Anda di halaman 1dari 37

ASIEN SAFETY (KESELAMATAN PASIEN)

RUMAH SAKIT MATA SOLO


2018
PASIEN SAFETY BAGIAN DARI UPAYA
PENINGKATAN MUTU RUMAH SAKIT

 Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan


rumah sakit bukanlah hal baru lagi.
 Pada tahun (1820 – 1910) florence nightingale
seorang perawat dari inggris menekankan pada
aspek-aspek keperawatan pada peningkatan mutu
pelayanan.
 Salah satunya “hospital should do the patient no
harm” rumah sakit jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Landasan Dalam Peningkatan Mutu
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
Lanjutan
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2012 Tentang Rahasia Kedokteran.
Mutu Pelayanan Rumah Sakit
 Derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen
akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia
di rumah sakit secara wajar, efisien, dan efektif
serta di berikan secara aman dan memuaskan
sesuai norma, etika, hukum dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat konsumen
PIHAK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUTU
 Konsumen.
 Pemberi Jasa Kesehatan.
 Pembayar/Pihak II/Asuransi.
 Manajemen rumah sakit.
 Karyawan rumah sakit.
 Masyarakat.
 Pemerintah.
 Ikatan Profesi.
INDIKATOR
 Untuk memantau jalannya mutu di rumah sakit maka dibuatlah
indikator untuk penilaian.
 Apa itu indikator ?
 Suatu cara yang sensitif dan spesifik untuk menilai penampilan dari
suatu kegiatan, atau dengan kata lain merupakan variabel yang
digunakan untuk menilai perubahan.
 Pada standart KARS (Badan Akreditasi Rumah Sakit) terdapat 4 jenis
indikator ada yang harus dinilai sehubungan dengan berjalannya
program peningkatan mutu, meliputi :
1. Indikator klinis
2. Indikator manajemen
3. Indikator sasaran keselamatan pasien
4. Indikator International library measure
INDIKATOR KLINIS
 Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan
pasien yang berdampak terhadap pelayanan.
Indikator tidak dipergunakan secara langsung
untuk mengukur kualitas pelayanan, tetapi dapat
dianalogikan sebagai "bendera" yang menunjuk
adanya suatu masalah spesifik dan memerlukan
monitoring dan evaluasi.
JENIS INDIKATOR KLINIS
 Indikator Klinis ada 11 yaitu
1. Assesmen Pasien
2. Pelayanan Laboratorium
3. Pelayanan radiology dan diagnostic imaging
4. Prosedur Bedah
5. Penggunaan anibiotika dan medikasi lain
6. Medication errors dan near misses
7. Penggunaan anestesi dan sedasi
8. Penggunaan darah dan produk darah.
9. Ketersediaan, konten dan penggunan RM
10.Pencegahan dan pengendalian infeksi, survilens dan pelaporan.
11.Penelitian klinis
INDIKATOR MANAJEMEN
 Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas proses
manajerial yang dan berdampak langsung atau
tidak langsung terhadap pelayanan
JENIS INDIKATOR
MANAJEMEN
 Indikator Manajemen ada 9 yaitu
1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi
kebutuhan pasien
2. Pelaporan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
3. Manajemen risiko
4. Manejemen penggunaan sumber daya
5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
6. Harapan dan kepuasan staf
7. Demografi pasien dan diagnosis klinik
8. Manajemen keuangan
9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien
dan staf
INDIKATOR SASARAN
KESELAMATAN PASIEN
 Ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi enam sasaran keselamatan pasien.
 Indikator Sasaran Keselamatan Pasien ada 6 yaitu

1. Ketepatan identifikasi pasien


2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Pengertian Pasien Safety
 Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih
aman. (KKP-RS, 2005)
 Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety)
adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan
pelayanan pasien yang lebih aman.
 Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti
insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta
meminimalisir timbulnya risiko. (Penjelasan UU 44/2009
ttg RS pasal 43)
Peraturan Per UU Keselamatan Pasien
Keselamatan Pasien Dalam UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit
 Asas & Tujuan :
 Pasal 2 : RS diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan
kpd nilai kemanusiaan, etika & profesionalitas, manfaat, keadilan,
persamaan hak & anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.

 Tujuan :
 Pasal 3 ayat b : memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan RS dan SDM di RS

 Kewajiban RS :
 Pasal 29 ayat b : memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
anti diskriminasi, & efektif dgn mengutamakan kepentingan pasien
sesuai standar pelayanan RS.
Keselamatan Pasien Dalam UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah
Sakit

Keselamatan Pasien :
 Pasal 43 :

1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien


2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden,
menganalisa & menetapkan pemecahan masalah dlm rangka menurunkan angka
KTD
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang ditetapkan Menteri
4. Pelaporan IKP pd ayat 2 dibuat secara anonim & ditujukan utk mengkoreksi
sistem dlm rangka meningkatkan keselamatan pasien
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1 & ayat 2 
Peraturan Menteri
Siapa Yang Wajib Terlibat Dalam
Pelaksaan Pasien Safety ???
 PPA (Profesional Pemberi Asuhan)
 Meliputi : Dokter ( Team Leader)
Perawat
Fisioterapi
Radiografer
Analis Laboratorium
Apoteker/Petugas Farmasi
 Dimana setiap PPA harus dilakukan Kredensial.
 Apa Itu Asuhan ? Apa Beda Asuhan Dengan Pelayanan ?
Asuhan adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh petugas medis kepada pasien sesuai profesi
secara profesional.
Sedangkan Pelayanan adalah Segala bentuk tindakan yang diperoleh pasien dari awal pasien datang
sampai pasien kembali pulang.
 Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kerja/profesi kesehatan untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenangan klinis.
 Untuk profesi yang tidak memiliki bagian kredensial perlu di bentuk “Panitia Kredensial Khusus yang
dapat diambil dari bagian unit itu sendiri”
Model Tradisional Asuhan Kesehatan
“Dokter =
Perawat
Fisio Captain of the ship”
terapi Apoteker

Radio Dokter Pasien


grafer

Ahli
Analis Gizi
Lainnya

Pada Model tradisional pelayanan kesehatan, Dokter


merupakan unit sentral/pusat dalam model pelayanan
kesehatan, tetapi…..
Patient safety tidak terjamin !!
17
Model Patient-centered Care
Staf Klinis
Perawat
“Dokter = Fisio
Team Leader” terapis Apoteker

>
“Interdisciplinary
Dokter Pasien
Team Integrasi Ahli
Model” Gizi

>
Radio
Kompetensi grafer Lainnya
Analis
yg memadai

 PCC merupakan pendekatan yg lbh modern dan inovatif dlm pelayanan kes sekarang,
diterapkan dgn cepat di banyak RS di seluruh dunia.
 Model ini telah menggeser semua PPK menjadi di SEKITAR PASIEN
 fokus pada pasien  Patient-centered Care
 Sbg tambahan, mereka semua sama pentingnya bila tiba pada kontribusi setiap
profesional dalam pelayanan kesehatan thd pasien dan tim
 “Interdisciplinary team model”  kompetensi-kewenangan yang memadai
Insiden Keselamatan Pasien
(IKP)
 Setiap kejadian atau situasi yang tidak disengaja dan
kondisi yangmengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan kerugian, cidera, kecacatan atau
kematian pada pasien yang tidak seharusnya terjadi.
 Jenis Insiden Keselamatan pasien ada 5 meliputi
1. KPC (Kejadian Potensi Cidera)
2. KNC (Kejadian Nyari Cidera)
3. KTC (Kejadian Tidak Cidera)
4. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)
5. Sentinel
Contoh Insiden Keselamatan
Pasien (IKP)
 KPC
1. Kerusakan alat ventilator DC shock, tensi meter
 KTC
1. Pasien minum parasetamol & tidak ada reaksi apapun
tetapi dokter tidak meresepkan parasetamol
 KNC
1. Salah identitas pasien namun diketahui sebelum
dilakukan tindakan
 KTD
1. Tertusuk jarum
2. Pasien jatuh
 Sentinel
1. Salah sisi lokasi operasi
Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien
 Apa yang harus dilaporkan :
Kejadian yang sudah terjadi, potensi terjadi
maupun yang nyaris terjadi.
 Siapa yang membuat laporan :
1. Siapa saja atau semua staf RS yang pertama
menemukan kejadian.
2. Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam
kejadian
 laporan dilakukan oleh staf unit kerja ditujukan
ke Kepala unit (1 x 24 jam).
 laporan dari Kepala unit ke komite keselamatan
pasien yang sudah dilakukan penilaian grading (2
x 24 jam).
 Bila hasil grading warna biru dan hijau cukup
diatasi oleh atasan langsung dan Bila hasil
grading warna merah dan kuning akan dilakukan
analisa RCA untuk memecahkan masalah secara
terperinci.
Format Pelaporan Insiden
6 SASARAN SKP

SKP 1. IDENTIFIKASI PASIEN


SKP 2. PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
SKP 3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)
SKP 4. KEPASTIAN TEPET-LOKASI, TEPAT-PROSEDURE,
TEPAT-PASIEN OPERASI
SKP 5. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN

SKP 6. PENGURANGAN RISIKO JATUH


IDENTIFIKASI PASIEN
PEMASANGAN GELANG
Macam gelang :

1.IDENTITAS PASIEN (L : Biru/ P: Pink)


2.IDENTIFIKASI ALERGI (Merah)
3.IDENTIFIKASI RISIKO JATUH PASIEN (Kuning)
4.IDENTIFIKASI PASIEN DNR ( Ungu)

SOP :

1. Siapkan gelang , pasang label nama pasien (nama, ttl, no rm, alamat)
2. Ucapkan salam dan sebutkan nama serta peran
3. Jelaskan maksud dan tujuan pemasangan gelang
4. Pasangkan gelang pada pergelangan tangan yang akan dilakukan tindakan
5. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga pasien
a. Gelang selalu digunakan sampai diperbolehkan pulang
b. Selalu mengingatkan petugas untuk mengecek gelang identitas
6. Ucapkan terima kasih
IDENTIFIKASI
Macam Identifikasi :
1. PASIEN AWAL
2. PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT RAWAT INAP
3. PASIEN DALAM PEMBERIAN OBAT RAWAT JALAN
4. PASIEN DALAM PENGAMBILAN DAN PEMBERIAN DARAH
5. PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
SOP :
6. Siapkan alat dan obat
7. Ucapkan salam dan sebutkan nama serta peran
8. Jelaskan maksud dan tujuan
9. Identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama dan TL 
cocokan dengan gelang  cocokan dengan RM nama, TL, dan No RM
10. Lakukan prosedur tindakan
11. Ucapkan Terimakasih
PELEPASAN GELANG

SOP :
1. Ucapkan salam sebutkan nama serta peran
2. Jelaskan maksud dan tujuan
3. Lepas gelang dengan menggunakan gunting
4. Simpan dalam box gelang identifikasi pasien
PENINGKATAN KOMUNIKASI
EFEKTIF
SPO MELAPORKAN PERINTAH LISAN MELALUI
TELEPON
SPO MENERIMA PERINTAH LISAN MELALUI TELEPON

SPO PEMAKAIAN TELEPON

SPO VERIFIKASI KEAKURATAN KOMUNIKASI

Inti dari Komunikasi Efektif adalah


1. Menerima perintah secara jelas
2. Menuliskan isi perintah secara lengkap (Tulis)
3. Membacakan isi perintah (Baca)
4. Mengkonfimasi isi dari perintah kepada pemberi perintah
(Konfirmasi)
5. Verifikasi ulang
Dalam melakukan komunikasi dengan teknik SBAR :
S (Situation): menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada
pasien .
Ex : px mengeluh pusing dan mual
B (Bacground): menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang
menyebabkan timbulnya keluhan klinis.
EX : px post op katarak, usia 70 th, dg TD 180/90, nadi:88/menit,
suhu 36,5 . Punya riwayat Hipertensi dan rutin minum captopril
2x50mg
A (Assesment) : penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini
sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk
EX : pasien hipertensi karna tidak minum obat selama dan sesudah
operasi.
R (Recommended) : usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
Ex : Kami menyarankan pemberian antihipertensi nifedipin sublingual
untuk mempercepat penuruan TD.
PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH ALERT MEDICATION)

High Alert : Sejumlah obat-obatan yang memiliki risiko tinggi


menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak
digunakan secara tepat (dosis, interval, dan pemilihannya) .
EX : Insulin, obat-obat gula, lidocain. Fentanyl, sedacum dll
LASA (Look Alike Soud Alike) : Obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip . Memiliki kesamaan bentuk, tulisan, dan
atau nama pengucapan.
EX : Timol >< carpin, Floxa><LFX, Floxa><Pantocain 0,5%,
Mydriatil 1% >< Mydriatil 0,5%
SPO PELABELAN DAN PENYIMPANAN OBAT
LASA

SPO KEAMANAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)

SPO PERESEPAN OBAT-OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)

SPO PENYIAPAN OBAT-OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI
(HIGH ALERT MEDICATION)

SPO PEMAKAIAN OBAT LASA DIRAWAT


JALAN

SPO PEMAKAIAN OBAT LASA DI UGD DAN


RAWAT INAP

SPO PENGGUNAAN EMERGENCY KIT

SPO MONITORING EMERGENCY KIT


KEPASTIAN TEPET-LOKASI, TEPAT-
PROSEDURE, TEPAT-PASIEN OPERASI

SPO PENANDAAN LOKASI OPERASI

PENERAPAN IDENITIFIKASI PASIEN DENGAN


WEBCAM PADA SURGICAL SAFETY LIST

PROGRAM WEBCAM UNTUK PASIEN


OPERASI MATA

IDENTIFIKASI PASIEN OPERASI MATA


ELEKTIF DIRAWAT JALAN

IDENTIFIKASI PASIEN OPERASI MATA


ELEKTIF DIRAWAT INAP

IDENTIFIKASI PASIEN OPERASI


MATA NON-ELEKTIF
PENGURANGAN RISIKO
JATUH
ASSASMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN

ASSASMEN RISIKO JATUH RAWAT INAP

HUMPTI DUMTY MORSE SCALE ONTARIO

EDUKASI RISIKO JATUH

PENCEGAHAN RISIKO JATUH RENDAH

PENCEGAHAN RISIKO JATUH SEDANG

PENCEGAHAN RISIKO JATUH TINGGI

KEJADIAN JATUH
Setiap pasien rawat inap akan dilakukan assasment ulang risiko
jatuh saat adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian jatuh
pada pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai