Anda di halaman 1dari 56

KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA DI RS

dan
KUALIFIKASI & PENDIDIKAN STAF
LOKAKARYA
SUKSES MANAJEMEN K3RS MENUJU SUKSES AKREDITASI RS VERSI 2012
Medan, 22 23 Pebruari 2017
Dr. R. HERU ARIYADI, MPH
The Royal Palace Blok B 31
Jln Prof Soepomo 178A Tebet Jakarta
Email : heru_ariyadi@yahoo.com ; Fax : 021 8314426 ; telp 021 8309111

Pendidikan : 1. Dokter : Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga


2. S2 : College of Public Health, University of the Philippines

Posisi :
1. Ketua Umum ARSADA Pusat
2. Ketua Kompartemen Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga PERSI Pusat
3. Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (IKKESINDO)
4. Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit
5. Komite Keselamatan Pasien RS Kementerian Kesehatan
6. Tim Penyusun Kebijakan BLUD Kementerian Dalam Negeri
7. Asesor Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) 2
Rumah Sakit (UU 44/2009)
RS adalah institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. 3
UU 44 tahun 2009: RS
Penyelenggaraan RS bertujuan antara lain :
Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan RS & sumber daya
manusia RS
Meningkatkan mutu & mempertahankan standar
pelayanan RS
standar pelayanan RS Standar SDM
Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia

UU 44/2009 Pasal 33
(1) Setiap RS harus memiliki organisasi yg efektif,
efisien, dan akuntabel.
PENJELASAN
(1) Organisasi RS disusun dengan tujuan untuk mencapai
visi dan misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good
Clinical Governance).
Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia

UU 44/2009 Pasal 36
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata
kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik
Tata Kelola RS yang baik : penerapan fungsi-fungsi
manajemen Rumah Sakit yang berdasarkan prinsip-
prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran
RUMAH SAKIT
Manajemen kompleks IPC
Keseimbangan beban manfaat
Sumberdaya terbatas
Padat Regulasi; padat perijinan
Berisiko: Yan, Keu, Lingkungan, staf
Kendali Mutu Kendali Biaya
Tidak boleh eror
7
Karakteristik RS sebagai tempat kerja
No VARIABEL KARAKTERISTIK
1 Tenaga Kerja Padat karya, Padat Profesi (padat pakar), Pekerjaan Tim/IPC
2 Teknologi Canggih, perkembangan cepat, mahal, dampak pada manusia
3 Waktu 24jam sehari, 7 hari seminggu, shif (bioritme), fokus pelayanan
lupa keselamatan diri
aktifitas penunjang mengikuti
4 Risiko Biologi Kuman/bakteria, virus, parasit, jamur
5 Risiko Fisik Radiasi, temperatur, bising, getaran, pencahayaan, ventilasi, uap,
gas, cairan
6 Risiko Kimia Chlorine, Merkuri, ethylene oxide, Natrium Sulfit, asam asetat dll
Karakteristik RS sebagai tempat kerja

No VARIABEL KARAKTERISTIK
7 Risiko Mekanik Tertusuk, teriris, terpukul, terjepit, kecelakaan
8 Risiko Listrik Sengatan listrik, arus pendek, petir
9 Risiko limbah Limbah infeksius, limbah B3
10 Psikososial Shif, beban kerja (volume, melayani orang yang sedang panik),
hubungan kerja
11 Kepedulian Mengerti risiko-meremehkan risiko (Cuci tangan, APD, SPO dll)
12 Ergonomi Posisi kerja (Tempat Tidur tinggi badan, mengangkat, menarik,
mendorong), pengulangan (repetisi)
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA DI RS

Keselamatan : K3 pekerja Keselamatan Keselamatan


- Pasien atau bangunan dan lingkungan
peralatan di RS
- Pengunjung petugas yang berdampak yang
kesehatan terhadap berdampak
keselamatan terhadap
pasien & petugas pencemaran
MFK
KPS
PPI

lingkungan
STANDAR AKREDITASI RS YANG BERHUBUNGAN DGN K3RS
I. Klompok Standar Pelayanan Berfokus Pada Pasien III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Bab 1. Akses ke pelayanan & Kontinuitas Pelayanan (APK) 1. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) 2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang
Bab 3. Asesmen Pasien (AP) Efektif
Bab 4. Pelayanan Pasien (PP) 3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang
Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB) Perlu Diwaspadai
Bab 6. Manajemen & Penggunaan Obat (MPO) 4. Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokasi, Tepat
Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga(PPK) Prosedur,Tepat Operasi
5. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait
Yankes
II. Kelompok Standar Manajemen RS
6. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh
Bab 1.Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien (PMPK) IV. Sasaran MDGs
Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) 1. Sasaran I Penurunan AKB dan Peningkatan
Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) Kes.Ibu
Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) 2. Sasaran II Penurunan Angka Kesakitan
Bab 5. Kualifikasi & Pendidikan Staf (KPS) HIV/AIDS
Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 3. Sasaran III Penurunan Angka Kesakitan TB
KPS
MFK
PPI
Pem. Kes berkala
Program kesehatan &
Imunisasi
keselamatan staf Laporan pajanan
(PPI 5 EP2 & KPS 8.4) Pengobatan & konseling

K-3 RS PROGRAM K-3 RS

Penyediaan fasilitas yg
Program pengawasan
aman
manajemen risiko Pelaporan insiden/
fasilitas (MFK) kecelakaan di RS
KUALIFIKASI & PENDIDIKAN STAF
Standar KPS 8.4.
Rumah sakit menyediakan Program
Kesehatan dan Keselamatan Staf
Maksud & Tujuan KPS 8.4
Program kesehatan dan keselamatan staf RS penting untuk
menjaga kesehatan, kepuasan, dan produktifitas staf.
Keselamatan staf juga menjadi bagian dari program mutu dan
keselamatan pasien RS. Bagaimana RS memberi orientasi dan
melatih staf, menyediakan tempat kerja yang aman, memelihara
peralatan biomedis dan peralatan lainnya, mencegah atau
mengendalikan infeksi yang terkait pelayanan kesehatan, dan
berbagai faktor lain yang menentukan kesehatan dan kesejahteraan
staf. (lihat juga PPI.5.1, EP 2)
Maksud & Tujuan KPS 8.4
Program kesehatan dan keselamatan staf dapat ditempatkan di RS
atau diintegrasikan dengan program eksternal. Bagaimanapun
susunan kepegawaian dan struktur dari program tersebut, staf
memahami bagaimana cara melapor, memperoleh pengobatan dan
menerima konseling serta tindak lanjut atas cedera seperti
tertusuk jarum, terpapar penyakit infeksius, identifikasi risiko dan
kondisi fasilitas yang membahayakan, dan masalah kesehatan
maupun masalah keselamatan lainnya.
Maksud & Tujuan KPS 8.4
Program tersebut dapat juga menyediakan skrining
kesehatan pada awal diterima bekerja, imunisasi
pencegahan dan pemeriksaan kesehatan berkala,
pengobatan untuk penyakit akibat kerja yang umum,
seperti cedera punggung, atau cedera lain yang lebih
urgen/genting
Elemen Penilaian KPS 8.4
1.Pimpinan dan staf rumah sakit merencanakan Program Kesehatan dan
Keselamatan
2.Program ini merespons kebutuhan staf urgen dan non-urgen melalui
pengobatan langsung dan rujukan
3.Data program menginformasikan program mutu dan keselamatan
rumah sakit
4.Ada kebijakan tentang vaksinasi dan imunisasi bagi staf
5.Ada kebijakan tentang evaluasi, konseling dan tindak lanjut terhadap
staf yang tertular penyakit infeksi, berkoordinasi dengan program
pencegahan dan pengendalian infeksi.
EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan

Tempat Potensi Masalah 1. Staf RS


kerja 2. Pasien
Kesehatan
3. Pengunjung

Program
Kerja K3 RS
KPS 8.4
Rumah sakit menyediakan Program Kesehatan & Keselamatan Staf

Dokumen :
1. Program kerja K3 RS
2. Program pelayanan kesehatan staf
3. Program vaksinasi dan imunisasi
4. SPO penangan staf yg terpapar penyakit
infeksius terkait program PPI dan bukti
pelaksanaan
EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan:
Dokumen Program kerja K3RS

1. Bab I: Pendahuluan
a. Umum
b. Maksud dan Tujuan
c. Ruang lingkup & Tata Urut
d. Dasar
EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan:
Dokumen Program kerja K3RS
2. Bab II: Rencana Program Kerja Kesehatan & Keselamatan
Kerja (K3)
a. Kerangka waktu
b. Sasaran
c. Rencana Kegiatan
d. Laporan pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut
e. Menyusun Rencana Program Kerja K3RS tahun 20XX+1
3. Bab III: Penutup
EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan:
Program Pelayanan Kesehatan staf

a. Pemeriksaan kesehatan sebelum f. Pengobatan, perawatan, dan


bekerja rehabilitasi bagi yang sakit
b. Pemeriksaan kesehatan berkala g. Pencegahan dan pengendalian
infeksi/Immunisasi
c. Pemeriksaan kesehatan khusus
h. Surveilans kesehatan kerja
d. Pendidikan dan pelatihan i. Pemantauan lingkungan kerja
kesehatan kerja
j. Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
e. Peningkatan kualitas kesehatan kegiatan
2.a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja
Pemeriksaan fisik lengkap;
Kesegaran jasmani;
Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
Laboratorium rutin;
Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan, khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan
tertentu.
Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan tidak
ada keragu-raguan, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja.
2.b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap,


kesegaran jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin)
dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan-pemeriksaan lain
yang dianggap perlu;

Dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun


2.c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pemeriksaan dilakukan pada SDM RS dengan:


Kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih dari 2
(dua) minggu;
Berusia di atas 40 tahun, wanita, cacat, atau berusia muda yang
melakukan pekerjaan berisiko;
Terdapat dugaan gangguan kesehatan sesuai dengan kebutuhan;
Terdapat keluhan atas pengamatan dari Organisasi Pelaksana K3RS.
2.d. Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Kerja
Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dgn
K3;
Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya;
SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya;
Orientasi K3 di tempat kerja;
Pendidikan, pelatihan ataupun promosi/penyuluhan kesehatan kerja
dilakukan secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan untuk
menciptakan BUDAYA K3.
2.e. Peningkatan Kualitas Kesehatan
Sehat terkait dengan fisik, jiwa (mental/rohani), dan sosial sehingga
peningkatan kualitas kesehatan pada SDM RS dilakukan dengan:
Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM
Rumah Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas lab, petugas
kesling dll;
Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
Pembinaan mental/rohani.
2.f. Pengobatan dan Rehabilitasi bagi yang Sakit
Pengobatan untuk seluruh SDM RS;
Pengobatan dan jaminan biaya pengobatan untuk SDM
Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan
pemeriksaan kesehatan khusus;
Upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
2.g. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi terkait penularan infeksi terhadap
SDM Rumah Sakit dan pasien, dilakukan dengan:
Rectal Swab
Pertemuan koordinasi
Pembahasan kasus;
Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
2.h. Surveilans Kesehatan Kerja
Pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya risiko;
Identifikasi SDM Rumah Sakit berdasarkan jenis pekerjaannya, lama
pajanan, dan dosis pajanan;
Analisis hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus;
Menindaklanjuti analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus.
(dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan
pemberian istirahat kerja);
Pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah Sakit.
Pemetaan tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis bahaya
dan besarnya risiko
AREA PAJANAN
Poliklinik Biologis : Blood & Airborne pathogen, Ergonomic, Lateks
Kecelakaan : terpeleset, Benda tajam
Ruang Bedah Gas anestesi, Laser, listrik
Laboratorium Kuman, virus, jamur, Formaldehid, toluene, xylene
Kecelakaan & Ergonomi
Radiologi Radiasi Pengion & non-pengion, Patogen, kecelakaan,
ergonomi
Fisioterapi Ergonomi, Kecelakaan, Biologis, Peralatan
Pemetaan tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis bahaya
dan besarnya risiko
AREA PAJANAN
Farmasi Absorbsi obat-obatan, ergonomi, kecelakaan, Lateks
Sentral Sterilisasi Gas anestesi, Compressed gases, Bahan sterilisasi,
pembersih, Ergonomi, kecelakaan
Laundry Bahan cucian terkontaminasi, Bising, Panas,
Kecelakaan, kebakaran, mengangkat beban
Urusan Rumah Cairan pembersih, bahan terkontaminasi, lateks, beban
Tangga mengangkat
Dapur Panas, kebakaran/listrik,
Pembuangan Limbah Bahan terkontaminasi, radiasi, benda tajam
2.i. Kesehatan Lingkungan Kerja

Pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan


dengan kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran
terhadap paparan faktor fisik, kimia, biologi, psikososial
dan ergonomi).

Memperbaiki lingkungan kerja


2.j. Evaluasi, Pencatatan, dan Pelaporan

Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan K3RS


disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis
terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
Menindaklanjuti evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
kegiatan K3RS tersebut.
Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan akan menjadi acuan
pihak terkait dalam pengambilan kebijakan.
EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan:
Program Vaksinasi

Risiko ekspos petugas

Kontak petugas dengan


pasien

Karakteristik pasien
Rumah Sakit

Dana Rumah Sakit


EP 1:
Pimpinan & staf RS merencanakan Program Kesehatan & Keselamatan:
SPO Tertusuk jarum / paparan cairan tubuh

Tertusuk jarum Terpajan Cairan


Tubuh

Cuci dengan air Segera Lapor Cuci dengan air


mengalir (buat Laporan mengalir

Investigasi .. Tim PPI

Periksa darah : Perawatan &


HCV; HBV; HIV Pengawasan dokter37
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM
ATAU BENDA TAJAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................ ......... 1 dari 2
RS X
Ditetapkan,
STANDAR
Direktur RS SEHAT
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL
( SPO )
dr. AFIAT
Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah salah satu upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap petugas yang tertusuk benda
PENGERTIAN yang memiliki sudut tajam atau runcing yang menusuk, memotong, melukai
kulit seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel, gunting, atau
benang kawat.
Melindungi petugas kesehatan, mahasiswa, petugas kebersihan, pengunjung
TUJUAN
dari perlukaan dan tertular penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C dan HIV
Setiap petugas kesehatan yaitu dokter, perawat, petugas kebersihan (House
Keeping), mahasiswa, dan pengunjung bila terjadi kecelakaan tertusuk jarum
KEBIJAKAN
bekas pakai dan benda tajam wajib dilaporkan dan penanganannya harus
sesuai prosedur yang sudah di tetapkan
Prosedur penatalaksanaan tersuk jarum bekas pakai dan benda tajam:
1. Pertolongan Pertama
a. Jangan panik.
b. Penatalaksanaan lokasi terpapar :
1) Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptik dan air mengalir
PROSEDUR
2) Bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran mukosa
3) Bilas dengan air atau cairan NaCl bila terpapar pada daerah mata

2. Penanganan Lanjutan :
a. Bila terjadi di luar jam kerja segera ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk
penatalaksanaan selanjutnya
b. Bila terjadi di dalam jam kerja segera ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan
membawa surat konsul dari dokter ruangan unit kerja
Prosedur penatalaksanaan tersuk jarum bekas pakai dan benda tajam:
3. Laporan dan Pendokumentasian:
a. Laporan meliputi: Hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana kejadian, bagian
mana yang terkena, penyebab, jenis sumber (darah, urine, faeces) dan
jumlah sumber yang mencemari (banyak/sedikit)
b. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum dan benda tajam ( pasien
PROSEDUR
dengan riwayat sakit apa )
c. Tentukan status petugas yang terpapar : Apakah menderita hepatitis B,
apakah pernah mendapatkan imunisasi Hepatitis B, apakah sedang
hamil/menyusui
d. Jika tidak diketahui sumber paparannya. Petugas yang terpapar diperiksa
status HIV, HBV, HCV
e. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan dalam masa inkubasi
tidak perlu tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila diragukan dapat
dilakukan konseling
f. Pemberian Propilaksis Pasca Pajanan :
1) Pasca Pajanan HIV :
a) Apabila Status pasien HIV harus diberikan Prolaksis Pasca Pajanan berupa
obat ARV 4 jam setelah paparan , maksimal 48 -72 jam diberikan selama 28
hari
b) Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.

1) Pasca Pajanan Hepatitis B


a) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs
PROSEDUR
(1) Anti HBs (+), titer 10, lakukan Booster
(2) Anti HBs (+), Titer 10, lakukan observasi

a) Jika belum pernah vaksinasi maka :


(1) Segera vaksinasi sesuai standar
(2) Cek HBsAg bulan ke 1, bulan ke 3, bulan ke 6
(3) Jika HbsAg (+), rujuk ke Gastrohepatologi Penyakit Dalam untuk penanganan
lebih lanjut
3) Evaluasi pencemaran berdasarkan mode, rute, beratnya yang terpapar :
a. Cairan resiko tinggi yang perlu diwaspadai dan dapat menimbulkan pencemaran
adalah darah, cairan sperma, sekret vagina, cairan cerebro spinal
b. Cairan tubuh yang tidak menimbulkan pencemaran : urine, sputum non purulen,
ingus, air mata keringat, faeses
c. Evaluasi yang terpapar pasien terinfeksi hepatitis B dan HIV, yang perlu di
follow up, dengan indikasi :
PROSEDUR
(1) Tertusuk jarum
(2) Terpapar cairan tubuh pada mukosa
(3) Terpapar pada kulit yang tidak utuh/bekas luka
(4) Tepapar serangga yang bekas menggigit pasien dengan kasus HIV,hepatitis B

1. Laporan kejadian di lakukan oleh unit kerja tempat terjadinya kecelakaan


kepada K3RS dan Komite PPIRS
1. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian infeksi di Rumah Sakit
DOKUMEN
2. Buku Pedoman Keselamatan Kesehatan Kerja (K3), Kebakaran dan
TERKAIT
Kewaspadaan Bencana
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Kamar Operasi
UNIT TERKAIT
5. Instalasi Anestesi dan Reanimasi
6. Intensive Care Unit
7. Unit Haemodialisa
8. Unit Jangsus
9. Cleaning Service
EP 2:
Program ini merespons kebutuhan staf yang urgen maupun nonurgen
melalui pengobatan langsung dan rujukan:
Pelaksanaan pelayanan kesehatan staf RS
Urgent (Kecelakaan kerja) & Non Urgent (yankes rutin)

Pengobatan langsung Rujukan


Laporan Pelaksanaan

Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Tindak lanjut
EP 3:
Data program menginformasikan program mutu dan
keselamatan rumah sakit :

Pelaksanaan program mutu dan K3RS

Laporan Pelaksanaan

Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Tindak lanjut
EP 4:
Ada kebijakan tentang pemberian vaksinasi dan
imunisasi bagi staf :

Kebijakan vaksinasi & imunisasi untuk staf rumah sakit

Pelaksanaan vaksinasi

Laporan
EP 5:
Ada kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap
staf yang terpapar penyakit infeksius, yang dikoordinasikan dengan
program pencegahan dan pengendalian infeksi. (lihat juga PPI.5, EP 2)

Proses penanganan staf rumah sakit yang terpapar


penyakit infeksius, terkait dengan program PPI
Pelaksanaan SPO
Laporan
Evaluasi
Bentuk Pelayanan Keselamatan Kerja
1. Pembinaan dan pengawasan K3 sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan
2. Penyesuaian peralatan kerja terhadap SDM RS
3. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan sanitair
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja
6. Pelatihan dan promosi keselamatan kerja
Bentuk Pelayanan Keselamatan Kerja
7. Perencanaan desain/lay out pembuatan tempat kerja dan
pengadaan alat terkait K3
8. Pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
9. Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (MSPK)
10. Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan K3 sarana,
prasarana, dan peralatan kesehatan
Keselamatan Kerja terkait Pengelolaan B3
Dalam pengelolaan (menyimpan, memindahkan, menangani
tumpahan, menggunakan, dll) B3, setiap staf wajib mengetahui
betul jenis bahan dan cara penanganannya dengan melihat SOP dan
MSDS yang telah ditetapkan.
Pengelolaan bagi petugas
Kenali dengan seksama jenis bahan yang akan digunakan atau disimpan.
Baca petunjuk yang tertera pada kemasan.
Letakkan bahan sesuai ketentuan.
Tempatkan bahan pada ruang penyimpanan yang sesuai dgn petunjuk.
Perhatikan batas waktu pemakaian bahan yang disimpan.
Keselamatan Kerja terkait Pengelolaan B3
Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi di lokasi yang
sama.
Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata.
Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam pengambilan dan
penempatan bahan, hindari terjadinya tumpahan/kebocoran.
Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan kimia atau gas.
Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan kejadian yang
menimbulkan bahaya/ kecelakaan atau nyaris celaka (accident
atau near miss) melalui formulir yang telah disediakan dan alur
yang telah ditetapkan.
Keselamatan Kerja terkait Pengelolaan B3
Pengelolaan berdasarkan lokasi
Daerah yang berisiko (laboratorium, radiologi, farmasi
dan tempat penyimpanan, penggunaaan, dan
pengelolaan B3) ditetapkan sebagai daerah berbahaya.
Area bersangkutan diberikan kode warna yang dibuat
dalam denah RS dan disosialisasikan kepada seluruh
penghuni Rumah Sakit.
Keselamatan Kerja terkait Pengelolaan B3
Pengelolaan administratif
Di setiap tempat penyimpanan, penggunaan, dan
pengelolaan B3 di beri tanda sesuai potensi bahaya yang
ada dan di lokasi tersebut tersedia SOP untuk menangani
B3, antara lain:
Cara pananggulangan bila terjadi kontaminasi.
Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan.
Cara penanganan B3, dll.
CONTOH TANDA POTENSI BAHAYA YANG DIGUNAKAN

Bahaya Kebakaran Bahaya Listrik Bahaya Radiasi

Bahaya Kegagalan Bahaya Temperatur


kinerja alat Bahaya Mekanis berlebih
Tanda potensi bahaya yang digunakan

Penetapan area yang


diidentifikasi berisiko

Penetapan tanda potensi


bahaya untuk dipasang di
area yang diidentifikasi
berisiko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai