Disusun Oleh :
Desty ramadhani putri
2B
(8801190034)
A. Pengertian
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagaikerusakan
ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan glomerulusfiltration rate (GFR)
(Nahas & Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK)didefinisikan sebagai kondisi
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara
lambat, progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalamm
empertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit, sehingga terjadiuremia
atau azotemia (Smeltzer, 2009)
B. Etiologi
Diabetes dan hipertensi baru-baru ini telah menjadi etiologi tersering terhadap
proporsiGGK di US yakni sebesar 34% dan 21% . Sedangkan glomerulonefritis menjadi
yangketiga dengan 17%. Infeksi nefritis tubulointerstitial (pielonefritis kronik atau
nefropatirefluks) dan penyakit ginjal polikistik masing-masing 3,4%. Penyebab yang tidak
seringterjadi yakni uropati obstruktif , lupus eritomatosus dan lainnya sebesar 21 %. (US
RenalSystem, 2000 dalam Price & Wilson, 2006). Penyebab gagal ginjal kronis
yangmenjalani hemodialisis di Indonesia tahun 2000 menunjukkan glomerulonefritis
menjadietiologi dengan prosentase tertinggi dengan 46,39%, disusul dengan diabetes melitus
C. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus)diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-
nefron yang utuhhipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai
reabsorpsi walaupun dalamkeadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsisampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan yang
harus dilarut menjadi lebih besar daripadayang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik
disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karenajumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titikdimana timbulnya gejala-gejala pada pasien
menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khaskegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal
telah hilang 80% - 90%.
Pada tingkat ini fungsi renalyang demikian nilai kreatinin clearance turun
sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.( Barbara C Long, 1996, 368)Fungsi renal
menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan kedalam urin)
tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.Semakin
banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejalauremia
membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2002) setiap sistem tubuh pada gagal ginjal
kronisdipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda
dangejala. Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal,usia pasien dan kondisi yang mendasari. Tanda dan gejala pasien gagal ginjal
kronisadalah sebagai berikut :
a. Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin-
angiotensin-aldosteron), pitting edema (kaki,tangan,sakrum), edeperiorbital, Friction
rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik, pruritus, ekimosis, kuku
tipisdan rapuh, rambut tipis dan kasar
d. Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan
pada mulut, anoreksia, mual,muntah,konstipasi dan diare, pendarahan saluran
gastrointestinale.
e. Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan tungkai,
panas pada telapak kaki, perubahan perilakuf.
f. Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
g. Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
E. Komplikasi
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin
angiotensinaldosteron.
5. Penyakit tulang serta klasifikasi metabolik akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serumyang rendah, metabolisme vitamin D yang abnormal dan peningkatan
kadaralumunium akibat peningkatan nitrogen dan ion anorganik.
F. Diagnostik
RetRogram
USG
G. Penatalaksanaan medis
A. Terapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic renal Desease
(CKD)dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai tahun.Tujuan terapi
konservatif :
A. Mencegah memburuknya fungsi ginjal.
C. Terapi alleviative gejala asotemia
2. Terapi simtomatik
A. Asidosis metabolik
Jika terjadi harus segera dikoreksi, sebab dapat meningkatkan serum K + (hiperkalemia ):
B. Anemia
a) Hemosiderosis
b) Supresi sumsum tulang
c) Bahaya overhidrasi, asidosis dan hiperkalemia
d) Bahaya infeksi hepatitis virus dan CMV
e) Pada Human Leukosite antigen (HLA) berubah, penting untuk rencana transplantasi
ginjal.
C. Kelainan Kulit
1) Pruritus (uremic itching)Keluhan gatal ditemukan pada 25% kasus CKD dan terminal,
insiden meningkat padaklien yang mengalami HD.Keluhan :
a) Bersifat subyektif
b) Bersifat obyektif : kulit kering, prurigo nodularis, keratotic papula dan lichen symply.
2) Easy Bruishing Kecenderungan perdarahan pada kulit dan selaput serosa berhubungan
denga retensitoksin asotemia dan gangguan fungsi trombosit. Terapi yang diperlukan
adalah tindakandialisis.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada Doenges
(2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :
1. Demografi
.Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga
yangmengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti proses pengobatan, penggunaan obatobatan dan sebagainya. CKD dapat terjadi
padasiapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai peranan penting sebagai
pemicukejadian CKD. Karena kebiasaan kerja dengan duduk / berdiri yang terlalu
lama dan lingkungan yang tidak menyediakan cukup air minum / mengandung banyak
senyawa/zat logam dan pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis,hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan traktus
urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya CKD.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input. Tandanya
adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi peningkatan suhu dan
tekanan darahatau tidak singkronnya antara tekanan darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran pasien
daricompos mentis sampai coma
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat dan
reguler
c. Antropometri
Penurunan berat badan selama 6 bulan terahir karena kekurangan nutrisi,
atauterjadi peningkatan berat badan karena kelebihan cairan.
d. Kepala
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga,hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir kering
dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor
f. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot
bantunapas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada
paru(rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara tambahan
pada jantung
g. Abdomen
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit
h. Genital
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat ulkus.
i. Ekstremitas
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan tulang,
danCapillary Refill lebih dari 1 detik
j. Kulit
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia,dan terjadi perikarditis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urin dan retensi
cairan dan natrium
2. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia mual muntah
3. Perubahan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi paru
ANALISA DATA
Koretks adrenal
Sekresi aldosteron
Retensi air dan natrium
Peningkatan ECF
Peningkatan tekanan
hidrostatik
Edema
Hipotalamus
Mual , muntah
Anoreksia
Nutrisi inadekuat
3 Ds : Pasien mengatakan kesulitan
bernapas Edema abdomen Gangguan pola nafas
Do : - sesak
- Napas dangkal Penekanan pada paru
- Pembesaran pada abdomen
- Pengembangan paru tidak
sempurna Penurunan ekspansi /
pengembangan pada paru
Dispnea
INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
- Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran ,
mukolitik , jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Dialisis
PadaDiabetesMelitus. http://internis.files.wordpress.com/2011/01/dialisis- pada-diabetes-
melitus.pdfdiakses pada tanggal 23 Februari 2014
Anita dkk. Penggunaan Hemodialisis pada Bidang Kesehatan yang Memakai Prinsip
IlmuFisika.http://dc128.4shared.com/doc/juzmT0gk/preview.htmldiakses pada tanggal
23Februari 2014
Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGCCarpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan
dan masalah kolaboratif . Jakarta: EGC