LATAR BELAKANG
Bromethalin adalah rodetisida neurotoksik kuat yang
dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam
mengendalikan kontraksi otot sehingga menyebabkan
kerusakan selubung mielin saraf dan akhirnya terjadi
penurunan impuls saraf dan kematian.
Tujuan Khusus
Mengetahui dan memahami definisi dari Intoksikasi
Mengetahui dan memahami definisi dari Rodentisia
Mengetahui dan memahami definisi dari Intoksikasi Bromethalin
Mengetahui dan memahami bagaimana cara mengidentifikasi
keracunan secara umum.
Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada Intoksikasi
bromethalin.
Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan intoksikasi secara umum
dan intoksikasi bromethalin
Mengetahui dan memahami aspek medikolegal Intoksikasi
bromethalin
MANFAAT
Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Menambah pengetahuan mengenai pasien dengan
Intoksikasi bromethalin
Manfaat bagi institusi di bidang forensik
Menambah pengetahuan mengenai tanda dan gejala
pasien dengan Intoksikasi bromethalin
Manfaat bagi institusi dibidang hukum
Menambah pengetahuan mengenai mengenai tanda dan
gejala pasien dengan Intoksikasi bromethalin dalam
menunjang investigasi yang dilakukan oleh pihak
penegak hukum
DEFINISI
Intoksikasi (Keracunan) merupakan masuknya suatu zat
ke dalam tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan serta kematian. Keracunan akibat insektisida
sudah menjadi masalah seluruh dunia
CARA MASUK RACUN KE DALAM
TUBUH
1. Oral ( Ditelan )
2. Inhalasi ( Dihirup )
3. Injeksi ( Disuntik )
4. Acute Dermal Intoxication ( Lewat Kulit)
Kerja dan Efek Toksis
Dibagi menjadi 3 fase
1. Eksposisi
2. Toksikinetik
3. Toksodinamik
FASE EKSPOSISI
Fase ini meliputi hancurnya bentuk sediaan obat, kemudian
zat aktif melarut, terdispersi molekular di tempat kontaknya.
Sehingga zat aktif berada dalam keadaan siap terabsorpsi
menuju sistem sistemik
FASE TOKSOKINETIK
Fase dimana xenobiotika siap untuk diabsorpsi menuju aliran
darah atau pembuluh limfe, maka xenobiotika tersebut akan
bersama aliran darah atau limfe didistribusikan ke seluruh
tubuh dan ke tempat kerja toksik (reseptor). Pada saat yang
bersamaan sebagian molekul xenobitika akan
termetabolisme, atau tereksresi bersama urin melalui ginjal,
FASE TOKSODINAMIK
Fase ini meliputi interaksi antara tokson dengan reseptor
(tempat kerja toksik) dan juga proses-proses yang terkait
dimana pada akhirnya muncul efek toksik/farmakologi
FAKTOR RISIKO
Dosis
Keadaan Lingkungan
Keadaan fungsi organ yang kontak
Sifat keasaman dari suatu zat(pH) dapat mempengaruhi
absorbsi dari suatu zat
Keadaan fungsi organ yang berperan pada ekskresi dan
detoksifikasi
Kepekaan pada seseorang
Pajanan sebelumnya
Faktor genetik
DOSIS LETAL
Parameter yang digunakan untuk menilai efek keracunan
suatu racun terhadap mamalia dan manusia adalah nilai LD50
(Lethal dose 50%)
Nilai LD50 yang tinggi (diatas 1000) menunjukan bahwa
pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi
manusia. LD50 yang rendah menunjukkan hal sebaliknya
Tabel 1. Kriteria dosis urutan daya toksisitas suatu bahan
Kecepatan kerja :
Akut (bekerja cepat)
Rodentisida akut adalah jenis racun yang menyebabkan kematian
setelah mencapai dosis letal dalam waktu 24 jam atau kurang
Antikoagulan
Rodentisida antikoagulan merupakan salah satu rodentisida
yang paling umum digunakan. Rodentsida jenis ini
dimetabolisme di hati dan di sekresikan dalam urin.
Inorganik Rodentisia
1. Yellow Phosporus
2. Zinc phosphide
3. Thallium sulfate
Jenis lain dari Rodentisida :
Red squill
Bromethalin
BROMETHALIN
menyebabkan terganggunya
menyebabkan kerusakan selubung
saluran natrium / kalium yang
mielin saraf dan akhirnya terjadi
menyebabkan edema serebral
penurunan impuls saraf
dan peningkatan tekanan CSF
Jika tidak ditangani 24 – 36 jam akan
menyebabkan kematian
GEJALA INTOKSIKASI
Hiperstimulasi
Tremor
Kejang
Mual
Hipertermia
Paralisis
Gagal Nafas
PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
1. Anamnesis kontak antara korban dengan racun.
2. Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan tanda dan
gejala dari keracunan racun yang diduga.
3. Dari sisa benda bukti harus dapat dibuktikan bahwa benda
bukti tersebut memang racun yang dimaksud.
4. Dengan bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau
kelainan yang sesuai dengan keracunan dari racun yang
diduga, serta dari bedah mayat tidak ditemukan adanya
penyebab kematian lain.
5. Analisia kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat
dibuktikan adanya racun serta metabolitnya dalam tubuh atau
cairan tubuh korban serta sistemik
PEMERIKSAAN OTOPSI ( LUAR )
Cek Bau
• Bau sangat khas pada kematian yang disebabkan oleh racun
Analisis toksikologi
Untuk mengkonfirmasi penyerapan bromethalin, sampel
jaringan termasuk adiposa, hati, ginjal, dan otak diajukan
untuk evaluasi toksikologi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA
1. Jika kontak dengan kulit, lepaskan pakaian yang terkontaminasi
dan bersihkan area yang terkena secara menyeluruh dengan
sabun dan air mengalir selama 15 -20 menit. Seorang dokter
mungkin perlu memeriksa area tersebut jika terjadi iritasi atau
nyeri tetap ada setelah mencuci.
2. Jika kontak dengan mata, bersihkan mata dengan membuka
kelopak mata. Lakukan irigasi dengan air bersih selama minimal
15 menit. Sampai dirasakan tidak ada lagi bahan yang tertinggal.
Segera bawa ke dokter mata bila iritasi, nyeri, bengkak,
lakrimasi, atau fotofobia menetap setelah 15 menit irigasi
3. Jika tertelan, berikan air sebanyak 250 ml (dewasa) atau
15ml/Kg berat badan (anak), dan jangan merangsang muntah.
Segera bawa ke Rumah sakit.
4. Jika terhirup pastikan pernapasan korban lancar. Jika ada gejala
penyakit yang terjadi selama menghirup dari semprotan, segera
hindari korban dari bahan kontak minimal 2 – 3 hari.
ASPEK MEDIKOLEGAL
pasal 133 ayat (1) KUHAP :
“Dalam penyidikan untuk peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwewenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya”
pasal 1 butir 28 KUHAP
“ Keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusu tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan”
TINDAK PIDANA