Anda di halaman 1dari 15

ABSTRAK

IDENTIFIKASI JAMUR Trichophyton rubrum dan Trichophyton


mentagrophytes PADA SELA-SELA JARI KAKI PEKERJA CUCI STEAM
MOTOR ATAU MOBIL YANG BERADA DI DESA ARJAWINANGUN
KABUPATEN CIREBON.

1
Supriyatin
Dosen Akademi Analis Kesehatan An Nasher, Sumber Cirebon

Pekerja cuci steam bekerja menggunakan tenaga dan mengandalkan kedua tangannya untuk
membersihkan motor atau mobil untuk mendapatkan balasan berupa uang. Kondisi lingkungan di
karenakan gaya hidup mereka yang selalu bergelut dengan tempat lembab dan basah memicu
timbulnya penyakit kulit salah satunya adalah tinea pedis ( kutu air ) yang disebabkan oleh jamur
terutama jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. Penelitian ini untuk
mengetahui ada tidaknya jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes pada
sela-sela jari kaki kanan dan kiri pekerja cuci steam di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon
serta untuk mengetahui berapa persentase pekerja cuci steam di Desa Arjawinangun Kabupaten
Cirebon yang terinfeksi jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.
Trichophyton golongan jamur dermatofita yang dapat menginfeksi rambut, kulit terutama kutu air
dan infeksi pada kuku manusia. menghasilkan makrokonidia berdinding halus dan berbentuk
silinder serta menghasilkan mikrokonidia yang khas berbentuk bulat. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa terdapat jamur
Trichophyton rubrum dan jamur Trichophyton mentagrophytes yang menginfeksi sela jari kaki
pekerja cuci steam motor atau mobil di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon. Pekerja yang
terinfeksi sebanyak 6 orang yang positif terinfeksi dengan persentase 22 %, hal ini dibuktikan
dengan uji statistik nilai sig 0,006 < 0,05.

Kata Kunci : Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes, Pekerja Cuci Steam,
Sela-sela Jari Kaki

Latar Belakang
Jamur merupakan organisme eukarotik, kebanyakan jamur merupakan aerob obligat
atau fakultatif. Infeksi jamur disebut mikosis. Mikosis kutaneus disebabkan oleh jamur yang
hanya menginfeksi jaringan berkeratin superfisial kulit, rambut, dan kuku (Jawetz, 2013).
Enam penyebab dermatofitosis di Indonesia ialah Trichophyton rubrum, Trichophyton
mentagropytes, Microsporum canis, Microsporum gypseum, Trichophyton concentricum, dan
Epidermophyton floccosum (Sutanto, 2008).
Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia.
Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan geophilic. Jamur
trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada rambut, kulit terutama kutu air (Tinea pedis),
dermatofitosis ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit atau kuku manusia atau
hewan yang terinfeksi.
Berdasarkan survei di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon, faktor tidak peduli
akan adanya jamur menyebabkan para pekerja pencuci motor tidak sadar akan kesehatan
kakinya. Pada dasarnya pekerja cuci steam motor ataupun mobil adalah manusia yang
menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa pendapatan
uang. Kondisi lingkungan yang sering berhubungan dengan air, pasir, debu, deterjen dan
sengatan matahari dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan
adalah dermatofitosis yaitu penyakit jamur yang disebabkan oleh jamur dermatofita yang
menginfeksi lapisan permukaan kulit yaitu stratum korneum, rambut, dan kuku.
Pekerja cuci steam bekerja menggunakan tenaga mengandalkan kedua tangannya
untuk membersihkan motor atau mobil. Masyarakat luar banyak yang mencuci motor atau
mobil yang terdapat di Desa Arjawinangun. Dengan jadwal kerja yang tidak mengenal waktu
dari pagi sampai sore, membersihkan motor dan mobil yang sangat kotor. Pekerja cuci steam
bekerja memakai alat pelindung diri yaitu sepatu boots untuk melindungi kakinya, pemakaian
sepatu tertutup dalam jangka waktu yang lama menyebabkan di sekitar kaki lembab dan
berkeringat. Pekerja cuci steam ada yang tidak memakai sepatu sehingga kontak langsung
dengan debu, air dan pasir bisa menimbulkan pertumbuhan jamur atau bakteri secara cepat.
Banyak pekerja cuci steam yang tidak memakai sepatu boots, dengan aktivitas setiap
hari bekerja setelah mencuci motor dan mobil tidak pernah mengeringkan kakinya sehingga
terkena penyakit yang disebabkan oleh jamur di karenakan gaya hidup mereka yang selalu
bergelut dengan tempat lembab dan basah yang memicu timbulnya penyakit-penyakit kulit
salah satunya adalah tinea pedis ( kutu air ) yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensi mempengaruhi kesehatan pekerja.
Lingkungan kerja ataupun jenis pekerjaan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Jamur
bisa tumbuh didaerah yang lembab dan hangat, diantara jari-jari kaki penyebabnya yaitu
Tricophyton atau Epidermophyton. Jamur ini menyebabkan terbentuknya sisik-sisik yang
sangat halus tanpa gejala lainnya atau sisik-sisik yang lebih kasar disertai ruam yang terasa
gatal dan menimbulkan nyeri di sela-sela jari. Jamur bisa menyebabkan kaki menjadi retak-
retak sehingga terjadi infeksi bakteri. Infeksi jamur yang biasanya muncul pada kaki pada
saat cuaca panas/hangat (Zulkoni, 2011).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes pada
sela-sela jari kaki kanan dan kiri pekerja cuci steam motor atau mobil yang berada di
Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon?
2. Berapa persentase pekerja cuci steam motor atau mobil yang berada di Desa
Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang terinfeksi jamur Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton
mentagrophytes pada sela-sela jari kaki kanan dan kiri pekerja cuci steam motor atau
mobil yang berada di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengetahui berapa persentase pekerja cuci steam motor atau mobil yang berada di
Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang terinfeksi Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes.
Metode Penelitian
Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.
Dermatofita merupakan golongan jamur yang mempunyai sifat dapat mencerna keratin.
Berdasarkan sifat morfologinya, dermatofita dikelompokkan dalam 3 genus: Trichophyton,
Microsporum dan Epidermophyton. Enam spesies penyebab utama dermatofitosis di
Indonesia ialah Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes, Microsporumcanis,
Microsporum gypseum, Trichophyton concentrium dan Epidermophyton floccosum (Sutanto,
2008).
Jamur Dermatophyta dapat menyebabkan penyakit kulit yang disebut dermatomikosis,
misalnya panu dan kadas. Jamur pada kulit biasanya menyerang badan, kaki, lipatan kulit
(misalnya sekitar leher), dibawah payudara, beberapa bagian tubuh berambut, ketiak serta
selangkangan. Jamur tumbuh lebih cepat jika kita sering berkeringat dan kebersihan tubuh
kurang terjaga (Irianto, 2014).
Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebabkan mikosis, mikosis di bagi
menjadi dua yaitu : mikosis superfisialis dan mikosis sistemik (Entjang, 2003 ).

Mikosis Superfisialis
Mikosis Superfisialis adalah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit,
yaitu stratum korneum, rambut, dan kuku. Mikosis superfisisalis dibagi dalam dua
kelompok:

1. Yang disebabkan oleh jamur bukan golongan dermatofita, yaitu pitiriasis versikolor,
otomikosis, piedra hitam, piedra putih, onomikosis, dan tinea nigra palmaris.
2. Yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita yaitu dermatofitosis (Sutanto, 2008).
Infeksi dermatofit dimulai di kulit setelah trauma atau kontak. Terdapat bukti bahwa
kerentanan pejamu dapat bertambah oleh kelembaban, kehangatan, zat kimia khusus di kulit,
komposisi sebum dan keringat, usia muda, pejanan berat, dan predisposisi genetik. Angka
kejadiannya lebih tinggi di daerah beriklim panas dan lembab serta berpendudukan padat.
Pemakaian sepatu membuat kondisi yang hangat dan lembab, cocok untuk infeksi di kaki.
Sumber infeksinya adalah tanah atau hewan yang terinfeksi pada kasus dermatofit geofilik
dan zoofilik. Konidianya dapat tetap viable untuk waktu yang lama. Spesies antropofilik dapat
ditularkan melalui kontak langsung atau benda mati yang tercemar, seperti handuk, baju,
kamar mandi umum yang terkontaminasi, dan benda lain yang serupa (Jawetz, 2013).
Trichophyton
Trichophyton sp adalah golongan jamur dermatopita yang dapat menginfeksi rambut,
kulit terutama kutu air dan infeksi pada kuku manusia. menghasilkan makrokonidia
berdingding halus dan berbentuk silinder serta menghasilkan mikrokonidia yang khas
berbentuk bulat (Jawetz, 2013).

Morfologi

Jamur trychophyton dapat menginfeksi rambut, kulit, dan kuku, membentuk


makrokonidia dengan dinding tipis, halus, dengan 8-10 seputum dengan ukuran 4 × 8
sampai 8 × 15 µm dan mikrokonidia yang khas berbentuk bulat (Irianto, 2014).
Patologi dan Gejala Klinis

Kelainan mengenai kulit di antara jari-jari kaki, terutama antara jari ke 3-4 dan ke 4-
5, telapak kaki dan bagian lateral kaki. Karena tekanan dan kelembaban maka gambaran
klinis khas dermatofitosis tidak terlihat. Bila terjadi infeksi sekunder oleh kuman dapat
timbul pustule dan rasa nyeri. Faktor predisposisi berupa kaki yang selalu basah, baik oleh
air (tukang cuci), maupun oleh keringat (sepatu tertutup dan memakai kaos kaki). Masih
sering terjadi maserasi kulit yang terkena (Gandahusada, 1998).
Jamur Trichophyton rubrum

Gambar 2.1 Trichophyton rubrum (Anonim, 2016)


Metode Penelitian

Metode penelitian pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah sebuah desain penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditelitinya
dan juga menggambarkan besarnya masalah yang ingin diteliti (Swarjana, 2015).

Sumber Data
Mengumpulkan informasi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan serta bahan pustaka yang diambil dari
website dan hasil penelitian yang di lakukkan di laboratorium Mikrobiologi.

Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pekerja cuci steam motor atau mobil yang
berada di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon.

Populasi dan Sampel

Populasi
Populasi adalah pekerja cuci steam motor atau mobil yang mengalami gatal-gatal pada
sela-sela jari kaki kanan dan kiri yang bekerja dan berdomisili berada di Desa Arjawinangun
sebanyak 27 orang.

Sampel
Sampel adalah populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian.
Sampel pada penelitian ini adalah 27 pekerja cuci steam motor atau mobil di Desa
Arjawinangun Kabupaten Cirebon dan pada tiap-tiap sampel diperiksa sela-sela jari kaki
kanan dan kiri dari setiap pekerja.

Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu Penelitian
Waktu penelitian di lakukkan pada bulan November 2016 sampai bulan Juli 2017.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan An
Nasher Cirebon.

Instrumen Penelitian
Quisioner tentang data umum dan khusus untuk pekerja cuci steam motor atau mobil

Prosedur Kerja
Sterilisasi Alat dan Bahan
Cara ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti erlenmeyer, cawan petri,
tabung reaksi, batang pengaduk, gelas ukur, gelas kimia, dan pipet volume. Sterilisasi ini
dilakukan dengan menggunakan inkubator atau oven pada suhu 180ºC selama 20 menit
(Soemarno, 2000).

Pembuatan Media Saboraud Dextrose Agar (SDA):

1) Menimbang media SDA sebanyak 78 gr kedalam erlenmeyer

2) Menambahkan aquadest steril sebanyak 1200 ml.


O
3) Media yang telah homogen di autoclave 200 C selama 60 menit.

4) Media yang telah di homogenkan kemudian dituangkan pada cawan petri.

Teknik Pengambilan Sampel


1) Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Membersihkan sela-sela jari kaki kanan dan kiri dengan air bersih.
3) Menambahkan larutan garam Fisiologis (NaCl) 0,9% pada lidi kapas steril.
4) Mengusap lidi kapas steril secara memutar pada sela-sela jari kaki kanan dan kiri.
5) Kemudian siap untuk di tanam pada media SDA.

Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel apusan sela-sela jari kaki kanan dan kiri dengan cara apusan,
menggunakan lidi kapas steril (swab) diberi identitas dan di simpan pada coolbox yang
selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.
Pengolahan Sampel
Cara pengolahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
cara goresan (Streak plate). Cara goresan (Streak plate):
1) Mengusap lidi kapas steril pada sela-sela jari kaki kanan dan kiri secara memutar.
2) Mengarsir apusan sela-sela jari kaki kanan dan kiri pada media SDA.
3) Media SDA yang telah di arsir oleh apusan sela-sela jari kaki kanan dan kiri di
O
inkubasi selama 8-10 hari pada suhu 20-30 C.
4) Mengamati koloni yang tumbuh dan diambil koloni tersangka Trichophyton rubrum
dan Trichophyton mentagrophytes ke objek glass lalu di beri LPCB 1 tetes.
5) Mengamati pada mikroskop perbesaran 40 x (Irianto, 2014).
Pembuatan Kontrol
a. Kontrol Media
Memasukkan Sabouraud Dextrose Agar (SDA) ke dalam cawan petri sebanyak 20 ml
dengan ketebalan 4 mm dan dibiarkan hingga padat, kemudian masukkan ke dalam oven
o
inkubasi pada suhu 20 - 30 C selama satu hari satu malam.
b. Penanaman sampel
1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengambil sampel apusan pada sela-sela jari kaki kanan dan kiri pekerja cuci
steam dengan menggunakan lidi kapas steril.
3. Menanam sampel apusan sela-sela jari kaki pada media Sabouraud Dextrose
Agar (SDA).
o
4. Kemudian inkubasi media pada suhu 20 - 30 C selama 8-10 hari (Irianto, 2014).

Pengolahan Data
Data yang di peroleh diolah dengan SPSS 16.0 menggunakan metode statistik
Binomial Test.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel apusan kulit sela-sela jari kaki kanan dan

kiri pekerja cuci steam motor atau mobil yang berada di Desa Arjawinangun Kabupaten

Cirebon sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan jamur Trichophyton rubrum dan


Trichophyton mentagrophytes

Hasil Pemeriksaan
No Sampel Keterangan
T. rubrum T.mentagrophytes
1 Sampel 1a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 1b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
2 Sampel 2a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 2b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
3 Sampel 3a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 3b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
4 Sampel 4a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 4b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
5 Sampel 5a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 5b Kiri (-) Negatif (+) Positif T. mentagrophytes
6 Sampel 6a Kanan (+) Positif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 6b Kiri (-) Negatif (-) Negatif T. rubrum
7 Sampel 7a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 7b Kiri (-) Negatif (+) Positif T. mentagrophytes
8 Sampel 8a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 8b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
9 Sampel 9a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 9b Kiri (-) Negatif (+) Positif T. mentagrophytes
10 Sampel 10a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 10b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
11 Sampel 11a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 11b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
12 Sampel 12a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 12b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
13 Sampel 13a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 13b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
14 Sampel 14a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 14b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
15 Sampel 15a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 15b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
16 Sampel 16a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 16b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
17 Sampel 17a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 17b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
18 Sampel 18a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 18b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
19 Sampel 19a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 19b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
20 Sampel 20a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 20b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
21 Sampel 21a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 21b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
22 Sampel 22a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 22b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
23 Sampel 23a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 23b Kiri (+) Positif (-) Negatif T. rubrum
24 Sampel 24a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 24b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
25 Sampel 25a Kanan (+) Positif (-) Negatif (+) Positif
Sampel 25b Kiri (-) Negatif (-) Negatif T. rubrum
26 Sampel 26a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 26b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
27 Sampel 27a Kanan (-) Negatif (-) Negatif (-) Negatif
Sampel 27b Kiri (-) Negatif (-) Negatif
Positif 3 3 6
Negatif 51 51 21
Jumlah 54 54 27
(Sumber : Hasil Penelitian, 2017)
Keterangan : (+) Positif artinya ditemukan atau terinfeksi jamur Trichophyton
rubrum dan Trichophyton mentagrophytes

(-) Negatif artinya tidak ditemukan atau tidak terinfeksi jamur


Trichophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes

Pengolahan Data

Berdasarkan hasil penelitian pada pekerja cuci seam motor atau mobil di Desa
Arjawinangun Kabupaten Cirebon didapatkan 6 orang yang positif terinfeksi jamur
Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes, 21 orang negatif tidak terinfeksi
jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.

