Anda di halaman 1dari 20

Disusun Oleh :

DIANA BAROTUN NAFIAH (02118027)


DIANA EKA NURMALITA (02118028)
EDO FIRMANSYAH (02118029)
ERDIN HILAL MUZAKI (02118030)
ERVIN KANELIAWATI (02118031)
FAISAL ABDUL ROZAQ (02118032)

“DEFIBRILLATOR” FAJAR SETIAWAN


FAJRI NOFANTO
(02118033)
(02118034)
FERI YANTO (02118035)
FHABIAN ALLAN R (02118036)
FRADA OKTARULI SINAGA (02118037)
FRENGKY ORLANDO (02118038)
HANIF ADITYA (02118039)
PENGERTIAN

Defibrillator atau kerap disebut juga alat pacu jantung


adalah alat untuk memberikan terapi energi listrik dengan
dosis tertentu ke jantung pasien melalui elektroda (paddle)
yang ditempatkan di permukaan dinding dada pasien.
Lanjutan...

Defibrillator digunakan untuk membantu para medis


dibagian perawatan jantung untuk mengatasi kelainan pada
jantung (cardioarrytmia). Dengan memberikan rangsangan
arus listrik pada jantung diharapkan jantung akan mulai
berdenyut secara teratur.
BAGIAN
Unit defibrillator mempunyai spesifikasi
berbeda antara satu dan yang lainya. Akan tetapi
sebuah unit defibrillator umumnya terdiri dari
sebuah monitor yang dilengkapi dengan tombol
pengaturan energi tegangan dan dua buah
elektroda untuk memberikan kejutan stimulasi
energi listrik.
FUNGSI
Digunakan resusitasi jantung pada saat jantung
pasien mengalami fibrilasi (irama denyut jantung yang
tidak normal), dengan memberikan energi kejut listrik
untuk mengaktifkan kembali aktivitas jantung.
JENIS
A. Berdasarkan Cara Kerjanya

1. Defibrillator Otomatis

2. Defibrillator Manual

B. Berdasarkan Bentuk Gelombang

1. Monophasic

2. Biphasic
A.1. Defibrillator Otomatis
Defibrillator Portable atau AED
(Automated External Defibrillator) adalah
jenis defibrillator yang bekerja secara
otomatis menganalisa aritma jantung saat
terjadi fibrasi untuk menentukan berapa
besar energi yang dibutuhkan untuk proses
defibrillasi.
A.2. Defibrillator Manual
Defibrillator Manual atau Defib Manual
adalah jenis defibrillator yang dilengkapi
dengan monitor ECG sehingga analisa aritma
dapat dilakukan secara manual. Selain
itu,dalam menentukan berapa energi yang
dibutuhkan dapat dilakukan secara manual
dengan rentang tertentu hingga 360 Joule.
B.1. Monophasic
Gelombang melakukan kejutan
dari satu elektroda ke elektroda
lainnya dalam satu kali proses. Tipe
atau mode gelombang ini berkebalikan
dari mode biphasic karena memiliki
gelombang sentakan yang hanya
searah saja.
B.2. Biphasic
Gelombang berjalan dua kali. Pertama
dari elektroda pertama ke elektroda kedua
(seperti mekanisme Monophasic). Kemudian
setelah itu, gelombang kembali lagi dari
elektroda kedua menuju ke elektroda yang
pertama.
Tipe atau mode gelombang ini
mempunyai 2 sentakan di mana juga sering
disebut dengan arus bolak-balik atau 1 siklus.
Oleh karena itu, pemberian energi kepada
pasien pun menjadi jauh lebih kecil sehingga
kerusakan sel myocardial juga berkurang
ketika proses pemberian kejutan pada pasien
berlangsung.
BLOK DIAGRAM
Penjelasan...

Secara garis besar cara kerja blog diagram dibawah adalah tegangan
PLN masuk memberikan tegangan pada blok power supply, outputan dari
power supply digunakan untuk mengisi battery sehingga outputanya
berupa tegangan DC.
Tegangan DC ini digunakan pada rangkaian driver relay dan
pembangkit tegangan. Pada blog driver relay berfungsi sebagai control
waktu discharge. Dimana kontrol waktu discharge ini berfungsi sebagai
timer atau lamanya pembuangan muatan pada kapasitor yang mana akan
dibuang menuju paddle atau elektroda.
Lanjutan...
Sedangkan pada blog pembangkit tegangan digunakan untuk menguatkan
tegangan yang nantinya masuk pada blog SAG Mutltiplier. SAG Multiplier ini
berfungsi sebagai penyearah, sehingga akan didapatkan tegangan DC yang tinggi.
Output dari SAG Multiplier berupa tegangan DC yang tinggi. Dan akan masuk pada
blok pengisisan pada power kapasitor.
Kemudian diberikan pada elektroda yang sebelumnya diatur oleh control
waktu discharge tadi. Dan dari elektroda atau paddle akan di exposure pada pasien,
efek diberikan discharge kapasitor akan memberikan impuls yang kuat ke jantung
dengan harapan agar aktifitas jantung yang semula lemas akan timbul aktivitas
kembali dengan satuan joule.
PENGOPERASIAN
1.Nyalakan defibrillator dengan
menekan tombol ON/OFF.
2. Tentukan energi yang diperlukan
dengan cara memutar atau
menggeser tombol energi.
3. Paddle diberi jeli secukupnya.
4. Letakkan paddle dengan posisi
paddle apex diletakkan pada apeks
jantung dan paddle sternum
diletakkan pada garis sternal kanan
di bawah klavikula.
5. Isi (Charge) energi, tunggu sampai energi terisi penuh, untuk mengetahui energi
sudah penuh, banyak macamnya tergantung dari defibrillator yang dipakai, ada
yang memberi tanda dengan menunjukkan angka joule yang diset, ada pula yang
memberi tanda dengan bunyi bahkan ada juga yang memberi tanda dengan nyala
lampu.

6. Jika energi sudah penuh, beri aba-aba dengan suara keras dan jelas agar tidak
ada lagi anggota tim yang masih ada kontak dengan pasien atau korban, termasuk
juga yang mengoperatorkan defibrillator, sebagai contoh :
"Energi siap "
"Saya siap "
"Tim lain siap"

Lanjutan...
7. Kaji ulang layar monitor defibrillator, pastikan irama masih VF/VT(Ventricular
fibrillation/Ventricular tachycardia) tanda nadi, pastikan energi sesuai dengan
yang diset, dan pastikan modus yang dipakai adalah asinkron, jika semua benar,
berikan energi tersebut dengan cara menekan kedua tombol discharge pada kedua
paddle. Pastikan paddle menempel dengan baik pada dada pasien (beban tekanan
pada paddle kira-kira 10 kg).

8. Kaji ulang di layar monitor defibrillator apakah irama berubah atau tetap sama
seperti sebelum dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk menentukan
perlu tidaknya dilakukan RJP, jika tidak berubah lakukan RJP untuk selanjutnya
lakukan survey kedua.

Lanjutan...
PEMELIHARAAN
– Membersihkan alat dari debu dan kotoran.
– Disimpan ditempat yang kering.
– Pada saat selesai digunakan, isi kembali battery agar battery
defibrillator tidak rusak.
– Pastikan paddle dalam keadaan bersih dari bekas gel yang
telah digunakan.
– Melakukan pengecekkan battery setiap setahun sekali,
apakah masih layak digunakan atau tidak.
– Lakukan pembersihan relay (contact relay) setiap enam
bulan sekali.
PEMBERSIHAN
Pastikan alat dalam keadaan mati dan tidak terhubung dengan listrik. Pembersihan
dapat dilakukan dengan cara :
– Usap penutup dengan menggunakan kain halus dan bersih, beri cairan disinfektan
(alcohol 70%). Pastikan tidak ada cairan yang masuk dalam alat.
– Segera buang aksesoris sekali pakai untuk mencegah penggunaan kembali.
– Untuk paddle dapat diusap dengan kain halus beserta cairan disinfektan atau air
sabun, pastikan sampai kering.
– Spoon elektroda dapat dibersihkan dengan cara penguapan, radiasi dan memakai
ethylene oxide.
– Untuk membersihkan lead sensor dapat menggunakan disifektan juga, tapi pastikan
telah terlepas dari alatnya.
KALIBRASI
– Setelah battery defibrillator telah diisi muatan, lakukan
pengecekan dengan melakukan pengisian muatan kapasitor
pada muatan tertentu.
– Hubungkan defibrillator ke chargernya.
– Apabila lampu indikator pembuangan menyala maka
defibrillator masih dapat bekerja.
– Untuk lebih mengetahui lebih presisi besar muatan
defibrillator maka dapat menggunakan defianalyzer dengan
penunjukkan meter.
~TERIMAKASIH~

Anda mungkin juga menyukai