PHITALOKA AYUNINGTIAS
175139002
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayat-Nya penulisan dan penyusunan Asuhan Keperwatan Pasien dengan Endometriosis.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata ajar perkuliahan bidang mata ajar
maternitas di Universitas Respati Indonesia.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan baik dalam bentuk
materi dan non materi.
2. Teman-teman yang sudah bersedia membantu.
Dan semua pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam pembuatan asuhan keperawatan ini.
Dengan penulisan asuhan keperawatan ini penulis berharap dapat memberikan
informasi yang berguna bagi para pembacanya.
Penulis menyadari dalam pembuatan asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan
di banyak bagian, untuk itu penulis sangat berterimakasih bila ada pihak-pihak yang
mengkoreksi dan memberikan kritik dan saran supaya penulis dapat memperbaikinya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput lender Rahim bagian
dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid. Darah yang luruh ini seharusnya hanya
keluar lewat vagina dan sebagian kecil darah “tumpah“ melalui saluran telur ke dalam
rongga abdomen atau rongga perut. Seharusnya tubuh bias menyerap darah yang luruh ini.
Namun beberapa hal seperti factor genetic dan factor lingkungan menyebabkan turunnya
kemampuan system pertahanan tubuh. Sehingga darah tidak diserap secara maksimal.
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang
meningkat. Angka kejadian antara 5-15% dapat ditemukan antara semua operasi pelvic.
Endometriosis jarang di dapatkan pada orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan
pada wanita – wanita dari golongan social - ekonomi yang kuat. Yang menarik perhatian
ialah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak kawin pada umur
muda dan yang tidak mempunyai banyak anak. Rupanya fungsi ovarium secara siklis yang
terus menerus tanpa diselingi oleh kehamilan, memengang peranan dalam terjadinya
endometriosis.(Prawihardjo, IlmuKandungan, 2010, Hal 317)
Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami nyeri yang bermakna saat
menstruasi. Remaja merupakan 8% wanita yang menderita endometriosis. Dari remaja-
remaja yang menderita endometriosis, 10% nya mengalami obstruksi congenital aliran
keluar menstruasi. Gejala - gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada kelompok
umur ini adalah peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri panggul kronis, perubahan
usus saat menstruasi dan perdarahan vagina abnormal. Karena itu, pemeriksaan laparoskopi
untuk diagnostic harus dipertimbangkan pada remaja yang benar -benar menunjukkan
gejala. Pada kasus yang jarang, dapat terjadi endometriosis pasca menopause yang
disebabkan oleh penggunaan estrogen eksogen yang tidak teratur. (Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi, 2009, Hal 670)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan masalah Endometriosis.
2. Tujuan Khusus
Diharapakan mahasiswa mampu:
a. Memahami secara teoritis mengenai Endometriosis
b. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan
Endometriosis.
c. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan dengan masalah
kesehatan Endometriosis.
d. Merencanakan diagnosa keperawatn pada klien dengan masalah
kesehatanendometriosis.
e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan
Endometriosis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang seharusnya terdapat hanya
dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga pelvis (Mary Baradero dkk, 2005).
Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan sel-sel lapisan
uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga pelvis diluar uterus. (Brunner & Suddarth,
Keperawatan Medikal Bedah, 1556 : 2002)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum uterus. Bila jaringan
endometrium terdapat di dalam miometrium disebut adenomiosis (adenometriosis internal)
sedangkan bila di luar uterus disebut (endometriorisis ekterna).(Arif Mansjoer, Kapita Selekta,
381: 2001)
Jaringan endometrial ektopik merespon dan menstimulus normal dengan cara yang sama
dengan yang dilakukan endometrium, selama menstruasi, jaringan ektopik mengalami
perdarahan, sehingga menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi terinflamasi. Inflamasi ini
menyebabkan fibrosis, menyebabkan adhesi (pelekatan) yang menyebabkan nyeri dan infertil.
Endometriosis aktif biasanya muncul saat pasien berusia 30 dan 40 tahun, terutama wanita yang
terlambat hamil.Endometriosis tidak sering muncul pada pasien yang berusia dari 20 tahun.
Gejala parah Endometriosis bisa menyerang tiba-tiba atau berkembang selama berkembang
selama bertahun-tahun. Gangguan ini biasanya menjadi semakin parah saat tahun-tahun
menstruasi; setelah menopause,Endometriosis cenderung hilang, komplikasi primer dari
Endometriosis adalah infertilitas.
B. Klasifikasi
Ada 2 jenis endometriosis yaitu endometriosis interna dan ekterna. Pada endometriosis
interna ( = adenomiosis ) terdapat di jaringan endometrium didalam miometrium. Pada
endometriosis eksterna terdapat dijaringan endometrium di luar uterus, seperti
perimetrium, tuba falopo, ovarium ( paling sering ), kandung kemih dan permukaan rectum
, ligament uterus, “cu-de-sac,” septum recto-vaginal, apendiks, usus. Kadang-kadang
jaringan itu juga ditemukan didalam bekas laparatomi, vagina, vulva, dan umbilicus. Dalam
kepustakaam dipakai istilah adenomatosis untuk endometriosis interna dan endometriosis
untuk yang eksterna.
C. Etiologi
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
Menstruasi yang lama (>7 hari)
Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
Terpapar Toksin dari lingkungan Biasanya toksin yang berasal dari pestisida,
pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah
perkotaan
Tidak diketahui
Suseptibilitas keluarga atau histerotomi terbaru bisa menjadi faktor predisposisi.
Menstruasi retrogad (sel-sel endrometrium bergerak mundur melalui tuba palopi
memasuki rongga abdomen.
Penyebaran melalui system limpatik dan peredaran darah
Autoimun
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menarke dini
Siklus mentruasi singkat
Aliran darah haid lama
Kelainan uterus yang menyumbat aliran darah
Penggunaan IUD
Senggama selama haid
E. Patofisiologi
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi dinding rahim.
Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di
rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara
vagina dan rectum, juga di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular
seksual, sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah berhubungan
seksual atau tidak. Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita perlu memahami siklus
menstruasi. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya
pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan
dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba
falopii atau saluran telur. Apabila telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel
sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding
rahim inilah yang disebut dengan peristiwa menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh
hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal
proses. Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii
dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan
tumbuh di luar rahim.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui
pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru. Namun,
ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel
yang “salah letak”, dan dapat tumbuh menjadi endometrial implant kelak. Berbagai penelitian
masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik sehingga dapat
menentukan cara yang tepat untuk mengobatinya. Dalam kasus endometriosis, walaupun
jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi “imigran gelap” di rongga perut
seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan
endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut
endometrial implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal seperti saudaranya yang berada di
“tanah air”. Namun, bila endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar
menjadi darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga, mereka
membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di daerah perut)
cenderung makin lama makin parah. Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis
ini sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implant yang ada pada kita.
Walaupun demikian, endometrial implant yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita
kesakitan luar biasa apabila terletak di dekat saraf.
Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk satu lapisan
seperti dinding. Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid sebagai persediaan menerima
telur tersenyawa (embrio). Bagaimanapun jika tidak ada, dinding ini akan runtuh dan dibuang
sebagai haid.
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama seperti dalam rahim
dan berdarah setiap bulan. Oleh kerana selaput ini ada di tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh
keluar dari badan seperti lapisan endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan
menghasilkan bahan kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menyebabkan rasa sakit.
Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk benjolan atau kista
(kantung berisi cecair) dalam ovari.
F. Manifestasi Klinis
1. Nyeri siklik diabdomen bawah, vagina, pelvis posterior, dan punggung yang dimulai 5
sampai 7 hari sebelum mens, mencapai puncakanya saat hari perdarahan, dan
berlangsung selama 2 sampai 3 hari
2. Tanda dan gejala lai tergantung pada lokasi jaringan ektopik:
Kandung kemih; nyeri suprapubis ,disuria, hematuria
Serviks, vagina dan periternium: perdarahan dari endapan endometrial di area-area
tersebut saat mens.
Ovarium atau cul-de-sac: dispreunia yang menusuk dalam
Septum rektovaginal dan kolon: defekasi menyakitkan, perdarahan rektum saat
mens, nyeri di koksik atau sakrum.
Usus kecil dan apendiks: kram abdomal, mual dan muntah, yang semakin parah
sebelum mens.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laparoskopi digunakan untuk memastikan diagnosa dan menentukan stadium penyakit
sebelum penanganan dimulai.
Pemeriksaan pelvis dan uji papain colaou
Kuldo sentesis dapat menyingkap perdarah an intra abdominal yang berhubungan dengan
rupture spontan kista endometrium
Laparotomi
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Androgen, misalnya danazol, diberikan pada saat stadium 1 dan 2 (bentuk ringan dengan
endometria superfisial dan adhesiyang sangan tipis)bagi wanita yang ingin memiliki anak.
Progestin dan kontrasepsi hormonal juga bisa meringankan gejala.
Agonis hormonal pelepas-gonadtropin bisa menekan produksi estrogen, karena bisa membuat
perubahan atropik dijaringan endometrial ektopik dan bisa menyembuhkan.
Laparaskopi memungkinkan penguapan laser pada implan (diikuti dengan terapi hormon)atau
bisa digunakan untuk memicuadhesi lisis, membuang implan kecil, dan kauterisasi implam.
Pembedahan bisa dibutuhkan untuk mencegah kanker(jika ada gumpalan di ovarium)
Endometriosis parah munkin membutuhkan histerektomi abdomen total dan kemunkinan
salpingo-ooforektomi bilateral.
Laser atau elektro kauterisasi dan biopsy tujuannya menghentikan perkembangan lesi yang
ada dan mencegah pertumbuhan lesi baru ,mengurangi nyeri dan gejala lain, mempertahankan
kesuburan dan memvalidasi gejala.
Sinclair, Constance.Bukusaku kebidanan.2010.jakarta:EGC
I. KOMPLIKASI
Infertilitas
Rupture endrometrioma intrauterine
Obstruksi usus dan ureter
Arbortus spontan
Mandul
Taber , ben-zion. Kapitas elektake daruratan obstetric dan ginekologi. 1994. Jakarta : EGC
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan
emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
4. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
(Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta)
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran
penyakit.
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan
berkurang.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang
punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi ;
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon
hemodinamik) klien.
R/ untuk mendapatkan indicator nyeri.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.
R/untuk mendapatkan sumber nyeri.
c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan
metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien
rasakan.
R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri
sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat.
e. Jelaskan penyebab nyeri klien.
R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
g. Berikan pujian untuk kesabaran klien.
R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.
h. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol.
R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol
sebagai relaksan uterus.
4. IMPLEMENTASI
Melaksanakan semua renana keperawatan yang telah dibuat sesuai dengan diagnose
prioritas.
5. EVALUASI
Melakukan evaluasi dari seluruh tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan diagnosa
dan tercapainya kriteria hasil dari masing masing diagnosa.
BAB III
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan
pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di
ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon,
ureter dan pelvis.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:
1. Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur)
2. Teori sistem kekebalan
3. Teori genetik
Tanda dan gejala : Nyeri , Perdarahan abnormal, Keluhan buang air besar dan buang air kecil
Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan saja, terapi hormonal,
pembedahan dan radiasi
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini yang berisikan tentang pengertian, klasifikasi, penyebab,
patofisiologi, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, dan penanganan.
Penulis sadar bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi penulis pemakalah
sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca guna untuk pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA