Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

PERHITUNGAN
PARAMETER KLINIS
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
1. NADRATHUL HUSNI (1941012073)
2. WILDA DHIA FIKRIYANTI (1941012089)
3. YS VIFTI YULIA SARI (1941012015)

4. SOLEHA ANNISA MARTINES (1941013029)


5. RIA DIATI (1941013037)
6. ASTRIANI NATALIA (1941013031)
CLORIDA
DEFINISI

Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi


klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan keseimbangan
asam-basa, dan menghitung anion gap.
• Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar
88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam cairan intrasel. Konsentrasi
klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan dewasa.

• Keseimbangan Gibbs-Donnan mengakibatkan kadar klorida dalam cairan interstisial lebih


tinggi dibanding dalam plasma. Klorida dapat menembus membran sel secara pasif.11
Perbedaan kadar klorida antara cairan interstisial dan cairan intrasel disebabkan oleh
perbedaan potensial di permukaan luar dan dalam membran sel.
• Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan antara klorida yang masuk dan yang keluar.
• Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan jenis makanan. Kandungan klorida dalam makanan
sama dengan natrium.
• Orang dewasa pada keadaan normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per hari, dan ekskresi
klorida bersama feses sekitar 1-2 mEq perhari.
• Drainase lambung atau usus pada diare menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 mEq perhari.
Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata 40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat berlebihan,
kehilangan klorida dapat mencapai 200 mEq per hari. Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal.
NILAI NORMAL

Nilai normal : 97 - 106 mEq/L SI unit : 97 - 106 mmol/L (Dinkes, 2011)

Serum bayi baru lahir 94-112 mmol/L


Serum anak 98-105 mmol/L
Serum Dewasa 95-105 mmol/L
Keringat anak <50 mmol/L
Keringat dewasa <60 mmol/L
Urine 110-250 mmol/24 jam
feses 2 mmol/24 jam

(Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics, 4th Ed. Vol.1)


DESKRIPSI

Anion klorida terutama terdapat di dalam cairan ekstraseluler. Klorida berperan penting
dalam memelihara keseimbangan asam basa tubuh dan cairan melalui pengaturan tekanan
osmotis. Perubahan konsentasi klorida dalam serum jarang menimbulkan masalah klinis,
tetapi tetap perlu dimonitor untuk mendiagnosa penyakit atau gangguan keseimbangan
asam-basa.
IMPLIKASI KLINIK

• Penurunan konsentrasi klorida dalam serum dapat disebabkan oleh


muntah, gastritis, diuresis yang agresif, luka bakar, kelelahan, diabetik
asidosis, infeksi akut. Penurunan konsentrasi klorida sering terjadi
bersamaan dengan alkalosis metabolik.
• Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena
dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan penyakit ginjal.
• Nilai klorida berguna dalam menilai gangguan asam-basa yang menyertai
gangguan fungsi ginjal. Konsentrasi klorida dalam plasma dapat dijaga
agar tetap mendekati nilai normal, walaupun dalam keadaan gagal ginjal.
CONT...

• Konsentrasi natrium, bikarbonat dan klorida dalam serum dapat digunakan untuk menghitung gap anion (AG)
sebagai berikut :
AG = (Na+) – [ HCO3- + Cl-]
• AG= (Na+ + K+) – [ HCO3- + Cl-]
• Normal : 16 ± 4 mEq/L ( bila dipakai K dalam perhitungan)
• Normal : 12 ± 4 mEq/L ( bila tidak dipakai K dalam perhitungan)
• Gap anion lebih dari 12 mengindikasikan adanya anion yang tidak terukur, seperti metanol, urea, keton, laktat
dan etilen glikol.
• Perhitungan gap anion digunakan untuk mengidentifikasi penyebab asidosis metanolik
seperti akumulasi asam laktat ( komplikasi shock yang disebabkan kekurangan darah /
sesak napas) atau akumulasi kton keton dalam darah karena kp omplikasi diabetes
• Tes ini juga dapat meunjukkan jumlah bikarbonat yang menetralkan dan menjaga pH
darah
• Perhitungan anion gap dapat menentukan pasien dengan kelainan alkali atau asam pada
darah
FAKTOR PENGGANGGU

• Konsentrasi klorida plasma pada bayi biasanya lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak
dan dewasa
• Beberapa obat tertentu dapat mengubah kadar klorida
• Peningkatan klorida terkait dengan infus garam IV berlebih
HAL YANG HARUS DIWASPADAI

• nilai kritis klorida: <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L
PERAWATAN PASIEN

• Memeriksa aktifitas dan diet normal


• Interpretasi hasil pemeriksaan dan monitor dengan memadai
• Jika diduga terjadi gangguan elektrokit, harus dicatat berat badan dan
asupan dan output cairan yang akurat
HIPOKLORINEMIA DAN HIPERKLORINEMIA
HIPOKLORINEMIA

Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab


hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada defisit klorida tidak
disertai defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan
dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi
ginjal
GEJALA

• Kehilangan natrium dan klorida, akan menemukan hiponatremia dan deficit cairan dalam
tubuh. Nilai laboratorium yang akan terganggu adalah serum klorida, serum natrium,
kadar bikarbonat dan pH. Karakteristik pola hypochloremia adalah serum klorida
menurun, penurunan serum natrium, dan peningkatan pH dan bikarbonat
• Gejala hipoklorinemia
• - Hipertonisitas otot, dan napas dangkal dan terdepresi
• - otot lemah dan kejang jika di sertai kehilangan natrium
PENATALAKSANAAN

Pengobatan untuk hypochloremia primer termasuk mengobati penyebab sementara dari


menunggu koreksi gangguan elektrolit tersebut. Setelah penyebab primer terkoreksi,
gangguang elektrolit klorida biasanya dikoreksi melalui administrasi natrium klorida,
kalium klorida, atau amonium klorida. Tiga perempat dari ketidakseimbangan ini sering
dikoreksi dengan natrium klorida, dan sisanya yang keempat diganti dengan kalium klorida.
Amonium klorida digunakan sekiranya kadar kalium tinggi . Larutan 0,9% natrium klorida
digunakan untuk kejadian ketidakseimbangan klorida
HIPERKLORINEMIA

• Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme


homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia.
• Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal
akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang lama dan kehilangan natrium
bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status adrenokortikal dan penggunaan larutan
salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik. Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi
petanda pada gangguan tubulus ginjal yang luas.
GEJALA

Ketika klorida didalam tubuh lebih tinggi yang terjadi secara langsung dengan natrium
berlebihan, maka tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan volume deficit
mendominsa atau hipernatremia terjadi
• Agitasi
• Dispnea
• Edema
• Takikardia, hipertensi
• Jika disertai asidosis metabolic akibat ekskresi basa bikarbonat oleh ginjal : lemah,
berkurangnya kemampuan kognitif, napas dalam dan cepat, koma.
PENATALAKSANAAN

Pengobatan atau koreksi dari hyperchloremia meliputi identifikasi penyebab dasar dan
koreksi gangguan asam-basa , elektrolit dan ketidakseimbangan cairan. Cairan (baik oral
atau IV) dapat digunakan untuk mencairkan kelebihan klorida. Dalam kegawatan darurat,
natrium bikarbonat dapat diberikan untuk mengoreksi metabolik asidosis. Diuretik mungkin
digunakan untuk mengeksresi klorida, serta natrium yang berlebihan
CASE

Seorang anak perempuan dipindahkan 12 tahun, dibawa ke ruang gawat darurat karena
semakin bertambah lemas dan lemah. Selama empat hari ini, ia diare dan demam dengan
suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
natrium 140 mEq / L; kadar kalium 2,4 mEq / L, kadar klorida 115 mEq / L kadar
bikarbonat 15 mEq / L, BUN 21 mg / dl, kreatinin 1,5 mg / dl, kalsium 88 mg / dL, kalsium
88 mg / dL, kalsium 10,0 mg / dL, fosfat 3,5 mg / dL, magnesium 1,8 mg / dL dan plasma
osmolalitas 284 mOsm / kg. Bagaimanakah status kondisi anak ini?
• Anion gap = AG = (Na+ + K+) – [ HCO3- + Cl-] = (140+2.4)-(115+15)=12.4
• Anion gap rendah sering disebabkan oleh hipoalbuminemia. Albumin adalah protein
bermuatan negative dan kehilangannya dari serum menghasilkan retensi ion bermuatan
negative lainnya seperti klorida dan bikarbonat. Sehingga menyebabkan hiperklorinemia
• Kondisi umum yang mengurangi albumin serum adalah pendararahan, sindrom nefrotik,
obstruksi usus, sirosis hati dan malnutrisi
• Anion gap yang dikoreksi albumin = anion gap + 2.5 x (albumin normal) - (albumin yang
teramati)
DAFTAR PUSTAKA

• Kementerian kesehatan republic Indonesia. 2011. Pedoman interpretasi klinik.


• Dipiro, J. Pharmacotherapy principle and practice edisi 4

Anda mungkin juga menyukai