Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM KESELAMATAN PASIEN


DI UPT PUSKESMAS BANJAR SERASAN TAHUN 2021

I. PENDAHULUAN
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu
ditangani segera di puskesmas di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan
pasien puskesmas yang merupakan acuan bagi puskesmas di Indonesia untuk
melaksanakan kegiatannya. Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates yaitu Primum, non
nocere (Fisrt, do no harm). Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin
kritis, mutu pelayanan puskesmas tidak hanya disorot dari aspek klinik medisnya saja,
namun dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanan.

II. LATAR BELAKANG


Puskesmas adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks.
Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di Puskesmas menyangkut berbagai fungsi
pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencakup berbagai tindakan maupun
jenis disiplin. Mutu Puskesmas dinilai dari peran dan fungsi puskesmas itu sendiri,
dan setiap petugas kesehatan yang bekerja bertanggung jawab dalam menjamin dan
meningkatkan mutu Puskesmas. Selain mutu, keselamatan pasien juga merupakan hal
penting yang harus dijaga dan ditingkatkan. Adapun standar keselamatan pasien yang
wajib diterapkan puskesmas adalah :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4.Penggunaan metoda – metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Pencapaian standar mutu dan keselamatan pasien dimulai dari penyusunan
sasaran, penetapan langkah yang harus diambil, dan evaluasi serta perbaikan yang
berkesinambungan. Adapun langkah menuju keselamatan pasien meliputi :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Memimpin dan mendukung staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
4. Mengembangkan sistem pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

Penyusunan sasaran keselamatan pasien mengacu kepada Nine Life-Saving


Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah
mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian –
bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta
solusi dari consensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa
desain sistem yang baik secara intrinsic adalah untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang aman dan bemutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum
difokuskan pada solusi – solusi yang menyeluruh.
Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Dengan menerapkan standar keselamatan pasien dan langkah menuju
keselamatan pasien diharapkan sasaran keselamatan pasien dapat dicapai dan insiden
keselamatan pasien dapat dicegah. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya
disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakitbatkan atau berpotensi mengakibatkan cidera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera
(KNC), Kejadian Tidak Cidera (KTC), dan Kejadian Potensi Cidera (KPC). Kejadian
Tidak Diinginkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien
akibat melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya
diambil dan bukan karna penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Kejadian Nyaris
Cidera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum terpapar cidera. Kejadian Tidak
Cidera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,tetapi tidak timbul cidera.
Kejadian Potensi Cidera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden.

III. DASAR HUKUM


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
akreditasi Puskesmas/klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter/Tempat
Praktek Dokter Gigi.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2017 Tentang Pedoman
Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

IV. TUJUAN KEGIATAN


Tujuan umum :
Memberikan acuan bagi puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan
masyarakat dalam melaksanakan program keselamatan pasien.
Tujuan Khusus :
 Terlaksananya program keselamatan psaien di Puskesmas secara sistematis
dan terarah.
 Terlaksananya pencatatan dan pelaporan insiden di Puskesmas yang
memudahkan evaluasi dalam perbaikan mutu puskesmas
 Sebagai acuan penyusunan instrumen akreditasi puskesmas
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan perencanaan program keselamatan pasien UPT Puskesmas Banjar Serassan
dilakukan melalui pemantauan serta peningkatan indikator klinis dan identifkasi
insiden keselamatan pasien.
1. Pemantauan indikator klinis
Pemantauan indikator klinis adalah kegiatan pencatatan output suatu pelayanan.
Metode pengukuran ini lebih mencerminkan mutu hasil pelayanan. Indikator klinis
yang dipantau untuk menilai mutu pelayanan antara lain :
a. Assesmen pasien
b. Pelayanan laboratorium
c. Penggunanan antibiotik dan obat lainnya
d. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
e. Ketersediaan isi dan penggunaan rekam medis pasien
f. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi
kebutuhan pasien
g. Manajemen risiko
h. Harapan dan kepuasaan pasien dan keluarga
i. Harapan dan kepuasaan staf
j. Ketepatan identifikasi pasien
k. Peningkatan komunikasi efektif
l. Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan
m. Pengurangan pasien jatuh.

2. Identifikasi insiden keselamatan pasien


Identifikasi insiden keselamatan pasien dilakukan melalui pemeriksaan dan
monitoring faktor risiko yang berpotensi menyebabkan cidera, selanjutnya
dilakukan pencatatan dan evaluasi untuk perbaikan.

VI. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program ke. eselamatan pasien
Puskesmas.
b. Membentuk tim mutu yang bertugas melaksanakan program keselamatan pasien
dengan uraian tugas yang jelas.
c. Menyusun perencanaan program dan keselamatan pasien
d. Sosialisasi program keselamatan psien kepada seluruh tenaga kesehatan puskesmas,
tremasuk sosialisasi 7 langkah keselamatan pasien Puskesmas
e. Melakukan pencatatan, pelaporan, dan analisa masalah trekait dengan Kejadian
Tidak Diinginkan (KTD), Kejadian Nyaris Cidera (KNC), Kejadian Tidak Cidera
(KTC), dan Kejadian Potensi Cidera (KPC).
f. Melakukan rapat rutin bulanan untuk memproses laporan insiden keselamatan
pasien
g. Melakukan rapat setiap tiga bulan untuk evaluasi dan perencanaan perbaikan serta
membuat laporan ke kepala Puskesmas

VII. Sasaran
 Semua pegawai di Puskesmas
 Semua area di Puskesmas

VIII. JADWAL KEGIATAN


No. Kegiatan Metode Sasaran Waktu Lokasi Dana
1 Menyusun Rapat Tersedianya Januari – Aula
kebijakan dan surat Maret Puskesma
prosedur terkait kebijakan s
dengan program dan
keselamatan prosedur
pasien di
Puskesmas
2 Menyusun Rapat Tersedianya Febuari Aula
program program Puskesma
keselamatan tahunan s
pasien mutu dan
keselamatan
pasien
3 Sosialisasi Penyuluha Seluruh Februari Aula
program n tenaga dan Puskesma
keselamatan kesehatan Oktober s
pasien kepada Puskesmas
seluruh tenaga Banjar
kesehatan di Serasan
Puskesmas
4 Pencatatatn dan Mengisi Pengisian Setiap Puskesma
pelaporan insiden formulir formulir bulan s
di Puskesmas setiap unit
5 Evaluasi dan Audit data Diketahui April – Puskesma
tindak lanjut penyebab Juli - s
insiden Oktober

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dicatat di formulir yang disediakan, yaitu :
1. Formulir pengumpulan data indikator layanan klinis oleh setiap unit
2. Formulir insiden keselamatan pasien oleh setiap unit
Hasil pencatatan akan di analisa untuk memberikan rekomendasi perbaikan
puskesmas. Selanjutnya hasil rekapitulasi dilaporkan ke Kepala Puskesmas.

X. PENUTUP
Demikan kerangka acuan program ini dibuat, untuk di pergunakan sebagai
acuan pelaksanaan kegiatan di Program Keselamatan Pasien.

Pontianak, Januari 2021

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Penanggung Jawab
Banjar Serasan Keselamatan Pasien

Rusnaini, SKM,. MPH dr. Muhammad Lazen Zulfikar


NIP. 19691027 199203 1 008 SIP.446.I /1241/Dinkes_Yankesfar/2020

Anda mungkin juga menyukai