Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS SELAMA PROSES INVOLUSI UTERI DI

BPM NY. YUNI WIDARYANTI Amd.Keb DESA SUMBER MULYO


KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG

(Midwifery Care Postpartum During the process of involution uteri In Bpm Ny. Yuni
Widaryanti Amd.Keb Desasumber Mulyo Jogoroto District of Jombang)

Achmada Nur Mazidah1, Erika Agung m2


1
Program Studi D3 KebidananStikesPemkabJombang
2
Program Studi D3 Kebidanan Stikes Pemkab Jombang

ABSTRAK

Pendahuluan : Masa nifas merupakan masa kritis bagi ibu. Dua jam pertama setelah persalinan merupakan
saat yang paling krisis bagi ibu. Berbagai komplikasi dapat dialami oleh ibu pada masa ini, dan bila tidak
tertangani dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tingginya Angka Kematian
Ibu. Oleh karena itu bidan tidak boleh meninggalkan pasien sendirian dalam 2 jam pertama pasca persalinan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu proses involusi uteri berjalan dengan baik sehingga ibu
dapat melalui masa nifas secara normal. Metode : Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi
kasus menggunakan dua subyek penelitian dengan masalah kebidanan yang sama yaitu ibuP10001 (primipara)2
Jam Postpartum. Tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi sesuai
dengan manajemen varney. Tempat penelitian di BPM Ny Yuniwidaryanti Amd, Keb. Penelitian ini
dilaksanankan pada tanggal 06 juli 2015 sampai 28 Juli 2015 Hasil : Berdasarkan penelitian didapatkan hasil
bahwa proses involusi berjalan baik dengan mengajari mobilisasi dini, IMD, senam nifas ditandai dengan
kontraksi uterus teraba keras, TFU tidak teraba berkisar antara hari ke 10 dan 12. Pembahasan :
pemantauan selama proses involusi uteri dengan mengajari ibu senam nifas secara rutin untuk membantu
pemulihan ibu pasca persalinan.

Kata Kunci : Nifas, Involusi Uteri

ABSTRACT

Introduction: The postpartum period is a critical period for the mother. Two hours after childbirth is the best
time of crisis for the mother. Various complications can be experienced by the mother during this time, and if
not handled properly will contribute greatly to the high maternal mortality rate. Therefore midwives should
not leave the patient alone in the first 2 hours after delivery. The purpose of this study is to help the uterine
involution process went so well that a mother can go through during childbirth as normal. Methods: This
research method is qualitative case study design using two research subjects with the same problem, namely
obstetrics ibuP10001 (primipara) 2 Hours Postpartum. Techniques of data collection by interview,
observation dandokumentasi accordance with varney. The place of research in Ny BPS Yuli Widaryanti Amd,
Wis. This study on 06 July 2015 through July 28, 2015 Results: Based on the research showed that the
process of involution goes well with the teaching of early mobilization, IMD, gymnastics puerperal uterine
contractions characterized by palpable hard, impalpable TFU ranged between day 10 and 12. Discussion:
monitoring during uterine involution process by teaching mothers postpartum gymnastics regularly to help
the recovery of the mother after delivery.

Keywords: Postpartum, involution uteri

PENDAHULUAN involusi uterus tidak berjalandengan baik


maka akan menimbulkan suatu keadaan
Masa nifas merupakan masa yang perlu yang disebut subinvolusi, dimana uterus
perhatian khusus karena proses involusi gagal untuk mengikuti pola normal involusi
uterus sangat penting dan harus berjalan atau proses involusi uterus tidak berjalan
dengan baik. Pada masa nifas terjadi proses dengan baik sehingga proses kontraksi uterus
involusi uterus yaitu kembalinya uterus terhambat. Ada beberapa hal yang
kedalam keadaan sebelum hamil dan terjadi menyebabkan terjadinya subinvolusi uterus
kontraksi pada uterus. Apabila proses salah satunya adalah sisa uri (plasenta),
mioma uteri, ibu tidak menyusui bayinya, yang tidak melakukan senam nifas
kurang mobilisasi, terdapat bekuan darah berdampak kurang baik seperti timbulnya
yang tidak keluar, terdapat sisa plasenta dan perdarahan atau infeksi dan banyak ibu nifas
selaput plasenta dalam uterus, tidak ada takut untuk bergerak sehingga menggunakan
kontraksi infeksi tonus otot perineum sudah sebagian waktunya untuk tidur terus menerus
lemah dan lain sebagainya. dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Insidensi subinvolusi uterus yang involusi uterus antara lain senam nifas,
menyebabkan terjadinya perdarahan mobilitas dini ibu post partum, inisiasi
postpartum pada negara maju sekitar 5% dari menyusu dini, gizi, psikologis dan faktor usia
persalinan sedangkan negara berkembang serta faktor paritas ( Rukiyah dkk,2010).
bisa mencapai 28% dari persalinan dan Senam nifas juga salah satu solusi
menjadi masalah utama dalam kematian ibu. yang mempengaruhi proses involusi uteri dan
Penyebab subinvolusi dan terjadinya sangat penting karena pengaruh gerakan otot
perdarahan postpartum terbesar 90% adalah – otot pada ibu nifas dapat membantu
atonia uteri, 7% adalah robekan jalan lahir, penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul
dan sisanya karena retensio plasenta serta yang mengalami trauma serta mempercepat
gangguan pembekuan darahsedangkan kembalinya bagian – bagian tersebut
penyebab kematian ibu diJawa Timur tahun kebentuk normal terutama kembalinya uterus
2010 yang terbesar karena subinvolusi uteri kebentuk semula.
sebesar 26,96% (DEPKES RI,2011). Inisiasi menyusu dini merupakan salah
Berdasarkan data dari Puskesmas satu faktor yang mempengaruhi involusi
Mayangan cakupan pelayanan ibu nifas di uterus karena saat menyusui terjadi
tahun 2014 adalah 103,34% angka ini sudah rangsangan dan dikeluarkannya hormon
mencapai target Puskesmas Mayangan 95% antara lain oksitosin yang berfungsi selain
dan cakupan pelayanan ibu nifas di tahun merangsang kontraksi otot-otot polos
2015 hingga bulan juni 50%. payudara, juga menyebabkan terjadinya
Berdasarkan laporan dari puskesmas kontraksi dan retraksi otot uterus. Hal ini
diketahui bahwa jumlah subinvolusi uteri akan menekan pembuluh darah yang
yang menyebabkan perdarahan postpartum di mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke
Kabupaten Jombang di bulan april tahun uterus. Proses ini membantu untuk
2014 dari 34 puskesmas angka kejadian mengurangi perdarahan (Rukiyah dkk,2010).
perdarahan postpartum 11 orang (DINKES Pada masa nifas ibu dianjurkan untuk
JOMBANG, 2014). melakukan mobilisasi dini.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
dilakukan oleh Handayani 2009 tentang terpenting pada fungsi fisiologis untuk
pengaruh senam nifas terhadap proses mempertahankan kemandirian.
involusi uteri di klinik allisa Ponorogo Jawa Penatalaksanan asuhan masa nifas (post
Timur didapatkan hasil 93% dengan partum) pada hari pertama yaitu 2 jam masa
melakukan senam nifas proses involusi ibu nifas seorang ibu harus segera melakukan
postpartum baik dan 17% involusi uterus mobilisasi untuk mengurangi pembekuan
kurang baik karena tidak melakukan senam darah pada vena dalam (deep vein) ditungkai
nifas. yang dapat menyebabkan masalah .
Berdasarkan studi pendahuluan di Mobilisasi yang dilakukan diantaranya
BPM Ny Yuni Widaryanti jumlah ibu nifas miring ke kiri atau ke kanan kemudian duduk
284 di tahun 2014 dan ibu nifas yang dan berdiri. Mobilisasi dini dapat mengurangi
mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas bendungan lochea dalam rahim,
262, Jadi cakupan pelayanan ibu nifas di meningkatkan peredaran darah sekitar alat
BPM Ny Yuni Widaryanti 92 % dan cakupan kelamin, mempercepat pengembalian alat
pelayanan ibu nifas di tahun 2015 mulai dari reproduksi ke keadaan semula (Maritalia,
bulan januari sampai juli 82,7%. 2012).
Pada ibu nifas kebanyakan tidak Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
langsung melakukan pergerakan setelah melakukan penelitian studi kasus mengenai “
melahirkan, mereka khawatir gerakan yang Asuhan Kebidanan selama proses involusi
dilakukan justru menimbulkan seperti nyeri uteri di BPM Yuni Widaryanti, Amd.Keb
dan perdarahan. Kenyataannya pada ibu nifas
Desa Sumber Mulyo Kecamatan Jogoroto Intervensi yang diberikan pada kedua
Kabupaten Jombang. kasus tersebut yaitu pemeriksaan TTV, TFU,
Kontraksi uterus, kandung kemih dan
METODE PENELITIAN perdarahan, mengajari ibu bagaimana menilai
kontraksi uterus dan perdarahan, serta
Metode penelitian ini adalah Karya bagaimana melakukan pemijatan (masase)
Tulis Ilmiah desain studi kasus menggunakan jika uterus lembek, Menganjurkan dan
dua subyek penelitian dengan masalah memberitahu ibu untuk tetap memeluk
kebidanan yang sama yaitu ibuP10001 bayinyaatau tetap melakukan IMD,Mengajari
(primipara)2 Jam Postpartum. Tehnik dan membantu ibu untuk miring kiri dan
pengumpulan data dengan cara wawancara, miring kanan, Mengajari ibu untuk
observasi dandokumentasi sesuai dengan melakukan senam nifas, Memenuhi
manajemen varney.Tempatpenelitian di BPM kebutuhan nutrisi pada ibu, Menganjurkan
NyYuniwidaryantiAmd, Keb. Penelitian ini pada ibu untuk mengosongkan kandung
dilaksanankan pada tanggal 06 juli 2015 kemihnya, , Memberitahu ibu tanda – tanda
sampai 28 Juli2015. perdarahan pada masa nifas,
Metode penelitian ini secara kualitatif Perbandingan, setelah dilakukan
dengan desain Studi Kasus yang dilakukan IMD, pemeriksaan TTV, TFU,kontraksi
dengan menggunakan pendekatan uterus, kandung kemih,dan perdarahan serta
manajemen asuhan kebidanan dengan mobilisasi, dan sebelum IMD, pemeriksaan
langkah-langakah pengkajian data, intepretasi TTV, TFU,kontraksi uterus, kandung
data dasar, diagnosa potensial, kebutuhan kemih,dan perdarahan serta mobilisasi serta
segera, intervensi, implementasi, evaluasi, sesuai kebutuhan ibu. Pada kasus 1 dan kasus
dan lembar observasi. Selain itu untuk 2 ibu bersedia melakukannya.
menjamin kebenaran data yang diperoleh saat Hasil atau Outcome, pada kasus 1 dan
penelitian menggunakan triangulasi dari 3 kasus II ibu sudah menyusui bayinya, ibu
sumber data utama yaitu pasien, bidan, dan sudah bisa melakukan mobilisasi miring
keluarga yang terkait dengan masalah kiri,miring kanan dan ibu juga bisa duduk,.
tersebut. Kedua responden dengan kriteria Berdasarkan hasil informasi bidan dan
yang sama yaitu, ibu primipara 2 jam post keluarga (nenek) mengatakan bahwa ibu
partum sampai dengan 14 hari Intervensi sudah bisa menyusui bayinya, miring kiri,
yang diberikan pada kedua responden miring kanan bahkan sudah bisa duduk.Bidan
meliputi mengajari ibu mobilisasi dini, IMD, membuktikan bahwa melakukan IMD,
senam nifas. mobilisasi dini dan senam nifas kontraksi
Dalam melakukan penelitian ini uterus teraba keras dan TFU 1 jari bawah
peneliti mendapatkan ijin penelitian dari pusat.
Institusi STIKES Pemkab Jombang,
kemudian surat ijin tersebut diajukan kepada 2) 6 jam Postpartum
BPM. Setelah mendapat ijin kemudian Patient, Kasus 1 dan kasus II P10001 2
peneliti mencari responden dan melakukan jam post partum, ibu mengatakan keadaannya
pendekatan kepada responden dengan sudah lebih baik tetapi masih nyeri pada luka
terlebih dahulu menjelaskan maksud dan bekas jahitan dan perutnya mules, kolostrum
tujuan penelitian yang akan dilakukan oleh sudah keluar, ibu mengatakan bahwa dirinya
peneliti. sudah bisa duduk, berdiri dan jalan – jalan .
Intervensi yang diberikan pada kedua
HASIL PENELITIAN kasus tersebut yaitupemeriksaan TTV, TFU,
Kontraksi uterus, kandung kemih dan
1) 2 jam Postpartum perdarahan, menganjurkan ibu untuk berjalan
Patient, Kasus 1 dan kasus II P10001 2 – jalan, memberitahu ibu untuk tidak tarak
jam post partum, ibu mengatakan bahwa makanan, hindari pedas saja, mengajari ibu
perutnya mules, nyeri pada bekas luka jahitan cara cebok yang benar yaitu dari depan ke
dan badanya merasa lelah setelah proses belakang, mengajari pada ibu cara menyusui
persalinan.Ibu juga mengatakan bahwa yang benar, menganjurkan ibu untuk
keadaannya sekarang tidak sedang menderita meneteki bayinya sesering mungkin,
penyakit apapun. memberi KIE pada ibu untuk banyak makan
– makanan yang mengandung protein dan kamarnya saja, ibu sudah melakukan senam
sayur – sayuran, mengajari ibu cara senam nifas, Berdasarkan hasil informasi dari
nifas pada 24 jam pertama pasca persalinan. keluarga (nenek) mengatakan bahwa ibu
Perbandingan, setelah dijelaskan dan masih takut melakukan aktivitas ibu hanya
sebelum dijelaskan, diberikan KIE dan diajari menyusui bayinya saja tidak melakkukan
senam nifas pada kasus 1 dan kasus II ibu aktivitas apapun. Sedangkan pada kasus 2 ibu
mengerti penjelasan yang diberikan dan sudah menyusui bayinya sesering
bersedia melakukan senam nifas sesuai mungkin,ibu juga sudah melakukan senam
dengan harinya. nifasnya sesuai dengan yag diajarkan,
Hasil atau Outcome, pada kasus 1 dan Berdasarkan hasil informasi dari keluarga
kasus II ibu sudah menyusui bayinya, ibu (nenek) mengatakan bahwa ibu memag
sudah bisa duduk, berdiri dan jalan – jalan, kurang istrahat. Kontraksi uteru teraba keras,
tidak tarak makanan dan bersedia diajari TFU 2 jari bawah pusat.
senam nifas. Berdasarkan hasil informasi
bidan dan keluarga (suami) mengatakan 4) Harike 4 (Pukul 09.00-10.00 WIB)
bahwa ibu sudah bisa menyusui bayinya, Patient, Kasus 1, ibu mengatakan
mau melakukan apa yang sudah dianjurkan . perutnya sedikit mules, kakinya bengkak, dan
Bidan mengetahui bahwa ibu sudah bisa ibu mengatakan sudah 3 hari belum bisa
menyusui bayinya dan melakukan aktivitas BAB. Berdasarkan hasil informasi dari sang
jalan – jalan. nenek bahwa ibumakanannya selama 3 hari
ini tidak memakan – makanan yang berserat
3) 24 jam Postpartum (Pukul 09.00- dan tidak melakukan aktivitas apapun tetapi
10.00 WIB) ibu melakukan senam nifas yang sudah
Patient, Kasus 1 P10001 24 post partum, diajarkan. Sedangkan Kasus 2, ibu
ibu mengatakankeadaannya baik tetapi mengatakan nyeri pada luka bekas jahitan
perutnya masih mules dan nyeri pada luka dan kakinya bengkak, ibu tidak sedang
bekas jahitan, ibu tidak melakukan aktivitas menderita penyakit apapun, ibu sudah bisa
apapun. Berdasarkan hasil informasi dari beraktivitas seperti biasa. Berdasarkan hasil
sang nenek bahwa ibu masih takut informasi dari sang nenek ibu sudah
melakukan aktivitas dan ibu hanya menyusui melakukan aktivitas seperti biasanya.
bayinya saja. Sedangkan Kasus 2 P10001 24 Intervensi yang diberikan pada kasus
post partum, ibu mengatakan keadaanya baik 1 yaitu Memberitahu informasi pada ibu
tetapi masih nyeri luka bekas jahitan, sedikit tentang pentingnya aktivitas dalam proses
pusing, ibu sudah bisa menyusui bayinya involusi uteri dan mengajari senam nifas
dengan benar, aktifitas yang dilakukan ibu serta banyak makan- makanan yang berserat
saat ini menyapu. Berdasarkan hasil dan menganjurkan ibu jika tidur posisi kaki
informasi dari sang nenek ibu memang sudah lebih tinggi dari pada kepala. sedangkan
melakukan aktivitas seperti menyapu. kasus 2 tetap memberikan KIE untuk selalu
Intervensi yang diberikan pada kasus merawat bayinya dengan baik dan selalu
1 yaitu Memberikan informasi pada ibu menjaga kesehatannya serta menganjurkan
tentang pentingnya aktivitas dalam proses ibu jika tidur posisi kaki lebih tinggi dari
involusi uteri dan mengajari senam nifas pada kepala.
untuk 3 hari pasca persalinan. Sedangkan Perbandingan,setelah dan sebelum
kasus 2 memberikan KIE untuk tetap diberi informasi, dijelaskan, dan diberikan
menjaga kesehatannya dan istirahat yang KIE, diajari senam nifas pada kasus 1 dan
cukup dan mengajari senam nifas. kasus II ibu mengerti penjelasan yang sudah
Perbandingan,setelah dijelaskan dan diberikan dan bersedia melakukan senam
sebelum dijelaskan, diberikan KIE dan diajari nifas sesuai dengan harinya.
senam nifas pada kasus 1 dan kasus II ibu Hasil atau Outcome, pada kasus 1 ibu
mengerti penjelasan yang sudah diberikan masih tetapberusaha untuk melakukan
dan bersedia melakukan senam nifas sesuai aktivitasnya dengan baik, ibu sudah
dengan harinya. melakukan senam nifas, dan ibu akan
Hasil atau Outcome, pada kasus 1 ibu melakukan yang sudah dianjurkan untuk
masih berusaha untuk melakukan kebaikan dirinya . Sedangkan pada kasus 2
aktivitasnya meskipun hanya menyapu ibu sudah melakukan semua yang sudah
dianjurkan dan melakukan senam nifas sesuai bengkak, ibu mengatakan bahwa dirinya
harinya. Dari kedua kasus tersebut hasil sudah bisa beraktivitas seperti
selama proses involusi masih sama biasa..Berdasarkan hasil informasi dari nenek
yaituKontraksi uteru teraba keras, TFU 2 jari ibu kurang istirahat karena semalam anaknya
bawah pusat. menangis terus - menerus.
Intervensi yang diberikan pada kasus
5) Harike 6 (Pukul 09.00-10.00 WIB) 1 yaitu hampir sama dengan post partum hari
Patient, Kasus 1, ibu ke-6 Memberitahu informasi pada ibu
mengatakankakinya masih bengkak. tentang pentingnya aktivitas dalam proses
Berdasarkan hasil informasi dari nenek involusi uteri dan mengajari senamnifas
bahwa ibumasih takut beraktivitas. serta menganjurkan ibu tetap berposisi jika
Sedangkan Kasus 2, ibu mengatakan Ibu tidur kaki lebih tinggi dari pada kepala.
mengatakan nyeri pada bekas luka jahitan , sedangkan kasus 2 tetap memberikan KIE
sedikit pusing dan kaki sedikit bengkak, Ibu untuk selalu merawat bayinya dengan baik
mengatakan saat ini tidak sedang menderita dan selalu menjaga kesehatannya, istirahat
penyakit apapun. Berdasarkan hasil informasi cukup, serta menganjurkan ibu jika tidur
dari nenek ibu kurang istirahat. posisi kaki lebih tinggi dari pada kepala.
Intervensi yang diberikan pada kasus Perbandingan, setelah dan sebelum
1 yaitu Memberitahu informasi pada ibu diberi informasi dan dijelaskan, diajari
tentang pentingnya aktivitas dalam proses senam nifas pada kasus 1, ibu mengerti
involusi uteri dan mengajari senam nifas penjelasan yang diberikan dan berusaha
serta banyak makan- makanan yang berserat melawan takutnya untuk beraktivitas dan
dan menganjurkan ibu jika tidur posisi kaki kasus II ibu mengerti penjelasan yang sudah
lebih tinggi dari pada kepala. sedangkan diberikan dan bersedia melakukan senam
kasus 2 tetap memberikan KIE untuk selalu nifas sesuai dengan harinya.
merawat bayinya dengan baik dan selalu Hasil atau Outcome, pada kasus 1 ibu
menjaga kesehatannya serta menganjurkan masih tetap berusaha untuk melakukan
ibu jika tidur posisi kaki lebih tinggi dari aktivitasnya dengan baik, ibu sudah
pada kepala. melakukan senam nifas yang sesuai harinya,
Perbandingan, setelah dan sebelum dan ibu akan melakukan yang sudah
diberi informasi, dijelaskan, dan diberikan dianjurkan untuk kebaikan
KIE, diajari senam nifas pada kasus 1 dan dirinya.Sedangkan pada kasus 2 ibu sudah
kasus II ibu mengerti penjelasan yang sudah melakukan semua yang sudah dianjurkan dan
diberikan dan bersedia melakukan senam melakukan senam nifas sesuai harinya.Dari
nifas sesuai dengan harinya. kedua kasus tersebut hasil selama proses
Hasil atau Outcome, pada kasus 1 ibu involusi ada perbedaan yaitu kasus 1
masih tetap berusaha untuk melakukan kontraksi uteru teraba keras, TFU 3 jari atas
aktivitasnya dengan baik, ibu sudah simfisis. Sedangkan kasus II Kontraksi
melakukan senam nifas, dan ibu akan ueterus teraba keras, TFU pertengahan pusat
melakukan yang sudah dianjurkan untuk simfisis.
kebaikan dirinya . Sedangkan pada kasus 2
ibu sudah melakukan semua yang sudah 7) Harike 10 (Pukul 09.00-10.00 WIB)
dianjurkan dan melakukan senam nifas sesuai Patient Kasus 1 dan kasus II, ibu
harinya. Dari kedua kasus tersebut hasil mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah
selama proses involusi masih sama yaitu bisa beraktivitas seperti biasa Ibu juga
kontraksi uterus teraba keras, TFU mengatakan bahwa keadaannya sekarang
pertengahan pusat simfisis. tidak sedang menderita penyakit apapun.
Intervensi yang diberikan pada kasus
6) Harike 8 (Pukul 09.00 -10.00 WIB) 1 dan kasus II yaitu Menganjurkan ibu untuk
Patient, Kasus 1, ibu tetap menjaga kesehatan bayinya dan tetap
mengatakankakinya masih bengkak. menjaga kondisi kesehatan ibunya serta
Berdasarkan hasil informasi dari nenek mengajari senam nifas untuk hari ke-12
bahwa ibumasihsangat takut beraktivitas. Perbandingan,setelah dan sebelum
Sedangkan Kasus 2, ibu mengatakan diberi informasi dan dijelaskan, diajari
kepalanya sedikit pusing dan kakinya sedikit senam nifas pada kasus 1 dan kasus II, ibu
mengerti penjelasan yang sudah diberikan memeberikan ASI eksklusif selama umur 6
dan bersedia melakukan senam nifas sesuai bulan, dan memberikan KIE pada ibu tentang
dengan harinya. alat kontrasepsi.
Hasil atau Outcome, pada kasus 1 dan Perbandingan, setelah dan sebelum
kasus II ibu sudah melakukan apa yang telah diberi informasi dan dijelaskan, pada kasus
disarankan dan ibu selalu menjaga kondisi 1 dan kasus II, ibu mengerti penjelasan yang
bayinya dan kesehatannya. Dari kedua kasus sudah diberikan dan bersedia untuk
tersebut hasil selama proses involusi ada melaksanakannya.
perbedaan yaitu kasus 1 kontraksi uterus Hasil atau Outcome, pada kasus 1 dan
teraba keras, TFU 1 jari atas simfisis, kasus II ibu sudah melakukan apa yang telah
dikarenakan ibu tidak melakukan aktivitas disarankan dan ibu selalu menjaga kondisi
sama sekalisemenjak masa nifas hari ke-1 bayinya dan kesehatannya serta selalu
sampai dengan hari ini, tetapi ibu masih memantau kapan waktunya imunisasi, ibu
melakukan senam nifas secara akan diskusikan dengan suami alat
rutin.Sedangkan kasus II, TFU tidak teraba kontrasepsi apa yang akan dipakainya. Dari
dikarenakan ibu selalu melakukan kedua kasus tersebut hasil selama proses
aktivitasnya dengan baik dan rutin involusi tidak ada perbedaan yaitu kasus 1
melakukan senam nifas. dan kasus II TFU tidak teraba

8) Harike 12 (Pukul 09.00-10.00 WIB) PEMBAHASAN


Patient Kasus 1 dan kasus II, ibu
mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah Dari hasil penelitian pada 2 jam
bisa beraktivitas seperti biasa Ibu juga postpartum, Inisiasi menyusui dini salah satu
mengatakan bahwa keadaannya sekarang faktor pendukung terjadi involusi uteri
tidak sedang menderita penyakit apapun. karena memberikan efek kontraksi pada otot
Intervensi yang diberikan pada kasus polos, Mobilisasi dini bertujuan
1 dan kasus II yaitu Menganjurkan ibu untuk mempercepat involusi uterus,melancarka
tetap menjaga kesehatannya dan memberikan pengeluaran lochea dan melancarkan fungsi
informasi tentang imunisasi, tetap alat kelamin. Senam nifas bertujuan untuk
memeberikan ASI eksklusif selama umur 6 mempercepat proses penyembuhan,
bulan. mencegah timbulnya komplikasi,
Perbandingan,setelah dan sebelum memulihkan dan menguatkan otot – otot
diberi informasi dan dijelaskan, pada kasus punggung, otot dasar panggul dan perut (
1 dan kasus II, ibu mengerti penjelasan yang Rukiyah dkk,2010). Dan pada 6 jam
sudah diberikan dan bersedia untuk postpartum, Aktivitas Merupakan suatu
melaksanakannya. gerakan yang dilakukan bertujuan untuk
Hasil atau Outcome, pada kasus 1 dan merubah posisi semula ibu berbaring, miring-
kasus II ibu sudah melakukan apa yang telah miring, duduk sampai berdiri sendiri setelah
disarankan dan ibu selalu menjaga kondisi beberapa jam melahirkan. Tujuan membantu
bayinya dan kesehatannya serta selalu menguatkan otot – otot perut, mengecangkan
memantau kapan waktunya imunisasi. Dari otot dasar panggul, memperlancar
kedua kasus tersebut hasil selama proses pengeluaran lochea , mempercepat involusi,
involusi tidak ada perbedaan yaitu kasus 1 melancarkan fungsi organ gastrointestinal
dan kasus II TFU tidak teraba dan organ perkemihan, memperlancar
peredaran sirkulasi darah (Dewi &
9) Harike 14 (Pukul 09.00–10.00 WIB) Sunarsih,2014).
Patient Kasus 1 dan kasus II, ibu Hasil pada 24 jam postpartum, Sesuai
mengatakan tidak ada keluhan, ibu sudah dengan teori menyebutkan bahwa dalam
bisa beraktivitas seperti biasa Ibu juga waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai
mengatakan bahwa keadaannya sekarang kurang lebih 1 cm diatas umbilicus.Dalam
tidak sedang menderita penyakit apapun. beberapa hari kemudian, perubahan involusi
Intervensi yang diberikan pada kasus berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira
1 dan kasus II yaitu Menganjurkan ibu untuk – kira 1 – 2 cm setiap 24 jam (Dewi &
tetap menjaga kesehatannya dan memberikan Sunarsih,2014). Dan hari ke 4 berdasarkan
informasi tentang imunisasi, tetap teori aktivitas Merupakan suatu gerakan yang
dilakukan bertujuan untuk merubah posisi perubahan normal pada uterus selama post
semula ibu berbaring, miring-miring, duduk partum hari ke-14 sudah tidak teraba lagi.Hal
sampai berdiri sendiri setelah beberapa jam ini menjelaskan bahwa Involusi uterus atau
melahirkan. Tujuan membantu menguatkan pengerutan uterus merupakan suatu proses
otot – otot perut, mengecangkan otot dasar dimana uterus kembali ke kondisi sebelum
panggul, memperlancar pengeluaran lochea , hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi
mempercepat involusi, melancarkan fungsi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses
organ gastrointestinal dan organ perkemihan, kembalinya uterus pada keadaan semula atau
memperlancar peredaran darah (Dewi keadaan sebelum hamil (Heryani,2012).
&Sunarsih, 2014). Hasil penelitian hari ke 6,
Senam nifas merupakan senam yang dilakukan KESIMPULAN DAN SARAN
pada ibu yang sedang menjalani masa nifas. Tujuan
senam nifas adalah mempercepat pemulihan KESIMPULAN
kondisi tubuh ibu setelah melahirkan,
mencegah komplikasi yang memungkinkan Setelah peneliti membahas tentang
terjadiselama masa nifas, memperkuat otot Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.
perut, otot dasar panggul, dan “H” danNy. “S” 2 jam post partum sampai
memperlancarkan sirkulasi pembuluh darah, dengan 14 hari, berdasarkan landasan teori
membantu memperlancar terjadinya involusi dan penerapan manajemen asuhan kebidanan
uteri (Dewi & sunarsih,2014). maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
Hasil penelitian hari ke 8, sesuai dan saran-saran yang mengacu pada
dengan teori kurangnya aktivitas dapat pembahasan.Sesuai dengan teori bahwa
memperlambat proses involusi perubahan – perubahan normal pada uterus
uteri,keuntungan dari mobilisasi atau selama post partum hari ke-14 sudah tidak
aktivitas adalah ibu merasa lebih sehat dan teraba lagi.Hal ini menjelaskan bahwa
kuat,Faal usus dan kandung kemih lebih baik, Involusi uterus atau pengerutan uterus
Kesempatan yang baik untuk mengajarkan merupakan suatu proses dimana uterus
ibu merawat bayinya,Tidak menyebabkan kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
pendarahan yang abnormal (Dewi & bobot hanya 60 gram. Pemantauan selama
Sunarsih, 2014). Hari ke 10, sesuai dengan proses involusi uteri dengan mengajari ibu
teori bahwa perubahan – perubahan normal senam nifas secara rutin untuk membantu
pada uterus Penurunan ukuran yang cepat ini pemulihan ibu pasca persalinan
direfleksikan dengan perubahan lokasi
uterus, yaitu uterus turun dari abdomen dan SARAN
kembali menjadi organ panggul.Segera
setelah kelahiran, tinggi fundus uteri (TFU) Disarankan bagi tenaga kesehatan
terletak sekitar 2/3-3/4 bagian atas antara khususnya bidan lebih meningkatkan
simfisis pubis dan umbilicus dalam beberapa keterampilannya dalam memberikan asuhan
jam. TFU tetap terletak kira-kira sejajar (atau kebidanan yaitu lebih sering mengingatkan
satu ruas jari dibawah) umbilicus selama satu dan mendampingi ibu nifas selama 2 jam
atau dua hari dan secara bertahap turun ke post partum pertama dan sampai 14 hari
dalam panggul sehingga tidak dapat di sesuai dengan hari kontrolnya serta
palpasi lagi di atas simfisis pubis setelah hari responden melakukan mobilisasi dini, IMD,
kesepuluh pascapartum (Heryani,2012). senamnifas. Sehingga pelayanan yang
Hasil penelitian hari ke 12, sesuai diberikan kepada klien bias lebih bermutu
dengan teori bahwa perubahan – perubahan dan lebih baik.
normal pada uterus selama post partum hari Diharapkan tempat pelayanan
ke-14 TFU sudah tidak teraba lagi tetapi pada kesehatan dapat memfasilitasi atau
kedua pasien ini hari ke-12 TFU sudah tidak memberikan kebijakan terhadap tenaga
teraba karena pasien rutin melakukan senam kesehatan untuk lebih memperhatikan
nifas, gizi yang baik, dan menyusui bayinya, pentingnya IMD, mobilisasi dini dan senam
sesuai dengan teori bahwa hal tersebut adalah nifas pada ibu nifas.Sehingga asuhan
faktor- faktor yang mempengaruhi involusi kebidanan dapat dilakukan sesuai dengan
uterus (Rukiyah dkk,2010). Dan hari ke 14, standar dan dapat memberikan hasil sesuai
sesuai dengan teori bahwa perubahan – dengan apa yang diharapkan.
Rukiyah, Aiyeyeh, dkk 2010. Asuhan
DAFTAR PUSTAKA Kebidanan Nifas. Jakarta:Trans Info
Media.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Maritalia, Dewi 2012. Asuhan Kebidanan
2011 Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang 2014. Pustaka Pelajar
Rekapitulasi Jumlah Perdarahan Dewi, Viviana, Nanny Li & Sunarsih, Tri
Postpartum April 2014. Diakses pada 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu
tanggal 18 Mei 2015 NIfas. Jakarta: Salemba Medika.
Heryani, Reni 2012. Asuhan Kebidanan
Nifas. Tim. Jakarta
.

Anda mungkin juga menyukai