Anda di halaman 1dari 2

DEFIBRILLATOR powered electrical impulse generator which is

implanted in patients who are at risk of sudden cardiac


death due to ventricular fibrillation.

Tujuan :
Menghentikan fibrilasi Ventrikel (VF= Ventricular
Fibrilation) atau Takikardia Ventrikel (VT =
Ventricular Tachycardia) tanpa adanya denyut nadi.

Defibrilator dapat pula digunakan untuk


kardioversi (Synchronized Cardioversio) :
 Elektif : SVT yang tidak mempan dengan obat-
Defibrillators are devices which are used to correct an obatan (PAT, AF rapid, Atrial Flutter, Junctional
abnormal heart rhythm, by sending a shock to the heart Takhikardia).
in order to get it back to a normal heartbeat. When the  Darurat : Gangguan irama jantung dengan
heart is in this condition is "fibrillating" (the noun is hemodinamik tak stabil (hipotensi atau perfusi
"fibrillation"). The defibrillator is going to stop this jelek), untuk mencegah gangguan yang lebih berat.
fibrillation. It does this with an electric shock, that date
the heart cardiac defibrillators and permits to "reboot" PERSYARATAN DILAKUKAN
and recalibrate to a stable rhythm. DEFIBRILLATION
Sebelum melakukan defibrilasi pastikan benar pasien
:
Pengertian Defibrillation :  Tidak Sadar
Pemberian tenaga listrik yang menyebabkan kejutan  Tidak ada Nafas
(shock) pada klien dengan Ventrikel takhikardi atau  Tidak ada Nadi
ventrikel fibrilasi menjadi suatu irama jantung yang Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan
menunjang hidup. Makin cepat defibrilasi dilakukan DC Shock :
maka kemungkinan keberhasilan suatu RJP makin  Stand clear, penolong tak boleh menyentuh
besar. Setiap kelambatan 1 menit maka kemungkinan klien
konversi menurun sebanyak 5 %. Karena itu sangat
 Hanya orang yang melakukan DC shock
penting segera mengenal terjadinya VT atau VF.
yang harus mengerjakan charge dan
discharge padel.
An internal defibrillator is a small, battery powered
 Charging dilakukan pada saat padel sudah
electrical impulse generator that is implanted in
kontak dengan klien
patients who are at risk for sudden cardiac arrest. They
 Tidak boleh ada cairan sekitar klien
provide an electrical shock to the heart during periods
of irregular heartbeat, and can save someone’s life.  Oksigen harus dijauhkan
Internal defibrillators sense intrinsic cardiac electric  Barang-barang metal dan perhiasan harus
potentials, and then send electrical impulses if the dijauhkan
potentials are either too infrequent of absent, due to a  Hati-hati kalau klien memakai face-mask.
problem with the patient’s heart. The electrical pulses
stimulate the myocardial contraction, which causes the CARA :
heart to beat at a normal rhythm.  Putar tombol on, switch unsynchronized
 Pilih Energy 360 joule untuk defibrilator
Ada juga istilah implant defibrillator yang disebut Monophasic
dengan Internal Defibrillatoryaitu DC shock kecil  Atur tombol lead (pilih lead I, II atau III)
yang ditanam (baca: dimasukkan) pada tubuh pasien  Olesi setiap paddle dengan jelly secara
yang akan bekerja bila mendeteksi adanya kontraksi merata
kritis pada jantung pasien sehingga jantung dapat  Letakkan paddles di dada pasien. Letakkan
berdetak sesuai dengan irama normalnya. Disebut juga satu paddle di sternum bagian atas tepat di
dengan AICD (Automated Implantable Cardioveter bawah clavicula dan paddle lain di apex
Defibrillator) atau biasa juga disebut dengan jantung (antara tepi puting kiri dan garis
Pacemaker. midaxilla). Posisi lain yang boleh dipilih
An implantable cardioverter-defibrillator adalah satu paddle di precordial dan satu
(ICD), also known as an automated implantable paddle lain di infra scapular.
cardioverter-defibrillator (AICD), is a small battery-
 Segera lakukan charging dengan menekan  Nama yang melakukan DC shock
tombol charge pada paddle.  ECG setelah Dc shock
 Segera setelah dilakukan charging, beritahu  Komplikasi yang timbul
tim untuk tidak menempel pada pasien
dengan berteriak keras : “ Awas DC shock, TERIMA KASIH
nafas buatan berhenti, depan bebas, kiri
bebas, saya bebas”
 “ Awas shock !!” Tekan tombol kedua
paddles secara simultan, kemudian langsung
disusul dengan pijat jantung nafas buatan
(CPR) selama 2 menit dan paddles diletakkan
ditempatnya.
 Setelah CPR 2 menit evaluasi monitor, tanpa
harus memegang nadi carotis. Bila irama
tetap VF atau pulseless VT maka diperlukan
shock berikutnya, tetap 360 joule (untuk
defibrilator monophasic). Ulangi semua
tahap di atas.

Kegagalan suatu defibrilasi / kardioversi dapat


disebabkan karena :
 Adanya hipoksia yang belum teratasi
 Gangguan keseimbangan asam-basa
 Obat-obatan
 Lamanya klien mengalami VF atau VT
 Hambatan transthorak : ukuran klien, padel tak
kontak dengan klien secara baik, obesitas,
pemberian jelly dan tekanan padel yang cukup
dapat mengurangi pengaruh hambatan tersebut.
 Posisi padel idealnya 1 padel di depan sedangkan
padel yang lain dibelakang sehingga tenaga
listrik dapat melalui jantung, tetapi posisi ini
tidak selalu dapat dilakukan, karena itu
diupayakan posisi yang tidak mengenai tulang, 1
padel di daerah parasternal kanan dibawah
klavikula sedangkan padel yang lain diletakkan
pada garis mid klavikula didaerah apex jantung.

Komplikasi penggunaan defibrilator


 Luka bakar bila jelly (pelumas) yang digunakan
tidak cukup atau kontak yang kurang baik antara
paddle dengan dinding dada.
 Shock listrik (Shock electric) terjadinya sengatan
listrik oleh karena kebocoran arus listrik.
Kontra Indikasi :
 Defibrilasi : tidak ada
 Kardioversi : keracuna digitalis, hipokalemia,
hipomagnesemia, AF atau A. Flutter dengan
suatu total AV blok.

Dokumentasi :
 Fungsi vital sebelum dan sesudah DC shock
 Kesadaran
 ECG sebelum DC shock
 Jam dan jumlah energi yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai