Anda di halaman 1dari 45

OVERVIEW

SNARS ED 1
(STANDAR NASIONAL AKREDITASI RS )
DAN
KARS INTERNASIONAL

DR.Dr.Sutoto,M.Kes
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. SNARS ED 1 (STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1)
3. PERAN SNARS DALAM MENDUKUNG PROGRAM KESEHATAN
NASIONAL
4. KARS INTERNASIONAL
1. PENDAHULUAN
• STANDAR AKREDITASI HARUS DILAKUKAN IMPROVEMENT TERUS
MENERUS DAN UNTUK ITU DIPERLUKAN SUATU REVISI DARI STANDAR
YANG SUDAH ADA
• KARS PERLU MEMILIKI SENDIRI STANDARNYA YANG MENGACU PADA
STANDAR INTERNASIONAL DARI ISQua
• KARS MEMBENTUK TIM UNTUK MENYUSUN STANDAR TERSEBUT
DENGAN MELIBATKAN JUGA PARA STAKE HOLDER KARS TERMASUK
UJI COBA PADA 10 RS BERBAGAI KELAS
• VISI DAN MISI KARS
Visi – Misi – Nilai
KARS

(Renstra KARS 2018-2023)


Visi
Menjadi badan akreditasi Indonesia yang dipercaya untuk
melakukan akreditasi Nasional dan internasional serta di
daerah-daerah sulit.
Misi
1. Membimbing dan membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi.
2. Menyelenggarakan akreditasi nasional/internasional untuk RS-RS
Indonesia yang membutuhkan dan RS di negara-negara asing yang dekat
dengan Indonesia.
3. Mendukung aktif pemerataan pelayanan kesehatan untuk mendukung
fasilitas di tempat jauh dan kegiatan JKN.
4. Mendukung aktif pengembangan kurikulum pendidikan staf klinis yang
memberikan asuhan kepada pasien untuk mutu pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien.
Nilai
Integritas, Profesionalisme, Komitmen, Kerjasama tim dan
Tanggung jawab sosial
ACUAN SNARS EDISI 1

1. Prinsip-prinsip standar akreditasi dari ISQua


2. Peraturan perUUan termasuk pedoman dan panduan di tingkat
nasional baik dari pemerintah maupun profesi yang wajib dipatuhi dan
dilaksanakan oleh RS di Indonesia
3. Standar akreditasi JCI edisi 4 dan edisi 5
4. Standar akreditasi rumah sakit KARS versi 2012
5. Hasil kajian hasil survei dari standar dan elemen yang sulit dipenuhi
oleh RS di Indonesia

6
I. KELOMPOK STANDAR (ARK,HPK,AP,
PELAYANAN BERFOKUS PADA PAP,PAB,PKPO
PASIEN MKE)

(7 BAB)
(PMKP,PPI,TKRS,
II. KELOMPOK STANDAR MFK, KKS, MIRM)
STANDAR MANAJEMEN RS
NASIONAL AKREDITASI (6 BAB)
RUMAH SAKIT
ED 1 III. SASARAN KESELAMATAN
PASIEN SKP
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM NASIONAL TB
PPRA
GERIATRI

V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
SNARS ED 1
Jml Jml
No Bab
Std EP
1 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) 10 36
2 Akses ke Rumah Sakit & Kontinuitas Pelayanan (ARK) 23 100
3 Hak Pasien & Keluarga (HPK) 27 100
4 Asesmen Pasien (AP) 39 163
5 Pelayanan & Asuhan Pasien (PAP) 21 81
6 Pelayanan Anestesi & Bedah (PAB) 20 71
7 Pelayanan Kefarmasian & Penggunaan Obat (PKPO) 21 80
8 Manajemen Komunikasi & Edukasi (MKE) 13 49
9 Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMKP) 19 80
10 Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI) 28 107
11 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) 28 127
12 Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK) 24 105
13 Kompetensi & Kewenangan Staf (KKS) 26 96
14 Manajemen Informasi & Rekam Medis (MIRM) 21 77
15 Program Nasional 12 58
16 Integrasi Pendidikan Kes dlm Pelayanan RS (IPKP) 6 23
TOTAL JUMLAH STANDAR & ELEMEN PENILAIAN 338 1353
PROGRAM KESEHATAN NASIONAL
4. PROGRAM NASIONAL
4. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
5. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
6. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
7. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba
(PPRA)
8. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
APA YANG BARU DALAM SNARS ED 1
1. STANDAR PENGELOLAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
2. PELAYANAN GERIATRI
3. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM
PELAYANAN (UNTUK RS DGN PESERTA DIDIK
PENDIDIKAN KLINIS)
JANGKAR PEMBIMBING SNARS Ed 1
Dr. dr. Sutoto, MKes SKP, HPK, PKPO, KKS (C-3)
MKE, MIRM, ProgNas, (C-4)
dr. Djoti Atmodjo, SpA, MARS Dokumentasi Akreditasi RS
dr. Luwiharsih, MSc PMKP, TKRS, MFK, PPI (C-2)
APK, AP, PAP, PAB (C-1)
dr. Nico A Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes

RS.Pendidikan
PPRA
dr. Djoni Darmadjaja, SpB, MARS (Pengendalian, Pencegahan,
Resistensi Antimikroba)

SK Ketua Eksekutif KARS no 09/KARS/SK/1/2016, 7 Jan 2016


Jangkar Pembimbing Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 adalah orang
yang bertanggungjawab menginterpretasikan dan memutuskan serta menyusun
materi presentasi dari bab yang menjadi tanggung jawabnya.
11
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PELAYANAN RS DAN AKREDITASI

SISMADAK

SIRSAK

APLIKASI
ReDOWSKo

S.E.P DAN V CLAIM E-GOS SISRUTE DAN SIRANAP


BPJS KEMENKES KEMENKES
SISMADAK
• REGULASI DAN DOKUMEN BUKTI  SIMULASI
• INDIKATOR MUTU
• LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
PERAN SISMADAK MENDUKUNG PENINGKATAN MUTU
KESELAMATAN PASIEN
o Rumah sakit perlu melakukan kegiatan benchmarking mutu dengan rumah
sakit yang setara agar mengetahui sudah dimana posisi mutu rumah sakit
o Pengalaman yang lalu tidak mudah mendapatkan rumah sakit yang mau
dibenchmark
o Kemenkes telah menetapkan 12 indicator mutu kunci rumah sakit
o KARS juga sudah menyiapkan 78 indicator mutu RS yang dilakukan
benchmarking melalui SISMADAK
SURVEI AKREDITASI RS DALAM SNARS
TEKNIK TELUSUR ReDOWSKo

APLIKASI
ReDOWSKo
SIRSAK
(SISTEM INFORMASI RUMAH SAKITAla KARS)
Adalah sistem rekam medis berbasis teknologi informasi

FONDASI ASUHAN PASIEN DI RS:


• ASUHAN MEDIS
• ASUHAN KEPERAWATAN
• ASUHAN FARMASI
• ASUHAN GIZI
KARS
SIRSAK • ASUHAN LAINNYA
Profesional Pemberi Clinical
Asuhan Team Leader
PPA
Dalam SNARS Ed 1
DPJ
P

PPJA
Apoteker

Lainn
Profesional Pemberi Asuhan
: Dietisien
• Mereka yg secara langsung
memberikan asuhan kpd ya
pasien, a.l. DPJP, PPJA,
Dietisien, Apoteker, dan
Lainnya.
• Kompetensi Profesi & (KARS, 2018)
Kolaborasi Interprofesional
Konsep
Patient Centred Care
(Std HPK)

Konsep Inti Asuhan


Core Concept Terintegrasi

 Integrasi Intra-Inter PPA


 Perspektif Pasien (AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
 Integrasi Inter Unit
 Perspektif PPA
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
•Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a  Integrasi PPA-Pasien
Patient- and Family-Centered Health Care System, A Roadmap for (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
the Future. Institute for Patient- and Family-Centered Care, 2006
•Standar Akreditasi RS v.2012, KARS Horizontal & Vertical Integration
•Nico Lumenta, Sintesis berbagai literatur, 2015
SURVEI AKREDITASI RS DALAM SNARS:

TEKNIK TELUSUR ReDOWSKo

APLIKASI
ReDOWSKo
ReDOWSKo
• R = Regulasi (Pedoman, Panduan, Kebijakan , SPO)
• D = Dokumen bukti implementasi (Rekam Medis, dll)
• O = Observasi pelaksanaan regulasi oleh civitas Hospitalia
• W = Wawancara dengan pelaksana asuhan dan pasien atau
keluarga
• S = Simulasi pelaksanaan SPO
• Ko = Konfirmasi implementasi regulasi dengan dokumen
bukti,observasi, wawancara maupun simulasi
Survei : jumlah hari, jumlah surveior
JUMLAH RSNP/ JUMLAH JENIS SURVEIOR
TEMPAT TIDUR RSP* HARI SURVEI MJ* MD* PW*
SURVEI OR
Kurang dari 100 RSNP 4 hari 3 orang 1 1 1
Kurang dari 100 RSP 4 hari 3 orang 1 1 1
Kurang dari 100 RSK 4 hari 3 orang 1 1 1
101 – 300 RSNP 4 hari 3 orang 1 1 1
101 – 300 RSP 4 hari 4 orang 1 2 1
101 – 300 RSK 4 hari 3 orang 1 1 1
301 – 700 RSNP 4 hari 5 orang 2 2 1
301 – 700 RSP 5 hari 6 orang 2 2 2
301 – 700 RSK 4 hari 4 orang 1 2 1
701 – 1000 RSNP 5 hari 6 orang 2 2 2
701 – 1000 RSP 5 hari 7 orang 2 3 2
701 – 1000 RSK 5 hari 6 orang 2 2 2
Lebih dari 1000 RSNP 5 hari 7 orang 2 3 2
Lebih dari 1000 RSP 5 hari 9 orang 3 3 3
Lebih dari 1000 RSK 5 hari 7 orang 2 3 2
Kelas A Khusus RSP 4 hari 6 orang 2 2 2
RSNP=RS Non Pendidikan, RSP=RSPendidikan (utama, afiliasi dan satelit), RSK=RS Khusus, MJ=Surveior 30
Manajemen, MD=Surveior Medis, PW=Surveior Perawat)
Surveior
1. Surveior Manajemen yaitu tenaga medis yang ahli perumah sakitan
2. Surveior Medis yaitu para dokter spesialis
3. Surveior Keperawatan yaitu para perawat.
4. Surveior lainnya : apoteker, konsultan dari berbagai bidang terkait dan akan
ditugaskan bila ada survei terfokus yang memerlukan keahliannya.

S.Manajemen S.Medis S.Keperawatan


Std EP Std EP Std EP
PKPO 21 80 ARK 23 100 HPK 27 100
PMKP 19 80 AP 39 163 MKE 13 49
TKRS 28 127 PAP 21 80 PPI 28 107
MFK 24 105 PAB 20 71 SKP 10 36
KKS 26 96 Prog.Nas 12 58 MIRM 21 77
IPKP 6 23
Total 118 488 121 496 99 369
Total : 338 Standar – 1353 EP (v2012:S323,EP1237) 31
Sistem Survei Akreditasi
Pola Vertikal & Horizontal

• Standar “fokus” pada unit pelayanan : a.l. IGD,


ICU, IBS, IRN, IRJ, Lab, Radiologi dsb
Sistem Akreditasi • Survei sesuai dgn pola standar, misal telusur
Vertikal regulasi dengan sismadak
• Telusur-penilaian terhadap kegiatan/pelayanan
masing2 unit
• Standar ditekankan pada proses pelayanan yg
Sistem diterima pasien
Akreditasi • Survei menelusuri proses2 di seputar pelayanan
Horizontal kepada pasien
• Memakai metoda SKENARIO

Dalam akreditasi maupun ISO dikenal adanya Vertical dan Horizontal audit.
(Hammar, H: ISO 9001 Horizontal audit vs. vertical audit, 9001 Academy, 2010. 32
Coonen, E: Approaching accreditation of a PGD centre, ESHRE Campus symposium, 2010.)
Peran Pokja Akreditasi 16 Pokja
“Pathway” Akreditasi : Proses Vertikal dan Horizontal
Proses Vertikal
Pokja : anggotanya sebanyak mungkin dari berbagai unit2 terkait,
mendalami/menguasai Bab (Std-EP), sbg proses vertikal, menjadi NS di RSnya

Unit

Unit Unit
RS Unit
Unit

Unit

Proses Horizontal
: RS menerapkan
/implementasi Std-
Bab.. EP tersebar
Bab
Bab horizontal di unit2,
PMKP Bab..
Bab Prog terintegrasi, dgn
ARK Bab Nas Bab.. dst
koordinasi,
SKP mencapai
keseragaman yan
APA YANG BERUBAH
PERUBAHAN NAMA BAB
1. Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK)  Akses ke Rumah
Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Pelayanan Pasien (PP)  Pelayanan Asuhan Pasien (PAP)
3. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)  Pelayanan
Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
4. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)  Manajemen
Komunikasi dan Edukasi (MKE), dimana beberapa standar
dari Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) standar
versi 2012 yang terkait dengan komunikasi, dijadikan satu di
Manajemen Komunikasi dan Edukasi ini.
5. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)  Tata
Kelola Rumah Sakit (TKRS)
PERUBAHAN NAMA BAB
6. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)  Kompetensi
dan Kewenangan Staf (KKS)
7. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 
Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
8. Sasaran Milenium Development Goals (SMDGs) 
Program Nasional dimana terdiri dari:
1. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
2. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
3. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
4. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
5. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
PENGELOMPOKAN BAB
1. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN
1. Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
3. Asesmen Pasien (AP)
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)
7. Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE)
2. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT
8. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
9. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
10. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
11. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
12. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
13. Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)
LANJUTAN…
3. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai (High Alert
Medications)
4. SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar.
5. SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
4. PROGRAM NASIONAL
4. Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.
5. Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS.
6. Program Menurunan Angka Kesakitan TB
7. Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
8. Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
5. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
STANDAR
PENGELOLAAN
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
(PPRA)
GAMBARAN UMUM
Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,
dalam bahasa Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah
kesehatan yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat
menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan
khususnya biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak
mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi
tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat
penggunaan antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan
penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak
dilaksanakannya praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di RS, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di RS.
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang
ditujukan untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian
mikroba resisten.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas
baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat
nasional telah dibentuk Komite Pengendalian Antimikroba yang
selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu
telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on
antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan
upaya pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan
paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur RS berupa penetapan regulasi
pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan organisasi pengelola,
penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanaan
PPRA.
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang
sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis optimal,
durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak munculnya mikroba resisten
yang minimal pada pasien. Oleh sebab itu diagnosis dan pemberian antimikroba
harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba
patogen terhadap antimikroba. Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan
regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai
peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
STANDAR 4 - PPRA

Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian


resistensi antimikroba sesuai peraturan
perundang-undangan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Standar 4
• Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang meliputi:
- Pengendalian resistensi antimikroba.
- Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahan.
- Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang
kompeten dari unsur:
Staf Medis
Staf Keperawatan
Staf Instalasi Farmasi
Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinik
Komite Farmasi dan Terapi
Komite PPI
Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat sertifikat
pelatihan PPRA
• Program Pengendalian Resistensi Antimikroba terdiri dari :

a) peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,pasien


dan keluarga tentang masalah resistensi anti mikroba
b) pengendalian penggunaan antibiotic
c) surveilans pola penggunaan antibiotik
d) surveilans pola resistensi antimikroba
e) forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
ELEMEN PENILAIAN STD 4 PPRA :
1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba
di RS sesuai peraturan perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pimpinan RS terlibat dalam menyusun program. (D,W)
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana
prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA.
(D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis
pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien. (D,O,W)
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA. (D,W)
SURVEI TERFOKUS
PERLUASAN PELAYANAN
Survei Terfokus Perluasan Pelayanan
• Bila ada perluasan pelayanan di rumah sakit maka akan dilakukan
survei terfokus perluasan pelayanan. Perluasan pelayanan rumah
sakit meliputi:
1. Hemodialisis 9.Pusat pelayanan baru:
2. Hiperbarik a. stroke center
b. luka bakar center
3. MRI c. ICU
4. CT Scan d. NICU
5. Katerisasi jantung e. PICU
f. HCU
6. Katerisasi otak g. talasemi center
7. Radioterapi h. pusat jantung terpadu
8. Kemoterapi
i. DLL
KOMISI AKREDITASI RUMAH
SAKIT

KARS
MEMPEROLEH PENGAKUAN DARI ISQUA
SEBAGAI BADAN AKREDITASI INTERNASIONAL
HASIL PENILAIAN SURVEI
SNARS ED 1
AKREDITASI
INTERNASIONAL
INTERNATIONAL
15 BAB ACCREDITATION

12 BAB

8 BAB
PROGSUS 3 TH

4 BAB
PERDANA
KARS INTERNASIONAL
• HARUS SUDAH LULUS PARIPURNA
• RS INDONESIA PROGRAM NASIONAL TETAP HARUS DI LAKSANAKAN
• SKOR SAMA LABIH BESAR SAMA DENGAN 95 %
• BILA TAK TERCAPAI SKOR 95 TETAP MENDAPAT SERTIFIKAT SESUAI
PENCAPAIAN
• DAPAT MELAKUKAN REMEDIAL /INTERNATIONAL SPECIFIC REASSESSMENT
BILA MENCAPAI PARIPURNA
• JUMLAH SURVEIOR LEBIH BANYAK
RSUD SAEFUL
ANWAR
MALANG
RS PERTAMA
MEMPEROLEH
AKREDITASI
INTERNASIONAL
DARI KARS
KESIMPULAN

• SNARS edisi 1: merupakan standar akreditasi


rumah sakit yang mudah dipahami sehingga mudah
diimplementasikan, yang lebih mendorong
peningkatan mutu, keselamatan pasien dan
manajemen risiko, termasuk di rumah sakit
pendidikan,
• SNARS ed1 mendukung program nasional bidang
kesehatan
• AKREDITASI KARS INTERNASIONAL terintegrasi
dengan NASIONAL
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai