Anda di halaman 1dari 4

Nama : Badzliah Khairunizzahrah

NPM : 1606924316
Kelas : Farmakoterapi – 1

LEMBAR TUGAS MANDIRI MATERI “GANGGUAN TIROID”


Pemeriksaan laboratorium atau tes darah untuk mengukur TSH, T4, T3 dan Free T4
sudah tersedia dan banyak digunakan. Tes yang biasa dilakukan untuk melihat fungsi tiroid
adalah Tes TSH, T4 dan terkadang T3. Tes ini dapat dijadikan panduan untuk mengevaluasi
fungsi kelenjar tiroid dan untuk membantu mendiagnosis gangguan tiroid. Tes yang telah
disebutkan di atas bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid dalam darah. Singkatnya,
hormon-hormon ini adalah zat kimia yang terdapat melalui darah dan mengendalikan atau
mengatur metabolisme tubuh — yaitu bagaimana tubuh berfungsi dan menggunakan energi.
Sampel darah diambil dari vena di lengan dan diberikan ke laboratorium untuk dianalisis.
Biasanya dari Free T4 dan T3 atau bagian aktif dari T4 dan T3 juga diukur (misalnya: FT4 dan
FT3). Terkadang dapat juga diukur tes T3 resin uptake, tes antibodi tiroid dan tes thyroglobulin
(Tg) yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah. Laboratorium menggunakan rentang referensi
untuk membandingkan hasil tes darah dengan hasil pada populasi sehat normal. Berikut
merupakan perbandingan hasil tes darah orang normal dengan pasien penderita gangguan tiroid:

Gambar 1. Perbandingan Hasil Tes Darah Normal dengan Pasien Gangguan Tiroid
Kisaran yang tercantum di atas hanya panduan dan bisa bervariasi sesuai dengan
laboratorium yang digunakan untuk melakukan tes. rentang referensi dapat berbeda untuk wanita
hamil, bayi dan anak-anak.
1. Uji TSH
Cara terbaik untuk mengawali uji fungsi tiroid adalah mengukur kadar TSH dalam
sampel darah. Tingkat TSH yang tinggi menunjukkan bahwa kelenjar tiroid gagal
karena masalah yang secara langsung mempengaruhi tiroid (hipotiroidisme primer).
Dan sebaliknya, apabila tingkat TSH rendah, biasanya menunjukkan bahwa orang
tersebut memiliki tiroid yang terlalu aktif sehingga memproduksi terlalu banyak
hormon tiroid (hipertiroidisme).
Terkadang, TSH yang rendah dapat terjadi akibat kelainan pada kelenjar hipofisis,
yang mencegahnya membuat TSH yang cukup untuk merangsang tiroid
(hipotiroidisme sekunder). Pada kebanyakan orang yang sehat, nilai TSH normal
berarti bahwa tiroid berfungsi secara normal.
2. Uji T4
T4 bersirkulasi dalam darah melalui dua bentuk:
1) T4 terikat dengan protein yang mencegah T4 untuk masuk ke berbagai
jaringan yang membutuhkan hormon tiroid.
2) Free T4 , yang masuk ke berbagai jaringan target untuk mengerahkan efeknya.
Fraksi Free T4 merupakan hal yang paling penting untuk menentukan
bagaimana tiroid berfungsi. Dan tes untuk mengukurnya disebut dengan Uji
Free T4 (FT4) dan Indeks Free T4 (FT4I atau FTI). Pasien dengan
hipertiroidisme akan mengalami peningkatan FT4 atau FTI, sedangkan pasien
dengan hipotiroidisme memiliki tingkat FT4 atau FTI yang rendah.
Menggabungkan tes TSH dengan FT4 atau FTI dapat menentukan bagaimana
kelenjar tiroid berfungsi secara akurat. Tingginya tingkat TSH dan rendahnya FT4
atau FTI menunjukkan hipotiroidisme primer akibat adanya kelainan pada kelenjar
tiroid. TSH yang rendah dan FT4 atau FTI yang rendah menunjukkan hipotiroidisme
karena adanya masalah pada kelenjar hipofisis. TSH rendah dengan FT4 atau FTI
tinggi ditemukan pada orang yang memiliki hipertiroidisme.
3. Uji T3
Uji T3 umumnya digunakan untuk mendiagnosis hipertiroidisme atau untuk
menentukan keparahan dari hipertiroidisme. Pasien hipertiroid akan mengalami
peningkatan level T3. Pada beberapa individu dengan TSH rendah, hanya kadar T3
yang meningkat sedangkan kadar FT4 atau FTI normal. Uji T3 tidak terlalu
berpengaruh pada pasien hipotiroid, karena ini adalah tes abnormalitas yang terakhir.
Pasien dengan hipotiroid yang parah dapat ditandai dengan TSH tinggi dan FT4
atau FTI rendah, tetapi memiliki T3 normal. Dalam beberapa keadaan (seperti saat
kehamilan atau saat mengambil pil KB) dapat ditadai dengan kadar T4 dan T3 yang
tinggi. Hal ini disebabkan karena estrogen meningkatkan kadar protein pengikat.
Dalam situasi seperti ini, akan lebih baik untuk melakukan uji TSH dan Free T4
untuk evaluasi tiroid.
Tingginya tingkat T3 yang tidak normal biasanya menunjukkan kondisi yang
disebut dengan Grave's disease, yaitu gangguan autoimun yang terkait dengan
hipertiroidisme.
4. Uji Antibodi Tiroid
Sistem kekebalan tubuh umumnya berfungsi untuk melindungi tubuh dari
serangan agen asing seperti bakteri dan virus Hal ini dilakukan dengan
menghancurkan antigen tersebut dengan zat yang disebut dengan antibodi. Antibodi
diproduksi oleh sel darah yang dikenal sebagai limfosit.
Pada kebanyakan pasien hipotiroidisme atau hipertiroidisme, limfosit dapat
menyebabkan antibodi menyerang tiroid mereka sendiri sehingga dapat merangsang
atau merusak kelenjar. Antibodi tiroid utama adalah antibodi tiroid peroksidase
(TPOAb), antibodi tiroglobulin (TgAb), dan antibodi reseptor hormon perangsang
tiroid (TSHR Ab, juga dikenal sebagai TRAb).
Dengan mengukur kadar antibodi tiroid dapat membantu mendiagnosis penyebab
masalah tiroid. Misalnya, peroksidase anti-tiroid positif dan / atau antibodi anti-
tiroglobulin pada pasien dengan hipotiroidisme menghasilkan diagnosis tiroiditis
Hashimoto. Jika antibodi positif pada pasien hipertiroid, diagnosis yang paling
mungkin adalah penyakit tiroid autoimun.
5. Uji Tirogloubulin (Tg)
Tiroglobulin (Tg) adalah protein yang diproduksi oleh sel-sel tiroid normal dan
juga sel-sel kanker tiroid. Tiroglobulin bukan menjadi ukuran fungsi tiroid dan tidak
mendiagnosis kanker tiroid ketika kelenjar tiroid masih ada. Uji ini paling sering
digunakan pada pasien yang telah menjalani operasi kanker tiroid sebagai pemantau
mereka setelah perawatan. Meskipun Tg sering diukur dalam beberapa kondisi dan
individu tertentu, Tg bukan ukuran utama fungsi hormon tiroid.
Tes darah tiroid pada umumnya mudah dan akurat, tetapi faktor-faktor tertentu dapat
memengaruhi hasil dari tes masing-masing individual. Fluktuasi yang terus-menerus dapat
terjadi, dan hal itu merupakan tanda bahwa pasien perlu merubah dosis obatnya.
Berikutmerupakan hal-hal yag dapat mempengaruhi hasil tes laboratorium gangguan tiroid:
1) Puasa: penelitian menunjukkan bahwa tes darah tiroid di pagi hari yang dilakukan setelah
puasa semalaman dapat menghasilkan tingkat TSH yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang diambil di kemudian hari tanpa puasa.
2) Gaya Hidup: Faktor-faktor seperti stres, kurang tidur, diet, dan waktu siklus menstruasi
yang berbeda dapat memengaruhi hasil tes tiroid, meskipun buktinya tidak jelas.
3) Kehamilan: Sejumlah faktor menunjukkan kadar hormon tiroid berubah selama
kehamilan. American Thyroid Association merekomendasikan agar dokter menggunakan
rentang referensi khusus trimester untuk TSH dan rentang Free T4 selama kehamilan.
4) Penyakit Tertentu: Diare dapat mengganggu penyerapan obat sehingga dapat mengubah
hasil uji laboratorium. Terkadang, infeksi atau serangan kondisi peradangan seperti lupus
juga dapat mengubah hasil lab sampai penyakitnya sembuh.Penyakit serius yang
membutuhkan rawat inap di unit perawatan intensif sementara dapat mempengaruhi
fungsi tiroid dan hasil tes tiroid. Penyakit nonthyroidal atau euthyroid syndrome ditandai
dengan tingkat TSH T4, Free T4, dan T3 yang rendah. Perawatan yang ditujukan untuk
memperbaiki kadar tiroid tidak dianjurkan, karena perubahan kadar tiroid ini dianggap
benar-benar melindungi selama penyakit kritis.
5) Penggunaan Obat-obatan: Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan disfungsi tiroid
dengan mengganggu kadar atau kinerja hormon tiroid tubuh, sehingga berpotensi
mengubah TSH ketika tubuh berusaha untuk mengkompensasi aktivitas hormon tiroid
yang tinggi atau rendah. Contoh obat yang dapat memengaruhi fungsi hormone tiroid
antara lain Lithium, Amiodarone, Iodine atau suplemen rumput laut, obat imunomodulasi
seperti interferon alfa dan interleukin-2, Obat kemoterapi seperti Lemtrada
(alemtuzumab) inhibitor tirosin kinase, seperti Nexavar (sorafenib) atau Sutent
(sunitinib). Obat yang dapat memengaruhi absorpsi hormone tiroid adalah kalsium
karbonat, sulfat besi, dan penghambat pompa proton Prilosec (omeprazole) serta Prevacid
(lansoprazole). Dan obat-obat yang secara langsung memengaruhi hasil uji laboratorium
gangguan tiroid adalah NSAID, Antikonvulsan tertentu, Heparin (pengencer darah),
furosemide, Glukokortikoid, dan Isotretinoin

DAFTAR PUSTAKA
https://www.niddk.nih.gov/health-information/diagnostic-tests/thyroid
https://www.healthline.com/health/thyroid-function-tests#results
https://labtestsonline.org/tests/thyroid-panel
http://www.btf-thyroid.org/information/leaflets/34-thyroid-function-tests-guide
https://www.thyroid.org/thyroid-function-tests/
Katzung, B. G., Masters, S. B., & Trevor, A. J. (2012). Basic & Clinical Pharmacology.
Goodman, L. S., Brunton, L. L., Chabner, B., & Knollmann, B. C. (2011). Goodman & Gilman's
pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Robbins and Cotran pathologic basis of
disease (Ninth edition.). Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders.

Anda mungkin juga menyukai