Anda di halaman 1dari 52

DR.Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.

MARS,
Dokter Umum (lulus 82), Spesialis Anak(lulus 90), MARS UI(lulus 97)
Lemhanas (lulus 99), S3 UNPAD(2007)
▪ Sukabumi 9 Februari 1956
▪ DOKTER SPESIALIS ANAK,RS PREMIER BINTARO, UKK TKPS PP.IDAI,
▪ SURVEYOR AKREDITASI FKTP. PUSKESMAS/KLINIK KEMENKES,
▪ DEWAN PENGAWAS RSUD CIBABAT,

▪ Karir:
• Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
• Dewan Pengawas RSHS 2016-2021
• Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
• Tim ahli KPAI 2007 -2012
• Asisten Deputi Kebijakan ,Hak Anak Kemen PPPA 2000 -2002
• Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
• Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
• Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
• Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
HP 0811831838
• Kepala Puskesmas Pagaden Subang 1981-1985, PPDS 1986 – 1990,
rsentika@yahoo.com
Alamat: Jl.Mandar 7 DC7 No. 7 ▪ Pengalaman Organisasi:
sektor 3A Bintaro Jaya, Tangerang •SatgasPerlindungan Anak,PP.IDAI 2008-Sekarang,Satgas JKN PP IDAI
Selatan Banten 15225 •Ketua Bidang Kependudukan dan KIA/KB, PB IDI 2009 – 2014,
BAB 3

Standar 3.5 Rencana Asuhan dan pelaksanaan


Standar Akreditasi dalam
Penyelenggaraan Pelayanan di Klinik
Bab I : Tata Kelola klinik 1.Standar 1 :Pengorganisasian Klinik TKK 1 Visi, Misi, Tujuan, Struktur
Ada 4 Standar organisasi
Bab 3 : 2.Standar 2 ; Tata Kelola SDM
3.Standar 3. Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan :
Layanan Klinis : Standar 1 sd 15, - sarana, utilitas dan peralatan
- keamanan dan keselamatan
4.Pengkajian pasien - bencana dan kebakaran
5.Rencana Asuhan dan Pelaksanaan - B3, limbah B3, limbah domestic 13.Pelayanan laboratorium
4.Standar 4 tata Kelola kerjasama3. 14.Pelayanan Radiologi
7.Pelayanan dan penyediaan
PKP 1,2,3 Pasien berisiko tinggi PKP PKP 15
PKP 9 PKP 8
12
PKP 7

PKP PKP
PKP 2, 4 PKP , 6
10, 11 13, 14
1. Hak kewajiban pasien Pelayanan anestesi Pemulangan dan Pelayanan rekam Pelayanan penunjang Pelayanan obat
2. Klinik melibatkan pasien dan keluarga Pelayanan gizi
Dan bedah rujukan medis
3. Pendaftaran,inform consen 6.Promisi dan Edukasi pada pasien Lab, radiodiagnostik

Bab 2 : Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien, 3 Standar


5.Standar 1. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien: 7.Standar 3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi:
- Indikator mutu - Penerapan Kewaspadaan Standar
- Pelaporan IKP, investigasi, tindak lanjut - Penerapan Kewaspadaan Transmisi
6.Standar 2. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
Kajian Pasien
Informasi
anamnesis (data Subjektif = S), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (data
Objektif = O).

Analisis Informasi
menghasilkan masalah, kondisi, dan diagnosis untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasien

Rencana Asuhan
solusi untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien.
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN PERORANGAN (PKP)

Gambaran Umum
• Pelayanan yang dilakukan di klinik meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
• Klinik pratama menyelenggarakanpelayanan kesehatan dasar sedangkan klinik utama
menyelengggarakan pelayanan spesialistik.

• Pelaksanaan asuhan dan pelayanan dilakukan secara terintegrasioleh semua Profesional


Pemberi Asuhan (PPA).
• Asuhan pasien terintegrasimerupakan konsep pelayanan berfokus pada pasien yang
dilaksanakan sehari hari
PKP 5
RENCANA ASUHAN DAN PELAKSANAAN
Maksud dan Tujuan
• Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/ tindakan yang
diberikan kepada pasien. (SOAP,Dokter/pelimpahan wewenang,P,B)
• Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yang dilakukan oleh
pelaksana asuhan untuk mendukung diagnosis yang ditegakkan
melalui pengkajian.
• Tujuan utama rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang
optimal.
• Rencana asuhan terdokumentasi dengan baik di rekam medis pasien.
▪ Rencana Asuhan berupa SOAP, Dilaksanakan Oleh Dokter atau Nakes yg mendapat
pelimpahan wewenang, dituliskan dalam Rekam Medik sebagai Catatan terpadu
Pelayanan klinis. Sesuai dengan Pedoman Nasional Panduan Klinis (PNPK) .KMK 514
tahun 2015 berisi 144 Diagnosa ICD.10 berupa INA CBGs

Regulasi nya : KMK 514/2015 PNPK di FKTP, Dasar MOU dengan BPJS Kesehatan
Dokumen Klinik : Rencana Asuhan berupa SOAP dlm Rekam Medis (uji petik)
Observasi : Menelusur isi RM, Penyimpanan RM,Kesesuaian Diagnosa dengan
KMK 514/2015 dan Kelengkapan Rencana Asuhan SOAP
Wawancara : Ditanyakan oleh Surveior pada Pelaksanan Layanan Klinis
Alat Bantu
Jenis layanan klinis di Klinik
Petugas Pelaksana dengan jadwal
ASUHAN KLINIS PASEIN
Kajian pasien merupakan proses yg Asuhan Pasien/Klinis, tdd :
berkesinambungan dan dinamis, (utk pasien Asuhan Medis (Dr & Drg)
rawat jalan/rawat inap), utk memperoleh Asuhan Keperawatan
data S-O-A-P . Asuhan Nutrisi/gizi
Asuhan Kefarmasian
Proses kajian pasien tdd : Asuhan Terpadu
Kajian Awal ;
hanya dapat dilakukan oleh nakes sesuai
wewenang klinis.
dilakukan saat pasien pertama kali diterima Telaah RM :
(dilakukan 1 kali), Bukti dilakukan asuhan pasien sesuai rencana, PPK, dan SOP.
dilakukan secara paripurna, meliputi : status (S-O-A-P-E)
fisis/neurologi /mental, psikososiospiritual, - Tdk ada pengulangan yg tdk perlu
ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi,
asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen S : Subjective
fungsional (gangg fungsi tubh), asesmen risiko O : Objective
gizi, kebutuhan edukasi, dan renc pemulangan A : Assesment
(discharge planning) P : Planning
Kajian Ulang ; E : Excecution
dilakukan tiap X pasien datang,
berkesinambungan, dinamis.
Elemen Penilaian
1. Rencana asuhan oleh PPA terdokumentasi di RM (D)
2. Pelaksanaan asuhan dan terdokumentasi di rekam medik pasien (D)
3. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala oleh pemberi asuhan (D)
Layanan Klinis di Klinik Pratama (Dr.umum)
dan atau Klinik Utama (Dr.Spesialis)
Regulasi : Terkait Jenis layanan Klinis di Klinik pratama dan utama
▪ PMK 14 Tahun 2022 tentang Standar kegiatan usha dan produk pada Penyelenggaraan perizinan berusaha
berbasis risiko, tentang klinik hal 687-741 (Klinik) : Rawat jalan,Rawat inap (maksimal 5 hari),Home care dan
One day care (24 jam)
▪ PMK 9 tahun 2014 Klinik yg masih berlaku
▪ KMK 514/2015 Pedoman Nasional Panduan Klinis (PPK,Panduan Pelaksanaan Klinis,PPM,..Medis) 144
Diagnosa kewenangan FKTP (Puskesmas daan klinik) di MOU kan dengan BPJS Kesehataan (18 Februari 2023,
Hari terakhir Persyaratan yg bekerjasama harus ijin baru dan terakreditasi) SE Menkes 133/2022,pengganti SE
455/2021, masa pandemic)
Dokumen Internal :
▪ SK Klinik tentang Jenis2 layanan di klinik : Rawat jalan,Rawat inap (maksimal 5 hari),Home care dan One day
care (24 jam): laboratorium;farmasi;fisioterapi;KIA/KB;lansia,Dialysis cuci darah ginjal;MCU;Ambulan dll
▪ Bukti penelusuran : SK klinik tentang jenis layanan, jam operasi klinik,petugas pelayanan; RS rujukan,alur
pelayanan,alur pendaftaran,hambatan Bahasa ; REKAM MEDIS, 5 sd 10 di jadikan Sample untuk menelusuri
pelaksanaan, ketaatan petugas dan kelengkapan dokumen.
▪ Observasi : diamati oleh Surveior kegiatan implementasi klinik dan bukti2 yang ada, Dokumen,foto
Undangan,Notulen,Absensi. Dll: (TULIS APA YANG DIKERJAKAN,KERJAKAN APA YANG DITULIS)
▪ Wawancara dan Stimulasi
▪ Rencana asuhan (lihat SIMPEDAK) dan Lembar Bantu

Rekam Medis terintegrasi semua Profesi (Layanan berkelanjutan,paripurna)


▪ Pengkajian (Perawat) : verifikasi indentitas; Antrophometri;Vital sign;KU;Anamnesa;Diagnosa
keperwatan,rencana TL
▪ Rencana Asuhan : Subjek Objektif (Sign positip/negative PF; Assessment Diagnosa (144 Diagnosa KMK
514/2015 PNPK dan Planning )
▪ Pelaksanaan Asuhan : P , planning dilaksanakan missal, Rujuk,rawat,Suntik,Beri obat,Periksa
Laboratorium,Lakukan Fisioterapi, Jahit luka, Bidai patah tulang, bersihkan luka, dll

1. AMAN
7 DIMENSI MUTU 2. ADIL
LAYANAN KLINIS 3. BERORIENTASI PASIEN
4. EFFISEN
5. EFEKTIF
6. TEPAT WAKTU
7. TERINTEGRASI
Layanan Klinis dalam Gambar

7. Pelayanan Gawat Darurat


1. Hak kewajiban pasien 4. Pengkajian awal,
2. Klinik melibatkan pasien dan keluarga 5. Rencana Asuhan
3. Pendaftaran,inform consen SOAP,Pelaksanaan Layanan Klinis
6. Promosi dan Edukasi pasien

1. Sarana, Bangunan/Tempat
2. Prasarana/Alkes,Meubeler,dan lainnya
3. Tenaga sesuai PMK 43/2019 ttg Puskesmas
4. SOP.SK,Dokumen sesuai dengan Telusur SIAF,Dokumen tiap Bab
8. Pelayanan Anestesi dan Tindakan
5. Indikator mutu tiap Unit, Prioritas Puskesmas, IMN
bedah minor
UKPP Dalam Gambar

10. Pemulangan rawat inap


9. Terapi Gizi 11. Rujukan (Sisrute)

1. Bangunan
2. Peralatan
3. Tenaga
4. SOP, Dokumen
5. Indikator Mutu
tiap Unit, Prioritas
13.Laboratorium Puskesmas,IMN
12. Rekam Medis 15.Farmasi
14.Radiologi
UKPP Selama Pandemi Covid, Juknis Kemkes AKB

PRINSIP MELAKSANAKAN PENGATURANFASYAKES DI MASA AKB


1. Pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan pembatasan akses masuk di
Fasyankes, Triage , sk
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan kesehatan : Telemedicine,IT
3. Registrasi melalui telepon / online. Aplikasi daftar online pasien diminta mengisi kajian
mandiri COVID-19.Digital Transformasi Healath Care, DTO (Digital Transformasi. Office)
4. Layanan telemedicine
5. Rekam medik elektronik
6. Sistem pembayaran online / melalui uang elektronik
7. Mengembangkan sistem “drug dispencing”
8. Pengaturan Jam kerja Nakes (6 jam biasanya 8jam)
9. Tempat istirahat khusus, tidak pulang dalam seminggu,makan Tinggi Protein, istirahat cukup

Panduan teknis pelayanan RS saat AKB, Kemkes ,


Nov 2020
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Klinik pada Pandemi Covid-19

ALUR KELUAR

SELAMAT DATANG DI PUSKESMAS

A PENGATURAN ALUR B SKRINING DAN TRIASE C PROTOKOL KESEHATAN

-Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk -Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar gedung dekat -Wajib menggunakan masker bagi petugas dan seluruh
dan pintu keluar berbeda. Jika pintu masuk dan pintu pintu masuk yang memiliki sistem sirkulasi udara natural pengunjung Puskesmas
keluar sama maka dibuatkan pembatas yang tegas -Skrining adalah penapisan pasien berdasarkan gejala ISPA dan -Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
antara alur masuk dan alur keluar berupa tali atau Non ISPA mengalir/hand sanitizer
pembatas lainnya -Triase adalah pemilahan pasien berdasarkan kegawatdaruratan di semua lokasi strategis
-Pemisahan alur pasien dengan gejala ISPA dan Non -Petugas ditempatkan di lokasi dilengkapi dengan alkes dan APD -Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri antar
ISPA sesuai dengan panduan yang berlaku pengunjung > 1 meter
-Sign/tanda/petunjuk arah pasien sesuai gejala -Jika diperlukan, gunakan pembatas transparan
yang membatasi pasien dan petugas
-Tata cara penggunaan APD sesuai panduan yang
berlaku
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Klinik pada Pandemi Covid-19

co vi d 19.kem kes .go.id

D PELAKSANAAN KEPATUHAN E PEMANFAATAN TEKNOLOGI F PELAJARI DAN LAKSANAKAN


TERHADAP KEWASPADAAN INFORMASI DAN PANDUAN PELAYANAN
ISOLASI KOMUNIKASI KESEHATAN PADA MASA
-Dilaksanakan terhadap kepatuhan kewaspadaan -Informasi jadwal pelayanan PANDEMI COVID-19
standar dan kewaspadaan transmisi -Pendaftaran online
-Lakukan sesuai dengan panduan/ peraturan yang -Janji temu untuk mendapatkan pelayanan Panduan pelayanan pada masa pandemi dapat
berlaku kesehatan diunduh di website covid19.kemkes.go.id
-Ruangan harus memenuhi persyaratan ventilasi -Pemberian KIE sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan
sirkulasi udara yang baik (jendela terbuka lebar, kipas -Konsultasi dan pemantauan kesehatan Puskesmas
angin/AC dan exhaust fan dengan posisi berlawanan secara online
arah)
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE di
Klinik Pada masa Pandemi Covid-19

Petugas dengan
thermogun
memeriksa suhu
tubuh semua orang Ruang tunggu Ruang triase Loket pendaftaran
yang masuk pasien dengan pasien dengan pasien ISPA dan Non
Puskesmas gejala ISPA gejala ISPA ISPA dipisah

Penggunaan
pembatas
transparan

Ruang tunggu
pasien
Non ISPA

Tali pembatas
dan tanda alur
satu arah

Skrining dilakukan di depan pintu teras Puskesmas.


Ada pemisahan alur pasien yang bergejala ISPA dan Non ISPA, termasuk pemisahan area ruang tunggu dan
loket pendaftaran. Ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di dalam gedung dekat pintu
masuk.
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE di
Klinik Pada masa Pandemi Covid-19

KLINIK BIDOKES POLDA JABAR


PUSKESMAS
R. TINDAKAN &
Ruang tunggu pasien Non ISPA di dalam GAWAT
gedung DARURAT
RUANG
PEMERIKSAAN
KHUSUS
PA S I E N
DENGAN GEJALA

I S PA

Ruang triase dan tata laksana pasien dengan gejala ISPA


Ruang tunggu pasien
dengan gejala ISPA di luar gedung

Skrining dilakukan di
luar gedung Menerapkan sistem alur
Puskesmas masuk/keluar satu arah

PINTU MASUK PINTU KELUAR

Pada Puskesmas dengan luas bangunan yang terbatas,


ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di luar
gedung.
Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE dan deteksi Dini di
Klinik Pada masa Pandemi Covid-19

Ruang Pelayanan
(R. Pengobatan, Gigi, KIA dll)

Ruang
RS
Tunggu Tata Laksana
Tidak
PULANG
Skrining
Suhu, gejala ISPA,
riwayat kontak dan
riwayat perjalanan R. Laboratorium R. Farmasi
Jika diperlukan pelayanan laboratorium dan farmasi, petugas
Ya Puskesmas mendatangi Ruang Pemeriksaan Khusus

Bukan Gadar Karant ina/


Bukan
Isolasi
Ruang Pemeriksaan Khusus * Kasus
COVID-19
PASIEN TIBA
DI PUSKESMAS Kont ak
Triase dan Tata Laksana Erat

Gadar Gejala
Ringan
Kasus COVID-19 Suspek/ Gejala RS DARURAT
‘Notifikasi ke Dinkes” Konfirma Sedang
si Gejala RS RUJUKAN
Berat
R. Gadar / R. Tindakan

Tata Laksana
Skrining, PULANG
Kasus COVID-19
Keterangan: Triase
* Ruang Pemeriksaan Khusus adalah ruang tempat Pasien Tata Laksana
pelayanan bagi yang bergejala ISPA/kasus Bukan Kasus COVID-19 RS
COVID-19, mulai dari pasien menunggu untuk dilakukan
triase sampai pada tata laksananya.
PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
Maksud dan Tujuan

Klinik menetapkan regulasi tentang pasien risiko tinggi


• Pasien emergensi
• Pasien dengan penyakit menular
• Pasien dialisis
• Pasien dengan risiko bunuh diri
• Populasi pasien rentan, lansia, anak-anak dan pasien berisiko tindak
kekerasan atau ditelantarkan.
Pelayanan risiko tinggi antara lain :

• Pelayanan pasien dengan penyakit menular.

• Pelayanan pasien yang menerima dialisis.

• Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi.


Elemen Penilaian
1. Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada (D, W)
Note..
Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yg berguna utk menurunkan risiko. Penting diperhatikan:
• Bagaimana mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
• Proses kolaborasi menentukan dan melakukan rencana asuhan
• dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan berkomunikasi
efektif
• keperluan informed consent
• keperluan monitor pasien
• kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
• teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan
Elemen Penilaian

2. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi


dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada (D, W)
DEFINISI

Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Unit di fasilitas pelayan kesehatan di FKTP yang menyediakan pelayanan bagi pasien dengan
keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan.
Dilakukan sejak awal
Untuk memilah pasien
Termasuk risiko penularan infeksi
• Assesmen FASKES TK.I RUJUKAN ONLINE Ruang lingkup
• Penanganan
kasus Di Rujuk ▪ Apa Kasus terbanyak gawat
• Rujukan • Dokter darurat (Gadar) di
Puskesmas
bertindak
▪ Berapa lama pasien di IGD
PKM
▪ Bagaimana Pelayanan
Gadar di Puskesmas
Pcare ▪ Siapa yang menangani Gadar
▪ Alat2,Alkes dan BHP apa yg
SISRUTE vclaim harus disiapkan
Kasus gadar ▪ Diagnosa apa yg tersering
▪ Rujukan ke sisrute
bagaimana ?

FASKES TK.2
▪ Trauma,KLL,Patah
FASKES TK.III tulang,Tidak sadar,
RS ONLINE ▪ Gadar MATEO,menolong
bayi bernafas,ibu selamat
SIRANAP ▪ Dehidrasi
▪ Gagal nafas,Henti
jantung,gangguan
SISRUTE PSC 119 D C B A jantung,

Rujuk Horizontal Rujuk


SEP ▪ Keracunan dll
FASILITAS/PRASARANA IGD DI KLINIK (ASPAK)
Set Tindakan Medis Gawat Darurat
Tensimeter Gunting bedah jaringan Nebulizer Silinder korentang kecil Tabung oksigen dan Gunting pembalut
lenkung ujung tajam regulator

Automated External Gunting bedah jaringan Otoskop Spalk Tempat tidur periksa dan Gunting benang
Defibrilator (AED) lurus ujung tajam perlengkapannya

Brankar Kait dan kuret serumen Palu refleks Spekulum hidung dan Termometer Handle kaca laring
mata
Collar Brace anak dan Kanul suction hidung dan Torniket Stand lamp Timbangan Handle Saklpel
dewasa telinga
Spekulum telinga Kanul oksigen anak dan Pinset alat, bengkok Standar infus Timbangan bayi Kursi roda standar
dewasa
Doppler Klem arteri bengkok dan Pinset anatomis Stetoskop Alat ukur Panjang badan Lampu kepala
lurus bayi
EKG Klem insrumen Pinset bedah Stetoskop janin Alat ukur tinggi badan Laringoskop anak dan
dewasa dewasa
Forceps alligator, Mayp-Hegar Pinset epilasi Suction pump Ari Timer Laringoskop neonatus
Bayonet, magil

Guedel Airway Korentang, lengkung, Pinset telinga Suction tubes Baki logam tempat alat Hooked
penjepit alat steril steril tertutup
Standar 7
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
1. Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan
sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis
untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat
dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana
triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.(KMK 514/2016,PNPK di FKTP, PMK
47/2018 KEGAWATDARURATAN)
• Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan atau penyeleksian
pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk
melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui
udara/airborne.
Elemen penilaian:
1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan
sebagai tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan
prosedur yang ditetapkan. (W,O,S) Triase,Penangan kasus
Gadar, BHD,Stabilisasi,Diagnostik,Kriteria rujukan

2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL,


diperiksa dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai
kemampuan Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di
FKRTL sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur
yang ditetapkan. (D,O) (Sisrute,SPGDT)
Dokumentasikan
dalam rekam mediS
D
Selenggarakan Layanan Gawat darurat Puskesmas

Tetapkan Jenis Layanan sesuai


Penyakit tersering di UGD (AI)
Contoh hasil AI KLINIK
1. Trauma, Wound Toliet
Hecting,Patah tulang,
2. Tidak sadar
3. Gangguan pernafasan
4. Darurat Jantung,Nyeri
Dada,Detak jantung
abnormal,Srangan jantung 1. Tempat nya di
5. Sakit perut hebat IGD,Triase
6. Reaksi alergi sampai syok 2. Prasarana
7. Sesak nafas ,Batuk,Asthma Alat,Alkes,Obat2
8. Darurat diabetes BHP dll,sesuai
9. Infeksi telinga ASPAK Gadar
10. Gangguan ginjal tidak BAK, 3. Tenaga Terlatif dan
11. Hipertensi mampu Gadar
12. Bayi lahir tidak menangis 4. SOP seuai Prosedur
13. Diare akut sampai dehidrasi 5. Indikator mutu
14. Kejang pada Snak dan ibu layanan Gadar
hamil,Epilepsi
Standar Pelayanan Gawat Darurat

▪ Susun sejak
▪ Pasein GD diprioritaskan assesmen dan Perencanaan,Pelaksanaan,Pengawa
pelayanan segera (Triase) san,pengendalian dan Penilaian
▪ Penangan GD sesuai Panduan Praktek klinis ▪ Sesuai dengan Analisas kebutuhan
dari Audit internal tahun
(KMK.514/2015.PNPK FKTP) sesuai referensi sebelumnya,Arahan Pemda
yg dapat dipertanggung jawabkan kab/kota,Usulan masyarakat, Situasi
▪ Pasein diidentifikasi sesuai pedoman lingkungan Puskesmas,
Kewenangan,kebutuhan dan
triase,sesuai peraturan perundangan Kemampuan Puskesmas. Tuangkan
• Prinsip Triase dengan sistem prioritas dengan dalam Rencana Pelayanan Gawat
penentuan atau penyeleksian,mana yg harus darurat Di Puskesmas
didahulukan mendapatkan penanganan sesuai
kebutuhan darurat, mendesak, atau segera,
termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan
gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui
udara/airborne
• Laksanakan Pelayanan Gawat Darurat sesuai
prioritas, Primer assesment
Pelayanan Gawat Darurat di Klinik
UKPP /IGD Selama Pandemi Covid, Juknis Kemkes
AKB
PRINSIP MELAKSANAKAN PENGATURANFASYAKES DI MASA AKB
1. Pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan pembatasan akses masuk di
Fasyankes, Triage , sk
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan kesehatan : Telemedicine,IT
3. Registrasi melalui telepon / online. Aplikasi daftar online pasien diminta mengisi kajian
mandiri COVID-19.Digital Transformasi Healath Care, DTO (Digital Transformasi. Office)
4. Layanan telemedicine
5. Rekam medik elektronik PASEIN
PASEIN
6. Sistem pembayaran online / melalui uang elektronik DIDUGA
UGD
Covid-19
7. Mengembangkan sistem “drug dispencing”
8. Pengaturan Jam kerja Nakes (6 jam biasanya 8jam)
9. Tempat istirahat khusus, tidak pulang dalam seminggu,makan Tinggi Protein, istirahat cukup

Panduan teknis pelayanan RS saat AKB, Kemkes , Nov 2020


Komponen Pelayanan Gawat darurat Regulasi /Kebijakan Pelayanan
1. Persyaratan : Pasein identitas Alat Kesehatan dan lainnya Gawat darurat
KTP/KK,kartu BPJS,Kartu 1. Tabung Oksigen 1. PMK 43/2019 tentang
Berobat,dll 2. Bed pasien Puskesmas
2. Sistem mekanisme prosedur: 3. Kursi roda 2. PMK 52/2016 Pelaksanaan
Pasein 4. EKG Program JKN
datan,Assesmen,tangani,Keluarg 5. Stetoskop 3. KMK 514/2015 tentang
a 6. Sterilisator Pedoman Nasional Panduan
daftar,Stabilisasi,Dipulangkan,Ob 7. Basic set Minor Klinis di FKTP
servasi,Dirujuk sesuai kebutuan 8. Handscoon 4. PMK 44/2016 tentang
3. Jangka waktu : 15 sd 30 menit 9. BHP Manajemen Puskesmas
(Respon time UGD) 10. Pulse oximeter 5. PMK 46/2016 tentang
4. Biaya : Pasie BPJS Tidak dipungut 11. Termogun Akreditasi Puskesmas
biaya,Pasein umum Sesuai Tarif 12. Lamp emergensi 6. Per Bupati/Waikota Tarif
Perbup setempat 13. Ambu bag Puskesmas
5. Produk layanan : Penanganan 14. Kotak Emergensi,
Pasein Obat,infus,Abocat,Spalk,Verban
GD,Penunjang,Obat2an,layanan elastis, dll sesuai keutuhan Ketenagaan
rujukan ,Ambulance 15. Meja administrasi,Pendaftaran 1. Dokter umum
6. Pelayanan pengaduan dan ,Sisrute dll ,Sertifikat,ATLS,ACLS.
saran : email/HP/Telpon/Petugas 2. Perawat, BLS,Pra hospital,
UGD Puskesmas SGPDT,PSC
3. Tenaga Adinistrasi
IGD KLINIK
IGD NON COVID :
LOKASI : DALAM GEDUNG AKSES MASUK PINTU SAMPING.
IGD DIBAGI DALAM DUA TEMPAT :
UKURAN 4X6M. 2 BED
IGD COVID : KRITERIA PASIEN :
LOKASI : TENDA COVID DI DEPAN PASIEN TANPA GEJALA BATUK/PILEK DISERTAI
KLINIK 3,5 X 8 METER DEMAM, ATAU DENGAN KELUHAN DEMAM NAMUN
KAPASITAS : 3 BED DISERTAI HASIL SWAB PCR (-)/ SWAB ANTIGEN (-)
KRITERIA PASIEN : PASIEN YANG DATANG DALAM KONDISI GAWAT DARURAT
KEGAWATDARURATAN MATERNAL
CONFIRMED/PROBABLE/SUSPEK
KELEMAHAN :
COVID DENGAN KONDISI EMERGENSI RUANGAN IGD YANG KECIL MENYEBABKAN JUMLAH
KEKURANGAN IGD COVID : MASIH PASIEN YANG DAPAT TDITANGANI TERBATAS DAN
MENGGUNAKAN TENDA SEHINGGA RUANG GERAK PETUGAS TIDAK LELUASA
MASIH ADA SEDIKIT LOKASI RUANG BERSALIN YANG TERPISAH LEBIH DARI
KETIDAKNYAMANAN TERUTAMA 2 KM DARI IGD PUSKESMAS MENYEBABKAN
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL
SAAT MUSIM HUJAN
TIDAK OPTIMAL
Alur Pelayanan Penanganan Kasus Gadar Klinik
Alat,Alkes ,Tenaga ,SOP dan Indikator mutu IGD

Ada 28 SOP Pelayanan Gawat darurat


SOP disesuaikan dgn Kebijakan Terkini
SOP yg belum ada :Pelayanan Emergensi
Covid;Pelayanan Emergensi Maternal dan
Neonatal

DOKTER : Indikator Mutu Pelyanan IGD :


JUMLAH 7 ORANG PERSENTASE PASIEN GAWAT DARURAT
MEMILIKI SERTIFIKAT ATLS DAN ACLS YANG DILAKUKAN TRIASE DAN DITANGANI
PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN KEGAWATDARURATAN COVID (TARGET 100 %)
PERAWAT : Indikator Keselamatan pasien :
JUMLAH 7 ORANG PEMASANGAN LABEL INFUS PADA PASIEN
MEMILIKI SERTIFIKAT BTCLS YANG DIOBSERVASI DI PUSKESMAS DAN
PERNAH MENGIKUTI PELATIHAN KEGAWATDARURATAN COVID PASIEN YANG DIRUJUK (TARGET 100%)
Reaksi yang mungkin terjadi setelah imunisasi COVID-19 hampir sama
dengan vaksin yang lain, yaitu
Reaksi Lokal:
• Nyeri atau bengkak pada tempat suntikan,
• Kemerahan,
• Abses pada tempat suntikan,
• Limfadenitis,
• Reaksi lokal lain yang berat, misalnya
selulitis

Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare

Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
Pengenalan Syok Mengenali Tanda & Gejala Anafilaktik
Anafilaktik Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.

Reaksi anafilaktik adalah reaksi


hipersensitifitas generalisata atau sistemik
Tanda Awal
yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30
Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal (urtikaria)
menit sesudah suntikan) serius dan
dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat dapat terjadi
mengancam jiwa. keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.

Biasanya melibatkan beberapa sistem tubuh,


tetapi ada juga gejala-gejala yang terbatas
hanya pada satu sistem tubuh (contoh: gatal Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi
pada kulit). Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini hanya terjadi
sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat.
Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan, tetapi
tidak pada keadaan anafilaktik.
yang juga menjadi risiko pada setiap
pemberian obat atau vaksin.

Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat Gejala Klinik


menimbulkan syok yang disebut sebagai Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan berat-ringannya reaksi
syok anafilaktik. antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa
syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi.
Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan
cepat dan tepat & setiap petugas pelaksana
vaksinasi harus sudah kompeten dalam Tatalaksana
menangani reaksi anafilaktik. Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya
di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Tanda Dan Gejala Anafilaktik
Penanganan Syok
Anafilaktik
11. Catat tanda-tanda vital (kesadaran, frekuensi
denyut jantung, frekuensi pernafasan, denyut
nadi) setiap waktu dan catat dosis setiap
pengobatan yang diberikan. Yakinkan catatan
detail tersebut juga dibawa bersama pasien
ketika dirujuk.

12. Tandai catatan/kartu vaksinasi dengan jelas,


sehingga pasien tersebut tidak boleh lagi
mendapatkan jenis vaksin tersebut.
Tindak Lanjut

Penanganan yang cepat dan tepat

• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi adrenalin
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart failure),
hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak tepat.

Rencana Tindak Lanjut:

a. Mencatat penyebab reaksi anafilaktik di


rekam medis serta memberitahukan kepada
pasien dan keluarga.

b. Jangan memberikan vaksin yang sama pada


Vaksinasi berikutnya
Terima Kasih

Selamat Berkarya
Tetap Sehat - Tetap Semangat

Anda mungkin juga menyukai