45
1
1
DEFINISI
16.45
6
6
DISTRIBUSI
• JENIS KELAMIN
– Tidak ada perbedaan yang nyata
• UMUR
– DIdaerah endemik insidensi tertinggi pada
anak anak
– Pada orang dewasa biasanya sembuh
sendiri/kebal
– 12-30 th : 70%-80%
– 30-40 th : 10%-20%
– > 40 th : 5%-10%
16.45
7
7
ETIOLOGI
Salmonella typhi :
• Salmonella Paratyphi A
• Salmonella Paratyphi B
• Salmonella Paratyphi C
16.45
8
8
PATOGENESIS
S.Typhi
Mulut
Di lambung dimusnahkan
Aliran Darah
16.45
9
9
• PATOFISIOLOGI
BAKTERI
SAL PENCER
LAMBUNG HANCUR
LOLOS
MASUK USUS DEMAM
ENDOTOXIN hipotalamus
HIPER M
LIMPE
BACTEREMIA
HEPATOMEGALI
16.45
10
10
PATOLOGI
Patologik utama di Usus halus
Ileum bag distal
Minggu II Nekrosis
16.45
11
11
MANIFESTASI KLINIS
• Masa tunas 10-14 hari
• Minggu pertama
– Demam - nyeri kepala
– Pusing - Nyeri otot
– Mual - Muntah
– Anorexia - obstipasi
– Diare - perut tidak enak
– Batuk dan epistaksis
16.45
12
12
MANIFESTASI KLINIS
• Minggu ke dua gejala makin lebih
jelas
– Demam - Bradikardi relatif
– Hepatomegali - Splenomegali
– Meteorismus - Gangguan mental
– Lidah kotor ditengah, tepi dan ujungnya
merah, serta tremor
16.45
13
13
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Komplikasi intestinal
1. Perdarahan usus
2. Perforasi usus
3. Ileus paralitik
16.45
15
15
KOMPLIKASI
2. Komplikasi ektra intestinal
1. Komplikasi kardiovaskuler
2. Komplikasi darah
3. Komplikasi paru
4. Komplikasi hepar dan kandung
empedu
5. Komplikasi ginjal
6. Komplikasi tulang
7. Komplikasi neuropsikiatrik
16.45
16
16
PROGNOSIS
TERGANTUNG :
1. Usia
2. Kekebalan penderita
3. Jumlah virulensi Salmonella
4. Ketepatan pengobatan
16.45
17
17
Prognosis menjadi kurang baik bila
terdapat gejala klinis yang berat,
seperti :
1. Panas tinggi yang terus menerus
2. Kesadaran menurun
3. Terdapat komplikasi yang berat
4. Keadaan gizi penderita buruk
16.45
18
18
DIAGNOSA BANDING
• Influenza
• Malaria
• Disentry
• Tuberkulosis
• Peny demam lainnya
16.45
19
19
PENCEGAHAN
• Uaha terhadap lingkungan hidup
• Usaha terhadap manusia
16.45
20
20
Usaha terhadap ling hidup
• Penyediaan air minum yang
memenuhi syarat
• Pembuangan kotoran manusia yang
higienes
• Pemberantasan lalat
• Pengawasan terhadap rumah-rumah
makan dan penjual-penjual makanan
16.45
21
21
Usaha terhadap manusia
• Imunisasi
• Menemukan dan mengawasi carrier
tipoid
• Pendidikan/promosi kesehatan
terhadap masyarakat
16.45
22
22
PENATALAKSANAAN
1. Perawatan
a) Isolasi
b) Observasi
c) Pengobatan
d) Tirah baring 7 hari bebas panas
2. Diet
3. Obat (anti mikroba)
a) Klorampenicol
b) Tiampenicol
c) Kotromoksazol
d) Ampisilin dan amoksisilin
16.45
23
23
PENGKAJIAN
16.45
24
24
2. Pada pengkajian penderita dengan
kasus typhus abdominalis Difokuskan
pada :
1. Riwayat keperawatan
2. Kaji adanya gejala dan tanda
meningkatnya suhu tubuh terutama
pada malam hari, nyeri kepala, lidah
kotor, tidak nafsu makan, epistaksis,
penurunan kesadaran (Suriadi, dkk
2001).
16.45
25
25
DIAGNOSA KEPERAWATAN
16.45
27
27
Perencanaan Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d arbsorpsi nutrisi
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi:
• Dorong tirah baring
• Anjurkan istirahat sebelum makan
• Berikan kebersihan oral
• Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik,
lingkungan menyenangkan
• Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
• Kolaborasi pemberian nutrisi, terapi IV sesuai
indikasi
16.45
28
28
Hipertermi b/d efek langsung dari
sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
1.Tujuan:
Mendemonstrasikan suhu dalam batas
normal
2.Intervensi:
1.Pantau suhu klien
2.pantau suhu lingkungan, batasi atau tambahkan
linen tempat tidur sesuai dengan indikasi
3.Berikan kompres mandi hangat
4.Kolaborasi pemberian antipiretik
16.45
29
29
TERIMA KASIH
16.45 30