Anda di halaman 1dari 35

Analisis Elektrolit Oleh :

(Na, K, Ca, Cl, Mg dan P) -Cici Amalia

-Nurhalidah Indah Sari


Pendahuluan

▸ Cairan tubuh mengandung air, elektrolit dan non elektrolit

▸ Jumlah dan kompartemen cairan tubuh

2
Definisi Elektrolit
▸ Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif
disebut kation dan ion bermuatan negatif disebut anion.

▸ Elektrolit sangat penting dalam tubuh karena berfungsi untuk


mendukung proses metabolisme dalam tubuh.

▸ Konsentrasi elektrolit yang tidak seimbang dapat menyebabkan beberapa


gangguan dalam tubuh, seperti dehidrasi, diare, kram hingga kejang-
3
kejang.
Komposisi Elektrolit Dalam Tubuh

Plasma Cairan Cairan


(mEq/L) Interstial Intraseluler
(mEq/L) (mEq/L)
140 148 13

4,5 5,0 140

5,0 4,0 1x

104 115 3,0

1,7 1,5 7,0

4
Natrium ()
▸ Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, jumlahnya bisa
mencapai 60 mEq per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar
10-14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel.
▸ Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh
garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium
klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan
▸ Nilai rujukan Natrium
- Serum bayi : 134-150 mmol/L - Cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
- Serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L - Feses : kurang dari 10 mmol/hari.
- Urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam

5
Gangguan Natrium ()
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila konsentrasi natrium plasma dalam
tubuhnya turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal (135-145
mEq/L) dan hipernatremia bila konsentrasi natrium plasma meningkat di atas normal.
Hiponatremia biasanya berkaitan dengan hipoosmolalitas dan hipernatremia
berkaitan dengan hiperosmolalitas.
▸ Penyebab Hiponatremia
Kehilangan natrium klorida pada cairan ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan
pada cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan konsentrasi natrium plasma. Kehilangan
natrium klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipoosmotik seperti pada keadaan
berkeringat selama aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan dengan penurunan
volume cairan ekstrasel seperti diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik secara
berlebihan.
6
Gangguan Natrium ()
▸ Penyebab Hipernatremia
Peningkatan konsentrasi natrium plasma karena kehilangan air dan larutan ekstrasel
(dehidrasi hiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karena kelebihan natrium dalam cairan
ekstrasel seperti pada overhidrasi osmotik atau retensi air oleh ginjal dapat menyebabkan
peningkatan osmolaritas & konsentrasi natrium klorida dalam cairan ekstrasel.

7
Penatalaksaan Gangguan
▸ Tatalaksana Hiponatremia
• Pada hiponatremia ringan, penanganan bisa dilakukan dengan memperbaiki pola makan, gaya
hidup, dan menyesuaikan jenis dan dosis obat-obatan yang digunakan.

• Sedangkan pada hiponatremia yang terjadi dalam waktu cepat dan menimbulkan gejala berat,
penanganan yang dapat dilakukan di antaranya:
a. Pemberian obat-obatan yang bertujuan untuk mengatasi gejala sakit kepala, mual, dan kejang.
b. Pemberian cairan elektrolit melalui infus, untuk meningkatkan kadar natrium di dalam darah secara
perlahan.
c. Cuci darahuntuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh, jika hiponatremia terjadi akibat
ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik.
8
Penatalaksaan Gangguan
▸ Tatalaksana Hipernatremia
• Prinsip dari tatalaksana hipernatremia adalah dengan menghentikan hilangnya air
berdasarkan penyebab yang mendasari dan mengoreksi deficit airnya.
• Pemberian cairan paling aman melalui oral, yakni melalui selang Nasogastrik (NGT).
Apabila tidakk memungkinkan, pemberian cairan dilakukan secara intravena.
• Cairan yang digunakan adalah cairan hipotonik seperti NaCl 0,45% atau dextrose 5%.
Setelah diberikan cairan, evaluasi dan pantau terus terutama apabila menggunakan
dextrose 5%. Koreksi hiponatremia sebaiknya tidak lebih dari 15 mEq/L setiap
harinya.

9
Kalium ()
▸ Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel.
▸ Konsentrasi kalium intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium ekstrasel 4- 5
mEq/L (sekitar 2%). Jumlah konsentrasi kalium pada orang dewasa berkisar 50-60
per kilogram berat badan (3000-4000 mEq) .
▸ Nilai rujukan Kalium :
- serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L - urine dewasa : 40-80 mmol/24 jam
- serum anak : 3,5-5,5 mmo/L - cairan lambung : 10 mmol/L
- serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L
- urine anak : 17-57 mmol/24 jam

10
Gangguan Kalium ()

Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar
kalium lebih dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.

▸ Penyebab Hipokalemia
a. Asupan kalium kurang
b. Pengeluaran kalium berlebihan

▸ Penyebab Hiperkalemia
a. Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel
b. Berkurangnya eksresi kalium melalui ginjal
11
Penatalaksaan Gangguan
▸ Tatalaksana Hipokalemia
• Metode penanganan hipokalemia tergantung pada rendahnya kadar kalium, penyebab
yang mendasarinya, dan kemampuan pasien dalam mengonsumsi cairan atau obat.
• Mengobati penyebab hipokalemia
• Mengembalikan kadar kalium
• Memantau kadar kalium

▸ Tatalaksana Hiperkalemia
• Pasien hiperkalemia ringan biasanya tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit,
terutama jika hasil EKG normal dan tidak ada penyakit penyerta seperti gagal ginjal.

12
Penatalaksaan Gangguan
▸ Tatalaksana Hiperkalemia
• Pasien hiperkalemia ringan biasanya tidak perlu menjalani rawat inap di rumah sakit, terutama
jika hasil EKG normal dan tidak ada penyakit penyerta seperti gagal ginjal.
• Sebaliknya, jika EKG menunjukkan hasil tidak normal dan gejala yang dialami cukup parah,
pasien perlu dirawat di rumah sakit agar irama jantungnya tetap terpantau.
• Untuk menurunkan kadar kalium dalam darah, ada beberapa terapi mandiri yang dapat dilakukan
oleh pasien hiperkalemia ringan guna mempercepat proses penyembuhan. Terapi tersebut adalah:
a.Membatasi makanan tinggi kalium dengan ketat.
b.Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
c.Menghentikan konsumsi obat yang meningkatkan risiko hiperkalemia.

13
Klorida ()
▸ Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi
klorida dalam plasma berguna sebagai diagnosis banding pada gangguan
keseimbangan asam-basa, dan menghitung anion gap.
▸ Jumlah klorida pada orang dewasa normal sekitar 30 mEq per kilogram berat
badan. Sekitar 88% klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% dalam
cairan intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi lebih tinggi dibandingkan pada anak-
anak dan dewasa.
▸ Nilai rujukan Klorida
- serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L - keringat dewasa : < 60 mmol/L
- serum anak : 98-105 mmol/L - Urine : 110-250 mmol/24 jam
- serum dewasa : 95-105 mmol/L - feses : 2 mmol/24 jam
14 - keringat anak : < 50 mmol/L
Gangguan Klorida ()
▸ Penyebab Hipokloremia
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran klorida melebihi pemasukan. Penyebab
hipoklorinemia umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada alkalosis metabolik dengan
hipoklorinemia, defisit klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia juga dapat
terjadi pada gangguan yang berkaitan dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis
respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal.

▸ Penyebab Hiperkloremia
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme
homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab hiperklorinemia sama dengan hipernatremia.
Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi, asidosis tubular ginjal, gagal ginjal
akut, asidosis metabolik yang disebabkan karena diare yang
15
Gangguan Klorida ()
lama dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus, hiperfungsi status
adrenokortikal dan penggunaan larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik.
Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada gangguan tubulus ginjal yang luas.

16
Penatalaksaan Gangguan
▸ Tatalaksana Hipokloremia
• Seperti ketidakseimbangan elektrolit lainnya, mengobati kadar klorida darah tinggi atau
hipokloremia adalah untuk memperbaiki penyebab yang mendasarinya. Ini termasuk penyebab
berikut :
a. Untuk dehidrasi : tetapkan dan pertahankan hidrasi yang adekuat.
b. Khusus untuk terapi obat : ubah atau hentikan pengobatan (terutama lazotiazid).
c. Untuk penyakit ginjal : kunjungi ahli nefrologi.
▸ Tatalaksana Hiperkloremia
a. Pengobatan yang tepat untuk hiperkloremia akan tergantung pada penyebabnya:Untuk dehidrasi, pengobatan
akan mencakup hidrasi.
b. Hindari kafein dan alkohol, karena ini bisa membuat dehidrasi menjadi lebih buruk.

17
Kalsium (Ca)
▸ Kalsium merupakan salah satu unsur penting dalam makanan karena merupakan bahan
pembentuk tulang. gigi dan jaringan lunak serta berperan dalam berbagai proses
metabolisme dalam tubuh. Total kalsium yang ada di tubuh kira-kira 1-2 % berat tubuh
orang dewasa, dimana 99 % nya tersimpan pada gigi dan tulang.
▸ Menurut penelitian bahwa konsumsi kalsium orang Indonesia sangat rendah yaitu 260-300
miligram/hari, jumlah konsumsi kalsium ini sangat jauh jika dibandingkan dengan standar
kalsium yang dikonsumsi menurut WHO (World Health Organization) yaitu 1000-1300
miligram/hari.

18
▸ Nilai rujukan kalsium
bayi sampai dgn 6 bln 400 mg/hari
bayi usia 6 bln – 3 thn 600 mg/hari
usia 3 – 10 thn 800 mg/hari
usia 10 – 13 thn 1000 mg/hari
usia 13 – 16 thn 200 mg/hari
dewasa 600-800 mg/hari
ibu hamil & menyusui 1200 mg/hari
manula & menopause 1200 mg/hari

19
Gangguan kalsium (ca)

▸ Penyebab hipokalsemia
Kehilangan kalsium dan viamin D secara bersamaan akan menimbulkan hipokalsemia dengan
cepat. Kedua peristiwa ini teramati pada berbagai keadaan malabsorbsi dan juga terjadi akibat
makanan yang tidak memadai. Jika terjadi akibat malabsorpsi, hipokalsemia disertai rendahnya
konsentrasi fosfat , protein plasma total, dan magnesium. Pada defisiensi Mg 2+ , hipokalsemia
menjadi lebih mencolok akibat berkurangnya sekresi dan kerja PTH. Hipokalsemia menstimulasi
pelepasan PTH, yang akan meningkatkan pergantian tulang, sehingga penghantaran kalsium dari
kerangka tulang ke cairan ekstra sel meningkat. Pada bayi yang mengalami malabsorpsi atau
asupan Ca2+ yang tidak memadai, konsentrasi kalsium biasanya ditekan, terjadi hipofosfatemia, dan
menyebabkan penyakit tulang rakitis.

20
Penatalaksanaan kalsium (ca)

▸ Tata laksana kalsium


Gejala akut (Ca2+ <1,9 mmol/L) : bolus kalsium glukonat
10% intravena 10-20 mL dengan pemantauan EKG diikuti
dengan infus intravena 10-20 mL dengan pemantauan EKG
diikuti dengan infus intravena bila diperlukan. Kalsium oral
dan vitamin D diberikan secepatnya. Magnesium sulfat
intravena mungkin juga dibutuhkan.

21
Magnesium (Mg)
▸ Magnesium merupakan elektolit ion + (kation), berada pada cairan ektraseluler dan sel
menempati urutan kedua, diekresi melalui ginjal dan feses, tidak hanya berperan dalam
kesehatan tulang tetapi magnesium berperan juga dalam sebagian besar fungsi tubuh.
▸ Pada tubuh manusia magnesium terdistibusi sekitar 60% pada tulang, 20% pada otot dan
19% pada jaringan halus lainnya.

▸ Nilai rujukan Magnesium


Serum orang normal = 200 mg-350 mg perhari

22
Gangguan Magnesium (Mg)

 Penyebab Hipomagnesemia
Penyakit dimana terjadi hipomagnesemia adalah kompleks dan biasanya
merupakan akibat dari gangguan nutrisi dan metabolisme.

 Penyebab hipomagnesemia
Penyebab paling sering terjadi adalah asupan yang kurang, yang
berhubungan dengan kelaparan atau kelainan penyerapan diusus dan
pengeluaran yang berlebihan oleh ginjal.

23
Penatalaksanaan Gangguan Mg
▸ Tata laksana Hipomagnesemia
Prinsip pengobatan hipomagnesemia memerlukan Mg2+, K+ PO4, Pengobatan melalui oral dilakukan
apabila tidak terdapat gangguan pencernaan dengan memberikan Mgso4, secara intramuskuler, 2 gram
MgSO4 dalam larutan (4ml larutan 50%) dapat diberikan sampai 4 kali sehari selama 3-5 hari.
▸ Tatalaksana Hipomagnesemia
Secara intravena, 1 liter larutan dextrose 5% yang mengandung MgSO4 sebanyak 160 mEq/L dapat
diberikan secara intra vena dalam jangka waktu 2-4 jam . Larutan ini adalah larutan MgSO4 1% dan
dibuat dengan menambahkan 20 ml larutan MgSO4 50% ke dalam 1 liter larutan dextrose 5% dalam air.
▸ Manifestasi serius (kejang)
terapi dengan magnesium sulfat intravena, 1±2 g (4± mmol) diberikan 15±60 menit. Terapi pergantian
cairan, baik melalui oral dan intravena dapat mengembalikan elektrolit menjadi normal.

24
Fosfor (P)

▸ Fosfor adalah anion utama pada CES. Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan
tubuh, untuk pembentukan substansi penyimpanan energi (ATP/ adenosisn trifosfat);
pembentukan sel darah merah 2,3 difosfogliserat (DPG); pemeliharaan keseimbangan
asam basa. Fosfor merupakan anion phospat yang berada dalam darah seimbangan dengan
kadar kalsium yan diatur oleh hormon parathyroid.
▸ Nilai rujukan posfor:
Dewasa           : 1,7-2,6 mEq/L, atau 2,5-4,5 mg/dL, atau 0,78-1,52 mmol/L-Unit SI
Bayi                 : 4,5-6,7 mg/dL
Anak               : 4,5-5,5 mg/dL
Bayi baru lahir : 3,8-8,6 mg/dL

25
Gangguan Fosfor (P)

 Penyebab Hipofosfatemia
Malabsorpsi, ini termasuk kerusakan gastrointestinal, dan juga
kegagalan untuk penyerapan Fosfat karena vitamin .
 Penyebab hipofosfatemia
Zat besi intra vena( biasanya untuk anemia ) dapat menyebabkan
hipofosfatemia, hilangnya fosfat sebagian besar disebabkan oleh
pengecilan ginjal.

26
Penatalaksanaan Fosfor (P)

 Tata laksana Hipofosfatemia


Memberikan fosfat 0,3–0,6 mmol/kgBB/hari (peroral) atau 0,08–0,24
mmol/kgBB (IV) selama 6–12 jam. Dosis intravena maksimal dalam satu kali
pemberian adalah 15 mmol/kgBB dan maksimal 1,5 mmol/kgBB/hari.
Pemeriksaan kadar fosfat dilakukan 2–4 jam setelah koreksi. Dosis rumatan
fosfat yaitu 0,3–0,6 mmol/kgBB/hari.

27
Pemeriksaan Laboratorium
Elektrolit (Na, K, Ca, Cl, Mg dan P)
1.) Metode Elektroda Ion Selektif
(Ion Selective Electrode/ISE)
 Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida dengan metode elektroda ion selektif (Ion
Selective Electrode/ISE) adalah yang paling sering digunakan. Data dari College of
American Pathologists (CAP) pada 5400 laboratorium yang memeriksa natrium dan kalium,
lebih dari 99% menggunakan metode ISE.
 Prinsip Pengukuran :
menghitung kadar ion sampel dengan membandingkan kadar ion yang tidak diketahui
nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya. Membran ion selektif pada alat mengalami
reaksi dengan elektrolit sampel. Membran merupakan penukar ion, bereaksi terhadap perubahan
listrik ion sehingga menyebabkan perubahan potensial membrane. Perubahan potensial
membranini diukur, dihitung menggunakan persamaan Nerst, hasilnya kemudian dihubungkan
dengan amplifier dan ditampilkan oleh alat. Pada metode ISE mnggunakan persamaan Nerst
yaitu :

29
1.) Metode Elektroda Ion Selektif
(Ion Selective Electrode/ISE)

30
2.) Metode Spektrofotometri Emisi Nyala
(Flame Emission Spectrofotometry/FES)
 Spektrofotometer emisi nyala digunakan untuk pengukuran kadar natrium dan kalium.
Penggunaan spektrofotometer emisi nyala di laboratorium berlangsung tidak lama,
selanjutnya penggunaannya dikombinasi dengan elektrokimia untuk mempertahankan
penggunaan dan keamanan prosedurnya.

 Prinsip Pemeriksaan :
Sampel diencerkan dengan cairan pengencer yang berisi litium atau cesium, kemudian
dihisap dan dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium, kalium, litium, atau sesium bila
mengalami pemanasan akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (natrium
berwarna kuning dengan panjang gelombang 589nm, kalium berwarna ungu dengan panjang
gelombang 768 nm, litium 671 nm, sesium 825 nm). Pancaran cahaya akibat pemanasan ion
dipisahkan dengan filter dan dibawa ke detektor sinar.

31
3.) Metode (Atomic Absorption
Spectrophotometry/AAS)
 Prinsip Pemeriksaan :
Teknik emisi dengan elemen pada sampel mendapat sinar dari hollow cathode dan cahaya
yang ditimbulkan diukur sebagai level energi yang paling rendah. Elemen yang mendapat sinar
dalam bentuk ikatan kimia (atom) dan ditempatkan pada ground state (atom netral). Metode
spektrofotometer atom serapan mempunyai sensitivitas spesifisitas yang lebih tinggi
dibandingkan metode spektrofotometer nyala emisi

32
4.) Metode Titrasi Merkurimeter (Kadar )
 Prinsip Pemeriksaan :
Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi dengan larutan merkuri nitrat, dengan
penambahan diphenylcarbazone sebagai indikator. Hg2+ yang bebas, bersama klorida
membentuk larutan merkuri klorida yang tidak terionisasi14 . Kelebihan ion Hg2+ bereaksi
dengan diphenylcarbazone membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Titik akhir dari
titrasi adalah saat mulai timbul perubahan warna.

33
5.) Metode Titrasi Kolorimetrik-Amperometrik
(Kadar )
 Prinsip pemeriksaan kadar klorida dengan metode titrasi kolorimetrik-amperometrik
bergantung pada generasi Ag+ dari elektroda perak yang konstan dan pada reaksi dengan
klorida membentuk klorida perak tang tidak larut. Interval waktu yang digunakan sebanding
dengan kadar klorida pada sampel.

34
Thanks!
Any questions?

35

Anda mungkin juga menyukai