Tabel 4.2 Analisis Persentase Hasil Identifikasi jamur Trichophyton


rubrum dan Trichophyton mentagrophytes Populasi Pekerja Cuci Steam
di Desa Arjawinangun Kabupaten Tahun 2017

No Populasi Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 (+) Positif 6 22

2 (-) Negatif 21 78

Jumlah 27 100

(Sumber : Hasil Penelitian, 2017)

Berdasarkan hasil persentase di atas, didapatkan positif sebesar 22%

dan negatif sebesar 78%.

Grafik 4.1. Diagram Persentase Hasil Identifikasi Jamur Trichophyton rubrum


dan Trichophyton mentagrophytes berdasarkan Populasi Pekerja cuci steam di
Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon Tahun 2017
Data hasil penelitian diolah dan dianalisa menggunakan program SPSS 16.0

menggunakan analisa Non Parametik Binomial Test untuk mengolah hasil positif dan

negatif. Berikut hasil yang didapat :

Tabel 4.3. Data Statistik Identifikasi Jamur Trichophyton rubrum dan


Trichophyton mentagrophytes pada Sela-sela Jari Kaki Pekerja Cuci Steam
Motor atau Mobil di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon Tahun 2017

Binomial Test

Asymp. Sig. (2-


Category N Observed Prop. Test Prop. tailed)

a
Jamur Group 1 Positif 6 .22 .50 .006
Group 2 Negatif 21 .78

Total 27 1.00

a. Based on Z Approximation.

Berdasarkan analisa statistik Non Parametik Binomial Test N = 27 yang berarti jumlah
populasi. P-value yang tercantum sebagai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,006. Nilai maksimum
kesalahan yang boleh dilakukan (margin eror) = 0,05. Pada kasus ini didapatkan hasil nilai
Sig. (2-tailed) = 0,006 berarti 0,006 < 0.05.

Pembahasan
Pemeriksaan ini meliputi pengambilan sampel apusan swab steril sela-sela jari kaki
kanan dan kiri pekerja cuci steam motor atau mobil di Desa Arjawinangun Kabupaten
Cirebon perlu diperhatikan seperti tahapan pra analitik, analitik, dan post analitik. Pra analitik
seperti persiapan bahan dan alat-alat yang akan digunakan, penanaman sampel. Analitik
seperti penanaman sampel. Post analitik seperti pengamatan hasil secara makroskopis dan
mikroskopis, pencatatan hasil, dan pelaporan hasil kepada laboran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan jamur Trichophyton rubrum dan Trichophyton
mentagrophytes pada sampel sela-sela jari kaki pekerja cuci steam motor atau mobil di Desa
Arjawinangun Kabupaten Cirebon yang telah di analisa, didapatkan hasil sampel yang positif
Trichophyton rubrum dan Trichophyon mentagrophytes yaitu sebanyak 22% yaitu 6 orang
pekerja cuci steam yang terinfeksi dari 21 orang yang negatif tidak terinfeksi.
Sebelum pengambilan sampel peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada
pekerja cuci steam di Desa Arjawinangun, contohnya seperti sudah berapa lama bekerja
sebagai pekerja cuci steam, berapa jam anda bekerja dalam sehari, apakah anda bekerja
menggunakan sepatu boots dan sebagainya. Hanya sedikit dari semua pekerja cuci steam
yang mengeluh mengalami gatal-gatal atau mempunyai ruam luka pada sela-sela jari kaki
kanan dan kiri mereka, di karenakan faktor tidak menjaga kakinya untuk memakai sepatu
boots serta membiarkan kakinya selalu basah dan lembab sehingga memudahkan jamur atau
bakteri untuk tumbuh dan berkembang secara cepat.
Pada saat pengambilan sampel apusan sela-sela jari kaki kanan dan kiri pekerja cuci
steam di Desa Arjawinangun Kabupaten Cirebon peneliti melakukannya sesuai prosedur
yang telah ditetapkan. Peneliti menggunakan NaCl 0,9% pada swab steril dengan tujuan
untuk memudahkan menempelnya jamur yang di ambil serta mendekatkan bunsen dengan
tujuan meminimalisir terjadinya kontaminasi dari lingkungan.
Masa waktu bekerja juga berpengaruh pada terjadinya infeksi jamur pada kulit manusia,
pekerja yang positif terinfeksi rata-rata mempunyai pengalaman bekerja yang cukup lama
yaitu kurang lebih 3-7 tahun. Lama bekerja dalam sehari 5-9 jam bisa menjadi faktor
penyebab terjadinya infeksi jamur juga karena kondisi lingkungan yang sering berhubungan
dengan air, pasir, debu, deterjen dan terkena sengatan sinar matahari sehingga menyebabkan
kaki basah. Mencuci motor atau mobil tidak menggunakan sepatu boots dalam jangka lama
akan menyebabkan kaki lembab, karena terkena percikan-percikan air yang terkontaminasi
oleh lingkungan sehingga rata-rata pekerja cuci steam mengalami indikasi gatal dan
terjadinya infeksi jamur pada sela-sela jari kaki kanan dan kirinya terjadi penglupasan dan
kulit pecah-pecah. Bahkan infeksi sekunder oleh bakteri sehingga sampai bernanah.
Karena Dermatofitosis adalah penyakit yang menyerang pada kuku, rambut dan stratum
korneum kulit. Contohnya Tinea Pedis yang banyak di alami oleh masyarakat khususnya
pekerja cuci steam yang bekerja di luar ruangan dan langsung terpapar sinar matahari. Ada
beberapa pencegahan yang harus kita lakukan agar kita terhindar dari infeksi tinea pedis
contohnya seperti hidup sehat dengan menggunakan sepatu boots bersih dan nyaman dipakai,
dan usahakan mencuci kaos kaki setiap hari, atau bila hendak digunakan kembali jemur di
bawah sinar matahari agar kaos kaki berada dalam kondisi kering dan tidak lembab. Rajin
mencuci kaki, tangan dan mandi dengan air bersih setelah melakukan aktifitas pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2016). Trichophyton, Wikipedia Foundation, the Free Encyclopedia Diikuti dari;
https:id.m.wikipedia.org/wiki/Tricophyton[30 November 2016]

Anonim, (2016). Persiapan Peralatan Kerja Usaha Steam Motor atau Mobil Diikuti
dari; http://alatcucimobil.net/pengertian-cara-kerja-dankegunaansteam-air/[24
Desember 2016]
Anonim,(2016). Persiapan usaha cuci sepeda motor Diikuti dari;
https://haristanto.wordpress.com/2010/04/17/persiapan-usaha-cuci sepeda-motor/[25
Desember 2016]

Entjang, I. (2003). Mikrobiologi & Parasitologi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Gandahusada S, dkk (1998). Parasitologi kedokteran, edisi tiga, Jakarta: FKUI


Yogyakarta Departeman Kesehatan Republik Indonesia.

Irianto, K. (2009). Parasitologi, Bandung : CV. YRAMA WIDYA.

Irianto, K. (2014). Bakteriologi, Mikologi dan Virologi, Bandung : ALFABETA, CV.

Jawetz, dkk. (2013). Mikrobiologi kedokteran, Jakarta: EGC.

Prianto, J. (2002). Atlas Parasitologi kedokteran, edisi tiga, Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

Soemarno, (2000). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik, Yogyakarta: AAK Yogyakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Sutanto I, dkk (2008). Parasitologi kedokteran, Jakarta edisi keempat: Balai penerbit FKUI

Swarjana, I, (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Zulkoni, S . (2011). Parasitologi, Yogyakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai