Anda di halaman 1dari 33

STANDARD AKREDITASI KLINIK

PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
WEBINAR SERIES
Implementasi Standar Akreditasi Dalam
Peningkatan Mutu Layanan Klinik
3 September 2022

Draft Oleh dr. Roestina Soehardi, M.MKes


1
CURICULUM VITAE VITAE
CURRICULUM
Nama : dr. Roestina Soehardi, M.MKes
Pekerjaan: Surveior UKP- FKTP Organisasi
Hp : +62 896-686-68615 • Pengurus PDK3 MI
Alamat : :International Village 1/C4/28, (Perhimpunan Dokter Kedokteran
Surabaya Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Email : roestinas@gmail.com Indonesia)
Pendidikan: • Pengurus Ikkesindo Provinsi Jawa Timur
S-1 Fakultas Kedokteran UKRIDA 1990 • Pengurus Lembaga Akreditasi PT LIPA
S-2 STIE Indonesia Malang 2012 MITRA NUSA
Pengalaman: .
Dokter PTT Kalteng 1990
Kanwil Provinsi Jawa Timur 1999
Purnabakti Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2020
Pelatihan / Seminar:
• 2015 : TOT Pendamping Akreditasi FKTP
• 2017 : Pelatihan Surveior Akreditasi FKTP
• 2017: TOT Keselamatan Pasien , Audit Internal dan Rapat Tinjauan
Manajemen, Kemkes
• 2020: Pelatihan Infection Prevention Control Doctor
( IPCD), PERSI
• 2021 : Pelatihan Konsultan Manajemen Kesehatan
BAB III. PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERSEORANGAN
JUMLAH
BAB STANDAR
ELEMEN
PENILAIAN
1 Hak Pasien dan Keluarga 7
2 Klinik Melibatkan Pasien dan Keluarga dalam Proses Asuhan 2
3 Penerimaan Pasien Klinik 4
4 Pengkajian Pasien 3
5 Rencana Asuhan dan Pelaksanaan 3
6 Pelayanan Promotif dan Preventif 2
PENYELENG 7 Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Risiko Tinggi 2
GA RAAN 8 Pelayanan Anestesi dan Bedah 6
III
KESEHATAN
PERORANGAN 9 Pelayanan Gizi 4
10 Pemulangan dan Tindak Lanjut Perawatan 3
11 Pelayanan Rujukan 5
12 Penyelenggaraan Rekam Medis 4
13 Pelayanan Laboratorium 7
14 Pelayanan Radiologi Diagnostik 2
15 Pelayanan Kefarmasian 13
Standar Akreditasi dalam
Penyelenggaraan Pelayanan di Klinik
TKK 1 Visi, Misi, Tujuan, Struktur organisasi TKK 4. Tata Kelola Kerjasama
TKK 2 Tata kelola SDM TKK 3 Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan:
- sarana, utilitas dan peralatan
- keamanan dan keselamatan
Layanan Klinis
- bencana dan kebakaran
- B3, limbah B3, limbah domestik
PKP PKP 15
PKP 1, 3 PKP 7 PKP 9 PKP 8
12

PKP 2, PKP 2, PKP PKP


4 5, 6 10, 11 13, 14
Hak kewajiban pasienSkrining, asesmPeansi,en berisiko tinggi Pelaksanaan asuhan Pelayanan gizi Pelayanan anestesi Pemulangan dan Pelayanan rekam Pelayanan penunjang Pelayanan obat
Pendaftaran Rencana asuhan ,T indak berisiko tinggi Pemberdayaan pasien, Dan bedah rujukan medis Lab, radiodiagnostik
Informed consent
Pemberdayaan pasien

PMKP 1. Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien: PMKP 3. Pencegahan dan Pengendalian
- Indikator mutu Infeksi:
- Pelaporan IKP, investigasi, tindak lanjut - Penerapan Kewaspadaan Standar
PMKP 2. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien - Penerapan Kewaspadaan Transmisi
PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
Maksud dan Tujuan
Klinik menetapkan regulasi tentang
pasien risiko tinggi, antara lain:
• Pasien emergensi
• Pasien dengan penyakit menular
• Pasien dialisis
• Pasien dengan risiko bunuh diri
• Populasi pasien rentan, lansia, anak- anak dan pasien berisiko
tindak kekerasan atau ditelantarkan.
Pasien dikategori kan beresiko tinggi karena: usia, kondisi kesehatan, atau mempunyai
kebutuhan kritis untuk segera mendapat pertolongan, termasuk pasien rentan yang
karena kondisinya tidak mampu menjaga diri sendiri terhadap adanya bahaya atau
kekerasan 5
PKP 7
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
Pelayanan risiko tinggi , antara lain :
Pelayanan pasien dengan penyakit menular.
Pelayanan pasien yang menerima dialisis.
Pelayanan pasien yang menerima kemoterapi.
Pelayanan Risiko Tinggi:
pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan
penyakit yang mengancam nyawa, risiko bahaya pengobatan, potensi yang
membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi 6
Pelayanan gawat darurat/ Emergensi
adalah pelayanan yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang sakit
dan cedera yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya
• Penanganan kasus beresiko tinggi yang memungkinkan terjadinya
penularan bagi petugas maupun pasien lain perlu diperhatikan sesuai
dengan panduan dari Kementerian Kesehatan
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar Panduan
Praktik Klinis untuk penanganan pasien gawat darurat
dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan

• Peraturan Perundangan terkait antara lain:


• PMK no 47/2018 tentang Kegawatdaruratan
• KMK no 1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis bagi dokter di Fasyankes tingkat
pertama
.
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada
pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Prinsip triase :
Pasien diprioritaskan/ harus didahulukan untuk mendapatkan
penanganan, atas dasar kegawatdaruratan sebagai tahap triase,
berdasarkan pada:
1. Ancaman jiwa yang mematikan dalam hitungan menit
2. Dapat mati dalam hitungan jam
3. Trauma ringan
4. Sudah meninggal

Klasifikasi Pelayanan Gawat Darurat
Level I ( Standar min RS D) Level II ( Standar min RS Level III ( Standar Level IV ( Standar min RS
kelas C) min RS kelas B) kelas A)

Memberi pelayanan Memberikan pelayanan Memberikan Memberikan


Diagnosis & tatalaksana seperti level I ditambah: pelayanan pelayanan gawat
A: Jalan Nafas ( Airway Diagnosis & tatalaksana seperti level II darurat seperti
problem) renjatan ( shock): ditambah pada level III
B: Breathing ( Breathing Kardiogenik, dengan: ditambah dengan
problem) hipovolemik/ Diagnosis & Diagnosis&
C: Circulation ( hemoragik, septik tatalaksana tatalaksana gawat
Circulation problem) Memberikan pelayanan gawat darurat darurat
Melakukan stabilisasi gawat darurat spesialistik . subspesialistik
dan evakuasi
Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa dan dilakukan stabilisasi
terlebih dahulu sesuai kemampuan dan dipastikan dapat diterima di FKRTL 11
Elemen Penilaian:
1. Ada penetapan pelayanan pasien risiko tinggi pada klinik
(R)
2. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pada pasien
risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai SPO yang ada
(D, W)

12
RDOWS 3.7.1-2
Elemen Penilaian Regulasi Dokumen Bukti Obse Wawancara
rvasi
1. Ada penetapan • SK, Pedoman,
pelayanan • SOP tentang
pasien risiko pelayanan
tinggi pada pasien risiko
klinik (R) tinggi dan
pelayanan
risiko tinggi
2. Ada bukti • SOP, PPA:
pelaksanaan • Bukti rekam medis • apa saja pasien
pemberian pelaksanaan risiko tinggi yang
pelayanan pada pelayanan pasien dilayani,
pasien risiko risiko tinggi dan • apa saja pelayanan
tinggi dan pelayanan risiko risiko tinggi yang
pelayanan risiko tinggi, (Pelayanan disediakan,
tinggi sesuai SPO Prioritas untuk • bagaimana SOP-
yang ada (D, W) lansia, Priority SOPnya,
seats, Kursi Roda) • bagaimana proses
• penanganannya
13
Note
Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yg berguna utk menurunkan risiko.
Penting diperhatikan:
• Bagaimana mengidentifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
• Proses kolaborasi menentukan dan melakukan rencana asuhan
• dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi
efektif
• keperluan informed consent
• keperluan monitor pasien
• kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
• teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan
14
EP 3.7.1 Contoh SK tentang pelayanan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai pada 15
maksud dan tujuan
16
17
3.7.1. Ada penetapan pelayanan
pasien risiko tinggi pada klinik (R)
Kelompok risiko Penyulit Bahaya untuk ibu Bahaya untuk janin
Sehubungan dengan Hipertensi Kejang, koma, kematian ibu Gangguan pertumbuhan ,
penyakit prematur, kematian janin
Diabetes Komplikasi Diabetes akibat kadar gula Bayi besar lebih dari 4 kg
berlebih ( hiperglikemia), koma, sering gangguan pertumbuhan,
disertai hipertensi, hipoglikemia kelainan bawaan, dismatur,
kematian janin
Penyakit jantung Sesak nafas, gagal jantung, kematian ibu Gangguan pertumbuhan
Penyakit menular Pd HIV: penurunan daya tahan ibu, Penularan ke janin
sexual gampang infeksi oleh penyakit lain ( TB)
Peny tiroid Sesak, krisis tiroid, kematian ibu Gangguan pertumbuhan
Peny sal Sesak nafas Kadang gangguan
pernafasan ( pertumbuhan
asma, TBC)
• Kasus yang termasuk gawat darurat dan/atau beresiko tinggi yang biasa terjadi perlu
diidentifikasi dan ada kejelasan kebijakan dan prosedurnya 18
3.7.1. Ada penetapan pelayanan
pasien risiko tinggi pada klinik (R)
Kelompok Penyulit Bahaya untuk ibu Bahaya untuk janin
risiko
Sehubungan Riwayat persalinan prematur Kemungkinan terulang Gangguan pernafasan
dengan sewaktu lahir ( paru belum
riwayat matang), Bayi berat lahir
persalinan rendah / BBLR, kematian
bayi
Riwayat perdarahan saat Kemungkinan berulang
persalinan
Riwayat Sectio caecaria Kemungkinan berulang, robekan
rahim
Sehubungan Perdarahan abortus, hamil diluar Anemia, perdarahan banyak, Kematian janin
dengan kandungan, mola hidatidosa , infeksi
kehamilan placenta previa, solutio placenta

• Kasus yang termasuk gawat darurat dan/atau beresiko tinggi yang biasa terjadi perlu
diidentifikasi dan ada kejelasan kebijakan dan prosedurnya 19
SOP Penanganan Pasien
beresiko tinggi
SOP Bantuan Hidup Dasar (Resusitasi)

21
EP 3.7.2 Bukti pelayanan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi sesuai
SOP
Kajian pasien merupakan proses yang berkesinambungan
Asuhan Pasien/Klinis, tdd
dan dinamis, (untuk pasien rawat jalan/rawat inap), untuk
memperoleh data S-O-A-P  Asuhan Medis (Dr & Drg)
Proses kajian pasien tdd :  Asuhan Keperawatan
Kajian Awal ;
 Asuhan Nutrisi/gizi
• hanya dapat dilakukan oleh nakes sesuai wewenang
 Asuhan Kefarmasian
klinis.
 Asuhan Terpadu
• dilakukan saat pasien pertama kali diterima ( 1 kali)
• dilakukan secara paripurna, meliputi : status Telaah RM :
fisis/neurologi /mental, psikososiospiritual, Bukti dilakukan asuhan pasien sesuai
ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, rencana, PPK, dan SOP. (S-O-A-P-E)
- Tdk ada pengulangan yg tdk perlu
asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen
S : Subjective
fungsional (gangg fungsi tubh), asesmen risiko gizi,
O : Objective
kebutuhan edukasi, dan renc pemulangan A : Assesment
(discharge planning) P : Planning
Kajian Ulang ;dilakukan setiap kali pasien datang, E : Excecution
15
berk2e4si/n0a6m/2b0u2n2gan,dinamis.
Rencana Penatalaksanaan Komprehensive (Plan)
PPK MEMUAT-SOAP termasuk merujuk:
Kriteria merujuk:dasar
1. Judul penyakit a. Time: jika perjalanan penyakit dapat digolongkan
2. Masalah kesehatan kepada kondisi kronis atau melewati Golden
3. Hasil anamnesis (Subjective) Time Standard.
4. Hasil pemeriksaan fisik dan b. Age: jika usia pasien masuk dalam kategori yang
pemeriksaan penujunag dikhawatirkan meningkatkan risiko komplikasi
sederhana (Objective) serta risiko kondisi penyakit lebih berat.
5. Penegakan diagonosis c. Complication: jika komplikasi yang ditemui dapat
(Assesment) memperberat kondisi pasien.
6. Rencana d. Comorbidity: jika terdapat keluhan atau gejala
Penatalaksanaan penyakit lain yang memperberat kondisi pasien.
Komprehensive (Plan) e. Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas
7. Peralatan pelayanan juga dapat menjadi dasar bagi dokter
8. Prognosis untuk melakukan rujukan demi menjamin
keberlangsungan penatalaksanaan dengan 23
persetujuan pasien.
Contoh form Pengkajian awal
Asesmen Penyakit Menular
PPK
• Nama penyakit
• No.
ICPC-2
No. ICD-
10
• Tingkat kemampuan yang
dibutuhkan Masalah kesehatan
• Etiologi
• Hasil anamnesis
• Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
sederhana Penegakan diagnosis
• Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
comprehensive Kriteria rujukan
• Edukasi dan
konseling ,Peralatan
27
• Prognosis
STANDAR KOMPETENSI DOKTER 2012 – LULUSAN FK
• Dari 736 daftar penyakit ;
• Terdapat 144 penyakit yg harus dikuasai penuh oleh lulusan FK –mendiagnosis,
melakukan penatalaksanaan secara tuntas dan mandiri.
• 275 keterampilan klinis
• 261 mampu mendiagnosis sebelum merujuk (gawat darurat atau bukan gawat
darurat)
• Problem rujukan:
• Banyak kasus yang seharusnya bisa di tangani /dilayani di FKTP, tetapi dirujuk di
FKTRL. Penyebabnya terkait kompetensi dokter, pembiyaan, sarana prasarana
yang belum mendukung.
• Oleh karena itu perlu memperkuat tingkat kemampuan 4 para dokter untuk
mengatasi problem tsb --- maka diperlukannya PPK di FKTP.
• Pemilihan penyakit pada PPK berdasarkan kriteria:
• 1. Penyakit yang prevalensinya cukup tinggi.
• 2. Penyakit dengan risiko tinggi.
28
• 3. Penyakit yang membutuhkan pembiayaan tinggi
Tingkatan Kemampuan atau Kompetensi Dokter Mengelola Pasien (SKDI)
A. Tingkat Kemampuan 1: Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan
gambaran klinis dst
B. Tingkat Kemampuan 2: Mendiagnosis dan merujuk (juga mampu menindaklanjuti
setelah rujukan balik)
C. Tingkat Kemampuan 3: Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal dan
merujuk:
1. 3 A : mampu membuat diagnosis klinis dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
yang bukan gawat darurat
2. 3 B : mampu membuat diagnosis klinis dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan
pada pasien
D. Tingkat Kemampuan 4: mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara
mandiri dan tuntas
1. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
2. 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
14
KMK 1186/2022 ---1379 hal
31 Mei 2022
• PPK merupakan pedoman bagi dokter
melaksanakan praktek Kedokteran di FKTP

• Untuk melaksanakan PPK,


dokter memerlukan keterampilan klinis
(PKK: Panduan Keterampilan Klinis).

• Selanjutnya sebagai Acuan FKTP


menyusun SOP
30
STANDAR AKREDITASI KLINIK (REVISI)
Klinik adalah fasyankes yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran, yaitu:
1. Pelayanan sesuai standar pelayanan kedokteran :
• Secara lege artis dan mengacu pada standar pelayanan kedokteran yang
ditetapkan.
• Pengobatan yang diberikan sesuai kebutuhan, sadar biaya, sadar mutu,
berbasis bukti ilmiah (evidence based).
2. Pelayanan Paripurna (comprehensive care):
• Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive),Pencegahan penyakit
dan proteksi khusus (preventive & spesific protection),pengobatan (curative)
termasuk didalamnya pelayanan kegawatdaruratan (emergency),pencegahan
kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal
dan etika kedokteran,
3. Pelayanan berkesinambungan (continuum of care) : pelayanan tidak terputus,
31
dilaksanakan secara proaktif untuk tercapainya pelayanan yang efektif dan efisien.
ISI PPK BERDASARKAN MASALAH DAN PENYAKIT – 144 penyakit, 275 PPK
A. KELOMPOK UMUM C. DIGESTIVE D. MATA G.MUSKULOSKELETAL .
1. TB Pada Dewasa dan
1. Mata 1. Fraktur
1. Ulkus mulut (Aftosa, Herpes) kering’
Anak terbuka
2. Refluksgastresoesoapgal 2. Buta senja
2. TB dengan HIV 2. Fraktur
3. Morbili 3. Gastritis 3. Hordeolium tertutup
4. Varicella 4. Intoleransi Makanan 4. Kunjungtivit 3. Dst
5. Malaria 5. Malabsobsi makanan is
6. Leptospirosis 6. Demam typoid 5. Blefaritis
7. Filariasis 7. Gastroenteritis H. NEUROLOGIS
8. Infeksi pada umbilicus
6. dst
8. Disentri basiler dan amuba
9. Kandidiasis mulut
9. Perdarahan gastrointestinal E. TELINGA 1. Tension Headache
10. Lepra 2. Migreen
11. Keracunan makanan 10. Perdarahan salcerna bawah 1. Otitis ekterna.
11. Hemoroid grade 1-2 2. OMA 3. ….dst
12. Alergi makanan
13. Syok 12. Hepatitis A 3. …..dst
I. PSIKIATRI
14. Reaksi anafilactik 13. Hepatitis B
15. DBD F. KARDIOVASKULER
14. Kolesistisis 1. Ggn Somatoform
B. DARAH, PEMBENTUKAN 15. Apendicitis Acut 1. Angina pectoris stabil 2. Demensia
DARAH DAN SISTEM IMUN 16. Peritonitis 2. Infark miokard 3. ….dst
1. Anemia Defisiensi Besi 17. Parotitis 3. Takikardia
2. HIV/AID tanpa 18. Askariasis 4. Gagal jantung akut dan J. RESPIRASI
komplikasi 19. Angkilostomiasis kronik
3. Lupus erimatosis 20. Skistomiasis 5. Dst 1. Influenza
Sistemik 21. Taeniasis 2. ….dst
4. Limfadenitis 22. Strongiloidiasis K. KULIT
1. …………. 13
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai