Anda di halaman 1dari 20

HEALTH PROMOTION

(PROMOSI KESEHATAN)

IMUNISASI


By. Tim Keperawatan Anak
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR
Imunisasi : Upaya pemberian kekebalan pada
bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Vaksin : Kuman atau racun yang dimasukan
kedalam tubuh bayi/anak agar terbentuk
kekebalan.
Bila ada antigen yang masuk kedalam tubuh,
maka tubuh akan berusaha menolaknya dengan
membuat zat anti (anti body) dan zat anti kuman
(antitoxin).
Reaksi tubuh terhadap antigen berlangsung
lamban, sehingga antibody yang terbentuk
sedikit, maka diperlukan imunisasi ulang.

KLASIFIKASI
Imunisasi dasar : pemberian kekebalan I, II dan
III pada bayi.
Imunisasi ulang : Pemberian kekebalan setelah
imunisasi dasar (SD kelas I s/d IV)

TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
Menghindari kecacatan
Mencegah suatu penyakit tertentu
JENIS KEKEBALAN
Kekebalan Aktif
Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk
menolaj suatu penyakit, prosesnya lambat, tapi dapat
bertahan lama.
Kekebalan aktif dibagi menjadi 2 :
Kekebalan aktif alamiah
Tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah
mengalami/sembuh dari suatu penyakit.
Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapatkab vaksin
(imunisasi), misalnya : BCG, DPT dan Polio.
Jenis Kekebalan lanjutan..
Kekebalan Pasif
Kekebalan yang diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat penolak
Kekebalan pasif didapat dengan 2 cara :
Kekebalan pasif alamiah
Kekebalan yang diperoleh sejak lahir dari ibunya,
tetapi tidak berlangsung lama. (5 bulan setelah bayi
lahir) : difteri, morbili dan tetanus.
Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh setelah mendapat
sunikan zat penolak : Anti tetanus Serum (ATS).


KLASIFIKASI VAKSIN
Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan
Virus campak dalam vaksin campak
Virus polio dalam jenis sabin pada vaksin polio
Kuman TBC dalam Vaksin TBC
Vaksin dari kuman yang dimatikan
Bakteri pertusis dalam DPT
Virus polio jenis Salk dalam vaksin polio
Racun kuman tetanus Toxoid (TT), Differs Toxoid
(DT) dalam DPT.
Vaksin yang dibuat dari protein : Hepatitis
Syarat Pemberian Vaksin
Bayi & anak sehat
Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari
es dan belum lewat masa berlakunya.
Pemberian dengan teknik yang tepat
Mengetahui jadwal imunisasi dengan
melihat umur dan jenis imuniasi yang
telah diterima.
Meneliti jenis vaksin yang diberikan
Memperhatikan dosis yang akan diberikan
REAKSI YANG MUNGKIN
TERJADI
Reaksi Lokal
Pada tempat penyuntikan terjadi pembengkakan.
Kadang-kadang disertai demam, agak sakit. Pada
keadaan seperti ini ibu tidak usah panik sebab panas akan
sembuh dan berarti kekebalan sudah dimiliki bayi.
Reaksi Umum
Dapat terjadi kejang-kejang, shock. Pada keadaan ini ibu
dapat konsultasi ke dokter/bidan/perawat.
Ada 6 (enam) penyakit yang dapat dicegah dengan
Imunisasi : TBC, Difteri, Tetanus, Polio, Campak dan
pertusis.

1. VAKSIN BCG
Membuat kekebalan aktif terhadap penyakit
TBC. Mengandung kuman Bacillus Cognette
Guerin yang dibuat dari kuman hidup yang sudah
dilemahkan.
Vaksin dilarutkan dengan NaCl 0,9 % sebanyak 4
cc, setelah larut digunakan dalam waktu 3 jam.
Jadwal
Bayi 0-11 bulan. Sebaiknya diberikan pada
usia 0-2 bulan dengan dosis 0,5 cc.
Sebelumnya dilakukan Mantouk test dulu.
Vaksinasi ulang pada usia 5 tahun
KONTRA INDIKASI
Anak yang mempunyai penyakit kulit / infeksi
ditempat penyuntikan.
Anak dengan mantouk test Positif (+)

YANG HARUS DIPERHATIKAN
Pelarut yang digunakan harus pada suhu 0,8 C
Suntikan dengan teknik Intra Cutan (IC).
Satu jarum (Spuit) untuk setiap suntikan.
Sisa vaksin yang tidak digunakan harus dibuang
2. VAKSIN DPT
Memberi kekebalan aktif secara bersamaan
(simultan) terhadap Diftheri, Pertusis dan
Tetanus.
Vaksin pertusis terbuat dari kuman Bordotella
Pertusis yang telah dimatikan, kemudian dikemas
dengan vaksin diftheri, pertusis dan tetanus.
Vaksin Tetanus dikenal ada 2 macam :
Vaksin untuk imuniasi aktif yaitu Tetanus Toxoid
(TT). Kuman tetanus yang telah dilemahkan ada 3
macam
Kemasan tunggal
Kamasan dengan vaksin diftheri
Kemasan dengan vaksin diftheri, Tetanus dan Pertusis (DPT)
Kuman yang telah dimatikan digunakan untuk
imunisasi pasif, yaitu Anti tetanus Serum (ATS)
JADWAL PEMBERIAN
Pada bayi usia 2-11 bulan sebanyak 3 x, dengan
selang waktu 4 minggu, secara IM/SC.
Imunisasi ulang setelah usia 1,5 2 tahun.
Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6
tahun (kelas 1 SD).
Diulang kembali pada usia 10 tahun (menjelang
tamat SD kelas VI).
Anak yang telah mendapat DPT waktu bayi
diberi DT 1 x 0,5 cc IM.
Anak yang tidak mendapat DPT waktu
bayi/ragu-ragu diberi DT 2 x 0,5 cc dengan jarak
4 minggu secara IM.
REAKSI YANG DITIMBULKAN
Demam ringan
Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat
penyuntikan selama 1- 2 hari.
Kadang-kadang reaksi yang lebih berat berupa
demam tinggi dan kejang yang disebabkan oleh
unsur pertusisnya.
Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT :
Vaksin Diftheri 80 95 %
Vaksin Pertusis 50 60 %
Vaksin Tetanus 90 95 %
KONTRA INDIKASI
Anak sedang sakit parah
Riwayat kejang demam
Panas tinggi sampai 38C
Defisiensi Immunologi (penyakit gangguan kekebalan).

PERLU DIPERHATIKAN
Pemberian 3 x dengan dosis 0,5 cc interval 4 minggu
secara IM.
Vaksin yang digunakan jangan sampai beku.
Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang.
Vaksin disimpan pada suhu 4-8C
3. VAKSIN POLIO
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis.
Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dilemahkan (vaksin salk) yang cara
pemberiannya dengan suntikan.
Vaksin yang mengandung virus polio yang masih
hidup yang telah dilemahkan (virus sabin) cara
pemberiannya melalui oral/mulut dalam bentuk
cairan (pill).
JADWAL PEMBERIAN
Pada bayi umur 2 22 bulan sebanyak 3 x
pemberian, dengan dosis 2 tetes, interval 4
minggu.
Pemberian ulang pada umur 1,5 2 tahun.
Menjelang usia 5 tahun
Pada umur 10 tahun
Vaksin polio diberikan bersama-sama dengan
vaksin DPT. Kekebalan yang diperoleh dari
vaksinasi polio 45 100%
KONTRA INDIKASI
Diare berat
Anak sakit berat
Defisiensi kekebalan

EFEK SAMPING
Hampir tidak ada
Berak-berak ringan
4. VAKSIN CAMPAK
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
campak.
Mengandung virus campak hidup yang sudah
dilemahkan.
Dapat diperoleh dalam kemasan kering tunggal
atau kombinasi dengan vaksin gondongan mumps
dan rubella (di Amerika : meastes, mumps,
rubella)
JADWAL PEMBERIAN
Anak 0 11 bulan 1 x pemberian, dosis 0,5 cc / 5
cc
Bila pemberian campak pada usia 9 bulan, harus
diulangi pada usia 11 bulan.
Kekebalan yang diperoleh 96-99%.
Reaksi yang timbul
Demam ringan
Sedikit bercak merah pada pipi, dibawah telinga
pada hari ke 7 dan ke 8 setelah penyuntikan.
Pembengkakan pada area penyuntikan.
Kejang-kejang pada hari ke 10 12 setelah
penyuntikan ( tidak berbahaya ).
KONTRA INDIKASI
Anak sakit parah
Menderita TBC tanpa pengobatan
Defisiensi gizi berat
Defisiensi kekebalan
Demam sampai 38C
Anak dengan riwayat kejang, tetap diberikan
dengan pengawasan ketat.

Anda mungkin juga menyukai