Tiroid
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
• BAJAH
• USG
• Sidik tiroid
• CT-Scan/MRI
• Studi in-vitro
BAJAH
Ketepatan diagnosis BAJAH berkisar antara 70-80%, dengan hasil negatif palsu
keganasan antara 1-6%.
Sekitar 10% hasil sitologi positif ganas dan sepertiganya (3-6%) positif palsu,
yang seringkali disebabkan tiroiditis Hashirnoto.
Sepuluh sampai 20% hasil BAJAH indeterminate atau rnencurigakan; kira-kira
20% dari jumlah tersebut berasal dari nodul garas. Hal ini disebabkan
kesukaran dalarn membedakan lesi ganas dari tumor sel Hurthle yang jinak
atau tumor folikuler yang kaya sel.
Sebagian besar (80%) nodul denikian mernberikan garnbaran nodul dingin
pada sidik tiroid.
Ketepatan diagnostik BAJAH akan meningkat bila sebelurn biopsi dilakukan
penyidikan isotopic atau ultrasonografi. Sidik tiroid diperlukan untuk
rnenyingkirkan nodul tiroid otonom dan nodul fungsional hiperplastik.
sedangkan ultrasonografi selain untuk mernbedakan nodul kistik dari padat
dan menentukan ukuran nodul.
USG
• Ultrasonografi rnernberikan infomasi tentang morfologi kelenjar tiroid
dan rnerupakan modalitas yang andal dalam menentukan ukuran dan
volume kelenjar tiroid serta dapat rnernbedakan apakah nodul
tersebut bersifat kistik, padat atau campuran kistikpadat.
• Ultrasonografi juga digunakan sebagai penuntun biopsi. Sekitar 20-
40% nodul yang secara klinis soliter, ternyata multipel pada garnbaran
ultrasonografi
• Garnbaran ultrasonograrn dengan karakteristik dan risiko
kernungkinan ganas adalah apabila diternukan nodul yang
hipoechogenik, rnikrokalsifikasi, batas ireguler, peningkatan aliran
vaskular pada nodul (melalui perneriksaan dengan teknik Doppler),
serta bila diternukan invasi atau lirnfadenopati regional
Sidik Tiroid
CT scan/MRI
Seperti halnya USG, CT scan atau MRI merupakan pencitraan anatomi dan
tidak digunakan secara rutin untuk evaluasi nodul tiroid. Penggunaannya lebih
diutamakan untuk mengetahui posisi anatomi dari nodul atau jaringan tiroid
terhadap organ sekitarnya seperti diagnosis struma sub-sternal dan kompresi
trakhea karena nodul.
Studi in-vitro
Penentuan kadar hormon tiroid dan TSHs diperlukan untuk mengetahui fungsi
tiroid. Nodul yang fungsional (nodul autonom) dengan kadarTSHs tersupresi
dan hormon tiroid normal dapat menyingkirkan keganasan. Kadar kalsitonin
perlu diperiksa bila ada riwayat keluarga dengan karsinorna tiroid medulare
atau Multiple Endocrine Neoplilsia (MEN) tipe 2.
Hipertiroid
12
Tes Fungsi Tiroid
Kadar serum hormon tiroid total dapat
dipengaruhi oleh kadar protein pengikat
Pemeriksaan pertama untuk fungsi tiroid
adalah kadar serum TSH
Jika kadar TSH normal, tidak diperlukan
pemeriksaan lanjutan hormon bebas, kecuali
jika ada tanda atau gejala penyakit tiroid
FT4 Palsu
Terapi Heparin dan penyakit2 yang ada
hubungannya dengan peningkatan asam lemak
bebas
Setelah melahirkan (regulasi perinatal)
Terapi Amiodaron
‘Familial Dysalbuminemic Hyperthyroxinemia’
(FDH)’
FT4 Palsu
Terapi Difenilhidantioin
Selama kehamilan
T3 TOTAL
TSH Palsu
Pasien Eutiroid yang sedang menderita sakit
(Non Thyroidal Illness)
Penderita depresi
Pasien yang sedang diterapi dengan Dopamin
atau Glukokortikoid
Penyakit Psikiatrik
Anoreksia Nervosa, dll
TSH Sensitif
TSH Palsu
Non Thyroidal Illness
Hipotiroidisme subklinik
Ritme diurnal TSH, dll