Anda di halaman 1dari 29

INTOKSIKASI BROMETHALIN

LATAR BELAKANG
 Bromethalin adalah rodetisida neurotoksik kuat yang
dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam
mengendalikan kontraksi otot sehingga menyebabkan
kerusakan selubung mielin saraf dan akhirnya terjadi
penurunan impuls saraf dan kematian.

 Pada tahun 2004 dilaporkan ke 62 kasus pusat kendali


racun utama Amerika Serikat Bromethalin menyumbang
signifikan jumlah keracunan rodentisida.
RUMUSAN MASALAH
 Apa definisi intoksikasi?
 Apa definisi rodentisida?
 Apa definisi intoksikasi bromethalin?
 Bagaimana cara mengidentifikasi keracunan secara
umum?
 Bagaimana cara pemeriksaan Forensik pada korban
Intoksikasi bromethalin?
 Apa pemeriksaan penunjang pada Intoksikasi
bromethalin?
 Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan intoksikasi
secara umum dan intoksikasi bromethalin?
 Bagaimana aspek Medikolegal Intoksikasi bromethalin?
TUJUAN
 Tujuan Umum
 Mengetahui dan memahami tentang Intoksikasi bromethalin pada
Manusia

 Tujuan Khusus
 Mengetahui dan memahami definisi dari Intoksikasi
 Mengetahui dan memahami definisi dari Rodentisia
 Mengetahui dan memahami definisi dari Intoksikasi Bromethalin
 Mengetahui dan memahami bagaimana cara mengidentifikasi
keracunan secara umum.
 Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada Intoksikasi
bromethalin.
 Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan intoksikasi secara umum
dan intoksikasi bromethalin
 Mengetahui dan memahami aspek medikolegal Intoksikasi
bromethalin
MANFAAT
 Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Menambah pengetahuan mengenai pasien dengan
Intoksikasi bromethalin
 Manfaat bagi institusi di bidang forensik
Menambah pengetahuan mengenai tanda dan gejala
pasien dengan Intoksikasi bromethalin
 Manfaat bagi institusi dibidang hukum
Menambah pengetahuan mengenai mengenai tanda dan
gejala pasien dengan Intoksikasi bromethalin dalam
menunjang investigasi yang dilakukan oleh pihak
penegak hukum
DEFINISI
 Intoksikasi (Keracunan) merupakan masuknya suatu zat
ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan serta kematian. Keracunan akibat insektisida
sudah menjadi masalah seluruh dunia
CARA MASUK RACUN KE DALAM
TUBUH
1. Oral ( Ditelan )
2. Inhalasi ( Dihirup )
3. Injeksi ( Disuntik )
4. Acute Dermal Intoxication ( Lewat Kulit)
Kerja dan Efek Toksis
Dibagi menjadi 3 fase
1. Eksposisi
2. Toksikinetik
3. Toksodinamik
FASE EKSPOSISI
 Fase ini meliputi hancurnya bentuk sediaan obat, kemudian
zat aktif melarut, terdispersi molekular di tempat kontaknya.
Sehingga zat aktif berada dalam keadaan siap terabsorpsi
menuju sistem sistemik
FASE TOKSOKINETIK
 Fase dimana xenobiotika siap untuk diabsorpsi menuju aliran
darah atau pembuluh limfe, maka xenobiotika tersebut akan
bersama aliran darah atau limfe didistribusikan ke seluruh
tubuh dan ke tempat kerja toksik (reseptor). Pada saat yang
bersamaan sebagian molekul xenobitika akan
termetabolisme, atau tereksresi bersama urin melalui ginjal,
FASE TOKSODINAMIK
 Fase ini meliputi interaksi antara tokson dengan reseptor
(tempat kerja toksik) dan juga proses-proses yang terkait
dimana pada akhirnya muncul efek toksik/farmakologi
FAKTOR RISIKO
 Dosis
 Keadaan Lingkungan
 Keadaan fungsi organ yang kontak
 Sifat keasaman dari suatu zat(pH) dapat mempengaruhi
absorbsi dari suatu zat
 Keadaan fungsi organ yang berperan pada ekskresi dan
detoksifikasi
 Kepekaan pada seseorang
 Pajanan sebelumnya
 Faktor genetik
DOSIS LETAL
 Parameter yang digunakan untuk menilai efek keracunan
suatu racun terhadap mamalia dan manusia adalah nilai LD50
(Lethal dose 50%)
 Nilai LD50 yang tinggi (diatas 1000) menunjukan bahwa
pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi
manusia. LD50 yang rendah menunjukkan hal sebaliknya
Tabel 1. Kriteria dosis urutan daya toksisitas suatu bahan

Kriteria Dosis Dosis lethal peroral pada


manusia (bb:70Kg)

Praktis tidak >15g Seperempat galon


toksik
Sedikit toksik 5-15g/Kg 1/8 s/d ¼ galon

Toksik sedang 500-5000mg/Kg Satu sendok makan – 1/8 galon

Sangat toksik 50-500mg/Kg Satu sendok teh s/d 1 sendok


makan
Amat sangat 5-50mg/Kg 7 tetes s/d 1 sendok teh
toksik
Super toksik <5mg/Kg Kurang dari 7 tetes
 Sensitivitas manusia terhadap bromethalin belum pernah
dipelajari sebelumnya, dan LD50 pada manusia belum
diketahui. Pada sebuah case report menyatakan bahwa pasien
dengan skizofrenia sebelum meninggal kontak dengan delapan
paket rodentisida yang mengandung bromethalin.
 17 mg bromethalin (0,33mg/kg) pada orang dewasa
mengakibatkan perubahan status mental,
meningkatkan tekanan cairan serebrospinal, edema serebral,
dan kematian.
 Paparan bromethalin termasuk mual, muntah, diare, sakit
kepala, agitasi, mengantuk, dyspnea, tersedak, demam,
kehilangan nafsu makan dan gangguan pada mata
RODENTISIDA
DEFINISI

 Rodentisida merupakan salah satu golongan pestisida yang


digunakan membunuh hewan pengerat
 Hewan pengerat (Rodentia) antara lain didalamnya ialah
tupai, babi hutan, tikus dan hewan lainnya.
 Rodentia, manusia, anjing, dan kucing semuanya termasuk ke
dalam mamalia, sehingga efek kerja racun ditubuh sama
mekanismenya
JENIS – JENIS RODENTISIDA

Kecepatan kerja :
 Akut (bekerja cepat)
 Rodentisida akut adalah jenis racun yang menyebabkan kematian
setelah mencapai dosis letal dalam waktu 24 jam atau kurang

 Kronis (bekerja lambat)


 Racun kronis adalah racun yang bekerja secara lambat dengan
cara mengganggu metabolisme vitamin K serta mengganggu
proses pembekuan darah.
JENIS – JENIS RODENTISIDA

 Antikoagulan
 Rodentisida antikoagulan merupakan salah satu rodentisida
yang paling umum digunakan. Rodentsida jenis ini
dimetabolisme di hati dan di sekresikan dalam urin.
 Inorganik Rodentisia
1. Yellow Phosporus
2. Zinc phosphide
3. Thallium sulfate
Jenis lain dari Rodentisida :
 Red squill
 Bromethalin
BROMETHALIN

 Definisi : Brometalin merupakan sebuah racun tikus poten


yang bersifat neurotoksik dengan kerja cepat yang
dikembangkan pada tahun 1970-an untuk mengurangi
resistensi hewan pengerat.
MEKANISME BROMETHALIN
uncoupling/melepaskan adenosine
fosforilasi oksidatif triphosphate (ATP)

mengganggu fungsi pompa terganggunya saluran


saluran ion sodium potassium natrium / kalium

menyebabkan terganggunya
menyebabkan kerusakan selubung
saluran natrium / kalium yang
mielin saraf dan akhirnya terjadi
menyebabkan edema serebral
penurunan impuls saraf
dan peningkatan tekanan CSF
Jika tidak ditangani 24 – 36 jam akan
menyebabkan kematian
GEJALA INTOKSIKASI

 Hiperstimulasi
 Tremor
 Kejang
 Mual
 Hipertermia
 Paralisis
 Gagal Nafas
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
1. Anamnesis kontak antara korban dengan racun.
2. Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan
gejala dari keracunan racun yang diduga.
3. Dari sisa benda bukti harus dapat dibuktikan bahwa benda
bukti tersebut memang racun yang dimaksud.
4. Dengan bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau
kelainan yang sesuai dengan keracunan dari racun yang
diduga, serta dari bedah mayat tidak ditemukan adanya
penyebab kematian lain.
5. Analisia kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat
dibuktikan adanya racun serta metabolitnya dalam tubuh atau
cairan tubuh korban serta sistemik
PEMERIKSAAN OTOPSI ( LUAR )
Cek Bau
• Bau sangat khas pada kematian yang disebabkan oleh racun

Cek ceceran muntah pada baju korban


• Dapat ditentukan apakah racunnya diminum sendiri atau karena
dipaksa orang lain

Cek ada tidaknya keberadaan buih

Cek tanda - tanda asfiksia


PEMERIKSAAN OTOPSI ( DALAM )
 Pembukaan rongga tengkorak
Perhatikan bau yang keluar dan warna pada jaringan otak.
 Penggunaan rongga dada
Akan tampak oedem paru, kongesti paru, terdapat pula
bintik perdarahan pada pleura dan pericardium dan kadang
paru terisi material yang terjadi akibat aspirasi muntahan.
 Pembukaan rongga perut

 Analisis toksikologi
Untuk mengkonfirmasi penyerapan bromethalin, sampel
jaringan termasuk adiposa, hati, ginjal, dan otak diajukan
untuk evaluasi toksikologi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
1. Jika kontak dengan kulit, lepaskan pakaian yang terkontaminasi
dan bersihkan area yang terkena secara menyeluruh dengan
sabun dan air mengalir selama 15 -20 menit. Seorang dokter
mungkin perlu memeriksa area tersebut jika terjadi iritasi atau
nyeri tetap ada setelah mencuci.
2. Jika kontak dengan mata, bersihkan mata dengan membuka
kelopak mata. Lakukan irigasi dengan air bersih selama minimal
15 menit. Sampai dirasakan tidak ada lagi bahan yang tertinggal.
Segera bawa ke dokter mata bila iritasi, nyeri, bengkak,
lakrimasi, atau fotofobia menetap setelah 15 menit irigasi
3. Jika tertelan, berikan air sebanyak 250 ml (dewasa) atau
15ml/Kg berat badan (anak), dan jangan merangsang muntah.
Segera bawa ke Rumah sakit.
4. Jika terhirup pastikan pernapasan korban lancar. Jika ada gejala
penyakit yang terjadi selama menghirup dari semprotan, segera
hindari korban dari bahan kontak minimal 2 – 3 hari.
ASPEK MEDIKOLEGAL
 pasal 133 ayat (1) KUHAP :
“Dalam penyidikan untuk peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwewenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya”
 pasal 1 butir 28 KUHAP
“ Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusu tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan”
TINDAK PIDANA

Anda mungkin juga menyukai