambah dengan larutan fauchet 2-3 tetes
5. Amati pada cahaya yang cukup/cahaya matahari dengan latar belakang hitam
I.

Interpretasi hasil
Positive (+) bila filtrat berpendar hijau
Negatif (-) bila filtrat tidak berpendar hijau

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical Correlations,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory Methods, WB
Saunders Co, 1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World Health
Organization, New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness
6. Human Diagnostic System Practical Guideliness

LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM BILIRUBIN URIN)


1. Jelaskan fungsi BaCl2 10% pada pemeriksaan bilirubin urin!
2. Jelaskan secara singkat metabolisme bilirubin di dalam tubuh!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

LAPORAN PRAKTIKUM (BILIRUBIN URIN)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN
PEMBIMBING

PEMERIKSAAN TRANSAMINASE
1.

Aspartate Transferase (AST)/ Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)


Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
Prinsip :
Aminotransferase

(AST) mengkatalis

transaminasi

dari

L-aspartate

dan

ketoglutarate membentuk L-glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi


menjadi malate oleh enzim malate oleh enzim malate dehydrogenase (MDH) dan
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

niconamide adenine dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya


NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan aktivitas AST dan diukur
secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
Peralatan

Kuvet

Mikropipet 100l , 1000 l

Tip kuning dan tip biru

Spektrofotometer

Bahan : Serum atau plasma heparin


Reagensia

Reagen 1 : TRIS

pH 7,65

110 mmol/L

L-aspartate

320 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase)

1200 U/L

MDH (Malate dehydrogenase)

800 U/L

Reagen 2 : NADH
2-oxoglutarat

1 mmol
65 mmol

Dari reagen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1


ditambah 1 bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2.
Homogenkan dan stabilkan pada suhu 2-8 oC.
Cara kerja
1. Siapkan 2 tabung yang terdiri dari tabung 1 untuk blanko dan tabung 2 untuk
sampel.
2. Tambahkan reagent SGOT 1000 l hanya pada tabung 2 ( sampel)
3. Tambahkan serum 100 l pada tabung 2 ( sampel)
4. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340
nm dengan faktor 1745.
5. Baca hasilnya yang diperoleh pada menit 1, 2 , dan 3
6. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGOT dengan rumus
A/min x faktor = aktivitas ASAT (U/L)
Blanko
Pemeriksaan
Reagen
1000 l
Serum
100 l
Dibaca pada panjang gel. 340 nm, dilakukan pada menit

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


1,2,dan
3.
FAKULTAS
KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN
2015

2. PEMERIKSAAN AlaninSGPT
.Metode : Kinetik IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)
Prinsip
Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L-alanine dan a
ketoglutarate membentuk l-glutamate dan pyruvate. Pyruvate yang terbentuk di
reduksi menjadi laktat oleh enzim laktat dehidrogenase (LDH) dan nicotinamide
adenine dinucleotide (NADH) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang
teroksidasi hasil penurunan serapan (absorbansi) berbanding langsung dengan
aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
Peralatan

Kuvet

Mikropipet 100l , 1000 l

Tip kuning dan tip biru

Spektrofotometer
Bahan : Serum atau plasma heparin
Reagensia

Reagen 1 : TRIS

pH 7,15

140 mmol/L

L-alanine

700 mmol/L

LDH (Lactate dehydrogenase)

2300 U/L

Reagen 2 : NADH
2-oxoglutarat

1 mmol
85 mmol

Dari reagen 1 dan 2 dibuat monoreagen dengan perbandingan 4 bagian reagen 1


ditambah 1 bagian reagen 2. Misalnya 20 mL R1 ditambah 5 mL R2. Homogenkan
dan stabilkan pada suhu 2-8 oC.
Cara kerja
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi Menyiapkan 2 tabung dimana tabung 1


(blanko) dan tabung 2 ( sampel)
2. Tambahkan reagent SGPT 1000 l hanya pada tabung 2 ( sampel)
3. Tambahkan serum 100 l pada tabung 2 ( sampel)
4. Homogenkan, dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 340
nm dengan faktor 1745.
5. Bacalah hasil pemeriksaan pada menit 1, 2 , dan 3
6. Catat hasil pemeriksaan dan hitung kadar SGPT dengan rumus
A/min x faktor = aktivitas ALAT (U/L)

Blanko
Pemeriksaan
Reagen
1000l
Serum
100 ul
Dibaca pada pnjng gel. 340 nm, dilakukan pada menit 1,2,dan 3.

3. Nilai normal
1. SGOT
Perempuan : < 31 U/L
Laki-laki

: < 35 U/L

2. SGPT
Perempuan : < 31 U/L
Laki-laki

: < 41 U/L

4. Tinjauan Klinis

Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati
(toksisitas obat atau kimia)
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard (SGOT>SGPT)

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis
biliaris.

5. Hal-hal yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium

Pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar

Trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar

Hemolisis sampel

Obat-obatan dapat meningkatkan kadar : antibiotik (klindamisin, karbenisilin,


eritromisin, gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotika
(meperidin/demerol, morfin, kodein), antihipertensi (metildopa, guanetidin), preparat
digitalis, indometasin (Indosin), salisilat, rifampin, flurazepam (Dalmane), propanolol
(Inderal), kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead dan heparin.

Aspirin dapat meningkatkan atau menurunkan kadar.

6. Kesimpulan

Pemeriksaan SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kinetik untuk penentuan
aktifitas SGOT dan SGPT sesuai dengan rekomendasi dari IFCC ( Internasional
Federation of Clinical Chemistry )

Nilai normal kadar SGOT dalam serum untuk perempuan adalah < 31 U/L dan lakilaki adalah < 35 U/L, sedangkan untuk SGPT pada perempuan adalah < 31 U/L dan
laki-laki adalah < 41 U/L.

Enzim SGOT dan SGPT dapat meningkat karena adanya gangguan fungsi hati, dan
penanda kerusakan sel lainnya, yang salah satu penyebabnya adalah proses infeksi
yang disebabkan oleh virus.

Pemeriksaan SGPT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati
dibanding SGOT. Hal ini dikarenakan enzim GPT sumber utamanya di hati,
sedangkan enzim GOT banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka,
ginjal dan otak.

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Reference :
1. Lewandrowski Kent, Clinical Chemestry Laboratory Management & Clinical Correlations,
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2002.
2. Henry John Bernhard, Clinical Diagnosis & Management By Laboratory Methods, WB
Saunders Co, 1996
3. Guideliness on Standard Operating Procedures for Clinical Chemistry, World Health
Organization, New Delhi, 2000
4. Diagnosis System International (DiaSys) Practical Guideliness, 2003
5. Glory Diagnostic System Practical Guideliness

LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM PEMERIKSAAN TRANSAMINASE)


1. Jelaskan secara singkat metabolisme SGOT/SGPT!
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan metode kinetik IFCC pada
pemeriksaan transaminase!

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

LAPORAN PRAKTIKUM (PEMERIKSAAN TRANSAMINASE)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN
PEMBIMBING

Hepatitis B Surface Antigen (Test Strip)


Pendahuluan
Antigen kompleks yang ditemukan pada permukaan HBV disebut HBs Ag. Kehadiran
HBs Ag dalam serum atau plasma adalah indikasi dari infeksi Hepatitis B aktif, baik akut atau
kronis. Dalam infeksi Hepatitis B yang khas, HBs Ag akan terdeteksi 2 - 4 minggu sebelum
tingkat ALT menjadi abnormal dan 3 sampai 5 minggu sebelum gejala atau ikterus
berkembang. HBs Ag memiliki empat subtipe utama: adw, ayw, adr dan ayr. Karena antigenik
heterogeneneity determinan, ada 10 serotipe utama virus Hepatitis B.
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Prinsip metode
Salah satu langkah Antigen permukaan hepatitis B tes perangkat (serum/plasma)
adalah kualitatif, aliran immunoassay lateral untuk deteksi HBs Ag dalam serum atau plasma.
Membran pra-dilapisi dengan antibodi anti-HBsAg pada tes daerah garis strip. Selama
pengujian, spesimen serum atau plasma bereaksi dengan partikel dilapisi dengan antibodi
anti-HBsAg. Campuran bermigrasi ke atas pada membran chromatographically oleh tindakan
kapiler untuk bereaksi dengan antibodi anti-HBs Ag pada membran dan menghasilkan garis
berwarna. Kehadiran garis berwarna di wilayah pengujian menunjukkan hasil positif,
sementara ketiadaan menunjukkan hasil negatif. Untuk melayani sebagai kontrol prosedural,
garis berwarna akan selalu muncul di wilayah garis kontrol menunjukkan bahwa volume
tepat dari spesimen telah ditambahkan dan wicking membran telah terjadi.
Jenis spesimen
Tes dapat dilakukan menggunakan serum atau plasma manusia. Jika spesimen tidak
segera diuji mereka harus refrigrated pada 2-8oC. Untuk periode penyimpanan yang lebih
besar dari tiga hari, pembekuan dianjurkan. Spesimen dapat menghasilkan endapan yang
mengandung hasil tes yang tidak konsisten. Spesimen tersebut harus diklarifikasi sebelum
pengujian.
Peralatan yang diperlukan
Spesimen koleksi container, centrifuge, timer.
Reagen
Materi yang disediakan
Perangkat tes Delta HbsAg
Prosedur
Biarkan test strip, spesimen serum atau plasma, dan / atau kontrol untuk menyeimbangkan
untuk temprature ruangan (15-30C) sebelum pengujian.
1. Bawa kantong untuk temprature kamar sebelum membukanya. Lepaskan strip tes dari
kantong yang disegel dan menggunakannya sesegera mungkin. Hasil terbaik akan
didapat jika pengujian dilakukan dalam waktu satu jam.
2. Dengan tanda panah menunjuk ke arah spesimen serum atau plasma, membenamkan
test strip secara vertikal dalam serum atau plasma selama 10-15 detik.
PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

3. Tempatkan strip tes non-penyerap permukaan datar, menginterpretasikan hasil tes pada
20 - 30 menit.
Interpretasi
1. Sebuah pita warna akan muncul di bagian atas Result Window untuk menunjukkan
bahwa tes tersebut bekerja dengan benar. Pita ini adalah Pita Kontrol.
2. Bagian bawah Result Window menunjukkan hasil. Jika Pita warna lain muncul di
bagian bawah Result Window, pita ini Pita Test.
Hasil positif
Kehadiran dua pita warna (pita "?" dan pita "C") di dalam Result Window tidak peduli
pita mana yang muncul pertamakali menunjukkan hasil positif (Gambar 2) Catatan:
Umumnya, semakin tinggi tingkat analit dalam spesimen, semakin kuat pita warna. Ketika
tingkat analit spesimen is close tapi masih dalam batas sensitivitas tes, warna "?" akan sangat
samar.
Hasil negatif
Kehadiran hanya satu pita warna ungu dalam Result Window menunjukkan hasil
negatif (gambar 2).
Hasil tidak valid
Jika setelah melakukan tes tidak ada pita yang terlihat dalam Result Window, hasilnya
dianggap tidak valid (Gambar 2). Arah mungkin belum diikuti dengan benar atau tes mungkin
deterioated. Disarankan bahwa spesimen kembali diuji.
Batasan tes
Sebuah hasil negatif tidak menghalangi kemungkinan infeksi dengan HBV. Tes klinis
lain yang tersedia diperlukan jika hasil yang diperoleh dipertanyakan. Seperti dengan semua
tes diagnostik, diagnosis klinis yang pasti tidak harus didasarkan pada hasil tes tunggal, tetapi
hanya harus dilakukan oleh dokter setelah semua temuan laboratorium klinis dan telah
dievaluasi.

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

LATIHAN SOAL (PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HBsAg RAPID TEST)


1. Apa yang dimaksud dengan HBsAg?
2. Jelaskan proses penularan hepatitis B!

LAPORAN PRAKTIKUM (PEMERIKSAAN HBsAg RAPID TEST)

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

KOMENTAR DOSEN PEMBIMBING

NAMA/PARAF DOSEN
PEMBIMBING

PENUNTUN PRAKTIKUM PK BLOK 11


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2015

Anda mungkin juga menyukai