PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit,
yaitu : 1. Keselamatan pasien, 2. Keselamatan pekerja dan petugas kesehatan,
3. Keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas, 4. Keselamatan lingkungan yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan 5. Keselamatan “bisnis” rumah
sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah sakit.
WHO Collaborating Centre for Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007
resmi menerbitkan “Nine Life Saving Patient Safety Solutions” (“Sembilan
Solusi Life-Saving Keselamatan Pasien Rumah Sakit”). Panduan ini mulai
disusun sejak tahun 2005 oleh pakar keselamatan pasien dan lebih 100 negara,
dengan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan
pasien. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mendorong RS-
RS di Indonesia untuk menerapkan Sembilan Solusi “Life-Saving”
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, atau 9 Solusi, langsung atau bertahap,
sesuai dengan kemampuan dan kondisi rumah sakit masing-masing.
2|Page
mutu kinerja dan keselamatan pasien di RS sehingga rumah sakit memiliki
mutu yang terjamin dalam pelayanan kesehatan.
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
1. Mengurangi resiko terhadap pasien, karyawan, dokter, keluarga pasien
dan pengunjung baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik
2. Memastikan bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan medis dan keperawatan
3. Menjamin pemberian pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medis,
keselamatan pasien dan dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan
kebutuhan pasien
4. Tersedianya sistem monitoring pelayanan melalui indikator mutu
pelayanan rumah sakit
C. RUANG LINGKUP
Ada 3 (tiga) area yang menjadi prioritas pemantauan dan evaluasi dari
Komite manajemen risiko dan keselamatan pasien, yaitu :
1. Area Klinis
Area klinis terdiri dari 6 (enam) area, yaitu :
a. Assesment terhadap area klinik
b. Pelayanan laboratorium
c. Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
3|Page
d. Kesalahan medis (Medication Error) dan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC)
e. Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medis
f. Pencegahan dan kontrol infeksi, survey dan pelaporan
2. Area Manajemen
Area manajemen terdiri dari 9 (sembilan) area, yaitu :
a. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien
b. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan
c. Manajemen Resiko
d. Manajemen Penggunaan Sumber Daya
e. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
f. Harapan dan Kepuasan Staf
g. Demografi Pasien dan Diagnosis Klinis dan laporan 10 besar
penyakit
h. Manajemen Keuangan
i. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga dan staf
4|Page
D. BATASAN OPERASIONAL
5|Page
11. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar pada pasien.
12. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah terjadinya insiden yang sudah
terpapar ke pasien tetapi tidak timbul cedera.
13. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden.
14. Root Cause Analysis (RCA) adalah salah satu metode yang digunakan
dalam pemecahan masalah.
15. Validitas Data Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata
validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala atau
instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
16. Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian tidak diantisipasi yang
mengakibatkan kematian atau kehilangan fungsi permanen dimana
kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat penyakit yang
mendasari atau penyakit penyerta.
17. Failure Mode Effect and Analysis (FMEA) adalah suatu alat yang dapat
digunakan secara proaktif melakukan analisis terhadap konsekuensi
suatu kejadian yang berujung pada proses yang kritis dan resiko tinggi.
18. Plan Do Check Action (PDCA) adalah singkatan dari PLAN, DO,
CHECK dan ACT yaitu siklus peningkatan proses (Process
Improvement) yang berkesinambungan atau secara terus menerus seperti
lingkaran yang tidak ada akhirnya.
6|Page
E. LANDASAN HUKUM
7|Page
BAB II
8|Page
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
kesehatan jiwa.
c. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
kegiatan pelayanan kesehatan jiwa.
d. Merumuskan kebijakan operasional pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
promosi kesehatan, peningkatan jaminan kesehatan masyarakat dan
peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan jiwa.
e. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan jiwa.
f. Merumuskan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan
pengawasan pelayanan kefarmasian kesehatan jiwa.
g. Mengelola ketatausahaan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai
dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya.
2. Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan jiwa sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan jiwa.
c. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
kegiatan pelayanan kesehatan jiwa.
d. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
promosi kesehatan, peningkatan jaminan kesehatan masyarakat dan
peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan jiwa.
e. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi
pengembangan dan peningkatan pelayanan kesehatan jiwa.
f. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan pelayanan
kefarmasian kesehatan jiwa.
g. Pengelolaan kegiatan ketatausahaan.
9|Page
BAB III
A. VISI
“Menciptakan Rumah Sakit yang selalu bertindak, beradaptasi serta
bertransformasi cepat, termasuk melakukan kreasi serta inovasi mendahului
dan selalu berada di depan Rumah Sakit lain baik rumah sakit jiwa maupun
rumah sakit umum di seluruh Indonesia”.
B. MISI
1. Menciptakan kepemimpinan yang visioner, transformatif serta penyayang
untuk kelancaran proses regenerasi dan kaderisasi.
2. Menciptakan karyawan yang peduli dan berempati terhadap klien serta
mempunyai kepesertaan yang bertanggung jawab.
3. Pelayanan prima dengan kepatuhan total terhadap terhadap ketentuan
pelayanan, termasuk pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme.
4. Menciptakan kebersamaan yang dilandasi dengan disiplin, komunikasi,
keadilan dan saling pengertian untuk kesejahteraan bersama.
5. Memelihara lingkungan sekitar agar tetap lestari dan mengupayakan
tindakan medis maupun non medis secara paripurna untuk menjaga
kelestarian lingkungan.
C. NILAI
Nilai yang ditanamkan di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
disingkat dengan TAPE KEJU, yaitu :
1. Tanggung Jawab
2. Peduli
3. Kebersamaan
4. Jujur
10 | P a g e
D. TUJUAN RUMAH SAKIT
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
2. Mewujudkan pembiayaan pelayanan kesehatan melalui penjaminan biaya
kesehatan (total coverage), terutama bagi masyarakat rentan dan keluarga
miskin
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Meningkatkan kualitas perencanaan rumah sakit dan laporannya
5. Mengembangkan sarana dan prasarana fasilitas pelayanan kesehatan jiwa
6. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dan pengendalian serta pengawasan
dan pertanggungjawaban.
11 | P a g e
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RSJ SAMBANG LIHUM
12 | P a g e
BAB V
13 | P a g e
Struktur Organisasi Komite Medik berdasar SK Direktur No. 188.4/083-
YANMED/RSJ/2018, yaitu :
1.
DIREKTUR
SEKRETARIS
SUB KOMITE PENINGKATAN SUB KOMITE KESELAMATAN PASIEN SUB KOMITE MANAJEMEN
MUTU RISIKO
Ketua : dr. Rizka Aullya Ketua : dr. Yanuar Satrio Sarosa, Sp. KJ Ketua : dr. Reka Fitria
URAIAN JABATAN
15 | P a g e
g. Mengkoordinasikan pendokumentasian, evaluasi dan upaya tindak lanjut
atas KNC, KTD dan sentinel.
h. Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam pembuatan Root Cause
Analysis (RCA).
16 | P a g e
BAB VII
Seluruh Instalasi
di Rumah Sakit
KOMITE MRKP
Komite
Penunjang
Komite PPI
17 | P a g e
B. HUBUNGAN ANTAR UNIT/BAGIAN :
2. PSIKOLOGI
3. REHABILITASI PSIKOSOSIAL
4. REKAM MEDIS
a. Menindaklanjuti SPO dan sasaran mutu yang ada di rekam medis ataupun
SPO dan sasaran mutu baru yang akan dibuat bekerja sama dengan Komite
Rekam Medis
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Komite Rekam Medis.
5. FARMASI
18 | P a g e
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Instalasi Farmasi.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam farmasi sesuai 6
Sasaran Keselamatan Pasien.
6. PENUNJANG MEDIS
7. DIKLAT
8. LAUNDRY
9. INSTALASI GIZI
a. Menindaklanjuti SPO dan sasaran mutu yang ada di instalasi gizi ataupun
SPO dan sasaran mutu baru yang akan dibuat
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
instalasi gizi.
19 | P a g e
10. IPSRS
a. Menindaklanjuti SPO dan sasaran mutu yang ada di Sarana dan prasarana
ataupun SPO dan sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Sarana dan prasarana.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana sesuai 6 Sasaran Keselamatan Pasien.
11. KEUANGAN
12. IT
a. Menindaklanjuti SPO dan sasaran mutu yang ada di IT ataupun SPO dan
sasaran mutu baru yang akan dibuat.
b. Permintaan perbaikan hardware dan software
c. Permintaan pembuatan program yang berkaitan dengan analisa data.
1. Komite Medis
2. Komite Etik
20 | P a g e
3. Komite Keperawatan
a. Menindaklanjuti SPO dan sasaran mutu yang ada di farmasi rumah sakit
ataupun SPO dan sasaran mutu baru yang akan dibuat dengan bekerja
sama dengan Komite Farmasi
b. Menerima laporan hasil evaluasi Sasaran Mutu setiap unit yang berada
dibawah Komite Keperawatan.
c. Meningkatkan dan mengevaluasi keselamatan dalam perawatan sesuai 6
Sasaran Keselamatan Pasien.
5. Komite PPI
6. Komite K3
21 | P a g e
7. Komite Rekam Medis
22 | P a g e
BAB VIII
23 | P a g e
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. Pengertian
Kegiatan orientasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengenalan dan
pemahaman mengenai situasi dan kondisi lingkungan tertentu beserta sistem
kerjanya. Orientasi ini diberikan kepada seluruh karyawan baru dan mahasiswa
praktik di RSJ Sambang Lihum. Keseluruhan informasi tentang Komite
Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien serta program kerjanya diberikan
secara terencana, sistematis dan berkelanjutan.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
24 | P a g e
C. Kegiatan Orientasi
Kegiatan orientasi dilaksanakan setiap ada penerimaan karyawan baru dan
mahasiswa praktik di RSJ Sambang Lihum. Orientasi diberikan dalam bentuk
presentasi yang disampaikan oleh ketua Komite Manajemen Risiko dan
Keselamatan Pasien rumah sakit.
25 | P a g e
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
A. Pengertian Rapat
Merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu
masalah tertentu.
Pertemuan dipimpin oleh Ketua Komite Manajemen Risiko dan
Keselamatan Pasien dan dihadiri oleh seluruh anggota Komite MRKP. Hasil
pertemuan ditulis oleh notulen rapat dan peserta yang hadir wajib mengisi daftar
hadir yang disediakan. Hasil dari pertemuan ditindaklanjuti dan evaluasi
dilakukan pada pertemuan berikutnya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
26 | P a g e
C. Kegiatan Rapat
27 | P a g e
BAB XI
PELAPORAN
a. Pengertian
Pelaporan merupakan suatu sistem atau metode yang dilakukan untuk
melaporkan segala bentuk kegiatan yang ada terkait dengan program kerja Komite
Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien di RSJ Sambang Lihum.
b. Jenis Laporan
Laporan yang dibuat oleh Komite Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien
RSJ Sambang Lihum meliputi :
1. Laporan Harian
Laporan harian adalah laporan yang dibuat oleh masing-masing unit kerja
yang direkap setiap bulan untuk diserahkan kepada Komite Manajemen
Risiko dan Keselamatan Pasien rumah sakit dalam bentuk tabel atau
grafik.
2. Laporan Triwulan
Laporan triwulan adalah laporan yang dibuat oleh Komite Manajemen
Risiko dan Keselamatan Pasien rumah sakit dalam bentuk tertulis setiap 3
(tiga) bulan dan diserahkan kepada Direktur rumah sakit, berisi laporan
hasil kegiatan dan program kerja Komite Manajemen Risiko dan
Keselamatan Pasien.
3. Laporan Insidental
Laporan insidental adalah laporan yang dibuat oleh Komite Manajemen
Risiko dan Keselamatan Pasien rumah sakit dalam bentuk tertulis bila ada
hal-hal atau permasalahan tertentu yang perlu disampaikan kepada
Direktur rumah sakit yang bersifat insidental.
28 | P a g e
PENUTUP
29 | P a g e