DO:
2. DS: asites, terdapat shifting
dullness, N: 110 x/mnt,
http://askep.club/askep-sirosis-hepatis-aplikasi-nanda-nic-noc/
NANDA 2015
Obat apa yang harus dikonsumsi? (wahfi)
1. Katuki/ garam katuki: adalah sebuah obat herbal
yang dipercaya mampu mengatasi sirosis hati
secara efektif.
2. Obat Antivirus
3. Obat Kortikosteroid
4. Herbal Licorice: untuk meningkatkan fungsi hati
yang sudah terancam kehilangan fungsinya karena
rusak. Hanya saja, untuk orang-orang yang
memiliki tekanan darah tinggi obat ini justru perlu
dihindari dan tidak begitu dianjurkan.
http://www.autoimuncare.com/obat-buat-penyakit-sirosis-hati/
Patofisiologi dari sirosis hepatis (molisa)
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum
minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan
protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan
alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab yang utama pada
perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya.
Sirosis alkoholik atau secara historis disebut sirosis Laennec
ditandai oleh pembentukan jaringan parut yang difus, kehilangan sel-
sel hati yang uniform, dan sedikit nodul regeneratif. Sehingga kadang-
kadang disebut sirosis mikronodular. Sirosis mikronodular dapat pula
diakibatkan oleh cedera hati lainnya. Tiga lesi utama akibat induksi
alkohol adalah perlemakan hati alkoholik, hepatitis alkoholik, dan
sirosis alkoholik (Tarigan, 2001).
Pengkajian nutrisi pasien sirosis hepatis (taufik)
Apa saja pengkajian keperawatan dari sirosis hepatis
(mira)
Pengkajian pada pasien sirosis hepatis menurut Doenges (2000)
sebagai berikut:
1. Demografi
a. Usia : diatas 30 tahun
b. Laki-laki beresiko lebih besar daripada perempuan
c. Pekerjaan : riwayat terpapar toksin
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat hepatitis kronis
b. Penyakit gangguan metabolisme : DM
c. Obstruksi kronis ductus coleducus
d. Gagal jantung kongestif berat dan kronis
e. Penyakit autoimun
f. Riwayat malnutrisi kronis terutama KEP
3. Pola Fungsional
Aktivitas/ istirahat: Gejala : Kelemahan, kelelahan.
Tanda : Letargi, penurunan massa otot/ tonus.
Sirkulasi : Gejala : Riwayat Gagal Jantung Kongestif (GJK) kronis,
perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker (malfungsi hati
menimbulkan gagal hati), disritmia, bunyi jantung ekstra, DVJ;
vena abdomen distensi.
Eliminasi: Gejala : Flatus. Tanda : Distensi abdomen (hepatomegali,
splenomegali, asites), penurunan/ tak adanya bising usus, feses
warna tanah liat, melena, urine gelap, pekat.
Makanan/ cairan: Gejala : Anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan/ tak dapat mencerna, mual/ muntah.
Tanda : Penurunan berat badan/ peningkatan (cairan),
kulit kering, turgor buruk, ikterik : angioma spider, napas
berbau/fetor hepatikus, perdarahan gusi.
Neurosensori: Gejala : Orang terdekat dapat melaporkan
perubahan kepribadian, penurunan mental. Tanda :
Perubahan mental, bingung halusinasi, koma, bicara
lambat/ tak jelas.
Nyeri/ kenyamanan: Gejala : Nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran
kanan atas. Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, fokus pada diri
sendiri.
Pernapasan: Gejala : Dispnea. Tanda : Takipnea, pernapasan
dangkal, bunyi napas tambahan, ekspansi paru terbatas (asites),
hipoksia.
Keamanan: Gejala : Pruritus. Tanda : Demam (lebih umum pada
sirosis alkohlik), ikterik, ekimosis, petekie.
Seksualitas: Gejala : Gangguan menstruasi, impoten. Tanda : Atrofi
testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah lengan,
pubis)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tampak lemah
b. Peningkatan suhu, peningkatan tekanan darah (bila
ada kelebihan cairan)
c. Sclera ikterik, konjungtiva anemis
d. Distensi vena jugularis dileher
Dada :
a. Ginekomastia (pembesaran payudara pada laki-laki)
b. Penurunan ekspansi paru
c. Penggunaan otot-otot asesoris pernapasan
d. Disritmia, gallop
e. Suara abnormal paru (rales)
Abdomen :
a. Perut membuncit, peningkatan lingkar abdomen
b. Penurunan bunyi usus
c. Ascites/ tegang pada perut kanan atas, hati teraba keras
d. Nyeri tekan ulu hati
Urogenital :
a. Atropi testis
b. Hemoroid (pelebaran vena sekitar rektum)
Integumen :
a. Ikterus, palmar eritema, spider naevi, alopesia, ekimosis
Ekstremitas : Edema, penurunan kekuatan otot
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium Menurut Smeltzer & Bare (2001)
yaitu:
a. Darah lengkap: Hb/ Ht dan SDM mungkin menurun
karena perdarahan. Kerusakan SDM dan anemia terlihat
dengan hipersplenisme dan defisiensi besi. Leukopenia
mungkin ada sebagai akibat hiperplenisme.
b. Kenaikan kadar SGOT, SGPT
c. Albumin serum menurun
d. Pemeriksaan kadar elektrolit : hipokalemia
e. Pemanjangan masa protombin
f. Glukosa serum : hipoglikemi
g. Fibrinogen menurun
h. BUN meningkat
Pemeriksaan diagnostik
Menurut smeltzer & Bare (2001) yaitu:
a. Radiologi: Dapat dilihat adanya varises esofagus untuk
konfirmasi hipertensi portal.
b. Esofagoskopi: Dapat menunjukkan adanya varises
esofagus.
c. USG
d. Angiografi: Untuk mengukur tekanan vena porta.
e. Skan/ biopsi hati: Mendeteksi infiltrat lemak, fibrosis,
kerusakan jaringan haati.
f. Partografi transhepatik perkutaneus: Memperlihatkan
sirkulasi sistem vena portal
How the fisiologi system hepatobilier (elsa)
http://health.liputan6.com/read/621180/sirosis-perjalanan-panjang-sakit-hati-yang-mematikan
1. Sirosis Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan
parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sering
disebabkan oleh alkoholis kronis.
2. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut
yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang
terjadi sebelumnya.
3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi
dalam hati disekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi
bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
https://www.academia.edu/18365057/SIROSIS_HEPATIS_PPT
How the link between icterus and serosis
hepatis(elsa)
Penyakit kuning adalah kondisi yang ditandai dengan
menguningnya kulit, sklera , serta membran mukosa hidung
dan mulut akibat penumpukan bilirubin didalam darah.
Bilirubin terbentuk ketika hb terurai akibat proses pembaruan
SDM yg sudah tua/ rusak. Setelah bilirubin terbentuk,
kemudian masuk ke pembuluh darah untuk dibawa ke hati.
Didalam organ ini, bilirubin kemudian bercampur dengan
empedu, lalu dipindahkan ke saluran pencernaan melalui
saluran empedu sebelum akhirnya dibuang keluar bersama
feses dan urine. Jika proses diatas mengalami gangguan dan
bilirubin terlambat masuk ke hati atau saluran empedu, maka
zat ini akan bertumpuk didalam darah dan mengendap di kulit
sehingga terlihat gejala penyakit kuning.
http://formulaherbal.id/penyakit-kuning-dan-sirosis-hati/
Sirosis hepatis: penyakit kronis hati karena kematian sel hati
dalam jumlah banyak, pembentukan nodulus regeneratif
sel hati, proliferasi jaringan ikat dan pembentukan jaringan
fibrosa. Seiring dengan perjalanan penyakit, gejala-
gejalanya menjadi lebih parah dan dapat mencakup
jaundice/ikterus. Penyakit kuning atau ikterus akan terus
terjadi bila liver Anda sudah tidak bisa lagi memecah
bilirubin dengan baik. Penyakit kuning muncul karena salah
satu alasan berikut:
1. Fungsi Hati terganggu dan tidak bisa memecah bilirubin.
2. Bilirubin tidak bisa diproses ke saluran pencernaan untuk
dibuang bersama tinja.
3. Mungkin ada terlalu banyak bilirubin yang mencoba masuk
ke hati sekaligus.
4. Terlalu banyak sel darah merah yang rusak.
https://bidanlusiana.com/sirosis-hepatis/ciri-ciri-fisik-sirosis-hepatis/
https://www.scribd.com/doc/134160312/Pathways-Sirosis
Hepatitis virus B & C Alkohol Metabolik: DM Kolestatik kronik Toksis dari obat: INH Malnutrisi
SIROSIS HEPATIS
Kelainan
jaringan Fungsi hati teganggu Inflamasi akut
parenkim hati
Kecemasan
klien
Nyeri
Kronis
Gangg. Meta.
Gangg. Met. Gangg. Met. Gangg.
bilirubin Gangg. Met. vit
Hipertensi Protein Zat besi Pembentuk
Portal an empedu